Disusun oleh:
13030224010
2016
XRD (X-RAY DIFFRACTOMETER)
Sinar-X pertama kali ditemukan oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada
1895. Karena asalnya tidak diketahui waktu itu maka disebut sinar-X.
Sinar-X digunakan untuk pemeriksaan yang tidak merusak pada material
maupun manusia. Selain itu, sinar-X juga digunakan untuk menghasilkan
pola difraksi tertentu dalam analisis kualitatif dan kuantitatif material.
Ketika suatu material dikenai sinar-X, maka intensitas sinar yang
ditrasmisikan lebih rendah dari intensitas sinar datang. Hal ini disebabkan
adanya penyerapan dan penghamburan oleh atom-atom dalam material
tersebut.
Berkas
sinar-X
yang
dihamburkan,
ada
yang
saling
karena
fasanya
sama.
Berkas
sinar-X
yang
saling
Dari prinsip dasar ini, maka XRD adalah salah satu alat yang
memanfaatkan
prinsip
persamaan
Bragg.
XRD
digunakan
untuk
yang
diperoleh
dari
hasil
pengukuran
kemudian
X. Sinar-X ini ditangkap oleh detektor sintilator dan diubah menjadi sinyal
listrik lalu dieliminasi komponen noise-nya kemudian dihitung sebagai
analisa pulsa tinggi. Teknik difraksi sinar-X juga digunakan untuk
menentukan ukuran kristal, regangan kisi, komposisi kimia dan keadaan
lain yang memiliki orde yang sama.
PEMBANGKIT SINAR-X
Pada umumnya, sinar diciptakan dengan percepatan arus listrik atau
setara dengan transmisi kuantum partikel dari satu energi state ke
lainnya. Contoh: radio (elektron berosilasi di antena), lampu merkuri
(transisi antar atom). Ketika sebuah elektron menabrak anoda:
Elektron
diemisikan
dari
katoda
dalam
tabung
vakum
dan
dipercepat oleh beda potensial tinggi yang ditimbulkan oleh anoda dan
katoda, sehingga elektron memperoleh energi kinetik. Ketika elektron
mengenai target, maka sinar-X akan diemisikan dari target tersebut.
Target yang terpasang pada anoda berupa loga, Mo, Fe, Ni atau Cu.
Emisi radiasi sinar-X mempunyai spektrum kontinu disebabkan emisi
radiasi dari interaksi elektron dengan elektron luar atom-atom dalam
target. Akibatnya gerak elektron ketika menumbuk target mengalami
perlambatan. Peristiwa itu disebut bremstrahlung, sedangkan spektrum
diskrit disebabkan emisi setelah atom-atom dalam target terksitasi karena
elektron yang datang.
Frekuensi maksimum vo dari spektrum kontinu berhubungan dengan
potensial pemercepat eV=hvo, sebab energi maksimum foton tidak dapat
melebihi energi kinetik dari elektron yang datang. Hubungan antara
potensial dengan panjang gelombang minimum o adalah:
o =
12,3
pada gambar 3.
Gambar 3 Pantulan sinar-X pada bidang kristal
dengan AB=BD=
2
d
cos
cos
2
d
=
sin ; dan AE=AD
sin
dimana d merupakan jarak antara dua bidang pantul yang berdekatan dan
persamaan:
V=
2 d ( 1cos2 )
=2 d sin
sin
dan K . K
dan K
. K
. Panjang gelombang
yang spesifik merupakan karakteristik dari bahan target (Cu, Fe, Mo, Cr).
Disaring, oleh kertas perak atau kristal monokrometer yang akan
menghasilkan sinar-X monokromatik yang diperlukan untuk difraksi.
Tembaga adalah bahan sasaran yang paling umum untuk difraksi
kisi tunggal dengan radiasi Cu K =0,5418 Angstrom. Sinar-X ini bersifat
collimated dan mengarahkan ke sampel. Saat sampel dan detektor
diputar, intensitas sinar-X pantul itu direkam. Ketika geometri dari
peristiwa
sinar-X
tersebut
memenuhi
persamaan
Bragg,
terjadi
RANGKUMAN XRD
Spektroskopi difraksi sinar-X (X-ray difraction/XRD) merupakan salah
satu metode karakterisasi material yang paling tua dan paling sering
digunakan hingga sekarang. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi
fasa kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur
kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel.
Kegunaan dan aplikasi :
1. Membedakan antara material yang bersifat kristal dengan amorf
atom adalah PDF4, namun lisensinya hanya berlaku satu tahun saja, yang
berbeda dengan PDF2.
4. Dari data XRF diketahui baja yang dianalisis unsur utamanya adalah
Fe (besi), sehingga pencarian yang dilakukan hanya pada elemen Fe
saja. Berikut ini langkah-langkahnya.
Klik Reference Patterns - Retrieve Pattern By - Restriction.
Pencocokkan ini akan memakan waktu dan mungkin tidak akan
memperoleh hasil.
Pada Pattern List, hilangkan tanda check list pada kolom Visible untuk pola
difraksi yang tidak cocok, kemudian tekan CTRL+A untuk memilih semua
pola difraksi, tahan tombol CTRL dan klik kiri pada pola difraksi 00-0011267 untuk membatalkan pemilihan pada pola difraksi tersebut.
Selanjutnya klik kanan pada pola difraksi yang terpilih, klik pada pilihan
Remove Pattern.
5.
Me
mu
lai
Analisis Rietvield
Bila database PDF-4 yang digunakan, pola difraksi pada Pattern List
dapat langsung dijadikan acuan untuk analisis Rietvield.
Oleh karena itu diperlukan data kristalografi dari database COD
yang sudah berisi data posisi atom. Untuk keperluan analisis
diperoleh data CIF dari COD (bias melihat penggunaan aplikasi
MATCH!) dengan nomor kartu 96-900-8537 dan 96-900-6604.
Untuk melihat parameter apa saja yang di Refine klik kanan pada area
Global Parameter lalu klik Show Refined Values/Costrains
2. MEMBUAT LAPORAN
Pada langkah ini akan membuat laporan ditampilkan dari XHP.
DAFTAR PUSTAKA
Handono, A., Harjana. 2004. Fisika Zat Padat I. Jurusan Fisika UNS:
Surakarta.
Irvina, F., Astuti, D.W., Fatimah, Luthfiana, N.H., Maharani, R.,
Maestuti, N., dan Widhyastuti, Y . 2009. X-Ray Difractometer (XRD).
Jurusan Teknik Kimia UNS: Surakarta.
I.chorkendroff, J.W. Niemantsverdiet. Concepts of Modern Catalysis
and Kinetics. Wliey-VCH GmbH&Co. New York. 2003. Hal 143 -147.
Masriyanti. 2012. Prinsip-prinsip Spektroskopi.
http://ardiannisworld.blogspot.com/2008/01/difraksi-neutron_31.htm
http://www.chem-is-try.org/
http://labinfo.files.wordpress.com
http://serc.carleton.edu/