Anda di halaman 1dari 57

III-1

BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.1.

Kunjungan UKM

3.1.1.

Gambaran Umum UKM


UKM ini memproduksi minyak urut atau minyak kusut dalam kemasan

500 ml yang dipasarkan keluar. Berikut adalah biodata dari UKM Minyak ini:
1. Nama Pemilik

: Boy Raben

2. Nama UKM

: UKM Nande Raben

3. Status Usaha

: Indusri Rumah Tangga

4. Nama Produk

: Minyak Urut

5. Alamat Usaha

: Jl. Rotan Raya no 33

6. Kegiatan Usaha dimulai

: 2000

7. Nama penanggung jawab usaha : Boy Raben


8. Pemakaian Tenaga Kerja
3.1.2.

: 1 orang

Uraian Proses Produksi pada UKM

Berikut adalah tahap-tahap pembuatan minyak urut:


1. Bahan rempah-rempah dipersiapkan.
2. Bahan rempah-rempah yang telah dipersiapkan, dicampur dengan air dengan
berat rempah-rempah 1 kg dan air sebanyak 30 liter dan dipanaskan selama
kurang lebih 3,5 jam.
3. Setelah selesai dipanaskan, minyak akan diambil dari hasil pemanasan
tersebut dan dipisahkan minyak dan rempah-rempah menggunakan saringan.
4. Minyak didinginkan dan dimasukkan ke dalam botol kemasan 500 ml.
3.1.3.

Layout UKM
Berikut adalah layout dari UKM Nande Raben.

III-2

Gambar 3.1. Layout UKM Nande Raben


3.1.4.

Analisis Biaya Produksi pada UKM


Produksi minyak urut dalam satu hari dilakukan sebanyak satu kali

produksi. Sekali produksi membutuhkan waktu sebanyak 3-4 jam. Dalam setiap
bulannya pekerja bekerja selama 24 hari kerja.
Biaya produksi dalam proses pembuatan minyak urut adalah sebagai
berikut:
1.

Biaya langsung
Biaya langsung yang digunakan terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung.
a.

Bahan
Rempah-rempah

= 21.000,- / kg / produksi
= Rp 21.000,-/ produksi

Biaya dari berbagai bahan yang digunakan dalam proses pembuatan


minyak urut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

III-3

b.

Biaya Tenaga Kerja


Jumlah tenaga kerja dalam proses pembuatan minyak urut dengan
metode tradsional ini adalah 1 pekerja. Gaji untuk setiap pekerja
disesuaikan dengan UMR/ UMP daerah Sumatera Utara untuk tahun
2014 sebesar Rp 1.650.000,-/ bulan. Maka jumlah perhitungan biaya
tenaga kerja 1 orang sebesar per harinya :
=

Rp 1.650.0 00
24 Hari Kerja

= Rp 68.750/ hari
Perhitungan biaya bahan pembuatan minyak urut dapat dilihat pada
Tabel 3.1. dan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1. Perhitungan Biaya Bahan Pembuatan Minyak Urut
No

Biaya

Bahan

Bahan baku

Bahan tambahan

@ (Rp)

1 kg

21.000/ kg

Rempahrempah
Botol kemasan
500 ml
Total

Total/

Jumlah

50 botol

Produksi (Rp)
21.000

1000/

50.000

botol

71.000

Tabel 3.2. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Pembuatan Minyak Urut


No.

Biaya

Bahan

Jumlah

Tenaga kerja langsung

1 orang

Total

2.

Biaya overhead

Total/ Produksi
(Rp)
68.750/ produksi
68.750

III-4

Biaya overhead yang digunakan dalam proses pembuatan minyak urut cara
tradisional terdiri dari biaya operasional dan biaya perawatan.
a. Biaya operasional
Perhitungan biaya overhead pembuatan minyak urut dapat dilihat pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Perhitungan Biaya Operasional Pembuatan MinyakUrut
No
.

Keterangan

Penggunaan
Listrik (W)

Lama
Pemakaia
n (jam)

Lampu

18

Air pabrik

0,2 m3

Minyak

Tanah

Penggunaan

@
(Rp)
964/
kWh
2.294
3

/m
9.000
/L

Jumlah

(Rp)
3 unit

208,22

0,2 m3

458,8

0,5
Liter

Total

3.5.

/ Produksi

4.500
5.167,02

Perhitungan Harga Pokok Produksi


Perhitungan harga pokok produksi minyak urut per bulan dapat dilihat

pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Minyak Urut


No.

Keterangan

Rincian

@ (Rp)

Jumlah

Total/

III-5

Kebutuhan

Biaya
langsung

Biaya tidak
langsung

Bahan baku
Tenaga kerja

Overhead

1 orang

68.750

0,5 L

4.500

50 botol

50.000

4.820,46

Penolong

9.000/ L

Botol Kemasan
3

21.000

hari

Minyak
Bahan

Operasional
Biaya
penyewaan
Total

(Rp)

3 buah

buah
68.750/

langsung
Bahan

Tambahan

Biaya

7.000/

Produksi

1.000/
Botol

149.070,46

Jadi didapatkan perhitungan harga pokok produksi adalah sebesar Rp.


149.070,46,-/ 25 liter atau setara dengan Rp. 5.962,8,- / liter

3.2.

Data Input

3.2.1

Data Mesin Produksi Minyak Kelapa


Mesin yang digunakan pada proses produksi minyak kelapa adalah

sebagai berikut:

III-6

1. Mesin parut kelapa


Mesin parut kelapa digunakan untuk memarut daging kelapa. Mesin parut
kelapa yang digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa dapat dilihat
pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Mesin Parut Kelapa


Spesifikasi mesin parut kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Spesifikasi Mesin Parut Kelapa
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8

Klasifikasi

Keterangan

Kecepatan
Kapasitas
Dimensi
Daya
Berat
Harga
Fungsi

2280 rpm
10 20 butir
12 x 30 x 33 cm
380 W/220 V
9 kg
Rp 400.000,Memarut daging kelapa
Mesin bekerja dengan arus listrik sebagai sumber
energinya, setelah dihidupkan mesin berputar dan
menggerakkan pisau pemarut. Setelah pisau pemarut
berputar maka belahan kelapa diarahkan ke pisau pemarut.

Cara kerja

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur

2. Mesin evaporasi
Mesin evaporasi adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi minyak
kelapa dari santan kelapa yang telah diperas sebelumnya. Mesin evaporasi
yang digunakan pada proses produksi minyak kelapa dapat dilihat pada
Gambar 3.3.

III-7

Gambar 3.3. Mesin Evaporasi


Spesifikasi mesin evaporasi yang digunakan pada proses produksi minyak
kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Spesifikasi Mesin Evaporasi
No
.
1
2
3
4
5
6
7

Type
Bahan bakar
Pendingin
Volume minyak
Dimensi Bak air
Dimensi total
Harga

Cara kerja

Klasifikasi

Keterangan
Horizontal
LPG dengan kontrol suhu otomatis
Sirkulasi air
70-80 liter
900 Watt / 220 V
182 x 122 x 65 cm
Rp. 12.300.000
Santan dimasukkan ke dalam mesin evaporasi
selama 5 jam sehingga terbentuk minyak dan
blondo.

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur

3.2.2.

Data Peralatan Produksi Minyak Kelapa


Peralatan yang digunakan dalam proses produksi minyak kelapa di

Laboratorium Proses Manufaktur adalah sebagai berikut:


1. Metode tradisional
Peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan minyak kelapa secara
tradisional dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Data Peralatan Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional
No
.

Peralatan

Ukuran

Jumla
h

Fungsi

Gambar

III-8

Parang

Alat untuk membelah


kelapa menjadi 6 bagian
Wadah untuk
menampung daging
kelapa yang telah
diparut, santan dan
sebagai wadah yang
digunakan saat akan
melakukan penimbangan
Saringan digunakan
kelapa dan santan agar
tidak terdapat kotoran

Baskom

Diamete
r 30
cm

Saringan

Kompor
Minyak

Alat untuk memanaskan


santan hingga menjadi
minyak kelapa

Sudip

50 cm

Alat untuk mengaduk


santan

Corong

Corong digunakan untuk


memasukkan minyak
kelapa ke dalam botol

Goni

Kuali

Diamete
r 30
cm

Timbangan
digital

Tempat menampung
batok kelapa dan sabut
kelapa
Wadah tempat
memanaskan santan
hingga menjadi minyak
kelapa
Timbangan digital
digunakan untuk
mengukur berat dari
setiap komponen yang
digunakan

III-9

Tabel 3.7. Data Peralatan Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional


(Lanjutan)
No
.

Peralatan

Ukuran

Jumla
h

10

Kain
saring

Alat memeras
kelapa

11.

Kertas
label

10

Kertas label
digunakan pada
saat pengemasan
minyak kelapa

12.

Botol

600 ml

Wadah tempat
minyak kelapa

Fungsi

Gambar

Sumber: Worksheet Praktikum


2. Metode evaporasi
Peralatan yang digunakan pada proses pengolahan minyak kelapa dengan
metode evaporasi dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Data Peralatan Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi
No

Peralata
n

Ukuran

Jumlah

Fungsi

Saringan

Memisahkan blondo dan


minyak kelapa

Kompor
Gas

Memanaskan tabung
evaporasi

Tabung
Gas

15 kg

Baskom

Diameter
30 cm

5.

Botol

1 liter

Tempat penyimpanan gas


yang akan disalurkan ke
kompor gas
Wadah untuk
memasukkan minyak
kelapa dan blondo
Tempat pengemasan
minyak kelapa

Gambar

III-10

Tabel 3.8. Data Peralatan Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi


(Lanjutan)
No

Peralatan

Ukuran

Jumlah

Fungsi

Timbangan
digital

Menimbang berat dari


minyak kelapa

Corong

Memasukkan minyak
kelapa ke dalam botol

Centongan

Mengambil minyak
kelapa dari tabung
evaporasi

Gambar

Sumber: Worksheet Praktikum


3.2.3.

Data Bahan Produksi Minyak Kelapa


Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi minyak kelapa

dengan metode tradisional antara lain sebagai berikut:


1.

Bahan baku

: Kelapa sebanyak tiga buah

2.

Bahan penolong : Air kelapa

3.

Bahan tambahan : Botol kemasan dan Label


Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi minyak kelapa

dengan metode evaporasi antara lain sebagai berikut:


1. Bahan baku
: Santan 24,5 kg
2. Bahan penolong : Gas lpg 2 kg
3. Bahan tambahan : Botol kemasan dan Label
3.1.4.

Bahan Kimia yang Digunakan untuk Pengujian Minyak Kelapa


Bahan kimia yang digunakan dalam pengujian minyak kelapa adalah

sebagai berikut:
1. Alkohol 96%
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali
dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang
penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe

III-11

senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam


senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O
atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H. Senyawa ini
merupakan salah satu zat yang penting dalam kimi organic karena dapat
diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya.
2. Indikator penolftalein
Fenolftalein merupakan indikator lain yang biasa digunakan. Hingga
beberapa tahun yang lalu, fenolftalein digunakan sebagai zat aktif pada obat
pencahar. Fenolftalein jernih dan tidak berwarna di dalam larutan asam dan
akan berwarna merah muda di dalam larutan basa. Indikator ini biasanya
digunakan dalam proses titrasi, yaitu proses penentuan konsentrasi asam atau
basa yang tidak diketahui berdasarkan reaksi dengan basa atau asam yang
telah diketahui konsentrasinya.
3. Larutan KOH 0,04 N
Kalium hidroksida adalah basa kuat yang terbuat dari logam alkali kalium
yang bernomor atom 19 pada tabel periodik.
4. Larutan HCL
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan
yang sangat korosif.
3.3.

Mekanisme Proses Produksi

3.3.1.

Tahapan Proses Produksi Minyak Kelapa

3.3.1.1.

Tahapan Proses Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional


Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses produksi minyak kelapa

secara tradisional adalah sebagai berikut:

1. Menimbang kelapa

III-12

Tiga buah kelapa yang telah dibersihkan dari sabutnya ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital. Kegiatan menimbang tiga buah kelapa dapat
dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Proses Menimbang Tiga Buah Kelapa


Skema penimbangan kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5. Proses Penimbangan Kelapa


Input
Output
Peralatan

: tiga buah kelapa


: berat awal kelapa, yaitu 5,640 kg
: timbangan digital

2. Membelah kelapa menjadi 6 bagian


Tiga buah kelapa yang telah ditimbang kemudian dibelah menjadi enam
bagian dengan menggunakan parang.Kegiatan membelah kelapa dapat dilihat
pada Gambar 3.6.

III-13

Gambar 3.6. Proses Pembelahan Kelapa Menjadi 6 Bagian


Skema pembelahan kelapa menjadi 6 bagian dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Proses Pembelahan Kelapa


Input
Output

: 3 buah kelapa utu


: 6 belahan kelapa (batok dan daging kelapa), air kelapa dan

scrap
Peralatan
: parang
3. Menyaring air kelapa
Air kelapa hasil belahan kelapa kemudian disaring dengan menggunakan
saringan dan ditampung di dalam baskom. Kegiatan menyaring air kelapa
dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Proses Penyaringan Air Kelapa


Skema proses penyaringan air kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.8.

III-14

Gambar 3.9. Proses Penyaringan Air Kelapa


Input
: air kelapa
Output
: air kelapa hasil saringan
Peralatan
: saringan
4. Menimbang kelapa yang telah dibelah, scrap dan air kelapa
Penimbangan kelapa yang telah dibelah, scrap dan air kelapa dilakukan
dengan menggunakan timbangan digital.
a. Penimbangan 6 belahan kelapa
Kegiatan menimbang 6 buah belahan kelapa dapat dilihat pada Gambar
3.10.

Gambar 3.10. Proses Penimbangan 6 Buah Belahan Kelapa


Skema penimbangan 6 buah belahan kelapa dapat dilihat pada Gambar
3.11.

Gambar 3.11. Penimbangan 6 Belahan Kelapa


Input
: 6 belahan kelapa (batok kelapa dan daging kelapa)
Output : berat 6 belahan kelapa, yaitu 3,260 kg
Peralatan : timbangan digital
b. Penimbangan scrap
Kegiatan penimbangan scrap dapat dilihat pada Gambar 3.12.

III-15

Gambar 3.12. Kegiatan Penimbangan Scrap


Skema kegiatan penimbangan scrap pada proses pembelahan kelapa
dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13. Penimbangan Scrap


Input
: scrap
Output : berat scrap, yaitu 0,255 kg
Peralatan : timbangan digital
c. Penimbangan air kelapa
Kegiatan penimbangan air kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3.14. Proses Penimbangan Air Kelapa


Skema penimbangan air kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.15.

III-16

Gambar 3.15. Penimbangan Air Kelapa


Input
: air kelapa
Output : berat air kelapa, yaitu 2,010 kg
Peralatan : timbangan digital
5. Pemarutan kelapa
Belahan kelapa diparut dengan menggunakan mesin parut kelapa dan hasil
parutan kelapa kemudian ditampung di dalam baskom. Proses pemarutan
kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Kegiatan Pemarutan Kelapa


Skema pemarutan kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.17.

Gambar 3.17. Proses Pemarutan Kelapa


Input
Output
Mesin

: 6 buah belahan kelapa (batok kelapa dan daging kelapa)


: parutan kelapa, batok kelapa dan scrap
: mesin parut kelapa dan baskom

III-17

Feedback

: daging kelapa yang belum diparut dengan sempurna (masih


ada yang tertinggal pada tempurung kelapa) akan diparut

kembali
6. Penimbangan parutan kelapa, scrap dan batok kelapa
Hasil proses memarut kelapa kemudian ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital
a. Hasil parutan kelapa
Hasil parutan kelapa ditimbang dengan menggunakan timbangan digital.
Kegiatan penimbangan kelapa parut dapat dilihat pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18. Kegiatan Penimbangan Parutan Kelapa


Skema penimbangan parutan kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19. Proses Penimbangan Parutan Kelapa


Input
:
Output :
Peralatan :
b. Scrap
Pada proses

parutan kelapa
berat parutan kelapa, yaitu 2,020 kg
timbangan digital
pemarutan kelapa tidak terdapat scrap yang tersisa sehingga

tidak dilakukan proses penimbangan scrap.


c. Batok kelapa
Batok kelapa ditimbang dengan menggunakan timbangan digital.
Kegiatan penimbangan batok kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.20.

III-18

Gambar 3.20. Kegiatan Penimbangan Batok Kelapa


Skema penimbangan batok kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.21.

Gambar 3.21. Proses Penimbangan Batok Kelapa


Input
: batok kelapa
Output : berat batok kelapa, yaitu 1,290 kg
Peralatan : timbangan digital
7. Pembagian air kelapa
Air kelapa dibagi menjadi 3 bagian dengan menggunakan perbandingan
5:3:2, yaitu 1 kg, 0,6 kg dan 0,4 kg. Kegiatan pembagian air kelapa dengan
perbandingan 5:3:2 dapat dilihat pada Gambar 3.22.

Gambar 3.22. Kegiatan Pembagian Air Kelapa


Skema pembagian air kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.23.

III-19

Gambar 3.23. Proses Pembagian Air Kelapa Menjadi 3 Bagian


Input
Output
Peralatan
Feedback

:
:
:
:

air kelapa
air kelapa dengan berat 1 kg, 0,6 kg dan 0,4 kg
timbangan digital dan baskom
berat air kelapa yang ditimbang pada kelebihan akan
dikembalikan serta pada saat air kelapa kurang maka akan

ditambahkan lagi
8. Pemerasan parutan kelapa
Air kelapa dengan berat 1 kg dituangkan ke dalam parutan kelapa kemudian
diperas

dengan

menggunakan

kain

saring

sehingga

menghasilkan

santan.Parutan kelapa yang telah diperas tersebut kemudian ditambahkan lagi


dengan air kelapa dengan berat 0,6 kg kemudian diperas lagi dengan
menggunakan kain saring. Parutan kelapa yang telah diperas tersebut
kemudian ditambahkan lagi dengan air kelapa dengan berat 0,4 kg kemudian
diperas lagi dengan menggunakan kain saring. Santan hasil perasan ditampung
dengan menggunakan baskom. Kegiatan pemerasan parutan kelapa dapat
dilihat pada Gambar 3.24.

Gambar 3.24. Kegiatan Pemerasan Parutan Kelapa


Skema pemerasan parutan kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.25.

III-20

Gambar 3.25. Proses Pemerasan Kelapa


Input
Output
Peralatan
Feedback

:
:
:
:

kelapa parut dan air kelapa


santan kelapa, ampas kelapa dan scrap
kain saringan dan baskom
ampas kelapa yang masih mengandung santan diperas

kembali sampai ampas tidak mengandung santan lagi


9. Penimbangan santan dan ampas kelapa
Santan kelapa, ampas kelapa dan scrap ditimbang dengan menggunakan
timbangan digital.
a. Santan kelapa
Kegiatan penimbangan santan kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.26.

Gambar 3.26. Kegiatan Penimbangan Santan Kelapa

Skema penimbangan santan kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.27.

Gambar 3.27. Proses Penimbangan Santan Kelapa

III-21

Input
: santan kelapa
Output : berat santan kelapa, yaitu 2,96 kg
Peralatan : timbangan digital
b. Ampas kelapa
Kegiatan penimbangan ampas kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.28.

Gambar 3.28. Kegiatan Penimbangan Ampas Kelapa


Skema proses penimbangan ampas kelapa dapat dilihat pada Gambar
3.29.

Gambar 3.29. Proses Penimbangan Ampas Kelapa


Input
: ampas kelapa
Output : berat ampas kelapa, yaitu 0,95 kg
Peralatan : timbangan digital
10. Penimbangan minyak tanah
Minyak tanah yangakan digunakan untuk pemanasan santan ditimbang
terlebih dahulu beratnya dengan menggunakan timbangan digital. Kegiatan
penimbangan minyak tanah dapat dilihat pada Gambar 3.30.

III-22

Gambar 3.30. Kegiatan Penimbangan Minyak Tanah


Skema penimbangan minyak tanah dapat dilihat pada Gambar 3.31.

Gambar 3.31. Proses Penimbangan Minyak Tanah


Input
: minyak tanah
Output
: berat minyak tanah, yaitu 1,025 kg
Peralatan
: timbangan digital
11. Pemanasan santan
Santan dipanaskan di atas kompor minyak tanah hingga santan tersebut
menjadi minyak dan blondo. Pada proses pemanasan santan, santan diaduk
terus menerus untuk menghindari santan menjadi pecah dan tidak terbentuk
minyak kelapa. Kegiatan pemanasan santan dapat dilihat pada Gambar 3.32.

Gambar 3.32. Kegiatan Pemanasan Santan Kelapa

III-23

Skema pemanasan santan dapat dilihat pada Gambar 3.33.

Gambar 3.33. Proses Pemanasan Santan


Input
Output
Peralatan
Feedback

:
:
:
:

santan
minyak kelapa, blondo dan uap air
kuali dan kompor minyak tanah
dilakukan pengadukan secara terus

menerus

untuk

menghindari santan pecah.


12. Pemisahan minyak kelapa dan blondo
Minyak kelapa dan blondo dipisahkan dengan menggunakan saringan.
Kegiatan pemisahan minyak kelapa dan blondo dapat dilihat pada Gambar
3.34.

Gambar 3.34. Kegiatan Pemisahan Minyak Kelapa dan Blondo


Skema pemisahan minyak kelapa dan blondo dapat dilihat pada Gambar 3.35.

III-24

Gambar 3.35. Proses Penyaringan Minyak Kelapa


Input
Output
Peralatan
Feedback
13. Pengemasan
Minyak yang

:
:
:
:

minyak kelapa dan blondo


minyak kelapa
sudip
blondo dipisah dengan minyak

telah dipisahkan kemudian dimasukkan ke dalam botol kosong

dengan menggunakan corong. Kegiatan pengemasan minyak kelapa dapat


dilihat pada Gambar 3.36.

Gambar 3.36. Kegiatan Pengemasan Minyak Kelapa


Skema pengemasan minyak kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.37.

Gambar 3.37. Proses Pengemasan Minyak Kelapa


Input
: minyak kelapa
Output
: botol berisi minyak kelapa
Peralatan
: corong
14. Penimbangan minyak kelapa yang telah dikemas

III-25

Botol yang telah terisi minyak kelapa kemudian ditimbang dengan


menggunakan timbangan digital. Kegiatan penimbangan minyak kelapa yang
telah dikemas dapat dilihat pada Gambar 3.38.

Gambar 3.38. Kegiatan Penimbangan Minyak Kelapa yang Telah Dikemas


Skema penimbangan minyak kelapa yang telah dikemas dapat dilihat pada
Gambar 3.39.

Gambar 3.39. Proses Penimbangan Minyak Kelapa


Input
Output
Peralatan
15. Penimbangan
Blondo tidak

: botol berisi minyak kelapa


: berat minyak kelapa, yaitu 0,205 kg
: timbangan digital
blondo
mengandung minyak kelapa lagi kemudian ditimbang dengan

mengggunakan timbangan digital. Kegiatan penimbangan blondo dapat dilihat


pada Gambar 3.40.

Gambar 3.40. Kegiatan Penimbangan Blondo


Skema penimbangan blondo dapat dilihat pada Gambar 3.41.

III-26

Gambar 3.41. Proses Penimbangan Blondo


Input
: blondo
Output
: berat blondo, yaitu 0,520 kg
Peralatan
: timbangan digital
16. Penimbangan minyak tanah yang tersisa
Minyak tanah yang tersisa kemudian ditimbang untuk mengetahui seberapa
banyak minyak tanah yang digunakan pada saat memanaskan santan
kelapa.Kegiatan penimbangan minyak tanah yang tersisa setelah proses
pemanasan santan dapat dilihat pada Gambar 3.42.

Gambar 3.42. Kegiatan Penimbangan Minyak Tanah Setelah Proses


Pemanasan Santan Kelapa
Skema penimbangan minyak tanah yang tersisa setelah proses pemanasan
santan dapat dilihat pada Gambar 3.43.

Gambar 3.43. Proses Penimbangan Minyak Tanah


Input
Output
Peralatan
3.3.1.2.

: minyak tanah
: berat minyak tanah 0,79 kg
: timbangan digital

Tahapan Proses Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi

III-27

Tahapan proses produksi minyak kelapa dengan metode tradisional


adalah sebagai berikut:
1. Penimbangan santan
Penimbangan santan dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.
Proses penimbangan santan berlangsung selama 2 menit. Kegiatan
penimbangan santan dapat dilihat pada Gambar 3.44.

Gambar 3.44. Kegiatan Penimbangan Santan


Skema proses penimbangan santan dapat dilihat pada Gambar 3.45.

Gambar 3.45. Proses Penimbangan Santan


Input
Output
Peralatan

: santan
: berat santan, yaitu 21,945 kg
: timbangan digital

2. Penimbangan gas elpiji awal


Penimbangan gas elpiji dilakukan untuk mengetahui berapa berat awal gas
elpiji sebelum digunakan untuk melakukan proses produksi minyak kelapa
dengan metode evaporasi. Kegiatan penimbangan gas elpiji dapat dilihat pada
Gambar 3.46.

III-28

Gambar 3.46. Kegiatan Penimbangan Gas Elpiji Awal


Skema penimbangan gas elpiji awal dapat dilihat pada Gambar 3.47.

Gambar 3.47. Proses Penimbangan Gas Elpiji Awal


Input
: gas elpiji
Output
: berat gas elpiji, yaitu 22 kg
Peralatan
: timbangan
3. Persiapan mesin
Kegiatan yang dilakukan pada saat persiapan mesin adalah bagian-bagian
mesin evaporasi dan memastikan setiap elemen mesin evaporasi dalam
keadaan baik. Kegiatan proses persiapan mesin dapat dilihat pada Gambar
3.48.

III-29

Gambar 3.48. Kegiatan Persiapan Mesin


Skema persiapan mesin dapat dilihat pada Gambar 3.49.

Gambar 3.49. Proses Persiapan Mesin


Input
: mesin evaporasi
Output
: mesin evaporasi yang siap digunakan
Mesin
: mesin evaporasi
4. Penuangan dan penyaringan santan ke dalam mesin evaporasi
Penuangan santan ke dalam mesin evaporasi dilakukan sambil dilakukan
penyaringan dengan menggunakan saringan selama 7 menit. Kegiatan
penuangan dan penyaringan santan ke dalam mesin evaporasi dapat dilihat
3.50.

Gambar 3.50. Kegiatan Penuangan dan Penyaringan Santan ke Dalam Mesin


Evaporasi
Skema penuangan dan penyaringan santan ke dalam mesin evaporasi dapat
dilihat pada Gambar 3.51.

Gambar 3.51. Proses Penuangan dan Penyaringan Santan ke Dalam Mesin


Evaporasi
Input

: santan

III-30

Output
: santan yang sudah disaring
Peralatan
: saringan
5. Proses Penimbangan Plastik
Penimbangan plastik dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.
Proses penimbangan plastik berlangsung selama 1 menit. Skema proses
penimbangan santan dapat dilihat pada Gambar 3.52.

Gambar 3.52. Proses Penimbangan Plastik


Input
Output
Mesin

: plastik
: berat plastik, yaitu 0,235 kg
: timbangan digital

6. Penutupan dan penghidupan mesin evaporasi


Penutupan dan penghidupan mesin evaporasi dilakukan setelah semua santan
dimasukkan

ke

dalam

mesin

evaporasi.

Kegiatan

penutupan

dan

menghidupkan mesin dapat dilihat 3.53.

Gambar 3.53. Proses Penutupan dan Penghidupan Mesin


Skema proses penutupan dan penghidupan mesin dapat dilihat pada Gambar
3.54.

III-31

Gambar 3.54. Proses Penutupan dan Penghidupan Mesin


Input
Output
Mesin

: mesin evaporasi
: mesin evaporasi siap digunakan
: mesin evaporasi

7. Pengontrolan kerja mesin evaporasi


Pengontrolan kerja mesin evaporasi dilakukan dengan cara menekan tombol
pemutar mesin evaporasi selama 1 menit setelah mesin evaporasi
memanaskan santan selama 5 menit. Pengontrolan kerja mesin evaporasi
dilakukan berulang-ulang sampai terbentuk minyak kelapa dan blondo selama
5 jam. Kegiatan pengontrolan kerja mesin dapat dilihat pada Gambar 3.55.

Gambar 3.55. Kegiatan Pengontrolan Kerja Mesin Evaporasi.


Skema pengontrolan kerja mesin dapat dilihat pada Gambar 3.56.

Gambar 3.56. Proses Pengontrolan Kerja Mesin Evaporasi

III-32

Input
: santan
Output
: minyak kelapa, blondo dan air yang teruapkan
Mesin
: mesin evaporasi
8. Pematian dan Pembukaan mesin evaporasi
Mesin evaporasi dimatikan dan kemudian dibuka tutupnya setelah santan
menjadi minyak, blondo dan air teruapkan. Skema pematian dan pembukaan
tutup mesin dapat dilihat pada Gambar 3.57.

Gambar 3.57. Proses Pengontrolan Kerja Mesin Evaporasi


Input
Output
Mesin

: santan
: minyak kelapa, blondo dan air yang teruapkan
: mesin evaporasi

9. Penimbangan gas elpiji akhir


Penimbangan kembali gas elpiji dilakukan untuk melihat banyaknya gas elpiji
yang digunakan dalam proses produksi minyak kelapa dengan metode
evaporasi. Skema penimbangan gas elpiji akhir dapat dilihat pada Gambar
3.58.

Gambar 3.58. Proses Penimbangan Gas Elpiji Akhir


Input
: gas elpiji
Output
: berat gas elpiji, yaitu 20 kg
Mesin
: timbangan
10. Pengeluaran minyak kelapa dan blondo dari mesin evaporasi
Minyak kelapa dan blondo dikeluarkan dari mesin evaporasi setelah dingin.
Skema pengeluaran minyak kelapa dan blondo dari mesin evaporasi dapat
dilihat pada Gambar 3.59.

III-33

Gambar 3.59. Pengeluaran Minyak Kelapa dan Blondo dari Mesin


Evaporasi
Input
: Minyak kelapa dan blondo
Output
: Minyak kelapa dan blondo
Peralatan
: Centong dan baskom
11. Penyaringan minyak kelapa
Minyak dan blondo terbentuk setelah 5 jam pemanasan di dalam mesin
evaporasi. Pemisahan minyak kelapa dan blondo dilakukan dengan
menggunakan saringan dan sudip. Skema pemisahan minyak kelapa dan
blondo dapat dilihat pada Gambar 3.60.

Gambar 3.60. Proses Pemisahan Minyak Kelapa dan Blondo


Input
Output
Peralatan
Feedback

:
:
:
:

minyak kelapa dan blondo


minyak kelapa dan blondo yang telah terpisah
sudip dan saringan
blondo yang masih mengandung minyak disaring

kembali sampai blondo tidak mengandung minyak lagi


12. Penimbangan minyak kelapa
Penimbangan minyak kelapa dilakukan dengan menggunakan timbanga
digital. Kegiatan penimbangan minyak kelapa dapat dilihat pada Gambar
3.61.

III-34

Gambar 3.61. Kegiatan Penimbangan Minyak Kelapa


Skema proses penimbangan minyak kelapa dapat dilihat pada Gambar 3.62.

Gambar 3.62. Proses Penimbangan Minyak Kelapa


Input
: minyak kelapa
Output
: berat minyak kelapa, yaitu 3,4212 kg
Peralatan
: timbangan digital
13. Penimbangan blondo
Penimbangan blondo dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.
Kegiatan penimbangan blondo dapat dilihat pada Gambar 3.63.

Gambar 3.63. Kegiatan Penimbangan Blondo

III-35

Skema penimbangan blondo dapat dilihat pada Gambar 3.64.

Gambar 3.64. Proses Penimbangan Blondo


Input
: blondo
Output
: berat blondo, yaitu 5,7638 kg
Mesin
: timbangan digital
14. Memasukan minyak kelapa ke dalam botol
Memasukan minyak kelapa ke dalam botol dilakukan dengan menggunakan
sudip dan saringan. Skema proses pemasukkan santan ke dalam botol dapat
dilihat pada Gambar 3.65.

Gambar 3.65. Proses Pemasukkan Minyak Kelapa ke Dalam Botol


Input
Output
Peralatan
Feedback

:
:
:
:

minyak kelapa dan botol


botol berisi minyak kelapa
corong dan sudip
minyak kelapa diisi ke dalam botol hingga botol
tersebut dalam keadaan penuh dan ketika botol tersebut
telah penuh, maka minyak yang tumpah tersebut
dimasukan kembali ke dalam wadah penampung
minyak kelapa

3.3.2.

