PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP
ditugaskan untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP terhadap instansi
pemerintah. Pembinaan yang dilakukan meliputi penyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP, sosialisasi
SPIP,
pendidikan dan
pelatihan SPIP,
2. Memberikan
panduan bagi
tim pemetaan
dalam
melakukan persiapan
pelaksanaan pemetaan
3. Memberikan panduan dalam pelaksanaan pemetaan
4. Memberikan panduan dalam melaporkan pemetaan
D. SISTEMATIKA PEDOMAN
Bab 1
PENDAHULUAN,
Bab ini memberikan gambaran tentang latar belakang, tujuan pedoman
dan ruang lingkup pedoman.
Bab 2
Gambaran Umum
Bab ini menggambarkan tentang pengertian dan tujuan pemetaan,
tahapan dan metodologi pemetaan.
Bab III
Langkah-langkah Pemetaan
Bab ini menggambarkan tentang langkah persiapan, pelaksanaan dan
pelaporan pemetaan.
Bab IV
Penutup
Bab ini memberikan kesimpulan tentang pemetaan dan hal-hal yang
memerlukan perhatian dalam pelaksanaan pemetaan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PEMETAAN
A. Pengertian dan Tujuan
Pemetaan adalah kegiatan diagnosis yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
awal penerapan SPIP pada suatu instansi pemerintah untuk memperoleh
gambaran area-area yang memerlukan perbaikan (area of improvement). SPIP
telah menjadi ketetapan dalam tata urutan perundangan berbentuk Peraturan
Pemerintah, artinya bukan sekedar formalitas saja, karena telah menjadi bagian
dari keinginan pemerintah untuk melengkapi peraturan pelaksana dalam
reformasi sektor keuangan. Sehingga penilaian terhadap kondisi SPIP suatu
instansi pemerintah yang selanjutnya akan menjadi dasar evaluasi, paling tidak
mencakup:
B. Tahapan
Tahapan pelaksanaan pemetaan merupakan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh tim pemetaan pada saat melakukan kegiatan pemetaan, yang
terdiri dari:
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pelaporan
Keseluruhan tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan pemetaan, tim pemetaan perlu melakukan
beberapa langkah persiapan yang mencakup:
a. Penyiapan tim pemetaan dan entry meeting.
b. Pembentukan tim yang akan menjadi rekan kerja (counterpart
ounterpart).
c. Penetapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pemetaan.
d. Presentasi awal berupa pemaparan KAK.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
laksanaan pemetaan dilakukan melalui langkah-langkah
langkah
sebagai
berikut:
Penetapan responden.
Pendalaman Tambahan.
Analisa Menyeluruh
3. Tahap Pelaporan
Dalam tahap pelaporan tim pemetaan melakukan penyusunan laporan hasil
pemetaan dengan menggunakan format sebagaimana terlampir.
C. Metodologi
Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan pemetaan
mencakup:
Kuesioner
Wawancara
Reviu dokumen
Observasi
BAB III
LANGKAH- LANGKAH PEMETAAN
Sebagaimana
diuraikan
sebelumnya,
tahap
pelaksanaan
pemetaan
sistem
A. Tahap Persiapan
2. Penetapan Counterpart
Agar mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pemetaan, diharapkan
ada peran aktif dari instansi pemerintah yang dipetakan. Untuk itu, setiap instansi
pemerintah perlu didorong untuk membentuk satuan tugas penyelenggaraan SPIP
yang akan menjadi rekan kerja (counterpart) dan pendamping tim pemetaan dalam
pelaksanaan pemetaan. Counterpart dapat terdiri dari beberapa pejabat struktural/
fungsional/ staf yang mewakili unit-unit kerja yang ada di instansi pemerintah
tersebut. Anggotanya harus telah memahami SPIP dan mempunyai motivasi tinggi
dalam melakukan perubahan.
Sistematika pelaporan
Sistematika pelaporan sebagaimana diuraikan pada pedoman ini
8
1.
Menentukan
titik
kritis
pada
proses
bisnis
berdasarkan
informasi
permasalahan yang pernah terjadi sebelumnya dan atau analisis atas proses
bisnis dimaksud.
Seluruh informasi yang dibutuhkan yang diperoleh pada tahapan ini harus
dituangkan ke dalam kertas kerja pemetaan.
2.
Penetapan Responden
10
3) Inspektorat Jenderal:
Responden adalah unit yang bertanggungjawab melakukan pengawasan
atas instansi pemerintah yang dipetakan.
b. Responden untuk pemetaan di pemerintah daerah:
1) Manajemen puncak, terdiri dari:
11
3) Inspektorat:
Responden adalah unit yang bertanggungjawab melakukan pengawasan
atas instansi pemerintah yang dipetakan.
Apa yang dimaksud dengan keterwakilan, adalah terwakilinya masing-masing
kelompok jumlah sampel dalam memenuhi syarat untuk mengambil kesimpulan
populasi. Apabila jumlah staf yang ada kurang dari 30 orang, maka
respondennya adalah seluruh staf yang ada. Untuk sampel yang diambil dari
eselon III dan staf adalah sampel dari eselon II yang juga telah menjadi
responden.
Untuk kegiatan pemetaan yang dilakukan pada instansi pemerintah dengan
tingkatan eselon yang lebih rendah dari yang diuraikan di atas, pemilihan
responden dilakukan dengan cara yang sama.
serta penggunaan
kuesioner,
merupakan
bagian
yang
tidak
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Pemahaman
Tingkat 4
Tingkat 3
Tingkat 2
Tingkat1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Penerapan
Langkah yang dilakukan untuk menghasilkan peta tersebut di atas
terdapat dalam lampiran 4.
5. Validasi hasil kuesioner melalui proses wawancara, observasi dan atau
reviu dokumen
Validasi dilakukan berdasarkan hasil analisis jawaban atas pertanyaan persepsi
dan identifikasi kelemahannya (red flag).
Alat validasi yang digunakan adalah :
-
Berikan tanda informasi mana saja dalam parameter validasi yang belum
dapat diperoleh dari jawaban responden.
Wawancara
Observasi
Reviu dokumen
responden
yang
akan
diwawancara
berdasarkan
kelompok
Keberadaan
kondisi
lingkungan
pengendalian
untuk
menunjang
efektivitas
pemantauan
sistem
pengendalian
intern
yang
ada
(eksisting)
Pada analisis lanjutan ini diharapkan diharapkan dapat mengambil simpulan
terkait dengan:
a. Area of improvement (AOI) dari tiap parameter SPIP
Simpulan dari tiap parameter akan menghasilkan informasi terkait AOI, baik
yang
terkait
dengan
keberadaan
infrastruktur
maupun
efektivitas
penerapannya.
Berikut ini diberikan contoh penyusunan simpulan AOI tiap parameter, dari
hasil pengumpulan data di bawah ini.
16
Parameter Validasi
sampai dengan
pemberhentian
mengutamakan
pegawai,
yang
serta mendorong
tercapainya kinerja.
Jenis Dokumen
Hasil
Dokumen
dimaksud
Hasil Wawancara
Tiga
dari
lima
responden
menyatakan
tidak
tidak berdasarkan
kinerja
Pengujian lanjutan dengan meminta dokumen, secara sampling, terkait dengan
SK mutasi dan remunerasi dikaitkan dengan hasil penilaian kinerja pegawai.
Simpulan atas hasil pengumpulan data tersebut adalah bahwa dari sisi
keberadaan infrastruktur telah terdapat peraturan dan prosedur baku mengenai:
promosi, remunerasi dan pemindahan yang dikaitkan dengan penilaian kinerja.
Namun demikian, dari sisi penerapannya masih kurang efektif sebagaimana
terlihat belum seluruh promosi dan remunerasi dikaitkan dengan kinerja.
Terhadap hal ini akan disarankan rekomendasi untuk menginternalisasikan
kebijakan promosi dan remunerasi.
b. Simpulan penerapan SPIP per unsur
Dengan memperhatikan keterkaitan antar sub unsur dalam satu unsur yang
sama (sebagaimana tertuang pada kolom parameter terkait dalam lampiran 5),
assessor dapat menyusun simpulan penerapan suatu unsur tertentu.
17
disimpulkan
bahwa
meski
sudah
ada
infrastruktur
namun
kesimpulan
atas
kondisi
penerapan
SPIP
organisasi
secara
menyeluruh.
8. Pendalaman Tambahan
Pada saat dilakukan langkah konfirmasi kelengkapan dan kelayakan informasi,
jika tim pemetaan belum mendapatkan keyakinan yang memadai, maka
langkah pemetaan berikutnya adalah melakukan Pendalaman Tambahan.
Berikut ini adalah petunjuk bagi tim pemetaan dalam melakukan Pendalaman
Tambahan.
Pendalaman tambahan untuk memperoleh informasi tersebut dapat diperoleh
melalui wawancara atau reviu dokumen. Penggunaan metode pengumpulan
data tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a) Wawancara
(1)
20
tugas
dan
fungsi
serta
pencapaian
tujuan
organisasi?
Bagaimana
prosentase
pelaksanaan
tindak
lanjut
atas
(3)
maka
hasil
rekaman
tersebut
segera
b) Reviu dokumen
Jika hasil wawancara belum memberikan keyakinan yang memadai bagi tim
pemetaan atas simpulan menyeluruh tentang kondisi SPIP, maka tim dapat
meminta dan melakukan reviu atas dokumen terkait dengan pertanyaanpertanyaan tersebut di atas.
Hasil pendalaman tambahan digunakan untuk bahan analisis secara
menyeluruh di langkah selanjutnya.
9. Analisis Secara Menyeluruh
Setelah langkah pendalaman tambahan, tim pemetaan melakukan analisis
secara menyeluruh yang membuat suatu benang merah yaitu keterkaitan antar
sub unsur dalam satu unsur yang sama, maupun keterkaitan antara unsur
SPIP yang satu dengan unsur lainnya. Langkah ini membantu tim pemetaan
dalam menyusun simpulan penerapan tentang keterkaitan dan keintegrasian
penerapan SPIP dalam organisasi tersebut.
Berikut ini adalah contoh penyusunan simpulan keintegrasian penerapan SPIP:
Diasumsikan bila pada suatu instansi pemerintah, telah dilakukan identifikasi
dan analisis risiko dengan memadai dan diketahui terdapat risiko kehilangan
server computer dan database yang ada di dalamnya, yang berpotensi
menghambat pencapaian tujuan instansi pemerintah. Berdasarkan hasil
22
penilaian risiko, diketahui bahwa risiko tersebut menduduki ranking tinggi untuk
mendapatkan prioritas penanganan.
Untuk meminimalkan risiko kehilangan sumber daya tersebut, instansi
pemerintah dapat menerapkan kegiatan pengendalian berupa pembatasan
akses atas sumber daya. Berdasarkan hasil pengumpulan data terkait
keberadaan dan implementasi kebijakan dan prosedur terkait pembatasan
akses atas sumber daya, dapat disimpulkan bahwa meskipun organisasi
sudah memiliki infrastruktur, namun impelementasinya masih belum efektif.
Simpulan tersebut harus didukung dengan hasil pengumpulan data terkait
dengan penerapan pada unsur lain yang terkait, seperti:
a) Unsur lingkungan pengendalian terkait struktur organisasi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan, sehingga pembatasan akses yang akan dilakukan telah
memperhatikan struktur organisasi secara tepat.
b) Unsur lingkungan pengendalian terkait pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat, agar pembatasan akses dapat dilakukan
secara berjenjang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.
c) Unsur lingkungan pengendalian terkait komitmen pada kompetensi, agar
delegasi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai
telah memperhatikan kompetensi pegawai yang ditunjuk.
d) Unsur lingkungan pengendalian terkait penegakan integritas dan nilai etika,
agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh petugas yang memiliki
akses.
e) Unsur kegiatan pengendalian terkait dengan akuntabilitas sumber daya dan
pencatatannya, pembatasan sumber daya perlu dinilai pertanggungjawaban
dan akuntabilitasnya.
f) Unsur Informasi dan komunikasi terkait dengan komunikasi internal, untuk
mengkomunikasikan informasi atas efektivitas pembatasan akses.
g) Unsur pemantauan terkait dengan pemantauan berkelanjutan, untuk
memastikan bahwa pimpinan atau atasan telah memberikan pengarahan
agar pembatasan akses dapat berjalan dengan efektif.
23
Jika hasil pengumpulan dan analisis data terhadap implementasi dari ketujuh
hal tersebut, menunjukkan adanya kelemahan maka, tim assessor dapat
menyimpulkan bahwa :
a) belum terjadi keintegrasian sistem pengendalian intern dalam instansi
pemerintah tersebut, jika kelemahan terkait dengan ketiadaan infrastruktur
(kebijakan dan prosedur), atau
b) sistem pengendalian intern telah terintegrasi namun penerapannya belum
memadai
Berdasarkan
simpulan-simpulan
tersebut
di
atas,
selanjutnya
disusun
24
melakukan
presentasi
akhir
ke
pimpinan
instansi
C. Penyusunan Laporan
Setelah semua tahap pemetaan dilakukan, maka bagian akhir adalah menyusun
Laporan Hasil Pemetaan berdasarkan hasil simpulan sementara yang diperkaya dan
diperbaiki berdasarkan hasil presentasi akhir yang sudah dilakukan kepada
pimpinan instansi. Hal ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas telah
selesainya pelaksanaan tugas. Laporan pada dasarnya dapat berbentuk pendek
(bentuk surat) atau panjang (bentuk BAB). Bentuk pilihan laporan disesuaikan
dengan kebutuhan informasi yang akan disampaikan.
Pilihan bentuk laporan tidak mengurangi substansi minimal yang harus dirmuat
dalam laporan yaitu menggambarkan secara ringkas, jelas dan lengkap mengenai
kegiatan yang telah dilakukan, kesimpulan dan saran yang perlu disampaikan.
Format dan isi laporan yang diuraikan di bawah ini terutama adalah untuk laporan
yang disusun dalam bentuk BAB.
laporan sebagai acuan bagi tim pemetaan, sehingga laporan dapat memberikan
informasi yang memadai kepada pembaca dengan tepat waktu dan tepat sasaran.
26
2) Penilaian Risiko
Tim Pemetaan memberikan gambaran kondisi organisasi terkait unsur
penilaian risiko yang intinya adalah bagaimana kepedulian organisasi
terhadap risiko yang dihadapi, yang memuat pokok-pokok sebagai berikut:
3) Kegiatan Pengendalian
Tim Pemetaan memberikan gambaran kondisi organisasi terkait unsur
kegiatan pengendalian. terdiri dari 11 sub unsur. Penilaian berdasarkan
potret ke-11 unsur kegiatan pengendalian, walaupun belum dikaitkan
27
Pemetaan
membuat
simpulan
kondisi
SPIP
organisasi
secara
28
b.
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pemetaan merupakan kegiatan untuk memotret kondisi awal
penerapan SPIP di suatu instansi pemerintah dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran area-area yang memerlukan perbaikan. Dalam
melalukan pemotretan kondisi penerapan SPIP ini harus disesuaikan dengan
proses bisnis dan karakteristik suatu instansi pemerintah. Oleh karena itu,
hasil pemetaan SPIP akan memberikan gambaran kerangka pengembangan
SPIP di suatu instansi pemerintah yang belum tentu sama dengan instansi
pemerintah lainnya.
Dalam pelaksanaan pemetaan perlu dilakukan penyamaan langkah setiap
tim pemetaan untuk menjaga kualitas
Terdapat tiga tahapan yang harus diikuti oleh tim pemetaan yaitu tahap
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Selanjutnya hasil pemetaan yang
memberikan gambaran area-area yang memerlukan perbaikan dalam
penerapan SPIP tersebut akan digunakan untuk pelaksanaan bimbingan
teknis. Yang patut diingat adalah penerapan SPIP bukan sekedar formalitas
saja yang hanya memperhatikan keberadaan infrastruktur, namun lebih ke
implementasi SPIP tersebut.
B. Lain-lain
Penetapan unit kerja yang akan dilakukan pemetaan SPIP yaitu satu
entitas dan satu tingkatan kegiatan.
30
4.
5.
Nama
: .......................................................................
2.
Jabatan
: a. O Eselon 1
b. O Eselon 2
3.
: .......................................................................
.......................................................................
4.
: .......................................................................
.......................................................................
No.
I.
I. A.
Uraian
Pemahaman Penerapan
No.
I.B.
Uraian
Pemahaman Penerapan
5) hanya berkaitan dengan sedikit dari tujuan tata
O
O
kelola organisasi
6) merupakan bagian penting dari tata kelola
O
O
organisasi
7) implementasinya merupakan tanggung jawab
O
O
Pimpinan Instansi/Unit Kerja.
8) berkaitan dengan beberapa tujuan dari tata kelola
O
O
organisasi (al; perlindungan terhadap kepentingan
stakeholders dan monitoring kinerja)
9) dipahami sebagai bagian yang paling kritis dalam
O
O
proses tata kelola organisasi.
10) implementasinya merupakan tanggung jawab
O
O
seluruh anggota organisasi
Bagaimana Bapak/Ibu melihat fokus dari Sistem Pengendalian intern:
1) tidak berkaitan dengan tujuan lain dari tata kelola
organisasi (arahan strategi, monitoring kinerja dan
perlindungan terhadap kepentingan stakeholders)
2) berkaitan dengan seluruh tujuan tata kelola
organisasi (arahan strategi, monitoring kinerja dan
perlindungan terhadap kepentingan stakeholders)
3) Tidak tahu / tidak relevan
I.C.
O
O
O
O
3)
4)
5)
6)
No.
II.
1.
2.
Uraian
rapat pimpinan dan mendiskusikan masalah
Pengendalian intern secara bebas dengan staff.
7) Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman Penerapan
O
O
O
O
No.
Uraian
penerapan
pengendalian
melaporkannya setiap saat.
4) Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman Penerapan
internnya
dan
3.
III.
1.
IV.
2.
No.
V.
3.
Uraian
Pemahaman Penerapan
antara visi organisasi dan nilai dan etika perilaku
tidak perlu jelas.
4) Jika ada, kode etik selalu:
a.
