BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dunia ditandai oleh perkembangan yang semakin cepat di
segala bidang kegiatan, begitu pula dalam kegiatan pendidikan. Globalisasi ini
sangat mempengaruhi terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia sehingga
diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pemerintah Indonesia dalam upaya meningkatkan pendidikan bagi warga
negaranya tidak henti-hentinya melakukan berbagai kegiatan dan menyediakan
fasilitas pendukungnya termasuk memberlakukannya Undang-Undang No. 14
tahun 2005 tentang guru dan dosen, seperti yang disampaikan dalam penjelasan
umum atas Undang-Undang No. 14 tahun 2005, Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan
nasional tersebut, pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan.
Selanjutnya, Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan bahwa (1) Setiap warga Negara berhak mendapat
pendidikan; (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah
wajib
membiayainya;
(3)
Pemerintah
mengusahakan
dan
Guru merupakan salah satu SDM yang berada di sekolah. Kinerja guru di
sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Masalah
kinerja menjadi sorotan berbagai pihak, kinerja pemerintah akan dirasakan oleh
masyarakat dan kinerja guru akan dirasakan oleh siswa atau orang tua siswa.
Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik. Perhatian
pemerintah terhadap pendidikan sudah disosialisasikan, anggaran pendidikan yang
diamanatkan Undang-Undang 20 % sudah mulai dilaksanakan. Maka kinerja
guru tentunya akan menjadi perhatian semua pihak. Guru harus benar-benar
kompeten dibidangnya dan guru juga harus mampu mengabdi secara optimal.
Kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal.
Keberhasilan prestasi sekolah ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya
kepemimpinan kepala sekolah.
pelaksanaan
mengorganisasikan
tugas-tugasnya
kegiatan,
antara
mengarahkan
lain
menyusun
kegiatan,
perencanaan,
mengkoordinasikan
administrasi
antara
lain
menyusun
perencaan,
untuk
memperteguh
pedoman-pedoman
dipandang
erat
Malthis dan Jackson bahwa disiplin kerja berkaitan erat dengan perilaku karyawan
dan berpengaruh terhadap kinerja. Kepemimpinan kepala sekolah adalah
motivator bagi kepatuhan diri pada disiplin kerja para guru. Walaupun disiplin ini
hanya merupakan salah satu bagian dari ciri kinerja guru dan berkaitan dengan
prosentasi kehadiran, ketidakpatuhan pada aturan, menurunnya produktivitas kerja
dan apatis, tetapi ternyata hal ini membawa dampak yang sangat besar terutama
pada sistem pendidikan kita yang masih memerlukan keberadaan guru secara
dominan dalam proses pembelajaran. Pada tahap inilah kepemimpinan kepala
sekolah dituntut untuk mampu memimpin atau mengelola sekolah, juga dituntut
untuk mampu menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kerja (climatemaker) sehingga dapat mencegah timbulnya desintegrasi dan mampu memberikan
dorongan agar semua komponen yang ada di sekolah bersatu mencapai tujuan
yang ingin dicapai.
Pada tahap inilah peran kepemimpinan kepala sekolah diperlukan. Kepala
sekolah harus bertindak tegas terhadap pelanggaran yang terjadi, agar semua
komponen yang ada dalam sekolah memberikan pelayanan yang optimal kepada
para siswa.
Sehubungan dengan uraian di atas maka masalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru perlu dibuktikan dengan mengadakan penelitian. Oleh
karena itu, penulis membuat judul penelitian Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi
Dan Disiplin Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Di Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah
sebagai berikut :
ditingkatkan.
Motivasi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar belum optimal.
Motivasi guru untuk berprestasi masih rendah.
Komunikasi personal belum terjalin dengan baik.
Disiplin kerja guru masih rendah.
Kinerja guru masih belum optimal.
Program diklat untuk pengembangan kompetensi guru frekuensinya masih
kurang.
8. Budaya kerja belum tercipta dengan baik.
9. Konflik organisasi belum teratasi dengan baik.
10. Reward dan punishment belum berjalan efektif.
11. Kompetensi guru belum dikuasai menyeluruh.
12. Kesadaran diri akan tugas masih lemah.
13. Komitmen pencapaian kinerja kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Lubuk
Kilangan masih rendah.
14. Sarana prasarana yang tersedia di sekolah belum dimanfaatkan secara
maksimal.
1.3 Pembatasan Masalah
Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan sangatlah
kompleks. Salah satunya adalah masalah manajemen sumber daya manusia.
Permasalahan-permasalahan perlu mendapat tanggapan dan solusi. Dalam tesis ini
penulis hanya membatasi masalah pada cukup kecil yaitu mengenai kinerja kepala
Sekolah Dasar di Kecamatan Lubuk Kilangan. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja kineja kepala Sekolah Dasar
diantaranya kompetensi,
10
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
12
kumpulan pengetahuan yang logis dan sistematis. Maka suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya tidak akan terlepas dari aktivitas manajemen. Manajemen
menginginkan tujuan organisasi tercapai dengan efisien dan efektif.
Adapun fungsi manajemen diantaranya :
1. Perencanaan (Planning) adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan
memilih cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Pengorganisasian (Organizing dan Staffing)
adalah
kegiatan
13
atau sumber daya manusia. Seperti sumber daya lainnya, sumber daya manusia
merupakan masukan (input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan
keluaran (output). Sumber daya manusia merupakan asset bagi perusahaan yang
apabila dimanage akan menghasilkan output kinerja bagi perusahaan yang
tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang
belum mempunyai keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan
apabila dilatih, diberikan pengalaman dan diberikan motivasi untuk berkembang
maka akan menjadi asset yang sangat menguntungkan bagi perusahaan.
Pengelolaan sumber daya manusia inilah yang disebut dengan manajemen sumber
daya manusia. Dengan kata lain manajemen sumber daya manusia adalah
mengembangkan pegawai dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran individu
maupun organisasi.
Sedarmayanti (2007 : 13) mengatakan bahwa: Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau
sumber daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring,
melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Menjadi tugas utama manajemen
sumber daya manusia yaitu mengelola pegawai se-efisien dan se-efektif mungkin
agar diperoleh pegawai yang produktif dan dapat memberikan keuntungan yang
maksimal bagi perusahaan. Secara khusus Sedarmayanti
(2007 : 13)
14
15
lingkungan eksternal seolah menjadi bagian tak terpisahkan dari organisasi itu
sendiri.
2.1.2 Kepemimpinan
Konsep tentang kepemimpinan dalam dunia pendidikan tidak bisa terlepas
dari konsep kepemimpinan secara umum. Konsep kepemimpinan secara umum
sering dipersamakan dengan manajemen, padahal dua hal tersebut memiliki
perbedaan yang cukup berarti.
Dalam buku kepemimpinan karangan Miftah Toha (2006 : 5) mengartikan
bahwa : Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang
supaya diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengertian di atas didukung oleh pendapat Stephen P. Robbins dalam buku
Manajement, Seven edition yang dialih bahasa oleh T. Hermaya (2005 : 128)
memberikan arti kepemimpinan sebagai berikut : Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran. Sedangkan menurut
AlanTucker
dalam
Syafarudin
(2002
49)
mengemukakan
bahwa
16
17
banyak
mempengaruhi
keberhasilan
seorang
pemimpin
dalam
18
kebebasan
penuh
untuk
membuat
keputusan
dan
orang-orang.
Tiga Dimensi dari Reddin
Merupakan gaya penyempurnaan dari manajerial grid dengan
bergaya
participative
19
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran.
Sementara Rahman dkk (2006 : 106) mengungkapkan bahwa Kepala
sekolah adalah seorang guru (Jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki
jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin dan
memanaj segala sumber daya yang ada
20
21
Motivasi Kerja
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai yang mempengaruhi individu
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai
tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Veithzal (2005 :
455 ). Beliau juga mengemukakan : Dua hal yang dianggap sebagai dorongan
individu yaitu arah prilaku (kerja untuk mencapai tujuan) dan kekuatan prilaku
(seberapa kuat usaha individu dalam bekerja).
Beberapa ahli mengemukakan teori motivasi diantaranya :
a. Teori Kebutuhan dari Maslow (Hierarchy of Need Theory)
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau
pertentangan yang dialami antara kenyataan dengan dorongan yang ada dalam
diri. Apabila kebutuhan pegawai tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan
menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi maka
pegawai akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari
rasa puas.
Menurut Abraham Maslow mengemukakan bahwa hirarki kebutuhan
manusia adalah :
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs) yaitu kebutuhan yang
diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti
makan, minum, udara, perumahan dan lainnya. Dalam organisasi
kebutuhan-kebutuhan ini dapat berupa uang, hiburan, program pension,
lingkungan kerja yang nyaman.
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan (safety and security need) yaitu
kebutuhan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman
22
85% kebutuhan
fisiologi, 70% kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan sosial, 40% kebutuhan
penghargaan, dan 15% kebutuhan aktualisasi diri, keluarga, dan bisa menjadi
penyebab terjadinya konflik kerja.
Dengan demikian, jika kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, pemimpin
akan mengalami kesulitan dalam memotivasi pegawai.
b. Teori Motivasi Dua Faktor dari Herzberg (the two Factors Theory)
Frederick Herzberg, Bernard Mausner dan Barbara Snyderman
mengadakan studi tentang motivasi kerja karyawan industri. Berdasarkan studi
tersebut, Herzberg dan kawan-kawan merumuskan teori motivasi yang disebut
dengan Teori Dua Faktor. Teori ini dikenal juga dengan teori Motivator
Hygienes. Tim peneliti ini mengadakan penelitian terhadap 203 akuntan dan
insinyur. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan interviu.
23
24
25
Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika mereka
melakukan komitmen yang sangat objektif.
Kemampuan untuk melakukan keputusan yang cerdas dan inovatif adalah
tersebar secara meluas di berbagai kalangan tidak hanya melulu dari kalangan
top manajement atau dewan direksi.
Jadi, teori Mc Gregor ini lebih memihak kepada asumsi-asumsi Y
yang positif dari perilaku sumber daya manusia dalam organisasi. Boleh jadi,
ide-ide secara partisipasi dalam mengambil keputusan, dan tanggung jawab
atau grup relasi sebagaipendekatan untuk memotivasi karyawan dalam
kepuasan kerjanya. Semua manajer haruslah menggunakan kedua jenis
motivasi tersebut.
Masalah utama dari teori ini adalah proporsi penggunaannya, dan
juga kapan kita akan menggunakannya. Para pimpinan yang lebih percaya
bahwa ketakutan akan mengakibatkan seseorang segera bertindak, mereka
akan lebih banyak menggunakan motivasi teori X (negatif). Sebaliknya jika
pimpinan percaya kesenangan akan menjadi dorongan bekerja, ia akan banyak
menggunakan motivasi yang positif. Walaupun demikian tidak ada seorang
pimpinan pun yang sama sekali tidak pernah menggunakan motivasi negatif.
Penggunaan masing-masing jenis motivasi ini, dengan segala bentuknya
haruslah mempertimbangkan situasi dan orangnya, sebab pada hakekatnya
setiap individu adalah berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Suatu
dorongan yang mungkin efektif bagi seseorang, mungkin tidak efektif bagi
orang lain. Seseorang dengan disindir saja mungkin sudah tahu apa yang
dimaksudkan, tetapi bagi orang lain mungkin perlu ditegur secara langsung
sehingga baru tahu apa yang dimaksudkan oleh rekan kerjanya, atau
pimpinannya.
d. Teory ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Aldefer
26
f. Teori Drive
Konsep Drive menjadi konsep yang tersohor dalam bidang motivasi
sampai tahun1918. Woodworth menggunakan konsep tersebut sebagai energy
yang mendorong organisasi untuk melakukan suatu tindakan. Kata Drive
dijelaskan sebagai aspek motivasi dari tubuh yang tidak seimbang misalnya,
kekurangan
makanan
mengakibatkan
berjuang
untuk
memuaskan
27
Disiplin Kerja
Simamora dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III
28
29
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi
prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin yang baik, sulit bagi
organisasi mencapai hasil yang optimal. Pada umumnya apabila orang
memikirkan tentang disiplin, yang terbayang adalah berupa hukuman berat,
padahal hukuman hanya sebagian dari seluruh persoalan disiplin. Dengan disiplin
kerja yang baik diharapkan akan terwujud lingkungan yang tertib, berdaya guna
dan berhasil guna melalui seperangkat peraturan yang jelas dan tepat. Umumnya
disiplin ini dapat dilihat dari indikator seperti : guru datang ke tempat kerja tepat
waktu ; berpakaian rapih, sopan, memperhatikan etika cara berpakaian
sebagaimana mestinya seorang pegawai; guru mempergunakan alat-alat dan
perlengkapan sesuai ketentuan, mereka bekerja penuh semangat dan bekerja
sesuai dengan aturan yang ditetapkan lembaga. Kebiasaan-kebiasaan di atas akan
terwujud kalau para pegawainya mempunyai disiplin yang baik. Penanaman
disiplin ini tentunya perlu diterapkan oleh seorang pemimpin terhadap
bawahannya untuk menciptakan kualitas kerja yang baik.
Penerapan disiplin kerja di lingkungan kerja, memang awalnya akan
dirasakan berat oleh para pegawai, tetapi apabila terus menerus diberlakukan akan
menjadi kebiasaan, dan disiplin tidak akan menjadi beban berat bagi para
pegawai. Disiplin ini perlu diterapkan di lingkungan kerja, karena seperti telah
30
disinggung di atas bahwa disiplin tidak lahir begitu saja, tetapi perlu adanya
pembinaan-pembinaan dalam menegakkan disiplin kerja ini.
Hal di atas sejalan dengan pendapat Moenir yang dikutif Dahyana (2001 :
11), bahwa kondisi disiplin kerja pegawai tidak langsung tercipta begitu saja,
melainkan harus ada kemauan dan usaha semua pihak terutama pihak pimpinan
untuk menumbuhkan disiplin kerja. Sehubungan dengan itu, bagaimana
mewujudkan disiplin kerja yang baik dalam organisasi.
Dalam memberikan kedisiplinan kepada bawahan seorang pemimpin
mempunyai gaya yang berbeda-beda tergantung kepada kemampuan dan
keilmuan yang dimiliki oleh pimpinan.
Selanjutnya Maryoto (2001: 98) mengatakan bahwa :
Pimpinan dalam pembinaan disiplin terhadap bawahan harus memperhatikan :
pengawasan yang berkelanjutan, mengetahui organisasi yang dipimpinnya,
instruksi harus jelas dan tegas tidak membingungkan bawahan. Menurut prosedur
kerja yang sederhana dan mudah dipahami, membuat kegiatan yang dapat
menyibukkan anak buah.
Disamping itu untuk membina selanjutnya telah ditetapkan Peraturan
Pemerintah No 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, disebutkan
ada tiga tingkatan dan jenis hukuman disiplin pada pegawai negeri sipil. Hukuman
disiplin terdiri dari :
(1)
Hukuman disiplin ringan
(2)
Hukuman disiplin sedang, dan
(3)
Hukuman disiplin berat.
2.1.6 Kinerja
Pengertian kinerja atau prestasi kerja pegawai menurut beberapa ahli
memiliki pengertian yang sama namun para ahli lain mengatakan berbeda.
Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007 : 2) menyampaikan bahwa :
Kinerja (performance) adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
Menurut Siswanto Bejo (2005 : 195) prestasi kerja adalah :
Hasil kerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi
kerja seorang tenaga kerja antara lain dipengaruhi oleh kecakapan,
keterampilan, pengalaman, kesanggupan tenaga kerja yang bersangkutan.
31
periode tertentu.
Quality of work, yaitu kualitas pekerjaan yang dicapai berdasarkan syarat
3.
yang ditentukan.
Job knowledge, yakni pemahaman pegawai pada prosedur kerjadan
4.
5.
6.
7.
8.
prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan serta tepat waktu. Wujud kinerja dapat dilihat dari
tingkat prestasi kerja yang berupa hasil kerja, kemampuan dan penerimaan atas
kejelasan delegasi tugas serta minat seorang pekerja.
2.1.7 Kinerja Guru
Rachman Natawijaya (2006 : 22) secara khusus mendefinisikan kinerja
guru sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia
memberikan pembelajaran kepada siswa.
32
33
2.1.8
Hasil Penelitian
Kepemimpinan, kecerdasan emosi,
kedisiplinan,
dan
kompetensi
secara
bersama
mempunyai
pengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja guru
sebesar 86,7 %
Rijanto, Pasca Unsud (tesis 2008), Variabel Motivasi secara parsial
34
3.
4.
5.
2.2
Kerangka Berfikir
35
1.
2.
3.
4.
5.
Kualitas
Kemampuan
Inisiatif
Komunikasi
Ketepatan waktu
Menurut Undang- Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
36
supervisor,
leader,
inovator
dan
motivator
(EMASLIM).
37
38
yaitu
mensupervisi
pekerjaan
yang
dilakukan
oleh
tenaga
kependidikan.
Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk
membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di
sekolah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk
memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua peserta didik dan sekolah,
serta berupaya menjadikan sekolah sebagai masyarakat belajar yang lebih efektif.
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan
menyusun dan melaksanakan program supervise pendidikan, dan memanfaatkan
39
40
41
pula, namun sebaliknya jika motivasi tinggi akan meningkatkan kinerja yang
tinggi pula.
Herzberg berpendapat bahwa ada faktor motivasional yang bersifat
intrinsik dan faktor pemeiharaan yang bersifat ekstrinsik yang mempengaruhi
seseorang dalam bekerja. Termasuk faktor motivasional adalah prestasi yang
dicapai, pengakuan, dunia kerja, tanggung jawab dan kemajuan. Termasuk ke
dalam faktor pemeliharaan adalah hubungan interpersonal antara atasan dan
bawahan, teknik supervisi, kebijakan administratif, kondisi kerja, dan kehidupan
pribadi.
Baik faktor motivasional maupun faktor pemeliharaan berpengaruh besar terhadap
motivasi seseorang. Meskipun demikian bukanlah sesuatu yang mutlak dapat
dikuantifikasi, karena motivasi berhubungan dengan berbagai komponen yang
sangat kompleks.
Masalah yang dihadapi oleh guru berbeda denga apa yang dihadapi oleh
karyawan perusahaan. Guru, di samping menghadapi permasalahan dalam
berhubungan dengan siswa, juga dalam berhubungan dengan kepala sekolah dan
pejabat di atasnya. Proses belajar mengajar dalam organisasi sekolah mempunyai
masalah tersendiri. Guru sekolah lanjutan pada umumnya berinteraksi dengan
banyak siswa setiap hari pada situasi yang hampir sama dan terkadang bersifat
pribadi, lebih-lebih guru borongan atau self-contained classroom.
Dari uraian di atas maka faktor motivasional yang bersifat instrinsik dan
faktor pemeliharaan yang bersifat ekstrinsik mempunyai pengaruh besar terhadap
motivasi seseorang dan dapat dijadikan dimensi strandar pengukuran motivasi
kerja guru.
42
sulit
meningkatkan
produktivitas
dan
sulit
merealisasikan
43
yang
tenaga
44
positif
antara
motivasi
berprestasi
dengan
pencapaian
peraturan dan tata tertib yang mengatur dan membatasi setiap gerak dan perilaku.
Peraturan-peraturan tersebut tidak ada artinya jika tidak ada komitmen dan sangsi
bagi pelanggarnya.
Disiplin di lingkungan kerja sangat dibutuhkan, karena akan menghambat
pencapaian tujuan organisasi tersebut. Oleh karena itu, pegawai dengan disiplin
45
kerja yang baik, berarti akan dicapai pula suatu keuntungan yang berguna baik
bagi perusahaan maupun pegawai itu sendiri. Selain itu, perusahaan harus
mengusahakan agar peraturan itu bersifat jelas, mudah dimengerti, adil bagi
seluruh karyawan dan pimpinan.
Menurut Simamora (2006 : 610) menyatakan bahwa : Disiplin adalah
prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan
atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan
pelaksanaan yang teratur serta menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di
dalam suatu organisasi.
Keith Davis (2003 : 129) menyatakan disiplin kerja sebagai pelaksanaan
manajemen
untuk
memperteguh
pedoman-pedoman
dipandang
erat
46
47
utamanya. Menurut Undang- Undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, pada bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa :
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Dari uraian kerangka berfikir di atas dijelaskan bahwa kepemimpinan
kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja diduga berpengaruh pada
peningkatan kinerja guru yang dapat digambarkan dalam model kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Kepemimpinan kepala
sekolah (X1)
1. Kepala sekolah sbg
edukator
2. Kepala sekolah sbg
manajer
Motivasi
kerja (X2)
3.
sekolah sbg
1. Kepala
Faktor motivasional
administrator
2. Faktor pemeliharaan
4.
Kepala
sbg dalam
(Teori
dua sekolah
faktor Herzberg
supervisor
Gibson
1997)
Disiplin kerja (X3)
2.3
1. Ketepatan waktu
2. KesadaranGambar
dalam bekerja
2.1 Model
3. Kepatuhan pada peraturan
(Fathoni,
2006 : 172)
Hipotesis
Penelitian
A. Tabrani R
Kinerja Guru :
Daniel Goleman dalam
Martinis Yamin
Kerangka Pemikiran
Mendidik
Mengajar
Membimbing
Mengarahkan
Melatih
Menilai
Mengevaluasi
(UU Guru dan
Dosen)
48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian diselenggarakan di SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung
Barat. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama tiga bulan dengan rincian
waktu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Des 10
1. Persiapan penyusunan proposal
v
2. Penyusunan proposal penelitian
v
dan bimbingan
3. Seminar
Usulan Penelitian,
penyempurnaan materi penelitian
dan bimbingan
4. Penyusunan bab I III,
penyusunan instrumen penelitian
dan bimbingan
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data dan penyusunan
bab IV V dan bimbingan
7. Pelaporan hasil penelitian dan
ujian siding
Bulan
Jan11 Peb11
Mart11
v
v
v
49
penyelidikan
yang
disusun
sedemikian
rupa
untuk
50
1. Kepemimpinan
bebas
51
Variabel
Konsep Teoritis
Dimensi
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
(X1)
4. Kepala sekolah
sebagai
supervisor
5. Kepala sekolah
sebagai leader
Indikator Variabel
1. Memberikan
pembinaan kepada
guru
2. Memberikan
pembinaan kepada
siswa
3. Membuat visi dan
misi
4. Pemberdayaan guru
pada pelaksanaan
program
5. Melakukan
pengawasan
program
6. Melakukan evaluasi
program
7. Pengadministrasian
pelaksanaan
program
8. Pendokumentasian
hasil pelaksanaan
program
9. Membuat program
supervisi
10.Melaksanakan
supervisi
11. Memberikan
keteladanan kepada
guru
12. Memberi keputusan
yang tepat
6. Kepala sekolah
sebagai
innovator
13. Memberikan
gagasan baru dalam
kegiatan
pembelajaran
7. Kepala sekolah
sebagai
motivator
14.