Elemen Kegiatan Proses Produksi Minyak Kelapa

3.3.2.1.

Elemen Kegiatan Proses Produksi Minyak Kelapa Metode


Tradisional
Proses produksi minyak kelapa terdiri atas beberapa elemen kegiatan.

Elemen kegiatan proes produksi minyak kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.9.

III-36

Tabel 3.9. Elemen Kegiatan Proses Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional
No.

Kegiatan

Penimbangan 3 buah kelapa utuh

Pembelahan 3 buah kelapa menjadi


6 bagian

Penimbangan scrap

Penimbangan air kelapa

Penimbangan kelapa yang telah


dibelah

Penyaringan air kelapa

Pemarutan kelapa

Penimbangan parutan kelapa

Penimbangan batok kelapa

10

Pembagian air kelapa awal

11

Pembagian air kelapa bagian kedua

12

Pembagian air kelapa bagian ketiga

14

Pemerasan parutan kelapa sebanyak


3 kali dengan menggunakan air
kelapa yang sudah dibagi menjadi 3
bagian
Penyaringan santan

15

Penimbangan santan

16

Penimbangan ampas kelapa

17

Penimbangan minyak tanah sebelum


kompor digunakan

18

Pemanasan santan kelapa

19
20
22

Pemisahan minyak dan blondo


Menimbang minyak kelapa
Menimbang blondo

13

Peralatan

Waktu
(menit)

Jumlah
(kg)

Timbangan
digital

5,640

Parang

0,255

2,010

3,260

Saringan

Mesin parut
Timbangan
digital
Timbangan
digital
Timbangan
digital
Timbangan
digital
Timbangan
digital

2,020

1,290

1,000

0,600

0,400

Kain saring

Saringan
Timbangan
digital
Timbangan
digital
Timbangan
digital
Kompor
minyak
tanah
Sudip
Timbangan
Timbangan

2,960

0,950

1,025

90

7
1
1

0,205
0,520

Timbangan
digital
Timbangan
digital
Timbangan
digital

III-37

digital
Menimbang minyak tanah sesudah
Timbangan
23
1
0,79
kompor digunakan
digital
3.3.2.2. Elemen Kegiatan Proses Produksi Minyak Kelapa Metode
Evaporasi
Elemen kegiatan proses produksi minyak kelapa metode evaporasi
dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Elemen Kegiatan Proses Produksi Minyak Kelapa Metode
Evaporasi
No

Kegiatan

Penimbangan santan

Penimbangan gas elpiji

Penyaringan santan

Penutupan mesin

Penghidupan mesin

Pemanasan santan

Pengecekan santan

Penimbangan elpiji akhir

Pemasukan blondo dan minyak


kelapa ke dalam baskom

10

Pemisahan minyak dan blondo

11

Penimbang minyak kelapa

12

Penimbangan blondo

13

Pengemasan minyak kelapa

Sumber :Worksheet Praktikum

Peralatan/
Mesin
Timbangan
digital
Timbangan
berat badan

Waktu Jumlah
(menit)
(kg)
3

21,945

22

300

Timbangan

20

Centong

15

15

3,4212

5,7638

Saringan
Mesin
evaporasi
Mesin
evaporasi
Mesin
Evaporasi

sudip dan
saringan
Timbangan
digital
Timbangan
digital
Timbangan
digital

III-38

3.3.3.

Operation Process Chart

3.3.3.1.

Operation Process Chart Produksi Minyak Kelapa Metode


Tradisional
Operation process chart produksi minyak kelapa metode tradisional

dapat dilihat pada Lampiran 1.


3.3.3.2.

Operation Process Chart Produksi Minyak Kelapa Metode


Evaporasi
Operation process chart produksi minyak kelapa metode evaporasi

dapat dilihat pada Lampiran 2.


3.3.3.

Flow Process Chart

3.3.3.1.

Flow Process Chart Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional


Flow process chart produksi minyak kelapa metode tradisional dapat

dilihat pada Lampiran 3.


3.3.3.2.

Flow Process Chart Proses Produksi Minyak Kelapa Metode


Evaporasi
Flow process chart proses produksi minyak kelapa metode evaporasi

dapat dilihat pada Lampiran 4.


3.3.4.

Flow Diagram

3.3.4.1.

Flow Diagram Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional


Flow diagram produksi minyak kelapa metode tradisional dapat dilihat

pada Lampiran 5.
3.3.4.2.

Flow Diagram Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi


Flow diagram produksi minyak kelapa metode evaporasi dapat dilihat

pada Lampiran 6.

III-39

3.4.

Material Balance

3.4.1.

Material Balance Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional


Material balance menunjukkan analisis kualitatif terhadap material

input, output dan scrappada setiap tahapan proses produksi minyak kelapa.
Neraca bahan setiap tahapan proses produksi minyak kelapa dengan cara
tradisional adalah sebagai berikut:
1. Pembelahan kelapa utuh
Neraca bahan produksi minyak kelapa metode tradisional dapat dilihat pada
Gambar 3.66.

Gambar 3.66. Neraca Bahan Pembelahan Kelapa


Input

: 3 buah kelapa

5,640 kg

Output

: 6 buah belahan kelapa 3,260 kg


Air kelapa

2,010 kg

Scrap

0,370 kg

Material balance proses pembelahan kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Material Balance Pembelahan Kelapa
Input

Jumlah (kg)

3 buah kelapa

5,640

Output
6 buah belahan
kelapa
Air kelapa
Scrap

Jumlah (kg)

Berat Total (kg)

3,260
2,010
0,370

2. Pemarutan kelapa
Neraca bahan pemarutan kelapa dapat diihat pada Gambar 3.67.

5,640

III-40

Gambar 3.67. Neraca Bahan Pemarutan Kelapa


Input

: 6 buah belahan kelapa 3,260 kg

Output

: kelapa parut

2,020 kg

Batok kelapa

1,240 kg

Scrap

0 kg

Material balance pemarutan kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.12.


Tabel 3.12. Material Balance Pemarutan Kelapa
Input

Jumlah (kg)

6 buah belahan
kelapa

3,260

Output
Kelapa parut
Batok kelapa
Scrap

Jumlah (kg)
2,020
1,240
0

Berat Total (kg)

3. Pemerasan santan
Neraca bahan pemerasan santan dapat dilihat pada Gambar 3.68.

Gambar 3.68. Neraca Bahan Pemerasan Santan


Input
Output

: kelapa parut

2,020 kg

Air kelapa

2,000 kg

: santan

2,960 kg

Ampas kelapa

0,950 kg

Scrap

0,110 kg

Material balance pemerasan kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.13.

3,260

III-41

Tabel 3.13. Material Balance Pemerasan Kelapa


Input

Jumlah (kg)

Kelapa parut

2,020

Air kelapa
Total

2,000
4,020

Output
Santan
Ampas kelapa
Scrap

Jumlah (kg)
2.960
0,950
0,110

Berat Total (kg)


4,020
4,020

4. Pemanasan santan menjadi minyak kelapa


Neraca bahan pemanasan santan menjadi minyak kelapa dapat dilihat pada
Gambar 3.69.

Gambar 3.69. Neraca Bahan Pemanasan Santan Menjadi Minyak Kelapa


Input

: santan

2,960 kg

Output

: minyak kelapa

0,205 kg

blondo

0,520 kg

air yang teruapkan

2,235 kg

Material balance proses pemanasan santan dapat dilihat pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14. Material Balance Pemanasan Santan
Input

Jumlah (kg)

Santan

2,960

3.4.2.

Output
Minyak kelapa
Blondo
Air yang teruapkan

Jumlah (kg)
0,205
0,520
2,235

Berat Total (kg)


2,960

Material Balance Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi


Material balance menunjukkan analisis kuantitatif terhadap material

input, output dan scrap pada kegiatan produksi minyak kelapa metode evaporasi.
Neraca bahan pada proses produksi minyak kelapa dengan metode evaporasi
dapat dilihat pada Gambar 3.70.

III-42

Gambar 3.70. Neraca Bahan Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi


Input

: santan

21,9450 kg

Output

: minyak kelapa

3,4212 kg

blondo

5,6738 kg

Air yang teruapkan dalam kondensator 12,760 kg


Material Balance proses produksi minyak kelapa metode evaporasi
dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15. Material Balance Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi
Input

Jumlah (kg)

Santan

21,945

Output
Minyak kelapa
Blondo
Air yang
teruapkan

Jumlah (kg)
3,4212
5,6738

Berat Total (kg)


21.945

12,7600

3.5.

Rendemen Minyak Kelapa

3.5.1.

Rendemen Minyak Kelapa Metode Tradisional


Jumlah kelapa yang digunakan adalah 3 buah dengan berat total 5,640

kg yang terdiri dari 6 buah belahan kelapa (3,260 kg) dan santan (2,960 kg). Hasil
proses produksi minyak kelapa adalah minyak kelapa dan blondo. Perbandingan
jumlah minyak dan blondo yang dihasilkan pada proses produksi minyak kelapa
dapat dilihat pada Tabel 3.16.
Tabel 3.16. Perbandingan Jumlah Minyak Kelapa dan Blondo Metode
Tradisional
No.
1
2

Output
Minyak kelapa
Blondo

Input
0,205 kg
0,520 kg

Perhitungan volume minyak kelapa dan santan yang digunakan dapat


dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

III-43

m
V

dimana,

massa jenis minyak kelapa

m : massa minyak kelapa


V

: volume minyak kelapa


Perhitungan volume minyak kelapa dan santan yang digunakan adalah

sebagai berikut.
1. Minyak kelapa
Volume minyak kelapa yang digunakan adalah sebagai berikut.
m
v=

0 ,205 kg
=
0,905 kg/L
= 0,226 L
2. Santan
Volume santan yang digunakan adalah sebagai berikut.
m
v=

2, ,960 kg
=
1,011 kg/L
= 2,927 L
Rendemen minyak kelapa yang diperoleh berdasarkan jumlah minyak
kelapa yang diperoleh adalah sebagai berikut:
rendemen=

jumlah minyak yang diperoleh


100%
jumlah santan yang digunakan

rendemen=

0,205
100%
2,960

=7%
Persentase rendemen minyak kelapa yang diperoleh berdasarkan hasil
perhitungan adalah sebesar 7 %. Rendemen 7 % artinya bahwa jumlah minyak
yang diperoleh dari proses produksi minyak kelapa metode tradisional adalah 7 %
dari jumlah santan yang digunakan.
3.5.2.

Rendemen Minyak Kelapa Metode Evaporasi

III-44

Jumlah santan yang digunakan adalah 21,945 kg. Hasil proses produksi
minyak kelapa metode evaporasi adalah minyak kelapa dan blondo. Perbandingan
jumlah minyak, blondo dan air yang teruapkan yang dihasilkan pada proses
produksi minyak kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17. Perbandingan Jumlah Minyak Kelapa dan Blondo Metode
Evaporasi
No.
1
2
3

Output
Minyak kelapa
Blondo
Air yang teruapkan

Input
3,4212 Kg
5,7638 Kg
12,760 Kg

Perhitungan volume minyak kelapa dan santan yang digunakan dapat


dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
=

m
V

dimana,

massa jenis minyak kelapa

m : massa minyak kelapa


V

: volume minyak kelapa


Perhitungan volume minyak kelapa dan santan yang digunakan adalah

sebagai berikut.
1. Minyak kelapa
Volume minyak kelapa yang digunakan adalah sebagai berikut.
m
v=

3 ,4212 kg
=
0,905 kg/L
= 3,780 L
2. Santan
Volume santan yang digunakan adalah sebagai berikut.
m
v=

21,945 kg
=
1,011 kg/L
= 21,706 L
Rendemen minyak kelapa yang diperoleh berdasarkan jumlah minyak
kelapa yang diperoleh adalah sebagai berikut:

III-45

rendemen=

jumlah minyak yang diperoleh


100%
jumlah santan yang digunakan

rendemen=

3,4212
100%
21,945

= 15,58 %
Persentase rendemen minyak kelapa yang diperoleh berdasarkan hasil
perhitungan adalah sebesar 15,58%. Rendemen 15,58 % artinya bahwa jumlah
minyak yang diperoleh dari proses produksi minyak kelapa metode evaporasi
adalah 15,58 % dari jumlah santan yang digunakan. Jumlah rendemen yang
dihasilkan pada metode evaporasi lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah
santan yang dipanaskan.
3.6.

Perhitungan Analisis Biaya

3.6.1.

Perhitungan Biaya Produksi

3.6.1.1.

Perhitungan Biaya Produksi Minyak Kelapa Metode Tradisional


Produksi minyak kelapa dalam satu hari dilakukan sebanyak dua kali

produksi. Sekali produksi membutuhkan waktu sebanyak 3,5 jam. Dalam setiap
bulannya pekerja bekerja selama 24 hari kerja.
Biaya produksi dalam proses pembuatan minyak kelapa dengan metode
tradisional adalah sebagai berikut:
1.

Biaya langsung
Biaya langsung yang digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa cara
tradisional terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
a.

Bahan
Kelapa

= 3 buah kelapa x Rp. 7.000/ buah


= Rp 21.000,-/ produksi

Biaya dari berbagai bahan yang digunakan dalam proses pembuatan


minyak kelapa cara tradisional dapat dilihat pada Tabel 3.12.
b.

Biaya Tenaga Kerja

III-46

Jumlah tenaga kerja dalam proses pembuatan minyak kelapa dengan


metode tradsional ini adalah 1 pekerja. Gaji untuk setiap pekerja
disesuaikan dengan UMR/ UMP daerah Sumatera Utara untuk tahun
2014 sebesar Rp 1.650.000,-/ bulan. Maka jumlah perhitungan biaya
tenaga kerja 1 orang sebesar per harinya :
=

Rp 1.650.0 00
24 Hari Kerja

= Rp 68.750/ hari / 8 jam


= Rp. 8.593,75 / jam
= Rp 25.781,25 / 3 jam
Perhitungan biaya bahan pembuatan minyak kelapa dengan metode
tradisional dapat dilihat pada Tabel 3.18. dan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel
3.19.
Tabel 3.18. Perhitungan Biaya Bahan Pembuatan Minyak Kelapa Metode
Tradisional
No
.

Biaya

Bahan

Jumlah

Bahan baku

Kelapa

3 buah

Bahan
tambahan

Botol kemasan
500 ml
Total

1 botol

@ (Rp)
7000/
buah
2000/
botol

Total/
Produksi (Rp)
21.000
2.000
23.000

Tabel 3.19. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Pembuatan Minyak Kelapa


Metode Tradisional
No.
Biaya
1 Tenaga kerja langsung
Total
2. Biaya overhead

Bahan
-

Jumlah
1 orang

Total/ Produksi (Rp)


25.781,25
25.781,25

Biaya overhead yang digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa cara
tradisional terdiri dari biaya operasional, biaya perawatan, dan biaya
penyewaan mesin.
b. Biaya operasional

III-47

Biaya operasional yang dikeluarkan dalam proses pembuatan minyak


kelapa cara tradisional yaitu biaya pemakaian arus listrik baik dari pabrik
maupun dari kantor. Perhitungan biaya lisrik disesuaikan dengan tarif
dasar listrik untuk keperluan industri. Pemakaian mesin parut
diasumsikan dipakai selama jam untuk setiap kali produksi.
Mesin parut

= 0,38kWh x jam x Rp 964/ kWh x 1 unit


= Rp 186,01,-/ produksi

Perhitungan biaya operasional pembuatan minyak kelapa metode


tradisional dapat dilihat pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20. Perhitungan Biaya Operasional Pembuatan Minyak Kelapa
Metode Tradisional
No
.

Keterangan

Penggunaan
Listrik (W)

Lama
Pemakaia
n (jam)

Mesin parut

380

Lampu

18

Air pabrik

0,2 m3

Minyak
Tanah

Total

Penggunaan

@
(Rp)
964/
kWh
964/
kWh
2.294
3

/m
9.000
/L

Jumlah

/ Produksi
(Rp)

1 unit

183,16

4 unit

277,63

0,2 m3

109

0,293
Liter

2.637
3.206,79

b. Biaya Penyewaan
Biaya penyewaan mesin parut diasumsikan yaitu Rp 130.000,-/bulan
atau Rp 2.500,-/ siklus kerja

III-48

3.6.1.2.

Perhitungan Biaya Produksi Minyak Kelapa Metode Evaporasi


Biaya produksi dalam proses pembuatan minyak kelapa cara evaporasi

yaitu sebagai berikut:


1. Biaya langsung
a. Bahan baku langsung
Santan

= jumlah santan harga santan per liter


= 21,945 kg Rp 21.000,= Rp 460.845,-/ produksi

b.

Tenaga kerja langsung

= 1 pekerja Rp 1.650.000 1 bulan


= Rp 1.650.000,-/bulan : 24 hari kerja
= Rp 68.750,-/ hari / 8 jam

Perhitungan biaya bahan pembuatan minyak kelapa dengan metode


evaporasi dapat dilihat pada Tabel 3.21. dan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel
3.22.
Tabel 3.21. Perhitungan Biaya Bahan Pembuatan Minyak Kelapa Metode
Evaporasi untuk Satu Kali Produksi
No
.
1
2

Total/ Produksi

Biaya

Bahan

Jumlah

@ (Rp)

Bahan baku

Santan
Botol

21,945 kg

21.000/ kg

(Rp)
460.845

kemasan

4 botol

5.000/ botol

20.000

Bahan
tambahan

1000 ml
Total

480.845

Tabel 3.22. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Pembuatan Minyak Kelapa


Metode Evaporasi untuk Satu Kali Produksi
No.

Biaya

Bahan

Jumlah

@ (Rp)

Total/
Produksi

Tenaga kerja langsung

1 orang

8.593/
jam

68.750

Total
2.

Biaya overhead

68.750

III-49

Biaya overhead yang digunakan dalam proses pembuatan minyak kelapa cara
evaporasi terdiri dari biaya operasional, biaya perawatan, dan biaya
penyewaan mesin.
a.

b.

Biaya penyewaan mesin


Mesin evaporasi

= Rp 500.000,- 1 1 bulan
= Rp 500.000,-/bulan : 24 hari kerja
= Rp 20.833,-/ produksi

Operasional
Biaya operasional yang dikeluarkan dalam proses pembuatan minyak
kelapa cara evaporasi yaitu biaya pemakaian arus listrik baik dari pabrik
maupun dari kantor. Perhitungan biaya lisrik disesuaikan dengan tarif
dasar listrik untuk keperluan industri. Pemakaian mesin evaporator
dipakai selama 5 jam untuk setiap kali produksi.
i. Mesin Evaporasi
Perhitungan mesin evaporator untuk 600 W
= 0,6 kW Rp 964/kW 5 jam 1 unit
= Rp 2.892,-/siklus kerja
Perhitungan pengaduk evaporasi sebesar 300 W
= 0,3 kW x Rp 964/kW x 0,166 jam
= Rp 48,00,-/siklus kerja
ii. LPG
= 2 kg x Rp 110.000 / 12 kg
= Rp 18.332,-/ produksi
Perhitungan biaya operasional pembuatan minyak kelapa metode

tradisional dapat dilihat pada Tabel 3.23.


Tabel 3.23. Perhitungan Biaya Operasional Pembuatan Minyak Kelapa
Metode Evaporasi
No. Keterangan
1

Mesin
evaporasi

Penggunaan

Lama Pemakaian

Listrik (W)

(jam)

600

@ (Rp)

Jumlah

964/ kWh

1 unit

Penggunaan/
produksi (Rp)
2.892

III-50

Mesin

2
3
4

evaporasi
Lampu
pabrik
Air pabrik
Gas Elpiji

3.6.2.

300

0,166

964/kWh

1 unit

48,00

18

964/ kWh

4 unit

1.713,77

0,2 m3
-

Total

2.940/ m3
9.166/ Kg

0,2 m3
2 kg

588
18.332
23.573,77

Perhitungan Harga Pokok Produksi


Perhitungan harga pokok produksi metode tradisional per bulan dapat

dilihat pada Tabel 3.24.


Tabel 3.24. Perhitungan Harga Pokok Produksi Minyak Kelapa Metode
Tradisional
No.

Keterangan

Biaya
langsung
Biaya tidak
langsung

Rincian
Bahan baku
Tenaga kerja
langsung
Bahan
Penolong
Minyak

@ (Rp)
7.000/
buah
34.375/
produksi
9.000/ L

Jumlah
Kebutuhan

Total/
Produksi
(Rp)

3 buah

21.000

1 orang

25.781,25

0,293 L

2.637

Tabel 3.24. Perhitungan Harga Pokok Produksi Minyak Kelapa Metode


Tradisional (Lanjutan)
No.

Keterangan

Biaya
Overhead

Total/
Produksi
(Rp)

Rincian

@ (Rp)

Jumlah
Kebutuhan

Bahan
Tambahan
Botol Kemasan

2.000/
Botol

1 botol

2.000

Operasional

3.206,79

2.500

Biaya
penyewaan
Total

57.125,04

III-51

Jadi didapatkan perhitungan harga pokok produksi adalah sebesar Rp.


57.125,04,-/ 0,205 kg atau setara dengan Rp. 278.658,73,- / kg atau setara dengan
1 / 0,928 = 1,077 liter (Rp. 278.658,73,- / 1,077 liter atau Rp. 258.736,05 / liter)
Perhitungan harga pokok produksi pembuatan minyak kelapa dengan
metode evaporasi dapat dilihat pada Tabel 3.25.
Tabel 3.25. Perhitungan Harga Pokok Produksi Minyak Kelapa Metode
Evaporasi
No

Keterangan

Biaya
langsung

Biaya tidak
langsung

Biaya
Overhead

Jumlah
Kebutuhan/
hari

Total/
Produksi
(Rp)

21,945 kg

460.845

1 orang

68.750

110.000
/ 12 kg

2 kg

18.333

5000/
botol

4 botol

20.000

Operasional

23.573,77

Penyewaan
mesin
Total

500.000/
bulan

1 mesin

19.231

@ (Rp)

Rincian
Bahan baku
Tenaga kerja
langsung
Bahan
penolong
gas elpiji
Bahan
tambahan
Botol kemasan

21.000/
kg
8.593/
jam

610.732,77

Jadi didapatkan perhitungan harga pokok produksi adalah Rp.


610.732,77,-/ 3,42 kg atau Rp. 178.578,- / kg / 1,077 liter atau 165.810,- / liter.

3.7.

Efisiensi Proses Evaporasi

3.7.1.

Perhitungan Jumlah Air Teruapkan


Proses perubahan air menjadi uap air membutuhkan kalor. Besarnya

energi kalor yang dibutuhkan untuk melakukan proses pemanasan santan menjadi
minyak kelapa dengan metode evaporasi secara matematis dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Q=mxU
Dimana:

III-52

= energi kalor yang dibutuhkan (Joule)

m = massa air yang teruapkan saat melakukan metode evaporasi (kg)


U

= kalor uap (Joule/kg)


Besarnya nilai entalpi penguapan pada suhu 800C adalah 2308,0 Kj/kg =

2,308 x 106 J/kg. Oleh karena itu energi kalor yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut:
Q

= mxU
= 12,76 kg x 2,308 x 106 J/kg
= 29.450.080 Joule
Jadi, besarnya energi kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan 12,76 kg

adalah 29.450.080 Joule.


3.7.2.

Perhitungan Jumlah Energi Pemanasan


Jumlah energi pemanasan yang digunakan untuk memanaskan santan

pada proses produksi minyak kelapa dengan metode evaporasi adalah 2 kg gas
elpiji dimana 1 kg gas adalah sama dengan 50,4 Mj = 50,4 x 10 6 Joule. Jadi total
energi pemanasan = 2 x 50,4 x 106 Joule = 100,8 x 106 Joule.
3.7.3.

Perhitungan Efisiensi Mesin Evaporator


Efisiensi mesin evaporator dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:
=

keluaran
100%
masukan
Besarnya nilai efisiensi mesin evaporator adalah sebagai berikut:

keluaran
100%
masukan

29.450.080
100%
100,8 10 6

= 29,21%
Kemampuan kerja mesin evaporator untuk memproduksi minyak kelapa
adalah 29,21 %.

III-53

3.8.

Hasil Uji Kualitas Minyak Kelapa


Jenis pengujian terhadap kualitas minyak kelapa ada 2 jenis, yaitu

pengujian bilangan asam dan pengujian bilangan penyabunan. Bilangan asam


menunjukkan banyaknya asam lemak bebas dalam minyak dan dinyatakan dengan
mg basa per 1 gram minyak. Sedangkan bilangan penyabunan menunjukkan
banyaknya basa (mg KOH) yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram minyak.
Dalam pengujian uji kualitas minyak kelapa yang akan diuji yaitu
minyak kelapa dengan metode tradisional dan minyak kelapa dengan metode
evaporasi yaitu:
1. Pengujian kualitas minyak kelapa metode tradisional
a. Pengujian bilangan asam
Langkah-langkah dalam melakukan pengujian bilangan asam minyak
kelapa hasil metode tradisional antara lain:
1) Ditimbang sampel minyak kelapa seberat 2 gr.
2) Dimasukkan sampel minyak kelapa ke dalam gelas erlenmeyer.
3) Ditambahkan 10 ml alkohol 96% ke dalam erlenmeyer.
4) Ditutup erlenmeyer dengan plastik dan diikat dengan karet.
5) Kemudian panaskan larutan hingga mendidih.
6) Setelah larutan mendidih, ditambahkan indikator pp sebanyak 3
tetes ke dalam larutan.
7) Larutan ditritasi dengan KOH 0,1 N hingga larutan mengalami
perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
8) Dicatat volume KOH yang dipakai untuk mentitrasi larutan tersebut.
Data-data yang diperoleh dari percobaan:
Volume KOH yang terpakai

= 0,9 ml

Normalitas KOH

= Molaritas x Valensi
= (2,26/56,1) x 1
= 0,04 N

Mr KOH

= 56,1
= 2 ,26

Berat sampel

gr

Sehingga, untuk perhitungan bilangan asam adalah :


Bilangan asam

Volume sampel N KOH Mr KOH


Berat sampel

Bilangan asam

0 ,9 0,04 56,1
2,26

III-54

0,893 mg KOH/ gr
Nilai bilangan asam minyak kelapa tradisional sebesar 0,893 mg
KOH/gr, dimana standar bilangan asam menurut SNI 01-3741-2002
adalah 0-2

mg KOH/ gr . Ini menunjukkan bahwa bilangan asam

pembuatan minyak kelapa ini telah memenuhi standar SNI.


b. Pengujian bilangan penyabunan
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan pengujian bilangan
penyabunan minyak kelapa metode tradisional antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Ditimbang sampel minyak kelapa 2 gr.


Dimasukkan sampel minyak kelapa ke dalam gelas erlenmeyer.
Ditambahkan 5 ml alkohol 96% ke dalam larutan.
Ditambahkan 5 ml KOH alkohol.
Ditutup plastik dan diikat dengan karet.
Kemudian panaskan larutan hingga mendidih.
Setelah larutan mendidih, ditambahkan indikator pp sebanyak 3

tetes ke dalam larutan.


8) Selanjutnya dilakukan titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warnanya
berubah dari merah muda menjadi bening.
9) Dicatat volume HCl yang dipakai untuk mentitrasi larutan tersebut
Data-data yang diperoleh dari percobaan:
Volume HCl yang terpakai

= 4,1 ml

Volume blanko (HCl 0,1 N)

= 3,98 ml

Normalitas HCl

= Molaritas x Valensi
= (2,16/36,5) x 1
= 0,06 N

Mr KOH

= 56,1

Berat sampel

= 2,16 gr

Sehingga, perhitungan untuk bilangan penyabunan adalah :


Bilangan penyabunan =
(Volume blanko Volume sampel ) N HCl M r KOH
Berat sampel
Bilangan penyabunan =

(3 , 9 8 4,1) 0,06 56,1


2,16

III-55

= 0,187 mg KOH/ gr
Nilai bilangan penyabunan minyak kelapa tradisional sebesar 0,187 mg
KOH/gr, dimana standar bilangan penyabunan menurut SNI Farmakope
IV 01-3741-1995 adalah berkisar 250-264 mg KOH/gr. Ini menunjukkan
bahwa bilangan penyabunan pembuatan minyak kelapa ini masih jauh
dari standar.
2. Pengujian kualitas minyak kelapa metode evaporasi.
a. Pengujian bilangan asam
Langkah-langkah dalam melakukan pengujian bilangan asam minyak
kelapa hasil metode tradisional antara lain:
1) Ditimbang sampel minyak kelapa seberat 2 gr.
2) Dimasukkan sampel minyak kelapa ke dalam gelas erlenmeyer.
3) Ditambahkan 10 ml alkohol 96% ke dalam erlenmeyer
4) Ditutup erlenmeyer dengan plastik dan diikat dengan karet.
5) Kemudian panaskan larutan hingga mendidih.
6) Setelah larutan mendidih, ditambahkan indikator pp sebanyak 3
tetes ke dalam larutan.
7) Larutan ditritasi dengan KOH 0,1 N hingga larutan mengalami
perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
8) Dicatat volume KOH yang dipakai untuk mentitrasi larutan tersebut.
Data-data yang diperoleh dari percobaan:
Volume KOH yang terpakai

= 0,3 ml

Normalitas KOH

= Molaritas x Valensi
= (2,00/56,1) x 1
= 0,03 N

Mr KOH

= 56,1
= 2 , 00 gr

Berat sampel

Sehingga, untuk perhitungan bilangan asam adalah :


Bilangan asam

Volume sampel N KOH BM KOH


Berat sampel

Bilangan asam

0 ,3 0,1 56,1
2,00

0 ,8415 mg KOH/ gr

Nilai bilangan asam minyak kelapa evaporasi sebesar 0,8415 mg


KOH/gr, dimana standar bilangan asam menurut SNI 01-3741-2002

III-56

adalah 0-2

mg KOH/ gr . Ini menunjukkan bahwa bilangan asam

pembuatan minyak kelapa ini telah memenuhi standar SNI.


b. Pengujian bilangan penyabunan
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan pengujian bilangan
penyabunan minyak kelapa metode tradisional antara lain:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Ditimbang sampel minyak kelapa 2 gr.


Dimasukkan sampel minyak kelapa ke dalam gelas erlenmeyer.
Ditambahkan 5 ml alkohol 96% ke dalam larutan.
Ditambahkan 5 ml KOH alkohol.
Ditutup plastik dan diikat dengan karet.
Kemudian panaskan larutan hingga mendidih.
Setelah larutan mendidih, ditambahkan indikator pp sebanyak 3

tetes ke dalam larutan.


8) Selanjutnya dilakukan titrasi dengan HCl 0,1 N sampai warnanya
berubah dari merah muda menjadi bening.
9) Dicatat volume HCl yang dipakai untuk mentitrasi larutan tersebut
Data-data yang diperoleh dari percobaan:
Volume HCl yang terpakai

= 6,2 ml

Volume blanko (HCl 0,1 N)

= 3,98 ml

Normalitas HCl

= Molaritas x Valensi
= (2,32/36,5) x 1
= 0,06 N

Mr KOH

= 56,1

Berat sampel

= 2,32 gr

Sehingga, perhitungan untuk bilangan penyabunan adalah :


Bilangan penyabunan =
(Volume blanko Volume sampel ) N HCl M r KOH
Berat sampel
Bilangan penyabunan =

(3 , 9 8 6,2) 0, 06 56,1
2,32

= 3,215 mg KOH/ gr
Nilai bilangan penyabunan minyak kelapa tradisional sebesar 3,215 mg
KOH/gr, dimana standar bilangan penyabunan menurut SNI Farmakope

III-57

IV 01-3741-1995 adalah berkisar 250-264 mg KOH/gr. Ini menunjukkan


bahwa bilangan penyabunan pembuatan minyak kelapa ini masih jauh
dari standar.
Berikut adalah tabel perbandingan minyak kelapa tradisional dan
minyak kelapa evaporasi.

Tabel 3.26. Perbandingan Minyak Kelapa Tradisional dan Evaporasi


Rendemen
Bilangan

Tradisional
7%
0,893 mg KOH/ gr

Evaporasi
15,58%
0,841 mg KOH/ gr

Standar
22,1 % - 22,2 %
SNI 01-3741-2002: 0-

asam
Bilangan

0,817 mg KOH/ gr

3,215 mg KOH/ gr

2 mg KOH/ gr
SNI Farmakope IV 01-

penyabunan
Harga

3741-1995:
Rp. 317.941 / kg

Rp. 178.576 / kg

250-264

mg KOH/ gr
Tribun Agustus 2014:
Rp. 9000,- / kg

Anda mungkin juga menyukai