Direvieu
O
O
b.
dimutakhirkan
O
O
c.
diterbitkan ulang secara periodik
O
O
5) Pemenuhan terhadap kode etik secara periodik
O
O
dinyatakan oleh Pimpinan Instansi/Unit Kerja.
6) Pelatihan terkait Kode Etik dilakukan secara periodik
O
O
7) Visi, nilai dan rencana organisasi diusahakan telah
O
O
menggambarkan etika prilaku organisasi.
8) Dalam Kode Etik yang ditetapkan ditambahkan suatu
O
O
kondisi
"grey
area"
dengan
detail,
yang
dikomunikasikan kepada pegawai, untuk mendukung
kebijaksanaan yang ditetapkan
9) Pelatihan terkait Kode Etik termasuk juga studi kasus
O
O
apabila pegawai menghadapi suatu kondisi yang
dilematis
sehubungan
dengan
ketidaktaatan
terhadap suatu peraturan.
10)Visi, nilai dan rencana organisasi telah disajikan
O
O
dengan mengaitkan semangat dari etika prilaku
organisasi.
11)Tidak tahu / tidak relevan
O
O
INTERNAL DAN EKSTERNAL AUDIT
Bagaimana peran internal audit dalam memberikan kontribusi pelaksanaan
pengendalian intern di Unit Kerja Bapak/Ibu
a. Fokus di aktivitas pengendalian laporan keuangan.
O
b. Secara prinsip memegang peranan dalam "check up"
O
pelaksanaan kegiatan organisasi.
c. Internal audit dalam pelaksanaan kegiatannya tidak
O
jarang menggunakan pendekatan yang konfrontatif.
d. Fokus di ketaatan pada peraturan
O
e. Fokus pada aktivitas pengendalian dan monitoring
O
f. Berperan menggantikan Top Manajemen dalam
O
meriview pelaksanaan sistem pengendalian intern.
g. Dalam pendekatan auditnya sedikit sekali melakukan
O
konsultasi dengan line management.
h. Fokus pada critical succes factor pencapaian tujuan
O
organisasi.
i. Fokus pada operasional kegiatan line manajemen.
O
Utamanya
review
pelaksanaan
fungsi
line
manejemen.
j. Fokus pada pengukuran risiko
O
k. Fokus pada risiko-risiko kunci yang mempengaruhi
O
pada pencapaian tujuan organisasi
l. Lebih
berperan
sebagai
fasilitator
dalam
O
pengembangan risk assessment dan pengendalian
intern dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
m. Tidak tahu / tidak relevan
O
sistem
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
No.
4.
Uraian
Pemahaman Penerapan
Bagaimana peran ekternal audit dalam sistem pengendalian intern di Unit Kerja
Bapak/Ibu
a. External audit hanya terkait dengan pelaporan
O
O
keuangan. Dalam pendekatan auditnya internal
control hanya dilihat secara gambaran luasnya saja.
(tidak mendalam)
b. Kadang-kadang mengevaluasi SPI terutama yang
O
O
terkait dengan laporan keuangan.
c. Kadang-kadang melakukan evaluasi SPI dan dalam
O
O
pelaksanaannya harus mendapat persetujuan melalui
prosedur audit yang disampaikannya.
d. tidak menilai seluruh aspek dari SPI.
O
O
e. Fokus audit adalah pada penilaian pengendalian
O
O
intern organisasi. External Audit memberikan nilai
lebih opini terkait pelaksanaan operasional dari SPI.
f. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
5.
6.
No.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
7.
VI.
8.
Uraian
Pemahaman Penerapan
Memonitor ketaatan peraturan
O
O
Memonitor pencapaian tujuan operasional
O
O
Menganalisa prediksi perbedaan pencapaian target
O
O
(actual vs budget)
Memonitor tujuan strategic organisasi
O
O
Mencari penjelasan perbedaan pencapaian target
O
O
(actual vs budget), terutama terkait pencapaian
kinerja organisasi yang tidak sesuai target.
Tidak tahu / tidak relevan
O
O
Bapak/Ibu
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
mendapatkan informasi yang tepat waktu, relevan,
dan reliable, antara lain terkait: laporan monitoring
secara berkelanjutan status dari pelaksanaan sistem
pengendalian intern dan laporan
e. Ditetapkan
suatu
prosedur
formal
untuk
O
O
mendapatkan informasi yang tepat waktu, relevan,
dan reliable secara detail.
f. Menambahkan saluran penyampaian informasi secara
O
O
langsung dari staf/pegawai kepada top manajemen
terkait permasalahan yang perlu perhatian khusus.
g. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
Reviu
Tanggal
Tanggal
Nama
Nama
Tanda tangan
Tanda tangan
Input data
Tanggal
Nama
Tanda tangan
3.
4.
Jawab dengan memberikan tanda" " pada kolom jawaban yang disediakan
Jawaban atas pertanyaan terdiri dari:
Pemahaman : Mencakup kondisi ideal & dipahami secara teoritis oleh responden
mengenai topik yang ditanyakan
Penerapan: Mencakup penerapan yang telah atau sedang dilaksanakan oleh unit
Bapak/Ibu terkait topik yang ditanyakan
Jawaban dapat lebih dari satu, apabila terdapat jawaban yang bertentangan pilihlah
yang paling dominan atau sering dilakukan/terjadi
Jika pernyataan dipandang tidak relevan atau tidak tahu, maka dijawab tidak tahu /
tidak relevan
Nama
: .......................................................................
2.
: .......................................................................
.......................................................................
3.
: .......................................................................
.......................................................................
4.
: .......................................................................
.......................................................................
No.
I.
A.
1.
Uraian
Pemahaman Penerapan
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
2) pemenuhan terhadap peraturan per UU
O
O
3) pengendalian risiko
O
O
4) hubungan antara risiko, tujuan organisasi dan
O
O
pengendalian intern.
c. Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang
terdiri dari satu kesatuan yang terintegrasi dari
faktor-faktor berikut:
1) lingkungan pengendalian
O
O
2) aktivitas pengendalian
O
O
3) penilaian risiko
O
O
4) informasi dan komunikasi
O
O
5) monitoring
O
O
6) pencapaian tujuan organisasi
O
O
d. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
2.
B.
3.
O
O
O
O
O
O
O
O
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
unit kerja Saudara dan bagaimana penjelasannya?
a. Tanggungjawab
untuk
menerapkan
sistem
pengendalian intern:
1)
tidak ditetapkan secara jelas
O
O
2)
jarang dimasukkan dalam job discription
O
O
3)
terkadang telah dimasukkan dalam
job
O
O
discription
4)
biasanya dimasukkan dalam job discription
O
O
5)
selalu dimasukkan dalam job discription
O
O
6)
jarang dimasukkan dalam perkiraan kinerja
O
O
(performance appraisals)
7)
terkadang telah dimasukkan dalam perkiraan
O
O
kinerja (performance appraisals)
8)
selalu dimasukkan dalam job discription
O
O
9)
selalu dimasukkan dalam perkiraan kinerja
O
O
(performance appraisals)
10) terdapat pada internal auditor
O
O
11) terdapat pada pimpinan instansi/unit kerja
O
O
12) seluruh anggota organisasi
O
O
13) didukung pendidikan
O
O
14) didukung pelatihan
O
O
15) didukung penjelasan sistem dan prosedur yang
O
O
memfasilitasi penilaian bagaimana personal
seharusnya
menjalankan
tanggungjawab
pelaksanaan pengendalian intern tersebut
b. Dalam penetapan suatu kebijakan, (antara lain:
operasional kegiatan, pelatihan dan pelayanan
publik):
1)
tidak
dikaitkan
dengan
tanggungjawab
O
O
penerapan Sistem Pengendalian Intern
2)
adakalanya dikaitkan dengan tanggungjawab
O
O
pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
3)
selalu dikaitkan dengan tanggung jawab
O
O
pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern.
Tanggungjawab tersebut selalu dikomunikasikan
secara periodik melalui media internal (buletin,
majalah)
4)
selalu
dikaitkan
dengan
tanggungjawab
O
O
pelaksanaan pengendalian internnya
c. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
C.
4.
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
dalam kaitan faktor-faktor kritis pencapaian
tujuan organisasi.
3)
secara terbatas menyediakan performance
O
O
feedback dalam kaitan faktor-faktor kritis
pencapaian tujuan organisasi secara relatif.
4)
menyediakan performance feedback secara
O
O
tepat waktu, relevant dan reliable atas
penetapan
faktor-faktor
kritis
untuk
manajemen.
5)
menyediakan performance feedback secara
O
O
tepat waktu, relevant dan reliable untuk
menetapkan
faktor-faktor
kritis
seluruh
organisasi kepada manajemen.
b. Prosedur informal digunakan untuk meyakini bahwa
O
O
identifikasi faktor-faktor kritis telah menjadi bagian
dari proses perencanaan. Faktor-faktor kritis hanya
ditujukan untuk Pimpinan Instansi/Unit Kerja saja.
c. Prosedur formal digunakan untuk meyakini bahwa
identifikasi faktor-faktor kritis telah menjadi bagian
dari proses perencanaan. Faktor-faktor kritis
ditujukan untuk:
1)
Sekjen/Kepala Biro
O
O
2)
Berbagai tingkat pimpinan
O
O
3)
Pegawai
O
O
d. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
D.
5.
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
d. Sebagai fasilitator dalam pengembangan:
1)
risk assessment untuk pencapaian tujuan
O
O
organisasi.
2)
Pengendalian Intern untuk pencapaian tujuan
O
O
organisasi.
e. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
II.
E.
6.
F.
7.
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
keuangan disajikan detail per bulan, sedangkan
informasi kinerja non finansial kadang-kadang
dilaporkan namun hanya secara umum.
c. Prosedur pelaporan secara formal telah ditetapkan
oleh Pimpinan untuk mendapatkan informasi secara
tepat waktu, relevan dan reliable, termasuk
didalamnya laporan monitoring status sistem
pengendalian intern dan laporan detail tentang
informasi:
1)
kinerja non keuangan
O
O
2)
non keuangan.
O
O
d. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
G.
8.
9.
No.
b.
c.
d.
e.
f.
H.
10.
I.
11.
Uraian
Pemahaman Penerapan
2)
aturan umum ditetapkan dipadukan dengan
O
O
etika kebijakan yang ada.
Staf/pegawai
mendorong
manajemen
untuk
O
O
menyelesaikan setiap permasalahan yang berkaitan
dengan pelanggaran prilaku
Manajemen memiliki komitmen yang kuat untuk
menjaga etika dan integritasnya:
1)
siap untuk melakukan investigasi dan mengambil
O
O
tindakan tegas apabila terdapat pelanggaran
kode etik.
2)
ditunjukkan dengan ucapan dan perilakunya.
O
O
Terdapat media komunikasi yang ditetapkan secara
O
O
formal bagi staf/pegawai untuk menanyakan kepada
manajemen tentang permasalahan perilaku yang
tidak baik (improper behaviour)
Berbagai tingkat pimpinan dalam menyusun rencana
O
O
strategis
dan
pengambilan
keputusan
telah
mempertimbangkan faktor etika.
Tidak tahu / tidak relevan
O
O
No.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
III.
J.
12.
Uraian
Pemahaman Penerapan
Tidak
terdapat
semangat/keberanian
untuk
O
O
melaporkan kelemahan signifikan dari sistem
pengendalian intern.
Tanggungjawab
untuk
melaporkan
terjadinya
O
O
kelemahan sistem pengendalian intern tidak
dikomunikasikan dengan baik.
Laporan kelemahan sistem pengendalian intern:
1)
direspon/ditindaklanjuti
O
O
2)
tidak dilihat sebagai suatu hal yang harus segera
O
O
ditindaklanjuti
3)
tindakan perbaikan diusahakan dilaksanakan
O
O
tepat waktu/segera
4)
tindakan perbaikan dengan prioritas
O
O
5)
agar tidak terulang dikemudian hari.
O
O
Melaporkan kelemahan signifikan dari sistem
pengendalian intern:
1)
antara berani (encouraged) atau tidak berani
O
O
(discouraged).
2)
Terdapat keberanian melaporkan yang signifikan
O
O
3)
didorong secara aktif dan dicontohkan oleh
O
O
manajemen.
Tanggungjawab
untuk
melaporkan
terjadinya
kelemahan sistem pengendalian intern:
1)
dikomunikasikan dikalangan tertentu. Misal:
O
O
Internal Audit.
2)
dikomunikasikan pejabat di unit terkait.
O
O
3)
dikomunikasikan seluruh jajaran organisasi
O
O
4)
didukung dengan pelatihan
O
O
5)
didukung dengan prosedur evaluasi kinerjanya
O
O
Tidak tahu / tidak relevan
O
O
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
demikian, pengetahuan tentang issue-issue yang
strategis dan proses utama pelaksanaan tupoksi
masih dibatasi sampai di level manajemen
tingkat bawah.
2)
secara regular melakukan diskusi terkait
O
O
permasalah strategis organisasi dan menjamin
terjadinya koordinasi yang efektif
3)
sangat memahami tujuan strategis organisasi
O
O
dan kaitan tujuan tersebut dengan kegiatan
utama organisasi (tupoksi yang strategis) dan
terutama dengan tugas-tugasnya.
d. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
K.
13.
No.
Uraian
pengaruhnya
diidentifikasi
terhadap pelayanan
publik.
e. Tujuan stratejik jangka panjang dari analisa risiko
secara regular/kontinyu di perhitungkan kembali,
yaitu penetapan tujuan organisasi dipertimbangkan
dalam proses pengukuran risiko.
f. Tidak tahu / tidak relevan
L.
14.
IV.
M.
15.
Pemahaman Penerapan
10
No.
Uraian
(under controlled).
b. Pengendalian terkadang secara jelas dikaitkan
dengan risiko, terutama pengendalian risiko yang
terkait masalah pelaporan keuangan.
c. Pengendalian
umumnya
dikaitkan
dengan
pengendalian risiko terutama masalah pelaporan
keuangan, ketaatan pada peraturan perundangundangan, dan risiko operasional
d. Disain prosedur pengendalian biasanya adalah
berbasis pada semua risiko (all risk based), yang
fokus pada penempatan orang yang tepat, untuk
mengendalikan kegiatan yang memiliki risiko tinggi.
e. Disain prosedur pengendalian secara regular direviu,
untuk meyakini bahwa disain tidak hanya dapat
memitigasi risiko, tapi juga dapat menghilangkannya.
f. Tidak tahu / tidak relevan
16.
Pemahaman Penerapan
11
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
secara berkelanjutan selalu disempurnakan
j. Pengendalian di seluruh aktivitas hampir selalu
O
O
efektif, kesalahan hampir tidak pernah terjadi atau
kesalahan yang terjadi tidak material.
k. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
V.
N.
17.
18.
12
No.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
O.
19.
Uraian
Pemahaman Penerapan
IT penting untuk membantu mengelola organisasi
O
O
Pimpinan memiliki pemahaman yang memadai
O
O
tentang IT
Investasi cukup untuk pemeliharaan dan terkadang
O
O
cukup untuk pengembangan IT
IT sangat penting untuk membantu mengelola
O
O
organisasi
Pimpinan memiliki pemahaman yang baik tentang IT
O
O
Pimpinan memiliki komitmen yang kuat untuk
O
O
pengembangan IT dengan menyediakan dana dan
Sumber Daya Manusia
IT merupakan keunggulan kompetitif (competitve
O
O
advantage). Pimpinan memiliki rencana stratejik
untuk pengembangan sistem informasi yang telah
dihubungkan dengan keseluruhan rencana organisasi
Pimpinan memiliki pemahaman yang sangat baik
O
O
tentang IT
Pimpinan memiliki komitmen yang kuat untuk
O
O
pengembangan IT secara berkelanjutan dengan
menyediakan dana dan sumber daya manusia
Tidak tahu / tidak relevan
O
O
Komunikasi
Bagaimana efektivitas informasi dikomunikasikan dalam unit kerja Saudara?
a. Informasi disampaikan melalui permintaan resmi dari
O
satu unit organisasi ke unit organisasi lainnya
b. Komunikasi cenderung mengalir dari pimpinan ke
O
bawahan (top down)
c. Komunikasi menggunakan media "memo"
O
d. Staf paham bahwa mereka membutuhkan informasi
O
untuk dikomunikasikan tidak hanya melalui
permintaan resmi, dan sering permintaan informasi
diberikan tanpa permintaan yang spesifik.
e. Komunikasi umumnya mengalir dari atas ke bawah
O
(top down) dan lintas antara unit organisasi
f. Komunikasi interaktif kadang dilakukan, seperti
O
melalui rapat bulanan
g. Staf mengkomunikasikan informasi dengan berbagai
O
saluran informasi, dan menjamin metode komunikasi
yang dijalankan efektif
h. Komunikasi yang efektif adalah yang mengalir dari
O
atas ke bawah (top down), sejajar (lateral) dan
dari bawah ke atas (bottom up)
i. Metode
komunikasi
yang
lebih
bermakna
O
(sophisticated)
terkadang
digunakan,
misal:
workshop untuk membahas suatu masalah yang
penting.
j. Pegawai merasa nyaman berkomunikasi dengan
O
berbagai saluran informasi. Seluruh pegawai
mendapat pelatihan cara berkomunikasi yang baik
secara kontinyu.
k. Metode komunikasi mengutamakan pendekatan
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
13
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
interaktif yaitu timbal balik dua arah (two-way
methods)
l. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
20.
VI.
P.
21.
O
O
O
O
Saudara?
O
14
No.
Uraian
Pemahaman Penerapan
pimpinan
pada
berbagai
tingkatan
untuk
membuktikan efektivitas sistem pengendalian intern.
k. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
Reviu
Tanggal
Tanggal
Nama
Nama
Tanda tangan
Tanda tangan
Input data
Tanggal
Nama
Tanda tangan
15
KUESIONER INSPEKTORAT
DALAM RANGKA DIAGNOSTIC ASSESSEMENT PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Kuesioner ini disusun untuk menilai pemahaman Internal Audit/Inspektorat terhadap
penerapan Sistem Pengendalian Intern.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama
: .......................................................................
2.
: .......................................................................
.......................................................................
3.
: .......................................................................
.......................................................................
4.
: .......................................................................
