Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT.

Pupuk Kaltim
Istiqomah-2206100013
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Abstrak : PT. Pupuk Kaltim (PKT) Bontang adalah


salah satu perusahaan penghasil pupuk di Indonesia. PT.
Pupuk Kaltim terdiri dari lima pabrik yang diintegrasi. Pada
salah satu pabriknya, yaitu Kaltim-1, dilakukan perubahan
pentanahan sistem dari sistem tanpa pentanahan (delta)
menjadi pentanahan high resistance. Untuk itu dibutuhkan
setting ground fault relay di Kaltim 1 dan evaluasi ground fault
relay di sistem integrasi.
Kata kunci : pentanahan ,ground fault relay
1. PENDAHULUAN

Sistem pentanahan di Pabrik Kaltim 1 PT. Pupuk


Kalimantan Timur masuk dalam klasifikasi sistem
pentanahan ungrounded atau disebut juga sistem delta.
Sistem ini tidak memiliki koneksi fisik antara netral
generator dan tanah. Sistem pentanahan ungrounded rentan
terhadap overvoltage. Adanya perubahan sistem pentanahan
di Pabrik Kaltim 1 di PT. Pupuk Kaltim dari sistem delta
menjadi grounded, maka diperlukan setting ground fault
relay. Pada tugas akhir ini akan dilakukan analisis koordinasi
ground fault relay di Pabrik Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim,
serta dilihat pengaruhnya terhadap setting koordinasi ground
fault relay di Pabrik Kaltim 1, Kaltim 2, Kaltim 3, Kaltim 4
dan KDM PT Pupuk Kaltim

Dimana, Z1 = Impedansi urutan positif dalam ohm


Z2 = Impedansi urutan negatif dalam ohm
Z3 = Impedansi urutan nol dalam ohm
ZN = Impedansi resistansi/reaktansi ke tanah
dalam ohm
2.1 Pentanahan
Ada beberapa metode dalam pentanahan sistem,
diantaranya ungrounded (tanpa pentanahan), low-resistance
grounding, high-resistance grounding, dan solid grounding.
Solid grounding biasa digunakan pada sistem dengan level
tegangan di bawah 600 V. Sedangkan pentanahan dengan
resistansi digunakan pada sistem dengan level tegangan
menengah dan tinggi [2].
2.2 Rele Pengaman Gangguan ke Tanah
Pada sistem pentanahan impedansi, arus urutan nol
dijadikan sebagai ukurannya. Rele yang digunakan adalah
rele arus lebih (OCR) yang diseting sebagai ground fault
relay.

2.3 Konsep Daerah Pengaman


Pada konsep daerah pengamanan fungsi dari rele
dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai rele pengaman utama
dan rele pengaman cadangan (back up). Rele pengaman
2. TEORI PENUNJANG
cadangan akan berfungsi jika rele pengaman utama tidak
Salah satu gangguan yang sering terjadi pada sistem bekerja saat terjadi gangguan hubung singkat.
tenaga listrik adalah gangguan hubung singkat. Mengetahui
besar arus pada saat gangguan hubung singkat dapat
dijadikan sebagai acuan melakukan koordinasi setting rele
pengaman yang handal sehingga arusarus akibat gangguan
hubung singkat tersebut tidak menggangu kestabilan sistem.
Perhitungan praktis arus hubung singkat satu fasa ke
tanah dapat dituliskan sebagai berikut [1]:
Gambar 1. Konsep daerah pengaman
Daerah 1 merupakan daerah pengamanan generator,
=
(1) untuk daerah 2 adalah pengamanan generator dan
transformer, sedangkan pada daerah 3 dan daerah 4 berturut
Perhitungan praktis arus hubung singkat satu fasa ke
turut merupakan pengamanan busbar dan pengaman
tanah dengan resistansi atau reaktansi dapat dituliskan
saluran transmisi.
sebagai berikut :
Dengan mengacu pada konsep daerah pengamanan,
penyetelan rele arus lebih memiliki peranan yang penting
=
...(2) dalam koordinasi setting rele pengaman. Penyetelan rele
dilakukan berdasarkan setelan waktu, setelan arus maupun
kombinasi keduanya [3]

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Halaman 1 dari 6

3. METODOLOGI DAN STUDI KASUS


Metodologi yang digunakan dapat dilihat dari flowchart
berikut :
Mulai

Pengumpulan data

3.1 Operasi NGR di PT. Pupuk kaltim


Sistem 33 kV menggunakan pentanahan titik netral
(NGR) dengan arus yang dibatasi sebesar 5 A yang dipasang
pada transformator TX K-2 (Kaltim 2) dan TX K-4 (Kaltim
4). Pada kondisi normal operasi, dari dua NGR hanya satu
yang aktif.
NGR pada masing-masing pabrik dipasang di titik
netral generator dan zig-zag trafo. Nilai NGR di setiap pabrik
berbeda. Berikut adalah tabel nilai NGR di setiap pabrik:

Pemodelan sistem kelistrikan

No.

Analisa arus hubung singkat

Penentuan & evaluasi setting ground fault

2
Rekomendasi dan penarikan kesimpulan

Selesai

Gambar 2 . Flowchart metodologi


4

Sistem kelistrikan yang digunakan di PT.Pupuk Kaltim


diintegrasi dengan tipe ring. Tegangan yang mengalir pada
sistem integrasi sebesar 33 kV, sedangkan untuk masingmasing pabrik 6.6 kV untuk Pabrik Kaltim 1 dan 11 kV
untuk Kaltim 2, Kaltim 3, Kaltim 4 dan KDM. Sistem ring
33 kV menggunakan transformator dengan konfigurasi
belitan bintang-delta (33/11 kV dan 33/6.6 kV).
Berikut adalah gambar sistem kelistrikan PT. Pupuk
Kaltim :

Tabel 1. Nilai NGR di masing-masing Pabrik


Nilai arus
Penempatan
Lokasi
yang
dibatasi
5A
Generator SGKaltim 1
K1 dan zig zag
trafo di Trafo
TX K-1/A
400 A
Trafo TX K-2,
Kaltim 2,
zig-zag trafo di
Integrasi
Trafo TX K-2
dan Generator
SG-K2
400 A
Zig zag trafo di
Kaltim 3
Trafo TX K-3
dan Generator
SG-K3
400 A
Trafo TX K-4, zig Kaltim 4,
zag trafo di
Integrasi
Trafo TX K-4
dan Generator
SG-K4
10 A
Zig zag trafo di
KDM
Trafo TX-KDMIKDM-I dan
Generator SGKDM 1

Zig zag trafo harus tersambung pada kondisi jika :


generator pada Unit PKT atau KDM tidak
beroperasi (OFF) dan beberapa beban unit tersebut
ON.
jika NGR generator tidak beroperasi (maintenance)
sedangkan generator beroperasi (ON).
Sedangkan kondisi zig zag trafo OFF jika dilakukan
maintenance transformer, maintenance zig zag trafo, dan
saat NGR generator beroperasi.

Gambar 3. Single line diagram PT. Pupuk Kaltim

4. PERHITUNGAN DAN ANALISIS


4.1 Analisis Gangguan Arus Hubung Singkat
Menggunakan simulasi hubung singkat dengan software
ETAP menghasilkan arus hubung singkat satu phasa ke tanah
dan dapat ditabelkan sebagai berikut :

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Halaman 2 dari 6

Tabel 2. Arus Hubung Singkat


Tegangan bus
(A)
(kV)
4 cycle
4
33
5
5
33
5
6
33
5
8
33
5
10
33
5
P-1501-2
6.6
5
SWGR-01
11
400
52-SG-101
11
400
00-SG-101
11
400
KDM-1
11
400
Bus

4.2 Setting Rele


Analisa dan perhitungan terhadap setting rele
pengaman arus gangguan satu fasa ke tanah adalah sebagai
berikut :
4.2.1 Setting Ground Fault Rele pada Kaltim 1
Single line diagram dari Generator BBC K-1 sampai
Bus 6 adalah sebagai berikut :

GF 2
Dipasang pada NGR Generator
Jenis Rele
: Sepam 2000
Curve
: DT
Tap
:0.3-24
CT
:5/1,
Ifault = 5 Amp
5/1 0.3 min tap = 1.5 Amp
Iset = 1.5-120 Amp
Dipilih Iset = 2 A
Tap

=
=

= 0.4 Amp

Kita pilih tap 0,4


Time dial 0.4 s ( Jika NGR zig-zag trafo close dan NGR
generator open)
Time dial 0.1 s ( Jika NGR generator close dan NGR zig-zag
trafo open)

Gambar 4.Single line dari Generator BBC K-1 sampai Bus 6


GF 1
Dipasang pada zig-zag trafo
Jenis Rele
: Sepam 2000
Curve
: DT
Tap
:0.3-24
CT
:5/1,
Ifault = 5 Amp
5/1 0.3 min tap = 1.5 Amp
Iset = 1.5-120 Amp
Dipilih Iset = 2 A
Tap

=
=

= 0.4 Amp

Kita pilih tap 0,4


Time dial 0.1 s ( Jika NGR zig-zag trafo close dan NGR
generator open)
Time dial 0.4 s ( Jika NGR generator close dan NGR zig-zag
trafo open)

4.2.2 Setting Ground Fault Rele pada Integrasi


Sigle line diagram integrasi adalah sebagai berikut :

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Halaman 3 dari 6

(Alarm)
Iset = 0.5-5 Amp
Dipilih Iset = 2.8 A
Tap =
=

= 0.56 Amp

Kita pilih tap 0.56


Time dial 0.1 s
Setting relay pada bus di integrasi dalam keadaan NGR
Trafo TX K-4 close.
GF 14, GF 16, GF 18
Jenis Rele
: Sepam 2000
Curve
: DT
Tap
:0.05-2.4
CT
:5/1
Ifault = 5 Amp
5/1 0.05 min tap = 0.25 Amp

(Trip)
Iset = 0.5-5 Amp
Dipilih Iset = 4 A
Tap =
=

= 0.8 Amp

Kita pilih tap 0.8


Time dial 1 s

(Alarm)
Iset = 0.25-12 Amp
Dipilih Iset = 2.8 A
Tap =
=

= 0.56 Amp

Kita pilih tap = 0.56


Time dial 0.1 s

GF 19
Dipasang pada NGR Trafo TX K-4
Jenis Rele
: Sepam 2000
Curve
: DT
Tap
:0.05-2.4
CT
:5/1
Ifault = 5 Amp
5/1 0.05 min tap = 0.25 Amp
(Alarm)

(Trip)

Iset = 0.25-12 Amp


Dipilih Iset = 2.8 A

Iset = 0.25-12 Amp


Dipilih Iset = 4 A

Tap =

Tap =
=

= 0.8 Amp

Kita pilih tap = 0.8


Time dial 1 s
GF 21, GF 23
Jenis Rele
Curve
Tap
CT
Ifault = 5 Amp

= 0.56 Amp

Kita pilih tap = 0.56


Time dial 0.4 s
(Trip)

: Sepam 1000+
: DT
:0.1-1
:5/1

Iset = 0.25-12 Amp


Dipilih Iset = 4 A
Tap =
=

5/1 0.1 min tap = 0.5 Amp

= 0.8 Amp

Kita pilih tap = 0.8

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Halaman 4 dari 6

Time dial 1.3 s

Tabel 4. Relay eksisting integrasi


ID

Manufa
ktur
Merlin
Gerin
Sepam
1000+

INC
11

Out
41

Merlin
Gerin
Sepam
2000

Lokasi

Setting

Feeder
bus 4
(KDM)

(Alarm)
Iset 2.8 A
Time dial 0.1 s
(Trip)
Iset 4 A
Time dial 3 s
(Alarm)
Iset 2.8 A
Time dial 0.1 s
(Trip)
Iset 4 A
Time dial 3 s

Feeder
bus 10
(Kaltim 3)

Tabel 5. Relay hasil rancangan integrasi


ID

Manufak
tur
Merlin
Gerin
Sepam
2000

Lokasi

Setting

Feeder
Bus 6
Feeder
Bus 8
Feeder
Bus 10

(Alarm)
Iset 2.8 A
Time dial 0.1 s
(Trip)
Iset 4 A
Time dial 1 s

GF 21
GF 23

Merlin
Gerin
Sepam
1000+

Feeder
Bus 4
Feeder
Bus 5

GF 19

Merlin
Gerin
Sepam
2000

NGR
Trafo TX
K-4

GF 15

Merlin
Gerin
Sepam
2000

NGR
zigzag
trafo TX
K-2

(Alarm)
Iset 2.8 A
Time dial 0.1 s
(Trip)
Iset 4 A
Time dial 1 s
(Alarm)
Iset 2.8 A
Time dial 0.4 s
(Trip)
Iset 4 A
Time dial 1.3 s
(Alarm)
Iset 2.8 A
Time dial 0.4 s
(Trip)
Iset 4 A
Time dial 1.3 s

GF 14
GF 16
GF 18

4.3 Perbandingan Setting Relay Eksisting dan Rancangan


Dari analisa dan perhitungan diatas, maka setting dan
resetting pada ground fault relay pada PT. Pupuk Kaltim
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil setting relay Kaltim 1
ID
GF
1

GF
2

Manufaktur
Merlin Gerin
Sepam 2000

Merlin Gerin
Sepam 2000

Rancangan
Iset 2 A
Time dial 0.1 s( Jika NGR zigzag trafo close dan NGR
generator open)
Time dial 0.4 s ( Jika NGR
generator close dan NGR
zig-zag trafo open)
Iset 2 A
Time dial 0.4 s( Jika NGR zigzag trafo close dan NGR
generator open)
Time dial 0.1 s ( Jika NGR
generator close dan NGR
zig-zag trafo open)

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari simulasi dan
analisa pada tugas akhir ini, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

1.

Perubahan pentanahan di Pabrik Kaltim 1 tidak


menyebabkan perubahan arus satu fasa ke tanah

Halaman 5 dari 6

yang mengalir di sistem integrasi dan pabrik


lainnya, hal ini disebabkan hubungan belitan trafo
TX k-1/A yaitu Y- ke arah integrasi.
2.

Perlu dilakukan penambahan relay 50 G pada feeder


di bus integrasi untuk melindungi dari gangguan
satu fasa ke tanah dengan pengaturan waktu yang
di-grading sesuai standar.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Irwin Lazar, Electrical Systems Analysis and


Design for Industrial Plants, McGraw-Hill
Book Company, USA, 1980.
[2] Industrial and Commercial Power Systems
Committee of the IEEE Industry Applications
Society, IEEE Recommended Practice for
Protection and Coordination of Industrial
and Commercial Power Systems, 1985.
[3] Merlin Gerin, Sepam 2000.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Istiqomah, dilahirkan di Bontang, 25
Oktober 1987. Merupakan anak kedua
dari pasangan Bapak Moch. Saleh dan
Ibu Rusmaniar.
Menempuh jenjang
pendidikan di SD-2 YPK Bontang tahun
1994-2000, SLTP YPK Bontang tahun
2000-2003, dan SMU YPK Bontang
tahun 2003-2006. Setelah lulus SMU,
penulis melanjutkan studinya di S1
Teknik Elektro, Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Selama kuliah,
penulis aktif dalam kegiatan organisasi di kampus, yaitu
sebagai staff Departemen Teknologi Himatektro.

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS

Halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai