Disusun oleh
Melisa Novita Sari S. Ked
(0818011030)
Pembimbing
dr. Tantri Dwi Kaniya, Sp. Rad
PROVINSI LAMPUNG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan Subarachnoid (PSA) merupakan gangguan mekanikal sistem
vaskuler pada intrakranial yang menyebabkan masuknya darah ke dalam Ruang
Subarachnoid1. Sekitar 80% Perdarahan Subarachnoid disebabkan oleh ruptur
aneurisma vaskular Intracranial dan 20% disebabkan oleh trauma kepala, Malformasi
Arterio Venosa (MAV) atau ruptur aneurisma mikotik. Aneurisma terjadi apabila
terdapat gangguan pada Lamina Elastis Interna atau dinding arterial yang bisa
menyebabkan ruptur. Kebanyakan pasien yang mengalami ruptur berusia di antara 35
hingga 65 tahun. Aneurisma sering terjadi pada Bifurcatio Arteri Serebri atau
cabangnya. 85% aneurisma terletak pada Sirkulasi Anterior dan 15% aneurisma
terletak pada Sirkulasi Posterior. Aneurisma multipel di identifikasi pada 15 hingga
20% pasien. Arteri Serebri terletak di dalam Ruang Subarachnoid maka apabila
terjadi ruptur dapat menyebabkan Perdarahan Subarachnoid2,3.
Ruptur aneurisma intrakranial dapat menyebabkan kematian pada sebagian
pasien dan sebagian pasien yang masih hidup akan mengalami defisit neurologik
yang disebabkan oleh komplikasi seperti perdarahan ulang, vasospasme atau
hidrosefalus.
Penatalaksanaan
Perdarahan
Subarachnoid
memerlukan
teknik
intervensi bedah saraf dan perawatan Intensive Care Unit (ICU) yang baik3.
Di Amerika Insiden tahunan PSA aneurisma non-traumatik adalah 6-25 kasus
per 100.000. Lebih dari 27.000 orang Amerika menderita ruptur aneurisma
intrakranial setiap tahunnya. Insiden tahunan meningkat seiring dengan usia dan
mungkin dianggap remeh karena kematian dihubungkan dengan penyebab lain yang
tidak dapat dipastikan dengan autopsi. Secara Internasional beragam insiden PSA
telah dilaporkan pada daerah lain di dunia (2-49 kasus per 100.000)4.
Insiden bagi Perdarahan Subarachnoid lebih tinggi pada pria daripada wanita
bagi usia di bawah 40 tahun tetapi pada usia lebih dari 40 tahun perbandingan
wanita : pria adalah 3:2. Di Amerika Serikat, dilaporkan terdapat 6 hingga 28 kasus
per 100.000 orang per tahun. Perdarahan subarachnoid sering terjadi pada usia lebih
daripada 50 tahun dan insiden tertinggi terjadi pada usia 50 hingga 60 tahun.
Penyebab kongenital bisa memicu Perdarahan Subarachnoid misalnya pada kejadian
aneurisma multipel. Insiden dapat meningkat bagi pasien dengan penyakit
sistemik herediter1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Definisi
Pendarahan subarachnoid (PSA)adalah pendarahan diantara lapisan araknoid
dan piamater (subarachnoid space).[1] Subarachnoid space melebar dan mendalam
pada tempat tertentu dan memungkinkan sirkulasi CSF.[2] Penyebab utama
terjadinya PSA adalah karena adanya ruptur/robekan pada arteri serebralis yang
berada pada subarachnoid spaceakibatterjatuh, trauma,ruptur dari aneurisma, atau
malformasi vaskular lainnya. Pasien dengan PSA spontan merasakan sakit kepala
yang sangat hebat (97%), yang biasa disebut dengan the worst headache of my
life.Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan tanda-tanda meningeal, seperti kaku
kuduk, Kernigs sign positif, atau Brudzinskis sign.Pasien mungkin datang dengan
penurunan kesadaran yang disebabkan oleh pendarahan masif, tekanan intrakranial
meningkat, atau hidrosefalus.[3,4]
2.
Epidemiologi
Pada kebanyakan populasi ditemukan insiden PSA sekitar 6-7 per 100.000
orang per tahun.Meskipun insidenmeningkatdengan pertambahan usia, setengah
dari pasienPSA berusia kurang dari55tahunpada saat terjadinya pendarahan
subarachnoid.[3]
Orang kulit hitam berusia muda dan paruh baya memiliki resiko lebih besar
mengalami PSA akibat aneurisma dibandingkan orang kulit putih pada usia yang
sama.[5] Penyebab paling umum PSAdisebabkan oleh ruptur aneurisma serebral
yang terjadi sekitar usia 20 sampai 60 tahun. Insidens PSAlebih banyak terjadi
pada wanita dibandingkan pria.[6]
3.
ANATOMI
Meninges merupakan selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang
belakang.Lapisan
luarnya
adalah
pachymenings
atau
duramater.Lapisan
Pachymenings/Duramater
Duramater atau pachymeningsadalah selaput keras pembungkus otak
yang berasal dari jaringan ikat yang tebal dan kuat, dibagian tengkorak terdiri
dari selaput tulang tengkorak dan duramater propia di bagian dalam.Kedua
lapisan ini terpisah di dalam kanalis vertebralis.Lapisan luar duramater yang
melekat pada permukaan dalam cranium membentuk periosteum dan terpisah
oleh spatium epidural. Spatium epidural ini bisa mengalami proses patologis,
seperti epidural hematom. Lapisan dalam duramater akan berlanjut menjadi
dura spinalis. Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang
mengalirkan darah vena dari otak. Rongga ini dinamakan sinus longitudinal
superior yang terletak diantara kedua hemisfer otak.[7]
Di antara kedua hemisfer terdapat invaginasi yang disebut falx serebri.
Falx serebri melekat pada crista galli dan meluas ke crista frontalis ke
belakang sampai ke protuberantia occipitalis interna, tempat dimana
duramater bersatu dengan tentorium cerebelli yang meluas ke dua
sisi.Tentorium cerebelli terbentang seperti tenda yang menutupi cerebellum
dan letaknya di fossa craniii posterior.Cerebrum dengan cerebellum
dipisahkan oleh tentorium.Tentorium melekat di sepanjang sulcus transversus
os
occipitalis
dan
pinggir
atas
os
petrosus
dan
processus
Arachnoidea/Membrana Arachoidea
Membrana arachnoidea melekat erat pada permukaan dalam dura dan
terpisah oleh spatiumsubdural.Membrana arachnoidea menutupi ruang
6
cistena
ini
bersinambung
dengan
rongga
subarachnoid
spinalis.Cisterna pontin yang terletak pada aspek ventral dari pons mengandung
arteri basilaris dan beberapa vena.Di bawah cerebrum terdapat rongga yang
lebar di antara kedua lobus temporalis.Rongga ini dibagi menjadi cisterna
chiasmaticus diatas chiasma opticum, cisterna supraselaris diatas diafragma
sellae, dan cisterna interpeduncularis diantara peduncle cerebrum. Rongga di
antara lobus frontalis, parietalis, dan temporalis dinamakan cisterna fissure
lateralis (cisterna Sylvii).[7]
Piamater
Piamater merupakan selaput jaringan penyambung yang tipis yang
menutupi permukaan otak dan membentang ke dalam sulcus, fissura dan
sekitar pembuluh darah di seluruh otak.Piamater juga membentang ke dalam
fissura transversalis dibawah corpus callosum.Di tempat ini pia mater
membentuk tela choroidea dari ventrikel tertius dan lateralis, dan bergabung
dengan ependim dan pembuluh-pembuluh darah choroideus untuk membentuk
pleksus choroideus dari ventrikel-ventrikel ini, yang mengeluarkan cairan
serebrospinalis.Ruang perivaskular tertutup oleh membran (spatium VirchowRobin) berisi cairan serebrospinalis. Pia mater dan ependim berjalan di atas
atap dari ventrikel keempat dan membentuk tela choroidea di tempat itu.[7]
10
Gambar 7: Otak dilihat dari potongan coronal (sirkulus Willisi), dengan bagian-bagian yang
paling sering mengalami aneurisma sakular (dilingkari). [Dikutip dari kepustakaan 3]
4.
