JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1 PDF
JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1 PDF
PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dan
karunia-Nya Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun telah terbit
untuk volume 3 no. 1. Berbagai penelitian yang mengkaji secara
mendalam tentang pembelajaran MIPA telah banyak di kaji oleh
berbagai peneliti pendidikan. Namun, implementasinya masih terasa
belum sampai pada praktisi pendidikan. Untuk menyebarluaskan hasilhasil penelitian agar dapat digunakan sebagai bahan acuan pembelajaran
terutama bagi dunia pendidikan, Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI
Madiun pada volume ini memuat tiga hasil penelitian tentang pendidikan
fisika, dua penelitian tentang pendidikan matematika, dan penelitian
pendidikan biologi.
Sumbang saran berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya
meningkatkan kualitas Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun, dan
akhirnya redaksi berharap semoga tulisan dalam edisi ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca sehingga mampu menambah
wawasan di bidang pendidikan
Redaksi
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Menentukan tujuan
pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang
efektif, 2) Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi
siswa, 3) Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang
disajikan para guru, 4) Menentukan pelajaaran secara kolaboratif, 5)
Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa, 6) Mengembangkan
pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan, 7) Melakukan
refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan
pandangan siswa dan koleganya.
Pembelajaran dilaksanakan di IKIP PGRI MADIUN di semester
ganjil pada mata kuliah struktur hewan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran ini secara garis besarnya mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan
yaitu perencanaan (planing), implementasi (do) pembelajaran dan
observasi serta refleksi (reflection).
Hasil penelitian ini adalah: Pada plan I diperoleh hasil bahwa
pada saat peleksanaa (Do) menggunakan metode diskusi presentasi
dengan indicator-indikator yang telah didiskusikan. Dari hasil Do
diadakan refleksi diperoleh hasil bahwa pada saat pembelajaran kurang
maksimal karena kurangnya keaktivan siswa pada saat
Pendahuluan
Mata kuliah Struktur hewan adalah salah satu bagian dari mata
kuliah yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam menambahi atau
mengkompliti ilmu pengetahuannya dibidang Biologi. Dalam
memperdalam mata kuliah struktur hewan ini, mahasiswa harus
mempelajari berbagai sistem yang terdapat di dalam tubuh hewan
(hewan vertebrata). Mata kuliah ini adalah salah satu mata kuliah yang
memiliki tingkat imajinatif yang tinggi menjadikan tingkat pemahaman
mahasiswa terhadap mata kuliah ini semakin sulit. Peranan seorang
dosen dalam memahamkan konsep kepada para mahasiswa terkait
dengan mata kuliah struktur hewan ini harus memiliki ide-ide kreatif
dalam upaya menyampaikan materinya agar mudah dipahami para
mahasiswa.
Berdasarkan beberapa kenyataan tadi yang telah disebutkan
memicu penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami mata kuliah
guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah serta
lingkungan sekitarnya.
Sesuai alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan,
pembelajaran pada mata kuliah struktur hewan perlu dicoba melalui
beberapa metode dan pendekatan diantaranya eksperimen dan diskusi.
Dengan mencoba penerapan metode eksperimen dan disertai diskusi
kelompok maupun kelas diharapkan pengetahuan-pengetahuan itu
muncul dari pikiran-pikiran mahasiswa sendiri dalam melibatkan
aktivitasnya pada proses eksperimen dan diskusi.
Pembahasan
Pada dasarnya dalam pelaksanaan Lesson study terdapat beberapa
langkah yang harus ditempuh seorang tenaga pengajar. Untuk lebih
jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan
konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara
ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study.
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam
Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan
kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara
membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana
belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata
yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya,
secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala
permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan
permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang
benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi
segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai
dengan tahap akhir pembelajaran.
(check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak
sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses
pembelajaran ke arah lebih baik.
Lesson study I
Plan I
Dalam pelaksanaan tahap pertama pelaksanaan pembelajaran LS
yaitu perencanaan dimana guru atau dosen yang menjadi model beserta
team berdiskusi membahas mengenai desain pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan I
diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusi
kelompok, dimana pada masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya melalui gambar yang telah dipersiapkan. Diakhir
pembelajaran dosen mengadakan postes kepada mahasiswa. Setelah
perencanaan selesai Dosen model melaksanakan pembelajaran dengan
diamati dosen lain atau observer.
Do I
Implementasi RPP plan I dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah.
See I
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapa
masukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :
Dosen Model
1) Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifat
egois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena
menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggota
kelompoknya yang belum paham.
2) Banyak mahasiswa yang belum siap dalam menghadapi
pembelajaran dengan ditandai masih banyak mahasiswa yang tidak
membawa buku penunjang dan ada mahasiswa yang miskonsepsi
terhadap materi yang dipelajari
3) Beberapa kelompok belum sempurna dalam mempersiapkan materi
hari ini.
Pengamat (Observer)
1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi
pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang
berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlu
menyesuaikan diri
2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masih
kurang atau mahasisawa kurang aktif terhadap proses pembelajaran
3) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap
pembelajaran
4) Masing-masing kelompok kurang memperhatikan kelompok lainya
yang sedang presentasi didepan karena masing-masing sibuk
mempersiapkan post test
5) Setiap kelompok kurang menguasai materinya dan belum mampu
untuk memberikan suatu kesimpulan
6) Media sudah representative
7) Mahasiswa sebagian sudah membawa buku pegangan atau buku
paket
Solusi dari observer
1) Dalam pembelajaran selanjutnya mencari kelas yang mendukung
2) Dalam pembelajaran tidak diberi post tes tapi diganti pemberian pre
test
Kontrol dosen pada masing-masing mahasiswa untuk lebih
diperhatikan
Lesson study II
Plan II
Dalam pelaksanaan tahap kedua pelaksanaan pembelajaran LS yaitu
seperti di plan yang pertama yaitu dosen model bersama timnya
berdiskusi membahas perencanaan desain pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan II
diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada
eksperimen dan diskusi kelompok, dimana pada masing-masing
kelompok melakukan proses pembedahan dan mengamati organ-organ
10
11
12
Do III
Implementasi RPP plan III dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 9 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah,
dosen matematika dan observer ekternal dari UNY
See II
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapa
masukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :
Dosen model
1. Pada tahap awal mahasiswa responnya bagus tetapi pada tahap
praktikum masih banyak mahasiswa yang kurang greget terhadap
eksperimen yang dilakukan.
2. Tata letak ruang kurang luas sehingga mempengaruhi jalannya
eksperimen.
3. Presentasi sudah berjalan lumayan bagus.
Pengamat (Observer)
1) Dalam kelompok hanya 1-2 orang yang melakukan seksiologi.
2) Mahasiswa bernama Indah Pertama tidak aktif tetapi kemudian
menjadi aktif.
3) Mahasiswa bernama Rina tidak aktif (kel. Katak).
4) Rika Indriastutik menonjol di teman-temannya dan juga memberi
penjelasan sama teman-temannya.
5) Dosen mendatangi kelompok dan memberi penjelasan sangat
membantu mahasiswa.
6) Motivasi yang diberikan dosen sudah bagus.
7) Peta meja praktikum kurang representatif.
8) Ketika kelompok lain presentasi kelompok lima tidak
memperhatikan.
9) Kerja Tim kelompok sudah sangat bagus (2 membedah, 2
mengambil alat, menulis laporan)
10) Menggambarnya hanya dari laptop tidak sesuai preparat yang
dibedah
11) Pada awal mahasiswa tegang tetapi seiring berjalannya waktu mulai
ada keaktifan.
12) Ada satu mahasiswa tidak aktif dalam kelompok 3.
13
14
See IV
Dosen Model
1) Mahasiswa kurang menguasai materi yang dipresentasikan
2) Kurangnya penguasaan materi itu mengakibatkan didominasi oleh
satu atau dua anggota kelompok
3) Media lebih mendukung dan representative sehingga dalam
mempresentasikan agak lebih baik dan lancar
4) Mahasiswa mulai bosan dengan pembelajaran karena diadakan
secara terus menerus dengan diobservasi oleh dosen lain
Pengamat (Observer)
1) Konsentrasi mahasiswa kurang terfokus pada presentasi yang
dilakukan temannya dikarenakan mereka sibuk menyiapkan
presentasi kelompok mereka sendiri.
2) Sebaiknya tidak semua mahasiswa dalam kelompok ikut presentasi.
Presentasi dilakukan oleh perwakilan kelompok dengan cara diundi
agar semua anggota kelompok mempersiapkanya
3) Diskusi kelompok yang belum berjalan dengan baik
4) Mahasiswa kurang memperhatikan presentasi yang dilakukan
temannya, masing-masing kelompok hanya tahu tentang tema pada
kelompoknya.
Solusi dari observer
1) Dalam menentukan siapa yang presentasi sebaiknya di undi supaya
semua anggota kelompok siap untuk mempresentasikannya
sehingga tidak menggantungkan pada salah satu anggota saja
2) Dosen harus selalu mengkontrol mahasiswa yang kurang
memperhatikan proses pembelajaran sehingga mampu
terminimalisir
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan
dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifat
egois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena
menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggota
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Catherine Lewis. 2004. Does Lesson Study Have a Future in the
United States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/20041/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online:
http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. "Lesson Study" (Makalah). Kuningan: LPMPJawa Barat
Wikipedia. 2007. Lesson Study. Online:
http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
17
18
19
20
21
2.
Temuan Permasalahan
Pertanyaan-pertanyaan uji materi
prasyarat sebagian tidak bisa dijawab
oleh mahasiswa, sebagian lagi
dijawab dengan ragu-ragu.
Contoh nyata: beberapa mahasiswa
masih
mengalami
kesulitan
membedakan forward bias dan
reverse bias
Prediksi penyebab: a) kurang
menguasai materi prasyarat, b) lupa,
c) salah konsep
Mahasiswa mengalami kesulitan
dalam memasang komponen pada
papan rangkai elektronika sehingga
waktu
untuk
proses
kegiatan
percobaan sangat melebihi alokasi
waktu
yang
disediakan
dan
menghambat kegiatan pembelajaran
selanjutnya. Ada kelompok yang
dalam waktu sekitar 45 menit belum
berhasil melakukan percobaan.
Contoh
kesalahan
yang
dilakukan oleh mahasiswa saat
memasang
komponen
dan
menggunakan alat ukur:
Solusi
Pemberian tugas dan pretest sehingga
mahasiswa dipaksa secara halus
untuk membaca buku agar dapat
mengerjakan tugas dan pretest
1. Pemantauan
pada
kegiatan
percobaan oleh dosen dengan
memberikan tahap-tahap yang
jelas
secara
instruksional
mengenai kegiatan dan waktu sub
kegiatan
percobaan
meliputi:
kapan dimulai, kapan selesai,
kapan
mengontrol
ketepatan
rangkaian, dan kapan mahasiswa
diperbolehkan
melanjutkan
kegiatan
2. Modul praktikum disampaikan
sebelum
pelaksanaan
untuk
dipelajari
di
rumah.
Untuk
menjamin agar mahasiswa mau
mempelajari
modul,
perlu
diadakan pretest.
(a)
(b)
a. Rangkaian sebenarnya (Malvino, 2002)
b. Rangkaian oleh mahasiswa
22
3.
23
3.
Solusi
Mewajibkan
mahasiswa
untuk
membawa buku, memberi tugas
mengerjakan soal agar mahasiswa
secara otomatis membaca buku
24
4.
25
No.
Temuan Permasalahan
1. Pemahaman beberapa mahasiswa pada
penjelasan materi awal oleh dosen
terhambat karena masih ada beberapa
mahasiswa yang ternyata kurang
memahami materi terdahulu. Contoh
hasil uji pemahaman awal:
Solusi
Lebih sering menguji pemahaman
mahasiswa dengan pertanyaan
serupa
26
2.
Penambahan
alokasi
waktu
presentasi dan diskusi menjadi
sekitar 40 menit agar mahasiswa
dapat berpikir lebih keras untuk
memilih dan menyepakati jawaban
yang paling benar
27
28
No.
Temuan Permasalahan
1. Saat penyajian materi memasuki
2.
Solusi
Mengkombinasi kegiatan ceramah
dengan diskusi memecahkan ma salah
dengan proporsi waktu 10 menit
ceramah dilanjutkan 10 menit diskusi
memecahkan masalah. Tahap ini
diulang beberapa kali dengan prinsip
setiap tahap diupayakan agar dapat
memunculkan permasalahan baru
29
3.
30
31
A. PENDAHULUAN
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas yang saling belajar untuk
membangun masyarakat belajar. Pada kegiatan Lesson Study,
kolegalitas membicarakan praktik pembelajaran, saling mengobservasi
kelas pembelajaran, membuat gagasan bersama mengenai kelas, dan
saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan kualitas
32
33 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
34 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
35 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
36 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
37 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
38 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
39 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
40 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
41 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Model-Model Pembelajaran
yang Efektif: Surabaya
A. PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA khususnya Biologi menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah, maka pembelajaran
41
43
44
PEMBAHASAN
Hasil penelitian dipaparkan dalam dua siklus. Hasil siklus
pertama adalah sebagai berikut:
1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi
pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang
berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlu
menyesuaikan diri.
2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masih
kurang.
3) Mahasiswa tampak tidak siap dan tidak paham apa yang sedang
dipelajari.
4) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap
pembelajaran.
5) Rata-rata prestasi mahasiswa 53,00%.
6) Persentase kemampuan bertanya mahasiswa 45,00%.
45
46
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2008. Media Pembelajaran. Panitia Sertifikasi Guru Rayon
13 Surakarta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
________________ 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta
Syaifuddin. 1995. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
A. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari yang melibatkan individu secara keseluruhan baik
fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan. Belajar adalah suatu
proses yang menitikberatkan proses pembangunan ingatan, retensi,
pengolahan informasi dan aspek-aspek yang bersifat intelektualitas
lainnya (Saekhan Muchith 2008). Informasi yang baru maupun yang
telah ada pada dirinya mengalami serangkaian proses yang dapat
menghasilkan informasi atau pengetahuan baru yang lebih valid
kebenarannya.
47
48
49
(Iskandar:2009:114)
Bagan 1. Bagan Penelitian Tindakan Kelas
50
51
52
pada permasalahan.
Walaupun hasil pada siklus kedua sudah memenuhi indicator
ketercapaian, terdapat beberapa hal yang perlu dikaji, antara lain :
peningkatan presentase keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran tidak
signifikan, hanya 2,51%. Penyebabnya antara lain:
1. Pengungkapan masalah oleh penanya sulit dipahami oleh
penyaji
2. Dosen sebagai fasilitator pada siklus II pertemuan kedua
terlambat datang sehingga waktu terbuang.
3. Pada siklus II pertemuan II banyak anggota penyaji yang datang
terlambat.
4. Peningkatan rata-rata hasil belajar Fisika modern pada ranah
kognitif dan persentase aktivitas belajar mahasiswa kami
paparkan pada tabel 1.
Tabel 1. Peningkatan rata-rata Hasil Belajar IAD ranah Kognitif dan persentase
keaktifan belajar mahasiswa dalam pembelajaran.
Base
line
6,97%
Persentase keaktifan
mahasiswa
dalam
pembelajaran
Rata-rata penila
ian hasil
65
belajar ranah kognitif
Siklus I
13,02%
Siklus
II
15,35%
66,05
68,67
53
54
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada Press.
Cipayung-Ciputat.
Martinis Yamin. 2004. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi.
Jakarta: gaung persada press.
Mohamad Surya. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Jakarta : CV Mahaputra Adi Jaya.
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nurdin Somantri.2005. Metode Presentasi Dengan Ms Power Point
Untuk Mengembangkan
Kemampuan Writing Dan Speaking. Artikel.
Pendidikan Network.
http://re-searchengines.com/0305somantri2.html
M. Saekhan Muchith. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang :
RASAIL Media Group.
Oleh
Muhammad Nur
ABSTRAK
B. Tujuan Lesson Study
Adapun tujuan dari lesson study adalah merupakan salah satu
bentuk pembinaan dosen (in-service) yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme dosen. Lesson study dilakukan
diwilayah dosen mengajar dengan menggunakan kelas dalam
lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara
kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan dengan guru diluar
bidang studi, bahkan dengan masyarakat.
C. Manfat Lesson Study
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari lesson study adalah
sebagai berikut :
1) Mengurangi keterasingan dosen (dari komunitasnya), khususnya
dalam pembelajaran
2) Meningkatkan akuntabilitas kinerja dosen
3) Membantu dosen untuk mengobservasi dan mengkritisi
pembelajarannya
4) Memperdalam pemahaman dosen tentang materi pelajaran,
cakupan dan urutan materi dalam kurikulum.
5) Membantu dosen memfokuskan bantuannya pada seluruh
aktivitas belajar mahasiswa.
6) Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan para dosen
tentang pemahaman berpikir dan belajar mahasiswa
7) Meningkatkan kolaborasi pada sesama dosen.
55
56
A. PENDAHULUAN
Langkah awal yang perlu diperhatikan untuk dapat
menghasilkan mahasiswa yang berkualitas tinggi adalah bagaimana
mahasiswa dapat menyukai materi yang akan dibawakan oleh dosen.
Sebaik apapun pendekatan atau metode pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang dosen dalam membawakan materi
pembelajarannya akan kurang bermakna dan akan banyak menemui
hambatan bila mahasiswa tidak menyenangi materi yang
disampaikan.
Kecakapan seorang dosen dalam mengetengahkan materi
yang dapat menggugah semangat/ motivasi mahasiswa untuk
mempelajarinya adalah suatu prestasi tersendiri yang menunjukkan
tingkat keprofesionalan dosen yang bersangkutan. Lesson study
merupakan salah satu bentuk pembinaan dosen (in-service) yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dosen. Lesson
study dilakukan diwilayah dosen mengajar dengan menggunakan
kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan dosen
bekerja secara kolaboratif baik dengan dosen bidang studi dan
dengan dosen diluar bidang studi, bahkan dengan masyarakat.
Lesson Study merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun
rencana pembelajaran beserta research lessonnya, pelaksanaan
KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan lesson
study para dosen dapat leluasa meningkatkan kinerja dan
keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan meghasilkan mahasiswa yang berkualitas tinggi.
Didalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Bab IV pasal 19 ayat 1 dinyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologi mahasiswa. Hal ini
mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran seorang dosen dituntut
untuk dapat memiliki sebuah pendekatan, metode, dan teknik-teknik
tertentu yang dapat menciptakan kondisi kelas pada pembelajaran
57
58
59
60
61
62
63
SEE (Refleksi )I
I. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada lesson study
(DO) beberapa masukan dari dosen pengamat (obserber) sebagai
berikut :
1. Dra. Purwandari, MM
a. Pada prinsipnya proses pembelajaran sudah berjalan sesuai
dengan plan dan sebahagian besar mahasiswa sudah mengikuti
dengan aktif.
b. Kelompok pembelajaran masih terlalu besar (6 orang ) /
kelompok, sehingga ada anggota kelompok yang masih pasif,
seharusnya dibuat kecil.
c. Masih ada beberapa mahasiswa yang belum memahami materi
secara baik sehingga dalam penyampaian hasil diskusi belum
terarah.
64
65
66
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan bahawa Lesson Study adalah suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kolegialitas dan saling membantu dalam pembelajaran untuk
membangun masyarakat belajar.
B. SARAN
Berdasarkan analisis dari pembahasan di atas maka dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Untuk pembinaan profesionalisme dosen dalam peningkatan
kualitas proses pembelajaran perlu dilakukan lesson study.
2. peningkatan mutu pembelajaran di IKIP PGRI Madiun perlu
dilakukan dengan lesson study, karena itu perlu diperluas pada
jurusan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, (2009), Upaya pembinaan guru melalui Lesson Study, UNS Solo,
Makalah Seminar.
SUKIRMAN, (2010), Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Lesson Study,
UNS Solo, Makalah Pelatihan Lesson Study.
67
68
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Program Lesson Study telah berhasil diidentifikasi dan
dikembangkan melalui kegiatan Lesson Study di tiga LPTK (FPMIPA
UPI, FMIPA UNY dan FMIPA UM) dan dirasa perlu untuk memperluas
ke LPTK lain di Indonesia. Program Lesson Study yang diraih FMIPA IKIP
PGRI Madiun ini merupakan pembinaan yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan keprofesionalan dosen agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal mandiri dan berkelanjutan sesuai dengan UU
No. 14 tentang guru dan dosen.
Pemerintah selalu melakukan usaha peningkatan mutu guru
melalui pelatihan dan tidak sedikit dana yang dialokasikan. Sayangnya
usaha yang diberikan pemerintah kurang memberikan dampak yang
signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Minimal, ada dua hal yang
menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan. Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata
di dalam kelas. Kedua, hasil pelatihan hanya menjadi ilmu pengetahuan
saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau kalaupun
diterapkan hanya sekali, dua kali saja dan seterusnya kembali seperti
semula sebelum pelatihan. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan
monitoring pasca pelatihan, dan forum sharing pengalaman diantara
guru-guru.Untuk mengatasi kelemahan pelatihan konvensional yang
kurang menekankan pada pasca pelatihan, maka diperlukan model inon-service training yang lebih berfokus pada upaya pemberdayaan
dosen/guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi masingmasing. Model tersebut adalah Lesson Study. Lesson Study bukan
metoda atau strategi pembelajaran, tetapi kegiatan Lesson Study dapat
menerapkan berbagai metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan
situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi dosen/guru.
Dosen/guru akan mendapat pengalaman langsung dari pembelajaran
orang lain dan bisa belajar banyak dari kegiatan ini. Dosen/guru bisa
melakukan inovasi pembelajaran bersama-sama dengan dosen/guru
lain. Dosen/guru akan termotivasi untuk melakukan pembaharuan
dalam pembelajarannya dan menerapkan hasil-hasil Lesson Study .
69
70
71
B. Pembahasan
Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan
Tahun akademik 2009/2010 semester genap FPMIPA IKIP PGRI
Madiun telah melaksanakan kegiatan tahap pertama Sedang pada saat
ini semester gasal tahun akademik 2010/2011 merupakan kegiatan tahap
kedua. Kegiatan pada program studi pendidikan matematika dilakukan 4
kali kegiatan terdiri dari 3 kali diobservasi dosen matematika dan 1 kali
open lesson yang dihadiri oleh dosen Biologi dab Fisika, adapun
pelaksanaan kegiatan tersebut :
Kegiatan lesson Study 1
1. Tahapan Perencanaan (Plan) I
Pada tahapan perencanaan, team dosen rumpun kalkulus mata kuliah
kalkulus1 merencanakan pelaksanaa pembelajaran, silabus, RPP, hand
out dan media pembelajaran yang digunakan. Pada RPP ditentukan
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran
serta evaluasi yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran.(lihat
dilampiran)
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 13 Oktober 2010 dan merupakan
penerapan dari planning atau perencanaan sesuai dengan skenario
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
dibuat. Sedankan observer melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran berlansung
3.Tahapan Refleksi (See)
Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer
mendiskusikan hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun beberapa hal yang dirasa perlu didiskusikan pada
72
73
74
75
76
kegiatan mengenahi beberapa hal, silabus, RPP, hand out dan media
pembelajaran yang digunakan. Terutama pada RPP mengeahi standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta
evaluasi yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran.(lihat
dilampiran)
2.Tahapan Pelaksanaan (Do)
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 1 Desember 2010 dan merupakan
penerapan dari planning atau perencanaan sesuai dengan skenario
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
dibuat. Sedankan observer melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran berlansung
3.Tahapan Refleksi (See)
Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer
mendiskusikan hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun beberapa hal yang dirasa perlu didiskusikan
pada Pertemuan 1 topik Derivatif sebagai berikut:
Temuan-temuan
77
78
b.