Memberikan
penghar gaan dan
sangsi kepada guru
15. Menciptakan
Skala
Ordinal
52
Disiplin Kerja
(X3)
Kinerja Guru
(Y)
Suatu proses
yang mulai
dilakukan oleh
seseorang
karena adanya
kebutuhan
psikologis dan
fisiologis
sehingga
menggerakkan
perilaku atau
dorongan untuk
mencapai
tujuan. (Teori
dua faktor,
Herzberh dalam
Gibson, 1997)
1.
2.
Sikap kesadaran
1. Ketepatan
1. Tepat waktu
dan kesediaan
Waktu
2. Efisien
se- seorang
men-taati semua
1. Tingkat kehadiran
peraturan per2.
Kesadaran 2. Paham tugas
usahaan (ordalam bekerja
3. Tanggung Jawab
ganisasi) dan
4. Pelaksanaan tugas
5. Kerjasama
norma-norma
sosial yang
1. Taat pada aturan
berlaku(Fathoni,
3. Kepatuhan pada 2. Sangsi
2006 : 172)
Peraturan
1. Mendidik
1. Mendidik ahlak
Pendidik
Siswa
2. Mengajar
professional
2. Membuat
dengan tugas
perencanaan
utama mendidik
pembelajaran
mengajar, mem
bimbing,
3. Melaksanakan
mengarahkan,
3. Membimbing
pembelajaran
melatih, menilai
4. Membimbing
dan
seluruh siswa
mengevaluasi
Ordinal
Ordinal
53
peserta didik
pada pendidik
an anak usia
dini, jalur
pendidikan
formal,
pendidik an
dasar dan
pendidikan
menengah. (UU
Guru dan
Dosen, 2005:2)
4. Mengarahkan
5. Membimbing siswa
yang mengalami
kesulitan dalam
belajar
5. Melatih
6. Mengarahkan siswa
dalam belajar
6. Menilai
7. Melatih kemampuan
siswa
7. Mengevaluasi
tentang
54
Keterangan :
r = korelasi validitas item yang dicari
x = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
y = skor total yang diperoleh subyek dari seluruh item
x = jumlah skor dalam distribusi x
y = jumlah skor dalam distribusi y
= jumlah kuadrat skor dalam distribusi x
55
maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat (valid), demikian pula
sebaliknya, jika
kemudian
Jika
sebaliknya, jika
56
kepala sekolah (
), motivasi kerja (
), disiplin kerja (
Penafsiran
Sangat baik
Baik
Cukup Baik
Kurang baik
Sangat kurang baik
1
r
Y
r
= Motivasi kerja
= Disiplin kerja
Y = Kinerja guru
r
= korelasi
dan
57
= korelasi
dan
= korelasi
dan
dengan Y,
dengan Y, serta
dengan Y
merupakan
58
terhadap Y
Hi :
terhadap Y
Hi :
Cisarua
Pengaruh
Hi :
terhadap Y
Cisarua
Pengujian hipotesis tidak dilakukan secara statistik dengan uji F dan uji t
karena penelitian yang dilakukan melibatkan seluruh anggota populasi atau
bersifat sensus. Hipotesis yang diajukan dijawab dari hasil perhitungan koefisien
jalur yang diperoleh.
Jika hasil perhitungan koefisien jalur dari kepemimpinan kepala sekolah
ke kinerja guru, motivasi kerja ke kinerja guru dan disiplin kerja ke kinerja guru
tidak sama dengan nol, maka hipotesis yang diajukan semuanya diterima, dan
sebalikya.
BAB IV
59
60
Periode Tahun
1964 1968
1968 1971
1971 1977
1977 1983
1983 1987
1987 1988
1988 1988
1988 1990
1990 1993
1993 1996
1996 2000
2000 2003
2003 sekarang
SMP Negeri 1 Cisarua
61
berwawasan ke depan
Mencapai profesionalisme guru dalam pembelajaran CTL
Menghasilkan warga sekolah yang berdisiplin tinggi
Mencapai suasana lingkungan sekolah yang aman dan nyaman
Menghasilkan warga sekolah yang taat beribadah
Seluruh warga sekolah dapat menggunakan komputer dan internet sebagai
sumber belajar
9. Menghasilkan tim kesenian yang mampu tampil pada kegiatan setingkat
kabupaten
10. Memiliki tim olah raga yang siap menjadi juara tingkat kabupaten
62
4.1.2
1.
2.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Profil Sekolah
Nama Sekolah
Alamat :
Jalan
Desa
Kecamatan
Kabupaten
Provinsi
No. Telepon
Nama Kepala Sekolah
NSS
Jenjang Akreditasi
Kategori Sekolah
Tahun Didirikan
Tahun Operasional
Kepemilikan Tanah
Luas Tanah
Status Bangunan
Surat Izin Bangunan
Luas Seluruh Bangunan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Tabel 4.1
Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Cisarua 3 Tahun Terakhir
Kelas VII
Tahun
Jumlah
Jumlah
Pelajara Pendafta
Siswa Rombe
n
r
l
2008/
415
387
9
2009
2009/
500
324
9
2010
2010/
435
315
9
2011
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah Kelas
Jumlah
Jumlah
VII+VIII+IX
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
459
436
1282
27
376
445
1145
27
310
364
989
27
63
4.1.3
Profil Responden
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
1.
2.
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase
Laki-laki
15
23.8
Perempuan
48
76.2
Jumlah
63
100.0
Sumber : Tata Usaha SMPN 1 Cisarua 2010/2011
Dari data pada tabel 4.2 terlihat bahwa guru-guru di SMPN 1 Cisarua lebih
banyak didominasi oleh guru perempuan (76.2%)
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
1.
2.
3
4
5
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Prosentase
SMA
3
4.80
D1
2
3,20
D3
10
15.90
PGSLP
2
3.20
S1
46
73.00
JUMLAH
63
100.00
Sumber : Tata Usaha SMPN 1 Cisarua 2010/2011
Dari data tabel 4.3 terlihat bahwa guru yang memiliki tingkat pendidikan
S1 berjumlah 46 orang (73.00%) artinya lebih banyak dibandingkan dengan yang
berpendidikan yang lainnya.
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja
No
1.
2.
3.
4.
5.
Masa Kerja
< 5 Tahun
6 10 Tahun
11 15 Tahun
16 20 Tahun
> 20 Tahun
Jumlah
Jumlah
6
3
4
15
35
63
Prosentase
9.52
4.76
6.35
23.81
55.56
100.00
64
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa komposisi masa kerja guru SMPN 1 Cisarua
sebanyak 35 orang atau 55,56 % memiliki masa kerja lebih dari 20 tahun.
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
No
1.
2.
3.
4.
Usia
Jumlah
Prosentase
25 29 Tahun
6
9.52
30 - 35 Tahun
3
4.76
36 - 40 Tahun
2
3.17
> 40 Tahun
52
82.54
Jumlah
63
100.00
Sumber : Tata Usaha SMPN 1 Cisarua 2010/2011
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa jumlah responden yang paling banyak berusia
lebih dari 40 tahun.
Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Pangkat dan Golongan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pangkat/Golongan
Jumlah
Prosentase
Pembina TK 1 / IVb
0
0
Pembina / IVa
57
90.5
Penata TK I / IIId
0
0
Penata / IIIc
0
0
Penata Muda TK I / IIIb
3
4.8
Penata Muda / IIIa
3
4.8
Jumlah
63
100.0
Sumber : Tata Usaha SMPN 1 Cisarua 2010/2011
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pangkat/golongan responden terbanyak
adalah Pembina/IVa yaitu sebanyak 57 orang (90.5%).
