Anda di halaman 1dari 78

JURNAL PENDIDIKAN Maret 2011, Volume 3 Nomor 1

Implementasi Metode Eksperimen Dan Diskusi Untuk Meningkatkan


Pemahaman Konsep Mahasiswa Pada Mata Kuliah Struktur Hewan
(Hal. 3)
Arif Didik Kurniawan
Penerapan Pembelajaran Elektronika I Berbasis Konflik Kognitif
Melalui Metode Percobaan, Demonstrasi, Ceramah, Dan Diskusi
(Hal. 17)
Erawan Kurniadi
Perbaikan Kualitas Perkuliahan Analisis Real Melalui Lesson Study
(Hal. 32)
Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri
Suwarni, Kuswahyuni
Penggunaan Media Berbasis Komputer Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Mahasiswa. (Hal. 41)
Joko Widiyanto
Upaya Peningkatan Keaktifan Mahasiswa Dalam Pembelajaran Melalui
Metode Presentasi Kelas (Hal. 47)
Jeffry Handhika, Sardulo Gembong
Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Lesson Study
(Hal. 55)
Muhammad Nur
Perbaikan Kulaitas Pembelajaran Kalkulus Melalui Lesson Study
(Hal. 67)
Sanusi

PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmad dan
karunia-Nya Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun telah terbit
untuk volume 3 no. 1. Berbagai penelitian yang mengkaji secara
mendalam tentang pembelajaran MIPA telah banyak di kaji oleh
berbagai peneliti pendidikan. Namun, implementasinya masih terasa
belum sampai pada praktisi pendidikan. Untuk menyebarluaskan hasilhasil penelitian agar dapat digunakan sebagai bahan acuan pembelajaran
terutama bagi dunia pendidikan, Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI
Madiun pada volume ini memuat tiga hasil penelitian tentang pendidikan
fisika, dua penelitian tentang pendidikan matematika, dan penelitian
pendidikan biologi.
Sumbang saran berbagai pihak sangat diharapkan dalam upaya
meningkatkan kualitas Jurnal Pendidikan MIPA IKIP PGRI Madiun, dan
akhirnya redaksi berharap semoga tulisan dalam edisi ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca sehingga mampu menambah
wawasan di bidang pendidikan

Redaksi

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

IMPLEMENTASI METODE EKSPERIMEN DAN


DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP MAHASISWA
PADA MATA KULIAH STRUKTUR HEWAN
Oleh
Arif Didik Kurniawan
Program Studi Pendidikan Biologi
FPMIPA IKIP PGRI Madiun

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Menentukan tujuan
pembelajaran (lesson) satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran yang
efektif, 2) Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi
siswa, 3) Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang
disajikan para guru, 4) Menentukan pelajaaran secara kolaboratif, 5)
Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa, 6) Mengembangkan
pengetahuan pembelajaran yang dapat diandalkan, 7) Melakukan
refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya berdasarkan
pandangan siswa dan koleganya.
Pembelajaran dilaksanakan di IKIP PGRI MADIUN di semester
ganjil pada mata kuliah struktur hewan. Dalam pelaksanaan
pembelajaran ini secara garis besarnya mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan
yaitu perencanaan (planing), implementasi (do) pembelajaran dan
observasi serta refleksi (reflection).
Hasil penelitian ini adalah: Pada plan I diperoleh hasil bahwa
pada saat peleksanaa (Do) menggunakan metode diskusi presentasi
dengan indicator-indikator yang telah didiskusikan. Dari hasil Do
diadakan refleksi diperoleh hasil bahwa pada saat pembelajaran kurang
maksimal karena kurangnya keaktivan siswa pada saat

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

diskusi serta interaksi antara dosen dengan mahasiswa kurang terjalin.


Pada Plan II, diperoleh hasil pada saat pelaksanaa menggunakan metode
eksperimen atau praktikum. Dari hasil pembelajaran diperoleh hasil
bahwa pada saat proses pembelajaran keaktivan mahasiswa lebih muncul
tetapi juga maih terdapatmahasiswa yang kurang antusias dalam proses
pembelajaran serta diskusi kurangmaksimal. Pada Plan ke III diperoleh
hasil metode yang digunakan adalah eksperimen dan diskusi. Dari hasil
pelaksanaan diperoleh hasil bahwa aktivitas mahasiswa lebih muncul
serta diskusi dan presentasinya lebih hidup tetapi masih ada mahasiswa
yang kurang antusis terhadap proses pembelajaran. Untuk Plan IV
diperoleh hasil bahwa metode yang digunakan adalah metode diskusi
presentasi. Dari hasil pelaksanaan diperoleh hasil bahwa mahasiswa
tidak memperhatikan teman kelompok lain pada saat presentasi serta
pada saat presentasi didominasi oleh salah satu anggota saja.
Kata kunci : Eksperimen, Diskusi, Plan, Do, dan See

Pendahuluan
Mata kuliah Struktur hewan adalah salah satu bagian dari mata
kuliah yang harus dikuasai oleh mahasiswa dalam menambahi atau
mengkompliti ilmu pengetahuannya dibidang Biologi. Dalam
memperdalam mata kuliah struktur hewan ini, mahasiswa harus
mempelajari berbagai sistem yang terdapat di dalam tubuh hewan
(hewan vertebrata). Mata kuliah ini adalah salah satu mata kuliah yang
memiliki tingkat imajinatif yang tinggi menjadikan tingkat pemahaman
mahasiswa terhadap mata kuliah ini semakin sulit. Peranan seorang
dosen dalam memahamkan konsep kepada para mahasiswa terkait
dengan mata kuliah struktur hewan ini harus memiliki ide-ide kreatif
dalam upaya menyampaikan materinya agar mudah dipahami para
mahasiswa.
Berdasarkan beberapa kenyataan tadi yang telah disebutkan
memicu penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami mata kuliah

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

ini. Menurut hasil survei wawancara dengan mahasiswa yang sudah


pernah mengambil mata kuliah ini menyatakan bahwa hampir 70%
mahasiswa menganggap mata kuliah ini yang paling sulit dalam
pemahamanya. Beberapa materi yang terdapat dalam mata kuliah ini
antara lain sistem pernafasan, sistem rangka, sistem pencernaan
makanan, sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem integumen dan lainlain. Sikap pelajar terhadap Biologi terutama ditandai oleh tidak ada
perhatian sampai penolakan mendalam. Selain itu, banyak juga siswa
yang malas, kurang motivasi, kurang perhatian, kurang serius, kurang
kerja keras dan masa bodoh dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran
kurang berhasil.
Selain itu, pada proses pembelajaran sehari-hari sering kita lihat
dosen mengajar tidak sesuai dengan sifat-sifat materi, kurang kreatif,
kurang variatif dan kurang memperhatikan kemampuan yang berbedabeda yang dimiliki siswa. Kebanyakan guru dari mulai menyampaikan
materi pelajaran sampai berakhirnya pelajaran hanya berceramah saja
tanpa memotivasi dan tidak meminta siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik dan terasa
monoton.
Proses belajar mengajar baik, dosen harus memiliki strategistrategi agar siswa dapat belajar dengan efektif, efisien dan mengena
pada tujuan pembelajaran. Penerapan pembelajaran dengan cara yang
masih konvensional yang masih sering digunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran, hal ini mengakibatkan keaktifan dan
ketrampilan siswa cenderung terabaikan. Salah satu langkah yang harus
ditempuh oleh guru adalah guru harus mampu menguasai teknik-teknik
(metode mengajar) yang bervariasi.
Metode mengajar merupakan cara-cara mengajar yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi dengan tujuan agar
siswa dapat memahami materi dengan baik. Pemilihan metode yang
tepat sesuai dengan materi pembelajaran dapat membantu siswa lebih
mudah memahami suatu konsep. Oleh karena itu penentuan strategi,
metode dan teknik pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan
dengan karakteristik materi ajaran, karakteristik siswa, karakteristik

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah serta
lingkungan sekitarnya.
Sesuai alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan,
pembelajaran pada mata kuliah struktur hewan perlu dicoba melalui
beberapa metode dan pendekatan diantaranya eksperimen dan diskusi.
Dengan mencoba penerapan metode eksperimen dan disertai diskusi
kelompok maupun kelas diharapkan pengetahuan-pengetahuan itu
muncul dari pikiran-pikiran mahasiswa sendiri dalam melibatkan
aktivitasnya pada proses eksperimen dan diskusi.
Pembahasan
Pada dasarnya dalam pelaksanaan Lesson study terdapat beberapa
langkah yang harus ditempuh seorang tenaga pengajar. Untuk lebih
jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan
konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara
ringkas tentang empat tahapan dalam penyelengggaraan Lesson Study.
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam
Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali dengan
kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi
dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara
membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana
belajar, dan sebagainya, sehingga dapat ketahui berbagai kondisi nyata
yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya,
secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala
permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan
permasalahan menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam
penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang
benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi
segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai
dengan tahap akhir pembelajaran.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

2. Tahapan Pelaksanaan (Do)


Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1)
kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang
guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan
RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau
observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study
yang lainnya
3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting karena
upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan bergantung dari
ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi
dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson
Study yang dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang
ditunjuk. Diskusi dimulai dari penyampaian kesan-kesan guru yang
telah mempraktikkan pembelajaran, dengan menyampaikan komentar
atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang
dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan yang
dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat menyampaikan tanggapan atau
saran secara bijak terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan
(bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam menyampaikan
saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang
diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya. Berbagai
pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan
balik bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau
peningkatan proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh
peserta pun memiliki catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung
dalam diskusi.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru
atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan
proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai temuan dan masukan berharga
yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan refleksi

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

(check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang bertindak
sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses
pembelajaran ke arah lebih baik.
Lesson study I
Plan I
Dalam pelaksanaan tahap pertama pelaksanaan pembelajaran LS
yaitu perencanaan dimana guru atau dosen yang menjadi model beserta
team berdiskusi membahas mengenai desain pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan I
diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusi
kelompok, dimana pada masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil diskusinya melalui gambar yang telah dipersiapkan. Diakhir
pembelajaran dosen mengadakan postes kepada mahasiswa. Setelah
perencanaan selesai Dosen model melaksanakan pembelajaran dengan
diamati dosen lain atau observer.
Do I
Implementasi RPP plan I dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah.
See I
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapa
masukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :
Dosen Model
1) Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifat
egois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena
menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggota
kelompoknya yang belum paham.
2) Banyak mahasiswa yang belum siap dalam menghadapi
pembelajaran dengan ditandai masih banyak mahasiswa yang tidak
membawa buku penunjang dan ada mahasiswa yang miskonsepsi
terhadap materi yang dipelajari
3) Beberapa kelompok belum sempurna dalam mempersiapkan materi
hari ini.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

Pengamat (Observer)
1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi
pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang
berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlu
menyesuaikan diri
2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masih
kurang atau mahasisawa kurang aktif terhadap proses pembelajaran
3) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap
pembelajaran
4) Masing-masing kelompok kurang memperhatikan kelompok lainya
yang sedang presentasi didepan karena masing-masing sibuk
mempersiapkan post test
5) Setiap kelompok kurang menguasai materinya dan belum mampu
untuk memberikan suatu kesimpulan
6) Media sudah representative
7) Mahasiswa sebagian sudah membawa buku pegangan atau buku
paket
Solusi dari observer
1) Dalam pembelajaran selanjutnya mencari kelas yang mendukung
2) Dalam pembelajaran tidak diberi post tes tapi diganti pemberian pre
test
Kontrol dosen pada masing-masing mahasiswa untuk lebih
diperhatikan
Lesson study II
Plan II
Dalam pelaksanaan tahap kedua pelaksanaan pembelajaran LS yaitu
seperti di plan yang pertama yaitu dosen model bersama timnya
berdiskusi membahas perencanaan desain pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan II
diperoleh rancangan pembelajaran yang menitik beratkan pada
eksperimen dan diskusi kelompok, dimana pada masing-masing
kelompok melakukan proses pembedahan dan mengamati organ-organ

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

10

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

hewan serta masing-masing kelompok diberi LKS. Setelah selesai


pengamatan, menggambar dan pembahasan LKS, perwakilan dari
anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi LKSnya melalui
gambar dari hasil pengamatan . Diakhir pembelajaran dosen
memberikan suatu penguatan dan merangkum hasil pembelajaran secara
bersama-sama dengan mahasiswa. Setelah perencanaan selesai dosen
model melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lain atau
observer.
Do II
Implementasi RPP plan II dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah.
See II
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do II) terdapat beberapa
masukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :
Dosen Model
1) Proses pembelajaran menjadi lebih hidup ditandai dengan hidupnya
komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antara
mahasiswa dengan dosen.
2) Mahasiswa lebih siap dalam menerima pelajaran dengan cara
praktikum
3) Masih terdapat mahasiswa yang tidak sepenuhnya mengikuti proses
pembelajaran dengan bermain sendiri tanpa menghiraukan proses
pembelajaran
Pengamat (Observer)
1) Aspek-aspek pembelajaran muncul pada diri mahasiswa
2) Masih terdapat mahasiswa yang kurang antusias terhadap
pembelajaran
3) Pembelajaran menjadi lebih hidup, komunikasi antara individu
dengan individu dan individu dengan dosen lebih terjalin
4) Semua mahasiswa nampak belajar dengan baik saat menggunakan
media langsung.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

11

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

5) Saat awal praktikum ketika ditayangkan video mahasiswa


berkonsentrasi, tetapi ketika mulai membedah konsentrasi
mahasiswa menurun hanya beberapa mahasiswa yang nampak aktif.
6) Konsentrasi mahasiswa mulai meningkat lagi ketika dosen
mandatangi kelompok praktikum satu persatu.
7) Sudah ada peningkatan pembelajaran dibandingkan pembelajaran
minggu yang lalu.
8) Perlu diadakan Pre test.
9) Pembelajarannya sudah bagus, aktivitas mahasiswa sudah
mengalami peningkatan.
Solusi dari observer
1) Pembelajaran untuk tetap dipertahankan
2) Dosen harus berkeliling terus disetiap kelompok untuk mengecek
hasil kerja mereka
3) Perlu diadakan pretest sebelum praktek dimulai
Lesson study III
Plan III
Dalam pelaksanaan tahap ketiga pelaksanaan pembelajaran LS
yaitu seperti di plan yang pertama dan kedua yaitu dosen model bersama
timnya berdiskusi membahas perencanaan desain pembelajaran yang
akan dilaksanakan pada saat pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan
III tidak jauh seperti plan II, diperoleh rancangan pembelajaran yang
menitik beratkan pada eksperimen dan diskusi kelompok, dimana pada
masing-masing kelompok melakukan proses pembedahan, mengamati
dan membahas LKS. Setelah selesai pengamatan dan menggambar,
perwakilan dari anggota kelompok mempresentasikan hasil diskusi
LKSnya melalui gambar dari hasil pengamatan . Diakhir pembelajaran
dosen memberikan suatu penguatan dan merangkum hasil pembelajaran
secara bersama-sama dengan mahasiswa. Setelah perencanaan selesai
Dosen model melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lain
atau observer.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

12

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

Do III
Implementasi RPP plan III dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 9 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah,
dosen matematika dan observer ekternal dari UNY
See II
Dari hasil pelaksanaan pembelajaran (Do) terdapat beberapa
masukan dari dosen model dan dosen observer, antara lain sebagai
berikut :
Dosen model
1. Pada tahap awal mahasiswa responnya bagus tetapi pada tahap
praktikum masih banyak mahasiswa yang kurang greget terhadap
eksperimen yang dilakukan.
2. Tata letak ruang kurang luas sehingga mempengaruhi jalannya
eksperimen.
3. Presentasi sudah berjalan lumayan bagus.
Pengamat (Observer)
1) Dalam kelompok hanya 1-2 orang yang melakukan seksiologi.
2) Mahasiswa bernama Indah Pertama tidak aktif tetapi kemudian
menjadi aktif.
3) Mahasiswa bernama Rina tidak aktif (kel. Katak).
4) Rika Indriastutik menonjol di teman-temannya dan juga memberi
penjelasan sama teman-temannya.
5) Dosen mendatangi kelompok dan memberi penjelasan sangat
membantu mahasiswa.
6) Motivasi yang diberikan dosen sudah bagus.
7) Peta meja praktikum kurang representatif.
8) Ketika kelompok lain presentasi kelompok lima tidak
memperhatikan.
9) Kerja Tim kelompok sudah sangat bagus (2 membedah, 2
mengambil alat, menulis laporan)
10) Menggambarnya hanya dari laptop tidak sesuai preparat yang
dibedah
11) Pada awal mahasiswa tegang tetapi seiring berjalannya waktu mulai
ada keaktifan.
12) Ada satu mahasiswa tidak aktif dalam kelompok 3.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

13

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

13) Tetapi seiring berjalannya waktu konsentrasi mahasiswa mulai


menurun.
14) Septian Aziz tidak ikut diskusi dengan teman-temannya tetapi
malah bercanda dengan putut.
15) Perlu adanya diskusi kelas setelah praktikum dilaksanakan yang
dipimpin oleh dosen
Solusi dari observer
1) Dalam berdiskusi tidak harus diskusi kelompok dibuat diskusi kelas
juga bisa
2) Manajemen waktunya untuk lebih diperbaiki lagi
3) Karena Laboratoriumnya kurang luas dengan jumlah mahasiswa
yang sekian banyaknya lebih baiknya jumlah kelompk dikurangi
sehingga dosen dapat dengan leluasa berkeli;ling memantau pada
setiap kelompok
4) Dalam waktu berdiskusi dosen memimpin dan memberikan waktu
yang agak lama dalam berdiskusinya sehingga dapat terbahas
dengan maksimal
Lesson study IV
Plan IV
Dalam tahap ini sama dengan tahap plan yang lain dimana guru
atau dosen yang menjadi model beserta team berdiskusi membahas
mengenai desain pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat
pembelajaran. Dari hasil pelaksanaan plan IV diperoleh rancangan
pembelajaran yang menitik beratkan pada diskusi kelompok, dimana
pada masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
melalui gambar yang telah dipersiapkan. Setelah setiap kelompok
selesai mempresentasikan hasil dikusinya dosen memberikan penguatan
terhadapa apa yang dipresentasikan sehingga mahasiswa yang lain
mendapat penjelasan dari dosen. Diakhir pembelajaran dosen
mengadakan postes kepada mahasiswa. Setelah perencanaan selesai
Dosen model melaksanakan pembelajaran dengan diamati dosen lain
atau observer
Do IV
Implementasi RPP plan IV dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat sebanyak 3 orang yang terdiri dari dosen rumpun mata kuliah.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

14

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

See IV
Dosen Model
1) Mahasiswa kurang menguasai materi yang dipresentasikan
2) Kurangnya penguasaan materi itu mengakibatkan didominasi oleh
satu atau dua anggota kelompok
3) Media lebih mendukung dan representative sehingga dalam
mempresentasikan agak lebih baik dan lancar
4) Mahasiswa mulai bosan dengan pembelajaran karena diadakan
secara terus menerus dengan diobservasi oleh dosen lain
Pengamat (Observer)
1) Konsentrasi mahasiswa kurang terfokus pada presentasi yang
dilakukan temannya dikarenakan mereka sibuk menyiapkan
presentasi kelompok mereka sendiri.
2) Sebaiknya tidak semua mahasiswa dalam kelompok ikut presentasi.
Presentasi dilakukan oleh perwakilan kelompok dengan cara diundi
agar semua anggota kelompok mempersiapkanya
3) Diskusi kelompok yang belum berjalan dengan baik
4) Mahasiswa kurang memperhatikan presentasi yang dilakukan
temannya, masing-masing kelompok hanya tahu tentang tema pada
kelompoknya.
Solusi dari observer
1) Dalam menentukan siapa yang presentasi sebaiknya di undi supaya
semua anggota kelompok siap untuk mempresentasikannya
sehingga tidak menggantungkan pada salah satu anggota saja
2) Dosen harus selalu mengkontrol mahasiswa yang kurang
memperhatikan proses pembelajaran sehingga mampu
terminimalisir
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan
dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran LS yang berbasis dengan kelompok, menjadikan sifat
egois dari masing-masing anggota kelompok muncul karena
menginginkan menjadi yang terbaik tanpa menghiraukan anggota

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

15

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

kelompoknya yang belum paham. Untuk itu kontrol dosen pada


masing-masing mahasiswa untuk lebih diperhatikan
2. Pada pembelajaran melalui eksperimen atau praktikum, ditahap awal
mahasiswa responnya bagus tetapi pada tahap praktikum masih
banyak mahasiswa yang kurang greget terhadap eksperimen yang
dilakukan. Tata letak ruang kurang luas sehingga mempengaruhi
jalannya eksperimen serta kontrol dosen kurang maksimal karena
acsesibility kekelompok bagian belakang agak sulit. Disamping itu
mengenai keaktivan siswa pada saat praktikum juga sudah baik.
3. Dalam waktu berdiskusi dosen memimpin dan memberikan waktu
yang agak lama dalam berdiskusinya sehingga dapat terbahas dengan
maksimal dan timbul konflig kognitif diantara mahasiswa.
4. Konsentrasi mahasiswa kurang terfokus pada presentasi yang
dilakukan temannya dikarenakan mereka sibuk menyiapkan
presentasi kelompok mereka sendiri. Sebaiknya tidak semua
mahasiswa dalam kelompok ikut presentasi. Presentasi dilakukan
oleh perwakilan kelompok dengan cara diundi agar semua anggota
kelompok mempersiapkanya. Mahasiswa kurang memperhatikan
presentasi yang dilakukan temannya, masing-masing kelompok
hanya tahu tentang tema pada kelompoknya sehingga kontrol dosen
terhadap mahaiswa yang tidak presentasi dapat memperhatikan
teman kelompok lain yang sedang presentasi.
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut, peneliti
memberikan bebrapa saran sebagai berikut :
Para dosen dan penerapanya nanti adalah ke tenaga pengajar
SMP maupun SMA dapat menggunakan Lesson study sebaagai cara
untuk memperoleh suatu model dan metode yang tepat dalam proses
pembelajarannya sehingga diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

16

Arif Didik Kurniawan ; Implementasi Metode Eksperimen ....: 3 - 16

DAFTAR PUSTAKA
Catherine Lewis. 2004. Does Lesson Study Have a Future in the
United States?. Online: http://www.sowi-online.de/journal/20041/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online:
http://www.tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. 2007. "Lesson Study" (Makalah). Kuningan: LPMPJawa Barat
Wikipedia. 2007. Lesson Study. Online:
http://en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

PENERAPAN PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA I


BERBASIS KONFLIK KOGNITIF MELALUI METODE
PERCOBAAN, DEMONSTRASI, CERAMAH, DAN DISKUSI
Oleh
Erawan Kurniadi
Program Studi Pendidikan Fisika
FPMIPA IKIP PGRI Madiun
ABSTRAK
Penyebab utama rendahnya kualitas pembelajaran elektronika
adalah rendahnya penguasaan dan kesalahan konsep pada materi
prasyarat. Penyebab lain karena tidak dikenalnya komponen-komponen
elektronika oleh mayoritas mahasiswa, rendahnya keterampilan dalam
merangkai komponen elektronika, dan rendahnya kemampuan
menggunakan alat ukur listrik. Kondisi yang telah disebutkan merupakan
prediksi awal, permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa saat
belajar masih perlu dijaring. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan
untuk mewujudkan pembelajaran berkualitas melalui penjaringan
terhadap permasalahan belajar mahasiswa dan mengupayakan solusinya.
Penelitian pada mata kuliah elektronika I semester VA program
studi pendidikan fisika ini dilakukan dalam kerangka kegiatan penguatan
lesson study 2010 dengan dana dari Ditnaga Dikti. Pelaksanaannya
melalui penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
melibatkan 1 dosen model dan 2 orang pengamat. Permasalahan akan
dicoba dipecahkan dengan menerapkan pembelajaran berbasis konflik
kognitif melalui metode percobaan, demonstrasi, ceramah, dan diskusi.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) lebih dari 50% mahasiswa tidak bisa
mengguna alat ukur dan merangkai alat pada saat percobaan, 2)
penggunaan LCD infocus sangat membantu mahasiswa untuk dapat
mengamati demonstrasi dengan jelas walaupun dari jarak yang relatif
jauh, 3) kegiatan diskusi berhasil dimanfaatkan untuk memicu terjadinya
konflik kognitif sehingga menuntut mahasiswa untuk berpikir dalam
m e n e n t u k a n k o n s e p y a n g p a l i n g b e n a r, 4 ) c e r a m a h

17

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

18

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

dengan alokasi lebih dari 30 menit menyebabkan mahasiswa jenuh,


solusinya adalah mengkombinasi kegiatan ceramah (10 menit) dengan
diskusi (10 menit) secara bertahap.
Kata kunci : konflik kognitif, percobaan, demonstrasi, ceramah,
diskusi
A. Pendahuluan
Komponen elektronika memang sesuatu yang riil dan dapat
dikenali dengan mudah, tetapi proses yang terjadi dalam komponen
ketika digunakan dalam rangkaian merupakan sesuatu yang sangat
abstrak. Kenyataan yang telah disebutkan memicu sulitnya mempelajari
elektronika disamping teori dan kenyataan yang seringkali tidak sesuai.
Membelajarkan elektronika secara mendasar terhadap mahasiswa
memerlukan strategi jitu yang memang berbeda dengan yang lain.
Penyebab lain yang tidak kalah penting dan ikut memperburuk
proses pemahaman terhadap materi kuliah elektronika yaitu: 1)
rendahnya penguasaan terhadap materi prasyarat misalnya rangkaian
sederhana, dan bahan semikonduktor, 2) kesalahan konsep pada materi
prasyarat, 2) tidak dikenalnya komponen-komponen elektronika oleh
mayoritas mahasiswa, 3) rendahnya keterampilan dalam merangkai
komponen elektronika, dan 4) rendahnya kemampuan menggunakan
alat ukur listrik.
Jika mahasiswa tidak paham materi prasyarat, maka akan sangat
menyulitkan mahasiswa dalam menguasai materi yang diprasyarati.
Ibaratnya: belajar berjalan tidak akan berhasil jika berdiri saja susah.
Kesalahan konsep pada materi prasyarat akan memicu kesalahan
konsep pada materi lanjutannya sehingga menjadi rantai salah konsep
yang sulit untuk diputuskan. Untuk memutuskan rantai salah konsep
diperlukan strategi pembelajaran yang dapat menimbulkan konflik
kognitif pada mahasiswa (Erawan K., 2008:5). Konflik kognitif akan
memaksa mahasiswa untuk berpikir dalam memilih
atau
menentukan konsep yang paling benar. Untuk memicu munculnya
konflik kognitif diperlukan pertanyaan-pertanyaan yang

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

19

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

diprediksi menimbulkan jawaban bermacam-macam sehingga akan


segera diketahui letak kesalahan pemahamannya.
Sebagian besar mahasiswa tidak mengenal komponenkomponen elektronika. Akibatnya, mereka mengalami kesulitan dalam
memasang komponen elektronika pada papan rangkai berdasarkan
gambar rangkaian yang diacu. Rendahnya kemampuan dalam
menggunakan alat ukur listrik dan membaca hasil ukurnya ikut
menghambat proses belajar elektronika melalui kegiatan percobaan.
Alternatif solusinya adalah dengan sesegera mungkin membiasakan
mahasiswa untuk mengenal komponen elektronika, belajar merangkai
komponen elektronika, dan menggunakan alat ukur untuk keperluan
analisis.
Sesuai alternatif-alternatif solusi yang telah disampaikan,
pembelajaran pada mata kuliah elektronika perlu dicoba melalui
beberapa metode dan pendekatan diantaranya eksperimen, percobaan,
demonstrasi, dan ceramah disertai diskusi. Pembelajaran melalui
eksperimen yang menuntut mahasiswa untuk dapat merumuskan
masalah, menyusun hipotesis, dan menguji hipotesis diprediksi cukup
sulit untuk dilakukan karena kemungkinan besar mahasiswa kurang
menguasai materi prasyarat. Alternatif yang paling memungkinkan
untuk dipilih adalah pembelajaran melalui percobaan, demonstrasi, dan
ceramah disertai diskusi dengan strategi khusus yang mampu
menimbulkan konflik kognitif.
Pelaksanaan pembelajaran diobservasi oleh 2 orang dosen
pengamat (observer). Pengamatan diarahkan/difokuskan pada aktivitas
belajar mahasiswa dan hasilnya digunakan sebagai acuan dalam refleksi.
Hasil refleksi digunakan sebagai acuan perbaikan pembelajaran pada
materi yang sama dan dimanifestasikan dalam perbaikan RPP.
B. Pembahasan
1. Penerapan Metode Percobaan dan Diskusi dalam Pembelajaran
Diode Penyearah & Diode Khusus
Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa
mempelajari materi diode penyearah dan diode khusus yaitu mahasiswa
dapat :

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

20

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

a. Melukiskan kurva karakteristik diode (V vs I) lengkap dalam


forward & reverse bias berdasarkan hasil percobaan tentang
karakteristik diode dalam forward & reverse bias
b. Menyajikan kalimat analisis terkait kemampuan diode dalam
menghantarkan arus listrik saat diode diberi prategangan maju
(forward bias), dan prategangan balik (reverse bias)
c. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode zener
d. Melakukan perhitungan matematis terhadap nilai V dan I
berdasarkan konsep diode ideal, maupun konsep diode dalam
kenyataan dengan memperhitungkan tegangan lutut (Vk), dan
hambatan limbak (rB)
Perencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3
orang dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode
percobaan dan diskusi dalam pembelajaran diode penyearah & diode
khusus menghasilkan:
a. Kesepakatan meliputi :
1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan
menggunakan metode percobaan dan diskusi. Peralatan dan
bahan percobaan harus dipersiapkan sehingga layak dan sesuai
dengan indikator yang ingin dicapai serta memenuhi jumlah
kelompok.
2) Karakter diode secara umum memiliki tegangan dadal cukup
besar (>50 volt) sehingga sumber tegangan yang menghasilkan
nilai beda tegangan > 50 volt agak sulit diperoleh. Solusi:
menggunakan piranti utama diode zener 6,2 volt dengan asumsi
tegangan dadal tidak terlalu tinggi dan cukup mewakili
karakteristik diode dalam forward dan reverse bias. Selain itu,
prinsip kerja diode zener sebagai regulator juga sekaligus dapat
dipelajari.
3) Sebelum masuk kegiatan inti yaitu percobaan dilanjutkan
dengan diskusi, dosen menyampaikan materi pengantar secara
singkat memanfaatkan media power point.
4) Alokasi waktu untuk kegiatan inti yaitu percobaan oleh
mahasiswa dan diskusi kelas memperoleh proporsi lebih banyak
karena merupakan prioritas dalam pencapaian indikator.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

21

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

b. Instrumen Pembelajaran meliputi:


1) RPP dengan metode pembelajaran percobaan dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, modul
praktikum disertai soal pemahaman materi, checklist afektif dan
psikomotorik.
Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamat
menghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses
pembelajaran beserta solusinya (tabel 1).
Tabel 1. Temuan permasalahan dalam pembelajaran diode penyearah
dan diode khusus melalui metode percobaan dan diskusi beserta solusinya
No.
1.

2.

Temuan Permasalahan
Pertanyaan-pertanyaan uji materi
prasyarat sebagian tidak bisa dijawab
oleh mahasiswa, sebagian lagi
dijawab dengan ragu-ragu.
Contoh nyata: beberapa mahasiswa
masih
mengalami
kesulitan
membedakan forward bias dan
reverse bias
Prediksi penyebab: a) kurang
menguasai materi prasyarat, b) lupa,
c) salah konsep
Mahasiswa mengalami kesulitan
dalam memasang komponen pada
papan rangkai elektronika sehingga
waktu
untuk
proses
kegiatan
percobaan sangat melebihi alokasi
waktu
yang
disediakan
dan
menghambat kegiatan pembelajaran
selanjutnya. Ada kelompok yang
dalam waktu sekitar 45 menit belum
berhasil melakukan percobaan.
Contoh
kesalahan
yang
dilakukan oleh mahasiswa saat
memasang
komponen
dan
menggunakan alat ukur:

Solusi
Pemberian tugas dan pretest sehingga
mahasiswa dipaksa secara halus
untuk membaca buku agar dapat
mengerjakan tugas dan pretest

1. Pemantauan
pada
kegiatan
percobaan oleh dosen dengan
memberikan tahap-tahap yang
jelas
secara
instruksional
mengenai kegiatan dan waktu sub
kegiatan
percobaan
meliputi:
kapan dimulai, kapan selesai,
kapan
mengontrol
ketepatan
rangkaian, dan kapan mahasiswa
diperbolehkan
melanjutkan
kegiatan
2. Modul praktikum disampaikan
sebelum
pelaksanaan
untuk
dipelajari
di
rumah.
Untuk
menjamin agar mahasiswa mau
mempelajari
modul,
perlu
diadakan pretest.

(a)
(b)
a. Rangkaian sebenarnya (Malvino, 2002)
b. Rangkaian oleh mahasiswa

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

22

3.

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

Pada kegiatan inti yaitu percobaan


dan
diskusi,
hanya
beberapa
mahasiswa yang aktif dan yang lebih
dominan mahasiswa laki-laki

pembentukan kelompok diarahkan


agar mahasiswa yang memiliki
kemampuan lebih dapat membantu
temannya yang kurang. Memberi
reward pada mahasiswa yang aktif
untuk memotivasi mahasiswa aktif
dalam diskusi

Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi :


a) Memasukkan kegiatan pretest dalam kegiatan inti, b) Mendesain
ulang alokasi waktu tiap sub kegiatan inti, c) Pada akhir
kegiatan/penutup dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk
dikerjakan di rumah.
2. Penerapan Metode Demonstrasi dan Diskusi dalam
Pembelajaran Penerapan Diode
Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa
mempelajari materi penerapan diode yaitu mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode sebagai
penyearah setengah gelombang
b. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja diode sebagai
penyearah gelombang penuh
c. Melukiskan bentuk gelombang keluaran penyearah setengah
gelombang dan gelombang penuh sesuai dengan tampilan
Cathode Ray Osciloscope (CRO)
d. Menggunakan persamaan-persamaan matematis pada penyearah
setengah gelombang dan gelombang penuh untuk
menyelesaikan persoalan terkait
e. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip kerja penapis/filter
pada penyearah
Perencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3
orang dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode
demonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran penerapan diode
menghasilkan :
a. Kesepakatan meliputi :
1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan
menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sebelum
demonstrasi dosen menjelaskan materi secara singkat

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

23

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

memanfaatkan media power point. Harus ada penjelasan nama


peralatan dan bahan beserta fungsinya.
2) Mahasiswa diberi kesempatan membaca materi pada buku diktat
pada saat dosen mempersiapkan demonstrasi.
3) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukan
untuk mengukur capaian indikator yang ingin dicapai dan
diupayakan dapat menimbulkan konflik kognitif sehingga
kegiatan diskusi kelas akan lebih hidup.
b. Instrumen Pembelajaran meliputi:
1) RPP dengan metode pembelajaran demonstrasi dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, pedoman
demonstrasi, LKM, dan checklist afektif.
Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamat
menghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses
pembelajaran beserta solusinya (tabel 2).
Tabel 2. Temuan permasalahan dalam pembelajaran penerapan diode
melalui metode demonstrasi dan diskusi beserta solusinya
No.
Temuan Permasalahan
1. Sebagian mahasiswa tidak membawa
buku diktat, sehingga mahasiswa
yang membawa buku harus berbagi
buku untuk dibaca bersama sehingga
konsentrasi dan fokus mahasiswa
ketika
membaca
materi
tidak
maksimal
2. Pemberian waktu khusus pada
mahasiswa untuk membaca buku saat
pembelajaran ternyata tidak efektif
karena selain ada mahasiswa yang
tidak membawa buku juga alokasi
waktu menjadi banyak tersita

3.

Demonstrasi kurang dapat diamati


dengan jelas oleh mahasiswa yang
duduk di deret belakang

Solusi
Mewajibkan
mahasiswa
untuk
membawa buku, memberi tugas
mengerjakan soal agar mahasiswa
secara otomatis membaca buku

Memberi tugas mengerjakan soal


agar mahasiswa secara otomatis
membaca buku. Walaupun diprediksi
sebagian besar mahasiswa akan
mencontek jawaban tugas temannya
yang rajin, paling tidak ketika
mencontek mereka juga ikut berpikir
tentang kebenaran jawaban yang
diconteknya
Menampilkan kegiatan demonstrasi
alat oleh dosen model dengan
menggunakan infocus, sehingga
tampilan bisa jelas dari berbagai
sudut tempat duduk mahasiswa

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

24

4.

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

Pada saat diskusi belum banyak


terjaring jawaban berbeda-beda pada
persoalan yang sama

Menambah alokasi waktu diskusi


agar terjaring jawaban yang bisa jadi
berbeda-beda pada pesoalan yang
sama. Dengan demikian, mahasiswa
akan mengalami konflik kognitif dan
berpikir untuk memilih jawaban yang
paling benar

Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi:


a) Mengeliminasi pemberian waktu pada mahasiswa untuk membaca
buku, b) Menambahkan peralatan LCD infocus pada alat demonstrasi, c)
Menambah durasi waktu pada kegiatan presentasi dan diskusi, d) Pada
akhir kegiatan/penutup dosen memberikan tugas pada mahasiswa untuk
dikerjakan di rumah.
3. Penerapan Metode Demonstrasi dan Diskusi dalam
Pembelajaran Transistor Dwikutub
Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa
mempelajari materi transistor dwikutub yaitu mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan struktur transistor dwikutub npn dan pnp.
b. Menjelaskan sistem operasi transistor pada pemberian
prategangan maju (forward bias), prategangan balik (reverse
bias), dan prategangan maju-balik (forward and reverse bias).
c. Menyebutkan hubungan antara arus emiter, arus basis, dan arus
kolektor.
d. Menjelaskan pengertian parameter a
dc,b
dc, dan hFE.
e. Menurunkan persamaan hubungan antara a
dc dengan b
dc.
Perencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3 orang
dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode
demonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran transistor dwikutub
menghasilkan:
a. Kesepakatan meliputi
1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan
menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Sebelum
demonstrasi dosen menjelaskan materi secara singkat
memanfaatkan media power point. Harus ada penjelasan nama
peralatan dan bahan beserta fungsinya.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

25

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

2) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukan


untuk mengukur capaian indikator yang ingin dicapai dan
diupayakan dapat menimbulkan konflik kognitif sehingga
kegiatan diskusi kelas akan lebih hidup.
3) Alokasi waktu untuk kegiatan diskusi ditambah menjadi 25
menit agar dapat menjaring jawaban bermacam-macam pada
soal yang sama sehingga muncul konflik kognitif pada
mahasiswa.
b. Instrumen Pembelajaran meliputi:
1) RPP dengan metode pembelajaran demonstrasi dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, pedoman
demonstrasi, LKM, dan checklist afektif.
Implementasi RPP plan I dalam pembelajaran diobservasi oleh
pengamat dosen rumpun mata kuliah.
Proses pembelajaran berjalan sangat lancar dan baik, hanya
sedikit kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam proses
pembelajaran terkait dengan pemahaman awal mahasiswa. Refleksi
yang dilakukan bersama dengan pengamat menghasilkan temuan
permasalahan mahasiswa dalam proses pembelajaran beserta solusinya
(tabel 3).
Tabel 3. Temuan permasalahan dalam pembelajaran transistor dwikutub melalui
metode demonstrasi dan diskusi beserta solusinya

No.
Temuan Permasalahan
1. Pemahaman beberapa mahasiswa pada
penjelasan materi awal oleh dosen
terhambat karena masih ada beberapa
mahasiswa yang ternyata kurang
memahami materi terdahulu. Contoh
hasil uji pemahaman awal:

Solusi
Lebih sering menguji pemahaman
mahasiswa dengan pertanyaan
serupa

Masih banyak mahasiswa yang sulit


membedakan forward bias dan
reverse bias dalam pemberian
prategangan masing-masing pin
transistor pada gambar rangkaian

Gb.2. Pemberian prategangan majubalik (Malvino, 2002)

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

26

2.

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

Pemberian soal-soal pemahaman untuk


mahasiswa sudah memenuhi kecukupan
materi dan telah menimbulkan konflik
kognitif yang baik sehingga jalannya
diskusi menjadi lebih hidup. Akan tetapi
alokasi
waktu
(walaupun
sudah
ditambah menjadi 25 menit) yang
diberikan pada kegiatan ini masih
kurang memenuhi karena diperlukan
sampel
jawaban
dari
beberapa
kelompok sampai ditemukan jawaban
yang paling benar

Penambahan
alokasi
waktu
presentasi dan diskusi menjadi
sekitar 40 menit agar mahasiswa
dapat berpikir lebih keras untuk
memilih dan menyepakati jawaban
yang paling benar

Tindakan perbaikan terhadap RPP mengacu pada hasil refleksi: a)


Menambah durasi waktu pada kegiatan presentasi dan diskusi menjadi 40
menit, b) Mengurangi alokasi waktu pada kegiatan: memberikan motivasi
dan apersepsi, dan mengerjakan soal LKM.
4. Penerapan Metode Ceramah dan Diskusi dalam Pembelajaran
Transistor Common Emiter
Indikator yang diharapkan tercapai setelah mahasiswa
mempelajari materi transistor common emiter yaitu mahasiswa dapat:
a. Menerapkan dalil superposisi dalam rangkaian dengan sumber
tegangan lebih dari satu.
b. Menggambarkan rangkaian ekuivalen dc dan ac berdasarkan
penggunaan coupling capasitors.
c. Menjelaskan dengan kalimat sendiri prinsip penguat linier (linear
amplifier) sinyal ac menggunakan rangkaian transistor Common
Emiter.
d. Melakukan analisis matematis terhadap penguat Common Emiter
dan hfe, impedans masukan, dan penguatan
terkait parameter b
atau bati tegangan.
e. Menjelaskan dengan kalimat sendiri bentuk dan karakter tegangan
keluaran hasil penguatan pada penguat CE dibandingkan dengan
tegangan masukan.
f. Menerapkan hasil analisis matematis pada penguat Common Emiter
untuk menyelesaikan persoalan terkait.
Perencanaan (plan) yang disusun melalui diskusi oleh 3 orang
dosen rumpun mata kuliah dalam persiapan penerapan metode

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

27

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

demonstrasi dan diskusi dalam pembelajaran penerapan diode


menghasilkan:
a. Kesepakatan meliputi
1) Sesuai dengan indikator, pembelajaran direncanakan
menggunakan metode ceramah dan diskusi.
2) Soal-soal pemahaman materi (LKM) disusun dan ditujukan
untuk mengukur capaian indikator dan diupayakan dapat lebih
menimbulkan konflik kognitif sehingga kegiatan diskusi kelas
akan lebih hidup.
3) Alokasi waktu untuk kegiatan diskusi ditambah menjadi 40
menit agar dapat menjaring jawaban bermacam-macam pada
soal yang sama sehingga muncul konflik kognitif pada
mahasiswa.
b. Instrumen Pembelajaran meliputi:
1) RPP dengan metode ceramah dan diskusi.
2) Lampiran RPP yang terdiri dari: rangkuman materi, sajian materi
dalam bentuk power point, LKM, dan checklist afektif.
Proses pembelajaran juga berjalan sangat lancar dan baik, hanya
sedikit kendala yang dialami oleh mahasiswa dalam proses
pembelajaran terkait kegiatan mahasiswa saat memperhatikan
penjelasan materi. Refleksi yang dilakukan bersama dengan pengamat
menghasilkan temuan permasalahan mahasiswa dalam proses
pembelajaran beserta solusinya (tabel 4).

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

28

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

Tabel 4. Temuan permasalahan dalam pembelajaran transistor common emiter


melalui metode ceramah dan diskusi beserta solusinya

No.
Temuan Permasalahan
1. Saat penyajian materi memasuki

2.

sekitar menit ke -30, mahasiswa mulai


tampak jenuh walaupun penjelasan
disajikan det il dan rinci. Kondisi ini
sebenarnya wajar dan secara umum
sering terjadi. Namun demikian, jika
tidak diatasi akan selalu terulang dalam
setiap pembelajaran melalui ceramah.
Hal ini juga berdampak pada
ketidakpahaman terhadap materi pada
sebagian mahasiswa . Terbukti pada
akhir pembelajaran (ketika dosen
menyampaikan pertanyaan refleksi),
ada mahasiswa yang tidak tahu
komponen utama pada penguat CE
padahal pembelajaran sudah
berlangsung hampir 2 jam
Pemberian soal-soal pemahaman untuk
mahasiswa
sudah memenuhi
kecukupan materi dan telah
menimbulkan konflik kognitif yang
baik sehingga jalannya diskusi menjadi
lebih hidup
Contoh konflik kognitif yang terjadi:

Solusi
Mengkombinasi kegiatan ceramah
dengan diskusi memecahkan ma salah
dengan proporsi waktu 10 menit
ceramah dilanjutkan 10 menit diskusi
memecahkan masalah. Tahap ini
diulang beberapa kali dengan prinsip
setiap tahap diupayakan agar dapat
memunculkan permasalahan baru

Mengingat permasalahan pertama,


maka kegiatan diskusi kelompok dapat
ditiadakan dan diganti dengan diskusi
kelas bertahap disela -sela kegiatan
ceramah bertahap

Gb. 3.a. Tampilan DC murni dalam


CRO

Gb. 3.a. Tampilan DC gel. penuh


dalam CRO
Akibat terkecoh tampilan a, tampilan b
dikatakan tegangan ac oleh mahasiswa

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

29

3.

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

Soal yang ditujukan untuk merefleksi


capaian indikator ke 6 yaitu
menerapkan hasil analisis matematis
pada penguat Common Emiter untuk
menyelesaikan persoalan terkait
semula diprediksi tidak banyak
menimbulkan konflik kognitif. Setelah
diterapkan pada mahasiswa, ternyata
muncul jawaban beragam yang
diprediksi disebabkan oleh rendahnya
pemahaman beberapa mahasiswa pada
materi rangkaian sederhana. Hal ini
ditunjukkan oleh: a) beberapa
mahasiswa perempuan yang ternyata
tidak dapat menghitung resistor
pengganti secara paralel, b) beberapa
mahasiswa kesulitan membedakan
rangkaian seri dan paralel pada
rangkaian yang agak rumit, c) beberapa
mahasiswa belum paham prinsip kerja
transistor CE sebagai penguat linier

Memberikan refreshing pemahaman


terhadap materi rangkaian sederhana,
dan memberi penekanan pemahaman
terhadap prinsip kerja penguatan
menggunakan transistor CE.

Tindakan perbaikan terhadap RPP dilakukan dengan mengubah


langkah pembelajaran inti dalam RPP menjadi kombinasi antara
ceramah dengan diskusi secara bertahap yang masing masing tahap
terdiri dari menjelaskan materi melalui ceramah selama 10 menit, dan
diskusi memecahkan masalah selama 10 menit.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

30

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

C. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
a. Saat pembelajaran melalui percobaan, mahasiswa yang memiliki
pemahaman dan keterampilan lebih baik dalam merangkai
komponen dan menggunakan alat ukur membantu temannya
yang kurang. Dosen menemukan bahwa sebagian besar
mahasiswa ternyata tidak bisa mengguna alat ukur dengan baik
walaupun mereka sudah pernah menggunakan alat tersebut pada
praktikum fisika dasar II dan III (semester II dan III). Ternyata
jeda waktu 1 tahun menyebabkan mahasiswa lupa penggunaan
alat ukur, atau bahkan sebelumnya mahasiswa yang memang
tidak dapat menggunakan alat ukur dengan benar.
b. Pada pembelajaran melalui demonstrasi, penggunaan LCD
infocus sangat membantu mahasiswa untuk dapat mengamati
demonstrasi dengan jelas walaupun dari jarak yang relatif jauh.
Sebelum demonstrasi sebaiknya ada kegiatan mengenalkan
nama peralatan yang digunakan beserta fungsinya.
c. Pada pembelajaran diskusi, alokasi waktu yang lebih banyak
pada kegiatan presentasi dan diskusi berhasil dimanfaatkan
untuk memicu terjadinya konflik kognitif sehingga menuntut
mahasiswa untuk berpikir agar dapat menentukan konsep yang
paling benar.
d. Pada pembelajaran ceramah, alokasi menjelaskan materi yang
mengumpul dalam satu waktu selama kurang lebih 40 menit
menyebabkan kejenuhan pada mahasiswa. Strategi alternatifnya
adalah mengkombinasi kegiatan ceramah dengan diskusi secara
bertahap.
2. Saran
a. Pembelajaran melalui percobaan sebaiknya diawali dengan
refreshing/penyegaran penggunaan dan cara pembacaan alat
ukur, serta pretest.
b. Pembelajaran demonstrasi sebaiknya menggunakan sarana
tambahan yaitu infocus LCD agar mahasiswa deret belakang
dapat mengamati dengan jelas.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

31

Erawan Kurniadi ; Penerapan Pembelajaran .... : 17 - 31

c. Pembelajaran ceramah sebaiknya dikombinasi dengan diskusi


dengan langkah pembelajaran inti: 1) Menjelaskan materi
melalui ceramah I (10 menit), 2) Memberi permasalahan I dan
diskusi memecahkan masalah I (10 menit), 3) Menjelaskan
materi melalui ceramah II (10 menit), 4) Memberi permasalahan
II dan diskusi memecahkan masalah II (10 menit). Tahapan
berulang tersebut tentu saja harus dilakukan dengan
memperhatikan ketersediaan waktu.
d. Semua metode pembelajaran yang diterapkan sebaiknya
dikemas berbasis konflik kognitif agar mahasiswa senantiasa
berpikir untuk menentukan konsep yang paling tepat.
Pustaka
Erawan K. Mengurangi Miskonsepsi Dinamika Dengan Konflik Kognitif
Melalui Metode Demonstrasi. Jurnal Pendidikan IKIP PGRI
Madiun Vol.14, No.1 Juni 2008.
Erawan K., Heri S., Farida H. Modul Percobaan untuk Mata Kuliah
Elektronika I. Madiun 2010.
Erawan K., Heri S., Farida H. Diktat Kuliah Elektronika I. Madiun
2010.
Albert Paul Malvino. Aproksimasi Rangkaian Semikonduktor. Erlangga
edisi keempat, Jakarta 2002.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

PERBAIKAN KUALITAS PERKULIAHAN ANALISIS REAL


MELALUI LESSON STUDY
Oleh:
Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S
Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni
Program Studi Pendidikan Matematika
FPMIPA IKIP PGRI Madiun
ABSTRAK
Semua materi analisis real susah. Tidak ada materi yang mudah. Karena
semua materi susah. Sepertinya analisis real itu benar-benar susah. Persepsi
awal mahasiswa seperti ini merupakan salah satu faktor penghambat proses
belajar. Ketika ditanya mulai mana tidak pahamnya atau mendapatkan
kesulitan? Beberapa mahasiswa diam dan beberapa menjawab Dari awal.
Jika dicek kemampuan awalnya ternyata memang mereka pada lupa. Jika
ditanya apakah tadi malam tidak belajar? Jawabannya tidak karena sudah
capek sampai rumah sudah malam atau sibuk mengerjakan tugas lain.
Pembelajaran terasa kurang optimal. Akibatnya, kualitas perkuliahan pun tidak
baik. Melalui kolegalitas pada kegiatan Lesson Study ini diharapkan
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibahas untuk diatasi bersama
sehingga kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.
Kata kunci: Lesson Study

A. PENDAHULUAN
Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas yang saling belajar untuk
membangun masyarakat belajar. Pada kegiatan Lesson Study,
kolegalitas membicarakan praktik pembelajaran, saling mengobservasi
kelas pembelajaran, membuat gagasan bersama mengenai kelas, dan
saling mendorong satu sama lain dalam meningkatkan kualitas

32

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

33 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

pembelajaran. Fungsi perencanaan antara lain penyusunan skenario


pembelajaran beserta perangkat dan panduan observasinya yang dapat
dipahami sesama dosen, pelatihan pembelajaran dan langsung
diterapkan di kelas, pengimbasan pengetahuan secara kolaboratif dari
pakar atau sesama dosen, penerapan suatu hasil penelitian pembelajaran
yang telah dilakukan, dan penyusunan awal proposal penelitian tindakan
kelas jika diperlukan. Lesson Study bukan suatu metode/model
pembelajaran, tetapi merupakan suatu model pembinaan profesi
pendidik dengan kebersamaan dan saling belajar di antara para
pendidik.
Para dosen bekerjasama secara kolaboratif dalam membuat
perencanaan (Plan) pembelajaran yang meliputi brieffing singkat
tentang rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh dosen
model, menyiapkan lembar observasi, SAP, LKM, atau perangkat lain
yang diperlukan, dan memastikan agar pada waktu pengamatan nanti
tidak keluar masuk kelas, karena akan mengganggu konsentrasi
mahasiswa.
Pelaksanaan dan observasi (Do dan See) meliputi seorang dosen
model dan dosen lain sebagai observer. Observer mengambil tempat
sedemikian hingga dapat leluasa mengamati jalannya proses
pembelajaran tanpa mengganggu aktivitas dan konsentrasi mahasiswa.
Observer tidak diperkenankan melakukan intervensi pada pembelajaran,
seperti menegur dosen dan membantu atau bertanya kepada mahasiswa.
Fokus observasi ditekankan pada aktivitas belajar mahasiswa, baik
secara individual maupun kelompok, sesuai dengan pokok
permasalahan yang diambil. Pengamat melakukan pengamatan secara
penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran. Selain mengamati siswa
belajar, pengamat juga perlu memperhatikan teknik pengelolaan kelas
yang dilakukan dosen, teknik mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, dan upaya dosen
membuat mahasiswa kreatif. Dalam diskusi refleksi mempunyai
tahapan: 1) refleksi penyaji/dosen model tentang strategi pembelajaran
yang telah dilakukan; 2) tanggapan/usul/saran dari observer yang
difokuskan pada aktivitas pembelajaran mahasiswa sebagai hasil
observasi dan bukan didasarkan pada opini/teori; 3) tanggapan balik dari

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

34 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

penyaji/dosen model; dan 4) menarik kesimpulan dan saran untuk


perbaikan/perencanaan pembelajaran pada putaran berikutnya. Melalui
kolegalitas pada kegiatan Lesson Study diharapkan permasalahanpermasalahan yang ada pada pembelajaran analisis real dapat dibahas
bersama dan kualitas perkuliahan analisis real jadi lebih baik.
B. PELAKSANAAN
Terdapat empat putaran dalam pelaksanaan Lesson Study
rumpun analisis real. Pada putaran pertama, Plan dilaksanakan mulai
tanggal 4 sampai 11 Oktober 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan
pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2010. Putaran kedua, Plan
dilaksanakan mulai tangga 18 sampai 25 Oktober 2010 sedangkan Do
dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010. Pada
putaran ketiga, Plan dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 8 Nopember
2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8
Nopember 2010. Pada putaran keempat, Plan dilaksanakan tanggal 15
sampai 22 Nopember 2010 sedangkan Do dan See dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 22 Nopember 2010. Pada waktu Plan dilakukan: 1)
Penyusunan RPP; 2) Penyusunan LKM; sampai 3) Mengatur tempat
duduk mahasiswa. Sementara waktu Do dan See meliputi: 1)
Pelaksanaan pembelajaran; 2) Observasi pembelajaran; 3) Diskusi
tentang pembelajaran; dan 4) Refleksi untuk perbaikan.
Materi pada putaran pertama adalah mendapatkan prosedur
untuk membuktikan keterintegralan fungsi real. Metode Pembelajaran
yang digunakan Picture and Picture. Hasil observasi menunjukkan: 1)
Beberapa mahasiswa SMS-an; 2) Mahasiswa kurang termotivasi dan
kurang siap; 3) Dalam pengerjaan LKM ada mahasiswa yang tidak
berpikir tapi hanya tengok kanan, tengok kiri, dan tidak berusaha untuk
menjawab; dan 4) Ada mahasiswa yang hanya diam, melamun, dan tidak
mengerjakan LKM yang diberikan dosen model. Untuk itu perlu
dilakukan refleksi yang menghasilkan: 1) Keaktifan mahasiswa dapat
ditingkatkan dari pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
dosen model; 2) Pentingnya melihat ke semua mahasiswa dan
pentingnya mengingatkan materi prasyarat; dan 3) Kurang persiapan
sebelum perkuliahan berlangsung, hal ini dikarenakan mahasiswa

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

35 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

tersebut sedang sibuk persiapan ujian PPL disekolah. Solusinya:


menyarankan mahasiswa untuk pandai-pandai membagi waktu.
Materi pada putaran menghitung integral riemaan atas dan
integral riemaan bawah. Metode Pembelajaran yang digunakan adalah
(Problem Based Instruction) PBI. Hasil observasi menunjukkan: 1)
Banyak mahasiswa yang mengami kesulitan mengerjakan; 2)
Mahasiswa tidak memahami konsep awal seperti partisi, supremum,
infimum, dan sigma; dan 3) Persiapan mahasiswa kurang. Hasil refleksi
diperoleh: 1) Penjelasan hanya dengan menampilkan jawaban pada
lembar-lembar slide kurang optimal; 2) Soal-soal mungkin jangan
terlalu sulit apalagi dengan operasi-operasi penyelesaian yang terlalu
sulit ternyata dapat mengurangi motivasi belajar mahasiswa; 3) Perlu
penjelasan dosen dengan menuliskannya dalam papan tulis; dan 4) Perlu
memotivasi mahasiswa dengan memberikan suatu hadiah dan
sebagainya sehingga mahasiswa berani maju.
Materi pada putaran ke tiga adalah membuktikan
ketidakterintegralan fungsi real sederhana. Metode Pembelajaran yang
digunakan PBI termodifikasi. Hasil observasi menunjukkan: 1) Masih
banyak mahasiswa yang mengalami kesukaran karena konsepnya belum
dikuasai dengan benar; 2) Pembelajaran sudah baik, hal ini terlihat pada
saat dosen model bertanya tentang materi yang lalu mahasiswa bisa
menjawab semua; 3) Sebagian besar mahasiswa sudah belajar, hal ini
terlihat dari jawaban-jawaban mahasiswa yang lebih baik dari yang
lesson studi sebelumnya; dan 4) Mahasiswa sudah belajar dengan baik,
hal ini terlihat pada saat pelajaran dimulai mahasiswa kelihatan antusias
tentang materi yang disampaikan dosen model. Hasil refleksi diperoleh:
1) Mahasiswa perlu mendapat dorongan untuk meningkatkan masa
percaya diri misalkan memaksa mahasiswa untuk mau menjawab
dengan memberikan hadiah; 2) Memberikan semangat kepada
mahasiswa agar mengerjakan LKM dan usaha tersebut berhasil; 3)
Membantu mengerjakan dengan mendekati masing-masing kelompok.
Usaha tersebut berhasil; 4) Mahasiswa belum paham menghitung
integral Rieman. Solusinya: pada saat mahasiswa mengerjakan LKM
dosen model sedikit mengarahkan tentang bagaimana menyelesaikan
integral Rieman; dan 5) Selalu memotivasi mahasiswa.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

36 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

Materi pada putaran ketiga adalah membuktikan keterintegralan


fungsi tangga (sebagai contoh keterintegralan fungsi diskontinu).
Metode Pembelajaran yang digunakan PBI termodifikasi. Hasil
observasi dari tim menunjukkan: 1) Semua mahasiswa telah belajar
tentang topik pembelajaran hari ini, terbukti dari mereka sudah dapat
mengikuti perkuliahan dengan baik; 2) Mahasiswa sudah belajar dengan
baik; 3) Secara umum, pembelajaran sangat baik sekali. Buktinya tidak
ada mahasiswa yang bicara sendiri, ketika dosen mengingatkan materi
prasyarat; 4) Pembelajaran sangat baik, terlihat dengan cara mereka
mengerjakan, meskipun dengan melihat catatan; 5) Pembelajaran baik,
hal ini terlihat mahasiswa sangat aktif mengikuti perkuliahan dan pada
saat dosen bertanya mahasiswa dapat menjawabnya. Sedangkan hasil
observasi observer luar menunjukkan: 1) Kelompok yang ada dipojok
hanya bengong, yang depan hanya mencontoh punya temannya (Vivit,
Yunita, Jumani, Rudi); 2) Hampir semua mahasiswa tidak mengerti
materi baru tersebut dan bingung karena contohnya berbeda dengan soal;
3) Semua mahasiswa telah mengikuti pelajaran dengan baik, tetapi ada
beberapa hal yang masih perlu dikaji antara lain: koopertif intern
kelompok belum maksimal. Mahasiswa cenderung membagi
masalah/soal sesuai yang diberikan dosen. Mahasiswa A menganggap
soal No 1, mahasiswa B menganggap soal No. 2 dan mahasiswa C
menganggap soal No. 3. Hal ini terjadi karena mungkin observer luar
lebih teliti namun belum memahami karakterik mahasiswa dan
model/metode pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan.
Namun, penilaian dan masukan tersebut memang perlu untuk
dipertimbangkan.
C. HASIL YANG DIPEROLEH
Banyak hasil yang dapat diperoleh dari kegiatan lesson study
diantaranya: 1) Perbaikan kualitas perkuliahan analisis real; 2) Metode
pembelajaran Picture and Picture termodifikasi untuk mendapatkan
prosedur pembuktian keterintegralan fungsi real; 3) Metode
pembelajaran (Problem Based Instruction) PBI termodifikasi yang
sesuai dengan karakteristik materi dan mahasiswa; dan 4) Perangkat
pembelajaran yang memuat LKM untuk mahasiswa dan petunjuk

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

37 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

penggunaan untuk dosen disertai kunci jawabannya yaitu buku/modul


untuk metode Picture and Picture dan buku/modul untuk metode PBI.
Berdasarkan pengalaman dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan yang sering ditemui pada proses pembelajaran analisis
real antara lain: 1) Kemampuan mahasiswa terhadap matakuliah
kalkulus, aljabar, dan pengantar dasar matematika sebagai prasyarat
analisis real kurang memenuhi standar. Hal ini ditunjukkan dengan
kurangnya pemahaman konsep, kesalahan prosedur penyelesaian, dan
kesulitan dalam penentuan strategi penyelesaian; 2) Kemampuan
analisis dasar, menuliskan, membaca, menyampaikan, atau menjelaskan
masih kurang. Kompetensi-kompetensi ini harus dicapai mahasiswa dan
perlu untuk ditingkatkan; dan 3) Perlunya pengembangan aspek afektif
mahasiswa dalam pembelajaran seperti kreativitas dalam menyelesaikan
soal, keterbukaan mahasiswa jika mengalami kesukaran, dan motivasi
belajar mahasiswa. Dengan adanya kegiatan Lesson Study ini tampak
adanya perbaikan kualitas perkuliahan analisis real seperti: 1)
Mahasiswa semakin terbuka yaitu berani bertanya jika mendapatkan
suatu permasalahan; 2) Mahasiswa semakin percaya diri sehingga berani
maju kedepan untuk mempresentasikan karyanya; dan 3) Respon positif
mahasiswa semakin baik untuk pembelajaran analisis real.
Langkah-langkah metode pembalajaran Picture and Picture
menurur Departemen Pendidikan Nasional (2008) adalah: 1) Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2) Menyajikan materi
sebagai pengantar; 3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambargambar kegiatan berkaitan dengan materi; 4) Guru
menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis; 5) Guru menanyakan
alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; 6) Dari alasan urutan
gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai; dan 7) Kesimpulan/rangkuman. Dengan
adanya kegiatan Lesson Study diperoleh metode pembelajaran Picture
and Picture termodifikasi yaitu: 1) Dosen memberi motivasi dan
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; 2) Dosen memberikan
pretes dan dilanjutkan dengan menyajikan materi sebagai pengantar; 3)
Dosen meminta mahasiswa membentuk kelompok dimana masing-

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

38 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

masing kelompok beronggotakan 3 mahasiswa; 4) Dosen memberikan


gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi pada masing-masing
kelompok; 5) Dosen menunjuk mahasiswa secara untuk mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis; 6) Dosen menanyakan
alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut pada mahasiswa yang
presentasi; 7) Dari alasan/urutan gambar tersebut dosen memulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
dicapai; 8) Kesimpulan/rangkuman.
Langkah-langkah pemebalajaran metode pembelajaran PBI
menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) adalah: 1) Guru
menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana
atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih; 2) Guru membantu
siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal,
dll.); 3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Guru
membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya;
dan 5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
Selanjutnya dengan perubahan guru menjadi dosen, siswa menjadi
mahasiswa, perlunya mengingatkan kembali tentang materi yang telah
diperoleh pada pertemuan sebelumnya, dan mengingat karakteristik
materi yang membutuhkan perhitungan-perhitungan yang mungkin
agak lama digunakan media pembelajaran komputer untuk membantu
proses pembelajaran maka diperoleh metode pemblajaran PBI sebagai
berikut: 1) Dosen menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan
menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
Mengingatkan materi yang telah diperoleh. Memotivasi mahasiswa
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2)
Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan
topik, tugas, jadwal, dll.); 3) Dosen mendorong mahasiswa untuk

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

39 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan


penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis,
pemecahan masalah; 4) Dosen membantu siswa dalam merencanakan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya; dan 5) Dosen membantu mahasiswa
untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan dengan menggunakan media
pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi bersama ternyata
penggunaan media pembelajaran komputer saja kurang dan akan lebih
baik jika ditulis tangan supaya mahasiswa dapat mengetahui prosesnya,
dalam pembelajaran matematika sebaiknya papan tulis jangan sampai
kosong, perlu memotivasi mahasiswa supaya bersedia
mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan perlu juga
menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan untuk tugas jika memang
belum selesai dalam pengerjaannya. Oleh karena dikembangkan metode
pembajaran PBI menjadi: 1) Dosen menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan.
Mengingatkan materi yang telah diperoleh. Memotivasi mahasiswa
untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang terpilih; 2)
Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan
topik, tugas, jadwal, dll.); 3 Dosen mendorong mahasiswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis,
pemecahan masalah; 4) Dosen membantu siswa dalam merencanakan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya; 5) Dosen meminta mahasiswa
mempresentasikan karyanya di depan kelas secara bergantian; 6) Dosen
membantu mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan; dan 7)
Dosen bersama mahasiswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
bersama. Hasil observasi menunjukkan bahwa metode sudah cukup baik
sehingga diperoleh metode pembelajaran PBI termodifikasi yaitu: 1)
Dosen menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan
sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Mengingatkan materi yang

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

40 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

telah diperoleh. Memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas


pemecahan masalah yang terpilih; 2) Dosen membantu mahasiswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.); 3)
Dosen mendorong mahasiswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah; 4) Dosen
membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya;
5) Dosen meminta mahasiswa pada kelompok pertama untuk
mempresentasikan karyanya di depan kelas; 6) Dosen memberi contoh
penyelesaian dalam menyelesaikan permasalahan pertama; 7) Dosen
meminta mahasiswa-mahasiswa lain untuk mempresentasikan karyanya
di depan kelas secara bergantian; 8) Dosen membantu mahasiswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan; dan 9) Dosen bersama mahasiswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
D. KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan
kegiatan Lesson Study ini adalah:
1.
Kolegalitas sesuai konsep pada Lesson Study dalam
pembelajaran sangat membantu untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2.
Dalam kegiatan ini diperlukan kerjasama tim yang solid supaya
dapat dampaknya dapat dirasakan.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika setiap matakuliah digunakan untuk
kegiatan Lesson Study supaya dapat diperoleh model atau metode
beserta perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi,
mahasiswa, dan dosennya.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

41 Darmadi, Fatriya Adamura, Ervina Maret S, Ika Krisdiana, R. Sri Suwarni, Kuswahyuni ; Perbaikan Kualitas ... : 32 - 41

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional (2008). Model-Model Pembelajaran
yang Efektif: Surabaya

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER UNTUK


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.
Oleh
Joko Widiyanto
Program Studi Pendidikan Biologi
FPMIPA IKIP PGRI Madiun
ABSTRAK
Dalam materi anatomi dan fisiologi manusia termasuk salah satu
materi yang sulit dipahami karena materi yang dipelajari adalah bagian di
dalam tubuh manusia yang tidak dapat dilihat langsung. Tidak semua materi
anatomi dan fisiologi manusia dapat dipelajari hanya dengan pembelajaran
secara konvensional yaitu dengan ceramah, tetapi diperlukan suatu
pembelajaran dengan eksperimen di laboratorium rill. Namun karena
kurangnya sarana dan prasarana untuk pembelajaran dengan menggunakan
laboratorium riil maka solusi alternatif untuk memecahkan masalah di atas
adalah dengan menggunakan media berbasis komputer.
Penyajian dengan animasi komputer sangat efektif untuk
menunjukkan hubungan antara objek, merangsang tindakan, mendisplay
urutan langkah dalam suatu prosedur, memperjelas konsep yang sulit dan
membuat konsep abstrak menjadi lebih konkrit. Hasil penelitian ini adalah
terjadinya peningkatan prestasi belajar pada siklus kedua dikarenakan dosen
memberikan Sebelum dimulai proses pembelajaran mahasiswa diberitahu
materi apa yang akan dipelajari dan mahasiswa diberikan beberapa referensi
mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran, dosen
memberikan motivasi-motivasi kepada mahasiswa. Prestasi belajar meningkat
dari nilai rta-rata awal 50, menajdi 57, kemudian meningkat lagi menjadi 63
pada siklus II. Persentase kemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari
45% menjadi 53%, dan 61% pada siklus II.
Kata Kunci : Media berbasis komputer, prestasi belajar mahasiswa

A. PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA khususnya Biologi menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah, maka pembelajaran

41

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

43

Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46

yang paling sesuai adalah dengan metode demonstrasi atau eksperimen.


Melalui metode demonstrasi atau eksperimen siswa secara langsung
dapat mengalami proses proses IPA, mampu menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Banyaknya materi pelajaran biologi yang berkaitan langsung dengan
kehidupan sehari-hari dan lingkungan, namun dalam proses belajar
mengajar guru dan siswa tidak mungkin menyampaikannya dengan
obyek yang sebenarnya, dengan alasan pertimbangan biaya, resiko yang
mungkin terjadi dan waktu yang tidak memungkinkan.
Dalam materi anatomi dan fisiologi manusia termasuk salah satu
materi yang sulit dipahami karena pertama yang dipelajari adalah bagian
di dalam tubuh manusia yang tidak dapat kita lihat langsung, sehingga
materi ini bersifat abstrak, yang kedua karena banyak istilah anatomi
atau bahasa latin yang sebagian mahasiswa kesulitan untuk menghafal.
Sehingga secara umum mahasiswa sulit untuk mempelajarinya yang
berakibat rendahnya nilai prestasi yang dicapai mahasiswa.
Tidak semua materi anatomi dan fisiologi manusia dapat kita
pelajari hanya dengan pembelajaran secara konvensional yaitu dengan
ceramah, tetapi diperlukan suatu pembelajaran dengan eksperimen di
laboratorium rill. Namun karena kurangnya sarana dan prasarana untuk
pembelajaran dengan menggunakan laboratorium riil maka solusi
alternatif untuk memecahkan masalah di atas adalah dengan
menggunakan media berbasis komputer. Penyajian dengan animasi
komputer sangat efektif untuk menunjukkan hubungan antara objek,
merangsang tindakan, mendisplay urutan langkah dalam suatu prosedur,
memperjelas konsep yang sulit dan membuat konsep abstrak menjadi
lebih konkrit.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Indikator ketercapaian dalam
penelitian ini adalah rata-rata prestasi mahasiswa>60 dan persentase
kemampuan bertanya mahasiswa 60%. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah PTK (penelitian tindakan kelas).
PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif
terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

44

Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46

sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian


terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajarmengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan
(gambar a).

Gambar a. Riset Aksi Model John Elliot


B.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian dipaparkan dalam dua siklus. Hasil siklus
pertama adalah sebagai berikut:
1) Masih banyak mahasiswa yang tidak respon terhadap materi
pelajaran dimungkinkan karena adanya suasana pembelajaran yang
berbeda dengan biasanya menjadikan mahasiswa perlu
menyesuaikan diri.
2) Komunikasi dan interaksi antara mahasiswa dengan dosen masih
kurang.
3) Mahasiswa tampak tidak siap dan tidak paham apa yang sedang
dipelajari.
4) Terdapat mahasiswa yang merasa acuh tak acuh terhadap
pembelajaran.
5) Rata-rata prestasi mahasiswa 53,00%.
6) Persentase kemampuan bertanya mahasiswa 45,00%.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

45

Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46

Hasil siklus kedua adalah sebagai berikut :


1) Proses pembelajaran menjadi lebih hidup ditandai dengan hidupnya
komunikasi antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antara
mahasiswa dengan dosen.
2) Mahasiswa lebih siap dalam menerima pelajaran
3) Rata-rata prestasi belajar meningkat dari 57 menjadi 60
4) Persentase kemampuan bertanya meningkat dari 53% menajdi 60%
Rata-rata prestasi belajar mahasiswa dan persentase kemampuan
bertanya mahasiswa mengalami peningkatan (tabel 1.1)
Tabel 1.1.
Capaian rata-rata prestasi
Prestasi
belajar
Nilaibelajar
awal dan kemampuan
Siklus 1 bertanya
Siklus 2
Rata-rata prestasi belajar
50
57
63
Kemampuan
bertanya
45
53
61
Mahasiswa

Peningkatan prestasi belajar pada siklus kedua dikarenakan


dosen memberikan Sebelum dimulai proses pembelajaran mahasiswa
diberitahu materi apa yang akan dipelajari dan mahasiswa diberikan
beberapa referensi mengenai materi yang akan dipelajari. Dalam
pembelajaran dosen memberikan motivasi-motivasi kepada mahasiswa.
Prestasi belajar meningkat dari nilai rta-rata awal 50, menajdi 57,
kemudian meningkat lagi menjadi 63 pada siklus II. Presentase
kemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari 45% menjadi 53%, dan
61% pada siklus II.
C. Kesimpulan
Penggunaan media berbasis komputer dapat meningkatkan
prestasi belajar mahasiswa dari 50 menjadi 57 dan 63 pada siklus II.
Persentase kemampuan bertanya mahasiswa meningkat dari 45%
menjadi 53 dan 61% pada siklus II.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

46

Joko Widiyanto ; Penggunaan Media Berbasis Komputer ..... : 42 - 46

DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2008. Media Pembelajaran. Panitia Sertifikasi Guru Rayon
13 Surakarta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.
________________ 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta
Syaifuddin. 1995. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM


PEMBELAJARAN MELALUI METODE PRESENTASI
KELAS
Oleh : Jeffry Handhika, Sardulo Gembong
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah dasar umum
(MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa fakultas non eksakta di IKIP PGRI
MADIUN. IAD merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar
dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi. Pembahasan ini mencakup
pengenalan IPA dan ruang lingkupnya, perkembangan teknologi dan dampaknya, serta
hubungannya dengan kelangsungan hidup manusia.Tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran melalui metode presentasi
kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Metode presentasi kelas diimplementasikan
pada mahasiswa prodi PPkn semester 3 kelas A yang berjumlah 43 orang pada
semester ganjil tahun ajaran 2009/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Persentase keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari
6,97% menjadi 13,02% pada siklus I, 15,35% pada siklus II. Dengan diterapkannya
metode presentasi kelas, ternyata dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar IAD
secara kontinu. Berdasarkan data yang diperoleh dari data awal (base line), siklus I
maupun siklus II. Rata-rata hasil belajar ranah kognitif awal sebagai base line sebesar
65, pada siklus I sebesar 66,05 dan pada sikus II sebesar 68,67. Peningkatan ini terjadi
karena dosen memberikan himbauan kepada kelompok yang akan melakukan
presentasi untuk mempelajari materi secara lebih mendalam, memilih moderator yang
dapat mengtur jalannya proses diskusi dan memberikan contoh mengungkapkan
kembali pertanyaan yang tidak dapat dimengerti oleh penyaji.

A. Pendahuluan
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari yang melibatkan individu secara keseluruhan baik
fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan. Belajar adalah suatu
proses yang menitikberatkan proses pembangunan ingatan, retensi,
pengolahan informasi dan aspek-aspek yang bersifat intelektualitas
lainnya (Saekhan Muchith 2008). Informasi yang baru maupun yang
telah ada pada dirinya mengalami serangkaian proses yang dapat
menghasilkan informasi atau pengetahuan baru yang lebih valid
kebenarannya.

47

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

48

Jeffry Handhika ; Upaya Peningkatan Keaktifan ... : 47 - 54

Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah


dasar umum (MKDU) yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa fakultas
non eksakta di IKIP PGRI MADIUN. IAD merupakan kumpulan
pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi. Pembahasan ini mencakup
pengenalan IPA dan ruang lingkupnya, perkembangan teknologi dan
dampaknya, serta hubungannya dengan kelangsungan hidup manusia.
Matakuliah ini membutuhkan lemampuan nalar dalam memahami
subtansi masing-masing sub pokok bahasan. Kendala yang dihadapi
peneliti pada saat melakukan proses pembelajaran adalah kurangnya
kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat, memberikan
solusi dan kemampuan bertanya (keaktifan mahasiswa). Proses tanyajawab dan pemberian masalah hanya dikuasai oleh mahasiswa yang aktif
dan memiliki kemampuan verbal yang baik. Dampaknya, rata-rata nilai
hasil belajar ranah kognitif tidak memenuhi standar kelulusan.
Metode presentasi adalah metode pengungkapan ide, gagasan,
perasaan di depan umum oleh satu atau lebih presenter dengan
menyertakan naskah makalah atau tidak (Nurdin S:2005). Tujuan dari
metode presentasi adalah melatih mahasiswa mengembangkan
kemampuan verbal dan menulis serta cara berfikir kritis dan analitis.
Metede presentasi kelas merupakan salah satu alternatif solusi untuk
menyelesaikan permasalahan yang peneliti paparkan diatas. Dengan
menggunakan metode presentasi kelas diharapkan dapat meningkatkan
keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran dan hasil belajar ranah
kognitif.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah bagaimana upaya peningkatan keaktifan belajar
mahasiswa dalam pembelajaran melalui presentasi kelas?
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK
(penelitian tindakan kelas). Penerapan PTK dalam pendidikan dan
pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan,
mengembangkan keterampilan fasilitator; meningkatkan relevansi;

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

49

Jeffry Handhika ; Upaya Peningkatan Keaktifan ... : 47 - 54

meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan


budaya meneliti. PTK diawali oleh suatu kajian terhadap masalah secara
sistematis. Hasil pengkajian kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi
masalah, dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai
masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap
pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya
perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Untuk lebih
jelasnya kami paparkan dalam bagan I berikut.

(Iskandar:2009:114)
Bagan 1. Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

50

Jeffry Handhika ; Upaya Peningkatan Keaktifan ... : 47 - 54

Pengambilan data keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran


diperoleh dari check list. Keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran
meliputi Mengevaluasi permasalahan, Menjelaskan permasalahan,
Memberikan solusi permasalahan, Mempertanyakan kembali solusi,
Memberikan alternatif solusi. Check list yang telah dibuat dikonversi
dalam bentuk persentase, masing masing indicator keaktifan memiliki
nilai persentase 20%. Data hasil belajar mahasiswa ranah kognitif
merupakan data pendukung dalam penelitian ini. Adapun indikator
ketercapaian dari penelitian ini adalah persentase rata-rata keaktifan
kelas > 15%, ,dan rata-rata hasil belajar ranah kognitif lebih besar dari
baseline. Base line = 65.
B. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan berupa siklus-siklus
pembelajaran. Dalam penelitian ini kegiatan pembelajaran dilakukan
peneliti yang bertindak sebagai dosen, Penelitian tindakan kelas ini
dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya 2 pertemuan dengan waktu
120 menit tiap pertemuan. Berdasarkan observasi dan evaluasi maka
hasil penelitian dapat kami paparkan sebagai berikut:
Siklus Pertama
1. Persentase rata-rata keaktifan mahasiswa meningkat dari 6,97%
menjadi 13,02%
2. Rata-rata hasil belajar mahasiswa 66, 05.
3. Kelompok mahasiswa yang melakukan presentasi kurang
mengusai materi.
4. Moderator pengendali diskusi kurang maksimal dalam
mengendalikan proses diskusi.
5. Waktu banyak terbuang karena banyak mahasiswa yang datang
terlambat.
6. Pemberian solusi yang dipaparkan oleh penyaji kurang
dimengerti karena rendahnya kemampuan verbal.
Pada siklus pertama tampak bahwa rata-rata hasil belajar
mahasiswa sudah memenuhi standar kelulusan, yakni 66,05.
Persentase keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran juga

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

51

Jeffry Handhika ; Upaya Peningkatan Keaktifan ... : 47 - 54

meningkat dari 6,97% menjadi 13,02%. Hasil ini belum


memenuhi indikator ketercapaian. Solusi yang dilakukan
peneliti untuk meningkatan keaktifan mahasiswa dalam
pembelajaran antara lain :
1. Menghimbau kepada kelompok yang akan presentasi pada
siklus berikutnya untuk lebih mengusai materi.
2. Memilih moderator yang tepat dan dapat mengendalikan
proses diskusi dengan baik (dari kelompoknya sendiri).
3. Meningkatkan kemampuan verbal dalam mengungkapkan
pendapat dan memberikan solusi. Belajar membuat kalimat
sederhana dengan memperhatikan Subjek, predikat, objek
dan keterangan serta penggunaan imbuhan yang tepat.
Dalam pengungkapan pendapat dan solusi permasalahan
masih ada mahasiswa no absen 4 yang mengungkapan kata
seandainya dengan seandaikan. Penggunaan kata secara
berulang juga masih dilakukan (mahasiswa no absen 21).
Temuan diatas memperlihatkan bahwa kemampuan mahasiswa
dalam memberikan solusi dan mengungkapkan pendapat masih
rendah.
Siklus Kedua
Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan rfleksi. Adapun hasil siklus
kedua adalah sebagai berikut :
1. Persentase rata-rata keaktifan mahasiswa meningkat dari
13,02% menjadi 15,35%
2. Rata-rata hasil belajar mahasiswa meningkat dari 66, 05 menjadi
68,67
3. Kelompok mahasiswa yang melakukan presentasi sudah
menguasai materi, walaupun pada pertemuan kedua siklus II, 4
orang anggota kelompok datang terlambat.
4. Moderator pengendali diskusi dapat mengendalikan diskusi
dengan baik.
5. Pemberian solusi yang dipaparkan oleh penyaji sudah mengarah

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

52

Jeffry Handhika ; Upaya Peningkatan Keaktifan ... : 47 - 54

pada permasalahan.
Walaupun hasil pada siklus kedua sudah memenuhi indicator
ketercapaian, terdapat beberapa hal yang perlu dikaji, antara lain :
peningkatan presentase keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran tidak
signifikan, hanya 2,51%. Penyebabnya antara lain:
1. Pengungkapan masalah oleh penanya sulit dipahami oleh
penyaji
2. Dosen sebagai fasilitator pada siklus II pertemuan kedua
terlambat datang sehingga waktu terbuang.
3. Pada siklus II pertemuan II banyak anggota penyaji yang datang
terlambat.
4. Peningkatan rata-rata hasil belajar Fisika modern pada ranah
kognitif dan persentase aktivitas belajar mahasiswa kami
paparkan pada tabel 1.
Tabel 1. Peningkatan rata-rata Hasil Belajar IAD ranah Kognitif dan persentase
keaktifan belajar mahasiswa dalam pembelajaran.

Base
line
6,97%

Persentase keaktifan
mahasiswa
dalam
pembelajaran
Rata-rata penila
ian hasil
65
belajar ranah kognitif

Siklus I
13,02%

Siklus
II
15,35%

66,05

68,67

Persentase keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran mengalami


peningkatan dari 6,97% menjadi 13,02% pada siklus I, 15,35% pada
siklus II. Dengan diterapkannya metode presentasi kelas, ternyata dapat
meningkatkan rata-rata hasil belajar IAD secara kontinu. Berdasarkan
data yang diperoleh dari data awal (base line), siklus I maupun siklus II.
Rata-rata hasil belajar ranah kognitif awal sebagai base line sebesar 65,
pada siklus I sebesar 66,05 dan pada sikus II sebesar 68,67. Peningkatan

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

53

Jeffry Handhika ; Upaya Peningkatan Keaktifan ... : 47 - 54

ini terjadi karena dosen memberikan himbauan kepada kelompok yang


akan melakukan presentasi untuk mempelajari materi secara lebih
mendalam, memilih moderator yang dapat mengtur jalannya proses
diskusi dan memberikan contoh mengungkapkan kembali pertanyaan
yang tidak dapat dimengerti oleh penyaji.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan
sebagai berikut : Penggunaan pembelajaran berbasis masalah melalui
diskusi dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar IAD pada ranah
kognitif dari 66,05 menjadi 68,67 dan persentase keaktifan mahasiswa
dalam pembelajaran dari 6,97% menjadi 15,35% melalui dua siklus.
Saran
1. Melakukan penelitian lanjut dengan metode presentasi kelas
dengan variabel yang lebih luas (peningkatan kemampuan vebal,
identifikasi kemampuan verbal) baik dalam bentuk kuantitatif
maupun kualitatif.
2. Ada kesepakatan anatara dosen dan mahasiswa terkait
keterlambatan.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

54

Jeffry Handhika ; Upaya Peningkatan Keaktifan ... : 47 - 54

DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Gaung Persada Press.
Cipayung-Ciputat.
Martinis Yamin. 2004. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi.
Jakarta: gaung persada press.
Mohamad Surya. 2003. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran.
Jakarta : CV Mahaputra Adi Jaya.
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nurdin Somantri.2005. Metode Presentasi Dengan Ms Power Point
Untuk Mengembangkan
Kemampuan Writing Dan Speaking. Artikel.
Pendidikan Network.
http://re-searchengines.com/0305somantri2.html
M. Saekhan Muchith. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang :
RASAIL Media Group.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN


MELALUI LESSON STUDY

Oleh
Muhammad Nur
ABSTRAK
B. Tujuan Lesson Study
Adapun tujuan dari lesson study adalah merupakan salah satu
bentuk pembinaan dosen (in-service) yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme dosen. Lesson study dilakukan
diwilayah dosen mengajar dengan menggunakan kelas dalam
lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara
kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan dengan guru diluar
bidang studi, bahkan dengan masyarakat.
C. Manfat Lesson Study
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari lesson study adalah
sebagai berikut :
1) Mengurangi keterasingan dosen (dari komunitasnya), khususnya
dalam pembelajaran
2) Meningkatkan akuntabilitas kinerja dosen
3) Membantu dosen untuk mengobservasi dan mengkritisi
pembelajarannya
4) Memperdalam pemahaman dosen tentang materi pelajaran,
cakupan dan urutan materi dalam kurikulum.
5) Membantu dosen memfokuskan bantuannya pada seluruh
aktivitas belajar mahasiswa.
6) Menciptakan terjadinya pertukaran pengetahuan para dosen
tentang pemahaman berpikir dan belajar mahasiswa
7) Meningkatkan kolaborasi pada sesama dosen.

55

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

56

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

A. PENDAHULUAN
Langkah awal yang perlu diperhatikan untuk dapat
menghasilkan mahasiswa yang berkualitas tinggi adalah bagaimana
mahasiswa dapat menyukai materi yang akan dibawakan oleh dosen.
Sebaik apapun pendekatan atau metode pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang dosen dalam membawakan materi
pembelajarannya akan kurang bermakna dan akan banyak menemui
hambatan bila mahasiswa tidak menyenangi materi yang
disampaikan.
Kecakapan seorang dosen dalam mengetengahkan materi
yang dapat menggugah semangat/ motivasi mahasiswa untuk
mempelajarinya adalah suatu prestasi tersendiri yang menunjukkan
tingkat keprofesionalan dosen yang bersangkutan. Lesson study
merupakan salah satu bentuk pembinaan dosen (in-service) yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dosen. Lesson
study dilakukan diwilayah dosen mengajar dengan menggunakan
kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan dosen
bekerja secara kolaboratif baik dengan dosen bidang studi dan
dengan dosen diluar bidang studi, bahkan dengan masyarakat.
Lesson Study merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun
rencana pembelajaran beserta research lessonnya, pelaksanaan
KBM dikelas yang disertai observasi dan refleksi. Dengan lesson
study para dosen dapat leluasa meningkatkan kinerja dan
keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan meghasilkan mahasiswa yang berkualitas tinggi.
Didalam peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Bab IV pasal 19 ayat 1 dinyatakan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologi mahasiswa. Hal ini
mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran seorang dosen dituntut
untuk dapat memiliki sebuah pendekatan, metode, dan teknik-teknik
tertentu yang dapat menciptakan kondisi kelas pada pembelajaran

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

57

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga pada


akhirnya akan diperoleh kondisi kelas yang termotivasi , aktivitas
yang tinggi serta hasil belajar yang memuaskan. Lesson Study dapat
dijadikan jembatan untuk meniti kearah cita-cita
proses
pembelajaran yang ideal sebagaimana tercantum dalam Standar
Nasional Pendidikan diatas.
A. Lesson Study ada di Indonesia.
Lesson Study diperkenalkan di Indonesia melalui kegiatan
piloting yang dilaksanakan dalam proyek follow-up IMSTEP-JICA
di tiga perguruan tinggi yaitu UPI, UNY, dan UM. Di UM sendiri
lessson study diperkenalkan di Malang secara formal oleh JICA
expert Eisoke Saito, Ph.D. pada bulan januari 2004, selanjutnya
diikuti kegiatan pengimplementasian lesson study di SMA
labotarium Universitas Negeri Malang (I Made Sulandra, 2006).
Lesson Study merupakan hal yang baru bagi sebagian besar dosen.
Lesson Study diadopsi dari Jepang dan diuji cobakan di beberapa
sekolah sebagai pilot project, diantaranya Bandung (dibawah UPI),
di Yogyakarta (dibawah UNY), dan di Malang (dibawah UM).
Di Jepang para guru dapat meningkatkan ketrampilan/
kecakapan dalam Lesson study merupakan salah satu bentuk
pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan
diwilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam
lingkungan nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara
kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan dengan guru diluar
bidang studi, bahkan dengan masyarakat. Lesson Study merupakan
kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran
beserta research lessonnya, pelaksanaan KBM dikelas yang disertai
observasi dan refleksi. Dengan lesson study para guru dapat leluasa
meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat
meningkatkan mutu pembelajaran.
Lesson Study mulai diterapkan pada tahun 2004 yang
hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan profesionalisme guru
dalam melakukan pembelajaran di sekolah, meningkatkan

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

58

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

kolaborasi akademik dan dapat dilakukan secara berkelanjutan.


Efektifitas dan efisiensi program Lesson Study yang ditunjang oleh
kegiatan monitoring dan evaluasi (MONEV) dengan menggunakan
rekaman audiovisual, sehingga para guru dapat mengkaji mutu
pembelajaran berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya.
B. Apa Lesson study
Lesson Study yang dalam bahasa Jepang disebut
Jugyokenkyu adalah suatu model pembinaan profesi pendidik
melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan
berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan
saling membantu dalam pembelajaran untuk membangun
masyarakat belajar.
bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru/
sekelompok guru yang bekerja sama dengan orang lain (dosen, guru
mata pelajaran yang sama/ guru satu tingkat kelas yang sama, atau
guru lainya), merancang kegiatan untuk meningkatkan mutu belajar
siswa dari pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru dari
perencanaan pembelajaran yang dirancang bersama/sendiri,
kemudian di observasi oleh teman guru yang lain dan setelah itu
mereka melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan yang
baru saja dilakukan. Refleksi bersama merupakan diskusi oleh para
pengamat dan guru pengajar untuk menyempurnakan proses
pembelajaran dimana titik berat pembahasan pada bagaimana siswa
belajar, kapan siswa belajar, kapan siswa mulai bosan mendapatkan
pengetahuan dan kapan siswa mampu menjelaskan kepada
temannya dan kapan siswa mampu mengajarkan kepada seluruh
kelas. (Ridwan Johawarman, 2006).
Lewis (dalam Lia Yulianti, dkk, 2005), menyatakan bahwa
Lesson Study merupakan siklus kegiatan kelompok guru yang
bekerja bersama dalam menentukan tujuan pembelajaran,
melakukanresearch lessondan secara berkola borasi mengamati,
mendiskusikan dan memperbaiki pembelajaran tersebut. Siklus
dalam Lesson study adalah sebagai berikut:

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

59

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

Definisi Lesson Study adalah belajar bersama dari suatu


pembelajaran yang dilakukan baik pada pembelajaran oleh dirinya
sendiri maupun pembelajaran orang lain, mulai dari persiapan
sampai pelaksanaan pembelajaran dan melakukan refleksi terhadap
pembelajaran tersebut.
A. Mengapa Lesson study
Lewis (dalam Mucthar Abdul Karim, 2006) menyatakan
bahwa Lesson Study dipilih dan di implementasikan karena beberapa
alasan. Pertama, Lesson Study merupakan suatu cara efektif yang
dapat meningkatkan kualitas belajar dan mengajar serta pelajaran
dikelas. Hal itu benar, karena:
1. Pengembangan Lesson Study dilakukan dan didasarkan pada
hasil sharing pengetahuan profesional yang berlandaskan pada
praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru.
2. Penekanan mendasar pada suatu Lesson Study adalah para siswa
memiliki kualitas belajar.
3. Tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam
pebelajaran dikelas.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

60

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

4. Berdasarkan pengalaman riel di kelas, Lesson Study mampu


menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran.
5. Lesson Study akan menempatkan peran para guru sebagai
peneliti pembelajaran.
Kedua, Lesson Study yang di desain dengan baik akan
menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan
melaksanakan Lesson Study para guru dapat:
1. Menentukan tujuan pembelajaran (lesson) satuan (unit)
pelajaran, dan mata pelajaran yang efektif.
2. Mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang bermanfaat bagi
siswa.
3. Memperdalam pengetahuan tentang mata pelajaran yang
disajikan para guru.
4. Menentukan tujuanjangka panjang yang akan dicapai para siswa.
5. Menentukan pelajaaran secara kolaboratif.
6. Mengkaji secara teliti belajar dan perilaku siswa.
7. Mengembangkan pengetahuan pembelajaran yang dapat
diandalkan.
8. Melakukan refleksi terhadap pengajaran yang dilaksanakannya
berdasarkan pandangan siswa dan koleganya.
Jadi, Lesson Study di pilih sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan proses pembelajaran, dimana seorang guru mengajak
kerjasama guru yang lain. Kerjasama tersebut dimulai dari
merancang pembelajaran, melaksanakan dan mengamati proses
pembelajaran, serta melakukan diskusi/ refleksi terhadap pelajaran
yang dilakukan. Istilah populer dalam Lesson study adalah plan-dosee- reflektion. Ketiga hal tersebut yang merupakan inti dari Lesson
Study.
B. Tahapan Lesson Study
1) Merencanakan pembelajaran (Design lesson), yang selajutnya
disebut Plan,
2) Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana
pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang
rekan-rekan sejawat untuk mengamati. Kegiatan ini disebut Do,

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

61

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

3) Melaksanakan refleksi dan diskusi bersama pengamat.


Kegiatan ini disebut See
PLAN (Perencanaan)
1. Identifikasi masalah pembelajaran : CTL, life skill, PMRI, muatan
lokal, pembel Pemilihan masalah pembelajaran di kelas sebagai
fokus pembelajaran. Misalnya: materi pelajaran yang sulit dipahami
oleh kebanyakan siswa, penerapan berbasis masalah, dll
2. Pemilihan metode/pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
materi topik dan tingkat perkembangan intelektual siswa, dan yang
berpusat pada kegiatan siswa (student center),
misalnya :
Pendekatan kolaboratif, PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
3. Pemilihan alat dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran.
4. Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
5. Penyusunan alat evaluasinya.
6. Penyusunan lembar observasi.
E. KEGIATAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Kegiatan perencanaan dilakukan di luar tugas/kewajiban
mengajar.
2. Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh suatu kelompok
dosen melalui diskusi.
3. Materi bahasan harus sesuai dengan jadwal materi ajar.
4. Hasil kegiatan perencanaan :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Media Pembelajaran
c. Lembar Kegiatan Mahasiswa
d. Lembar penilaian
e. Lembar observasi
DO (Pelaksanaan)
Briefing yang dilakukan penanggung jawab menjelaskan : Lesson
Study yang akan dilakukan secara umum,

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

62

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

mempersilahkan guru model menjelaskan rencana


pembelajarannya,
mengingatkan kepada obserber untuk tidak melakukan
intervensi kepada peserta didik saat pembelajaran.
Memasuki kelas untuk melaksanakan pembelajaran dan obserber
menempatkan diri pada tempat strategis sesuai rencana
pengamatannya masing-masing, rencana melakukan rekaman
video
Cara melakukan observasi dalam Lesson Study
Membuat catatan tentang aktivitas belajar peserta didik (tuliskan
nama atau posisi tempat duduk perserta didik) :
diskusi yang dilakukan,
interaksinya dengan dosen , dengan mahasiswa lain, dengan
materi ajar,
waktu saat perhatian, tidak ada perhatian (kebosanan), dll
tingkahlaku (ngelamun, mikir, mempermainkan benda, )

See /Penyampaian Hasil Pengamatan


1. Hasil pengamatan yang disampaikan terfokus pada masalah
proses belajar mahasiswa, bukan hanya pada aktivitas dosen.
2. Komentar yang disampaikan harus berdasarkan data
pengamatan saat observasi, bukan berdasarkan keinginan
pengamat.
3. Gunakanlah nada yang lembut dan pilihan kata yang halus.
4. Gunakanlah kata pembelajaran kita untuk mengomentari
proses pembelajaran bukan pembelajarannya dosen A atau B.
5. Gunakanlah nada yang lembut dan pilihan kata yang halus.
6. Komentar yang disampaikan sebaiknya jauh dari sifat
menggurui atau menurut pandangannya sendiri.
7. Kemukakan juga pelajaran apa yang dapat dipetik dari
permasalahan tersebut.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

63

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

SEE (Refleksi )I
I. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada lesson study
(DO) beberapa masukan dari dosen pengamat (obserber) sebagai
berikut :
1. Dra. Purwandari, MM
a. Pada prinsipnya proses pembelajaran sudah berjalan sesuai
dengan plan dan sebahagian besar mahasiswa sudah mengikuti
dengan aktif.
b. Kelompok pembelajaran masih terlalu besar (6 orang ) /
kelompok, sehingga ada anggota kelompok yang masih pasif,
seharusnya dibuat kecil.
c. Masih ada beberapa mahasiswa yang belum memahami materi
secara baik sehingga dalam penyampaian hasil diskusi belum
terarah.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

64

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

2. Mislan Sasono, S.Pd, M.Pd


a. Proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
plan, dan hampir seluruh mahasiswa mengikuti dengan aktif.
b. Pembagian kelompok masih terlalu besar sehingga ada anggota
kelompok yang masih pasif.
c. LKM masih terlalu sedikit dalam memberikan petunjuk pada
kegiatan praktikum sehingga masih banyak yang bertanya saat
pembelajaran berlangsung.
See (Refleksi ) 2
1. Dra. Purwandari, MM
a. Proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan plan dan
sebahagian besar mahasiswa sudah mengikuti dengan baik.
b. peserta pembelajaran masih terlalu besar (46 orang ), sehingga
masih ada beberapa mahasiswa yang tidak serius dalam
mengikuti pembelajaran, sebaiknya mencari ruang yang lebik
besar.
2. Mislan Sasono, S.Pd, M.Pd
a. Proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
plan, dan hampir seluruh mahasiswa mengikuti dengan aktif.
b. Penataan kelompok belajar kurang teratur sehingga sulit
membedakan mahasiswa dari anggota kelompok yang mana.
c. LKM sudah baik dalam memberikan petunjuk pada kegiatan
praktikum sehingga mahasiswa sudah dapat melakukan
dengan baik.
See (Refleksi ) 3
1. Dra. Purwandari, MM
a. Proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan plan dan
sebahagian besar mahasiswa sudah mengikuti dengan baik.
b. ada kelompok yang tidak mempersiapkan bahan atau alat
sehingga bergabung dengan kelompok lain, sebaiknya
dikeluarkan saja agar tidak mengganggu kelompok lain.
c. sebaiknya pembelajaran dirancang tanpa menggunakan alat
praktikum, tetapi cukup dengan diskusi kelompok.
d. agar mahasiswa aktif perlu diberikan soal-soal latihan.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

65

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

2. Mislan Sasono, S.Pd, M.Pd


a. Proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
plan, dan hampir seluruh mahasiswa mengikuti dengan aktif.
b. masih ada mahasiswa yang belum paham apa yang akan
dilakukan .
c. agar tidak terjadi keteledoran mahasiswa dalam membawa alat
atau bahan praktukum, sebaiknya dikumpulkan terlebih dahulu
oleh dosen.
See (Refleksi ) 4
1. Dra. Purwandari, MM
a. Seluruh mahasiswa aktif dalam proses pembelajara, namun ada
satu mahasiswa yang kurang serius, karena menganggap kerja
kelompok, seharusnya diberikan tugas individu.
2. Mislan Sasono, S.Pd, M.Pd
a. penempatan alat ukur neraca perlu ditempat yang tepat agar hasil
pengukuran tepat.
b. Mahasiswa sangat interes (tertarik) dari praktikum yang
dilakukan.
3. Yuni Ratnasari, S.Pd, M.Pd
a. Kelompok yang presentasi tidak dapat menguasai materi secara
matematis
b. masih ada yang ramai diskusi saat ada kelompok yang presentasi
4. Jefry Handika , S.Si, M.Pd
a. Sebagian besar mahasiswa aktif, pembelajaran sesuai dengan
metoda dan alat yang beragam.
b. Pengambilan kesimpulan pada mahasiswa yang presentasi yaitu
hubungan antara Ek dan Ep tidak terarah.
c. LKM harus terbimbing agar mahasiswa dapat mengambil
kesimpulan yang tepat.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

66

Muhammad Nur ; Upaya Peningkatan Kualitas ..... : 55 - 66

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat
ditarik suatu kesimpulan bahawa Lesson Study adalah suatu model
pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kolegialitas dan saling membantu dalam pembelajaran untuk
membangun masyarakat belajar.
B. SARAN
Berdasarkan analisis dari pembahasan di atas maka dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Untuk pembinaan profesionalisme dosen dalam peningkatan
kualitas proses pembelajaran perlu dilakukan lesson study.
2. peningkatan mutu pembelajaran di IKIP PGRI Madiun perlu
dilakukan dengan lesson study, karena itu perlu diperluas pada
jurusan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, (2009), Upaya pembinaan guru melalui Lesson Study, UNS Solo,
Makalah Seminar.
SUKIRMAN, (2010), Peningkatan Mutu Pembelajaran melalui Lesson Study,
UNS Solo, Makalah Pelatihan Lesson Study.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

PERBAIKAN KULAITAS PEMBELAJARAN KALKULUS


MELALUI LESSON STUDY
Oleh
Sanusi
Program studi pendidikan matematika
FPMIPA IKIP PGRI Madiun
ABSTRAK
Program Lesson Study telah berhasil diidentifikasi dan dikembangkan
melalui kegiatan Lesson Study di tiga LPTK (FPMIPA UPI, FMIPA UNY
dan FMIPA UM) dan dirasa perlu untuk memperluas ke LPTK lain di
Indonesia. Program Lesson Study diraih FMIPA ini merupakan pembinaan
yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan keprofesionalan dosen
agar berjalan secara optimal mandiri dan berkelanjutan sesuai dengan
UU No. 14 tentang guru dan dosen.
Dosen yang tidak profesional akan berdampak terhadap mutu
pendidikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu
terlebih dahulu meningkatkan keprofesonalan dosen. Dosen yang
profesional akan selalu mengembangkan profesinya, baik dalam
mengembangkan inovasi pembelajaran, materi bahan ajar maupun
penelitian. Untuk memacu hal tersebut, perlu suatu model kegiatan yang
dapat mendorong/memotivasi dosen mengembangkan
keprofesionalannya secara terus menerus dan berkelanjutan.
Model kegiatan yang mampu meningkatkan keprofesionalan dosen
secara berkelanjutan adalah kegiatan Lesson Study. Melalui kegiatan
Lesson Study dosen terlibat aktif dalam menentukan inovasi
pengembangan kualitas pembelajaran maupun kualitas bahan ajar dan
dalam melakukan penelitian, khususnya penelitian baik secara mandiri
maupun kelompok. Dengan demikian kegiatan ini dapat meningkatkan
keprofesionalan dosen .

67

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

68

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Program Lesson Study telah berhasil diidentifikasi dan
dikembangkan melalui kegiatan Lesson Study di tiga LPTK (FPMIPA
UPI, FMIPA UNY dan FMIPA UM) dan dirasa perlu untuk memperluas
ke LPTK lain di Indonesia. Program Lesson Study yang diraih FMIPA IKIP
PGRI Madiun ini merupakan pembinaan yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan keprofesionalan dosen agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal mandiri dan berkelanjutan sesuai dengan UU
No. 14 tentang guru dan dosen.
Pemerintah selalu melakukan usaha peningkatan mutu guru
melalui pelatihan dan tidak sedikit dana yang dialokasikan. Sayangnya
usaha yang diberikan pemerintah kurang memberikan dampak yang
signifikan terhadap peningkatan mutu guru. Minimal, ada dua hal yang
menyebabkan pelatihan guru belum berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan. Pertama, pelatihan tidak berbasis pada permasalahan nyata
di dalam kelas. Kedua, hasil pelatihan hanya menjadi ilmu pengetahuan
saja, tidak diterapkan pada pembelajaran di kelas atau kalaupun
diterapkan hanya sekali, dua kali saja dan seterusnya kembali seperti
semula sebelum pelatihan. Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan
monitoring pasca pelatihan, dan forum sharing pengalaman diantara
guru-guru.Untuk mengatasi kelemahan pelatihan konvensional yang
kurang menekankan pada pasca pelatihan, maka diperlukan model inon-service training yang lebih berfokus pada upaya pemberdayaan
dosen/guru sesuai kapasitas serta permasalahan yang dihadapi masingmasing. Model tersebut adalah Lesson Study. Lesson Study bukan
metoda atau strategi pembelajaran, tetapi kegiatan Lesson Study dapat
menerapkan berbagai metoda/strategi pembelajaran yang sesuai dengan
situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi dosen/guru.
Dosen/guru akan mendapat pengalaman langsung dari pembelajaran
orang lain dan bisa belajar banyak dari kegiatan ini. Dosen/guru bisa
melakukan inovasi pembelajaran bersama-sama dengan dosen/guru
lain. Dosen/guru akan termotivasi untuk melakukan pembaharuan
dalam pembelajarannya dan menerapkan hasil-hasil Lesson Study .

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

69

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

Pelaksanaan program Lesson Study di FPMIPA IKIP PGRI Madiun


sebagai model pelatihan keprofesionalan dosen yang memiliki berbagai
tahapan kegiatan, yang masing-masing tahap dapat memberikan makna
yang berharga bagi setiap orang yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung. Makna yang bisa diambil dapat berupa hal-hal
yang positif maupun hal-hal yang bersifat kurang baik yang memerlukan
penyempurnaan. Semua kegiatan Lesson Study dapat memberikan
makna dan akan sangat bermanfaat dalam pengembangan
keprofesionalan dosen di masa yang akan datang. Dosen yang
profesional akan berdampak terhadap mutu pendidikan. Oleh karena itu,
kegiatan Lesson Study perlu dibudayakan baik pada dosen di Kampus
atau guru-guru sekolah, maupun mahasiswa agar mutu pembelajaran
dan mutu pendidikan dapat berkembang secara terus menerus dan
berkelanjutan.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk Meningkatkan keprofesionalan Dosen FPMIPA IKIP PGRI
Madiun
b. Tujuan Khusus
1).Meningkatan pengembangan inovasi pembelajaran FPMIPA
IKIP PGRI
Madiun (perangkat pembelajaran, Proses
pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran).
2).Meningkatkan pengembangan penyusunan bahan ajar FPMIPA
IKIP PGRI Madiun.
3).Meningkatkan kemampuan melakukan Penelitian.
3. Sistematika Penerapan Hasil Kegiatan
Lesson Study yang dilakukan mengacu pada Slamet Mulyana
(2007) mengemukakan tiga tahapan yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2)
Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (see). Untuk lebih jelasnya dibawah
ini akan diuarikan secara ringkas tentang tahapan dalam
penyelenggaraan Lesson Study.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

70

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

a. Tahap Perencanaan (Plan)


Tahap ini bertujuan merancang pembelajaran yang dapat
membelajarkan mahasiswa berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran. Rancangan pembelajaran dilaksanakan secara kolaborasi
antar dosen. Kolaborasi antar dosen dilakukan ketika mengkaji diskripsi
mata kuliah, penyusunan rencana pembelajaran berlangsung. Kegiatan
ini untuk menentukan jenis inovasi, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), memberikan masukan-masukan saat penyusunan rencana
pembelajaran, memfasilitasi pengembangan materi pembelajaran
maupun dalam pelaksanaan pembelajaran serta persiapan alat atau
media yan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Tahap Penerapan Rancangan Pembelajaran (do)
Tahap ini bertujuan mengujicobakan efektivitas model pembelajaran
yang telah dirancang. Dosen lain bertindak sebagai pengamat (observer)
pembelajaran. Fokus pengamatan ditujukan pada interaksi mahasiswa,
mahasiswa-bahan ajar, mahasiswa-dosen, dan mahasiswa-lingkungan
yang terkait dengan 4 kompetensi guru sesuai dengan UU No. 14 tentang
guru dan dosen. Observer mengamati kejadian/aktifitas yang
sesungguhnya dari setiap mahasiswa dan mencatat semua kejadian dari
awal sampai akhir kegiatan pembelajaran baik dalam kegiatan
individual maupun kegiatan kelompok.
c. Refleksi (See)
Lesson Study Setelah selesai pembelajaran, langsung dilakukan
diskusi antar dosen sebagai pengamat yang dipandu oleh pimpinan
diskusi atau personil yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran.
Dosen model mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan
dalam pembelajaran. Selanjutnya pengamat menyampaikan komentar
dan lesson learnt dari pembelajaran terutama yang berkaitan dengan
aktifitas mahasiswa. Berdasarkan masukan dari hasil diskusi ini
dirancang kembali untuk pembelajaran berikutnya.

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

71

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

B. Pembahasan
Kegiatan Yang Telah Dilaksanakan
Tahun akademik 2009/2010 semester genap FPMIPA IKIP PGRI
Madiun telah melaksanakan kegiatan tahap pertama Sedang pada saat
ini semester gasal tahun akademik 2010/2011 merupakan kegiatan tahap
kedua. Kegiatan pada program studi pendidikan matematika dilakukan 4
kali kegiatan terdiri dari 3 kali diobservasi dosen matematika dan 1 kali
open lesson yang dihadiri oleh dosen Biologi dab Fisika, adapun
pelaksanaan kegiatan tersebut :
Kegiatan lesson Study 1
1. Tahapan Perencanaan (Plan) I
Pada tahapan perencanaan, team dosen rumpun kalkulus mata kuliah
kalkulus1 merencanakan pelaksanaa pembelajaran, silabus, RPP, hand
out dan media pembelajaran yang digunakan. Pada RPP ditentukan
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran
serta evaluasi yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran.(lihat
dilampiran)
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 13 Oktober 2010 dan merupakan
penerapan dari planning atau perencanaan sesuai dengan skenario
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
dibuat. Sedankan observer melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran berlansung
3.Tahapan Refleksi (See)
Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer
mendiskusikan hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun beberapa hal yang dirasa perlu didiskusikan pada

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

72

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

Pertemuan 1 topik Nilai Mutlak sebagai berikut:


Temuan-temuan :

Mahasiswa perlu diberi pertanyaan-pertanyaan yang


membangkitkan keberanian untuk bertanya, mengungkapkan
pendapat sehingga diberikan suatu permasalahan agar dapat
lebih termotivasi

Meski sudah ada buku panduan, tapi mahasiswa perlu adanya


pertanyaan agar mereka bisa dan mau berpendapat

Secara keseluruhan mahasiswa belum belajar dengan baik. Ada 3


mahasiswa yang belum memperhatikan, mereka hanya
mencoret-coret kertas, membolak-balik buku dan tidak mau
mencoba. Selain itu ada mahasiswa yang belum siap menerima
materi hari ini.

Keaktifan mahasiswa mulai nampak, sebagian mahasiswa yang


sudah belajar dengan baik .Hal tersebut terlihat dari mahasiswa
dapat mengikuti pembelajaran, menyimak dan ikut menjawab
pertanyaan.

Sebagian mahasiswa yang belum belajar dengan baik, terlihat


pasif, dimungkinkan karena kurangnya persiapan. Solusinya
mahasiswa diberi soal yang sederhana tapi cukup mengarah pada
teorema atau diberi poin ketika maju mengerjakan soal, diberi
motivasi yang lebih banyak, ditunjuk oleh dosennya agar ada
motivasi untuk be
Kesimpulan refleksi : Perlu dilakukan perubahan RPP untuk
pembelajaran berikutnya
Kegiatan lesson Study 2
1. Tahapan Perencanaan (Plan) 2
Pada tahapan perencanaan, team dosen rumpun kalkulus mata kuliah
kalkulus1 merencanakan pelaksanaan pembelajaran mengaju refleksi
kegiatan mengenahi beberapa hal, silabus, RPP, hand out dan media

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

73

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

pembelajaran yang digunakan. Terutama pada RPP mengeahi standar


kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta
evaluasi yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran.(lihat
dilampiran)
2.Tahapan Pelaksanaan (Do)
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 3 Nopember 2010 dan merupakan
penerapan dari planning atau perencanaan sesuai dengan skenario
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
dibuat. Sedankan observer melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran berlansung
3.Tahapan Refleksi (See)
Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer
mendiskusikan hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun beberapa hal yang dirasa perlu didiskusikan pada
Pertemuan 1 topik invers fungsi, invers Fungsi Trigonometri dan invers
fungsi eksponen sebagai berikut:
Temuan-temuan :

Beberapa mahasiswa masih kurang persiapan hal itu dapat


dilihat dalam mengerjakan tugas masih menunggu hasil
pekerjaan temannya yang maju mengerjakan di depan kelas

Mahasiswa dalam menentukan invers fungsi belum sempurna

Mahasiswa masih kesulitan menggambar grafik fungsi sehingga


rancangan ke depan arahan membuat grafik fungsi ditentukan
domainnya mengacu pada perpotongan grafik cartesius.

Banyak mahasiswa yang tidak memakai penggaris dan bisa lebih


mudah dengan menggunakan milimeter blok

Ternyata dalam menggambar grafik masih sulit, solusinya


mungkin bisa dicoba menggunakan media supaya lebih menarik
dan untuk lebih memastikan hasilnya. Misalnya dengan
menggunakan maple atau excel

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

74

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

Belajar mahasiswa masih kurang maksimal sehingga dalam


pembelajaran berikutnya adanya perubahan RPP mengenai
waktu untuk berdiskusi dan untuk presentasi
Kegiatan lesson Study 3
1.Tahapan Perencanaan (Plan) 3
Pada tahapan perencanaan, team dosen rumpun kalkulus mata kuliah
kalkulus1 merencanakan pelaksanaan pembelajaran mengaju refleksi
kegiatan mengenahi beberapa hal, silabus, RPP, hand out dan media
pembelajaran yang digunakan. Terutama pada RPP mengeahi standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta
evaluasi yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran.(lihat
dilampiran)
2.Tahapan Pelaksanaan (Do)
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 17 Nopember 2010 dan
merupakan penerapan dari planning atau perencanaan sesuai dengan
skenario pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang dibuat. Sedankan observer melakukan pengamatan pada saat
proses pembelajaran berlansung
3.Tahapan Refleksi (See)
Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer
mendiskusikan hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun beberapa hal yang dirasa perlu didiskusikan pada
Pertemuan 1 topik Limit dan Kekontinuan sebagai berikut:
Temuan-temuan

Ada beberapa mahasiswa ketika dosen menjelaskan materi tidak


memperhatikan sehingga ada mahasiswa masih belum jelas dan

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

75

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

berakibat disaat tugas diberikan tidak mengerjakan dengan


baik.Anggota kelompok masih cukup besar, sehingga perlu
diperkecil

10 menit pertama tugas yang diberikan dosen, mahasiswa masih


mencatat soal saja sebaiknya dosen memberi soal langsung pada
lembar kerja mahasiswa, agar mahasiswa tidak perlu mencatat
soal

Mahasiswa tampak pasif ketika 20 menit pertama sehingga


mahasiswa pada materi kekontinuitas masih didominasi dosen,
solusinya sebaiknya diberi tanya jawab

Setelah 20 menit mahasiswa telah belajar dengan baik tentang


topik hari ini, dilihat dari keaktifan mahasiswa ketika ditanya
dosen

Beberapa mahasiswa masih ada yang belum dapat


menyelesaikan tugas dari dosen, meski ada juga beberapa yang
dapat menyelesaikan tugas. Solusinya dosen hendaknya
mahasiswa untuk dilihat jawabannya.

Keberanian maju masih kurang untuk mengerjakan tugas,


menggambar grafik fungsi padahal sudah mengerjakan

Mahasiswa yang sudah belajar dengan baik hal itu ditandai


dengan mahasiswa tersebut sudah banyak yang menjawab benar
ketika diberi soal dari dosen
Kesimpulan :

RPP yang dibuat diubah, kelompok diperkecil

Dosen memotivasi mahasiswa dan melihat pekerjaan mahasiswa


satu per satu
Kegiatan lesson Study 4
1.Tahapan Perencanaan (Plan) 3
Pada tahapan perencanaan, team dosen rumpun kalkulus mata kuliah
kalkulus1 merencanakan pelaksanaan pembelajaran mengaju refleksi

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

76

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

kegiatan mengenahi beberapa hal, silabus, RPP, hand out dan media
pembelajaran yang digunakan. Terutama pada RPP mengeahi standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran serta
evaluasi yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran.(lihat
dilampiran)
2.Tahapan Pelaksanaan (Do)
Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 1 Desember 2010 dan merupakan
penerapan dari planning atau perencanaan sesuai dengan skenario
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
dibuat. Sedankan observer melakukan pengamatan pada saat proses
pembelajaran berlansung
3.Tahapan Refleksi (See)
Dalam kegiatan refleksi ini dosen model bersama observer
mendiskusikan hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun beberapa hal yang dirasa perlu didiskusikan
pada Pertemuan 1 topik Derivatif sebagai berikut:
Temuan-temuan

Dalam pembelajaran ada mahasiswa yang belum siap atau belum


membaca materi

Materi derivatif sudah ada di SMA, tapi kenyataan dalam


mencari derivatif tingkat tinggi mahasiswa masih kurang
menguasai , dalam mencari turunan pertama mahasiswa masih
cukup mudah, tapi ketika mencari turunan kedua dan seterusnya
masih kesulitan. Selain itu materi kalkulus 1 merupakan materi
prasyarat untuk mengikuti mata kuliah kalkulus berikutnya

Kesulitan mahasiswa dalam menurunkan rumus tingkat tinggi


karena fungsi aljabarnya terlalu panjang

Kesulitan yang terjadi

Dalam menentukan turunan tingkat tinggi hendaknya soal

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

77

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

yang berbentuk fungsi aljabar jangan terlalu panjang, atau


dapat diganti dengan fungsi trigono yang sederhana

Dalam mempelajari konsep derivatif sudah cukup jelas, hanya


saja dalam menyelesaikan soal yang diberikan dosen fungsi
aljabarnya terlalu panjang sehingga mahasiswa cukup
kesulitan dan kurang teliti dalam mengerjakan

Solusinya dosen hendaknya sering memberikan latihan soal


dan sedikit mengurangi tingkat kesulitan fungsi yang akan
ditentukan nilai derivatif tingkat tingginya.

Manfaat dari fungsi kelompok yang dibentuk kurang maksimal


karena terlihat mahasiswa masih banyak yang bekerja sendirisendiri tidak berdiskusi

Seharusnya antar kelompok diberikan masalah yang beda

Ada beberapa mahasiswa yang melakukan aktifitas lain yang


tidak berkaitan dengan kuliah kalkulus 1

Perlunya ada perhatian dan lebih fokus pada individu


mahasiswa

Solusi kelompok agar diperkecil biar diskusi lebih baik

Sejalan dengan yang dikemukakan, hendaknya soalnya jangan


terlalu rumit.
C. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil temuan dengan lesson study dapat disimpulkan
sebagai berikut.
a. Lesson Study dapat memberikan solusi terbaik tentang perbaikan
pembelajaran sehingga dapat mengoptimalkn belajar mahasiswa
dan bagaimana dosen melakukan pembelajaran.
b. Perilaku mahasiswa tentang penggunaan model dan Metode yang
diterapkan dapat meningkatkan perilaku positif mahasiswa dan
mengubah perilaku negatif mahasiswa ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan simpulan temuan selama kegiatan tersebut, beberapa
saran yang perlu disampaikan sebagai berikut.
a. Para dosen matematika dapat menggunakan lesson study sebagai

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

78

b.

Sanusi ; Perbaikan Kulaitas Pembelajaran ..... : 67 - 78

paradighma pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada dosen.


Pelaksanaan pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran yang
lebih bermakna dan mendorong mahasiswa berfikir dari suatu
keadaan yang realistic.
Para peneliti dibidang pendidikan melalui lesson study dapat
melakukan penelitian serupa dengan memadukan metode
kooperatif dengan pendekatan yang lain sehingga lebih menarik dan
bermakna bagi mahasiswa dan didapatkan berbagai alternatif
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa menjadi
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Herman Hudoyo, 1990, Strategi Mengajar Belajar Matematika, IKIP


Malang.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempenga-ruhinya,
Rineka Cipta.
Nasution, 2004, Didaktik Asas-asas Mengajar, Bumi Aksara.
Oemar Hamalik, 2001, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem, Bumi Aksara.
Ruseffendi, 1988, Pengantar Kepada Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika, Tarsito.
Baharudin dan Es Nur Wahyuni, 2007, Psikologi Pendidikan, Ar Ruzz
Media.
Suharsimi Arikunto, 1992, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, Rineka Cipta,
.....................,. 1993, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara.
....................., 2006, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara.Basrowi
dan Suwardi, 2008

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol.3, No.1 Maret 2011

Anda mungkin juga menyukai