Anda di halaman 1dari 26

BAB.

KRISTALOGRAFI

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri


dari kristal

terutama

perkembangan,

pertumbuhan, kenampakkan bentuk

luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.


-

Sifat Geometri. memberikan pengertian letak, panjang dan

jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu bentuk kristal


tertentu dan jumlah serta
-

bentuk luar yang membatasinya.

Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa

disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang


pada situasi permukaan, juga mempelajari kombinasi antara
satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih
dalam satu sistem kristalografi,

ataupun dalam arti kembaran

dari kristal yang terbentuk kemudian.


-

Struktur dalam. membicarakan susunan dan jumlah sumbu-

sumbu kristal
-

juga menghitung parameter dan parameter rasio.

Sifat fisis kristal. sangat tergantung pada struktur (susunan

atom-atomnya). Besar kecilnya kristal tidak mempengaruhi,


yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang kristal,
sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotropy dan tembus air
serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu


dan teratur.
Bahan padat homogen. biasanya anisotropy dan tembus air, mengandung
pengertian ;
-

Tidak termasuk didalamnya cair dan gas.

Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh
proses- proses fisika.

Menuruti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti


hukum geometri, mengandung pengertian :
-

Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap

Macam bentuk dari bidang kristal tetap

Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang


tetap.

1. GEOMETRI KRISTALOGRAFI
1.1. Sumbu dan Sudut Kristalografi
Sumbu Kristalografl, ialah suatu garis lurus yang dibuat melalui

pusat

kristal.
Kristal mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan tebal
atau tinggi.

Tetapi

dalam

penggambarannya

dibuat

dimensi

sehingga digunakan proyeksi orthogonal.

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

C+

Sumbu a

: sumbu yang tegak


lurus pada bidang

kertas.

ab+

a+

Sumbu b

: sumbu horizontal
pada bidang kertas.

Sumbu c

: sumbu yang vertikal


pada bidang kertas.

CGambar 1.1

Sudut Kristalografi, adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbusumbu Kristalografi pada titik potong (pusat kristal).
-

Sudut ialah sudut yang dibentuk antara Sb b dan Sb c

Sudut ialah sudut yang dibentuk antar Sb a dan Sb c

Sudut ialah sudut yang dibentuk antara Sb a dan Sb b

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

1.2. Tujuh prinsip letak bidang kristal terhadap susunan salib sumbu
Kristalografi

1.3. Sistem Kristalografi


Sistem Kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, ini didasarkan kepada
a. Perbandingan panjang sumbu-sumbu Kristalografi
b Letak atau posisi sumbu Kristalografi
c. Jumlah sumbu Kristalografi

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

d. Nilai sumbu C atau sumbu vertikal


1.3.1. Sistem Regular
(Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)
C+

Ketentuan:
Sumbu a = b = c
30o

b+

Sudut = = = 90

Karena Sb a = Sb b = Sb c
Disebut juga Sb a
Cara menggambar :

Gambar 1.3.1

A+ ^ b- = 30
A;b:c:=1:3:3

1.3.2. Sistem Tetragonal


(Quadratic)
ketentuan:

C+

Sb a = b = c
Sudut = = = 90
30o

a+

b+

Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a Sb


c bisa lebih panjang atau lebih pendek
dari atau b. Sb c lebih panjang dari Sb a
dan

Sb

disebut

bentuk

Columnar

(Panjang) sumbu c lebih pendek dari


Gambar 1.3.2

sumbu a b disebut bentuk stout (gemuk)

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

Cara menggambar :
a= ^ b- = 30
a:b:c=1:3:6

1.3.3. Sistem Hexagonal


Ketentuan:
Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d
Sumbu a = b = d = c
Sudut 1 = 2 = 3 = 90
Sudut 1 = 2 = 3 = 120
Sb a, b dan d terletak dalam bidang
horizontal dan membentuk sudut 60.
Sb c dapat lebih panjang atau lebih
Gambar 1.3.3

pendek dari Sb a.

Cara menggambar :
a+ ^ b- = ditentukan kemudian
b+ ^ d- = 40
b : Dd : c = 1 : 3 : 6
posisi dan satuan panjang a dibuat dengan memperhatikan Sb b dan sb d

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

gambar 1.3.3.

cara menarik sumbu a pada sistem hexagonal dan trigonal, (i) orde I , (ii) orde
II, (iii) orde III.
1.3.4. Sistem Trigonal
(Rhombohedral)

Ketentuan :
Sumbu a = b = b = c
Sudut 1 = 2= 3 = 90
Sudut 1 = 2= 3 = 120

Gambar 1.3.4

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

Cara menggambar :
Sama dengan sistem hexagonal, perbedaannya harga Sb c bernilai 3
Penarikan Sb a dengan pada sistem hexagonal.

