Anda di halaman 1dari 8

Laporan Hasil Pengamatan

Smoking Cessation

Pembimbing:
Dr. dr. Shirley I. Moningkey,
M.Kes dr. Corry Iriene

Penyusun :
Riani Loretta (07120110016)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan


Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Pelita Harapan Puskesmas Suratida
Periode 18 Januari 12 Maret 2016

Smoking Cessation

Riani Loretta

DATA PASIEN

Nama

: Tn. C

No. RM

: 0012009

Umur

: 24 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


Alamat

: Griya Serpong Asri, Cisauk

Pekerjaan

:Pegawai swasta

Pendidikan

: S1

Tinggi Badan: 178 cm


Berat Badan : 78 kg

Kategori perokok : Perokok aktif, sejak 8 tahun yang lalu


Jumlah rokok yang dihisap dalam 1 hari dalam 1 minggu terakhir sebanyak 10-25
batang rokok dengan rata-rata 15 batang per hari. Menurut indeks Brinkman, pasien
termasuk perokok ringan.

Riwayat mencoba berhenti merokok : ada


Pasien telah mencoba untuk berhenti merokok hampir setiap tahun, namun pasien
merasa selalu gagal. Pernah sekitar 2 tahun lalu pasien berhenti merokok dan berhasil selama
hampir 6 bulan. Namun kondisi pekerjaan dan lingkungan selalu membawa pasien untuk
kembali merokok sehingga pasien gagal berhenti merokok. Hal yang pasien lakukan yakni tidak
merokok sama sekali dan mengurangi berpergian bersama teman perokok.
Niat untuk berhenti merokok : ada
Pasien selalu berniat untuk berhenti merokok sejak 3 tahun yang lalu, tetapi tidak
pernah berhasil. Pasien ingin berhenti rokok sejak menyadari borosnya pengeluaran akibat
rokok.

Smoking Cessation

Riani Loretta

METODE

Metode yang digunakan dalam program Smoking Cessation ini diambil dari WHO
European Strategy for Smoking Cessation Policy. Ini dari metode ini adalah memotivasi
perokok untuk melawan ketergantungannya terhadap rokok. WHO
Psychiatric Association

dan

American

menyebutkan bahwa penyebab utama perokok sulit berhenti

merokok dan kasus relapse adalah karena efek ketergantungan yang ditimbulkan oleh nikotin.
Adapun beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Brief opportunistic advice from a healthcare professional.
Intervensi ini diberikan selama 10-15 menit dimana perokok dijelaskan bahaya dari
rokok dan diberi tips-tips mengenai cara berhenti merokok dengan pemicu dari
factor lingkungan dan kesadaran diri sendiri.
2. Individual counseling
Intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk dapat melakukan
tanya jawab dan menjelaskan kesulitan berhenti merokok sehingga tenaga medis
dapat membantu perokok mencari solusi untuk kesulitan-kesulitan tersebut sehingga
dapat meningkakan kepercayaan diri perokok untuk dapat berhenti.
3. Behavioral approach
Perokok diberikan pilihan apakah ingin berhenti seketika (cold turkey) atau berhenti
bertahap melalui pengurangan bertahap dari jumlah rokok yng dihisap dengan
menetapkan target jumlah rokok maksimal yang dapat dihisap dalam kurun waktu
tertentu. Pasien juga dijelaskan mengenai prinsip berhenti merokok dimana lebih
cepat lebih baik.
4. Terapi pengganti nikotin
Perokok disarankan untuk mengkonsumsi permen karet sebagai pengganti
saat timbul keinginan untuk merokok.
Metode ini dilakukan dengan menetapkan target dalam 1 minggu pasien dapat
mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap menjadi 6 batang/hari. Pasien melakukan
kunjungan sebanyak 3 kali. Pertemuan yang pertama kali adalah saat pasien datang berobat,
rentang waktu antara setiap kunjungan adalah 3 - 4 hari. Total waktu pengamatan adalah 10
hari dengan waktu pengamatan efektif 9 hari, mulai dari tanggal 22 Februari s/d 2
Maret 2016 di Puskesmas Suradita.