ETIOLOGI
PSA memiliki 2 kausa utama, yaitu:
1
Trauma Kepala
Trauma kepala dapat menyebabkan laserasi pada pembuluh darah otak
sehingga darah dari pembuluh darah keluar kemudian mengisi subarachnoid
space, dan merupakan 20% penyebab terjadinya pendarahan subarachnoid.[6,10]
Sekitar 85% PSA disebabkan oleh ruptur aneurisma serebral, 10% akibat
kondisi non-aneurisma, dan 5% akibat kondisi medis lainnya seperti inflamasi
atau non-inflamasi.[11]
Tabel 1. Penyebab pendarahan subarachnoid (PSA)[11]
12
5.
PATOFISIOLOGI
Penyebab paling sering dari pendarahan subarachnoid spontan (nontraumatic) adalah ruptur berry aneurism.Berry aneurism diperkirakan timbul
akibat kelemahan bawaan pada dinding pembuluh darah besar di basis cranii,
terutama pada bagian yang bercabang. Dilatasi aneurisma ini berawal dari arteri
intrakranial pada sirkulus Willisi di basis cranii.Aneurisma ini biasanya muncul
dan menyebabkan gejala simptomatik setelah dekade ketiga. Ruptur aneurisma
secara tiba-tiba akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial yang akan
mengganggu aliran darah ke otak. Pasien yang mengalami perdarahan otak luas
akan menyebabkan kerusakan yang berat pada otak. Iskemik otak secara fokal
dapat terjadi akibat vasospasme dari arteri-arteri yang mengalami ruptur.[12]
13
Penyebab lainnya adalah trauma kepala. Trauma kepala yang paling sering
terjadi adalah akibat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan ruptur/robekan
pada arteri serebralis yang berada pada subarachnoid space.[2,3]
Sedangkan pada malformasi arteriovena (MAV), pembuluh melebar
sehingga darah mengalir di antara arteri bertekanan tinggi dan sistem vena
bertekanan rendah. Akhirnya, dinding venula melemah dan darah dapat keluar
dengan cepat ke jaringan otak.[2]
6.
DIAGNOSIS
1 Anamnesis
Dari anamnesis, didapatkan gejala klinis berupa:[14]
1
Pasien mengeluh sakit kepala berat yang akut. Namun apabila pasien hanya
mengeluh sakit kepalaringan, tidak menutup kemungkinan mengarah ke
PSA.
Gejala klinis dari PSA ini juga mirip dengan penyakit ensefalitis,
meningitis, glaukoma akut dan migrain.
2 Pemeriksaan Fisik[15]
1
Sekitar setengah dari pasien memiliki tekanan darah rendah sampai sedang.
Tekanan darah dapat menjadi labil dengan meningkatnya tekanan
intrakranial. Takikardia bisa terjadi beberapa hari setelah terjadinya
pendarahan.
Biasanya bisa terjadi meningitis akibat PSA ini (sekitar hari keempat).
3 Pemeriksaan Radiologi
Computed Tomography Scan (CT Scan)
CT scan adalah gold standard untuk pemeriksaan untuk perdarahan
intrakranial.Pemeriksaan CT scan berfungsi untuk mengetahui adanya
15
Gambar 9. (A) SAH masif pada cisterna suprasella (cisterna pentagon) (panah hitam). Darah meluas
ke daerah anterior pada fissura interhemispher anterior, ke lateral ke arah fissura Sylvian kiri, dan ke
posterior ke arah cisterna pontis lateral. (B) Anatomi cisterna suprasella. (C) SAH pada cisterna
perimesencephal disekitar batang otak heart-shaped. Cisterna interpeduncularis terisi darah (panah
putih). Darah meluas ke fissura interhemispher anterior (mata panah putih) dan ke fissura Sylvian
kanan (panah hitam). (D) Anatomi batang otak. [Dikutip dari kepustakaan 16]
16
Gambar 10: Axial non-contrast CT scan (a) dan contrastenhanced CT scan (b) CT Scan
menunjukkan massa hiperdens yang berbatas tegas di bagian temporal kiri(panah putih).
Tampak suatu Giant aneurysm di bagian basis cranii. Terdapat kalsifikasi pada pinggir
massa hiperdens tersebut (panah hitam).[dikutip dari kepustakaan 13]
17
Gambar 11: Seorang pria 72tahun mengalami pendarahan subarachnoid akibat pecahnya
aneurisma arteri communicans anterior. [Dikutip dari kepustakaan 11]
Gambar 12:Seorang anak laki-laki 6-tahun dengan cedera kepala tertutup. Dia bertabrakan
dengan sebuahvan ketika mengendarai sepeda tanpa helm. Tampak sejumlah kecil darah
dalam bagianujungoksipitalpada daerah lateral ventrikel. Ada perdarahan subarachnoid di
fossa posterior yang lebih meluas pada sebelah kiri.Ada sejumlah kecil perdarahan
subarachnoid atau subdural di fisura interhemispheric posterior. [Dikutip dari kepustakaan
17]
18
Gambar 13: Gambar menunjukkan perdarahan subarachnoid pasca trauma (panah) di atas
lobus temporal.[Dikutip dari kepustakaan 19]
19
Gambar 14: PSA akut. CT otak dilakukan pada hari perdarahan, MR scan diambil 48 jam
kemudian. (A) CT menunjukkan darah di celah interhemispher yang tidak terlihat pada
MR
memotong
sebanding
dengan
(B)
urutan
pembobotan
T1
atau
(C) spin echo cepat T2 urutan pembobotan. (D) PSA terlihat pada gradien gema T2* foto
sebagai daerah sinyal rendah. (E) dan CT (F) T2 * MR.
[Dikutip dari kepustakaan 20]
20
21
Gambar 16: Potongan FLAIR MR yang dilakukan 24 jam setelah CT. Tampak kelainan
dengan sinyal tinggi di sisi kiri fisura Sylvian suprasellar (panah hitam).
[Dikutip dari kepustakaan 18]
Gambar 17: Menunjukkan PSA sebagai intensitas tinggi sinyaldi daerah bilateral cortikal
sulci (panah).[Dikutip dari kepustakaan 21
22
Angiografi
Angiografi serebral merupakan prosedur invasif dimana kateter
dimasukkan ke dalam arteri dan melewati pembuluh darah ke otak.Setelah
kateter berada di tempat yang seharusnya, kontras iodine disuntikkan ke
dalam aliran darah dan kemudiannya diambil foto CT scan.Angiografi
merupakan teknik pencitraan yang dianggap sebagai standar untuk
mendeteksi aneurisma intrakranial, malformasi arteriovenosa (AVMs), dan
fistula.[22]
Gambar 18: Angiogram menunjukkan stadium akhir media kontras mengisi ruang-ruang
fossa subarachnoid posterior, termasuk, ambien, prepontin, dan cisterna perimedullar.
[Dikutip dari kepustakaan 22]
7.
DIAGNOSIS BANDING
1
Epidural Hematom
Epidural hematom didefinisikan sebagai perdarahan di ruang potensial
antara dura yang tidak terpisahkan dari periosteum kranial dan perbatasan
tulang.[23] Secara anatomi, epidural hematom terletak di antara tabula interna
dan dura mater dan tampak sebagai gambaran biconvex yang khas akibat
tepi luarnya mengikuti tabula interna cranium dan tepi dalamnya dibatasi
oleh lapisan dura mater.[24] Epidural hematom dapat terjadi secara
23
Gambar 17: Hematom epidural akut.Tampak gambaran lesi hiperdens bentuk biconvex (panah).
[Dikutip dari kepustakaan 26]
Subdural Hematom
Hematoma subdural terjadi akibat pengumpulan darah diantara dura
mater dan arachnoid.Secara klinis hematoma subdural akut sukar dibedakan
dengan hematoma epidural yang berkembang lambat.Bisa disebabkan oleh
24
8.
KOMPLIKASI
1. Pendarahan Ulang
Pendarahan ulangdariPSAterjadi pada 20% pasien dalam2 minggu
pertama. Pendarahan ulangpada hari-haripertama mungkin berkaitandengan
tidak stabilnya sifat alami dari trombus aneurisma, sebagai penghambat
25
kerja lisis dalam proses pembekuan di tempat pecahnya. Faktor klinis yang
meningkatkan kemungkinan perdarahan ulang termasuk hipertensi,
kecemasan, agitasi,dan kejang. [14]
2. Hidrosefalus
Komplikasi meliputi hidrosefalus (obstruktif akut dan sulit untuk
berkomunikasi), vasospasme serebral yang menyebabkan infark dan
herniasi transtentorial sekunder yang disebabkan oleh peningkatan
tekanan intrakranial.
PSAdapatmenyebabkan hidrosefalusoleh 2mekanisme: obstruksi aliran
CSF (yaitu akut, obstruktif, tipe non-communicating) dan penyumbatan
granulatio arachnoidea oleh jaringan skar (yaitu tertunda, non-obstruktif,
tipe communicating). Hidrosefalus akut disebabkan oleh kompromasi jalur
sirkulasi CSF dengan mengganggu aliran CSF melalui aquaductus Sylvius,
ventrikel keempat, cisterna basalis, dan ruang subarachnoid. Produksi CSF
dan tingkat penyerapan tidak berubah.[14]
3. Peningkatan ICP
Peningkatan ICP akibat efek massa darah (subarachnoid, intrakranial,
intraventrikular, atau perdarahan subdural) atau hidrosefalus akut. Setelah
ICP mencapai rata-rata tekanan arteri (MAP), tekanan perfusi serebral
menjadi nol dan aliran darah otak berhenti, yang mengakibatkan hilangnya
kesadaran dan kematian.[14]
9.
PENATALAKSANAAN
Pengelolaan pasien dengan PSA termasuk masuk ke unit perawatan intensif
untuk
observasi
status
neurologis,
tanda-tanda
vital,
dan
fungsi
PROGNOSIS
Sebuah studidi Inggris menunjukkan bahwa16% pasien dengan PSA
meninggal tanpa menerima penanganan medis. Dewasa ini, sekitar 30% kasus
PSAmengalami perdarahan ulang, sekitar 30% mengalami iskemia otak dan
sekitar 30% memburuk akibat hidrosefalus. Studi menunjukkan bahwatanpa
pengobatan sekitar 20% dari aneurisma akan pecah kembali dalam waktu 2
minggu setelah perdarahan pertama.[18] Sekitar 35% pasien meninggal dunia pada
saat ruptur aneurisma PSA yang pertama; 15% pasien meninggal dunia dalam
waktu beberapa minggu karena ruptur aneurisma PSAyang berikutnya. Setelah 6
bulan, ruptur aneurisma PSA terjadi untuk kali kedua adalah sekitar 3% per
tahun.[28]
27
DAFTAR PUSTAKA
1
2 Price SA, Wilson LM, editors. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.
Edisi 6. Jakarta: EGC; 2003. hal. 1121-2; 1171-4.
3 Gijn Jv, Kerr RS, Rinkel GJE. Subarachnoid haemorrhage. Lancet [serial online]
2007
[cited
on
July
2013];
369:306-18.
Available
from:
URL:
http://www.thelancet.com
4 Hermann LL, Zabramski JM. Nonaneurysmal subarachnoid hemorrhage: a review of
clinical course and outcome in two hemorrhage patterns. Journal of
Neuroscience Nursing 2007; 39(3): 135-42.
5 Callaway CW. Subarachnoid hemorrhage. In: Wolfson AB, Hendey GW, Hendry PL,
Linden CH, Rosen CL, Schaider J, editors. Harwood-Nuss' clinical practice of
emergency medicine. 4th ed. Westford: Lippincott Williams & Wilkins; 2005. p.
588.
6 Dugdale DC. Subarachnoid haemorrhage. [Online]. 2011 [cited 2012 Mar 15];[2
screens]. Available from:URL:http://www.umm.edu/ency/article/000701all.htm
7 Rohkamm R. Fundamentals: meninges. In: Taub E, editor. Color atlas of neurology.
1sted. New York: Georg Thieme Verlag; 2004. p. 6-7.
8 Netter FH. Interactive atlas of human anatomy. 3rded. New York: Saunders;2002.
9 Schwartz DT, editor. Emergency radiology case studies.1st ed. New York: McGrawHill;2007.p. 462-5.
10
11
28
12
Messing R O. Nervous system disorders. In: McPhee SJ, Lingappa VR, Ganong
WF, Lange JD, editors. Pathophysiology of disease. 2nd ed. Stamford: Appleton
& Lange;2007. p. 161.
13
Aminoff MJ, Greenberg DA, Simon RP. Headache and facial pain. In: Aminoff
MJ, Greenberg DA, Simon RP, editors. Clinical neurology. 6th ed.Stamford:
Appleton & Lange;2007.
14
15
Holmes EJ, Misra RR. Head and face. In : Holmes EJ., Misra RR, editors. A-Z
of emergency radiology. 1st ed. New York: Greenwich Medical Media Ltd.;
2004. p.18.
16
17
18
Mitchell P, Wilkinson ID, Hoggard N, Paley MNJ, Jellinek DA, Powell T, et.al.
Detection of subarachnoid haemorrhage with magnetic resonance imaging. J
Neurol Neurosurg Psychiatry [serial online] 2001 [cited 2012 Sep 26]; 70:20511. Available from: URL: http://jnnp.bmj.com/content/70/2/205.full.pdf+html.
19
20
Ashtekar JL, Naul LG. Intracranial hemorrhage evaluation with MRI. [Online].
2013 Jun19 [cited 2013 July 3];[4 screens]. Available from: URL:
http://emedicine.medscape. com/article/344973-overview#showall
29
21
Yuan MK, Lai PH, Chen JY, Hsu SS, Liang HL, Yeh LR, et.al. Detection of
subarachnoid hemorrhage at acute and subacute/chronic stages: comparison of
four magnetic resonance imaging pulse sequences and computed tomography. J
Chin Med Assoc [serial online] 2005 Mar [cited 2013 July 20]; 68(3):131-7.
Available from: URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15813247.
22
from:
URL:
http://emedicine.medscape.com/article/344342-
overview#showall
23
24
Agrawal A, Singh BR. Journal of radiology case reports: mount fuji sign with
concavo-convex appearance on epidural hematom in patient with tension
pneummocephalus. India: Departement of Surgery and Radiology Datta Meghe
Institute of Medical Science; 2009.
25
Bradley WG, et al. Epidural hematom. [Online], 2012 Feb 29 [cited 2012 Feb
29];[4 screens]. Available from: URL: http//www.mdguidelines.com/epiduralhematoma
26
Lisle DA. Central nervous system. In: Russel A, editor. Imaging for students.
2nd ed.London: Georgina Bentliff; 2001. p.203-6,208.
27
28
30