Kasus
Luka Bakar Pada Anak
Pendamping:
dr. Irmastuti, MARS
Borang Portofolio Internship RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Periode Februari 2016- 2017
Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
Tanggal Presentasi
Tempat Presentasi
Obyektif presentasi
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Lansia
Deskripsi
No. RM :
Nama Pendamping :
dr. Irmastuti, MARS
Tinjauan Pustaka
Keterampilan
Penyegaran
Manajemen
Masalah
Istimewa
Bayi
Anak
Remaja
Bumil
Laki-laki, 3 tahun, terkena ledakan petasan dan mengalami luka bakar gr.
II-III seluas 4% pada area wajah dan luka bakar gr. I seluas 2% pada area
Tujuan :
Bahan bahasan :
Cara membahas :
leher.
Penatalaksanaan awal luka bakar pada anak
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Diskusi
Presentasi dan Diskusi
Email
Data Pasien :
Nama Klinik :
Nama : An. I
Usia : 3 tahun
No Registrasi :
RSUD H. Padjonga Dg. Telepon :
Terdaftar Sejak :
Audit
Pos
Ngalle
Data Utama untuk bahan diskusi :
1. Riwayat Penyakit Sekarang :
Dialami pasien 1 jam SMRS. Pasien bermain petasan, kemudian pasien tanpa sengaja
ledakan petasan tersebut mengenai daerah wajah dan lehernya. Pasien segera dilarikan ke
UGD RSUD. H. Padjonga Dg. Ngalle.
2. Riwayat Pengobatan :
Tidak ada pengobatan yang telah diberikan sebelumnya
3. Riwayat Kesehatan/penyakit :
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit sebelum ini.
4. Riwayat Penyakit Keluarga : 5. Riwayat Pekerjaan : 6. Lain-lain (Pemeriksaan fisik dan Penunjang)
Primary Survey
o Airway and cervical control : Clear, patent
o Breathing and ventilation: spontan, RR 24x/menit, vesikuler, simetris kiri
sama dengan kanan
o Circulation and bleeding control: Nadi 112x/mnt, regular, kuat angkar,
2
3mm
o Exposure: Suhu 36,7 oC
Secondary Survey
o Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/o Leher : JVP tidak distensi, dalam batas normal
o Paru : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/o Jantung : S1, S2 takikardia, irama sinus, murmur -/-, gallop -/o Abdomen : Datar lembut. Bising usus (+). Hepar dan lien tidak teraba
o Ekstremitas : CRT < 2 detik, Edema -/-,
o Status Lokalis : Penyebaran luka bakar seperti gambar di bawah. Luka
bakar (+) pada kening sebelah kiri, pelipis kiri, pipi kiri, hidung, dasar
eritama dan putih, tampak basah, tepi luka terdapat kulit yang nekrosis
berwarna kehitaman, bulla (-), tidak ada lagi rambut pada permukaan
kulit, bulu mata terbakar (-), alis terbakar sebahagian, bulu hidung
terbakar (-) bekas jelaga di cuping hidung (-), hematoma (-), pendarahan
aktif (-), jaringan nekrotik (+) pada daerah hidung, nyeri tekan (+). Dan
Luka bakar (+) pada daerah leher, dengan dasar kemerahan, bulla (-),
Nyeri tekan (+)
Kesimpulan :
Wajah (4%) + leher (2%) = 6% luas tubuh
- Ht : 24,8%
- Trombosit : 667.000/uL
1. Fauci AS, et al. Harrisons Principles of Internal Medicine. 18th Ed. USA: The McGrawHill Companies; 2012.
2. Wyatt J.P, et al. Oxford Handbook of Emergency Medicine. 4 th Ed. UK: Oxford
University Press; 2012.
3
Hasil Pembelajaran
1. Temuan pemeriksaan Luka bakar
2. Diagnosis Luka bakar berdasarkan derajatnya
3. Resusitasi luka bakar bila diperlukan
4. Tatalaksana lanjutan luka bakar
5. Tatalaksana bedah
6. Komplikasi yang dapat terjadi
7. Edukasi kepatuhan perawatan di rumah dan kontrol kesehatan
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:
Pasien masuk RS mendukung diagnosis Combustio gr II-III seluas 4% et regio facialis +
combustion ge I seluas 2% et regio collumna e.c ledakan petasan (explosive). Pada kasus ini
diagnosis ditegakkan berdasarkan:
1. Subyektif:
Pasien bermain petasan, kemudian pasien tanpa sengaja ledakan petasan tersebut
mengenai daerah wajah dan lehernya. Kecelakaan seperti ini mengakibatkan hilangnya
fungsi kulit dan iritasi pada ujung syaraf sensoris sehingga pasien sangat merasa nyeri.
Luka bakar pada wajah yang dialami pasien dapat menyebabkan kerusakan jalan napas
dan dapat mengakibatkan sesak, namun dalam kasus ini tidak ditemukan tanda-tanda
tersebut.
2. Obyektif:
Pemeriksaan Fisik: Primary survey ditemukan paten (Airway bebas, breathing
spontan, regular, 24x/menit Cirlulation Nadi = 112x/menit) dan kesadaran
Composmentis GCS15 (E4M6V5). Pada pemeriksaan ini dinilai apakah ada
tanda-tanda syok. karena ditakutkan terjadi syok hipovolemik akibat kekurangan
cairan yang disebabkan karena hilangnya fungsi protektif pada kulit. Dan bila
terjadi takipneu tanpa disertai dengan tanda-tanda kelainan pada paru
menandakan kecurigaan pada trauma inhalasi seperti edema laring. Namun pada
kulit, bulu mata terbakar (-), alis terbakar sebahagian, bulu hidung terbakar (-)
bekas jelaga di cuping hidung (-), hematoma (-), pendarahan aktif (-),
jaringan nekrotik (+) pada daerah hidung, Nyeri tekan (+).
o Regio Collumna: luka bakar (+) dengan dasar kemerahan, bulla (-), Nyeri
tekan (+)
3. Assessment :
o Definisi dan Etiologi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau hilangnya jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api (flame dan kontak benda panas), air panas (Scald),
uap panas, gas panas, bahan kimia (asam atau basa), aliran listrik, sunburn, dan radiasi. Luka
bakar merupakan salah satu jenis trauma yang mempunyai angka morbiditas dan mortalitas
tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut.
Luka bakar akibat ledakan juga menyebabkan kerusakan organ dalam akibat daya ledak
(eksplosif). Pada luka bakar yang disebabkan oleh bahan kimia terutama asam menyebabkan
kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang
menyebabkan gangguan proses penyembuhan.Luka bakar pada anak 65,7% disebabkan oleh
air panas atau uap panas (scald). Mayoritas dari luka bakar pada anak-anak terjadi di rumah
dan sebagian besar dapat dicegah. Dapur dan ruang makan merupakan daerah yang
seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Anak yang memegang oven, menarik taplak
dimana di atasnya terdapat air panas, minuman panas atau makanan panas.
o Klasifikasi Luka Bakar
Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tinggi suhu, lamanya pajanan suhu tinggi, adekuasi
resusitasi, dan adanya infeksi pada luka. Selain api yang langsung menjilat tubuh, baju yang
ikut terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang
terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintetis seperti nilon dan dakron, selain mudah terbakar
juga mudah meleleh oleh suhu tinggi, lalu menjadi lengket sehingga memperberat kedalaman
luka bakar. Kedalaman luka bakar dideskripsikan dalam derajat luka bakar, yaitu luka bakar
derajat I, II, atau III:
Derajat I
Pajanan hanya merusak epidermis sehingga masih menyisakan banyak jaringan untuk
dapat melakukan regenerasi. Luka bakar derajat I biasanya sembuh dalam 5-7 hari dan
dapat sembuh secara sempurna. Luka biasanya tampak sebagai eritema dan timbul
dengan keluhan nyeri dan atau hipersensitivitas lokal. Contoh luka bakar derajat I adalah
sunburn.
Derajat II
Lesi melibatkan epidermis dan mencapai kedalaman dermis namun masih terdapat epitel
vital yang bisa menjadi dasar regenerasi dan epitelisasi. Jaringan tersebut misalnya sel
epitel basal, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan pangkal rambut. Dengan adanya
jaringan yang masih sehat tersebut, luka dapat sembuh dalam 2-3 minggu. Gambaran
luka bakar berupa gelembung atau bula yang berisi cairan eksudat dari pembuluh darah
karena perubahan permeabilitas dindingnya, disertai rasa nyeri. Apabila luka bakar
derajat II yang dalam tidak ditangani dengan baik, dapat timbul edema dan penurunan
aliran darah di jaringan, sehingga cedera berkembang menjadi full-thickness burn atau
luka bakar derajat III.
Derajat II dangkal/superficial (IIA)
Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari dermis. Organ-organ kulit
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea masih banyak.
Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari tanpa terbentuk sikatriks.
Derajat II dalam/deep (IIB)
Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa-sisa jaringan epitel tinggal
sedikit. Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea
tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. Biasanya
penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
Derajat III
Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau jaringan yang
lebih dalam. Pada keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang dapat menjadi dasar
regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan kembali jaringan kulit harus
dilakukan cangkok kulit. Gejala yang menyertai justru tanpa nyeri maupun bula, karena
pada dasarnya seluruh jaringan kulit yang memiliki persarafan sudah tidak intak.
Lund and Browder chart illustrating the method for calculating the percentage of body surface
area affected by burns in children.
2.
3.
10
o Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
11
o Penatalaksanaan
Luka bakar pada penatalaksanaan antara anak dan dewasa pada prinsipnya sama namun pada
anak akibat luka bakar dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak memiliki lapisan
kulit yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan untuk mengalami
hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan). Pasien dengan luka bakar yang luas
dapat dengan mudah terjadi komplikasi mulai dari dehidrasi, syok, kerusakan paru,
hipermetabolisme, emboli, gagal ginjal akut, infeksi sepsis, hingga sampai komplikasi
psikososial dan estetika. Penanganan yang cepat dan tepat merupakan kunci dalam
tatalaksana luka bakar.
Secara sistematik dapat dilakukan 6c : clothing, cooling, cleaning, chemoprophylaxis,
covering and comforting (contoh pengurang nyeri). Untuk pertolongan pertama dapat
dilakukan langkah clothing dan cooling, baru selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
Pemberian cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang
dari itu dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen penting karena
pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena kulit yang
berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan mekanisme dimana terjadi perembesan cairan
dari pembuluh darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya
pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak dan tidak tergantikan
maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan kekurangan
cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat, NaCl 0,9%/normal
Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan
pada bayi dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari
Parkland : [3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA] + cairan rumatan (maintenance per 24 jam).
Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg ke 2 (1120kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x
%TBSA) diberikan setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam
berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang diberikan dapat dilihat dari produksi urin
yaitu 0,5-1cc/kgBB/jam.
o Komplikasi
-
12
o Prognosis
Prognosis dan penangangan luka bakar terutama tergantung pada dalam dan luasnya
permukaan luka bakar; dan penanganan sejak fase awal sampai penyembuhan. Selain itu
faktor letak daerah yang terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita juga turut
menentukan kecepatan penyembuhan.
4. Planning :
13