Smoking Cessation
Pembimbing:
Dr. dr. Shirley I. Moningkey,
M.Kes dr. Corry Iriene
Penyusun :
Riani Loretta (07120110016)
Smoking Cessation
Riani Loretta
DATA PASIEN
Nama
: Tn. C
No. RM
: 0012009
Umur
: 24 tahun
Pekerjaan
:Pegawai swasta
Pendidikan
: S1
Smoking Cessation
Riani Loretta
METODE
Metode yang digunakan dalam program Smoking Cessation ini diambil dari WHO
European Strategy for Smoking Cessation Policy. Ini dari metode ini adalah memotivasi
perokok untuk melawan ketergantungannya terhadap rokok. WHO
Psychiatric Association
dan
American
merokok dan kasus relapse adalah karena efek ketergantungan yang ditimbulkan oleh nikotin.
Adapun beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Brief opportunistic advice from a healthcare professional.
Intervensi ini diberikan selama 10-15 menit dimana perokok dijelaskan bahaya dari
rokok dan diberi tips-tips mengenai cara berhenti merokok dengan pemicu dari
factor lingkungan dan kesadaran diri sendiri.
2. Individual counseling
Intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk dapat melakukan
tanya jawab dan menjelaskan kesulitan berhenti merokok sehingga tenaga medis
dapat membantu perokok mencari solusi untuk kesulitan-kesulitan tersebut sehingga
dapat meningkakan kepercayaan diri perokok untuk dapat berhenti.
3. Behavioral approach
Perokok diberikan pilihan apakah ingin berhenti seketika (cold turkey) atau berhenti
bertahap melalui pengurangan bertahap dari jumlah rokok yng dihisap dengan
menetapkan target jumlah rokok maksimal yang dapat dihisap dalam kurun waktu
tertentu. Pasien juga dijelaskan mengenai prinsip berhenti merokok dimana lebih
cepat lebih baik.
4. Terapi pengganti nikotin
Perokok disarankan untuk mengkonsumsi permen karet sebagai pengganti
saat timbul keinginan untuk merokok.
Metode ini dilakukan dengan menetapkan target dalam 1 minggu pasien dapat
mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap menjadi 6 batang/hari. Pasien melakukan
kunjungan sebanyak 3 kali. Pertemuan yang pertama kali adalah saat pasien datang berobat,
rentang waktu antara setiap kunjungan adalah 3 - 4 hari. Total waktu pengamatan adalah 10
hari dengan waktu pengamatan efektif 9 hari, mulai dari tanggal 22 Februari s/d 2
Maret 2016 di Puskesmas Suradita.
HASIL PENGAMATAN
Hasil
Berikut adalah tabel-tabel hasil pengamatan jumlah merokok pasien mulai dari
tanggal 22 Februari s/d 2 Maret 2016.
Tanggal
22 Feb 2016
Tanggal
23 Feb
2016
Tanggal
24 Feb
2016
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
09.00
Tempat kerja
Sendiri
12.00
Tempat kerja
Teman
10
15.00
Tempat makan
Teman
13
16.00
Tempat kerja
Sendiri
14
19.00
Tempat kerja
Sendiri
17
21.00
Tempat kerja
Tetangga
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
07.00
Teras rumah
Sendiri
09.00
Tempat kerja
Teman
12.00
Tempat kerja
Teman
11
15.00
Tempat makan
Teman
14
16.00
Tempat kopi
Teman
19
18.00
Rumah teman
Teman
22
20.00
Rumah teman
Teman
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
07.00
Teras rumah
Sendiri
10.00
Tempat kerja
Teman
13.00
Tempat kerja
Teman
15.00
Tempat kerja
Teman
12
17.00
Tempat makan
Teman
Tanggal
25 Feb
2016
Tanggal
26 Feb
2016
Tanggal
27 Feb
2016
Tanggal
16
18.00
Tempat kerja
Teman
20
20.00
Tempat kerja
Teman
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
07.00
Teras rumah
Sendiri
09.00
Tempat kerja
Teman
12.00
Tempat kerja
Teman
15.00
Tempat kerja
Teman
14
16.00
Tempat makan
Teman
15
14.00
Tempat kerja
Teman
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
07.00
Teras rumah
Sendiri
11.00
Tempat kerja
Teman
13.00
Tempat kerja
Teman
10
16.00
Tempat makan
Teman
11
20.00
Teras rumah
Sendiri
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
07.00
Teras rumah
Sendiri
09.00
Tempat kerja
Teman
13.00
Tempat kerja
Teman
15.00
Tempat kerja
Teman
10
18.00
Tempat makan
Teman
12
21.00
Teras rumah
Sendiri
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
28 Feb
2016
Tanggal
29Feb
2016
Tanggal
1 Mar
2016
09.00
Teras rumah
Sendiri
12.00
Tempat kerja
Teman
10
13.00
Tempat kerja
Teman
11
16.00
Tempat kerja
Teman
13
20.00
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
09.00
Teras rumah
Sendiri
12.00
Tempat makan
Teman
15.00
Tempat kerja
Teman
16.00
Tempat kerja
Teman
11
18.00
Tempat makan
Teman
12
21.00
Teras rumah
Sendiri
Jumlah Rokok
Waktu
Skala
Tempat Aktivitas
Dengan siapa
08.00
Tempat kerja
Teman
10.00
Tempat kerja
Teman
12.00
Tempat makan
Teman
16.00
Tempat kerja
Teman
10
20.00
Tempat kerja
Teman
Skala 1
: Kurang penting
Skala 2
: Lumayan penting
Skala 3
: Sangat penting
Teras rumah
Sendiri
10
jumlah
5
0
42423
42425
42427
42429
42422
42424
42426
42428
42430
17
22
20
20
15
12
13
12
10
berat
seperti
pasien
yang
memiliki
ketergantungan terhadap rokok untuk dapat mengurangi jumlah rokok per harinya. Dengan
adanya kecenderungan berkurangnya jumlah rokok yang pasien hisap per harinya, pasien
berharap untuk ke depannya ia dapat mengurangi jumlah rokok lebih banyak dan akhirnya
berhenti merokok.
Menurut pengakuan pasien, saat-saat keinginan merokok yang sangat kuat adalah saat
sedang bersama dengan teman. Apabila dilihat dari tabel jumlah rokok per hari yang dihisap
oleh pasien, dapat ditemukan pola adanya peningkatan drastis jumlah batang rokok yang
dihisap pada saat pasien bersama teman. Selain setelah makan, faktor berikutnya yang
menyebabkan pasien sulit untuk menahan keinginan merokok adalah stres yang ia alami
di tempat kerjanya serta pergaulan teman kerja yang juga merupakan perokok berat seperti
pasien.
Pasien menyatakan bahwa setiap kali muncul keinginan merokok, pasien berusaha
mengingat informasi yang telah diberitahukan oleh dokter mengenai bahaya merokok dan
pasien tidak menderita penyakit-penyakit tersebut. Pasien juga menyadari bahwa dukungan
dari keluarga adalah hal yang sangat penting dalam membantunya untuk mengurangi rokok,
namun yang paling penting dari semuanya adalah niat dari dirinya sendiri untuk
berhenti merokok. Pasien menyatakan saat ini belum bisa 100% berhenti merokok karena hal
tersebut sangat sulit. Meski demikian, pasien berharap ingin segera bisa berhenti merokok
secara total.
Kesimpulan
Bagi seorang perokok, untuk berhenti kebiasaan merokok merupakan hal yang sulit,
terutama apabila seseorang telah merokok dalam jangka waktu yang lama. Maka sangat
diperlukan berbagai pendukung agar dapat dicapai keberhasilan dalam program ini, yaitu
faktor internal berupa kemauan yang kuat dari diri sendiri dan faktor eksternal berupa
dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan tekad yang kuat serta dukungan dari
luar maka hasil dari program akan menjadi lebih maksimal. Di sini peran keluarga,
lingkungan serta petugas kesehatan sangat penting untuk memberikan semangat, motivasi
dan informasi hingga pasien terus mau berusaha untuk berhenti merokok. Terutama pada
individu dengan kemauan kuat seperti pasien yang telah dideskripsikan sangat penting
dorongan petugas kesehatan dan lingkungan untuk terus memotivasi individu tersebut.