HASIL PENGAMATAN

Hasil
Berikut adalah tabel-tabel hasil pengamatan jumlah merokok pasien mulai dari
tanggal 22 Februari s/d 2 Maret 2016.
Tanggal

22 Feb 2016

Tanggal

23 Feb
2016

Tanggal

24 Feb
2016

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

09.00

Tempat kerja

Sendiri

12.00

Tempat kerja

Teman

10

15.00

Tempat makan

Teman

13

16.00

Tempat kerja

Sendiri

14

19.00

Tempat kerja

Sendiri

17

21.00

Tempat kerja

Tetangga

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

07.00

Teras rumah

Sendiri

09.00

Tempat kerja

Teman

12.00

Tempat kerja

Teman

11

15.00

Tempat makan

Teman

14

16.00

Tempat kopi

Teman

19

18.00

Rumah teman

Teman

22

20.00

Rumah teman

Teman

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

07.00

Teras rumah

Sendiri

10.00

Tempat kerja

Teman

13.00

Tempat kerja

Teman

15.00

Tempat kerja

Teman

12

17.00

Tempat makan

Teman

Tanggal

25 Feb
2016

Tanggal

26 Feb
2016

Tanggal

27 Feb
2016

Tanggal

16

18.00

Tempat kerja

Teman

20

20.00

Tempat kerja

Teman

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

07.00

Teras rumah

Sendiri

09.00

Tempat kerja

Teman

12.00

Tempat kerja

Teman

15.00

Tempat kerja

Teman

14

16.00

Tempat makan

Teman

15

14.00

Tempat kerja

Teman

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

07.00

Teras rumah

Sendiri

11.00

Tempat kerja

Teman

13.00

Tempat kerja

Teman

10

16.00

Tempat makan

Teman

11

20.00

Teras rumah

Sendiri

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

07.00

Teras rumah

Sendiri

09.00

Tempat kerja

Teman

13.00

Tempat kerja

Teman

15.00

Tempat kerja

Teman

10

18.00

Tempat makan

Teman

12

21.00

Teras rumah

Sendiri

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

28 Feb
2016

Tanggal

29Feb
2016

Tanggal

1 Mar
2016

09.00

Teras rumah

Sendiri

12.00

Tempat kerja

Teman

10

13.00

Tempat kerja

Teman

11

16.00

Tempat kerja

Teman

13

20.00

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

09.00

Teras rumah

Sendiri

12.00

Tempat makan

Teman

15.00

Tempat kerja

Teman

16.00

Tempat kerja

Teman

11

18.00

Tempat makan

Teman

12

21.00

Teras rumah

Sendiri

Jumlah Rokok

Waktu

Skala

Tempat Aktivitas

Dengan siapa

08.00

Tempat kerja

Teman

10.00

Tempat kerja

Teman

12.00

Tempat makan

Teman

16.00

Tempat kerja

Teman

10

20.00

Tempat kerja

Teman

Skala 1

: Kurang penting

Skala 2

: Lumayan penting

Skala 3

: Sangat penting

Teras rumah

Sendiri

Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari


25
20
15
target

10

jumlah

5
0
42423
42425
42427
42429
42422
42424
42426
42428
42430

22Feb 23Feb 24Feb 25Feb 26Feb 27Feb 28Feb 29Feb 1Mar


Jumlah
Rokok

17

22

20

20

15

12

13

12

10

Gambar 1. Grafik jumlah batang rokok yang dihisap per hari


Pembahasan
Pasien adalah seorang perokok akfif yang memiliki kebiasaan merokok rata-rata 15
batang per hari. Dengan mengikuti program smoking cessation ini, pasien menyetujui target
untuk mengurangi jumlah rokok yang dihisap per hari menjadi 10 batang per hari dalam
waktu 9 hari. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam waktu 9 hari, pasien hampir
dapat mencapai target yang ditentukan yaitu 10 batang per hari. Menurut pasien, pasien
seringkal merasa tidak nyaman apabila tidak merokok di tengah kesibukannya bekerja. Meski
sudah dianjurkan untuk mengunyah permen karet sebagai pengganti kebiasaan merokok,
pasien pada akhirnya tetap merokok beberapa batang setelah tidak lagi dapat bertahan
dengan permen karet. Menurut pengakuan pasien, ia tidak dapat berkonsentrasi dengan
pekerjaannya bila tidak merokok dalam jangka waktu lama dan tidak tahan apabila melihat
temannya merokok pada saat kerja maupun waktu istirahat.
Meski demikian, pasien tetap menunjukkan adanya keinginan untuk mengurangi
jumlah rokoknya. Hal ini dapat dilihat dari tren grafik pada Gambar 1 dimana pada hari
pertama program pasien masih merokok 17 batang rokok per hari, sementara pada hari
terakhir program jumlah rokok sudah berkurang menjadi 10 batang. Dibutuhkan perjuangan
yang cukup berat bagi seorang perokok

berat

seperti

pasien

yang

memiliki

ketergantungan terhadap rokok untuk dapat mengurangi jumlah rokok per harinya. Dengan
adanya kecenderungan berkurangnya jumlah rokok yang pasien hisap per harinya, pasien
berharap untuk ke depannya ia dapat mengurangi jumlah rokok lebih banyak dan akhirnya
berhenti merokok.
Menurut pengakuan pasien, saat-saat keinginan merokok yang sangat kuat adalah saat
sedang bersama dengan teman. Apabila dilihat dari tabel jumlah rokok per hari yang dihisap
oleh pasien, dapat ditemukan pola adanya peningkatan drastis jumlah batang rokok yang
dihisap pada saat pasien bersama teman. Selain setelah makan, faktor berikutnya yang
menyebabkan pasien sulit untuk menahan keinginan merokok adalah stres yang ia alami
di tempat kerjanya serta pergaulan teman kerja yang juga merupakan perokok berat seperti
pasien.
Pasien menyatakan bahwa setiap kali muncul keinginan merokok, pasien berusaha
mengingat informasi yang telah diberitahukan oleh dokter mengenai bahaya merokok dan
pasien tidak menderita penyakit-penyakit tersebut. Pasien juga menyadari bahwa dukungan
dari keluarga adalah hal yang sangat penting dalam membantunya untuk mengurangi rokok,
namun yang paling penting dari semuanya adalah niat dari dirinya sendiri untuk
berhenti merokok. Pasien menyatakan saat ini belum bisa 100% berhenti merokok karena hal
tersebut sangat sulit. Meski demikian, pasien berharap ingin segera bisa berhenti merokok
secara total.
Kesimpulan
Bagi seorang perokok, untuk berhenti kebiasaan merokok merupakan hal yang sulit,
terutama apabila seseorang telah merokok dalam jangka waktu yang lama. Maka sangat
diperlukan berbagai pendukung agar dapat dicapai keberhasilan dalam program ini, yaitu
faktor internal berupa kemauan yang kuat dari diri sendiri dan faktor eksternal berupa
dukungan keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan tekad yang kuat serta dukungan dari
luar maka hasil dari program akan menjadi lebih maksimal. Di sini peran keluarga,
lingkungan serta petugas kesehatan sangat penting untuk memberikan semangat, motivasi
dan informasi hingga pasien terus mau berusaha untuk berhenti merokok. Terutama pada
individu dengan kemauan kuat seperti pasien yang telah dideskripsikan sangat penting
dorongan petugas kesehatan dan lingkungan untuk terus memotivasi individu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai