RAHASIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
DIREKTORAT KESEHATAN
Pendahuluan .
Dasar dasar manajemen Logistik
Istilah Logistik Rumkit
Fungsi Manajemen dan Siklus logistik Rumklit
Renbut dan penganggaran logistik Rumkit
Pengadaan Logistik Rumkit
Penggudangan dan pendistribusian logistik rumkit
Pengawasan dan pengendalian logistik Rumkit
Evaluasi.
Penutup
Referensi .
a.
Bahan kuliah Manajemen Logistik KARS UI 2006.
b.
Bower sox, donil J. Manajemen logistic, PT. Bumi aksara Jakarta 2002 .
c.
Boy.S Subur guna H.Dr.dr.MARS.,logistik rumah sakit dan tehnik efisiensi,
konsorsium rumah sakit Islam Jateng DIY 2005.
d.
William L. Scheyer. Handbook of Health Care Material management, 1985.
RAHASIA
2
BAB II
DASAR DASAR MANAJEN LOGISTIK
5.
Umum.
Dalam membentuk sistem logistik perlu diperhatikan komponenkomponen yang dapat mempengaruhi seperti struktur, lokasi , fasilitas , transportasi,
inventarisasi (persediaan ), komunikasi dan penanganan dengan penyimpanannya agar
penyelenggaraan logistik dapat tercapai sesuai harapan dan dengan biaya yang serendah
mungkin, yang mana ini merupakan tanggung jawab seorang manajer logistik dalam
merencanakan dan mengelolanya walaupun luas, banyak dan komplek. Ciri-ciri utama
logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan dan
penyimpanan yang strategis.
Dalam
penyelenggaraan
logistik
mulai
dari
perencanaan, pendistribusian sampai pada pemusnahan harus dapat dipantau oleh
pimpinan agar dapat terjaga dan terarah sehingga berjalan lancar, tidak boros dan juga
tepat guna dan berhasil guna, penyimpanan yang mungkin terjadi dapat segera diketahui
dan dicegah.
Sebelum bertentangan terlalu jauh yang merugikan yang selanjutnya
upaya penyempurnaan dapat senantiasa dilaksanakan sedini mungkin dengan
memonitoring dan evaluasi yang baik atau mudah dan dengan informasi yang diperlukan
tersedia.
6.
Farmasi.
Untuk dapat memberikan pelayanan farmasi yang baik sesuai
kebutuhan, rumah sakit harus dapat merencanakan, menganggarkan,mengadakan sesuai
kebutuhan, menyimpan dan menyalurkan, memelihara dan memusnahkan serta
mengendalikan semua kegiatan pelayanan. Semua kegiatan dalam pelayanan ini harus
berpedoman pada
a.
Administrasi. Pelayanan farmasi di rumah sakit harus dilakukan oleh
tenaga yang propesional seperti asisten apoteker-apoteker atau farmasi dimana
mereka harus mampu menetapkan sasaran jangka panjang dan jangka pendek
dari farmasi bedasarkan perkembangan trend yang ada dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan dan praktek farmasi rumah sakit serta menetapkan
kebutuhan spesifik rumah sakit yang selanjutnya mengawasi dan mengevaluasinya
b.
Fasilitas. Harus ada tempat (ruang) perlengkapan dan persediaan yang
memadai untuk menjalankan tugas propesional dan administrasi farmasi.
c.
Pendistribusian dan Pengawasan Obat. Farmasi bertanggung jawab atas
usaha penyediaan, penyaluran dan pengawasan semua obat yang digunakan
didalam rumah sakit.
d.
Informasi Obat-obatan. Farmasi bertangguang jawab memberikan
informasi yang benar dan lengkap kepada seluruh staf rumah sakit dan pasien
tentang obat-obatan serta penggunaannya serta berfungsi sebagai tempat
informasi obat.
e.
Manajemen Terapi Obat-obatan Secara Rasionil. Farmasi bekerja sama
dengan staf medis untuk mengembangkan cara dan prosedur untuk menjamin
berstatus terapi obat-obatan.
f.
Riset.
Farmasi harus melaksakan, berpartisipasi dan mendukung riset
farmasi dan medis yang tepat dan sesuai dengan tujuan serta sumber-sumber
yang ada di farmasi dan di rumah sakit.
3
g.
Jaminan Kualitas. Farmasi harus memantau dan mengevaluasi kualitas
dan kelayakan semua pelayanan farmasi serta mengatasi masalah yang timbul
dalam melaksanakan kegiatan logistik dibidang farmasi harus memperhatikan
fungsi manajemen dalam siklus logistik.
7.
Logistik Terpadu. Konsep logistik terpadu dari dua usaha yang beraitan satu
sama lain, yaitu operasional logistic dan koordinasi logistik. Operasional logistik adalah
manajemen pemindahan dan penyimpanan material produk jadi perusahaan.
Operasi logistik ini berrawal dari pengangkutan pertama material atau komponenkomponen dari sumber perolehanya dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat
atau diolah itu kepada langganan atau konsumen.
Untuk suatu perusahaan pengecer
besar, operasional ini berawal dari pembelian produk untuk dijual lagi, dan berakhir pada
pengembalian produk itu oleh konsumen atau pengantaran produk tersebut ke rumah
konsumen. Untuk rumah sakit, logistic bermula dari perolehan dan berakhir dengan
sokongan penuh dari usaha-usaha perawatan pembedahan dan pengobatan.
Koordinasi logistik adalah mengenai indentifikasi kebutuhan pegerakan dan
penetapan rencana untuk memadukan seluruk operasi logistic. Fungsi koordinasi logistic
adalah untuk memastikan bahwa seluruh pergerakn dan penyimpanan itu diselesaikan
secara efektif dan efesien. Koordinasi ini menetafkan dan mempertahankan kontinuitas
operasi.
Di dalam logistic terdapat banyak pergerakan yang berbeda beda, dilihat
dari besarnya peasanan, tersedianya inventaris dan urgensi pegerakan tersebut. Fungsi
utama dari koodinasi logistic ini adalah menunjukkan perbedaan-perbedaan ini.
Koordinasi logistik ini di bagi kedalam 4 bidang manajerial yaitu :
a.
b.
c.
d.
