Disusun oleh :
1.Riski Wiwik Lestari
(........)
(........)
3.Neti Kususmawati
(........)
(........)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan kami
ucapkan terimakasih kepada Ibu Siska Diana Sari, S.H.,M.H. yang telah
membimbing kami agar pembuatan makalah tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Bangsa dapat terselesaikan.
Harapan kami dengan dibuatnya makalah ini dapat membantu pembaca
dalam memahami materi Pendidikan Pancasila khususnya tentang Pancasila
Sebagai Ideologi Bangsa, sehingga dapat memperbaiki bentuk dan isi makalah
kedepannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami berharap pembaca mau member saran dan kritik yang
membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
1.3 TUJUAN
1.Agar para pembaca mengetahui asal mula idiologi pancasila negara kita.
2.Agar para pembaca mengetahui asas apa saja yang mendasari terbentuknya
pancasila
sebagia idiologi.
3.Agar pembaca memahami makna Idiologi bagi bangsa dan negara.
4.Agar pembaca memahami makna dari idiologi dan pancasila sebagai idiologi
terbuka.
5.Agar pembaca memahami hubungan antara filsafat dan idiologi.
1.4 MANFAAT
Manfaat yang ingin didapat dari pembuatan makalah ini adalah agar para
pembaca khususnya mahasiswa mampu memahami materi tentang pancasila
sebagai idiologi bangsa Indonesia serta diharapkan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari hari.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode studi literatur
yaitu dengan melakukan Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan tentang
Pancasila sebagai idiologi bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
II.
III.
Idiologi Negara dalam arti cita cita Negara memiliki ciri ciri sebagai
berikut :
a. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
b. Mewujudkan satu asas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup
yang harus dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada
generasi penerus bangsa, diperjuangkan, dan dipertahankan.
Jadi pancasila sebagai idiologi bangsa dan Negara Indonesia, pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu hasil penuangan atau pemikiran sesorang atau
sekelompok orang. Pancasila diangkat dari nilai nilai adat istiadat
kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia.
Menurut Moerdiono [BP7 Pusat, 1992: 399] menyebutkan beberapa faktor yang
mendorong pemikiran pancasila sebagai idiologi terbuka :
1. Dalam proses pembangunan nasional berencana, dinamika masyarakat
kita berkembang pesat. Dan tidak semua dinamika dapat diselesaikan
dengan pemikiran idiologi lama, dan disini pancasila dapat dikembangkan
menjadi pemikiran yang baru dan dapat digunakan untuk menyelesaikan
suatu dinamika tanpa menghilangkan nilai dasarnya.
2. Pancasila sebagai idiologi yang membuat Negara Indonesia tetap
bertahan sampai sekarang membuktikan bahwa pancasila memiliki sifat
terbuka.
3. Pancasila tidak kaku yang artinya pancasila dapat digunakan sebagai
acuan bersama saat muncul perbedaan, karena pada dasarnya negara kita
terbentuk dari banykanya perbedaan yang disatukan sehingga
terbentuklah Republik Indonesia.
4. Tekad kita untuk menjadikan Pancasila sebagai satu satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut Alfian [BP7 Pusat,1991: 192] mengemukakan bahwa kekuatan ideologi
tergantung pada tiga kualitas dimensi:
1. Dimensi Realita, Yaitu bahwa nilai nilai dasar yang ada dalam idiologi
tersebut benar benar ada dalam kehidupan masyarakat, bukan sekedar
gambaran atau imajinasi.
2. Dimensi Idealisme, yaitu bahwa dalam suatu idiologi ada hal hal yang
ingin dicapai, dan diterapkan dengan dalam kegiatan sehari hari agar
terwujud.
3. Dimensi fleksibilitas/ dimensi pengembangan, yaitu bahwa idiologi ini
memiliki kemampuan untuk mengikuti perkembangan perubahan situasi
dan kondisi, dari waktu ke waktu,. Agar muncul pemikiran pemikiran
baru yang relevan dengan idiologi ini tanpa menghilangkan nilai dasar
atau jati diri dari idiologi tersebut.
2.5 Hubungan Antara Idiologi dan Filsafat.
Secara etimologis istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani Phielin yang
artinya cinta dan sophos yang artinya hikmah atau kebijaksanaan atau
wisdom [Nasution, 1973]. Jadi secara harfiah istilah filsafat mengandung
makna cinta kebijksanaan. Sedangkan Idiologi adalah ajaran atau ilmu tentang
gagasan dan buah pikiran atau science des ideas [AL Marsudi, 2001 : 57]. Jadi
filsafat itu muncul terlebih dahulu sebelum idiologi, filsafat merupakan nilai yang
kebenarannya sudah diyakini dan akhirnya dijadikan sebagai idiologi atau dasar
dari sebuah sistem untuk melaksanakan atau membawa sebuah Negara. Agar
sebuah Negara memiliki tujuan yang ingin dicapai (idiologi) dan berdasarkan nilai
nilai yang baik (filsafat).
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Pentingnya idiologi bagi sebuah Negara saat sebuah Negara dibentuk dan
dijalankan agar mempunyai arah dan tujuan yang akan dicapai. Dan Negara
tersebut nyaman dan layak untuk didiami karena mampu memakmurkan
bagsanya. Dimana idiologi yang digunakan mengandung hal hal yang bertujuan
baik untuk bangsa negaranya. Begitu pula Idiologi Pancasila Negara kita yang
mewakili apa yang kita inginkan ada dan tercapai dinegara kita. Maka dari itu kita
wajib menjaga keabsahannya dan memahami serta mengamalkan dalam
kehidupan sehari hari. Sehingga benar benar menjadi suatu landasan yang
dilaksanakan bukan sesuatu yang hanya dijadikan sebagai wacana.
3.2Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi para
pembaca. Apabila ada kritik dan saran yang membangun kami akan dengan
senang hati menerimanya, demi kebaikan makalah kami berikutnya. Dan apabila
ada salah kata atau penulisan kami mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA