MENURUT
SDKI 2002-2003
Pada tahun 2002-2003 telah dilakukan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) yang mengumpulkan berbagai data tentang keluarga berencana, kesehatan dan
kependudukan yang diperlukan oleh pembuat keputusan dan program managers. Untuk itu
sebanyak 29.483 wanita pernah kawin berumur 15-49 tahun dan 8.310 pria menikah
berumur 15-54 tahun di berbagai daerah telah disurvei (BPS, 2003). Data yang
dikumpulkan antara lain adalah pengetahuan tentang HIV/AIDS.
HIV (Human Imunodefisiency Virus) adalah penyebab AIDS (Aquired Immune
Deficiency Syndrome) yang menyerang sistem imun tubuh. Jika penderita kehilangan
sistem imun akan mudah terkena infeksi atau kanker (AIDSMED, 2004). Infeksi oleh
mikroorganisme
yang
menginfeksi
kehilanannya
sistem
imun
disebut
infeksi
Opportunistic. Pada penderita AIDS infeksi oleh mikroba tertentu dapat berbahaya. AIDS
menurunkan produktivitas mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan mortalitas. Korban
akan mati pelan-pelan dalam penceritaan dan putus asa.
Di Indonesia jumlah pengidap infeksi HIV dan AIDS yang dilaporkan sejak
diketahui pada tahun 1987 sampai dengan 31 Oktober 2003 adalah sejumlah 3.924 orang
(Depkes 2003). Jumlah penderita HIV 2.685 kasus dan AIDS 1.239 kasus dimana 429
orang telah meninggal.jumlah tersebut meningkat dari hari ke hari. Dalam periode Januari
s/d 30 September 2003 dilaporkan sejumlah 356 kasus baru, dimana 133 pengidap HIV
kasus baru tersebut tersebar di Sumatera Utara 2 kasus, DIY 19 kasus dan Papua 105 kasus.
Sedangkan kasus AIDS diperinci 44 % berumur 20-29 tahun, 30 % berumur 30-39 tahun
11 % berumur 40-49 tahun dan 3 % berumur 50-59 tahun, 3 % berumur 60 tahun ke atas
dan di bawah melalui heteroseksual, 5 % homoseksuial, 23 % alat suntikan, 3 % perinatal
dan sisanya tidak diketahui. Pravalensi tertinggi berturut-turut adalah di Papua, SDKI
Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Riau, Bali, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara,
prevalensi AIDS Nasional sampai 30September 2003 adalah 0,62 per 100.000 penduduk
dan proporsi kasus AIDS yang meninggal adalah 35 %.
Masalahnya adalah kenapa jumlah penderita selalu meningkat terutama dari kalangan muda
usia. Apakah karena kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS atau ada sebab lain.
TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap HIV/AIDS yang diukur dari
sejauh mana masyarakat pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Disamping itu juga dilihat
perbedaannya diantara kelompok yang berdomisili dan perkotaan dengtan pedesaan, yang
berdomisili di perkotaan dengan di pedesaan, yang berumur muda dengan yang lebih tua,
antar wanita dengan pria, antara tingkat pendidikan serta anatar wanita masih menikah
dengan yang sudah janda.
HASIL
Tabel 1. Distribusi frekuensi wanita pernah kawin dan pria kawin yang pernah dan tidak pernah
mendengar tentang HIV/AIDS
N
ttg HIV/AIDS
Latar Belakang
1
Jumlah
Pernah
Pria Menikah
Tak Pernah
mendengar ttg
mendengar ttg
mendengar ttg
HIV/AIDS
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jumlah
Umur
15-19
572
59.8
384
40.2
956
11
20-24
2.608
67.3
1.267
32.7
3.875
339
79.6
87
20,4
426
25-29
3.639
68.7
1.682
31.3
5.375
967
79.7
247
20,3
1.214
30-39
6.514
61.4
4.095
38.6
10.609
2.390
78.8
644
21.2
3.034
40-49
3.961
45.7
4.706
54.3
8.667
1.738
66.4
880
33.6
2.618
50-54
605
60.1
402
39.9
1.007
Menikah
16.658
59.8
11.199
40.2
27.857
6.050
72.8
2.260
27.2
8.310
Janda
689
42.4
937
57.6
1.626
Perkotaan
9.949
73.7
3.550
26.3
13.499
3.321
85.9
545
14.1
3.866
Pedesaan
7.385
46.2
8.599
53.8
15.984
2.729
61.4
1.715
38.6
4.444
Tak sekolah
354
15.2
1.981
84.8
2.335
72
21.2
269
78.8
341
Tak tamat SD
1.977
33.5
3.925
66.5
5.902
771
44.6
959
55.4
1.730
Tamat SD
5.287
52.9
4.708
47.1
9.995
1.667
67.7
795
32.3
2.462
4.001
77.9
1.135
22.1
5.136
1.280
86.7
197
13.3
1.477
SMU keatas
5.722
93.6
382
6.4
6.114
2.260
98.2
41
1.8
2.301
Total
17.336
58.8
12.147
41.2
29.483
6.050
72.8
2.260
27.2
8.301
Status Kawin
Tmpt tinggal
Pendidikan
No
Pernah
Tak Pernah
Wanita Pernah
mendengar ttg
mendengar ttg
Menikah
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jumlah
#
16.658
%
59.8
#
11.199
%
40.2
#
27.857
%
100
Janda
689
42.4
937
57.6
1.626
100
Jumlah
17.347
58.8
12.136
41.2
29.483
100
1.
Masih menikah
2.
Tabel 3. Wanita pernah menikah pernah mendengar tentang HIV/AIDS dan tingkat
pendidikannya
No
Pernah
Tak Pernah
Tingkat
mendengar ttg
mendengar ttg
Pendidikan
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jumlah
1.
Tamat SD kebawah
#
7.618
%
41.8
#
10.614
%
58.2
#
18.232
%
100
2.
9.723
86.4
1.527
13.6
11.250
100
Jumlah
17.341
58.8
12.141
41.2
29.482
100
Tabel 4. Wanita pernah menikah pernah mendengar tentang HIV/AIDS dan lokasi tempat
tinggalnya
No
Pernah
Tak Pernah
Lokasi
mendengar ttg
mendengar ttg
Tempat Tinggal
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jumlah
1.
Perkotaan
#
9.949
%
73.7
#
3.550
%
26.3
#
13.499
%
100
2.
Pedesaan
7.385
46.2
8.559
53.8
15.984
100
Jumlah
17.334
58.8
12.149
41.2
29.483
100
No
Kelompok Umur
Pernah
Tak Pernah
mendengar ttg
mendengar ttg
HIV/AIDS
Jumlah
HIV/AIDS
1.
15-29 Tahun
#
6.873
%
67.2
#
3.333
%
32.7
#
10.206
%
100
2.
30-45 Tahun
10.475
54.3
8.801
45.7
19.276
100
Jumlah
17.348
58.8
12.134
41.2
29.482
100
Tabel 6. Wanita pernah menikah pernah mendengar tentang HIV/AIDS dan status
kawin
No
Pernah
Tak Pernah
Wanita Pernah
mendengar ttg
mendengar ttg
Menikah
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jumlah
#
16.658
%
59.8
#
11.199
%
40.2
#
27.857
%
100
Janda
689
42.4
937
57.6
1.626
100
Jumlah
17.347
58.8
12.136
41.2
29.483
100
1.
Masih menikah
2.
No
Tingkat
Pendidikan
Pernah
Tak Pernah
mendengar ttg
mendengar ttg
HIV/AIDS
Jumlah
HIV/AIDS
1.
Tamat SD kebawah
#
2.510
%
55.47
#
2.023
%
44.6
#
4.533
%
100
2.
3.540
93.7
238
6.3
3.778
100
Jumlah
6.050
72.8
2.261
27.2
8.311
100
Tabel 8. Pria menikah pernah mendengar tentang HIV/AIDS dan lokasi tempat
tinggal
No
Lokasi
Pernah
Tak Pernah
mendengar ttg
mendengar ttg
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jumlah
1.
Tempat Tinggal
Perkotaan
#
3.321
%
85.9
#
545
%
14.1
#
3.866
%
100
2.
Pedesaan
2.729
61.4
1.715
36.6
4.444
100
Jumlah
6.050
72.8
2.260
27.2
8.310
100
Tabel 9. Pria menikah pernah mendengar tentang HIV/AIDS dan kelompok umur
No
Kelompok Umur
Pernah
Tak Pernah
mendengar ttg
mendengar ttg
HIV/AIDS
HIV/AIDS
Jumlah
1.
15-29 Tahun
#
1.306
%
79.6
#
334
%
20.4
#
1.640
%
100
2.
30-45 Tahun
4.733
71.1
1.926
28.9
6.659
100
Jumlah
6.039
72.8
2.260
27.2
8.229
100
PEMBAHASAN
Pengetahuan merupakan suatu yang bersifat kognitif yang dieproleh melalui proses
atau melalui pengalaman sehari-hari. Proses belajar dapat dilakukan disekolah, membaca.
Seseorang yang pernah mendengar tentang HIV/AIDS karena pernah mengalami
keterpaparan oleh informasi yang berkaitan dengan HIV/AIDS, misalnya ketika mendengar
acara di televisi, radio, membaca berita koran, dan menghadiri kegiatan penyuluhan di
kelurahan dan puskesmas/RS atau diskusi dengan suami.
Pada umumnya sampainya informasi atau pesan kepada sasaran /sipenerima sangat
tergantung pada jenis dan penyebaran media, serta cara penyampaian disamping
karakteristik dari sasaran /penerima.
Hal ini sesuai dengan pendapat Christopher Purdy, Country director of DKI
International yang menyebabkan bahwa pengetahuan penduduk Indonesia sudah cukup
baik tentang AIDS, tapi upaya yang dilakukan masih kurang dan masih perlu kerja berat
karena orang Indonesia sulit diyakinkan untuk mau merubah perilakunya (Christopher,
2004). Walaupun demikian tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyebab dan
pencegahan HIV/AIDS sangat rendah. Hasil SDKI 2002/2003 menyebutkan bahwa
responden yang mengetahui HIV/AIDS disebabkan virus hanya dibawah 2 %. Sedangkan
yang menyetahui bahwa AIDS bisa dicegah hanya 8 % mengetahui kondom dapat
mencegah penularan HIV/AIDS hanya 1 %.
Dari uji statistik chi square dibuktikan bahwa terdapat perbedaan pernah mendengar
HIV/AIDS diantara kelompok yang terdiam diperkotaan dengan di pedesaan. Hal ini
mungkin terjadi karena terbatasnya paparan melalui media di pedesaan. Sedangkan
perbedaan diantara kelompok pendidikan dapat dimaklumi karena individu yang lebih
berpendidikan biasanya telah banyak mendengar tentang HIV/AIDS baik melalui guru
maupun melalui kegiatan penyuluhan oleh provider disekolah-sekolah dan media luar
ruang. Disamping itu akses pada informasi lebih memungkinkan bagi yang berpendidikan
10
lebih tinggi karena status sosialnya biasanya juga lebih baik sehingga memiliki kesempatan
dan fasilitas lebih banyak dibandingkan yang berpendidikan lebih rendah.
Menarik untuk dibahas lebih lanjut tentang pria walaupun yang pernah mendengar
tentang HIV/AIDS sudah diatas 70 % (termasuk kalangan usia muda) namun penderita baru
HIV/AIDS kebanyakan berasal dari kelompok musa usia. Barangkali mereka masih pada
tahap pernah mendengar saja tapi belum sampai pada tahap tindakan menghindarinya.
Tiga tahap perilaku yang saling berhubungan dan tindakan nyata. Menurut Leewin
untuk sampai pada tindakan nyata diperlukan suatu proses perubahan sikap. Berbagai latar
belakang pribadi seperti telah disampaikan atas dan lingkungan sosial sangat
mempengaruhi sikap.
Sikap yang tidak peduli terhadap ancaman tertular HIV/AIDS walaupun sudah
mengetahuinya tapi melakukan juga tindakan tindakan beresiko adalah suatu yang naif.
Barangkali inilah yang menjadi penyebab kenapa penyakit ini tetap bertambah korbannya
dari waktu kewaktu terutama dari kalangan muda usia.
Pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba yang semakin marak serta
menurunnya norma-norma dalam kehidupan sebagai akibat modernisasi dan reformasi serta
globalisasi yang salah digunakan membawa manusia (terutama usia muda) kearah yang tak
menentu. Virus penyebab AIDS mempunyai sifat yang unik menyebabkan pembuatan
vaksinnya sampai sekarang belum berhasil. Tidak ada cara lain untuk mencegahnya kecuali
melalui pemantapan perilaku hidup sehat dengan melibatkan masyarakat. Jangan
11
melakukan tindakan beresiko terkena AIDS. Hanya agama dan nilai-nilai luhur yang ada
dalam masyarakat yang dapat menyelamatkan manusia darikepunahan karena AIDS.
12
Saran
Pengetahuan
masyarakat
desa
dan
kelompok
masyarakat
yang
kurang
berpendidikan serta wanita yang berstatus janda perlu lebih ditingkatkan tentang
HIV/AIDS. Karena itu penyuluhan tentang HIV/AIDS sebaiknya lebih diarahkan pada
kelompok-kelompok tersebut.
Pesan-pesan tentang pencegahan HIV/AIDS dapat dititipkan melalui para khatib,
ustad/ustadjah dan pak lurah/camat atau tokoh masyarakat lainnya yang disampaikan pada
saat sholat jumat. Pengajian/majilis taklim, kebaktian dan sambutan pada upacara
penyampaiannya haruslah lugas dan mudah dipahami oleh orang awam.
KEPUSTAKAAN
Aidsmed, COM, 2004 What is AIDS and HIV
BPS, BKKBN, Depkes RI, 2001, Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia,
2002-2003, BPS, ORC Macro, Maryland, USA
Christopher P, AIDS di Indonesia, Jurnal VOA, 2004
CDC, 1999, Guildline for Prevention of Opportunistic infection in persistented HIV, A
Summary MMWR, 44 : 1-3
Dep Kes RI, Perkembangan AIDS, News Letter, 2003 : 10
13
14