Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

Identitas:
Nama: andika agung
Tanggal lahir: 03/01/2012
Tanggal masuk: 19/5/2014
Rekam medis : 022112
Pembayaran : JKN
Anamnesis:
KU: luka bakar pada wajah dan ekstremitas
AT: dialami sejak kurang lebih 30 menit akibat terkena minyak panas pada
tanggal 19/5/2014, mual (-) muntah (-) pingsan (-) riwayat trauma
sebelumnya (-)
MT: pasien sedang bermain di dapur dan tiba-tiba terjatuh diatas tumpuhan
minyak panas dan terkena wajah dan ekstremitas pasien.
Pemeriksaan fisis:
Status generalis: SS/ GC/ CM
Status vitalis : T: 90/60
N: 128x/min

P: 20x/min
S: 37.50C

Status lokalis:
Regio wajah
I : tampak bulu mata terbakar, rambut bagian depan terbakar, luka bakar grd
IIa-b 7%

P: Nyeri tekan (+)

Regio Colli
I: tampak luka bakar IIA-B 1%
P: Nyeri tekan (+)
Regio manus sinistra:
I : tampak luka bakar grd IIA-B 2%
P: Nyeri tekan (+)
Regio left arm:
I : tampak luka bakar grd IIA-B 5%
P: Nyeri tekan (+)
Regio left leg:
I : tampak luka bakar grd IIA-B 6%
P: Nyeri tekan (+)
Regio right pedis:
I : tampak luka bakar grd IIA-B 2%
P: Nyeri tekan (+)

Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan
WBC
RBC
Hb
HCT
PLT
Na
K
CI

Hasil
10.0
4.8
12.7
36.8
327
139
3.6
106

Pemeriksaan
GDS
SGOT
SGPT
Ur
Cr
CT /BT
PT
APTT

Hasil
104
30
19
5
0.3
8.00/3,00
14.7
32.5

Diagnosis:
Combustio grade IIa-B 22%
Terapi/manajemen:
i.
ii.
iii.
iv.
v.

Resusitasi cairan:
8 jam pertama: 484 cc RL
16 jam kedua : 484 cc RL
Inj ceftriaxone 250 /12j/iv
Inj paracetamol 1gr 200mg/8j/iv
Inj ranitidine 1/3 amp/8j/iv
Rawat luka dengan Burnesh Zalf/ hari dan GV

LUKA BAKAR
3

I.PENDAHULUAN
Pasien dengan luka bakar merupakan hal yang sulit pada personel kesehatan. Selain dari
cedera serius dan rasa tidak nyaman, terdapat juga perubahan yang permanen pada penampilan,
fungsi dan kebebasan, kehilangan pendapatan dan mempengaruhi masa depan pekerjaan. Semua
hal ini menekan tidak hanya pada pasien, tetapi juga pada keluarga dan orang yang merawat.
Pasien yang ditangani dengan cepat oleh ahli medis lebih cepat sembuh daripada pasien yang
tertunda ditangani. Hal ini penting untuk memberikan perawatan yang cepat dan tepat agar
menjamin kehidupan seseorang, dan juga masa depannya.
II.

EPIDEMIOLOGI
Luka bakar adalah bentuk trauma paling umum. Beberapa luka bakar terjadi murni akibat

kecelakaan, tapi kebanyakan disebabkan oleh ketidakpedulian, kondisi medis yang ada (misalnya
tidak sadar), atau oleh alkohol atau penyalagunaan obat-obatan. Sekitar 1% dari populasi di
Australia dan New Zealand (220000) menderita luka bakar yang memerlukan perawatan medis
setiap tahun. Selain itu, 10% harus dirawat inap, dan 10% dari yang dirawat inap mengalami
luka bakar yang mengancam nyawa. Lima puluh persen dari semua luka bakar akan mengalami
keterbatasan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Tujuh puluh persen total luas permukaan tubuh yang terbakar memerlukan dana sebesar
$700000 untuk penanganan akut di rumah sakit, untuk menggambarkan hal ini harus
ditambahkan dana tambahan dari rehabilitasi, waktu kerja dan kehilangan penghasilan. Pada
orang dewasa dan anak-anak, tempat paling sering terjadi luka bakar adalah di rumah. Pada
anak-anak, lebih dari 80% kecelakaan terjadi di rumah. Tempat paling berbahaya di rumah
adalah dapur dan kamar mandi, kebanyakan kulit terkelupas pada anak-anak dan orang tua
terjadi di kedua tempat itu.
III.

ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT


Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang terdiri dari lapisan sel dipermukaan. Kulit

terdiri dari dua lapisan yaitu epidermis dan dermis. Luas kulit orang dewasa 1.5 m 2 dengan berat
kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan
cermin dari kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat sangat kompleks, elastis, dan sensitif,
bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh.
Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang utamanya disusun oleh sel-sel epitel. Sel sel
yang terdapat dalam epidermis antara lain: keratinosit (sel terbanyak pada lapisan epidermis),
4

melanosit, sel merkel dan sel Langerhans. Epidermis terdiri dari lima lapisan yang paling dalam
yaitu stratum basale, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lucidum dan stratum
corneum.
Dermis merupakan lapisan yang kaya akan serabut saraf, pembuluh darah dan pembuluh
darah limfe. Selain itu, dermis juga tersusun atas kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel
rambut. Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan papillaris dan lapisan retikularis, sekitar
80% dari dermis adalah lapisan retikularis.

Gambar 1. Anatomi kulit


Antara fungsi kulit adalah: 1) Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam terhadap
gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya
zat-zat kimiawi terutama yang bersifat iritan, misalnya lisol, karbol, asam, dan alkali. Gangguan
yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra violet; gangguan infeksi luar terutama
kuman/bakteri maupun jamur. 2) fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air,
larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun
yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel
menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar. 3) fungsi ekskresi, kelenjar
kulit mengeluarkan zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl,
Urea, asam urat, dan amonia. Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan ini selalu
meminyaki kulit jua menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering.
4) fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
5

Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffinidermis dan sukutis. 5) Fungsi
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan
keringat dan mengerutkan pembuluh darah kulit. 6) Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk
pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Pigmen disebar ke
epidermis melalui tangan-tangan dendrit. Sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya dibawa oleh
sel melanofag. 7) Fungsi Kreatinisasi, lapisan epidermis dewasa mempunyai sel utama yaitu
keratinosit, sel langerhans, melanosis. 8) Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan
mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.
IV.
ETIOLOGI
Tabel 1 dan tabel 2 menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan luka bakar pada pasien
anak-anak dan orang dewasa yang masuk ke unit luka bakar di Australia atau New Zealand dari
tahun 2009 sampai 2010.

Air panas
55%
Kontak
21%
Api
13%
Gesekan
8%
Listrik
1%
Kimia
1%
Lainnya
1%
Tabel 1. Penyebab luka bakar pada anak-anak (%)

Api
44%
Air panas
28%
Kontak
13%
Kimia
5%
Gesekan
5%
Listrik
2%
Lainnya
3%
Tabel 2. Penyebab luka bakar pada orang dewasa (%)
Penyebab luka bakar pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. Api merupakan penyebab
paling sering pada orang dewasa, dan air panas merupakan penyebab paling sering pada anakanak. Bila anak-anak bertambah usia maka penyebab luka bakar sama seperti orang dewasa.
Pada orang dewasa, bentuk traumanya berubah. Pada orang tua khususnya risiko trauma akibat
dari air panas di rumah. Semua kelompok usia mengalami trauma bila kondisi rumah tangga
6

tidak harmonis. Hal ini khususnya pada anak-anal terutama bayi dan balita, yang bergantung
kepada orang dewasa. Trauma dari ketidaksengajaan, ketidakpedulian, atau kekerasan (luka
bakar merupakan metode yang sering digunakan dalam kekerasan pada anak di rumah), sering
terjadi dan memerlukan investigasi bila dicurigai
V.

PENILAIAN LUKA BAKAR


Ada dua hal penting untuk mengetahui keparahan luka bakar yaitu area dan kedalaman

luka bakar. Faktor mortalitas dari luka bakar adalah :


Usia pasien
Persentase dari Total Body Surface Area (%TBSA) yang terbakar
Semakin luas area permukaan tubuh yang terbakar, semakin hebat tingkat mortalitas.
Penanganan akurat dari area luka bakar memerlukan metode yang memberi estimasi
mudah ukuran luka bakar sebagai persentase dari luas permukaan tubuh.
Rule of Nines membagi permukaan tubuh menjadi sembilan persen area atau multipel
sembilan persen dengan pengecualian perineum sebagai 1%. Ini memperbolehkan ekstensi luka
bakar yang bisa diestimasi secara akurat. Sebagai tambahan, untuk perhitungan area luka bakar,
ini berguna untuk menghitung area yang tidak terbakar dan untuk memeriksa jika dijumlahkan
menunjukkan hasil 100%.
Metode estimasi luka bakar kecil adalah dengan menggunakan area permukaan palmar (jari
dan telapak tangan) dari tangan pasien, terhitung sebagai 1% TBSA. Metode ini berguna pada
luka bakar yang kecil dan menyebar yang tidak termasuk dalam Rule of Nines.
Rule of Nines sangat relatif akurat untuk orang dewasa tetapi mungkin tidak akurat pada
anak-anak. Hal ini dikarenakan anak kecil memiliki luas permukaan yang berbeda proporsi dari
orang dewasa. Anak-anak memiliki proporsi pinggul dan kaki yang lebih kecil serta bahu dan
kepala yang lebih besar daripada orang dewasa. Penggunaan Rule of Nines orang dewasa bisa
menyebabkan di bawah atau di atas estimasi ukuran luka bakar anak dan menyebabkan
ketidakakuratan dalam resusitasi cairan intravena.