4.2 Uji Istrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan instrumen berupa
kuesioner yang terdiri dari variabel kepemimpinan kepala sekolah sebanyak 18
item, motivasi kerja 15 item, disiplin kerja 15 item dan kinerja guru 20 item
pernyataan.
4.2.1
Uji Validitas
Pengujian tingkat validitas tiap item dipergunakan analisis item, artinya
mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap
skor item. Menurut Sugiyono (2005) bahwa item yang mempunyai korelasi positif
65
dengan skor total korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang tinggi pula.
Persyaratan minimum agar dapat dianggap valid apabila r = 0,3 sehingga
apabila korelasi antar item dengan skor total kurang dari 0,3 maka item dalam
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Adapun hasil uji coba mengenai tingkat
validitas butir pernyataan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Item Variabel Kepemimpinan Kepala sekolah (X1)
No Item
Tingkat Validitas
Keterangan
X1 _1
0.680
Valid
X1 _2
0.452
Valid
X1 _3
0.471
Valid
X1 _4
0.661
Valid
X1 _5
0.672
Valid
X1 _6
0.630
Valid
X1 _7
0.623
Valid
X1 _8
0.557
Valid
X1 _9
0.599
Valid
X1 _10
0.620
Valid
X1 _11
0.576
Valid
X1 _12
0.512
Valid
X1 _13
0.422
Valid
X1 _14
0.439
Valid
X1 _15
0.460
Valid
X1 _16
0.437
Valid
X1 _17
0.487
Valid
X1 _18
0.503
Valid
Sumber : Lampiran uji validitas reliabilitas
Dari data di atas, variabel kepemimpinan kepala sekolah berada di atas 0,3
maka semua item valid. Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah
sebagai data penelitian.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Item Variabel Motivasi Kerja (X2)
No Item
Tingkat Validitas
Keterangan
66
X2 _1
0.606
Valid
X2 _2
0.583
Valid
X2 _3
0.672
Valid
X2 _4
0.653
Valid
X2 _5
0.716
Valid
X2 _6
0.718
Valid
X2 _7
0.625
Valid
X2 _8
0.607
Valid
X2 _9
0.442
Valid
X2 _10
0.711
Valid
X2 _11
0.729
Valid
X2 _12
0.659
Valid
X2 _13
0.688
Valid
X2 _14
0.549
Valid
X2 _15
0.630
Valid
Sumber : Lampiran uji validitas reliabilitas
Dari data di atas, variabel motivasi kerja berada di atas 0,3. maka semua
item valid. Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah sebagai data
penelitian.
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Item Variabel Disiplin Kerja (X3)
No Item
Tingkat Validitas
Keterangan
X3 _1
0.746
Valid
X3 _2
0.764
Valid
X3 _3
0.788
Valid
X3 _4
0.802
Valid
X3 _5
0.686
Valid
X3 _6
0.819
Valid
X3 _7
0.791
Valid
X3 _8
0.826
Valid
X3 _9
0.831
Valid
X3_10
0.809
Valid
X3 _11
0.863
Valid
X3 _12
0.876
Valid
No Item
Tingkat Validitas
Keterangan
X3 _13
0.810
Valid
X3 _14
0.818
Valid
X3 _15
0.836
Valid
Sumber : Lampiran uji validitas reliabilitas
Dari data di atas, variabel disiplin kerja berada di atas 0,3, maka semua
item valid. Untuk itu kuesioner yang digunakan layak untuk diolah sebagai data
penelitian.
Tabel 4.10
67
Kuesioner Variabel
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1)
Motivasi Kerja (X2)
Jml
18
Valid
%
100%
Tidak
Jml
0
Valid
%
0%
Jml
18
Total
%
100%
15
100%
0%
15
100%
68
0
0
0
0%
0%
0%
15
20
68
100%
100%
100%
merupakan item yang terpilih dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
(kuesioner).
4.2.2
Uji Reliabilitas
Dari pengujian reliabilitas teknik split half dengan koefisien internal
Kriteria
Reliabilitas Tinggi
Reliabilitas Tinggi
Reliabilitas Tinggi
Reliabilitas Tinggi
Dari data di atas variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) adalah 0,954
dengan kriteria reliabilitas tinggi, variabel motivasi kerja (X 2) adalah 0,935
dengan kriteria reliabilitas tinggi, variabel disiplin kerja (X 3) adalah 0,986 dengan
kriteria reliabilitas tinggi, dan variabel kinerja guru (Y) adalah 0,949 dengan
kriteria reliabilitas tinggi.
4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan
69
4.3.1
ini
akan
menguraikan
bagaimana
gambaran
mengenai
Tabel 4.13
Pendapat responden mengenai :
Kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru melalui rapat
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
Sangat Setuju
5
19
95
30.16
Setuju
4
29
116
46.03
Kurang Setuju
3
15
45
23.81
Tidak Setuju
2
0
0
0.00
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
0.00
Jumlah
63
256
100.00
Rata-Rata Skor
4,06
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan pernyataan responden
mengenai : Kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru melalui rapat,
yakni sebanyak 30.16% menyatakan sangat setuju, 46.03% menyatakan setuju,
dan 23.81% menyatakan kurang setuju, dengan rata-rata skor sebesat 4.06
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru melalui rapat,
berada pada kategori baik.
Tabel 4.14
Pendapat responden mengenai :
Kepala sekolah melakukan pembinaan kepada guru
melalui pembinaan perorangan
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Derajat
5
4
3
2
Frekuensi
6
24
16
9
Skor
30
96
48
18
Prosentase
9.52
38.10
25.40
14.29
70
8
63
8
200
3.17
12.70
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
17
30
13
3
0
63
Skor
85
120
39
6
0
250
3.97
Prosentase
26.98
47.62
20.63
4.76
0.00
100.00
71
72
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
20
26
17
0
0
63
Skor
100
104
51
0
0
255
4.05
Prosentase
31.75
41.27
26.98
0.00
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
17
26
20
0
0
Skor
85
104
60
0
0
Prosentase
26.98
41.27
31.75
0.00
0.00
73
Jumlah
Rata-Rata Skor
63
249
3.95
100.00
Tabel 4.20
Pendapat responden mengenai :
Kepala sekolah melakukan solusi perbaikan untuk
program berikutnya
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
Sangat Setuju
5
24
120
38.10
Setuju
4
22
88
34.92
Kurang Setuju
3
17
51
26.98
Tidak Setuju
2
0
0
0.00
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
0.00
Jumlah
63
259
100.00
Rata-Rata Skor
4.11
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan pernyataan responden
mengenai : kepala sekolah melakukan solusi perbaikan untuk program berikutnya,
yakni sebanyak % menyatakan sangat setuju, % menyatakan setuju, %
menyatakan kurang setuju, % menyatakan tidak setuju, % sangat tidak setuju,
dengan rata-rata .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai kepala sekolah melakukan solusi perbaikan untuk program berikutnya,
berada pada kategori baik.
Tabel 4.21
Pendapat responden mengenai :
74
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
18
28
17
0
0
63
Skor
90
112
51
0
0
253
4.02
Prosentase
28.57
44.44
26.98
0.00
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
18
27
18
0
0
63
Skor
90
108
54
0
0
252
4.00
Prosentase
28.57
42.86
28.57
0.00
0.00
100.00
75
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
16
32
15
0
0
63
Skor
80
128
45
0
0
253
4.02
Prosentase
25.40
50.79
23.81
0.00
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
14
32
17
0
0
63
Skor
70
128
51
0
0
249
3.95
Prosentase
22.22
50.79
26.98
0.00
0.00
100.00
76
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
22
25
16
0
0
63
Skor
110
100
48
0
0
258
4.10
Prosentase
34.92
39.68
25.40
0.00
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
20
23
20
0
0
63
Skor
100
92
60
0
0
252
4.00
Prosentase
31.75
36.51
31.75
0.00
0.00
100.00
77
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
19
26
18
0
0
63
Skor
95
104
54
0
0
253
4.02
Prosentase
30.16
41.27
28.57
0.00
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
Frekuensi
14
28
21
0
Skor
70
112
63
0
Prosentase
22.22
44.44
33.33
0.00
78
0
63
0
245
3.89
0.00
100.00
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
79
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
5
4
3
2
1
18
29
16
0
0
63
90
116
48
0
0
254
4.03
28.57
46.03
25.40
0.00
0.00
100.00
kerja guru di SMPN 1 Cisarua. Gambaran mengenai hal tersebut dapat dilihat dari
tanggapan responden sebagai berikut :
Tabel 4.31
Pendapat responden mengenai :
Saya diberi kesempatan untuk berprestasi
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
5
17
25
14
2
63
Skor
25
68
75
28
2
198
3.14
Prosentase
7.94
26.98
39.68
22.22
3.17
100.00
80
kurang setuju, 22.22% menyatakan tidak setuju, 3.17% sangat tidak setuju,
dengan rata-rata 3.14.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai : saya diberi kesempatan untuk berprestasi, berada pada kategori cukup
baik
Tabel 4.32
Pendapat responden mengenai :
Teman sejawat memberi pengakuan terhadap prestasi kerja saya
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
4
17
30
10
2
63
Skor
20
68
90
20
2
200
3.17
Prosentase
6.35
26.98
47.62
15.87
3.17
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
5
13
38
7
0
63
Skor
25
52
114
14
0
205
Prosentase
7.94
20.63
60.32
11.11
0.00
100.00
81
Rata-Rata Skor
3.25
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan pernyataan responden
mengenai : saya merasa bangga dengan pekerjaan saya sebagai guru, yakni
sebanyak 7.94% menyatakan sangat setuju,
60.32% menyatakan kurang setuju, 11.11% menyatakan tidak setuju, dengan ratarata 3.25.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai : saya merasa bangga dengan pekerjaan saya sebagai guru, berada pada
kategori cukup baik
Tabel 4.34
Pendapat responden mengenai :
Saya berusaha untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
saya sebagai guru
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
6
14
37
6
0
63
Skor
30
56
111
12
0
209
3.32
Prosentase
9.52
22.22
58.73
9.52
0.00
100.00
82
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
5
17
33
8
0
63
Skor
25
68
99
16
0
208
3.30
Prosentase
7.94
26.98
52.38
12.70
0.00
100.00
12.70% menyatakan
Skor
Prosentase
15
4.76
76
30.16
96
50.79
18
14.29
0
0.00
205
100.00
3.25
pernyataan responden
mengenai : saya merasa pekerjaan saya sebagai guru adalah pekerjaan yang
menantang,
14.29% menyatakan
83
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
6
19
25
8
5
63
Skor
30
76
75
16
5
202
3.21
Prosentase
9.52
30.16
39.68
12.70
7.94
100.00
menyatakan kurang setuju, 12.70% menyatakan tidak setuju, 7.94% sangat tidak
setuju, rata-rata 3.21.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai : saya diberi kesempatan untuk meningkatkan karier, berada pada
kategori cukup baik
Tabel 4.38
Pendapat responden mengenai :
Gaji atau honor yang saya terima telah sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Sangat Setuju
5
9
45
Setuju
4
17
68
Kurang Setuju
3
27
81
Tidak Setuju
2
7
14
Sangat Tidak Setuju
1
3
3
Jumlah
63
211
Rata-Rata Skor
3.35
Prosentase
14.29
26.98
42.86
11.11
4.76
100.00
84
tanggung jawab,
24
120
14
5
188
2.98
pernyataan
9.52
63.49
11.11
7.94
100.00
responden
mengenai : gaji atau honor yang saya terima telah memenuhi kebutuhan saya,
yakni sebanyak 7.94 % menyatakan sangat setuju,
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
6
20
26
6
5
63
Skor
30
80
78
12
5
205
Prosentase
9.52
31.75
41.27
9.52
7.94
100.00
85
Rata-Rata Skor
3.25
yakni
41.27% menyatakan kurang setuju, 9.52% menyatakan tidak setuju, 7.94% sangat
tidak setuju, dengan rata-rata 3.25.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai : sekolah menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, berada pada
kategori cukup baik.
Tabel 4.41
Pendapat responden mengenai :
Kebijakan yang diambil manajemen sekolah
membuat saya nyaman dalam bekerja
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
6
18
27
7
5
63
Skor
30
72
81
14
5
202
3.21
Prosentase
9.52
28.57
42.86
11.11
7.94
100.00
86
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
9
14
30
7
3
63
Skor
45
56
90
14
3
208
3.30
Prosentase
14.29
22.22
47.62
11.11
4.76
100.00
Tabel 4.43
Pendapat responden mengenai :
Saya berhubungan baik dengan pimpinan/kepala sekolah
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
Sangat Setuju
5
7
35
11.11
Setuju
4
18
72
28.57
Kurang Setuju
3
30
90
47.62
Tidak Setuju
2
8
16
12.70
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
0.00
Jumlah
63
213
100.00
Rata-Rata Skor
3.38
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan pernyataan responden
mengenai :
yakni
87
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
10
12
33
8
0
63
Skor
50
48
99
16
0
213
3.38
Prosentase
15.87
19.05
52.38
12.70
0.00
100.00
yakni sebanyak
52.38%
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
9
15
31
8
0
63
Skor
45
60
93
16
0
214
3.40
Prosentase
14.29
23.81
49.21
12.70
0.00
100.00
88
rata-rata 3.40.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai : saya berhubungan baik dengan siswa, berada pada kategori baik.
4.3.3
Guru di
SMPN 1 Cisarua
Tabel 4.46
Pendapat responden mengenai :
Saya datang dan pulang tepat waktu sesuai jadwal yang telah dibuat
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
Sangat Setuju
5
6
30
9.52
Setuju
4
18
72
28.57
Kurang Setuju
3
28
84
44.44
Tidak Setuju
2
11
22
17.46
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
0.00
Jumlah
63
208
100.00
Rata-Rata Skor
3.30
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan pernyataan responden
mengenai : saya datang dan pulang tepat waktu sesuai jadwal yang telah dibuat,
yakni sebanyak 9.52% menyatakan sangat setuju, 28.57% menyatakan setuju,
44.44% menyatakan kurang setuju,
rata-rata
.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai : saya datang dan pulang tepat waktu sesuai jadwal yang telah dibuat,
berada pada kategori cukup baik.
Tabel 4.47
Pendapat responden mengenai :
Begitu bel masuk berbunyi saya langsung masuk ruangan kelas sesuai
dengan jam mengajar
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Derajat
5
4
3
2
Frekuensi
7
15
25
16
Skor
35
60
75
32
Prosentase
11.11
23.81
39.68
25.40
89
0
63
0
202
3.21
0.00
100.00
90
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
4
23
26
10
0
63
Skor
20
92
78
20
0
210
3.33
Prosentase
6.35
36.51
41.27
15.87
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
4
15
30
12
2
63
Skor
20
60
90
24
2
196
3.11
Prosentase
6.35
23.81
47.62
19.05
3.17
100.00
yakni
91
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
4
23
25
11
0
63
Skor
20
92
75
22
0
209
3.32
Prosentase
6.35
36.51
39.68
17.46
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
3
23
22
15
0
63
Skor
15
92
66
30
0
203
3.22
Prosentase
4.76
36.51
34.92
23.81
0.00
100.00
92
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
2
21
26
14
0
63
Skor
10
84
78
28
0
200
3.17
Prosentase
3.17
33.33
41.27
22.22
0.00
100.00
% sangat tidak
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
2
19
29
13
0
63
Skor
10
76
87
26
0
199
3.16
Prosentase
3.17
30.16
46.03
20.63
0.00
100.00
93
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
2
18
30
13
0
63
Skor
10
72
90
26
0
198
3.14
Prosentase
3.17
28.57
47.62
20.63
0.00
100.00
94
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
3
20
25
15
0
63
Skor
15
80
75
30
0
200
3.17
Prosentase
4.76
31.75
39.68
23.81
0.00
100.00
yakni
95
Prosentase
1.59
30.16
41.27
26.98
0.00
100.00
41.27% menyatakan
cukup baik
Tabel 4.59
Pendapat responden mengenai :
Sangsi atas pelanggaran terhadap setiap peraturan telah disosialisasikan
kepada para guru
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
Sangat Setuju
5
1
5
1.59
Setuju
4
21
84
33.33
Kurang Setuju
3
25
75
39.68
Tidak Setuju
2
16
32
25.40
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
0.00
Jumlah
63
196
100.00
Rata-Rata Skor
3.11
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan pernyataan responden
mengenai :
96
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
1
23
21
18
0
63
Skor
5
92
63
36
0
196
3.11
Prosentase
1.59
36.51
33.33
28.57
0.00
100.00
97
yakni sebanyak
Derajat
5
4
3
Frekuensi
5
15
33
Skor
25
60
99
Prosentase
7.94
23.81
52.38
98
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
2
1
10
0
63
20
0
204
3.24
15.87
0.00
100.00
Tabel 4.64
Pendapat responden mengenai :
Saya menyiapkan perencanaan pembelajaran sebelum saya mengajar
berupa program tahunan/semesteran, silabus, RPP dll.
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
Sangat Setuju
5
6
30
9.52
Setuju
4
16
64
25.40
Kurang Setuju
3
33
99
52.38
Tidak Setuju
2
8
16
12.70
Sangat Tidak Setuju
1
0
0
0.00
Jumlah
63
209
100.00
Rata-Rata Skor
3.32
Berdasarkan tabel di atas, dapat dideskripsikan pernyataan responden
mengenai : Saya menyiapkan perencanaan pembelajaran sebelum saya mengajar
berupa program tahunan/semesteran, silabus, RPP dll, yakni sebanyak 9.52%
menyatakan sangat setuju, 25.40% menyatakan setuju, 52.38% menyatakan
kurang setuju, 12.70% menyatakan tidak setuju, % sangat tidak setuju, dengan
rata-rata 3.32.
99
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
10
14
31
8
0
63
Skor
50
56
93
16
0
215
Prosentase
15.87
22.22
49.21
12.70
0.00
100.00
100
Rata-Rata Skor
3.41
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
5
20
25
13
0
63
Skor
25
80
75
26
0
206
3.27
Prosentase
7.94
31.75
39.68
20.63
0.00
100.00
101
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
5
18
31
9
0
63
Skor
25
72
93
18
0
208
3.30
Prosentase
7.94
28.57
49.21
14.29
0.00
100.00
102
103
0
63
0
209
3.32
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
6
16
34
7
0
63
Skor
30
64
102
14
0
210
3.33
Prosentase
9.52
25.40
53.97
11.11
0.00
100.00
104
Tabel 4.73
Pendapat responden mengenai :
Saya memberikan arahan-arahan dalam belajar
tentang tata tertib sekolah
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
Frekuensi
5
4
3
2
1
8
13
33
9
0
63
Skor
Prosentase
40
52
99
18
0
209
3.32
12.70
20.63
52.38
14.29
0.00
100.00
Tabel 4.74
Pendapat responden mengenai :
Saya memberikan latihan soal yang sesuai dengan materi
105
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Skor
25
68
87
24
0
204
3.24
Prosentase
7.94
26.98
46.03
19.05
0.00
100.00
Tabel 4.75
Pendapat responden mengenai :
Saya memberikan pekerjaan rumah untuk melatih
kemampuan siswa
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
4
15
36
8
0
63
Skor
20
60
108
16
0
204
3.24
Prosentase
6.35
23.81
57.14
12.70
0.00
100.00
106
57.14% menyatakan kurang setuju, 12.70% menyatakan tidak setuju, dengan ratarata.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan responden
mengenai : saya memberikan pekerjaan rumah untuk melatih kemampuan siswa,
berada pada kategori cukup baik.
Tabel 4.76
Pendapat responden mengenai :
Saya melakukan penilaian pekerjaan siswa secara obyektif
Pendapat
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
7
16
32
8
0
63
Skor
35
64
96
16
0
211
3.35
Prosentase
11.11
25.40
50.79
12.70
0.00
100.00
Tabel 4.77
Pendapat responden mengenai :
Saya mengisi buku nilai sesuai hasil kerja siswa
Pendapat
Derajat
Frekuensi
Skor
Prosentase
107
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
Jumlah
Rata-Rata Skor
5
4
3
2
1
12
8
38
5
0
63
60
32
114
10
0
216
3.43
19.05
12.70
60.32
7.94
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
7
17
32
7
0
63
Skor
35
68
96
14
0
213
3.38
Prosentase
11.11
26.98
50.79
11.11
0.00
100.00
108
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
11
10
34
8
0
63
Skor
55
40
102
16
0
213
3.38
Prosentase
17.46
15.87
53.97
12.70
0.00
100.00
Derajat
5
4
3
2
1
Frekuensi
9
14
29
11
0
63
Skor
45
56
87
22
0
210
Prosentase
14.29
22.22
46.03
17.46
0.00
100.00
109
Rata-Rata Skor
3.33
Rata - Rata
3,94
3,26
3,18
3.31
110
Rata-Rata Skor
4,2 5,0
3,4 4,1
2,6 3,3
1,8 2,5
1,0 1,7
Penafsiran
Sangat baik
Baik
Cukup Baik
Kurang baik
Sangat kurang baik
Kriteria
Variabel
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
3.94
Baik
Motivasi Kerja (X2)
3.26
Cukup Baik
Disiplin Kerja (X3)
3.18
Cukup Baik
Kinerja Guru (Y)
3.31
Cukup Baik
Sumber : Hasil pengolahan data
4.3.6 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan
Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru
4.3.6.1 Hubungan Antar Variabel
Untuk mengungkap pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi
kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru dilakukan pengujian hipotesis
menggunakan analisis jalur. Variabel penelitian kepemimpinan kepala sekolah,
motivasi kerja, disiplin kerja dan kinerja guru diukur melalui indikator yang
dijabarkan dalam kuesioner penelitian. Data variabel penelitian yang dikumpulkan
melalui penyebaran kuesioner memiliki skala ukur ordinal. Untuk memenuhi
syarat data dalam perhitungan analisis jalur sekurang-kurangnya mempunyai skala
pengukuran interval terhadap data yang diperoleh dari kuisioner terlebih dahulu
ditransformasikan menjadi skala interval menggunakan Method of Successive
Interval (MSI). Hasil data interval dapat dilihat pada lampiran. Menggunakan data
dengan skala ukur interval yang diperoleh dari kuesioner penelitian selanjutnya
111
diperoleh skor untuk setiap variabel yang digunakan dalam analisis data. Skor
untuk masing-masing variabel merupakan total skor item.
Pengujian
hipotesis
dilakukan
untuk
mengetahui
besar
pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja
guru. Dalam penelitian ini variabel kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja
dan disiplin kerja sebagai variabel sebab (eksogenus variabel) dan kinerja guru
sebagai variabel akibat (endogenus variabel). Langkah awal dalam perhitungan
adalah mengetahui besaran korelasi antar variabel. Hasil perhitungan korelasi
antar variabel yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.84
Korelasi Antara Variabel
Kepemimpinan
kepala
sekolah (X1)
Motivasi kerja
(X2)
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
.000
**
Pearson
.723
1
Correlation
Sig. (2-tailed)
.000
Disiplin kerja
Pearson
.438**
.505**
(X3)
Correlation
Sig. (2-tailed)
.000
.000
**
Kinerja guru (Y) Pearson
.828
.766**
Correlation
Sig. (2-tailed)
.000
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
a. Listwise N=63
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
4.3.6.2
.000
.505**
.000
.766**
.000
1
.000
.564**
**
.564
.000
1
.000
Analisis Jalur
Koefisien jalur diperoleh berdasarkan korelasi antar variabel. Dengan
112
Tabel 4.85
Hasil Koefisien Jalur X terhadap Y
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
Beta
1.479
3.710
.695
.116
.546
(Constant)
Kepemimpinan kepala
sekolah (X1)
Motivasi kerja (X2)
.351
Disiplin kerja (X3)
.186
a. Dependent Variable: Kinerja guru (Y)
.120
.074
.278
.184
t
.399
5.982
Sig.
.692
.000
2.920
2.518
.005
.015
113
Model
dim 1
Adjusted R
R
R Square
a
.877
.769
Square
.757
ensi
on0
a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja (X3), Kepemimpinan Kepala Sekolah
(X1), Motivasi Kerja (X2)
Diperoleh pengaruh secara bersama-sama variabel kepemimpinan kepala
sekolah, motivasi dan disiplin terhadap kinerja guru sebesar 0,769. Selain
pengaruh variabel kepemimpinan kepala sekolah,motivasi dan disiplin terhadap
kinerja guru, terdapat probabilitas munculnya pengaruh variabel lain (residu).
Maka untuk menghitung besarnya koefisien pengaruh variabel dimaksud
digunakan formula sebagai berikut :
=
= 0,481
Besar koefisien jalur untuk faktor lain yang tidak masuk dalam spesifikasi
adalah 0,481
Persamaan koefisien jalur yang terbentuk dinyatakan sebagai berikut :
Y = 0,546 X1 + 0,278 X2 + 0,184 X3 + 0,481
Persamaan tersebut dapat digambarkan dalam model struktural sebagai
berikut :
114
= 0,481
Y
Gambar 4.1
Model Struktural Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah , Motivasi dan
Disiplin terhadap Kinerja Guru
Dari gambar 4.1. di atas, dapat diformulasikan hasil pengujian melalui tabel
sebagai berikut :
Tabel 4.87
Hasil Perhitungan Jalur
Variabel
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Motivasi Kerja (X2)
Disiplin Kerja (X3)
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Koefisien Jalur
0,546
0,278
0,184
Koefisie
n
Jalur
Pengaruh
Langsung
Total
115
X1
0,546
29.8%
11%
X2
0,278
7,7%
11,0%
X3
0,184
3,4%
4,4%
4,4%
45.2%
2,6%
21.3%
2,6%
10.4%
76,9%
23,1%
. rx1.x3 .
116
diperoleh ada pengaruh Motivasi kerja terhadap Kinerja guru selanjutnya dapat
diketahui besarnya pengaruh secara langsung dan tidak dari Motivasi kerja
terhadap Kinerja guru .
Pengaruh langsung X2 terhadap Y
=
. rx2.x3 .
117
. rx1.x3.
. rx2.x3 .
118
4.3.6.6
langsung
Jalur
Kepemimpinan
kepala sekolah
Motivasi kerja
Disiplin kerja
Total
Hasil
Pengaruh
Pengaruh
tidak
langsung
Total
Pengaruh
0,546
29.8%
15.4%
45.2%
0,278
0,184
7,7%
3,4%
13.5%
7,0%
21.3%
10.4%
76.9%
yang
diperoleh
memperlihatkan
terdapat
pengaruh
119
120
kerja (X3),
diperoleh skor rata-rata sebesar 3,18 (tabel 4.81) sesuai dengan kriteria penafsiran
(tabel 4.82) yang dikemukakan Sugiyono (2004 : 66) berada diantara hubungan
2,6 3,3 maka gambaran disiplin kerja termasuk kategori cukup baik.
Hal ini berarti disiplin kerja guru SMP Negeri 1 Cisarua belum optimal.
Masih harus diupayakan langkah untuk meningkatkan disiplin kerja menyangkut
ketepatan waktu, kesadaran dalam bekerja dan kepatuhan pada peraturan yang
berlaku.
121
122
123
4.3.7.8
sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru secara bersamasama memperlihatkan bahwa :
1. Pengaruh total kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru
(Y) sebesar 45,2 %.
2. Pengaruh total motivasi kerja (X2) terhadap kinerja guru (Y) sebesar
21,3 %.
3. Pengaruh total disiplin kerja (X3) terhadap kinerja guru (Y) sebesar
10,4 %.
4. Pengaruh total kepemimpinan kepala sekolah (X 1), motivasi kerja (X2) dan
disiplin kerja (X3) terhadap kinerja guru sebesar 76,9 %.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel-variabel yang
mempengaruhi kinerja guru tidak dapat berjalan sendiri-sendiri namun harus
selalu bersinergi dalam pelaksanaannya sehingga memberikan kontribusi yang
tinggi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya
mengenai pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin
kerja terhadap kinerja guru SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat,
penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan kepala sekolah yang meliputi kepala sekolah sebagai
edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan
motivator sesuai dengan hasil pengolahan data termasuk dalam kategori
baik.
2. Motivasi kerja yang meliputi motivasi intrinsik dan ekstrinsik sesuai
dengan hasil pengolahan data termasuk kategori cukup baik.
124
125
yang aman dan nyaman sehingga para guru dapat meraih prestasi kerja
yang lebih baik pada waktu mendatang.
3. Berdasarkan pengolahan data, disiplin kerja guru SMP Negeri 1 Cisarua
termasuk pada kategori cukup baik. Sejalan dengan tuntutan masyarakat
terhadap peningkatan kualitas sekolah, perlu ditingkatkan kedisiplinan
kerja guru dengan pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif.
4. Kinerja guru SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten Bandung Barat berada
pada kategori cukup baik. Perlu diperhatikan hal-hal yang memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kinerja guru. Untuk peningkatan kinerja
guru kepala sekolah harus dapat menentukan strategi yang efektif dan
apabila terjadi penurunan kualitas kinerja dapat mengidentifikasi
penyebabnya.
5. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 1 Cisarua Kabupaten
Bandung Barat pada umumnya sudah baik. Agar lebih baik lagi perlu
mengoptimalkan manajemen dan supervisi terhadap kinerja guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat meningkatkan
kinerja guru dan mutu pendidikan.
6. Untuk meningkatkan motivasi kerja guru sebaiknya kepala sekolah
memberikan kebijakan yang dapat memotivasi guru agar melakukan
kinerja terbaik, seperti memberikan apresiasi terhadap guru berprestasi dan
memberikan kesempatan kepada guru seluas-luasnya untuk lebih
mengembangkan potensi yang ia miliki.
7. Untuk meningkatkan disiplin kerja guru sebaiknya kepala sekolah
meningkatkan sistem pembinaan dan pengawasan. Sistem pembinaan yang
dilaksanakan hendaknya bervariasi misalnya dengan
metode
ESQ.
Sistem
pengawasan
dapat
menggunakan
ditingkatkan
dengan
126
DAFTAR PUSTAKA
127
128
129