Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PARA PELAKU
TAMLIKHA: Pemuda, cerdas, penasihat raja
MARTUNUS: Pemuda, tegas, tegap, kepala keamanan istana
MAKSALMINA: Pemuda, bijak, seorang hakim
BIRUNUS:, Pemuda, idealis, penyair
DOMINUS: Pemuda, mudah lapar, penyair
YATHUNUS: Pemuda, ceplas-ceplos, penyair
FALYASTATYUNUS Pemuda, gagap dan latah, petani
QITMIR: Anjing hitam
RAJA: Berwibawa dan bijak
SINOPSIS
Drama Ashabul Kahfi diinspirasi dari surat Al Kahf, surat yang ke-18 dalam Kitab suci Al
Quran. Drama ini mengisahkan tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang bersembunyi
di dalam gua. Ketujuh pemuda itu adalah Tamlikha, Martunus, Maksalmina, Birunus,
Dominus, Yathunus, Falyastatyunus, serta seekor anjing yang bernama Qitmir.
Dikisahkan bahwa mereka dikejar pasukan kerajaan yang dipimpin oleh seorang rejim
yang kejam. Rejim itu bernama Decyanus. Di samping dikenal sebagai raja yang zalim,
Decyanus adalah penyembah berhala yang mewajibkan seluruh rakyatnya untuk memuja
berhala. Tindakan yang zalim dan pemujaan berhala sangat bertentangan dengan
keyakinan tujuh pemuda. Ketujuh pemuda tersebut sangat meyakini akan Keesaan Tuhan
dan Tuhan yang sesungguhnya bukanlah berhala-berhala yang selama ini disembahsembah. Demi menjaga keyakinan inilah ketujuh pemuda rela meninggalkan jabatan,
pekerjaan, dan kesenangan yang bersifat duniawi. Akibatnya mereka diburu untuk
ditangkap karena keyakinan tersebut dapat membahayakan kerajaan. Dalam pelariannya
tersebut, ketujuh pemuda dan seeokor anjing bersembunyi di dalam gua. Dengan
kekuasaan_Nya, Allah menjaga dan melindungi ketujuh pemuda dari kejaran rejim
Decyanus. Allah menidurkan mereka selama tiga ratus tahun syamsiah atau tiga ratus
sembilan tahun qomariah. Kemudian, Allah membangunkan mereka kembali agar
menjadi pelajaran bagi manusia bahwa Allah Maha Besar dan tidak ada yang mustahil
bagi Tuhan. Meski sempat bertanya-tanya dan terheran-heran dengan kejadian yang
mereka alami, peristiwa tersebut makin menambah keimanan mereka kepada Tuhan.
PANGGUNG GELAP SOUND EFFECT: SUARA PERKUSI DARI BERBAGAI ARAH
ONLY SOUND (OS)
KOOR MASSA: Tangkap para pemberontak! Tangkap buronan!
LAMPU MENYOROT SEBUAH GUA TAMPAK MULUT GUA DAN SEBAGIAN ISI
DI DALAMNYA LAMPU MENYOROT PENONTON YANG DISETTING SEPERTI
BERADA DALAM HUTAN. TIGA ORANG PEMUDA BERLARI DARI ARAH
BELAKANG PENONTON KETIGA PEMUDA ITU LARI TERGOPOH-GOPOH.
SEMPAT TERJATUH, TETAPI SEGERA BANGUN DAN BERLARI
TAMLIKHA: Hai, akan kau bawa ke mana?
MARTUNUS: Ssst. Diamlah!
TAMLIKHA: Siapa kau?
MARTUNUS: Ssst. Belum saatnya bicara!
MAKSALMINA: Tapi
MARTUNUS: Cepatlah, tak ada waktu untuk berdebat!
TAMLIKHA: Kakiku sakit
MARTUNUS: Ayolah, mereka sebentar lagi menyusul kita.
TAMLIKHA: (Menyeringai kesakitan) Tapi
MARTUNUS: Cepatlah, kalau sampai kita tertangkap, kita akan dijebloskan ke dalam
penjara. Setelah itu kita disuruh bertarung dengan singa-singa yang lapar!
TAMLIKHA: Aku tak takut mati!
MARTUNUS: Tapi kita tak ingin mati sia-sia bukan!
MAKSALMINA: Kau benar, perjuangan belum berakhir!
TAMLIKHA: Ya, tapi(merintih kesakitan)
MARTUNUS: Mari, aku gendong Tuan. Naiklah ke punggungku!
TAMLIKHA DIGENDONG MARTUNUS MAKSALMINA MENGIKUTI DARI
BELAKANG DENGAN PENUH WASPADA KETIGA PEMUDA ITU MEMASUKI
GUA TAMLIKHA DAN MAKSALMINA LANGSUNG TERSUNGKUR KEHABISAN
BERJAGA-JAGA
DENGAN
PEDANGNYA.
TAMLIKHA
DAN
Mulia Decyanus.
SOUND EFFECT: SUARA LANGKAH KAKI ORANG BERLARI. SUARA ORANGORANG MENGEJARNYA SUARA ANJING MENYALAK LAMPU MENYOROT
SEORANG PEMUDA DAN SEEKOR ANJING SEORANG PEMUDA DAN SEEKOR
ANJING BERLARI DARI ARAH PENONTON. SEORANG PEMUDA BERLARI
DIIKUTI ANJINGNYA PEMUDA ITU MEMASUKI GUA. ANJING TERUS
MENYALAK DI MULUT GUA MARTUNUS TAMPAK BERJAGA-JAGA DENGAN
PEDANGNYA.
TAMLIKHA,
MAKSALMINA,
DOMINUS,
BIRUNUS,
DAN
MENDEKATI
FALYASTATYUNUS
DENGAN
MENGHUNUS
Maafkan aku Falyastatyunus. Aku tadi tertidur. Aku tak sempat menjaga anjingmu.
MAKSALMINA: Aneh, rasanya kita baru sebentar tertidur. Tapi...
TAMLIKHA: Tidak ada tanda-tanda anjing ini dibunuh. Tulang ini bukan lagi seperti
tulang biasa. Tulang ini seperti fosil, seperti sudah beratus-ratus tahun lamanya.
BIRUNUS: Mana mungkin. Kita baru saja semalam di sini. Mana mungkin anjing ini
berubah menjadi fosil. Atau ini bukan Qitmir?
MARTUNUS: Semalam sudah kuperiksa seluruh isi gua ini. Tidak ada tulang belulang di
sekitar sini.
MAKSALMINA: Berarti ini tulang Qitmir?
DOMINUS: Siapa yang telah membunuhnya?
MARTUNUS: Semalam aku masih melihat dia duduk di sebelah Tuan Falyastatyunus.
Lalu aku tertidur dan aku bangun sudah seperti ini?
TAMLIKHA: Ehm, kurasa bukan semalam kita tertidur, tetapi telah bertahun-tahun.
BIRUNUS, DOMINUS,
YATHUNUS: Bertahun-tahun?
TAMLIKHA: Bukan, beratus-ratus tahun. BIRUNUS, DOMINUS, YATHUNUS:
Beratus-ratus tahun? Hahaha....
TAMLIKHA: Aku serius! BIRUNUS (Tertawa) Tuan pandai bercanda.
MAKSALMINA: (menunjuk sesuatu) Cepatlah keluar! Lihat ada yang aneh. Banyak
asap mengepul di sekitar sini. Berarti tempat kita tidak jauh dari perkampungan.
MARTUNUS: Sungguh aneh. Rasanya kemarin tempat ini hutan belantara, sangat jauh
dari perkampungan.
BIRUNUS: Aku sangat mengenal daerah ini. Setahuku gua ini jauh dari perkampungan.
Bahkan, gua ini jarang dikunjungi orang, kecuali aku yang suka bertapa di sini .
DOMINUS: Jadi sudah berapa lama kita tinggal di sini?
TAMLIKHA: Siapa yang mau pergi ke perkampungan? Kita semua sudah lapar. Kita
perlu belanja.
MARTUNUS: Aku saja.
TAMLIKHA: Jangan, itu berbahaya! Ciri-cirimu mudah dikenali orang. Kau saja
Falyastatyunus. Kau seorang petani, jadi tidak banyak yang mengenalimu.
FALYASTATYUNUS: Ta..ta..tapi...
MARTUNUS: Jangan khawatir, aku seorang prajurit. Aku bisa bergerak dengan gesit.
Aku akan sekalian melihat keadaan di sekitar. Kalau ternyata tidak aman, kita harus
segera meninggalkan tempat ini.
MAKSALMINA: Baiklah, kau seorang prajurit tentu lebih paham daripada kami.
MARTUNUS Jangan meninggalkan gua ini sebelum ada pemberitahuan dariku!
MAKSALMINA: Berhati-hatilah, kawan!
MARTUNUS OUT STAGE YATHUNUS Menurutmu sudah berapa lama kita di sini?
DOMINUS: Entahlah
YATHUNUS: Ah, kau hanya perut saja yang dipikirkan
DOMINUS: Apalah artinya hari ini, esok, lusa, kemarin, atau bertahun-tahun yang lalu.
YATHUNUS: Semua waktu punya arti dan nilai.
DOMINUS: Lalu?
YATHUNUS: Dalam putaran waktu tentu banyak peristiwa yang bersejarah
DOMINUS: Bersejarah?
YATHUNUS: Tidakkah kau merasakan hal yang aneh dengan keadaan kita sekarang ?
DOMINUS:
Aneh?
YATHUNUS: Tentu saja aneh.
DOMINUS: Ya, ya, ya, aneh. Perutku terasa lapar sekali. Rasanya seperti sudah berharihari aku tak makan, padahal kita baru semalam di sini.
YATHUNUS: Selalu saja isi perut yang menjadi ukuranmu.
DOMINUS: Maaf, aku tak bisa lagi berpikir jernih.
SOUND EFFECT : SUARA BEBERAPA LANGKAH KAKI KUDA
MAKSALMINA: Ssst, kalian dengar suara apa itu?
YATHUNUS: Seperti.
SOUND EFFECT: SUARA RINGKIK KUDA DAN LAGKAH-LANGKAH KUDA
LEBIH DARI SATU.
MAKSALMINA: Ssst, ada yang menuju kemari!
MUSIK: IRAMA MENEGANGKAN YATHUNUS, DOMINUS, DAN MAKSALMINA
SEGERA BERSEMBUNYI DI BALIK BATU
YATHUNUS: Di mana Martunus, Birunus, Tamlikha, Falyastatyunus? Mengapa mereka
tidak kembali?
DOMINUS: Jangan-jangan
YATHUNUS: O, celaka kalau sampai tertangkap
MAKSALMINA: Sst, jangan menduga yang tidak-tidak.
DOMINUS: Jangan-jangan.
YATHUNUS: Bisa jadi.
MAKSALMINA: Ssst, jangan berpikiran buruk!
SOUND EFFECT: SUARA LANGKAH-LANGKAH KUDA YANG MENJAUH
YATHUNUS: Mereka pasti para prajurit yang menangkap teman-teman kita!
DOMINUS: (Menangis) O, tidak, aku tidak ingin kehilangan kalian.
YATHUNUS: Bagaimana Tuan Maksalmina? Apa yang harus kita lakukan?
MIKSALMINA: Kita doakan semoga teman-teman dalam lindungan_Nya.
YATHUNUS DAN DOMINUS: Amin.
DOMINUS MASIH MENANGIS
MAKSALMINA: Sudahlah, jangan menangis. Menangis tak menyelesaikan masalah.
YATHUNUS: Apakah sebaiknya kita menyusul mereka?
MAKSALMINA: Ke mana?
YATHUNUS: Istana. Mereka pasti dibawa ke sana.
MAKSALMINA: Lalu?
YATHUNUS: Kita lepaskan mereka!
MAKSALMINA: Kita harus menyadari kekuatan diri. Kita tidak memiliki ilmu bela diri.
Senjata pun tak punya.
YATHUNUS: Aku punya kawan dekat. Dia seorang jenderal. Mungkin beliau bisa
melepaskan kawan-kawan kita.
MAKSALMINA: Apakah jenderal itu berani melawan Yang Mulia?
YATHUNUS: Paling tidak, membujuk Yang Mulia agar memberikan hukuman yang
ringan. MAKSALMINA: Mustahil, aku kenal watak Yang Mulia. Kalau sudah membenci
seseorang, Yang Mulia tak segan-segan memberikan hukuman yang teramat keji.
YATHUNUS: Tapi, bukankah Tamlikha itu orang kepercayaan Yang Mulia?
MAKSALMINA: Tamlikha telah menghianati Yang Mulia! Tamlikha telah berani
menentang tuhan-tuhan yang disembah Yang Mulia.
YATHUNUS: Lalu.
MARTUNUS IN
STAGE DENGAN
TERGOPOH-GOPOH
MAKSALMINA,
MAKSALMINA: Tenanglah, kita pasrahkan kepada Tuhan. Hidup dan mati adalah
wilayah kekuasaan Tuhan.
LAMPU
MENYOROT
TAMLIKHA,
BIRUNUS,
FALYASTATYUNUS
DAN
Ma..ma..kanlah!
I..ni...pem...pem..pembe..be..rian
Yang...Yang...Mu..mu..lia.
MARTUNUS, DOMINUS, YATHUNUS, DAN MAKSALMINA: (Terkejut) Pemberian
Yang Mulia?
MARTUNUS: Kalian tidak dihukum?
BIRUNUS: Justru kami dijamu dengan sangat istimewa.
MARTUNUS, DOMINUS, YATHUNUS, DAN MAKSALMINA: Dijamu?
BIRUNUS: Ya, benar-benar dijamu. Yang Mulia sungguh baik dan bijak.
MAKSALMINA: Hah? Kalian pasti telah dicuci otak. Kalian telah menghianati
keyakinan kalian sendiri!
MARTUNUS: Aku tak sudi menerima makanan ini. (menghunus pedang) Pergi kalian.
Kalian telah berkhianat!
TAMLIKHA: Tunggu, jangan salah paham. Raja yang sekarang bukanlah Yang Mulia
Decyanus.
YATHUNUS: Maksud Tuan?
TAMLIKHA: Saat ini kerajaan dipimpin oleh raja yang alim, bijak dan satu keyakinan
dengan kita.
Yang Mulia sangat meyakini bahwa Tuhan itu hanya satu dan
Mahasegalanya.
DOMINUS: Benarkah?
BIRUNUS: Demi Tuhan, apa yang kami bicarakan adalah benar!
MAKSALMINA: Aku percaya dengan kalian. Semua ini memang terjadi di luar akal
manusia. Dan, kebesaran Tuhan tidak bisa kita ukur dengan keterbatasan akal manusia.
TAMLIKHA: Atas kejadian ini sesungguhnya kita harus lebih meyakini atas kekuasaan
Tuhan.
BIRUNUS: Kita sungguh bersyukur telah dipilih Tuhan menjadi salah satu bukti
kekuasaan Tuhan. Semoga orang-orang menyadarinya.
FALYASTATYUNUS: Ma..ma..af, Ya..ya..Yang Mu..mu..lia tetetelah meme
nunggu.
TAMLIKHA: Oya, kami tadi diantar langsung oleh Yang Mulia beserta para pembesar
istana. Mereka ingin bertemu dengan kalian.
YATHUNUS: Wow, kita akan menghadap raja baru. Siapa nama Yang Mulia ?
MAKSALMINA: Tidak! Itu tidak penting!
TAMLIKHA: Maksudmu?
MAKSALMINA: Sebaiknya kita tidak menemui Yang Mulia dan siapa pun juga.
BIRUNUS Kenapa begitu?
MAKSALMINA: Akuaku
TAMLIKHA: Katakanlah.
MAKSALMINA: Aku takut.
MARTUNUS: Aku akan melindungimu.
MAKSALMINA: Aku tak
BIRUNUS: Tenanglah. Raja yang sekarang sungguh bijak.
MAKSALMINA: Aku tak pernah takut akan hal itu. Kematian bukan hal yang perlu kita
takutkan. Tapi ....
Ya,
ka..ka..lian...be...be..benar.
TUTUP
:
http://fiksiana.kompasiana.com/acep.yonny/drama-ashabul-
kahfi_55c931fa79937348084b21d9