Konsep logistic terpadu ini relative masih baru dan lahir dari kebutuhan untuk
memperbaiki efisiensi pengangkutan dan penyimpanan
8.
Kebijakan Direksi dan Pimpinan.
Kebijakan Direksi dan Pimpinan. Adalah
suatu yang telah di putuskan dan ditetapkan oleh direksi yang dipergunakan sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan di rumah sakit. Kebijakan ini dapat berupa
peraturan, standar ataupun berbentuk edaran yang jelas bahwa segala kebijakan tadi
tidak boleh bertentangan dengan peraturan dan kebijakan yang lebih tinggi kedudukanya.
Kebijakan direksi ini menyangkut seluruh organisasi termasuk mengenai peran
komite farmasi dan terafi, komite medik, komite infeksi nasokomial dan sebagainya
kebijakan ini harus dibuat :
a.
b.
c.
d.
Dalam melaksanakan tugas pengadaan barang dan bahan yang diperlukan rumah
sakit perlu diperhatikan pengguanaan pada waktu yang lalu dan program kerja yang akan
datang berupa analisis kebutuhan, kebijakan direksi, persediaan awal ataupun emampuan
gedung tempat pennyimpan barang.
Contoh kebijakan yang berlaku yaitu :
4
a.
b.
c.
d.
e.
Dengan demikian jelas bahwa dengan adanya kebijakan tersebut berarti ada yang
dipergunakan sebagai aturan / pedoman dalam melaksanakan pekerjaan.
9.
Evaluasi
a.
b.
10.
Umum.
Rumah sakit merupakan suatu satuan usaha yang melakukkan
kegiatan produksi yang berupa produksi jasa yang mana untuk dapat menghasilkan atau
memberikan jasa yang baik dan memuaskan di perlukan suatau pengatuaran yang
terencana sehingga barang atau peralatan yang dibutuhkan dapat tersedia dalam jumlah,
mutu dan waktu yang tepat. Istilah istilah dalam manajemen logistik yang sering dijumpai
harus dipahami.
11.
5
f.
Ganti Rugi. Penggantian kerugian yg diderita Neg, yg penuntutannya
dilakukan sesuai UU Ben yg berlaku.
g.
Laporan Tahunan (LT). Lap yg tunjukan rekap pertahun atas seluruh brg
MN/KN yg ada pada PPPBI, PPBI dan PBI.
h.
Laporan Mutasi Barang Triwulan (LMBT). Suatu daftar yg tunjukan rekap
mutasi brg yg tjd selama satu Tw di PPPBI, PPBI dan PBI.
i.
j.
Formulir Inventaris Brg (FBI). Form yg digunakan utk catat data awal inv,
riwayat brg, mutasi brg utk dimonitor terus menerus.
k.
FIB Masukan Data. Form yg digunakan utk mengisi data awal inv oleh
satpor meliputi Nomenklatur, Identifikasi, Kondisi, Lokasi, Harga dan wkt pelaporan.
l. FIB Perubahan Data. Form yg digunakan utk mengisi data perubahan meliputi
perub elemen data, mutasi dan penghapusan.
m. Daftar Inv Ruangan (DIR). Daftar yg memuat catatan brg Inv yg berada dlm
setiap Ruangan kantor, R Tamu, R Rapat, R Aula, Wisma, Kelas dan perpustakaan.
n. Satyannis. Sats yg bertawab thd yan teknis mat AD di daerah baik tkt Korem
maupun Kodam.
o. Sistem Perencanaan Program dan anggaran. Suatu sistem yg mengatur ttg
Renc prog ja dan anggaran sat di lingk AD.
p. Pembantu Penguasa Brg Inventaris (PPBI). Pejabat dilingkungan TNI AD
(Pangkotama) yg menguasai dan membina brg di tkt Kodam.
q. Pembekalan. Giat utk penuhi but bekal bg sat yg dilaksanakan dg giat :
Penentuan But, ada/pengusahaan, timbun/simpan dan disi, har dlm simpan serta
pungutan dan hapus.
r. Pembekalan Kes. Sgl Usaha, giat dan tindakan yg dimaksudkan utk
terselenggaranya dg baik but Bekkes bg sat shg bin kes di sat tsb dpt terlaks dg
optimal.
s. Pembina Brg Inv (Pebin). Pejabat di tkt Dephan/Menhan yg bina brg di seluruh
jajaran Dephan dan TNI.
t. Bin Kes TNI AD. Sgl UPK yg berhub dg renc, pengorganisasian, sun,
pengerahan, dal, was segenap sumda, dana dan sarana serta metode yg
diarahkan kpd terselenggaranya Banminkes bg TNI AD scr berdaya guna dan
berhasil guna.
u. Binlog. Tatanan giat yg liputi giat penentu kebijakan, ren, org.
Penggiatan/pelaksanaan dan dal/was fungsis yg bertujuan utk wujudkan
tersedianya mat, fas dan jasa.
v. Binlog. Sgl UPK yg berhub dg proses
pengkoordinasian, pengendalian fungsis log.
Renc,
Org,
pengarahan,
6
w. Bin mat. Sgl UTK yg liputi : ren, sun, buat, bang, terima, serah, gun dan dal mat
scr berdaya guna dan berhasil guna.
x. Binmatfasjas. UPK yg terdiri atas fungsi pokok liputi giat penentuan but,
litbang, ada, disi, har, hapus serta fungsi pendukung yg terdiri atas giat inventori,
standarisasi, katalogisasi, sis info bin, min bend serta mob dan demob.
y. Har. Giat yg bertingkat dan berlanjut dlm upaya menjamin agar mat/bekal dlm
kondisi siap ops dan layak pakai dg giat : Har cegah, perbaikan, modifikasi, uji
fungsi, pembangunan kembali (rebuild) dan over haul serta penentuan kondisi dan
klasifikasi.
z. Pemindahtanganan. Pengalihan pemilikan atau penguasaan brg milik KN kpd
pihak lain.
aa. Pengadaan. Proses utk dapatkan mat, fas dan jasa dlm rangka memenuhi but
utk pelaks tugas seuai rencana yg tlh ditetapkan.
bb.