1.3.5. Sistem Orthorhombic


(Rhombic = Prismatic = Trimetric)
C+

Ketentuan:
Sumbu a = b = c
Sudut = = = 90
o

30

b+

Sb c adalah sumbu terpanjang


Sb a adalah sumbu terpendek
Sb a disebut Sb Brachi
Sb b disebut Sb macro

Gambar 1.3.5

Sb c disebut Sb Basal / Vertikal

Cara menggambar :
a+ ^ b- = 30o
a : b : c : sembarang
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek

1.3.6. SISTEM MONOKLIN

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

(Oblique = Monosymetric = Clonorhombic = Hemiprismatik


= Monoclonihedral)
Ketentuan:

C+

Sumbu a = b = c
Sudut = = 90 = 90
45o

b+

a+

Sb a disebut Sb Clino
Sb b disebut Sb Ortho
Sb c disebut Sb Basal / Vertikal

Gambar 1.3.6

Cara Menggambar :
a+ ^ b- = 45
a : b : c : sembarang
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek

1.3.7. Sistem Triklin

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

(Anorthic = Asymetric = Clinorhombohidral)

Gambar 1.3.7
Cara Menggambar :
a+ ^ b- = 45
B+ ^ c- = 80
1.4.

Simbol Kristalografi
1.4.1. Parameter dan Parameter Rasio

Parameter Bidang hkl :


Oh

= 1 bagian

Ok

= 3 bagian

Ol

= 6 bagian

Parameter Rasio Bidang hkl :


O : ok : ol = 1 : 3 : 6
Gambar 1.4.1

1.4.2. Simbol Weiss dan Simbol Miller


Bagian yang terpotong

Simbol Weiss =

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

Satuan ukur

10

Satuan ukur

Simbol Miller =

Bagian yang terpotong

Simbol Weiss dipakai dalam penggambaran kristal ke dalam bentuk proyeksi


orthogonal dan proyeksi stereografis.
Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu kristal.
Contoh:
Bidang hkl tersebut kita gambarkan dalam susunan salib sumbu sistem reguler,
maka bidang hkl tersebut memotong :
- Sb a pada 1 bagian a+
- Sb b pada 1 bagian b+
- Sb c pada 2 bagian c+
Maka :
Simbol Weiss

Simbol Miller

A:b:c
1/1 : 1/1 : 2/1
(1 1 2 --- 1/1

1/1 1/2 --- (2 2 1)

Contoh lain :
(1

) --- 1/1 1/

(2 3 1) --- 1/2 1/3 1/1

1/

--- (1 0 0)

1/1 indises
--- (3
2 6) dari
Harga
MILLER

seberapa

bidang tegak pada suatu KUBUS. Bidang


(210)

terietak

diantara

bidang

KLMN

(110) dan bidang IJKL (100). Bidang


KJNO

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

indises

MILLER-nya

bidang JIMN (010)

(001)

dan
11

Gambar 1.4.2.

2. KLAS SIMETRI
Pengelompokkan dalam klas simetri didasarkan pada :
1, Sumbu Simetri
2. Bidang Simetri
3. Titik Simetri atau pusat simetri
2.1 .Sumbu Simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana
apabila kristal tersebut diputar sebesar 360 dengan garis tersebut sebagai
poros putarannya, maka pada kedudukan tertentu, kristal

tersebut

akan

menunjukkan kenampakan-kenampakan seperti semula.

Ada 4 jenis sumbu simetrl yaitu :

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

12

1. Sumbu Simetri Gyre


2. Sumbu Simetri Gyre polair
3. Sumbu cermin putar
4. Sumbu Inversi putar
2.1.1. Sumbu Simetri Gyre
Sumbu Simetri gyre berlaku bila kenampakkan (konfigurasi) satu
sama lain pada kedua belah pihak/kedua ujung sumbu sama.
Dinotasikan dengan huruf L (linear) atau g (gyre). Penulisan nilai
pada kanan atas atau kanan bawah.
Contoh:
L 4 = L 4 = g4 = g 4
Digyre (L2 = l2 g2 = g2)

Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu


tersebut sebagai poros putarannya, akan
muncul 2 (dua) kali kenampakkan yang
sama.

Gambar 2.1.1.1.

Trigyre (L3 = L3 = g3 = 93)

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

13

Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu


tersebut sebagai poros putarannya, akan
muncul 3 (tiga) kali kenampakkan yang
sama.

Gambar 2.1.1.2

Tetagyre (L4 = L4 = g4 = g4)

Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu


tersebut sebagai poros putarannya, akan
muncul 4 (empat) kali kenampakkan yang
sama.
Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu
tersebut sebagai poros putarannya, akan
muncul 4 (empat) kali kenampakkan yang
sama.
Gambar 2.1.1.3

Apabila kristal diputar 360 dengan sumbu


tersebut sebagai poros putarannya, akan
muncul
6 (enam) kali kenampakkan yang
Hexagyre (L6 = L6 = g6 =
g6)
sama.
Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

14

Gambar 2.1.1.4
2.1.2. Sumbu Simetri Gyre Polair
Sumbu

simetri

merupakan

sumbu

simetri

Gyre

polair, apabila

kenampakkan (konfigurasi) satu sama lain pada kedua belah pihak


berbeda / tidak sama. Jika pada salah satu sisinya berupa sudut
atau corner maka pada sisi lainnya berupa bidang atau plane,
Dinotasikan dengan huruf L (linear) atau g (gyre)
Contoh : L2 = g2

i
Keterangan

(i)

iii
ii
Digyre
polair (L2 = g2)

iv

Gambar 2.1.2
2.1.3. Sumbu cermin Putar (Gyroide)

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

15

Dinotasikan dengan huruf "S" (Spiegel Axepy = sumbu Spiegel sumbu


cermin putar didapatkan dari kombinasi suatu perputaran dimana

sumbu

tersebut sebagai porosnya. dengan pencerminan ke arah suatu bidang cermin


putar yang tegak lurus dengan sumbu

tersebut. Bidang cermin ini disebut

dengan cermin putaran atau bidang normal. Macam-macam Gyroide:

Dygyroide S2)

Trigyriode (S3)

Tetragyroide (S4)

Hexagyroide (S6)

2.1.4 Sumbu Inversi Putar


Sumbu ini merupakan hasil perputaran dengan sumbu tersebut sebagai
poros putarnya, dilanjutkan dengan menginversikan (membalik)

melalui

titik/pusat simetri pada sumbu tersebut (Sentrum inversi)


Cara penulisannya : 4, 6 sebagainya.
Sering pula dituliskan dengan huruf "L". kemudian di sebelah kanan
atas ditulis nilai sumbu dan kanan bawah ditulis i.
Misal : L41, L61,

dan sebagainya.

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

16

Gambar2.1.4.

Gambar 2.1.4 :

(i) Sumbu inversi putar bernilai 2


(ii) Sumbu inversi putar bernilai 3
(iii) Sumbu inversi putar bernilai 4
(iv) Sumbu inversi putar bernilai 6

2.2. Bidang Simetri


Bidang simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal
dan membelah kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian
yang satu merupakan pencerminan dari bagian belahan yang lain.
Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror)
Bidang simetri dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
2.2.1 Bidang Simetri Utama
bidang Simetri Utama ialah merupakan bidang yang dibuat melalui 2
buah sumbu simetri utama kristal dan membagi bagian yang same
Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu :
besar.
Bidang utama horizontal.
Dinotasikan
dengan h (bid. ABCD)
Bidang

vertikal,
17
dinotasikan dengan v (bid. KLMN dan OPQR).

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

simetri

utama

2.2.2 Bidang Simetri Tambahan / Intermediate / Diagonal


Bidang Simetri Diagonal merupakan bidang
simetri

yang

dibuat

sumbu simetri

hanya melalui suatu

utama kristal.

Bidang ini

sering disebut dengan bidang diagonal saja


dengan notasi (d)
gambar
kedudukan

2.2.2 :
2

buah

memperlihatkan
bidang

simetri

tambahan / diagonal pada bentuk kristal


hexahedron (kubus)
catatan:
dalam menghitung jumlah bidang simetri, dihitung dahulu bidang simetri
utama, baru dihitung bidang simetri tambahan.
2.3. Titik simetri atau pusat simetri (Centrum = C)
Pusat simetri adalah titik dalam kristal, dimana melaluinya dapat dibuat
garis lurus, sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan

sisi

yang

lain dengan jarak yang sama, dijumpai kenampakan yang sama (tepi, sudut,
bidang).

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

18

Pusat simetri selalu berhimpit dengan pusat kristal, tetapi pusat

kristal

belum tentu merupakan pusat simetri,


2.4. PENENTUAN KLAS SIMETRI
Penentuan klas simetri berdasarkan pada kandungan unsur-unsur
simetri yang dimiliki oleh setiap bentuk kristal. Ada beberapa cara
untuk menentukan klas simetri suatu bentuk kristal, diantaranya yang
umum digunakan:
2.4.1. Menurut Herman Mauguin
SISTEM REGULER
Bagian Pertama :

Menerangkan nilai Sb a (SB a, b, c), mungkin bernilai

atau 2 dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak

lurus sumbu a tersebut.

Bagian ini dinotasikan dengan : 4 , 4, 4, 2 , 2


m
m
Angka menunjukkan nilai sumbu dan huruf ',' menunjukkan adanya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu a tersebut.
Bagian kedua

Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. apakah sumbu


simetri yang bernilai 3 itu, juga bernilai 6 atau hanya
bernilai 3 saja.

Maka bagian kedua selalu ditulis : 3 atau 3


Bagian ketiga

: Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri


intermediate / diagonal bernilai 2 dan ada
tidaknya bidang simetri diagonal yang tegak
lurus terhadap sumbu diagonal tersebut.

Bagian ketiga dinotasikan dengan 2, 2, m


m

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

atau tidak ada

19

Contoh:
4
2
Klas Hexoctahedral ..................................... m 3 m -- >

4
4
m 3 m

Klas Pentagonal lcositetrahedral.. 4 3 2 -- >

4 3 2

Klas Hextetrahedral. 4 3 m -- >

4 3 m

Klas Dyakisdodecahedral. 2 3
m

-- >

2
m 3

Klas Tetratohedris. 2 3

-- >

2 3

SISTEM TETRAGONAL
Bagian Pertama : Menerangkan nilai sumbu c, mungkin bernilai 4 atau
tidak bernilai dan ada tidaknya bidang simetri yang
tegak lurus sumbu c.
Bagian ini dinotasikan dengan: 4, 4, 4
m
Bagian kedua

: Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan


ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu lateral tersebut.

Bagian ini dinotasikan dengan 2, 4, m


m
Bagian ketiga

atau tidak ada

: Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermediet


dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
terhadap sumbu intermediet tersebut.

Bagian ini dinotasikan dengan : 2, 2, m atau tidak ada


SISTEM HEXAGONAL DAN TRGIGONAL
6

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

20

Bagian pertama

: Menerangkan nilai sumbu c (mungkin 6 ,

, 3,

dan ada tidaknya bidang simetri horizontal yang


tegak lurus sumbu c tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Bagian kedua

6,

, 3,

: Menerangkan nilai sumbu lateral (sumbu a, b, d)


dan ada tidaknya bidang simetri vertikal yang
tegak lurus.

Bagian ini dinotasikan dengan : 2, 4, m atau tidak ada.


m
Bagian ketiga

: Menerangkan nilai sumbu c dan ada tidaknya bidang


simetri yang tegak lurus terhadap sumbu c tersebut.
2 ,, 2.
Bagian ini dinotasikan dengan : m

SISTEM MONOKLIN
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya
bidang simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
1.

Klas prismatic

2
m

2.

Klas Sphenoidal ..

3.

Klas domatikm .

SISTEM TRIKLIN
Sistem ini hanya mempunyai 2 klas simetri, yaitu :
1. Mempunyai titik simetri ............... klas pinacoidat

> 1

2. Tidak mempunyai unsur simetri .. klas asymmetric> 1

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

21

2.4.2

Menurut Schoenflish

Bagian Pertama

menerangkan nilai sumbu c. Untuk \Ki ado 2


kemungkinan yaitu sumbu c bernilai 4 atau
Bernilai 2.
-

Kalau sumbu c bernilai 4 dinotasikan dengan


huruf 0 (octaeder). karena contoh bentuk kristal
yang paling ideal untuk sumbu c bernilai 4
adalah bentuk kristal Octahedron.

Kalau sumbu c bernilai 2 dinotasikan dengan


huruf T (Tetraeder), karena contoh bentuk
kristal yang paling ideal untuk sumbu c
bernilai 2 adalah bentu Tetrahedron.

Bagian kedua

Menerangkan kandungan bidang simetrinya apabila


kristal tersebut mempunyai :

SISTEM TETRAGONAL, HEXAGONAL, TRIGONAL, ORTHOROMBIK,


MONOKLIN DAN TRIKLIN
Bagian Pertama

menerangkan nilai sumbu yang tegak lurus sumbu


c, yaitu sumbu lateral (sumbu a, b. d) atau
sumbu intermediet.

Ada dua kemungkinan:


- Kalau sumbu tersebut bernilai 2 dinotasikan dengan D

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

22

dari kata Diedrish.


-

Kalau

sumbu

tersebut tidak bernilai

dinotasikan dengan c dari kata

cyklich
Bagian kedua

menerangkan nilai sumbu c. nilai sumbu c ini


dituliskan di sebelah kanan agak ke bawah dari
notasi D atau C. Misal 02, 02, 03, 03 dan
sebagainya.

Bagian ketiga

Menerangkan kandungan bidang simetrinya

Kalau mempunyai :
- bidang simetri horizontal ( h ) ']- dinotasikan h
- Bidang simetri vertikal ( v )
- Bidang simetri diagonal (d)
Kalau mempunyai:
- Bidang simetri horizontal (h) ]- dinotasikan h
- Bidang simetri vertikal (v)
Kalau mempunyai
- Bidang simetri vertikal ( v ) ]- dinotasikan v
- Bidang simetri diagonal (d)
Kalau mempunyai:
-

Bidang simetri diagonal ( d ) ]- dinotasikan dengan d

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

23

Contoh:
1. Klas Ditetragonal pyramidal ..................................................... C 4V
2. Klas Ditetragonal bipyramidal.................................................... D 4h
3. Klas Tetragonal scalenohedral .................................................. D 2h
4. Klas tetragonal trapezohedral.................................................... D 4
5. Klas tetragonal bipyramidal ...................................................... C 4h
6. Klas tetragonat pyramidal .........................................................C 4
7. Klas tetragonal bispenoidal ....................................................... S 4
8. Klas Dihexagonal bipyramidal ................................................... D 6h
9. Klas Dihexagonal pyramidal ...................................................... C 6v
10. Klas hexagonal trapezonhedral ................................................. D 6
11. Klas Hexagonal bipyramidat.................................................... C 6h
12. Klas Hexagonal Pyramid.. C6k
13. Klas Trigonal bypiramid

... C3h

14. Klas Trigonal trapezohedral .. D3


15. Klas Trigonal Rhombohedral .. C3i
16. Klas Trigonal Pyramidal .. C3
17. Klas Ditrigonal scalenohedral.. D3d
18. Klas Ditrigonal Bypiramidal .. D3d
19. Klas Ditrigonal Pyramidal .. C3v
20. Klas Orthorombic Pyramidal . C2v
21. Klas Orthorombic Bisphenoidal .. D2

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

24

22. Klas Orthorombic Bipyramidal . D2h


23. Klas Prismatik .. C2h
24. Klas Spenoidal . C2
25. Klas Domatic . C1h
26. Klas picoidal .. C1
27. Klas Asymetric.. C1

4. BENTUK-BENTUK KRISTAL
4.1. Bentuk Tunggal
Kristal yang dibatasi

oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang

kristal

dengan bentuk dan ukuran yang sama. Sering disebut sebagai bentuk
dasar.
Contoh:
-

4 bidang kristal -> Tetrahedron (III)

6 bidang kristal

-> Hexahedron

(100)

8 bidang kristat

-> Oktahedron

(III)

12 bidang kristal -> Tetrahedron

(110)

4.2 Bentuk Kombinasi


Bentuk-bentuk kristal yang terjadi dan penggabungan dua atau lebih
bentuk tunggal yang tidak sama. sehingga pada bentuk tersebut
didapatkan dua atau lebih simbol bidang yang dipakai sebagai simbol
bentuk. Bentuk ini hanya terjadi pada sistem kristal yang sama.

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

25

Contoh:
- Kombinasi hexahedron (100) + Octahedron (III)
- Kombinasi Rhomben dodecahedron (110) + Tetrakishexahedron (210)
BENTUK PERTUMBUHAN
Pertumbuhan secara teratur antara dua atau lebih bentuk kristal tunggal
atau

kombinasi dari bentuk yang sama, sehingga akan didapatkan unsur-

unsur simetri persekutuan yang sama. Tetapi apabila kumpulan dari bentukbentuk tersebut kedudukannya tidak beraturan maka kumpulan bentuk kristal
tersebut disebut kelompok atau kumpulan kristal (Crystal Agregate)
Contoh:
-

Tetrakishexahedron

(210)

Triakisoktahedron

(211)

Laporan Akhir Praktikum Kristalografi dan Mineralogi

26

Anda mungkin juga menyukai