Anda di halaman 1dari 12

Flow Meter

A.

TUJUAN

Mengetahui aplikasi plat orifice dalam pengukuran laju


aliran dan kecepatan aliran di dalam pipa

Mengetahui

aplikasi

sebuah

venturi

meter

dalam

pengukuran laju aliran dan kecepatan aliran di dalam pipa.

Mengetahui aplikasi Pitot Tube dalam pengukuran laju


aliran dan kecepatan aliran di dalam pipa.

B.

ALAT DAN BAHAN

Alat flow meter

Ventury Tube

Plat Orifice

Pitot Tube

Manometer Hg dan H2O

Selang dan labu semprot

Stopwatch

Air bersih

C.

DASAR TEORI
Arus zat cair umumnya kebanyakan diukur dengan menggunakan

ujung

flowmeter. Cara

kerja

dari

flowmeter

ini

didasarkan

pada

persamaan Bernoulli. Flowmeter dengan pipa penyalur tertutup dapat


dipergunakan pada zatzat gas maupun cair. Sedangkan flowmeter
dengan pipa penyalur terbuka hanya dapat dipergunakan pada zat cair.

Ujung flow meter terdiri dari lubang / mulut, venturimeter, alat pemercik
arus, tabung pitot, dan weirs. Flowmeter terdiri atas sebuah elemen
primer yang menyebabkan tekanan dan elemen sekunder yang berfungsi
untuk mengukur hal tersebut. Elemen primer tidak mengandung banyak
bagian yang bergerak. Umumnya kebanyakan elemen sekunder dengan
flowmeter yang tertutup adalah sebuah manometer dengan tabung
berbentuk U. Zat dalam sebuah lengan manometer dipisahkan dari lengan
yang lainnya dengan menggunakan zat cair berberat jenis lebih tinggi
yang biasanya disini digunakan air raksa.
Tekanan dalam sebuah manometer adalah ( P1 + .h.g ) pada
lengan 1 dan ( P2+ m.h.g ) pada lengan 2 dimana dan m adalah
berat jenis zat arus dan cairan pemisah berturut turut. Kedua tekanan
ini sama saat kedua lengan manometer dihubungkan oleh sebuah kolom
zat cair yang bersambung. Oleh karena itu :
P1 + .h.g = P2+ m.h.g
Dapat dituliskan sebagai berikut :
P1 P2 = ( - m) .h.g
Jika dan m dalam kg/m3, .h dalam m, dan g adalah 9,81 m/s 2,
perbedaan tekanan melewati elemen primer P 1 P2 N/m2. Perbedaan
ujung melewati elemen primer ke perbedaan dalam tingginya zat cair
pemisah pada kedua lengan manometer.
Flowmeter

lain

umumnya

menggunakan

prinsip

prinsip

pengoperasian yang berbeda dengan flowmeter ujung. Flowmeter yang


berhubungan dengan mesin mempunyai elemen primer yang terdiri dari
bagian bagian yang bergerak atau berpindah. Flowmeter ini termasuk
rotameter, ukuran pemindahan positif dan ukuran kecepatan. Flometer
elektromagnetik mempunyai keuntungan keuntungan dengan tidak
adanya pembatasan dalam sebuah pipa penyalur dan bagian bagian
yang tidak bergerak atau berpindah.

Elemen primer sebuah orifice meter adalah piringan datar yang


sederhana terdiri dari sebuah lubang bor, yang ditempatkan dalam pipa
tegak lurus pada arah arus zat.
Persamaan Bernouli yang dimodifikasi untuk arus kuat dalam sebuah
pipa.
P2
U2 2
P1
U1 2
( Z2 +
+
) ( Z1 +
+
)
2.g
2.g.2
1.g
2.g.1
Lubang lubang dalam piringan orifice baja berupa concentric
accentric ataupun segmental. Piringan orifice cenderung rusak akibat
erosi.
Koefisien Cd pada orifice meter tertentu adalah sebuah fungsi lokasi
keran tekanan, rasio diameter lubang orifice pada garis tengah bagian
dalam dari pipa
ketebalan

di/d1. Jumlah Reynolds dalam pipa saluran Nre, dan

piringan

orifice

Referensi

yang

penting

seharusnya

dikonsultasikan untuk nilai Cd. Data yang diberikan berturut turut


seperti log- log Cd terhadap NRe. Hal tersebut seharusnya dicatat apakah
jumlah Reynolds didasarkan pada diamter bagian dalam dari pipa atau
lubang orifice. Pada umumnya kebanyakan Cd berkisar antara 0,6 sampai
dengan 0,7.
Orifice meter rusak akibat murah dan mudah untuk diinstal apabila
dapat dimasukkan pada gabungan piringan roda.
Venturymeter teorinya sama dengan orificemeter tetapi proporsi
tekanan

yang

diberikan

lebih

tinggi

dapat

melindungi

daripada

orificemeter.
Kebanyakan

tabungtabung

pitot

tidak

mahal

namun

tabung

tersebut tidak banyak dipergunakan. Tabung pitot memiliki kesensitifan


yang tinggi untuk mengakibatkan pencemaran, tabung tersebut tidak

dapat mengukur rata rata arus volume Q atau kecepatan linear U.


Akhirnya dapat dihitung dari ukuran tunggal jika hanya distribusi
kecepatan diketahui.
Weiss umumnya digunakan untuk mengukur rata rata arus Weiss
yang tajam. tingkat awal zat cair menjadi di

atas tingkat weir yang

tajam. Sebagaimana zat cair mendekati weir, zat cair tingkatannya


berangsur angsur turun dan kecepatan arus meningkat.
D.

CARA KERJA

Pengujian laju alir untuk Ventury meter

Alat

Ventury

meter

dipasang

pada

posisinya

dan

dihubungkan dengan manometer H2O.

Pipa venturi diisi dengan air, kemudian katup kontrol dibuka


untuk mendapatkan aliran air melalui flowmeter.

Laju aliran diukur dengan memakai tangki volume setelah


katup kontrol aliran dibuka.

Selang

yang

menghubungkan

ventutri

meter

dengan

manometer H2O dibuka dan diukur perbedaan tekanannya.

Dihitung tiap laju aliran dengan kecepatan motor yang


berbeda.

Pengujian laju alir untuk Plat Orifice

Alat plat orifice dipasang pada posisinya dan dihubungkan


dengan manometer Hg.

Pipa orifice diisi dengan air, kemudian katup kontrol dibuka


untuk mendapatkan aliran air melalui flowmeter.

Laju aliran diukur dengan memakai tangki volume setelah


katup kontrol aliran dibuka.

Selang

yang

menghubungkan

ventutri

meter

dengan

manometer Hg dibuka dan diukur perbedaan tekanannya.

Dihitung tiap laju aliran dengan kecepatan motor yang


berbeda.

Pengujian laju alir untuk Pitot Tube

Alat pitot tube dipasang pada posisinya dan dihubungkan


dengan manometer Hg.

Pipa pitot diisi dengan air, kemudian katup kontrol

dibuka

untuk mendapatkan aliran air melalui flowmeter.

Laju aliran diukur dengan memakai tangki volume setelah


katup kontrol aliran dibuka.

Selang yang menghubungkan Pitot tube dengan manometer


Hg dibuka dan diukur perbedaan tekanannya.

Dihitung tiap laju aliran dengan kecepatan motor yang


berbeda.

E.

DATA PENGAMATAN

Venturi Meter
No

Volume (m3)

T(s)

P1 ( mm H2O)

P2 ( mm H2O)

P (m H2O)

1
2
3
4
5
6

0,005
0,005
0,005
0,005
0,005
0,005

20,2
10,3
9,4
7,5
6,7
6,1

207
442
415
423
432
440

60
278
222
208
195
184

0,147
0,164
0,193
0,215
0,237
0,256

Orifice Tube
No

Volume (m3)

T(s)

P1 ( mm Hg)

P2 ( mm Hg)

P (m Hg)

1
2

0,005
0,005

4,9
4,1

258
268

222
211

0,036
0,057

3
4
5
6

0,005
0,005
0,005
0,005

3,6
3,1
2,9
2,6

277
288
306
311

204
194
174
169

0,073
0,094
0,132
0,142

T(s)

P1 ( mm Hg)

P2 ( mm Hg)

P (m Hg)

13,3
4,6
2,7
2,2
2,1
2

230
256
258
261
263
265

215
226
223
220
218
216

0,015
0,030
0,035
0,041
0,045
0,049

Pitot Tube
No

Volume (m3)

1
2
3
4
5
6
F.

0,005
0,005
0,005
0,005
0,005
0,005

m
m3
m3
m3
m3
m3
3

PERHITUNGAN

Untuk Plat Orifice


Dik

: Cd = 0,6
do = 22 mm = 0,022 m
d1

= 39 mm = 0,039 m

h =

(13600 1000)kg / m3
x 0,036 m = 0,4536 m
1000kg / m3

Ao =

do 3,14 0,022 2
4
4

= 3,7994.10-4 m2

A1

2 3,14

d 1 0,039 2
4
4

= 1,19.10-3 m2

1
Q

Cd . Ao

1 Ao

A1

2.g(h1 h 2)

1
Q

0,6 x 3,7994.10-4 m2 x

0,000718 m3/s

3,7994.10-4 m 2

1,19.10-3 m 2

Plat Orifice secara teoritis


Qact

V
m3/s
t

Q1

0, 005
= 0,001020 m3/s
4,9

% Kesalahan pada Plat Orifice


% Error =

Q teoritis Q praktikum
x100%
Q teoritis

% Error =

0, 001020 0, 000718
x100%
0, 001020

% Error =

29,6725 %

Untuk Venturi Meter


Dik

: Cd = 0,98
do = 18 mm = 0,018 m
d1

Ao =

= 39 mm = 0,039 m

do 3,14 0,018 2
4
4

= 2,5447.10-4 m2

2 x 9,8 (0, 4536)

A1

2 3,14

d 1 0,039 2
4
4
1

= Cd . A0

1 Ao

= 1,19.10-3 m2

2.g(h1 h 2)

A1

1
Q

= 0,98 x 2,5447.10-4 m2 x

= 0,000434 m3/s

2,5447.10-4 m 2

1,19.10-3 m 2

Venturi Meter secara teoritis


Qact

V
m3/s
t

Q1

0, 005
= 0,000248 m3/s
20, 2

% Kesalahan pada Venturi Meter


% Error =

Q teoritis Q praktikum
x100%
Q teoritis

% Error =

0, 000248 0, 000434
x100%
0, 000248

% Error = 75,1524 %

Untuk Pitot Tube


Dik :

Cd = 1
d1

= 39 mm = 0,039 m

A1

d 1 3,14 0,039 2
4
4

= 1,19.10-3 m2

2 x 9,81 x 0,147

h =

(13600 1000)kg / m3
x 0,015 m = 0,189 m
1000kg / m3

Cd . A1

1 x 1,19.10-3 m2 x

0,002292 m3/s

2.g (h1 h 2)
2 x 9,81 x 0,189

Pitot Tube secara teoritis


Qact

V
m3/s
t

Q1

0, 005
= 0,000248 m3/s
20, 2

% Kesalahan pada Pitot Tube


% Error =

Q teoritis Q praktikum
x100%
Q teoritis

% Error =

0, 000376 0, 002292
x100%
0, 000376

% Error = 509,5495 %
Dari hasil perhitungan diatas dimasukkan kedalam tabel sebagai berikut

Untuk Hasil Perhitungan Plat Orifice

No

T(s)

P (m H20)

1
2
3
4
5
6

13,3
4,6
2,7
2,2
2,1
2,0

0,4536
0,7182
0,9198
1,1844
1,6632
1,7892

No

Q
(Praktikum)
0,000718
0,000903
0,001022
0,001160
0,001374
0,001425

Q
(Teoritis)
0,001020
0,001220
0,001389
0,001613
0,001724
0,001923

% Error
29,6725
25,9544
26,4230
28,1042
20,2992
25,8868

Untuk Hasil Perhitungan Venturi Meter


T(s)

P (m H20)

Q
(Praktikum)

Q
(Teoritis)

% Error

1
2
3
4
5
6

13,3
4,6
2,7
2,2
2,1
2,0

0,147
0,164
0,193
0,215
0,237
0,256

0,000248
0,000485
0,000532
0,000667
0,000746
0,000820

-75,1524
5,6667
6,6074
21,3522
26,2342
30,1999

Untuk Hasil Perhitungan Pitot Tube

No

T(s)

P (m H20)

1 13,3
0,1890
2
4,6
0,3780
3
2,7
0,4410
4
2,2
0,5166
5
2,1
0,5670
6
2,0
0,6174
G. PEMBAHASAN

0,000434
0,000458
0,000497
0,000524
0,000550
0,000572

Q
(Praktikum)
0,002292
0,003241
0,003500
0,003789
0,003969
0,004142

Q
(Teoritis)
0,000376
0,001087
0,001852
0,002273
0,002381
0,002500

% Error
-509,5495
-198,1468
-89,0208
-66,6964
-66,7006
-65,6684

Pada grafik venturi meter ada satu penyimpangan yang


terjadi yaitu ada 1 nilai dari % error yang minus, hal ini mungkni saja
disebabkan karena kesalahan kami dalam menghitung berapa waktu
yang dibutuhkan oleh air sebanyak 5 liter untuk berpindah tempat
aitau kesalahan kami dalam melihat berapa perbedaan tekanan yang
terjadi, atau mungkin saja disebabkan karena pada kondisi ini alat
venturi meter tidak bekerja maksimal karena arus yang dipakai cukup
besar dan nilai laju alirnya kecil.

Diantara percobaan yang kami lakukan hanya plat ofirice


saja yang mempunyai % error yang tidak ada minusnya, dan apabila
kita mau mencari berapa % eeror yang dapat kita tekan sehingga kita
dapat mengoperasikan alat pada kondisi minimumnya ialah dengan
melihat pada grafik pada saat berapa ia menghasilkan % error yang
rendah, dan untuk praktikum kali ini diperoleh % error terendah yaitu
20,30% pada laju alir 0,00138

Untuk hasil praktikum pitot tube tidak dapat kita tentukan


berapa % error yang minimal karena untuk percobaan ini dapat kami
bilang gagal, hal ini disebabkan kesalahan kami didalam memilih
manometer yang digunakan (haruskanya kami pakai manometer H 2O)
dan kesalah ini diperparah lagi karena salah satu katup selang kami
tidak hubungkan sehingga perbedaan tekanan yang kami peroleh
sebenarnya bukan pada alat pitot tube sebenarnya.

H.

KESIMPULAN

Pemilihan

alat

pmanometer

sangat

penting

didalam

menentukan berapa selisih tekana yang mungkin, dengan melihat


apabila alat tersebut memiliki lubang pipa yang kecil harus digunakan
manometer

H2O,

apabila

seperti

plat

orifice

dapat

digunakan

manometer Hg saja.

% error yang ada pada pitot tube dapat membuktikan bahwa


kesalahan pada waktu praktikum dapat terbaca, bahwa kita harus
menghubungkan 2 katup selang itu pada lubang masing-masing untuk
dapat menghitung berapa selisih tekanan yang ada.

Gelembung udara dalam pipa akan membuat pembacaan


pada alat manometer menjadi keliru karena adanya ruang kosong
didalam selang.

I.

DAFTAR PUSTAKA
Fluid Mechanics

Petunjuk Praktikum Satuan Operasi Teknik Kimia, PEDC,


Bandung.

Anda mungkin juga menyukai