Pengelola Barang MN. Pejabat/pimpinan org yg diberi wewenang dan
tawab dlm bin, urus, kai barang inv yg dikuasai/ digunakan oleh
pemerintah/Lembaga.
cc. Penatausahaan BMN/KN. Sgl UPK yg liputi pemutakhiran, pembukuan, dan
pelaporan BMN/KN.
dd.
Pengelolalaan Mat. Rangkaian giat yg liputi aspeks ren/penentuan but,
litbang, ada, disi, har, kai, hapus.
ee. Penghapusan BMN/KN. Kep dr pejabat berwenang utk menghapus brg dr
daftar Inv dg tujuan membebaskan Ben Brg dan atau PBI dari pertawab min dan
fisik atas BNM/KN yg berada dibawah penguasaan atau pengurusannya sesuai
ketentuan per UU yg berlaku.
ff. Penguasa Barang Inv (PBI). Pejabat di tkt Mabesad (Kasad) yg kuasai dan
membina seluruh brg TNI AD.
gg.
Perbendaharaan Mat. Aturan ttg tatalaksana, pengurusan mat Neg yg
mencakup giat ada, terima, simpan dan pengeluaran, was dal serta pertawab
dalam kai dan penghapusan.
hh.
Perencanaan.
a.
Proses mempersiapkan scr sistematik giat-giat yg akan dilakukan utk
capai suatu tujuan ttt.
b.
Suatu cara bgm mencapai tujuan sebaik-baiknya (Maximum out put)
dg sumbers yg ada supaya lbh efisien dan efektif.
c.
Penentuan tujuan yg akan dicapai atau akan dilakukan, bgm,
bilamana dan oleh siapa.
e.
Giats dan usahas untuk menghubungkan pengets dan
pengalamans yg telah lalu dg keadaan yg sdg berjalan shg hasilnya dpt
dipergunakan sbg dasar dan pedoman utk melakukan tindakan yad.
7
ff.
Perencanaan Makro. Ren yg kaitkan hubungans variable makro. Mis :
Pengeluaran Pemerintah, Perpajakan, uang beredar.
gg.
Perencanaan Mikro. Renc proyek yaitu bgm suatu proyek direncanakan
mulai feasibility study, tahap pengusulan, tahap aprasial, tahap pelaksanaan.
hh.
Perenc Pembangunan. Suatu pengarahan penggunaan sumbers
pembangunan (termasuk sbrs ekonomi) yg terbatas adanya utk mencapai tujuans
merubah keadaan sosek yg lbh baik.
ii.
Persediaan Mati.
- Mat yg tdk dpt dipergunakan lagi oleh Dep/Lembaga/TNI/TNI AD/Kesad
walaupun brg itu kondisinya baik.
- Alkes/matkes yg sdh tdk dapat dipergunakan lagi meskipun kondisinya masih
baik.
jj.
mat.
PPM. Perintah tertulis dari ordonatur mat kepada Bend Mat untuk keluarkan
a.
b.
Mat.
Sistem Log Wil. Sislog yg digunakan utk Duk Ops wan wil yg pd dasarnya berupa
totalitas upaya/ kegiatan yg berkenaan dg proses siap, bin, gun potensi dan puan
wil itu sendiri utk kung but log setiap upaya wan wil yg diselenggarakan di wil.
kk.
Suplai Medis. Matkes habis pakai yg digunakan utk membantu
menegakkan diagnosa, membantu proses pencegahan, meringankan serta
menyembuhkan penyakit.
ll.
Tindak Lanjut Penghapusan. Langkah pelaksanaan lbh lanjut dari hapus
brg MKN yg antara lain di jual, dipertukarkan, dihibahkan, dijadikan penyertaan
modal pemerintah atau di musnahkan.
mm. Tuntutan Ganti Rugi. Suatu proses yg dlakukan thd PNS/anggota TNI
bukan bendaharawan dg tujuan utk menuntut penggantian atas suatu kerugian yg
diderita Neg sbg akibat langsung/tdk langsung dari suatu perbuatan atau kelalaian
dlm melaksanakan tugas kewajibannya.
nn.
Tuntutan Perbendaharaan. Suatu tata cara perhitungan
Bendaharawan, jika dalam pengurusannya tjd kekurangan kebendaharaan.
thd
oo.
Upaya Kes. Setiap giat utk har dan kat kes yg dilakukan pemerintah atau
masyarakat.
12.
Evaluasi
a.
b.
8
c.
13.
Umum.
Fungsi manajen logistik harus memantau dan mengevaluasi kualitas
dan kelayakan semua pelayanan logistik serta mengatasi masalah yang timbul dalam
melaksanakan kegiatan logistik dibidang farmasi harus memperhatikan fungsi manajemen
dalam siklus logistik
14.
Siklus Logistik
a.
Perencanaan (Planning).
Adalah proses untuk merumuskan sasaran
dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam manajemen
tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan dalam perencanaan logistik adalah untuk
mendapatkan jumlah dan jenis barang yang tepat dan menghindari terjadinya
kekosongan serta meningkatkan penggunaan perbekalan farmasi secara lebih
rasional dan ekonomis.
Dalam menyusun perencanaan logistik farmasi harus di pertimbangkan halhal sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
9
Jawab Gudang farmasi berdasarkan surat pesanan ( SP ) atau surat perintah kerja
( SKP ), bila barang yang tercantum di SP atau SPK telah sesuai dengan
spesipikasi barang maka surat tanda terima barang akan ditandatangani oleh P2B
dan PKB selanjutnya membuat berita acara pemeriksaan barang dan berdasarkan
khusus barang membuat berita acara penerimaan barang.
Barang yang telah diterima diserahkan kepada penangguang jawab gudang
dan dicatat pada buku penerimaan barang dan kartu barang, buku harian untuk
barang inventaris, buku barang unuk barang habis pakai, buku pengadaan barang
dan buku penerimaan barang serta kartu persediaan barang berdasarkan surat
pengiriman dan faktur pencatatan barang masuk juga dilakukan pada kartu induk
oleh bagian Administrasi gudang. Secara garis besar, maka yang harus diperiksa
kebenaranya adalah :
1)
Kesesuaian dengan jenis, jumlah dan spesipikasi bahan serta waktu
penyerahan barang terhadap surat pesanan , surat printah kerja
2)
Kondisi pisik bahan apakah tidak ada perubahan warna, kemasan
bau, noda yang menjadikan tingkat keusakan bahan.
3)
Kesesuaian waktu penerimaan bahan terhadap batas waktu dalam
surat pesanan.
e.
Penyimpanan ( Strage ).
Penyimpanan dilakukan berdasarkan berbagai
penyertaan yaitu aman, memenuhi criteria farmatetis anatara lain fisika dan kimia
bahan misalny untuk suhu dengan disimpan di lemari es atau ruang ber AC dan
tertib administrasi.
Terdafat beberapa keuntungan melkukan funsi penyimpanan yaitu :
1)
Untuk mengantisipasi keadaan yang fluktuatif, karena sering terjadi
nya kesulitan untuk memperkirakan kebutuhan secar tepat dan akurat.
2)
3)
Untuk menghemat biaya serta mengantisipasi fluktuasi, fluktuasi
kenaikan harga.
f.
4)
5)
10
3)
Kecepatan peredaran ( Slow Mofing atau Fast Moving ), barang yang
peredaranya cepat ditempatkan dibagian depan.
4)
Batas kadaluarsa, contohnuya untuk obat obatan yang mempunyai
batas kadaluarsa pendek akan disimpat didepan barang yang mempunyai
kadaluarsa panjang ( First Expire First out ).
5)
FIFO ( First In First out )untuk semua jenis barang farmasi apbila
barang dating lebih dahulu maka oleh kerenakan lebih dulu keluar barang
farmasi tersebut mampunyai batas kadaluarsa yang pendek.
g.
Penyaluran ( Pendistribusian ).
Penyaluran barang sering dilakukan
berdasarkan prinsip First in first out ( FIFO ) barang yang datang lebih dulu
dikeluarkan terlebih dahulu . dalam keadaan khusus, misalnya barang yang datang
terakhir expired date ( ED ) nya lebih pendek dari pada barang yang datang
sebelumnya, maka pengeluaran dilakukan berdasar prinsip first expired first out
( FEFO ) dalam setiap pengeluaran selalu ditulis jumlah dan sisa pada steling card.
Untuk menjamin barang
h.
Penghapusan ( Disposne).
Fungsi ini meliputi kegiatan kegiatan dan
usaha usaha pembebasan barang dari pertanggung jawaban yang berlaku atu
usaha yang menghapuskan kekayaan karena kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki lagi, dikatakan sudah tua dari segi ekonomis maupun teknis, kelebihan
hilang susut dank arena hal-hal lain menurut perundang undangan yang berlaku.
Penghapusan obat meliputi tat cara sebagai berikut :
1)
Asisten
kadaluarsa.
2)
apoteker
gudang
mengumpulkan
barang
rusak
atau
nama barang.
Klasifikasi barang ( merek, nomor catalog )
Jumlah
Harga Perolehan.
Harga Total
Tanggal penerimaan barang
Usulan cara pemusnahanya.
3)
Daftar barang diajukan ke kepala instalasi farmasi untuk diserahakan
kapada kepala rumah sakit yang kemudian dilaporkan ke pada Kakesdam.
Selanjutnya diajukan ke Pangdam.
Setelah memdapat persetujuan dari
Pangdam akan disampaikan secara hirarki kepada kepala rumah sakit untuk
kemudian dibentuk tim penghapusan dan dibuat berita acara penghapusan
barang.
Daftar barang
11
Kakesdam
Pangdam
Kebenaran barang.
(1)
Mutu barang ( sifat fisik dan waktu kadaluarsa )
(2)
Spesipikasi ( bentuk sediaan, merek, potensi dan
kemasan )
(3)
Kwantitas / jumlah barang
b)
Stok Opname yaitu kegitan yang dilakukan secara berkala
untuk mencocokkan kartu induk dengan kartu barang dengan buktibukti pembukuan ( pemasukan, pengeluaran dan pemeriksaan
barang ) serta dengan barang barang di gudang, sehingga bias
diketahui kondsi fisik / kuntitas, kuantitas dan expired date dari
barang tersebut. Stok opname biasanya dilakukan tahap 3 bulan.
2)
sistem
FIFO
denga
3)
Pengendalian Keuangan meliputi :
Pemantauan dengan sistem
Always Better Control ( ABC ) dengan membuat klasifikasi barang menurut
hasil perkalian Demano De Price barang tersebut yang ditekankan pada
barang yang memiliki nilai perkalian relative tinggi klasifikasi barang :
Kelompok
A
B
C
Presentasi Item
20 %
30 %
50 %
Presentasi Nilai
75 %
20 %
5%
12
Prosentase
100 %
100 %
j.
Pemeliharaan ( Maintenance ). Kegiatan pemeliaharaan meliputi fasilitas
tempat penyimpanan yang disesuaikan dengan persyaratan farmasetis, misalnya
diatur dalam lemari rak-rak sesuai dengan sumber dana dan alpabet, kondisi udara
yang dikomtrol untuk penyimpanan suhu tertentu dan kondisi ruangan yang diatur
kelembabannya.
k.
Pencatatan dan Pelaporan (Recording dan Reporting).
pencatatan dan pelaporan barang dilakukan dengan :
1)
2)
Buku induk .
Kartu barang digudang .
Buku harian barang inventaris dan barang habis pakai .
15.
Kegiatan
Pada prinsipnya sistem logistic diruangan rawat inap mengikuti siklus logistic yang
berjalan di instalasi farmasi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelayanan logistic kesehatan di ruangan : pelayanan pembekalan farmasi seperti obat
alat-alat kesehatan gas medic dan lain-lain.
Pelayanan yang diberikan di instalasi
rawat inap khususnya mengenai kefarmasian meliputi :
a.
Pelayanan Manajerial .Pelayanan yang dilakukan untuk menjamin
kelancaran suplai perbekalan farmasi yang tepat jenis, tepat jumlah serta tepat
waktu untuk kebutuhannya.
b.
Pelayanan Fungsional .Yaitu pelayanan yang ditujukan untuk
mempersiapkan keilmuan farmasi di instalasi rawat inap sehingga prinsip layanan
yang cepat, tepat dan teliti dapat dilaksanakan sedang sistem pelayanan
kefarmasian yang dilakukan diruangan yaitu :
1)
Pelayanan individual / reception sistem adalah sistem pelayanan
individual berdasarkan resep dokter
13
2)
Pelayanan word floor stock adalah suatu pelayanan kefarmasian
dengan perbekalan farmasi yang jenis dan jumlahnya spesipic untuk
instalasi ruangan misalkan untuk kecepatan ruangan maka disediakan obat
dalam kemesan besar sedangkan pasien memelukan dalam jumlah kecil
(jelly EKG, kertas EKG dll), karma bila diresepkan akan memberatkan
pembayaran penderita atau menggunakan sistem pinjam pakai yaitu untuk
pasien yang telah menggunakan obat dan alkes maka untuk menggantinya,
dokter akan meresepkan obat dan alkes tersebut untuk ditebus oleh
keluarga pasien.
3)
Pelayanan kebutuhan ruangan operasi mingguan / bulanan keperluan
pembedahan termasuk didalamnya obat, obat anstesi dalam penyimpanan
obat diruangan harus aman, sesuai persyaratan farmasetis meliputi :
a)
b)
c)
d)
3)
Suhu.
Cahaya .
Kelembaban .
Tertib administrasi untuk pertanggung jawaban.
14
kesesuaian antara obat yang disiapkan dan obat yang diserahkan
supaya tidak terjadi kesalahan .
j)
Total Floor Stock ( sediaan lengkap di ruangan ) Pasien tidak
membayar obat secara langsung tetapi pihak rumah sakit telah
menghitung biaya obat-obatan tersebut dalam sistem paket bagi
pengobatan pasien .
16.
Radiologi dan Patologi. Sistem logistik kesehatan yang digunakan untuk
instalasi / unit radiology dan patologi mengikuti siklus logitik yang berjalan diinstalasi
farmasi tetapi dalam penyalurannya reagen dan film yang diminta oleh instalasi / unit
radiology dan patologi langsung disalurkan oleh instalasi farmasi untuk menghindari
kerusakan dan pemanfaatan yang segera
17.
Ruang Gawat Darurat ( Gadar ).
Ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan
diruang gadar sangat dipengaruhi oleh seberapa besar pelayanan yang diberikan
kemudiaan akan dijadikan dasar dalam permintaan keinstalasi farmasi agar selalu dapat
tersedia dan terpenuhi kebutuhannya. Obat-obatan yang disediakan diruang gadar adalah
obat-obat yang tergolong dalam obat-obat live saving guna mencegah atau mengurangi
kecacatan sehingga ketersediaannya sangat penting ( harus selalu ada ) dan jika obatobatan selalu dipakai maka instalasi farmasi harus dapat melengkapinya begitu juga
dengan alat-alat kesehatan pendukung /utama di ruang gadar harus tersedia melalui
perencanaan standarisasi alat kesehatan sesuai tingkatan layanan rumah sakit.
18.
Evaluasi
a.
b.
BAB V
RENCANA KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN LOGISTIK RUMKIT
19.
Umum.
Perencanaan Kebutuhan merupakan segala usaha dan kegiatan
menentukan jenis, jumlah dan persyaratan teknis material kesehatan yang dibutuhkan
selama kurun waktu tertentu guna menjamin tetap tersedianya matkes untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok Kesad.
20.
Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan Matkes. Dalam perencanaan matkes ,
sesuai azas logistik, bahwa satuan pemakai harus seminimal mungkin dibebani soal
soal administrasi. Demikina pula halnya dalam perencanaan matkes, makin tinggi
tingkatan satuan makin kompleks proses perencanaan matkesnya. Proses perencanaan
kebutuhan matkes dilaksanakan sebagai berikut :
a.
Tingkat unit Pemakai. Satuan pemakai, sesuai tingkatannya akan
semakin meningkat jumlah dan jenis matkesnya. Perencanaan dan perhitungan
kebutuhan matkes tingkat satuan pemakai merupakan dasar dari perencanaan dan
perhitungan kebutuhan matkes tingkat selanjutnya, oleh karena itu dituntut
15
perhitungan yang benar dan akurat. Untuk tingkatan satuan pemakai ini
perencanaan matkes cukup dengan menghitung kebutuhan matkesnya
berdasarkan pemakaian rata rata tiap bulan dan mengajukannya ke satuan atas.
Pengajuan kebutuhan matkes dilakukan tiap triwulan dengan rumus sebagai
berikut :
Kebutuhan 1 Tw = 3 X pemakaian rata rata perbulan + bufferstock 3 bulan stok
terakhir.
1)
Mengevaluasi pengajuan matkes dari tiap tiap satuan pemakai di
jajarannya, yaitu dengan memperhitungkan data data dari masing
masing satuan pemakai, meliputi :
a)
b)
c)
d)
16
b.
Bahan Makanan atau Lauk-pauk. Digolongkan menjadi bahan
basah dan kering, juga ada masa kadaluarsa bahan makan inidiolah menjadi
bahan makanan siap saji, sesuai dengan kebutuhan pasien berdasarkan petunjuk
medis.
c.
Alat Tulis dan Kantor .Tidak ada penggolongan yang khusus dan
kebutuhannya ke periode waktu tidak terlalu fluktuatif sehingga sehingga lebih
mudah dihitung kebutuhannya.
d.
Alat Rumah Tangga dan Kebersihan.
Digolongkan
pada
alat
kebersihan , alat rumah tangga dan bahan penolong ( bahan yang dipergunakan
untuk melakukan pekerjaan kebersihan, seperti karbol, pewangi dan sebagainya ).
e.
Cetakan. Digolongkan menurut kepentingan atau user yaitu cetakan untuk
keuangan, rekam medik, secretariat, rawat jalan dan sebagainya.
f.
Linen.
Digolongkan pada kepentingan / user seperti yang steril dan
nonsteril seperti untuk kepentingan operasi ataupun untuk rawat inap yang perlu
diingat adalah jumlah perjenis linen harus memperhitungkan berapa yang siap
pakai berapa yang sedng dipakai , berapa yang kotor dan berapa yang sedang
dalam proses pencucian.
g.
Suku Cadang Peralatan dan Perlengkapan. Suku cadang ini diperlukan
untuk kegiatan pemeliharaan yang rutin, pemeliharaan dan terencana atau
perbaikan ( karena ada kerusakan )
Proses kebutuhan ini harus di mulai dari tempat kegiatan yaitu unit atau
satuan kerja pelaksana ( Bottom Up ) yang kemudian di usulkan ke pemimpinan
untuk mendapat persetujuan dan selanjutnya diadakan proses pengadaan oleh
bagian pembelian dengan memperhatikan anggaran yang tersedia.
Dalam perhitungan anggaran dilakukan secara menyeluruh dalam arti tidak
hanya kebutuhan logistic saja tetapi meliputi belnja barang, belanja pemeliharaan,
belanja upah dan gaji, serta kebutuhan untuk perjalanan dinas.
22.
Evaluasi
a.
matkes !
b.
Matkes !
Jelaskan
proses
perencanaan
kebutuhan
BAB VI
PENGADAAN LOGISTIK RUMKIT
23.
Umum.
Rumah sakit merupakan suatu satuan usaha yang melakukkan
kegiatan produksi yang berupa produksi jasa yang mana untuk dapat menghasilkan atau
memberikan jasa yang daik dan memuaskan di perluakn suatau pengatuaran yang
terencana sehingga barang atau peralatan yang dibutuhkan dapat tersedia dalam jumlah,
mutu dan waktu yang tepat.
17
24.
Pengadaan. Terdapat berbagai cara
pengadaan bahn logistik rumah sakit yaitu.
yang
dapat
ditempuh
dalam
fungsi
a.
Pembelian yaitu dengan cara membeli baik dengan cara pengadaan
langsung ( kurang dari 5 juata ), pemilihan langsung ( 5 50 juta ) atau dengan
pelelangan ( lebih dari 50 juta ) hal ini berlaku untuk rumah sakit pemerintah / TNI
sedangkan rumah sakit swasta cara pembelian yang ditempuh tergantung
kebijakan pemilik dan atau direksi rumah sakit.
b.
Produksi sendiri.
c.
Sumbangan atau hibah, sumbangan berasal dari bdan social dan atau
lembaga dari luar negri yang tidak mengikat.
d.
Meminjam yaitu meminjam dari rumah sakit lain tau lembaga lain.
e.
Menukar, dilakukan tehadap barang barang yang jarang terpakai sehingga
menumpuk dalam persediaan.
25.
Pemeliharaan.
Dalam melakukan penyelenggaraan pemeliharaan sarana dan
prasarana dan peralatan yang selalu berada dalam keadaan laik pakai dilakukan oleh
suatu unit fungsional yaitu instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit ( IPRS ). IPRS ini
dibawah direktur / kepala rumah sakit . dalam melaksanakan suatu kegitn pemeliharaan
dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit memerlukan suatu sistem
yang melibatkan bagian bagian yang berhubungan satu sama lain yaitu :
a.
Sistem Pengadaan :
1)
Merancang rencana kebutuhan sarana prasarana dan peralatan yang
digunakan oleh tehnisi rumah sakit dalam pemeliharaan dan perbaikan .
2)
Mengadakan Prasarana dan peralatan pembekalan yang memakai
untuk digunakan oleh tehnisi rumah sakit dalam pemeliharaan dan
perbaikan serta tenaga-tenaga yang terampil dan berkualitas.
b.
Sistem Pemeliharaan .
1)
Upaya pemeliharaan yang bersifat pencegahan, dilakukan oleh
operator.
2)
Pemeliaharan secara rutin atau berkala dilakukan oleh tehnisi rumah
sakit.
3)
Melaksanakan perbaikan perbaikan dilakukan oleh tehnisi rumah
sakit yang dianggap cakap dan mampu
4)
Melaksanakan Perbaikan di bengkel rujukan atau pihak latihan yang
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
c.
Sistem Pembinaan.
18
1)
Melakukan kebersihan terhadp sarana dan prasarana serta pelalatan
rumah sakit yang dilakukan secara rutin setip hari dan bekesenambungan .
2)
Meningkatkan sistem pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana
dan peralatan rumah sakit melalui pendidikan, penataran dan pelatihan
untuk menunjang dan mengembangkan diri dalam rangka pelaksanaan
program pelayanan kesehatan.
3)
Berpartisipasi dalam timpenyuluhan pembinaan terhadap pasien
pengunjung dan petugas / karyawan rumah sakit secara langsung maupun
melalui stiker dan pamplet.
d.
penting
2)
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum
3)
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4)
e.
Pemeliharaan terencana
a)
Pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang
berdasarkan pada lihat rasakan dan dengan dengarkan dan
pengantian komponen minor.
b)
Pemeliharaan
terencana.
kolektif
meliputi
refosisi
minor,
overhaul
2)
Pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat yang
didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera, dilaksanakan
tindakan untuk mencegah akibat yang serius.
26.
Evaluasi.
b.
c.
27.
Umum.
Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan dan memeliharan
materiil kesehatan dengan cara menempatkan materiil kesehatan yang diterima pada
tempat yang memenuhi syarat, aman baik dari pencurian maupun ganguan fisik yang
19
dapat merusak materiil kesehatan.
Penyimpanan materiil sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya cahaya, suhu, kelembaban, pengaturan tata ruang,
penyusunan stok, pencatatan stok dan lain-lain. Materiil kesehatan terutama obat,
reagensia, bahan baku obat dan bahan kimia lainnya merupakan materiil tertentu yang
mempunyai sifat kimia dan fisika yang dapat berubah, menurun kualitasnya, toksik dan
lain-lain jika tidak disimpan dengan baik sesuai ketentuan yang di tetapkan. Oleh
karenanya factor-faktor yang berpengaruh dalam penyimpanan materiil kesehatan harus
diperhatikan dengan sungguh oleh instalasi kesehatan atau petugas yang bertugas
mengelola materiil kesehatan terutama dalam penyimpanan.
28.
Tujuan Penyimpanan.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
Memelihara mutu.
Menghindari penggunaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Menjaga kelangsungan persediaan.
Memudahkan pencarian dan pengawasan.
Matkes aman dari pencurian.
Kegiatan Penyimpanan.
1)
2)
3)
4)
Pengaturan ruangan.
Penyusunan Stok
Pencatatan Stok.
Pengamatan Mutu.
29.
Pengaturan Ruangan.
Untuk memudahkan kemudahan dalam penyimpanan,
penyusunan, pencarian dan pengawasan materiil kesehatan, maka diperlukan tata ruang
gudang dengan baik. Factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang
gudang penyimpanan adalah sebagai berikut :
a.
Kemudahan Bergerak. Untuk kemudahan bergerak dalam gudang, maka
gudang perlu ditata sebagai berikut :
1)
Gudang menggunakan sistem satu lantai yang disertai sekat-sekat
yang akan membatasi pengaturan ruangan.
Jika digunakan sekat,
perhatikan posisi dinding dan pintu untuk mempermudah gerakan.
2)
Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeuaran obat, ruang
gudang dapat ditata berdasarkan sistem :
a)
b)
c)
b.
Sirkulasi Udara yang Baik. Salah satu faktor penting dalam merancang
gudang adalah adanya sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan gudang.
Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur hidup dari materiil kesehatan
sekaligus bermanfaat dalam memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja.
ldealnya dalam gudang terdapat AC, namun biayanya akan menjadi mahal untuk
ruang gudang yang luas. Altematif lain adalah menggunakan kipas angin. Apabila
kipas angin belum cukup maka perlu ventilasi melalui atap.
20
c.
Rak dan Pallet. Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan
dapat meningkatkan sirkulasi udara dan gerakan stok materiil kesehatan.
Penggunaan pallet memberikan keuntungan :
1)
2)
3)
4)
d.
Kondisi Penyimpanan Khusus. Materiil kesehatan tertentu seperti vaksin,
obat suntik, suppositoria, obat yang kandungan zat aktifnya tidak tahan terhadap
panas , bahan mudah terbakar, bahan berbahaya, Narkotika harus di simpan pada
tempat khusus.
1)
Vaksin memerlukan Cold Chain khusus dan harus dilindungi dari
kemungkinan putusnya aliran istrik.
2)
Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari khusus
dan selalu terkunci. Khusus penyimpanan sediaan golongan Narkotik ini
harus berpedoman pada peraturan menteri kesehatan tentang tata cara
penyimpanan Narkotik.
3)
Bahan-bahan mudah terbakar seperti alcohol, acetone, eter dan lainlain harus disimpan dala ruangan khusus, sebaiknya disimpan di bangunan
khusus terpisah dari gudang induk.
4)
Bahan-bahan Kimia dan bahan berbahaya seperti H2SO4, HCl,
HNO3 dan lain-lain harus di simpan terpisah dengan sediaan obat lainnya.
e.
Pencegahan Kebakaran . Perlu dihindari adanya penumpukan bahanbahan yang mudah terbakar seperti dus, karton dan lain-lain.
Alat pemadam
kebakaran harus dipasang pada tempat yang mudah dijangkau dan dalam jumlah
yang cukup.
30.
Penyusunan Stok Obat. Materiil kesehatan khusunya obat disusun menurut
bentuk sediaan dan secara alfabetis. Untuk memudahkan pengendalian stok maka
dilakukan langkah-langkah sebag berikut :
a.
Gunakan prinsip FIFO (First In First Out) dalam penyusunan obat yaitu obat
yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal harus
digunakan lebih awal sebab umumnya obat yang datang lebih awal biasanya juga
diproduksi lebih awal dan umumya relatif lebih tua dan masa daluwarsanya
mungkin Iebih awal.
b.
Susun obat dalam kemasan besar di atas pallet secara rapi dan teratur.
c.
d.
Simpan materiil kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara,
cahaya dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai.
21
e.
Simpan materiil kesehatan dalam rak dan berikan nomor kode, khusus untuk
obat pisahkan obat dalam dengan obat-obatan untuk pemakalan luar.
f.
g.
Apabila persediaan materiil kesehatan cukup banyak, maka biarkan materiil
kesehatan tetap dalam box masing-masing, ambil seperlunya.
h.
Khusus obat-obatan atau materiil kesehatan lain yang mempunyal batas
waktu pemakalan perlu dilakukan rotasi stok agar obat tersebut tidak selalu berada
dibelakang sehingga obat dapat dimanfaatkan sebelum masa kadaluwarsa habis.
31.
i.
Bentuk sirop dan cairan disimpan pada rak yang paling bawah.
j.
Pencatatan Stok .
a.
Fungsi
1)
Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi materiil kesehatan
(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluwarsa).
2)
Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1
(satu) jenis materiil kesehatan.
3)
Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu) kejadian
mutasi materiil kesehatan.
4)
Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan,
perencanaan, pengadaan, distribusi dan sebagai pembanding terhadap
keadaan fisik materiil kesehatan dalam tempat penyimpanannya.
b.
diletakkan
bersamaan/berdekatan
dengan
matkes
3)
Setiap terjadi mutasi matkes (penerimaan, pengeluaran, hilang,
rusak/ daluwars ) langsung dicatat di dalam kartu stok.
4)
Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada setiap akhin bulan.
Informasi yang didapat :
a)
b)
c)
d)
e)
22
Manfaat informasi yang didapat
a)
Untuk mengetahui dengan cepatjumlah persediaan obat.
b)
Penyusunan laporan
c)
Perencanaan pengadaan dan distribusi
d)
Pengendalian persediaan
e)
Untuk pertanggung jawaban bagi Kepala Gudang.
f)
Sebagai alat bantu kontrol bagi Kepala Gudang
/Bendaharawan Materiil.
32.
Pengamatan Mutu Obat. Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami
perubahan baik karena faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan mutu obat dapat diamati
secara visual. Jika dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat
ditetapkan dengan cara organoleptik, harus dilakukan sampling untuk pengujian
laboratorium,
Tanda-tanda perubahan mutu materiil kesehatan adalah sebagai berikut
a.
Tablet.
1)
Terjadinya perubahan wama, bau atau rasa.
2)
Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing,
pecah, retak dan atau terdapat benda-benda asing, jadi bubuk dan lembab.
3)
Kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu obat.
b.
Kapsul.
1)
Perubahan warna isi kapsul.
2)
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu deng
lain nya.
c.
Tablet Salut.
1)
2)
3)
d.
Cairan.
1)
2)
3)
4)
e.
Salep :
1)
2)
3)
f.
Warna berubah.
Pot atau tube rusak atau bocor.
Bau berubah.
lnjeksi.
23
1)
Kebocoran wadah (vial, ampul).
2)
Terdapat partikel asing pada serbuk injeksi.
3)
Larutan yang seharusnya jernih tampak keruh atau ada endapan.
4)
Warna larutan berubah. Tindak lanjut terhadap obat yang terbukti
rusak adalah
5)
Dikumpulkan dan disimpan terpisah.
6)
Dikembalikan dan diklaim sesuai aturan yang berlaku.
7)
Dihapuskan sesuai dengan aturan yang berlaku.
g.
33.
5)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
obat.
Bentuk/jenis matkes yang disimpan.
Pengaturan ruangan.
Sistem penyimpanan.
Pengaturan dalam penyimpanan.
Penggunaan alat bantu.
Tertib administrasi.
Faktor-faktor lain :
24
a
Keamanan gudang
1)
2)
Disetiap gudang harus terdapat alat pemadam kebakaran, baik
yang modern maupun tradisional
3)
Petugas gudang harus mahir mempergunakan alat pemadam
kebakaran tersebut.
4)
Gudang harus terhindar dari kebocoran atap/dinding baik air hujan
langsung maupun tampiasan air hujan.
b.
Penerangan Gudang
1)
2)
Keamanan instalasi listrik harus
pemasangan handle listrik dan sekring.
pula
diperhatikan
dengan
3)
Penerang ini harus membantu penerangan yang jelasa baik pada
siang hari maupun pada siang hari sehingga keadaan gudang dengan
materiel yang ada didalamnya jelas.
c.
Kerusakan Materiel didalam Gdang. Apabila terdapat materiel yang
rusak didalam penyimpanan seperti karena pecah, menguap, meleleh, kadaluarsa
dan lain lain harus dilaporkan kepada Ordonatur, untuk ditentukan tindak lanjut
sesuai keputusan Ordnatur, barang rusak harus disimpan terpisah dari yang masih
baik.
d.
Kunci Gudang
1)
Apabila tidak ada kegiatan didalam gudang seperti pembersihan,
pemasukan, pengeluaran materiel,maka gudang harus selalu dalam
keadaan terkunci.
2)
Kunci-kunci gudang harus disimpan dalam lemari kaca yang terkunci
yang berada pada Bendahawan/kepala gudang.
3)
4)
Apabila dalam keadaan darurat, maka bila perlu kaca lemari kunci
boleh dipecahkan untuk segera dapat mengambil kunci-kunci gudang dalam
rangka penyelamatan barang.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN LOGISTIK RUMKIT
34.
Umum.
Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan Negara, laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu disampaikan
tepat waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi pemerintah
25
35.
Total Quality Manajemen. Adalah manajemen mutu paripurna yaitu suatu proses
manajemen dengan pendekatan perilaku atau budaya organisasi yang berorientasi pada
peningkatan mutu terus menerus dan kepuasan pelanggan, dengan dukungan komitmen
pimpinan, kebersamaan karyawan serta secara lintas fungsional, menyeluruh, terpadu
dengan pendekatan system, dan didasari metode ilmiah dalam pemecahan masalah serta
pengambilan keputusan.
Bersama artinya seluruh petugas atau pegawai dari pimpinan puncak sampai
bawahan berperan serta.. Menyeluruh artinya meliputi semua usaha preventif, kuratif,
rehabilitatif dan promotif. Terpadu artinya kegiatan unit-unit tidak terpisahkan sejak dari
perencanaan mutu (quality planning), pelaksanaan pekerjaan yang bermutu (jaga mutu)
dan pengendalian mutu (quality control), dan memperoleh hasil yang bermutu, artinya
diperoleh kepuasan tidak saja bagi para petugas namun khususnya bagi pelanggan, serta
berwawasan lingkungan.
a.
3)
4)
Manajemen mutu adalah tentang pencegahan. Mencegah adanya
hasil produksi yang tidak bermutu lebih baik daripada membuang hasil
produksi yang tidak bermutu.
5)
Biaya mutu. Adalah biaya total untuk mendapatkan mutu termasuk
biaya pencegahan, penaksiran, kegagalan di dalam atau di luar organisasi,
melampaui atau melebihi persyaratan yang diminta pelanggan dan biaya
peluang yang hilang karena ditinggalkan pelanggan lama atau tak
mendapatkan pelanggan baru akibat mutu produk yang rendah.
6)
Peningkatan mutu yang terus menrus berdasarkan data dan fakta,
bukan opini.
7)
Berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didukung dengan
pendidikan dan pelatihan.
8)
26
9)
10)
Benchmarking.
Yaitu membandingkan penampilan perusahaan
dengan yang lain, menaksir kompetisi mereka dan diri mereka, dan
menggunakan pengetahuan itu dalam membuat rencana desain agar paling
bagus di pasaran. Targetnya adalah lebih daripada pesaing yang terbaik.
Untuk itu dengan mengukur tiga komponen :
a)
b)
c)
11)
12)
36.
Evaluasi.
a.
b.
Rumkit
BAB IX
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
( Bukan Naskah Ujian)
37.
Evaluasi Akhir.
a.
Umumnya istilah logistik belum digunakan di rumah sakit, namun demikian
tidak sedikit yang mengekspresikan istilah logistik dengan bahan bahan
kebersihan, ATK, sebutkan dan alat rumah tangga .
Apa pendapat saudara ? bagaimana seharusnya ?
b.
Dalam melaksanakan fungsi logistik dalam memberikan pelayanan farmasi,
harus memiliki pedoman yang dapat dipertanggung jawabkan sebutkan pedoman
tersebut ?
1)
2)
3)
4)
RAHASIA
27
27
Lampiran III Keputusan Dirkesad
Nomor Kep /
/
/ 2007
Tanggal
2007
BAB X
PENUTUP
38.
Penutup.
Demikian Naskah Sekolah Sementara Tentang Manajemen Logistik
Rumah Sakit ini disusun untuk pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam proses belajar
mengajar pada Kursus Perwira Manajemen Logistik Kesehatan Pusdikkes Kodiklat TNI
AD.
Heridadi M.Sc.
Brigadir Jenderal TNI
RAHASIA
KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL