Anda di halaman 1dari 8

Pendahuluan, kabhanci dan

pemilihan pendamping hidup,


kabhanci dan persaudaraan, kabhanci
dan fakta sosial

Rahman, S. Pd., M.Hum.


Fakultas Ilmu Budaya UHO
Pogram Studi Sastra Indonesia

Pendahuluan
Ciacia Laporo sebagai salah satu wilayah

kadhie dalam Kesultanan Buton memiliki


entitas kehidupan sosial yang tinggi
Hal itu tergambar dalam falsafah hidup
masyarakat Ciacia Laporo tadhe atadhea,
hogha ahoghaa ( berdiri sama tinggi, duduk
sama rendah)
Dewasa ini, sebagian masyarakat Ciacia
Laporo mengalami degradasi berpikir.
Fenomena di atas merupakan fenomena sosial
masyarakat Ciacia Laporo yang kontradiktif
sepanjang sejarah dan peradabannya yang
harus kita refleksi kembali.
Agar dapat diketahui bagaimana fenomena
sosial masyarakat Ciacia Laporo digambarkan
dalam kabhanci, tulisan ini dilakukan dengan
studi pustaka dan studi lapangan

Kabhanci dan Pemilihan


Pendamping Hidup
Kabhanci mencitrakan berbagai segi kehidupan

masyarakat Ciacia Laporo termasuk masalah


pemilihan pendamping hidup.
Masalah pemilihan pendamping hidup bagi
masyarakat Ciacia Laporo merupakan masalah yang
signifikan yang harus dipikirkan. Hal itu
digambarkan dalam kabhanci berikut
Wanggawu koli potonda
Wanggawu koli potonda
Wanggawu koli potonda
Itapo wande bheleno gunu

Wanggawu jangan dituntun


Wanggawu jangan dituntun
Wanggawu jangan dituntun
Kita lihat dulu condongnya gunung

Kabhanci ini memberikan peringatan kepada masyarakat


Ciacia Laporo agar berhati-hati ketika memilih
pendamping hidup

Diera sekarang, pemilihan pendamping hidup pada

masyarakat Ciacia Laporo juga didasarkan pada


fisik, harta, dan pekerjaan

Kabhanci dan Persaudaraan


Masalah persaudaraan bagi masyarakat Ciacia

Laporo merupakan masalah yang fundamental


Masalah persaudaraan dalam masyarakat Ciacia
Laporo digambarkan dalam kabhanci berikut

Eeee
Sangia uwe nolingkumo kaasi
Sangia uwe nolingkumo ladhiasangi
Mpiamo lalono mia waumbe saghanomo

Eeee
Sedang air sudah berombak
Sedang air sudah berombak
Apalagi hati orang

Kabhanci di atas menggambarkan bahwa hubungan

antar sesama manusia sangat penting. Dalam proses


hubungan antara sesama manusia, sikap saling
memahami dan tidak saling menyakiti merupakan
hal yang disaratkan dalam kabhanci di atas
Manusia disamping sebagai makhluk individu, juga
sebagai makhluk sosial
Falsafah hidup masyarakat Ciacia Laporo yang
diungkapkan dalam tradisi maataa ( pesta adat)
yaitu poganta-ganta isi, poganta-ganta buku (saling
berbagi baik isi maupun tulang)
Diera sekarang, penerapan falsafah hidup dalam
masyarakat Ciacia Laporo masih teraplikasi

Kabhanci dan Fakta Sosial


Kabhanci dalam masyarakat Ciacia Laporo dijadikan

sebagai media untuk memberikan nasihat, sindiran


terhadap suatu perilaku, percintaan dsb.
Dalam penyampaiannya, banyak menggunakan
perumpamaan dari alam, tumbuhan, dan makhluk lain
agar seorang manusia merenug dan memperbaiki
dirinya. Hal ini tercermin dalam kabhanci berikut

Kacu-kacukano dhaempa
Kacu-kacukano dhaempa
Kacu-kacukano dhaempa
Nombule lae nopagha dhunge-dhunge
Ikomba-komba ilagaga
Ikomba-komba ilagaga
Ikomba-komba ilagaga
Noganalae kambano sau

kera-kerasnya melinju
keras-kerasnya melinju
keras-kerasnya melinju
dia kembali muda

kupu-kupu di tangkai bunga


kupu-kupu di tangkai bunga
kupu-kupu di tangkai bunga
semua bunga kayu dicicipinya

Dari dua bait kabhanci di atas perumpamaan yang

mengambil dari alam sangatlah tampak


Penutur mengambil tumbuhan dan hewan sebagai
perumpamaan
Kabhanci di atas dilantunkan oleh penabuh gendang
untuk mengiringi tari linda dan ngibi dalam tradisi
maataa dan pesta perkawinan. Jenis kabhanci adalah
kabhanci mangu-mangu

Lanjutan
Selain masalah di atas, kabhanci juga

menggambarkan bagaimana keberadaan


masyarakat Ciacia Laporo sebagai masyarakat
pelayar
Eeeeeee
O pindongo lele kaasi
O pindongo lele wadhia sange padhae no dhane
Nodhanee bhangka bundo waumbe saghanomo
terjemahan:
Eeeeee..e
Saya dengar kabar kasian
Saya dengar kabar
Ada perahu yang datang

Kabhanci di atas merupakan kabhanci yang

dilantunkan untuk mengungkapkan kedalaman


cinta seorang pemuda kepada seorang pemudi
Kabhanci dilantunkan ketika sesudah makan dalam
tradisi maataa dan pada saat menanam jagung.
Jenis kabhancinya adalah kabhanci kambata

Penutup
Kabhanci dalam masyarakat Ciacia Laporo sarat

dengan nilai-nilai kerifan lokal


Nilai-nilai kearifan lokal itu kemudian menjadikan
masyarakat Ciacia Laporo untuk menjadikan
kabhanci sebagai media sosial untuk
menyampaikan gagasan atau pemikirannya
Dalam menyampaikan nasihat, sindiran, dan
fenomena sosial yang ada, masyarakat Ciacia Laporo
tidak secara langsung disampaikan
Masyarakat Ciacia Laporo menggunakan sindiran
lewat kabhanci yang kemudian siapa saja yang
menjadi sasaran kabhanci merenung dan merefleksi
dirinya
Kabhanci dijadikan sebagai media untuk
menentukan pendamping hidup, membina
persaudaraan, kebersamaan, dan keadilan
Kabhanci dalam masyarakat Ciacia Laporo ada tiga
jenis yaitu kabhanci mangu-mangu, kambata, dan
bhatanda
Jika kita sepakat bahwa kabhanci sebagai media
sosial masyarakat Ciacia Laporo dan sarat dengan
nilai kearifan lokal, maka kita harus memikirkan
langkah apa yang harus ditempuh agar eksistensi
kabhanci tetap dipertahankan

Sekian dan Terima kasih

Terima kasih atas

perhatiannya!

Anda mungkin juga menyukai