Gambar 2. Rule of Nines dewasa

Gambar 3. Persentase palmar

Gambar 4. Rule of Nines Anak


Kedalaman luka bakar
Berdasarkan kedalaman kerusakan jaringan luka bakar bisa dikelompokkan dalam 3
klasifikasi utama yaitu superfisial, tengah, dan dalam. Kemudian dibagi lagi menjadi epidermal,
superficial dermal, mid-dermal, deep-dermal atau full-thickness.
8

Gambar 5. Kedalaman luka bakar

Kedalaman
Epidermal
Superficial

Warna
Merah
Pink pucat

Vesikel
Tidak
Kecil

Capillary refill
Ada
Ada

Sensasi
Ada
Nyeri

Penyembuhan
Ya
Ya

dermal
Mid dermal
Deep

Pink gelap
Merah

Ada
+/-

Lambat
Tidak ada

+/Biasanya
Tidak ada Tidak

dermal
Full

gelap
Putih

Tidak

Tidak ada

Tidak ada Tidak

Thickness
Tabel 3. Diagnosis kedalaman luka bakar
VI.

PENATALAKSANAAN

Gambar 6. Struktur Emergency Management of Severe Burns


A.
B.
C.
D.
E.

Survei primer
Stabilisasi jalan napas dengan stabilisasi servikal
Pernapasan dan ventilasi
Sirkulasi dengan kontrol perdarahan
Disabiliti status neurologis
Paparan + environmental control
First Aid
Prinsip dari first aid adalah:
Hentikan proses pembakaran
Pada luka bakar api, api sebaiknya dipadamkan dengan cara pasien berguling di tanah
secara aktif atau pasif menggunakan Teknik Hentikan, Jatuhkan, Tutup wajah dan
Berguling. Pakaian yang sudah terbakar sebaiknya segera dilepaskan. Pada luka bakar
melepuh, pakaian yang basah akibat cairan bertindak sebagai sumber panas dan sebaiknya
pakaian segera dilepaskan untuk menghentikan proses pembakaran. Selain melepaskan
pakaian, semua perhiasan dilepaskan. Jika pakaian melekat di permukaan kulit potong area
di sekitarnya dan sisakan pakaian yang melekat.
Dinginkan luka bakar
Permukaan luka bakar sebaiknya didinginkan dengan air dingin mengalir. Temperatur
ideal adalah 150C dan rentang yang berguna antara 80C dan 250C. Pendinginan permukaan
menurunkan reaksi inflamasi dan dapat menghentikan progresi nekrosis pada zona stasis.
Teknik aplikasi dengan air dingin mengalir melalui luka bakar, jika mungkin. Metode

10

seperti menyemprot atau dilap dengan air pada luka, handuk basah atau hidrogel tidak
efisien seperti air mengalir dan sebaiknya tidak digunakan bila tidak ada air.
Anak kecil berisiko mengalami hipotermi dan jika hal ini terdeteksi dengan mengukur
suhu atau dengan penilaian klinis yaitu blue shivering child, aplikasi dari air dingin harus
dihentikan. Untuk mengurangi risiko hipotermia lebih baik jika dinaikkan temperatur
melebihi 300C dan membaluti semua badan anak. Es atau air es sebaiknya tidak digunakan.
Dingin ekstrim menyebabkan vasokonstriksi dan secara eksperimental telah terbukti
memperparah trauma jaringan. Hal ini meningkatkan risiko hipotermia.
Estimasi kebutuhan cairan
Luas luka bakar dihitung menggunakan Rule of Nines atau grafik tubuh luka bakar jika ada.
Jika memungkinkan, pasien ditimbang atau berat badannya ditanyakan saat anamnesis. Data ini
digunakan dalam rumus resusitasi cairan.
Dewasa: 3-4 ml kristaloid x kgBB x persentase luka bakar (%)
Anak: 3-4 ml kristaloid x kgBB x persentase luka bakar (%) ditambah maintenance dengan
5% Glucosein 0,45% (1/2 normal) saline
100 ml/kg sampai 10 kg
+
50 ml/kg dari 10-20 kg
+
20 ml/kg untuk setiap kg yang lebih dari 20 kg
Volume yang dihitung diestimasi untuk 24 jam pertama. Formasi edema segera terbentuk
setelah trauma:
Setengah dari volume yang dihitung diberikan pada 8 jam pertama dan setengah sisanya

diberikan pada 16 jam kedua.


Cairan maintenance untuk anak diberikan dengan kecepatan konstan setelah 24 jam

Jika output urine tidak adekuat, diberikan cairan tambahan :


Bolus 5-10 ml/kgBB atau meningkatkan cairan untuk jam berikutnya sebanyak 150%
dari volume yang dihitung
Untuk 24 jam berikutnya setelah luka bakar, cairan koloid dapat digunakan untuk
mengembalikan volume sirkulai menggunakan rumus :
0,5 ml dari 5% albumin x kgBB x %luka bakar

11

Selain itu, cairan elektrolit harus diberikan untuk kehilangan cairan secara evaporasi dan
memerlukan maintenance normal. Muntah merupakan hal yang sering terjadi dan cairan yang
hilang harus diganti. Biasanya digunakan cairan:

Normal saline + Kalium (+ Dextrose untuk anak)

12

Anda mungkin juga menyukai