Anda di halaman 1dari 42

Tugas Kesenian

Nama Kelompok :
1. Putu David Tarina
2. Putu Bagus Arya Priyahita
3. I Gusti Ngurah Arya Adita Y.
4. Eko Putra Chandra

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Kesenian, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang Segala jenis Seni. Walaupun makalah ini mungkin
kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Kesenian sang Penyusun yaitu
Ibu angle yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
kami menyusun karya tulis ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Seni Tari
Seni Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh
yang diperhalus melalui estetika.
Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari
menyatakan sebagai berikut :
1. Soedarsono (kritikus seni)
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang melakukan gerak-gerak ritmis yang indah
2. Corry Harlong (kritikus seni)
Tari adalah gerak-gerak yang berbentuk dan ritmis dari keadaan di dalam ruang
3. Kamala Devi Chattopadhyaya ( kritikus dan seniman india)
Tari adalah gerakan yang diluar ritmis dan lama-kelamaan mengarah pada bentuk
tertentu
4. La Mery (Ingris Dance Composition1987)
Tari adalah ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif
5. Humardani
Tari adalah ungkapan bentuk gerak ekspresi yang indah dan ritmis
6. Haukins 1990
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis
Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai
kegiatan lain seperti pada acara khusus
berupa pergelaran tari,dan acara tontonan dalam kegaiatan
kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan
keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan
dengan adat.
Tari merupakan salah satu cabang seni, di mana media ungkap
yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat
bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal
dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan
masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat
membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai
sarana upacara Agama dan Adat.
Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama
tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari
memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi
pendukungnya.

Media ungkap tari berupa keinginan/hasrat berbentuk refleksi gerak baik secara spontan,
ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur.
Makna yang diungkapkan dapat diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh.
Gerakan denyut tubuh memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau
tujuan tari.
Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung
oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang
secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di
atas pentas. Dengan demikian untuk meperoleh gambaran
yang jelas tentang tari secara jelas.
Seperti dikutip oleh M. Jazuli dalam
(Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak
anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari.
Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk
mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan
pencipta tari melalui penari (Jazuli, 1994:44).
Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau
beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah satu
cabang seni tari yang di dalamnya mempelajari gerakan
sebagai sumber kajian adalah tari. Dalam kehidupan seharihari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat dilakukan dengan
berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya,
gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary
Movement).
Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah ekspresi perasaan
manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang
simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2). Berdasarkan
pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerakyang
diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.

Dengan demikian dapat diakumulasi bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh
anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud
dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan
desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak
ritmis. Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah
oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai
ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihanlatihan, tari digunakan untuk mengembangkan

kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti
manusia yang mempelajarinya.
Pada setiap karya seni harus mengandung unsure-unsur sebagai berikut :
1. Wiraga
Yaitu gerak badan atau angguta tubuh yang benar dan sesuai aturan.
2. Wirama
Yaitu iringan yang mengatur aksen, tempo, irama, dan gerakan tarian
untukmencapai gerak yang harmonis. Irama akan mengatur cepat lambat gerakan,
panjang pendek tarian , derap, ritme dan lain-lain
3. Wirasa
Yaitu tingkatan penghayatan dan penjiwaan dari tarian. Penari bias
merasakan sedih,gembira takut, riang, dan sebagainya
4. Wirupa
Yaitu rias dan kostum yang akan mendukung dari kwalitas karakter tari.
Penari bias membuat rias dan kostum, gembira, kecewa, dan lainnya

Tarian ada beberapa macam yaitu :


a. Tari tunggal
Yaitu penyajian tari yang disajikan secara induvidu atau sendiri baik
oleh laki-laki dan perempuan
b. Tari pasangan
Yaitu penyajian tari yang disajikan secara berpasangan atau duet
yang terdiri dari laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan,
dan perempuan dengan laki-laki
Contoh : Tari cendrawasih, pendet, dll.

Tari Cendrawasih
c. Tari kelompok

Yaitu tari yang disajikan secara bersama jumlahnya lebih dari tiga
orang.
Contoh :tari kecak, tari topeng,dll

Menurut fungsinya seni tari ada :

Tari Upacara
Yaitu jenis tarian yang biasanya digunakan untuk keperluan upacara.
Contoh : Tari Nyak Puan, Tari Ndi, Tari Bedhoyo Ketawang

Tari upacara adat


Yaitu tari yang biasanya digunakan untuk penyambutan atau acara upacara adat.
Tari jenis ini biasanya untuk penyambutan tamu agung atau tamu terhomat
Contoh :

Tari Realigi Agama


Yaitu tari yang biasanya digunakan pada saat upacara adat. Upacara yang
digelar biasanya tentang kelahiran, kematian, potong rambut, potong gigi, dll.
Contoh :

Tari hiburan/pergaulan
Yaitu jenis tarian yang bersifat menghibur

Contoh : Tari topeng monyet, tari lepas atau drama, tari joget
Tari Pendidikan
Yaitu jenis tarian yang mengandung unsure pendidikan atau pelajaran tentang
sejarah. Contoh : tari Tayuban, Tari, lengger dll.

Seni tari ada beberapa unsur tema, yaitu:

Unsur kehidupan
Unsur keagamaan
Unsur kepahlawanan
Unsur kebiasaan dll

Menurut koreografinya tarian ada 3 macam yaitu :


1. Tari rakyat
Yaitu tarian sederhana dan berfungsi tertentu,
Contoh : tari profan dan skral
2. Tari klasik
Yaitu tariannya tersusun dengan stendar keindahan yang telah baku.
Contoh; tari balet,tari gatot kaca, tari Arjuna
3. Tari kreasi baru/ modern
Yaitu tarian yang mengeutamakan slera penyusun
Contoh : tari Pang Pung, tari jaiponng, Hip hop dll.

Salah satu macam-macam tarian di Indonesia :


1. Provinsi Aceh

Tari Seudati

Tari Saman

2. Provinsi Sumatra Utara

Tari Tor-tor

Tari Serampang Dua Belas

3. Provinsi Sumatra Barat

Tari Piring

Tari Payung

4. Provinsi Riau

Tari Tanduk

Tari lembak

5. Provinsi Jambi

Tari Sekapur sirih

Tari selampit delapan

6. Provinsi Bali

Tari Pendet
7. Provinsi Lampung

Tari Cendrawasih

Tari Jangget

Tari Melinting dll.

SEJARAH TARI DI INDONESIA


A. ZAMAN PRASEJARAH
Zaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di Indonesia. Entuk
dan wujud tariannya cenderung menirukan gerak alam lingkungannya yang
bersifat imiatatif. Sebagai contoh menirukan binatang yang akan diburu,
pemujaan dan penyembuhan penyakit
B. ZAMAN INDONESIA HINDU
Pada zaman Indonesia hindu, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi
oleh kebudayaan dar India. Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia hindu
seperi tari-tarian adat dan keagamaan berhasil disempurnakan menjadi tarian
klasik yang beratistik tinggi. Sebagai contoh wayang wong, wayang topeng.
C. ZAMAN INDONESIA ISLAM
Pada zaman Indonesia islam, seni mengalami keyaan penggarapannya
kebanyakan di keraton yaitu kasutanan dan kesultanan. Kedua kerajaan tersebut
mengembangkan identitasnya yang akhirnya menjadi 2 jenis tari yaitu
kasunanan dan kasultanan.
D. ZAMN PENJAJAHAN
Pada zaman penjajahan, tari-tarian mengalami kesuraman sebab berada dalam
suasana peperangan dan penjajahan.
E. ZAMAN SETELAH MERDEKA SAMPAI SEKARANG
Setelah merdeka, peran tari mulai difungskikan untuk keagamaan ataupun
sebagai hiburan dan muncul banyak kreasi-kreasi baru ataupun inovasi terhadap
seni tari klasik.

Seni Rupa

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis,
bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan
desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan
eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan
produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai
perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian
seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam
bahasan visual arts.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni
lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.
Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti
kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media
lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan
imaji tertentu kepada media yang digunakan.

Sejarah umum seni lukis


Zaman prasejarah
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah
memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai
membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari
kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang
sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar
prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding
gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya
adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga
saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang
lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.
Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas,
atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan
dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).
Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan
objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang
digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh
pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan
proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini
dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling

mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi
berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.
Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang
lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka
mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa
tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada
biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan
terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah senimanseniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis
mulai condong menjadi kegiatan seni.

Seni lukis zaman klasik


Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)

Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di
alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran
bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.

Seni lukis zaman pertengahan


Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami
penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa
menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa
sejalan dengan realitas.
Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit
sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".
Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang
melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme
(pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

Seni lukis zaman Renaissance


Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan
budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung
Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap
ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak
sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam
kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun
sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya,
pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:

Tomassi

Donatello

Leonardo da Vinci

Michaelangelo

Raphael

Art nouveau
Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barangbarang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya,
keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan
buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin
dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan menjadi sangat
mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang
kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.

Sejarah seni lukis di Indonesia


Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.
Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak
pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukup beruntung bisa
mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian
melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis
Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni
lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa,
sehingga perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia
membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke
arah "kerakyatan". Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap
sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis
yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa itu. Selain itu, alat lukis
seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke
bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi.
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi
komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih membebaskan karya seni
mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak
lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia
sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh
berbagai benturan konsepsi.

Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporakporandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni
kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): Installation Art, dan
Performance Art, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar
1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam kolaborasi sebagai mode
1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galerigaleri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan
bisnis alternatif investasi.

Aliran seni lukis


Surrealisme
Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering ditemui di
dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang fikiran bawah sadar manusia. Pelukis
berusaha untuk membebaskan fikirannya dari bentuk fikiran logis kemudian menuangkan
setiap bagian dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia
tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini adalah
Salvador Dali

Kubisme
Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam bentukbentuk geometri untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini
adalah Pablo Picasso.

Romantisme
Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan aliran
ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan ditularkan
kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri di zaman kolonial. Salah satu tokoh
terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

Plural painting
Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan intuisi
untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam bahasa
visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep PLURAL PAINTING. Artinya,
untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah
tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik,
atau multi-style.

Seni lukis daun


Adalah aliran seni lukis kontemporer, dimana lukisan tersebut menggunakan daun tumbuhtumbuhan, yang diberi warna atau tanpa pewarna. Seni lukis ini memanfaatkan sampah daun

tumbuh-tumbuhan, dimana daun memiliki warna khas dan tidak busuk jika ditangani dengan
benar.
Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya
menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik
Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam
jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya dikenal
sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain, menciptakan karya seni
orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari permukaan sebuah bahan , secara
teknis disebut dengan matrix. Matrix yang umum digunakan adalah: plat logam,
biasanya tembaga atau seng untuk engraving atau etsa; batu digunakan untuk
litograf; papan kayu untuk woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain
yang digunakan dalam karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap
sebagai karya seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari
sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern masingmasing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa karya
tersebut adalah edisi terbatas.

Tehnik
Engraving

Proses ini dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1430 dari engraving (ukiran halus) yang
digunakan oleh para tukang emas untuk mendekorasi karya mereka. penggunaan alat yang
disebut dengan burin merupakan ketrampilan yang rumit.
Pembuat engraving memakai alat dari logam yang diperkeras yang disebut dengan burin
untuk mengukir desain ke permukaan logam, tradisionalnya memakai plat tembaga. Alat ukir
tersebut memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran menghasilkan jenis garis yang
berbeda-beda.
Seluruh permukaan plat diberi tinta, kemudian tinta dibersihkan dari permukaan, yang
tertinggal hanya tinta yang berada di garis yang diukir. Kemudian plat ditaruh pada alat press
bertekanan tinggi bersama dengan lembaran kertas (seringkali dibasahi untuk melunakkan).
Kertas kemudian mengambil tinta dari garis engraving (bagian yang diukir), menghasilkan
karya cetak.

Melancholia I", engraving karya Albrecht Drer,

Etsa

"Tidurnya Pikiran menciptakan monster-monster" etsa dan aquatint karya Francisco Goya
Etsa adalah bagian dari kelompok teknik intaglio bersama dengan engraving, drypoint,
mezzotint dan aquatint. Proses ini diyakini bahwa penemunya adalah Daniel Hopfer (sekitar
1470-1536) dari Augsburg, Jerman, yang mendekorasi baju besinya dengan teknik ini. Etsa
kemudian menjadi tandingan engraving sebagai medium seni grafis yang populer.
Kelebihannya adalah, tidak seperti engraving yang memerlukan ketrampilan khusus dalam
pertukangan logam, etsa relatif mudah dipelajari oleh seniman yang terbiasa menggambar.
Hasil cetakan etsa umumnya bersifat linear dan seringkali memiliki detail dan kontur halus.
Garis bervariasi dari halus sampai kasar. Teknik etsa berlawanan dengan teknik cukil kayu,
pada etsa bagian permukaan tinggi bebas tinta, bagian permukaan rendah menahan tinta.

Mula-mula selembar plat logam (biasanya tembaga, seng atau baja) ditutup dengan lapisan
semacam lilin. Kemudian seniman menggores lapisan tersebut dengan jarum etsa yang
runcing, sehingga bagian logamnya terbuka. Plat tersebut lalu dicelupkan dalam larutan asam
atau larutan asam disapukan di atasnya. Asam akan mengikis bagian plat yang digores
(bagian logam yang terbuka/tak terlapisi). Setelah itu, lapisan yang tersisa dibersihkan dari
plat, dan proses pencetakan selanjutnya sama dengan proses pada engraving.
Mezzotint

Salah satu cara lain dalam teknik intaglio di mana plat logam terlebih dahulu dibuat kasar
permukaannya secara merata; gambar dihasilkan dengan mengerok halus permukaan,
menciptakan gambar yang dibuat dari gelap ke terang. Mungkin juga menciptakan gambar
hanya dengan mengkasarkan bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap.
Mezzotint dikenal karena kualitas tone-nya yang kaya: pertama, karena permukaan yang
dikasarkan secara merata menahan banyak tinta, menghasilkan warna cetak yang solid;
kedua, karena proses penghalusan tekstur dengan menggunakan burin, atau alat lain
menghasilkan gradasi halus untuk mengembangkan tone.
Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-1680). Proses ini dipakai secara
luas di Inggris mulai pertengahan abad delapanbelas, untuk mereproduksi foto dan lukisan.
Aquatint

Adalah variasi dari etsa. Seperti etsa, aquatint menggunakan asam untuk membuat gambar
cetakan pada plat logam. Pada teknik etsa digunakan jarum untuk menciptakan garis yang
akan menjadi warna tinta pekat, aquatint menggunakan serbuk resin yang tahan asam untuk
menciptakan efek tonal.
Kebanyakan karya-karya grafis Goya menggunakan teknik aquatint.
Drypoint

Merupakan variasi dari engraving, dikerjakan dengan alat runcing, bukan dengan alat burin
berbentuk "v". Sementara garis pada engraving sangat halus dan bertepi tajam, goresan
drypoint meninggalkan kesan kasar pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri kualitas garis
yang lunak, dan kadang-kadang berkesan kabur, pada drypoint. Karena tekanan alat press
dengan cepat merusak kesan tersebut, drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat
kecil; sekitar sepuluh sampai duapuluh karya. Untuk mengatasi ini, penggunaan electroplating (pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad
sembilanbelas untuk mengeraskan permukaan plat.
Teknik ini kelihatannya ditemukan oleh seorang seniman Jerman selatan abad limabelas yang
memiliki julukan Housebook Master, di mana semua karya-karyanya menggunakan drypoint.
Di antara seniman old master print yang menggunakan teknik ini: Albrecht Drer
memproduksi 3 karya drypoint sebelum akhirnya berhenti menggunakannya; Rembrandt
sering menggunakannya, tapi biasanya digabungkan etsa dan engraving.

Litograf
Litograf adalah teknik yang ditemukan pada tahun 1798 oleh Alois Senefelder
dan didasari pada sifat kimiawi minyak dan air yang tak bisa bercampur.
Digunakan permukaan berpori, biasanya sejenis batu yang disebut
limestone/batu kapur; gambar dibuat pada permukaan batu dengan medium
berminyak. Kemudian dilakukan pengasaman , untuk mentransfer minyak ke
batu, sehingga gambar 'terbakar' pada permukaan. Lalu dilapisi gum arab,
bahan yang larut air, menutupi permukaan batu yang tidak tertutupi medium
gambar (yang berbasis minyak). Batu lantas dibasahi, air akan berada pada
bagian permukaan yang tidak tertutup medium gambar berbasis minyak tadi;
selanjutnya batu di-roll dengan tinta berbasis minyak ke seluruh permukaan;
karena air menolak sifat minyak pada tinta maka tinta hanya menempel pada
bagian gambar yang berminyak. Kemudian selembar kertas lembab diletakkan
pada permukaan, image/gambar ditransfer ke kertas dengan menggunakan alat
press. Teknik litograf dikenal dengan kemampuannya menangkap gradasi halus
dan detail yang sangat kecil.

Variasi dari teknik ini adalah foto-litografi, di mana gambar ditangkap lewat proses fotografis
pada plat logam; kemudian pencetakan dilakukan dengan cara yang sama.
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Biasanya
diciptakan dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting
(dengan cetakan).

Seni patung di Asia


Berbagai macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di Asia, biasanya
dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar patung Hindu di Kamboja dijaga
kelestariannya di Angkor, akan tetapi penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar
pada banyak situs peninggalan di negara itu. Lihat juga Angkor Wat. Di Thailand,
kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di Indonesia, patung-patung yang
dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs Candi Prambanan dan berbagai tempat di
pulau Bali. Sedangkan pengaruh agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM.
Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme,
Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga
serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasanhiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000
SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa
periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana
perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan
patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan
patung-patung figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada
periode Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok
adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat

dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir Dinasti
Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa
perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak
ada karya yang dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung
yang bercorak sosial realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada
pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung komersial
(patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok mulai berpartisipasi
dalam seni kontemporer Eropa Amerika.
Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah
sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring
dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang.
Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar
makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung
Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal
Empat Arah. Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha,
yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode
Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompashiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah
seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik.

Seni patung di Eropa


Romawi Yunani Klasik
Seni patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno, Romawi kuno
serta peradaban Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh mereka dari sekitar tahun 500 SM
sampai dengan kejatuhan Roma di tahun 476 AD, istilah patung klasik juga dipakai untuk
patung modern yang dibuat dengan gaya klasik. Patung-patung klasik Eropa memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
2. Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
3. Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik
4. Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai model
sungguhan.
Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh masyarakat, didasari pada
lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi adakalanya, ada yang berkeberatan dengan tema
ketelanjangan ini, biasanya dari kalangan fundamentalis moral dan relijius. Contohnya,
beberapa patung Yunani koleksi Vatikan dihilangkan penisnya.

Periode Gothik
Mata rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur, Eropa zaman
pertengahan (Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut dengan periode Romanesque.

Karya dgseni patung Gothik awal adalah dari pengaruh agama Kristen, serta lahir dari
dinding gereja dan biara. Patung yang terdapat di Chartres Cathedral (sekitar th. 1145) di
Perancis merupakan karya patung awal zaman Gothik. Di Jerman, terdapat di Cathedral
Bamberg dari tahun 1225. Di Inggris, karya patung hanya terbatas pada yang dipakai pada
batu nisan serta dekorasi non figur (sebagian ini disebabkan karena ikonoklasme Cistercian).
Di Italia, masih dipengaruh bentuk-bentuk zaman klasik, seperti yang terdapat pada mimbar
Baptistery di Pisa serta di Siena.

Renaisans
Pada zaman renaisans, seni patung juga turut dihidupkan kembali, bahkan dalam beberapa
kasus lebih dulu dibandingkan dengan karya seni lain. Salah satu tokoh penting dalam masa
ini adalah Donatello, dengan karya patung perunggunya, David (jangan keliru dengan Davidnya Michelangelo). Ini merupakan karya patung awal zaman Renaisans. Demikian juga
dengan Michelangelo yang selain membuat patung David, juga membuat Piet. Patung David
dari Michelangelo merupakan satu contoh gaya kontraposto dalam menggambarkan figur
manusia. Masih ada beberapa periode dari zaman renaisans ke modernisme yang dipengaruhi
oleh perubahan politik, gerakan kebudayaan atau hal lain, yaitu periode mannerisme, baroque
dan neo klasik.

Modernisme
Auguste Rodin merupakan salah satu pematung Eropa terkenal dari awal abad 20. Ia
seringkali disebut sebagai seniman patung Impresionis. Seni patung modern klasik kurang
berminat pada naturalisme, detail anatomi atau kostum dan lebih tertarik pada stilisasi bentuk,
demikian juga pada irama volume dan ruang. Seiring dengan perkembangan waktu, gaya seni
patung modern klasik kemudian diadopsi oleh dua penguasa totalitarian Eropa: Nazi Jerman
dan Uni Soviet. Sementara di kawasan Eropa lain, gaya ini berubah menjadi bersifat
dekoratif/art deco (Paul Manship, Carl Milles), stilisasi abstrak (Henry Moore, Alberto
Giacometti) atau lebih ekspresif. Gerakan modernis dalam karya seni patung menghasilkan
karya Kubisme, Futurisme, Minimalisme, Instalasi dan Pop art.

Seni patung kontemporer

Patung domba
Di zaman sekarang dimana seni kontemporer mulai berkembang pesat, patung bisa menjadi
semacam 'seni pertunjukan'. Misalnya di beberapa tempat seperti Tiongkok, Jepang, Kanada,
Swedia dan Rusia diadakan festival patung es yang diselenggarakan secara berkala. Istilah
patung kinetik dipakai untuk patung yang dirancang untuk bisa bergerak. Beberapa seniman

yang membuat karya patung kinetik adalah: Marcel Duchamp, Alexander Calder, George
Rickey dan Andy Warhol.

Seni patung di Indonesia


Seni patung di Indonesia adalah seni yang diciptaan dengan fungsinya sendiri - sendiri.
contohnya di Bali patung digunakan untuk bersembahyang berbeda dengan daerah lain.

Seni Instalasi
Seni instalasi (installation = pemasangan) adalah seni yang memasang, menyatukan, dan
mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran
makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial-politik dan hal lain yang
bersifat kontemporer diangkat dalam konsep seni instalasi ini.
Seni instalasi dalam konteks visual merupakan perupaan yang menyajikan visual tiga
dimensional yang memperhitungkan elemen-elemen ruang, waktu, suara, pooja

Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan (Bahasa Inggris: performance art) adalah karya seni yang melibatkan aksi
individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. performance biasanya melibatkan
empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton.
Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan seni
mainstream seperti teater, tari, musik dan sirkus, tapi biasanya kegiatan-kegiatan seni tersebut
pada umumnya lebih dikenal dengan istilah 'seni pertunjukan' (performing arts). Seni
performance adalah istilah yang biasanya mengacu pada seni konseptual atau avant garde
yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih ke arah seni kontemporer.

Seni Keramik
Seni Keramik adalah cabang seni rupa yang mengolah material keramik untuk membuat
karya seni dari yang bersifat tradisional sampai kontemporer. Selain itu dibedakan pula
kegiatan kriya keramik berdasarkan prinsip fungsionalitas dan produksinya.
Venus of Dolni Vestonice adalah karya keramik tertua yang pernah ditemukan.
Ceramics di Nove and Bassano

Keramik dari awal sangat populer dengan fungsinya sebagai benda dekoratif. Hal ini bisa
diketahui daripeninggalan Republik Venisia pada tahun 400an. Dicatat pula bahwa produksi
massal dimulai pada abad 17 di Nove and Bassano del Grappa. Ashura adalah perusahan
terpenting di daerah tersebut.

Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil
proses perancangan tersebut.
Ruang lingkup dan keinginan

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis


paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik
Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas);
arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut,
dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur
harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula
bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun
psikologis.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni,
teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius,
"Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses
belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Ia pun
menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dsb.
Filsafat adalah salah satu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme,
empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah
beberapa arahan dari filsafat yang memengaruhi arsitektur.
Teori dan praktik

Pentingnya teori untuk menjadi rujukan praktik tidak boleh terlalu ditekankan, meskipun
banyak arsitek mengabaikan teori sama sekali. Vitruvius berujar: "Praktik dan teori adalah
akar arsitektur. Praktik adalah perenungan yang berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah
proyek atau pengerjaannya dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan
cara yang terbaik. Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses konversi
bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap suatu persoalan. Seorang
arsitek yang berpraktik tanpa dasar teori tidak dapat menjelaskan alasan dan dasar mengenai
bentuk-bentuk yang dia pilih. Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktik hanya
berpegang kepada "bayangan" dan bukannya substansi. Seorang arsitek yang berpegang pada
teori dan praktik, ia memiliki senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil
rancangannya dan juga dapat mewujudkannya dalam pelaksanaan". Ini semua tidak lepas dari
konsep pemikiran dasar bahwa kekuatan utama pada setiap Arsitek secara ideal terletak
dalam kekuatan idea.
Sejarah

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang
kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi).
Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia
menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik,
arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba,
improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu
bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular
lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian
dunia.
Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus
produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas
bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti
jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit,
dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di
dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur
mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk
diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain
adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode
Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek
individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan
bangunan untuk mengorganisasi proyek.
Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting
daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan
kepada arsitek-arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan
kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas
antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan.
Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur
di dalamnya masih bersifat umum.
Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya
engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek
menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian
bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan
berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis.
Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan
sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.
Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika
menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk
berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau
melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan
kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.

Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiranpemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk
1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik
merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus
(dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur
sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan
dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan
menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan
dijuluki sebagai "master". Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi
masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada
tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman,
serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur PostModern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat
visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa
"gubuk berhias / decorated shed" (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara
fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah "bebek /
duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini
menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang
mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan
filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah
mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk
mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang
melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses
yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian
mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan
untuk menjadi dasar proses perancangan.
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multidisiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional
dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek
individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol
budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya
dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.
Kesimpulan

bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan
masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara
berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih

dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan
yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah
yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa
berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada
dialog antara masyarakat dengan sang arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat
dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.

Pantheon, Roma

SENI TEATER
TEATER
Teater, berasal dari bahasa Yunani theatron yang berarti takjub memandang.
Teater bisa juga diartikan sebagai drama, kisah hidup dan kehidupan manusia
yang diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku
didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian,
tarian.

Teater Mancan Negara Asia


Pada Yunani purba (100SM-300 SM) teater yang berkembang banyak
melahirkan karya besar. Yunani purba dikalahkan bangsa Romawi, Pusat

kebudayaan berpindah ke Roma. Roma jatuh, melahirkan abad pertengahan


(kegelapan). Pada saat ini Teater mundur.

Teater bangkit jaman Renaisance (1500M 170 M). Seni teater bercahaya
di Inggris dan Prancis. Pengarang terkenal Wiliam Shakesparte dengan
kariyawannya Romeo dan Juliet, Hamlet dsb.

Era modern teater seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan.


Tokoh-tokoh yang berkembang di era ini adalah Henerik Ibsan, Goerge Burnand
Shaw, Arthem Miller dan tokoh-tokoh lainnya.

Jenis teater yang berkembang di Asia, akan menyesuaikan. Menurut


jenisnya ada teater tradisi dan modern.Berikut contoh teater tradisi Jepang yaitu
Moh & Kabul, dan Opera.

Teater Tredisional
Teater Tradisional adalah bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah
setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur
geografs masing-masing daerah.

Ciri-ciri Teater Tradisional : 1). Pementasan panggung terbuka (lapangan, halaman


rumah)
2). Pementasan sederhana
3). Ceritanya turun temurun.

Jenis teater tradisional antara lain :

1.

Ketoprak
Ketoprak adalah salah satu jenis teater yang berasal dari
jawa tengah. Cerita ketoprak bdi ambil dari cerita

tentang kerajaan-kerajaan, cerita sejarah, dsb. Kata

ketoprak berasal
dari
suara yang di timbulkan dari bunti alu (antan) yang di
pukul ke lesung sehingga berbunyi ketoprak-ketoprakketoprak. Alu dan lesung adalah alat musik yang
pertama kali di gunakan untuk mengiringi pemain
ketoprak.
2.

Ludruk
Ludruk

berasal dari daerah Jawa Timur,


cerita ludruk berasal dari cerita
kehidupan masyarakat seharihari. Keunikan dari ludruk
adalah
tokoh
wanita
selalu
diperankan oleh laki-laki. Selain
ludruk, teater daerah yang berasal dari
Jawa Timur adalah Wayang Orang, Reog Ponorogo, dan
wayang kulit. Wayang kulit adalah wayang yang
berbentuk boneka tipis yang terbuat dari kulit. Cerita
wayang kulit diambil dari cerita Mahabarata dan
Ramayana.

3. Tarling
Tarlig berasal dari Cirebon (Jawa Barat). Tarling
merupakan perpaduan antara drama dengan seni musik.
Peranan dalang dalam tarling sangat besar, karena
dalang yang membuat dan mengatur cerita tarling.
Sedangkan pemainya adalah beberapa wanita yang
disebut siden. Teater Jawa Barat lainya adalah Topeng
Cirebon, Ogel, Longser, dan Banjet.

4.

Lenong

Lenong adalah teater daerah Jakarta


(Betawi). Cerita lenong berasal dari cerita-cerita rakyat
betawi dan kehidupan rakyat sehari-hari. Cerita biasanya
dibumbui dengan humor. Tata busana yang dikenal
sangat sederhana, biasanya mengunakan busana seharihari.

5.

Barong

Barong
adalah
perpaduan
antara seni teater, seni tari , dan seni musik (menyanyi).
Karena pada saat pementasaaan ketiga unsur seni itu
sama-sama dominan. Seni teater dapat dilihat dari
ceritanya, yauitu berkisah tentang barong, tokoh baik
memerangi tokoh jahat yaitu wanita sihir yang
dinamakan leak. Gerakan para tokoh berupa gerakangerakan tarian, dilakukan sambil bernyanyi. Teater
daerah Bali lainnya adalah arja, celepung dan kecak.

6.

Arja
Arja dipentaskan semalam suntuk dengan latar belakang
pura. Para pemain arja adalah penari. Dari adegan per
adegan pengungkapan ceritanya menggunakan gerak
tari dan tembang atau vokal bahasa Bali yang

digayakan. Arja adalah wayang orang Bali, busana dan


tata riasnya mengunakan corak Bali. Para pemeran
dibedakan oleh mahkota dan prada kain/kampuhnya.
Gambelan bali sebagai pengiring alur cerita. Temanya
biasa mengambil cerita dari persoalan masa sekarang.
Tak jarang arja menjadi media penyampaian informasi
kepada masyarakat.

7.

Wayang Orang

Mementaskan
cerita
pewayangan dari kitab Ramayana dan Mahabarata.
Hnya bedanya, para tokoh diperankan oleh orang. Para
pemain wayang orang mempertunjukan peranannya
lewat tarian dan tembaga/nyanyian. Bahkan adegan
perkelahian pun

diwujudkan dalam bentuk tarian. Tiap tokoh memiliki ciri


khas busana, nada suara/cara bicara dan gerak-gerik
yang mempertunjukan karakternya. Sehingga, satu
tokoh berbeda dengan tokoh yang kawakan bisa
memainkan hampir semua tokoh yang ada dalam
pertunjukan drama ini. Dalam
pementasanya, ada
seorang dalang dan beberapa siden yng berfungsi
sebagai narator (pencerita).

Teater-teater daerah lain :


1.
2.
3.
4.

Mahyong dan Mendu dari Riau dan Kalimantan Barat


Randai dari Sumatra Barat
Mamanda dari Kalimantan Barat
cekepung dari Lombok

5. Demuluk dari Sumatra Selatan


6. Sinlirik dari Sulawesi Selatan

Teater Modern
Teater Modern adalah sebuah karya yang berbentuk sastra yang di ciptakan oleh
seseorang pengarang. Bentuk pementasan teater modern lebih tertata.
Panggung atau stage selalu menjadi pilihan sebagai tempat pertunjukan. Teater
modern membutuhkan seorang pengatur jalanya cerita mulai dari gerak/action di
atas pentas, percakapan atau dialognya, musik pengiring suasana, sampai tata
artisik panggungnya.

Ciri-ciri Teater Modern


1). Panggung Tertata
2). Ada pengaturan Jalan Cerita
3). Tempat Panggung Tertutup

Teater Modern Indonesia telah melahirkan beberapa nama sutradara terkenal, di


antaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Teater Populer (Teguh Karya)


Bengkel Teater (W.S. Rendra)
Teater Koma (N. Riantiarno)
Teater Kecil (Arifn C. Noor)
Teater Garasi (Yudi A. Tajudin)
Teater Mandiri (Putu Wijaya)
Teater Gandrik (Jujuk Prabowo)

TEKNIK DASAR DALAM SENI TEATER


Pemain adalah modal utama dalam pementasan teater. Pemain harus menguasai
olah tubuh, olah suara dan olah pikir.

Sebagai keterampilan teknik yang sangat mendukung kelancaran pemain dalam


aksinya dipanggung antara lain :
1. Olah Tubuh
Olah tubuh adalah latihan untuk keperluan pengusaan
terhadap tiap bagian tubuh, agar dengan sabar tiap
bagian tubuh tersebut dapat terkontrol. Olah tubuh
tujuannya untuk dapat menguasai secara sadar bagian
tubuh yang digunakan untuk menunjang keperluan
seorang pemain, seorang aktor untuk menggambarkan
sosok tokoh yang akan di mainkan. Agar pemain tersebut
dapat menguasai segala gerak yang diinginkan.

Dalam olah tubuh, pokok-pokok yang akan diuraikan


untuk keperluan latihan-latihan tubuh,ialah yang
menyangkut masalah:
a). Latihan pernapasan
b). Latihan menggerakan otot-otot
c). Latihan menggerakan bagian-bagian tubuh
d). Latihan relaksasi pengunduran ketegangan
e). Latihan konsentrasi dengan gerak
f). Latihan dengan baik
g). Latihan gerakan menirukan gerak yang tidak
biasa.

2. Olah Pikir
Pikiran ialah alat batin kita untuk berpikir dan untuk
mengingat. Pikiran dapat pula berarti angan-angan,
gagasannya, dan pertimbangan. Pikiran erat kaitannya
dengan intelegensia. Bagi seorang pemain, pikiran
merupakan alat

batin untuk menyampaikan keinginan, gagasan, atau


pendapat. Latihan pikiran dapat berupa melatih diri
mengemukakan pendapat, mendengarkan pikiran baru
dari orang lain, mencoba memberikan kritik tentang apa
yang disaksikan, setidaknya memberikan komentar

tentang apa yang sedang dihadapi. Pikiran dan perasaan


menggambarkan sesuatu lewat imajinasi. Imajinasi dapat
cepat berkembang apabila sering kita gunakan dan sering
kita latih.

Dengan latihan imajinasi, kita mencoba latihan


menciptakan sesuatu dengan bayangan dan gambaran
yang ada pada pikiran kita. Imajinasi kita dapat
mengembara secara leluasa dalam dunia khayalan
yang kita cipta. Latihan imajinasi, meliputi:
a). Siswa dilatih untuk menumbuhkan daya
imajinasi,
dengan
mencoba
membayangkan sesuatu kejadian atau
sesuatu pengalama, kemudian siswa
menceritakan
kembali
khayalannya
tersebut.
b). Siswa dicoba untuk membayangkan tokoh
yang akan dimainkan dengan ketentuan
watak, dan sifat. Kemudian siswa
diseluruh
menceritakan
kembali
khayalannya tersebut. Latihan imajinasi
adalah
latihan
mengkhayal,
latihan
membayangkan, latihan menggambarkan
secara imajiner dalam pikiran kita.

3. Olah Suara
Olah suaara disini bersifat informatif, yaitu pokok-pokok
yang harus dijelaskan kepada siswa untuk keperluan
latihan-latihan suara agar dapat di gunakan untuk
keperluan suatu pementasan.
Modal utama seorang
pemain ialah tubuh dan suaranya. Disini akan diberikan
petunjuk-petunjuk latihan suara agar dalam pengucapan
dialog-dialog didalam suatu pementasan dapat terdengar
suaranya dengan jelas.

Manfaat olah suara didalam kehidupan sehari-hari, yaitu


para siswa akan mudah berbicara dan lancar, tidak
tersendat-sendat, misalnya apabila siswa diharuskan

membaca di depan kelas. Latihan olah suara ini paling


penting bagi pertumbuhan siswa dalam berbicara. Untuk
keperluan praktik latihan di atas pentas oleh suara sangat
membantu para pemain dalam mengucapkan dialogdialognya.

Dalam olah suara pokok-pokok yang akan diuraikan


untuk keperluan latihan-latihan suara adalah:
a). Pernapasan
b). Membuka Mulut/laring
c). Teknik menyampaikan ucapan
d). Artikulasi dan diksi
e). Irama
f). Imajinasi Vokal

Drama
Drama adalah kisah manusia yang dipentaskan di atas pentas berdasarkan
naskah tertulis disaksikan oleh orang banyak atau penonton.

Unsur-unsur Teater yaitu :


1. Naskah, sebelum drama diselenggarakan harus ada
naskahnya dahulu. Tujuannya agar mempermudah
pemain menghafalkan doalog dan jika perlu
dilangkapi dengan kejadian atau benda-benda
perlangkapan yang dibutuhkan.
2. Pemain, pemain adalah orang yang memperagakan
cerita. Jumlah pemain tergantung pada banyaknya
tokoh yang ada dalam naskah. Pemain harus dipilih
dengan cepat.
3. Sutradara, Sutradara adalah pemimpin dalam
pementasan teater yang mempunyai tanggung jawab
terhadap kemakmuran pementasan teater tersebut.
Tugas seorang sutradara cukup banyak dan tanggung
jawabnya cukup berat.

Sutradara harus memilih naskah,menafsirkan bentuk


penanggungan
naskah,
memilih
pemain,
melatihpemain, dan bekerja denagn tim kerja
pendukung.
Pementasan akan berhasil yang berhak mendapat
acungan jempol adalah sutradara.
4. Tata Rias, Tata rias adalah teknik dalam
mendandani pemain sesuai tokoh yang diperankan.
Wajah pemain akan sesuai karakernya, seperti tokoh
kakek, nenek dsb.
5. Tata Busana, Tata Busana adalah teknik dalam
pengaturan pemakaian/kostum pemain yang sesuai
dengan karakter tokoh, seperti tokoh orang miskin,
orang kaya,dsb.
6. Tata Panggung, Tata Panggung adalah dekorasi
yang diciptakan untuk memberikan gambaran pada
penonton tentang peristiwa kejadian dalam cerita
yang dipentaskan. Panggung harus menggambarkan
keadaan siang,malam, suasana dan tempat.
7. Tata Cahaya, Tata Cahaya adalah pengaturna
lengan diatas panggung. Selain untuk penerangan
juga memberikan suasana-suasana yang diinginkan.
Warna juga memilih arti dalam tata cahaya. Tata
cahaya menambah rasa ayunan pada penonton.
8. Tata Suara, Tata Suara mengikuti suara para
pemain.
Musik
panggung
dijilurkan
untuk
membangun suasana tertentu dalam pertunjukan
teater. Musiknya diserahkan pada penata Musik.
9. Penonton, Penonton termasuk unsur penting dalam
pementasan teater. Penonton sebagai motivator dan
memantau pementasan teater. Sebagus apapun
teater tanpa penonton rasanya teater tidak dimaikan.

Unsur-Unsur Pendukung drama/teater yaitu :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tata Musik
Tata Rias
Tata Busana
Tata Lampu
Properti
Dekorasi

Merancang Karya Teater Nusantara

Merancang teater Nusantara di tuntut kreatiftas spontan yang tinggi, tetapi


tetap berada pada alur cerita pementasan. Indonesia memiliki sejumlah
kelompok teater yang berkembang dalam lingkungan yang memiliki perubahan
sosial, ekonomi, dan politik secara cepat. Perubahan tersebut bisa dijadikan
sumber ilham bagi sebuah Pembuatan/merancang karya seni.

Dalam teater tradisional Nusantara, wujud dan bentuk teater terkondisikan


dengan tata adat, soial masyarakat, dan struktur geografs masing-masing
daerah. Cerita untuk teater radisional pun berbeda-beda, tergantung dari latar
belakang masyarakat setempat. Personil pendukung karakter pada tokohnya pun
berbeda-beda pula. Hal ini menyebapkan pementasan teater antara satu daerah
dengan daerah yang lain tidak sama. Namun, kemapanan cerita tetap terjaga
secara turun-temurun. Teater yang dibuat berdasarkan cerita budaya daerah
masing-masing bisa dilihat dari ceritanya,kostum atau busana, tempat
pertunjukan, iringan musik, peran, atau tokoh cerita yang sesuai dengan daerah
setempat.

Untuk merancang sebuah karya teater, ada beberapa syarat yang perlu
diperhatikan, antara lain:

1). Hendaknya Naskah yang Dibuat Dapat Memancing atau Menarik


Perhatian Orang
Dalam hal ini yang menjadikan perhatian utama adalah pada ide dasar
cerita beserta konflik yang dilengkapi dengan penyelesaian permasalahan
yang konkret. Indonesia memiliki tokoh yang cukup diakui karya-karyanya,
seperti W.S Rendra.

Tokoh ini memiliki tempat terhormat di dunia teater indonesia. Keryakatyanya mencerminkan pemahaman beliau tentang kewenangan budaya
feodal dalam kebijakan reim Orde Baru.
Namun perlu di perhatikan, bahwa dalam merancah karya seni teater
jangan sampai pembagian dari masing-masing permasalahan menuju klimaks
dalam pementasan, terjadi pengulangan peristiwa atau konflik.

2). Menentukan tokoh/pelaku/pemain/casting


Biasanya menentukan tokoh dilakukan setelah kitaselesai mempelajari
naskah latar belakang, para tokoh dengan jumlahnya setting atau tempat

kejadian, dan jumlah adegan. Dalam penentuan para tokoh tntu saja harus
sesuai dengan karakter tokoh masing-masing.

3). Menentukan Kerangka Pementasan,Kostum & Ilustrasi


Kerangka atau setruktur pementasan dilakukan dengan memilh salah satu
struktur, kemudian menentukan aksesoris dan kostum, hal ini dilakukakan
sesuai dengan tema-teater dan Ilustrasi.

4). Penataan
Seluruh pekerjaan terkait dengan pendukung pementasan teater antara lain :
a). Tata Rias
Tata rias adalah cara mendandani pemain dalam
memerankan tokohteater agar lebih meyakinkan
b). Tata Busana
Tata Busana pemain agar mendukung keadaan
yang menghendaki. Contohnya : Pakaian sekolah
lain dengan pakaian harian.
c). Tata Lampu
Tata Lampu adalah pencahayaan yang di pakai di
atas panggung.
d). Tata Suara
Tata Suara adalah Pengaturan pengeras suara, agar
suara yang dihasilkan bisa terdengar jelas.

Pementasan Teater
Teater adalah sandiwara yang semuanya dilakukan dengan kepura-puraan. Pada
saat kita berperan pada seorang tokoh kita pura-pura seperinya. Pada persiapan
pementasan yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1). Pemilihan Peran (Casting)

Pemilihan peran atau casting dilakukan setelah ada naskah dan


sesudah
pahami oleh sutradara atau pemainnya. Peran ada 4 Yaitu:
a. Peran protagonis
Peran inti atau pusat cerita
b. Peran Antagonis
Peran utama yang jadi lawan atau penantang sehingga
muncul konflik
c. Peran Tritagonis
Yaitu peran penegah yang mendamaikan konflik.
d. Peran Pembantu
Yaitu peran pelengkap atau fguran yang menjadi penguat
cerita.

2). Pemilihan Tema


Tema yang dipilih jika bisa menyesuaikan situasi dan kondisinya.

Aperesiasi Teater Mancannegara Asia


1. Pesan Teater
Pesan teater / drama baik yang tradisi atau modern maupun tujuan
atau maksud yang ingin disampaikan kepada penonton. Pesan yang
akan disampaikan berisi tantang hal yang baik dan yang kurang baik.
Pesan-pesan tersebut dilunasi dalam bentuk kata atau drama diatas
pentas sebenarnya mengadopsi adri kejadiaan yang sebenarnnya
dilingkungan masyarakat, walaupun terkadang disamarkan. Ini
merupakan perwujudan salah sau fungsi seni sebagai media
komunikasi pada masyarakat.
Selain pesan, setelah menyaksikan pementasan teater atau drama,
seseorang pasti akan memiliki pendapat atau kesan yang berbedabeda. Kemungkinan ada yang biasa-biasa saja, ada yang antusias,
acuh tak acuh, kecewa, menangis karena terharu,dsb.

Hal ini menandakan bahwa setiap manusia sebenarnya memiliki


perbedaan tingkat emosional dan kepekaan dalam menyikapi suatu
permasalahan. Berawal disini penataan diri untuk memutuskan
penghargaan macam apa yang akan diberikan untuk suatu
pertunjukan. Tindakan yang dimiliki bias spontanitas yang berupa
teriakan, sanjungan, dan tepukan. Pertanyaan kesan terhadap suatu
pertunjukan atau karya seni adalah apresiasi.

2. Tanggapan dan Kritik sajian teater


Untuk memberikan penilaian atau penghargaan terhadap
pementasan teater, sebanyaknya orang tersebut memiliki kemampuan
pengalaman dengan teater. Pengalaman ini diperoleh dari seorang
menonton pementasan drama, menjadi salah satu peaku seni
teater/drama, atau tanpa membaca karya sastra atau buku karya
drama dalam berbagai bentuk.
Pengamatan biasa dilakukan lewat audio,visual,audio visual
pengamatan sederhana seperti mengamati teman latihan teater.
Pengalaman yang diperoleh harus menambah wawasan dan
pandangan yang lebih luas tentang teateria. Sehingga menjadi dasar
seorang untuk memiliki peniaian. Ia tidak hanya memberi kritik
kekurangan tetapi juga memberi solusi lebih baik.
Memberi penilaian yang tidak harus bersifat satuhal. Arinya,
berbicara apa adanya dari apa yang dilihatdan tidak membedakan
pihak yang diberikan penilaian. Alangkah baik apabila kita tidak
sekedar mengkritik kekurangan, tetapi juga memberi saran untuk
kebaikannya. Sebaiknya, janganlah menyanjung terlalu tinggi pada hal
kenyataanya jauh lebih baik. Penilaian berupa tepuk tangan,acuangan
jempol/samapi tulisan.

Seni Musik

Allegory of Music karya Lorenzo Lippi

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah,
lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar

Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.

Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau


kumpulan dan disajikan sebagai musik

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.


Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah,
mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
Aliran-aliran musik

Berikut adalah daftar aliran/genre utama dalam musik. Masing-masing genre terbagi lagi
menjadi beberapa sub-genre. Pengkategorian musik seperti ini, meskipun kadang-kadang
merupakan hal yang subjektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan
ditetapkan oleh para ahli musik dunia.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak
jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya musik triphop yang merupakan
perpaduan antara beat-beat elektronik dengan musik pop yang ringan dan enak didengar.
Contoh musisi yang mengusung jenis musik ini adalah Frou Frou, Sneaker Pimps dan Lamb.
Ada juga hip-hop rock yang diusung oleh Linkin Park. Belum lagi dance rock dan neo wave
rock yang kini sedang in. banyak kelompok musik baru yang berkibar dengan jenis musik ini,
antara lain Franz Ferdinand, Bloc Party, The Killers, The Bravery dan masih banyak lagi.

Bahkan sekarang banyak pula grup musik yang mengusung lagu berbahasa daerah dengan
irama musik rock, jazz dan blues. Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia
sudah cukup banyak salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa
Jawa dalam musik rock.

Musik dunia
Musik dunia adalah sebutan bagi aliran musik yang bukan termasuk musik populer dan
musik klasik, serta mempunyai elemen "etnik".
Biasanya yang termasuk kategori ini adalah musik-musik rakyat Eropa (folk song) dan musik
dari negara-negara dunia ketiga.

Musik klasik
Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat di atau
berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode
dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21.
Musik klasik Eropa dibedakan dari bentuk musik non-Eropa dan musik populer terutama oleh
sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak sekitar abad ke-16.Notasi musik barat
digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai tinggi
nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini
membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering
didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik
tradisional Jepang) maupun musik populer.
Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok dan Mesir ada musik yang
mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon,
berkembanglah musik Hibrani yang dikemudian hari berkembang menjadi musik Gereja.
Musik itu kemudian disenangi oleh masyarakat, karena adanya pemain-pemain musik yang
mengembara serta menyanyikan lagu yang dipakai pada upacara Gereja. Musik itu tersebar di
seluruh Eropa kemudian tumbuh berkembang, dan musik instrumental maju dengan pesat
setelah ada perbaikan pada alat-alat musik, misalnya biola dan cello. Kemudian timbulah alat
musik Orgel. Komponis besar muncul di Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia. Dalam abad ke
19, rasa kebangsaan mulai bangun dan berkembang. Oleh karena itu perkembangan musik
pecah menurut kebangsaannya masing-masing, meskipun pada permulaannya sama-sama
bergaya Romantik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati
yang gundah mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Mulai abad 20,
Prancis menjadi pelopor dengan musik Impresionistis yang segera diganti dengan musik
Ekspresionistis.

Lagu daerah
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang
berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah
tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi
alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan
saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masingmasing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.
Lagu daerah atau musik daerah ini biasanya muncul dan dinyanyikan atau dimainkan pada
tradisi-tradisi tertentu pada masing-masing daerah, misal pada saat menina-bobok-kan anak,
permainan anak-anak, hiburan rakyat, pesta rakyat, perjuangan rakyat, dan lain sebagainya.
Lagu kedaerahan biasanya merujuk kepada sebuah lagu yang mempunyai irama khusus bagi
sebuah daerah. Terdapat lagu-lagu kedaerahan yang telah menjadi popular diseluruh negara
hasil penyiaran oleh radio dan televisi.

Musik keagamaan
Blues
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang
diciptakan terutama dalam Afrika-Amerika masyarakat di Deep South Amerika Serikat pada
akhir abad ke-19 dari spirituil , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana
berirama balada . The blues di mana-mana... dalam bentuk jazz , R&B , dan rock n roll
dicirikan oleh progresif kord tertentu dengan bar blues dua belas progresi akord yang paling
umum dengan catatan biru , mencatat bahwa untuk tujuan ekspresif yang dinyanyikan atau
dimainkan secara bertahap rata atau menekuk (minor 3 untuk 3 besar) sehubungan dengan
lapangan dari skala besar.
Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik
tertentu, garis bass dan instrumen. Blues dapat dibagi menjadi beberapa subgenre mulai dari
negara untuk blues perkotaan yang lebih atau kurang populer selama periode yang berbeda
dari abad ke-20. Paling dikenal adalah Delta , Piedmont , dan gaya blues Chicago. Perang
Dunia II menandai transisi dari akustik ke electric blues dan pembukaan progresif musik
blues ke khalayak yang lebih luas. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, terbentuk suatu hibrida
yang disebut revolusi blues rock.
Istilah "blues" mengacu pada "Blues Devil", yang berarti melankolis dan kesedihan,
penggunaan awal istilah dalam pengertian ini ditemukan pada George Colman s 'satu babak
sandiwara Blue Devils (1798). Meskipun penggunaan frase dalam musik Amerika Afrika
mungkin lebih tua, telah dibuktikan sejak tahun 1912, ketika Hart Wand s '" Dallas Blues

"menjadi hak cipta pertama komposisi blues. Lyrics frase sering digunakan untuk
menggambarkan suasana hati tertekan .
Musik blues berangkat dari musik-musik spiritual dan pujian yang muncul dari komunitas
mantan budak-budak Afrika di AS. Penggunaan blue note dan penerapan pola call-andresponse (di mana dua kalimat diucapkan/dinyanyikan oleh dua orang secara berurutan dan
kalimat keduanya bisa dianggap sebagai "jawaban" bagi kalimat pertama) dalam musik dan
lirik lagu-lagu blues adalah bukti asal usulnya yang berpangkal di Afrika Barat. Di era kini
banyak Blues Lovers lahir. Mereka menyimak, belajar, menulis, memainkan, dan bikin
album.

Jazz
Musik jazz banyak menggunakan gitar, trombon, piano, trompet,
dan saksofon. Elemen penting dalam jazz adalah blue notes,
improvisasi, polyrhythms, sinkopasi, dan shuffle note.

Musik rock
Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada
pertengahan tahun 50an. Akarnya berasal dari rhythm and blues, musik country dari tahun 40
dan 50-an serta berbagai pengaruh lainnya. Selanjutnya, musik rock juga mengambil gaya
dari berbagai musik lainnya, termasuk musik rakyat (folk music), jazz dan musik klasik.
Bunyi khas dari musik rock sering berkisar sekitar gitar listrik atau gitar akustik, dan
penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum,
dan kibor seperti organ, piano atau sejak 70-an, synthesizer. Disamping gitar atau kibor,
saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo.
Dalam bentuk murninya, musik rock "mempunyai tiga chords, bakcbeat yang konsisten dan
mencolok dan melody yang menarik".
Pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, musk rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang
bercampur dengan musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues
menjadi blues-rock dan dengan jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock
menggabungkan pengaruh dari soul, funk, dan musik latin. Juga di tahun 70an, rock
berkembang menjadi berbagai subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy
metal, hard rock, progressive rock, dan punk rock. Sub kategori rock yang mencuat ditahun
80an termasuk New Wave, hardcore punk dan alternative rock. Pada tahun 90an terdapat
grunge, Britpop, indie rock dan nu metal.
Sebuah kelompuk pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock dijuluki rock
band atau rock group (grup musik rock). Rock group banyak yang terdiri dari pemain gitar,
penyanyi utama (lead singer), pemain gitar bass, dan drummer (pemain drum), membentuk
sebuah quartet. Beberapa group menanggalkan satu atau dua posisi di atas dan/atau
menggunakan pennyanyi utama sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, membentuk

duo atau trio. Group lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua rhythm gitar dan atau
seorang keyboardist (pemain kibor). Agak lebih jarang, penggunaan alat musik bersenar
seperti biola, cello atau alat tiup seperti saksofon, trompet atau trombon.

Pop
R&B
R&B (ditulis juga RnB, singkatan dari rhythm and blues)
adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel,
dan blues, yang pertama kali diperkenalkan oleh pemusik AfrikaAmerika. Istilah ini pertama kali dipakai sebagai istilah
pemasaran dalam musik di Amerika Serikat pada tahun 1947
oleh Jerry Wexler yang bekerja pada majalah Billboard. Istilah ini
menggantikan istilah musik ras dan kategori Billboard Harlem
Hit Parade pada Juni 1949.Tahun 1948, RCA Victor memasarkan
musik kulit hitam dengan nama Blues and Rhythm. Frasa
tersebut dibalik oleh Wexler di Atlantic Records, yang menjadi
perusahaan rekaman yang memimpin bidang R&B pada tahuntahun awal.

Anda mungkin juga menyukai