.......................................................................
No.
I.
1.
Apakah
Apakah
1)
2)
3)
4)
Pemahaman
Penerapan
No.
2.
Uraian
5)
aspek lingkungan pengendalian.
6)
risk assesment
7)
critical success factors pencapaian
tujuan organisasi.
8)
aktivitas organisasi yang berisiko
(key risk areas) mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi.
b. Apakah peran IA telah meliputi kegiatan
berikut ini:
1)
pada prinsipnya adalah melakukan
"check up" pelaksanaan tupoksi
organisasi. Dimana hal tersebut
kadang
manajemen
melihat
sebagai suatu pendekatan yang
confrontational.
2)
adalah
menjalankan
sebagian
peran top manajemen dalam
meyakini
bahwa
sistem
pengendalian intern telah berjalan
dengan baik.
3)
sebagai
fasilitator
dalam
pengembangan (pengukuran risiko)
risk assessment untuk pencapaian
tujuan organisasi.
4)
sebagai
fasilitator
dalam
management
control
untuk
pencapaian tujuan organisasi.
c. Apakah
IA
dalam
perencanaan/
pendekatan
auditnya
telah
melaksanakan langkah-langkah berikut
ini:
1)
sedikit sekali melakukan konsultasi
dengan pihak manajemen.
2)
telah melibatkan pihak manajemen
atau
telah
mengunakan
pendekatan
"customer
focus".
Customer focus tersebut telah
tergambar dalam tupoksi Internal
Audit.
3)
Tugas utama dari Internal Audit
adalah menjalankan fungsi reviu
atas
pelaksanaan
kegiatan
manajemen.
d. Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman
Penerapan
O
O
O
O
O
O
No.
3.
Uraian
memahami.
3)
Updating tupoksi tidak dilakukan
secara teratur
4)
Tupoksi ditetapkan dalam bahasa
yang tidak semua pihak terkait
dapat memahinya dengan jelas,
termasuk Inspektorat sendiri.
5)
Tupoksi menjelaskan fungsi dan
tanggungjawab
internal
audit
secara jelas
6)
Tupoksi
menjelaskan
fungsi
pengendalian lingkungan
7)
Tupoksi
menjelaskan
fungsi
hubungan dengan eksternal audit
8)
Tupoksi menjelaskan Informasi dan
Teknologi
9)
Tupoksi menjelaskan pengendalian
atas fraud
10) Tupoksi menjelaskan monitoring
11) Tupoksi
menjelaskan
aturan
pelaporan.
12) Tupoksi selalu direviu
13) Tupoksi ditetapkan ulang secara
periodik.
14) Tupoksi dipahami oleh Inspektorat
15) Tupoksi mendapat persetujuan dari
top manajemen.
16) Tupoksi mencantumkan kewajiban
internal audit dalam perencanaan
auditnya untuk selalu berkonsultasi
dengan pihak manajemen.
17) Tupoksi yang ditetapkan selalu
dikomunikasikan dengan pihak
manajemen
dan
memintakan
saran/masukkan
dari
pihak
manajemen untuk perbaikannya
b. Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman
Penerapan
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
No.
4.
Uraian
setengah tahun sekali atau setiap 4
bulan sekali.
b. Bagaimana gambaran akses Inspektorat
dalam menjalankan tugasnya ?
1)
jarang mendapatkan akses ke top
manajemen
2)
hanya memiliki akses terbatas ke
top manajemen
3)
memiliki akses langsung ke Top
Manajemen
c. Apakah
secara
teratur
Inspektur
melakukan komunikasi dengan jajaran
Top Manajemen terkait rencana strategi
pelaksanaan kegiatannya.
d. Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman
Penerapan
Bagaimana cara dan bentuk laporan hasil audit Inspektorat disampaikan kepada
Top Manajemen ?
a. Laporan kepada Top Manajemen:
1)
umumnya
dilakukan
secara
O
O
informal
2)
umumnya
top
Manajemen
O
O
menerima laporan yang sifatnya
"good news"
3)
dilakukan secara formal
O
O
4)
dilakukan tidak terjadual (sekali
O
O
dalam setahun).
5)
sedikit
menjelaskan
masalah
O
O
langkah kerja yang dilakukan
6)
sedikit menjelaskan temuan hasil
O
O
audit serta rekomendasi yang telah
disampaikan.
7)
sedikit
rekomendasi
yang
O
O
disampaikan.
8)
disampaikan secara teratur (4
O
O
bulan sekali atau bulanan)
9)
disampaikan secara detail
O
O
10) terdapat perbandingan rencana
O
O
dan realisasi audit
11) terdapat
faktor-faktor
yang
O
O
signifikan
mempengaruhi
lingkungan pengendalian (control
environment)
12) terdapat masalah-masalah dalam
O
O
pengendalian intern lainnya.
13) kaitan antara rekomendasi dengan
O
O
critical success factor
14) kaitan antara rekomendasi dengan
O
O
inherent risknya
15) kaitan antara rekomendasi dengan
O
O
pencapaian tujuan organisasi.
No.
5.
Uraian
16) terdapat Cost benefit analysis
17) terdapat pengukuran atas seluruh
aktivitas pengendalian lingkungan
18) terdapat pengukuran atas rencana
kedepan dari kegiatan audit
19) terdapat
pengukuran
kinerja
Inspektorat.
b. Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman
Penerapan
O
O
O
O
Bagaimana cara dan bentuk laporan hasil audit Inspektorat disampaikan kepada
line manajemen (Kepala Satuan Kerja/Pimpinan Satgas, Eselon III) ?
a. Laporan kepada line manajemen:
1)
hanya terkait dengan rekomendasi
O
O
yang disampaikan
2)
hanya disampaikan jika audit telah
O
O
selesai dilaksanakan (kurang lebih
sebulan)
3)
disampaikan biasanya kurang dari 1
O
O
bulan
4)
laporan
memuat
eksekutif
O
O
summary
5)
laporan memuat rekomendasi
O
O
6)
laporan memuat tanggapan dari
O
O
pihak manajemen.
7)
apabila tidak tepat waktu hanya
O
O
didasarkan atas suatu hal yang
dapat dipahami.
8)
memuat
penjelasan
mengenai
O
O
faktor-faktor
kritis
yang
mempengaruhi aktivitas lingkungan
pengendalian
9)
laporan
memuat
penjelasan
O
O
mengenai
faktor-faktor
pengendalian intern lainnya
10) laporan
memuat
penjelasan
O
O
mengenai tindak lanjut yang perlu
diprioritaskan.
11) kaitan antara rekomendasi dengan
O
O
critical success factor
12) kaitan antara rekomendasi dengan
O
O
inherent risknya
13) kaitan antara rekomendasi dengan
O
O
pencapaian tujuan organisasi.
14) terdapat Cost benefit analysis
O
O
15) terdapat pengukuran atas seluruh
O
O
aktivitas pengendalian lingkungan
16) terdapat pengukuran atas rencana
O
O
kedepan dari kegiatan audit
17) terdapat komentar atas kinerja
O
O
Inspektorat dari pihak manajemen.
b. Tidak tahu / tidak relevan
O
O
No.
6.
Uraian
Pemahaman
Penerapan
No.
II.
7.
8.
Uraian
Pemahaman
Penerapan
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
No.
Uraian
melaksanakan tugasnya ?
a. Inspektorat merupakan tempat:
1)
yang tidak dinamis
2)
yang dinamis
3)
yang tidak penuh tantangan.
b. Beberapa orang di Inspektorat telah
menempati posisi yang sama dalam
beberapa tahun.
c. pergantian pegawai:
1)
dilakukan
apabila
terdapat
pegawai yang pensiun
2)
dilakukan
apabila
terdapat
pegawai yang mutasi
3)
diganti dengan orang yang memiliki
kompetensi sama.
d. sistem mutasi di Inspektorat sama
dengan unit lain
e. karir di Inspektorat sama dengan unit
lain
f. sedikit staf dari Inspektorat yang di
mutasi ke unit organisasi lain.
g. Kebijakan rekrutmen pegawai:
1)
Tidak ditetapkan secara formal
2)
ditetapkan secara formal
3)
memiliki kemampuan dasar sebagai
tim audit
4)
memiliki pemahaman pelaporan
keuangan
5)
memiliki pemahaman peraturan
6)
memiliki pemahaman informasi
dan teknologi.
7)
menggambarkan pemahaman yang
luas terhadap fungsi internal audit
8)
memberikan prioritas kepada calon
pegawai yang ahli di bidang
akuntansi/auditing.
9)
Alternatif recruitment pegawai
adalah dari internal organisasi yang
memiliki
kompetensi
sesuai
kebijakan yang telah ditetapkan.
10) memberikan prioritas kepada calon
pegawai yang ahli di bidang
akuntansi/auditing.
Alternatif
recruitment pegawai adalah dari
internal organisasi yang memiliki
kompetensi sesuai kebijakan yang
telah ditetapkan.
11) Kebijakan recruitment pegawai
telah menggambarkan pemahaman
yang luas terhadap fungsi internal
audit, dan memberikan prioritas
Pemahaman
Penerapan
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
No.
h.
i.
j.
k.
9.
Uraian
kepada calon pegawai yang ahli di
bidang
akuntansi/auditing.
Alternatif recruitment pegawai
adalah dari internal organisasi yang
memiliki
kompetensi
sesuai
kebijakan yang telah ditetapkan.
Di Inspektorat dalam pengembangan
karir terdapat beberapa aturan yang
berbeda (terkait jabatan fungsional
auditor)
Inspektorat dilihat sebagai tempat yang
prestisius, suatu area dinamis yang
menghasilkan
calon-calon
eksekutif
manajemen.
Internal audit pada dasarnya adalah
inhouse consultancy, sehingga pegawai
yang
direcruit
harus
memahami
operasional organisasi tidak sematamata hanya memiliki kemampuan
akuntansi/auditing. Proses recrutment
memberikan kesempatan yang luas
kepada pegawai di unit lain yang
memiliki kemampuan lebih dibanding
pegawai lain yang sebelumnya telah
dikonsultasikan
kepada
Top
Management.
Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman
Penerapan
O
O
O
O
No.
Uraian
kegiatan audit Itjen.
g. Inspektorat mengukur kinerjanya sendiri
secara regular dan dalam pengukuran
kinerjanya menerima masukkan dari
pihak
manajemen/auditan.Feedback
atas kinerja Inspektorat dari pihak
manajemen juga diterima dari pihak
manajemen secara periodik, tidak hanya
pada saat pengukuran kinerja sedang
dilakukan.
h. Feedback dari pihak manajemen/auditan
dipertimbangkan untuk pengembangan
Key Performance Indicators, dengan
mempertimbangkan misi, tujuan dan
outcames yang ingin dicapai dari
kegiatan audit Itjen.
i. Tidak tahu / tidak relevan
Pemahaman
Penerapan
Reviu
Tanggal
Tanggal
Nama
Nama
Tanda tangan
Tanda tangan
Input data
Tanggal
Nama
Tanda tangan
10
Lampiran 4
LANGKAH PROSES INPUT, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
HASIL JAWABAN KUESIONER
1. Pendahuluan
Input, pengolahan, dan analisis data dilaksanakan dalam satu file berbentuk
excel. Hasil akhir hingga analisis data adalah peta mengenai kondisi K/L yang
diambil datanya.
2. Input Data
Input data terdapat 2 buah worksheet, yaitu input data untuk pemahaman
dan penerapan yang keduanya terletak pada sudut kiri bawah.
Input data pemahaman dan penerapan berasal dari kuesioner sesuai
dengan worksheetnya.
Pada saat diinput, penomoran pada pemahaman dan penerapan harus
sama karena data tersebut berpasangan antara satu dengan lainnya.
Input data dilakukan dengan menuliskan angka 1 pada sel data excel
untuk kuesioner yang dipilih oleh responden dan biarkan sel berisi angka
0 untuk kuesioner yang tidak dipilih oleh responden.
Bagian row adalah pertanyaan sesuai dengan kuesioner, sedangkan
kolom adalah responden
Standar awal hanya ada satu responden, apabila responden lebih dari
satu orang, maka jumlah kolom untuk responden dapat ditambah sesuai
dengan jumlah responden dengan cara mengkopi penuh satu kolom
(hitamkan dengan mengklik kolom di atasnya kemudian dikopikan ke
kolom sebelah kanan hingga sesuai dengan jumlah responden.
Dalam daftar isian data hanya ada angka 1 dan 0, tidak ada lain,
apabila ada data lain maka data lain tersebut tidak terbaca dan membuat
error pada proses pengolahan dan analisis data.
Jumlah data yang diinput pada pemahaman dan penerapan harus sama
jumlahnya dan nomor yang ada pun berpasangan datanya.
Apabila telah selesai dapat dilanjutkan ke worksheet pengolahan data
pemahaman dan penerapan.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses lanjutan setelah pengisian data selesai
dilaksanakan. Tata cara untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:
Pengolahan data dilaksanakan oleh dua worksheet yaitu worksheet untuk
pengolahan data pemahaman dan penerapan.
membutuhkan lebih detil maka dapat diambil dari worksheet pengolahan data.
Tata cara membuat peta hasil pemetaan adalah sebagai berikut:
Buka worksheet peta (dalam contoh ini adalah peta untuk kesimpulan
secara umum)
Terlihat adanya gambar peta dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru
Menggambarkan
bahwa
pemahaman
dan
3) Warna Hijau
terdapat
perbedaan
dalam
4) Warna Biru
terdapat
perbedaan
dalam
pemahaman.
Apabila ingin memperoleh hasil yang lebih terinci, maka proses membuat
peta dapat diulang untuk setiap unsur SPIP, dapat juga dilakukan secara
detil sampai pada setiap pertanyaan.
SIMPULAN UMUM KELEMBAGAAN
2,86%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
20,00%
2,86%
0,00%
12
11
34,29%
31,43%
0,00%
0,00%
8,57%
0,00%
0,00%
0,00%
4
2,86%
8
22,86%
23
65,71%
P
E
M
A
H
A
M
A
N
0,00%
3
2,86%
22,86%
26
1
8,57%
35
74,29%
35
PENERAPAN
16
45,71%
18
51,43%
1
2,86%
0
0,00%
Pemahaman
Penerapan Pemahaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
2
2
2
3
1
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
4
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
11
12
13
14
21
22
23
24
31
32
33
34
41
42
43
44
3
12
0
1
0
11
7
0
0
0
1
0
0
0
0
0
Penerapan
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Sangat Kurang
Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang Baik
Sangat Kurang
Baik
Kurang Baik
Baik
Kurang Baik
Baik
Baik
Baik
Kurang Baik
Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Kurang Baik
Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Sangat Kurang
Sangat Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Sangat Kurang
Sangat Kurang Baik
Sangat Kurang
Sangat Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Sangat Kurang
Kurang Baik
Kurang Baik
Pemahaman
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Penerapan
2
2
2
3
1
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
4
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
Blok
2
1
1
2
1
2
2
3
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
22
12
12
23
11
23
23
33
23
23
12
22
23
22
22
12
22
22
23
12
12
12
14
22
22
12
12
12
11
11
22
22
12
12
22
35
Jawaban responden yang berada pada tingkat 1 dan atau 2 (area merah)
Bila terjadi gejala awal potensi permasalahan (red flag), beri tanda
pada pertanyaan dalam kuesioner sebagai pertanyaan yang akan
digali lebih lanjut informasinya.
Dokumen
URAIAN
Terkait
I. LINGKUNGAN PENGENDALIAN
(Pasal 4) Tone at the Top
Pimpinan IP telah memiliki komitmen untuk menciptakan / memelihara lingkungan pengendalian, yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan SPI dalam lingkungan kerjanya, melalui:
1. Penegakan Integritas dan Nilai Etika
Pimpinan IP telah menetapkan aturan perilaku:
- mengatur praktik yang dapat diterima dan tidak dapat diterima,
- benturan kepentingan,
- berkenaan dengan hal-hal yang krusial,
- mengatasi situasi dilematis,
- menjaga citra positif lembaga, dalam urusan kedinasan maupun kemasyarakatan.
2) Seluruh pegawai telah menandatangani pernyataan komitmen untuk menerapkan aturan perilaku/standar
etika dan secara berkala diperbaharui.
1)
Pegawai mengetahui, memahami dengan baik isi aturan perilaku/standar etika, sanksi hukuman terhadap
pelanggaran aturan perilaku/standar etika.
4) Setiap tingkat pimpinan telah memberikan keteladanan penerapan aturan perilaku, dalam tutur kata
maupun dalam tindakan nyata.
Ketentuan yang
relevan,
- Aturan perilaku,
- Dokumen Pakta
Integritas
-
3)
5)
Pekerjaan yang terkait dengan pelayanan publik dilaksanakan dengan etika yang tinggi.
Kebijakan/mekanisme
penanganan masalah
1
kepegawaian
6)
Sanksi atas pelanggaran etika telah dikomunikasikan kepada pegawai, penegakan yang tepat atas
pelanggaran aturan perilaku dan pemantauan tindak lanjutnya.
SE/SK Pembentukan
Tim Penegakan
Aturan Perilaku,
- Sample SK
Penjatuhan Sanksi
7)
8)
Pimpinan instansi pemerintah menghapus kebijakan, penugasan, atau penetapan sasaran yang tidak
realistis, yang dapat mendorong perilaku tidak etis.
Sample Notulen
Rapat,
- SE tentang Pedoman
intervensi dan
pengabaian
Renstra,
Renja yang SMART
Uraian Jabatan,
Hasil Analisis
Jabatan,
- Hasil Analisis Beban
Kerja
10)
IP telah menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam IP
Uraian Jabatan
11)
Dokumen Kebijakan
Pengelolaan SDM
2
12)
Pemilihan dan penempatan berbagai tingkatan pimpinan berdasarkan kemampuan manajerial dan
pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah.
- Ketentuan
Perundangan (PP,
Perda, Permen dll),
SE pimpinan instansi
Terdapat kebijakan yang memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam Instansi
Pemerintah, untuk memudahkan Pimpinan IP memperoleh informasi pelaksanaan tugas tanggung
jawabnya, saling berkomunikasi, serta pemahaman pegawai terhadap hubungan dan jenjang pelaporan
yang telah ditetapkan.
23) Telah dilaksanakan evaluasi dan penyesuaian secara periodik atas struktur organisasi terhadap
perubahan lingkungan strategis.
- SE/SK pengelolaan
informasi dan
pelaporan
Jumlah pegawai terutama untuk posisi pimpinan telah sesuai kebutuhan, sehingga Pimpinan memiliki
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
20)
22)
24)
- Pertimbangan 2
perubahan SOTK
Wewenang telah diberikan secara tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya, dimana Pimpinan
bertanggung jawab atas keputusan, menerapkan prosedur pemantauan hasil pendelegasian wewenang
dan tanggung jawab.
- SE struktur
organisasi, Uraian
jabatan
26)
Pegawai yang diberi wewenang telah memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang
diterimanya terkait pihak lain dalam instansi yang bersangkutan yang diatur dalam uraian tugas setiap
tingkatan manajemen dan dievaluasi kinerjanya.
- SE struktur
organisasi, Uraian
jabatan
27)
Pegawai telah memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawabnya dalam penerapan
SPIP:
- diberdayakan untuk mengatasi masalah atau melakukan perbaikan,
- keseimbangan antara pendelegasian tersebut dengan keterlibatan pimpinan yang lebih tinggi.
- SE struktur
organisasi,
- Uraian jabatan
6. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia
28)
Instansi telah melaksanakan kebijakan dan prosedur pembinaan SDM, sejak rekrutmen sampai dengan
pemberhentian pegawai, yang mengutamakan kompetensi, etika dan integritas, serta mendorong
tercapainya kinerja.
- Dokumen formasi
berbasis
kompetensi/jabatan,
- SOP Penerimaan
Pegawai / rekrutmen
- Uraian Jabatan
- SOP pengelolaan
pegawai (promosi,
mutasi, remunerasi,
dll)
- Panduan, penilaian,
dan pelatihan
- SK pemberhentian
Instansi telah menerapkan kebijakan penelusuran latar belakang calon pegawai yang memadai dalam
proses rekruitmen.
(mencakup investigasi terhadap calon pegawai sehubungan adanya catatan kriminal, konfirmasi atas
atasan calon pegawai di tempat kerja sebelumnya, dan konfirmasi ijazah pendidikan dan sertifikasi
profesi)
30) Instansi telah menerapkan supervisi periodik atas SDM yang memadai.
(dengan memberikan panduan, penilaian, dan pelatihan di tempat kerja, dan pimpinan memastikan
bahwa pegawai memahami tugas, tanggung jawabnya)
29)
Terdapat mekanisme untuk memberikan keyakinan memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi dan
- Piagam Audit, Struktur
efektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, melalui:
Organisasi APIP,
- Independensi APIP yang didukung oleh komitmen dari pimpinan tertinggi
- Standar Kerja/Standar
- APIP menyusun laporan hasil pengawasan, yang memberikan keyakinan memadai pencapaian tujuan
Profesi,
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
- PKPT, Laporan hasil
- Dilakukan telaahan sejawat secara berkala, untuk menjaga mutu hasil pemeriksaan APIP
pengawasan,
- SOP/Pemantauan
tindak lanjut
32) Terdapat mekanisme peringatan dini dan peningkatan efektivitas manajemen risiko atas
- PKPT,
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
- Pedoman audit, reviu,
bimtek, dll,
- Laporan hasil
pengawasan dengan
sasaran perbaikan
efektivitas
manajemen risiko
33) Terdapat peran APIP independen dan profesional dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas
- Laporan hasil
tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
pengawasan dengan
sasaran perbaikan
tata kelola
31)
Instansi telah melakukan hubungan kerja yang baik dengan IP yang mengelola anggaran, akuntansi dan - MOU Koordinasi
perbendaharaan, dan yang mekasanakan tanggung jawab pengendalian lintas instansi, sehingga tercipta
mekanisme saling uji dan saling berkoordinasi.
(misal rekonsiliasi data keuangan, pembahasan secara berkala tentang pelaporan keuangan dan
anggaran dengan Departemen Keuangan, pengendalian intern dan kinerja, serta musyawarah
perencanaan pembangunan sesuai ketentuan yang berlaku, rapat koordinasi dengan instansi eksternal
yang bertanggung jawab atas fungsi pengendalian lintas instansi (inspektorat, BPKP, dan BPK).
URAIAN
Dokumen Terkait
tercantum dalam Renstra dan Renja tahunan, Memenuhi persyaratan program yang ditetapkan dengan peraturan
dan memenuhi kriteria SMART serta dikomunikasikan dengan seluruh pegawai
36) Pimpinan IP menetapkan strategi operasional yang konsisten dengan renstra dan rencana penilaian risiko,
dengan mempertimbangkan sistem penganggaran (antara lain alokasi, prioritas, rancangan secara rinci, asumsi
dasar renstra dan anggaran konsisten saat ini dan sebelumnya.)
37) Tujuan IP secara menyeluruh mempertimbangkan risiko ekstern dan intern, serta struktur pengendalian
penanganan risiko
dan renstra IP (entitas), keterkaitan, relevansi,kriteria pengukuran, sumber daya yang cukup dan partisipasi
seluruh tingkatan pimpinan.
3. Identifikasi Risiko
39) Pimpinan IP menggunakan metodologi identifikasi risiko, baik metode kualitatif maupun kuantitatif yang sesuai
URAIAN
Dokumen Terkait
40) Penggunaan metodologi tersebut harus dikomunikasikan dengan pegawai yang berkepentingan dan dibahas
perubahan lingkungan strategis eksternal dan internal (eksternal seperti perubahan peraturan, teknologi,
bencana alam, dan internal seperti perubahan kebutuhan, pengurangan pegawai, kecurangan).
42) Penilaian atas faktor lain, yang dapat meningkatkan risiko telah dilaksanakan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang terjadi di masa lalu (seperti kegagalan pencapaian misi, tujuan dan sasaran, pelanggaran
penggunaan dana dan peraturan), serta risiko melekat pada misi dan program
4. Analisis Risiko
43) Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan IP dengan
ekonomi, industri, peraturan, operasional, atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan
tujuan IP secara keseluruhan dan tujuan kegiatan.
URAIAN
Dokumen Terkait/
Infrastruktur yang tersedia
Peraturan per-uu-an
sebagai landasan hukum
instansi, SOP, Notulen
Rapat, Laporan Monitoring
dan Evaluasi Kegiatan
masing-masing instansi.
URAIAN
Dokumen Terkait/
Infrastruktur yang tersedia
mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada pegawai;
membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaian visi
dan misi; dan
membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan dan pelatihan pegawai, sistem
kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian
kinerja, serta rencana pengembangan karir.
10
URAIAN
Dokumen Terkait/
Infrastruktur yang tersedia
52) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pengendalian atas pengembangan dan perubahan
perangkat lunak aplikasi untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi meliputi :
a. otorisasi atas fitur pemrosesan sistem informasi dan modifikasi program,
b. pengujian dan persetujuan atas seluruh perangkat lunak yang baru dan yang dimutakhirkan,
c. dan penetapan prosedur untuk memastikan terselenggaranya pengendalian atas kepustakaan perangkat
lunak.
53) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pengendalian atas perangkat lunak sistem meliputi :
a. pembatasan akses ke perangkat lunak sistem berdasarkan tanggung jawab pekerjaan dan dokumentasi
atas otorisasi akses,
b. pengendalian dan pemantauan atas akses dan penggunaan perangkat lunak sistem,
c. dan pengendalian atas perubahan yang dilakukan terhadap perangkat lunak sistem
54) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pemisahan tugas meliputi :
a. identifikasi tugas yang tidak dapat digabungkan dan penetapan kebijakan untuk memisahkan tugas tersebut,
b. penetapan pengendalian akses untuk pelaksanaan pemisahan tugas,
c. dan pengendalian atas kegiatan pegawai melalui penggunaan prosedur, supervisi, dan reviu.
55) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan kontinuitas pelayanan meliputi :
- penilaian, pemberian prioritas, dan pengidentifikasian sumber daya pendukung atas kegiatan komputerisasi
yang kritis dan sensitif;
- langkah-langkah pencegahan dan minimalisasi potensi kerusakan dan terhentinya operasi komputer;
- pengembangan dan pendokumentasian rencana komprehensif untuk mengatasi kejadian tidak terduga; dan
- pengujian secara berkala atas rencana untuk mengatasi kejadian tidak terduga dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan.
11
URAIAN
Dokumen Terkait/
Infrastruktur yang tersedia
pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang telah diotorisasi ke dalam komputer; dan
pelaksanaan rekonsiliasi data untuk memverifikasi kelengkapan data.
59) Terdapat kegiatan pengendalian aplikasi pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data meliputi :
-
penggunaan prosedur yang memastikan bahwa hanya program dan file data versi terkini digunakan selama
pemrosesan;
penggunaan program yang memiliki prosedur untuk memverifikasi bahwa versi file komputer yang sesuai
digunakan selama pemrosesan;
penggunaan program yang memiliki prosedur untuk mengecek internal file header labels sebelum
pemrosesan; dan
penggunaan aplikasi yang mencegah perubahan file secara bersamaan.
12
URAIAN
Dokumen Terkait/
Infrastruktur yang tersedia
Terdapat reviu indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah mencakup:
-
Surat Keputusan
Penerapan Manajemen
Kinerja, Renstra, Dokumen
Anggaran, Rencana
Kinerja, Struktur Organisasi,
Uraian Jabatan, Surat
Ketetapan Pembagian
Tugas, Standar Kinerja
Individu, LAKIP, DP3,
Angka Kredit
7. Pemisahan Fungsi
13
URAIAN
Dokumen Terkait/
Infrastruktur yang tersedia
9. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian
64)
Terdapat pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian dengan mempertimbangkan:
-
transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera; dan
klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian.
14
URAIAN
Dokumen Terkait/
Infrastruktur yang tersedia
12. Dokumentasi yang Baik atas Sistem Pengendalian Intern Serta Transaksi dan Kejadian Penting
67) Terdapat dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting, yang SOP untuk kegiatan
diwujudkan
tersebut.
dengan cara memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi
tersebut, Pedoman
Akuntansi
15
Dokumen Terkait
URAIAN
IV. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1. Informasi
68) Informasi dari sumber internal dan eksternal yang relevan dengan tugas dan fungsi telah diperoleh dan
disampaikan kepada Pimpinan IP
69) Informasi terkait sudah diidentifikasi, diperoleh, dan didistribusikan kepada berbagai pihak yang memerlukan,
2. Komunikasi
70) Pimpinan IP memastikan terjalinnya komunikasi internal yang efektif, baik formal maupun informal
71) Pimpinan IP memastikan terjalinnya komunikasi eksternal yang efektif, yaitu untuk mengetahui berfungsinya
pengendalian intern dan meninformasikan mengenai kode etik yang berlaku
Notulen rapat
Memo
Dokumentasi coffee
morning
Korespondensi dgn
pihak regulator
Pamflet ttg kode etik
72) Pimpinan IP menggunakan berbagai bentuk dan sarana dalam mengkomunikasikan informasi penting, antara lain Buku pedoman
berupa buku pedoman kebijakan, prosedur, surat edaran, memorandum, papan pengumuman, situs internet dan Memo
Papan pengumuman
intranet, rekaman video, e-mail dan arahan lisan kepada pegawai dan lainnya
Situs
Jaringan intranet
Rekaman video
Email
Notulen rapat yang berisi
arahan pimpinan
73) IP mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi untuk meningkatkan kegunaan dan keandalan Rencana strategis/blue
16
Dokumen Terkait
URAIAN
IV. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
komunikasi informasi secara terus menerus
74) Dukungan pimpinan Instansi Pemerintah terhadap pengembangan teknologi informasi ditunjukkan dengan
komitmennya dalam menyediakan pegawai dan pendanaan yang memadai terhadap upaya pengembangan
tersebut
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
1. Penerapan Umum Pemantauan Berkelanjutan
75) Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki strategi pemantauan berkelanjutan yang :
a. Mampu menyediakan umpan balik rutin, pemantauan kinerja, dan mengendalikan pencapaian tujuan
metode untuk menekankan pimpinan program bahwa mereka bertanggungjawab atas SPI dan
memantau efektivitasnya
b. Meliputi
17
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
d. Berisi perencanaan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan penting secara berkala
76) Dalam proses melaksanakan kegiatan rutin, pegawai Instansi Pemerintah mendapatkan informasi berfungsinya
pengendalian intern secara efektif, berupa laporan kinerja dan keuangan (triwulanan),
78) Adanya komunikasi dengan pihak eksternal (pengguna jasa dan regulator) yang dapat menguatkan data yang
dihasilkan secara internal atau dapat mengindikasikan adanya masalah dalam pengendalian intern.
79) Struktur organisasi dan supervisi memadai dan dapat membantu mengawasi fungsi pengendalian intern, dengan
menempatkan petugas verifikasi.
Laporan Kinerja
triwulanan
Laporan keuangan
trwulanan
BA Pemeriksaan fisik
kas, BMN/D
Laporan kegiatan
Laporan dari SAKPA/
SIMAKBMN
Notulen Rapat
Keputusan terkait
Laporan pengaduan
masyarakat
Surat/bukti penanganan
pengaduan masyarakat
Notulen rapat dengan
regulator (Rapat Dengar
Pendapat)
Bukti/rencana tindak
lanjut penyempurnaan
kebijakan atau prosedur
terkait pengaduan dan
RDP
Struktur organisasi sampai
tingkat staf
Uraian tugas
Hasil verifikasi
18
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
80) Pimpinan Instansi Pemerintah mengambil langkah (dalam bentuk kebijakan, prosedur, dan pelaporan) untuk
menindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian internal yang diberikan oleh aparat pengawasan
intern pemerintah, auditor, dan evaluator lainnya.
81) Rapat dengan pegawai digunakan untuk meminta masukan tentang efektivitas pengendalian intern.
Kebijakan penanganan
rekomendasi hasil
audit/evaluasi
Prosedur penanganan
rekomendasi hasil
audit/evaluasi
Pelapporan tindak lanjut
Notulen hasil rapat
Bukti tindak lanjut hasil
notulen rapat
2. Evaluasi Terpisah
82) Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian intern secara terpisah telah memadai, yaitu berdasarkan
hasil penilaian risiko, efektivitas pemantauan berkelanjutan, dan dilakukan saat terjadi reorganisasi instansi
pemerintah
83) Metodologi evaluasi pengendalian intern Instansi Pemerintah haruslah logis dan memadai, yaitu adanya :
perencanaan secara menyeluruh, kriteria evaluasi yang disepakati dengan unit terkait, dokumentasi hasil
evaluasi yang membandingkan rancangan pengendalaian intern dibandingkan dengan pelaksanaannya..
84) Aparat pengawasan intern pemerintah yang melaksanakan evaluasi terpisah memiliki sumber daya,
kemampuan, dan independensi yang memadai (bertanggung jawab langsung ke pimpinan tertinggi di dalam
Instansi Pemerintah)
19
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
3. Penyelesaian Audit
85) Instansi Pemerintah memiliki mekanisme untuk meyakinkan ditindaklanjutinya temuan audit atau reviu lainnya
dengan segera, yaitu dengan menetapkan penanggung jawab dan batas waktu penyelesaian tindak lanjut.
Prosedur penanganan
tindak lanjut temuan
86) Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap terhadap temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya guna Rencana tindak atas tindak
memperkuat pengendalian intern, yaitu dengan adanya rencana tindak yang disusun untuk menindaklanjuti lanjut temuan
rekomendasi perbaikan pengendalian intern.
87) Instansi Pemerintah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya dengan tepat, yang
ditandai dengan:.
Secara berkala dilakukan evaluasi atas saldo temuan dan rekomendasi yang belum ditindaklanjuti.
Tindakan atas tindak lanjut temuan dan rekomendasi terkait dilaporkan kepada unit atasan dan instansi
pengawas bersangkutan
Secara berkala dilakukan pembahasan bersama antara instansi pemerintah dengan auditor/evaluator
tentang kemajuan tindak lanjut
Notulen Rapat
Pemutakhiran Data
Laporan hasil Gelar
Pengawasan
20
FORMAT LAPORAN
Format Laporan Hasil Pemetaan Penerapan SPIP adalah sebagai berikut:
SAMPUL DEPAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Dasar Penugasan
D. Ruang Lingkup Penugasan
ISI LAPORAN
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Berisi pokok-pokok hasil pemetaan, simpulan dan rekomendasi yang perlu
disampaikan oleh penanggungjawab penugasan kepada pemberi tugas
(stakeholder). Istilah yang sering digunakan juga adalah Pengantar.
Ringkasan eksekutif disusun antara 1-2 halaman ditandatangi oleh
Penanggung jawab laporan.
2. BAB I - PENDAHULUAN
Pada BAB ini akan memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup serta
dasar penugasan.
a. Latar Belakang
Latar
belakang
memuat
ringkasan
tentang
tupoksi
Instansi
b. Tujuan
Untuk memperoleh gambaran yang memadai atas penerapan SPIP di
Instansi Pemerintah.
c. Dasar Penugasan
Berisi dasar penugasan yang diberikan dapat berupa permintaan (by
request) dari Kementerian/ Lembaga/ Instansi Pemerintah atau
Memorandum of Understanding (MoU).
d. Ruang Lingkup Penugasan
Ruang lingkup disesuaikan dengan penugasan antara lain meliputi
periode pemetaan, lingkup penugasan dan keterbatasannya.
(ii)
pemetaan
atas
Kondisi
Penerapan
Penilaian
Risiko
penerapan setiap sub unsur Kegiatan pengendalian serta kondisikondisi yang memerlukan perbaikan.
(iv)
(v)
Penerapan Pemantauan
4
Hasil
pemetaan
atas
Kondisi
Penerapan
Pemantauan
terdiri
penerapan
per
sub
unsur
dan
gambaran
keterintegrasian penerapan.
b. Rekomendasi berisi saran perbaikan yang harus dijalankan oleh
Instansi Pemerintah dalam rangka memperbaiki Penerapan SPIP serta
rekomendasi atas permasalahan yang ditemukan.