Anda di halaman 1dari 18

INFORMASI REPRODUKSI

Situs informasi singkat pengantar kuliah sistem reproduksi bagi mahasiswa


fakultas kedokteran

Well Come
SIST.REPRODUKSI
OBSTETRI
GINEKOLOGI
CSL & OSCE
KONTRASEPSI
PENYULUHAN

RABU, 21 SEPTEMBER 2011

HIDROP FETALIS

HIDROP FETALIS adalah bahasa latin dari suatu edema janin . Istilah ini diperkenalkan
pertama kali oleh Ballantyne tahun 1892, meskipun sesungguhnya kondisi ini telah diketahui
sejak dua abad yang lalu.
Gambaran klinis dari penyakit ini adalah abnormalitas akumulasi cairan dalam rongga tubuh
(pleural, percardial dan peritoneal) dan jaringan lunak tubuh dengan ketebalan dinding lebih dari
5 mm..[1, 2, 3, 4, 5]
Hidrop fetalis sering berhubungan dengan hidramnion dan penebalan plasenta ( > 6 mm) pada 30
75% kasus. Sejumlah kasus ditemukan pula hepatosplenomegali.
Masalah dasar pada hidrop fetalis adalah gangguan keseimbangan cairan homeostasis dimana

terjadi banyak amumulasi cairan dibandingkan dengan yang di absorbsi. Gangguan


keseimbangan ini menyebabkan adanya 2 kategori patologi :
Hidrop Fetalis non-imune

Hidrop fetalis imune

HF IMUNE (10%)
Berasal dari penyakit hemolitik alloimuni (Rhesus Isoimmunization)
Dikenal pula sebagai eritroblastosis fetalis atau penyakit hemolitik.
Patogenesis : HF imune terjadi ketika sel darah merah janin mengekspresikan protein
yang tidak terdapat didalam eritrosit ibu sensitisasi sitem imunologi ibu antibodi IgG untuk
melawan protein asing tersebut
IgG melintasi plasenta dan menghancurkan eritrosit janin anemia dan gagal jantung pada
janin
HF imune biasa disertai dengan hematokrit janin < 15% (normal = 50%)
Isoimunisasi Rh :
Antigen D (Rh) hanya ada pada eritrosit primata. Mutasi gen D menyebabkan tidak adanya
ekspresi antigen D pada eritrosit. Individu semacam ini dianggap sebagai Rh negatif
Jika janin berasal dari ibu yang Rh negatif maka tidak terjadi sensitisasi Rh. Meskipun demikian
60% ibu Rh negatif akan memiliki janin dengan Rh positif
Paparan darah Rh positif pada ibu Rh negatif akan memicu respon antibodi
Faktor resiko sensitisasi Rh :
1. Tarnfusi darah yang tidak kompatibel
2. Kehamilan ektopik
3. Abortus
4. Amniosentesis
5. Kehamilan normal

HF NON IMUNE (90%)


NIHF non immune related hydrops fetalis dapat disebabkan oleh :.[6]
Gagal miokardium primer
Gagal jantung high out-put
Penurunan tekanan onkotik plasma
Peningkatan permeabilitas kapiler
Obstruksi aliran vena atau aliran limfatik. .
Etiologi utama NIHF adalah kelainan jantung bawaan
Etiologi kedua NIHF berikutnya adalah kelainan kromosom (sindroma Turner).. [1, 2, 3, 4, 5, 7,
8, 9]

Mortalitas sangat tinggi.[7, 9, 10, 11, 12, 13, 14]


HF sering ditegakkan melalui USG rutin. Kecurigaan adanya HF ditegakkan bila ada
riwayat dalam keluarga dan adanya hidramnion .[15]
GAMBARAN PENCITRAAN
USG memperlihatkan adanya :
1. Edema anasarka dan
2. penumpukan cairan dalam rongga tubuh seperti pleura perikardium dan rongga
peritoneal (asites dan hidrokel)

3.
4.

Hidramnion
Plasenta yang tebal

Left: Transverse section of the fetal abdomen.


Right: Coronal section of the fetal thorax. These sonograms show ascites (asterisk) and
echogenic lungs (L). This fetus had tracheal atresia. The red arrows indicate skin edema.

Coronal (left) and axial (right) fetal sonograms obtained late in the second trimester. These
images show a large pleural effusion. The parents were from the Far East, and an earlier
pregnancy had ended because of thalassemia, which is a major cause of nonimmune-related
hydrops fetalis in the Far East. The condition is uniformly fatal and associated with a significant
risk of maternal morbidity. The thalassemia gene is found in 20-30% of the population in
Southeast Asia. The fetus was lost within 1 week of the ultrasonographic examination. Eff. =
effusion; F. liver = fetal liver.

Transverse sections of the fetal abdomen. These sonograms show small ascites (asterisk) and
gross skin edema (red arrows).

Transverse ultrasonographic sections of the head (left) and chest (right) of a fetus with hydrops
fetalis. Note the halo around the head; this is due to edema. Compare the halo with pseudoedema
due to fetal hair. The chest shows gross skin edema and a large, bilateral pleural collection.
Rujukan kepustakaan :
1. Tercanli S, Gembruch U, Holgreve W. Nonimmune hydrops fetalis: diagnosis and management. In:
Callan P, ed. Ultrasonography in Obstetrics and Gynecology. 4th ed. Philadelphia, Pa: WB Saunders Co;
2000:551-75.

2.

Benacerraf BR. Hydrops. Ultrasound in Fetal Syndrome. New York, NY: Churchill Livingstone;
1998:73.

3.

Challis DE, Ryan G, Jefferies A. Fetal hydrops. In: Rumack CM, Wilson SR, Charboneau JW,
eds. Diagnostic Ultrasound. St Louis, Mo: Mosby-Year Book; 1998:1303-22.

4.

Sauerbrel E, Nguyen KT, Nolan RL. Fetal hydrops. A Practical Guide to Ultrasound in Obstetrics and
Gynecology. 2nd ed. Philadelphia, Pa: Lippincott-Raven; 1998:377-83.

5.

Bisset RA, Khan AN, Thomas NB. Causes of fetal hydrothorax. Differential Diagnosis in Obstetric
and Gynecologic Ultrasound. Philadelphia, Pa: WB Saunders; 1997:216-9.

6.

Williams IA, Kleinman CS. Is hydrops fetalis a manifestation of fetal pulmonary edema caused by
impaired lymphatic drainage?. Ultrasound Obstet Gynecol. Jan 2008;31(1):96-9. [Medline].

7.

Api O, Carvalho JS. Fetal dysrhythmias. Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. Feb 2008;22(1):3148. [Medline].

8.

Hirsch M, Friedman S, Schoenfeld A, Ovadia J. Nonimmune hydrops fetalis--a rational attitude of


management. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol. Mar 1985;19(3):191-6.[Medline].

9.

Holzgreve W, Curry CJ, Golbus MS, et al. Investigation of nonimmune hydrops fetalis. Am J Obstet
Gynecol. Dec 1 1984;150(7):805-12. [Medline].

10. Has R. Non-immune hydrops fetalis in the first trimester: a review of 30 cases. Clin Exp Obstet
Gynecol. 2001;28(3):187-90. [Medline].

11. Heinonen S, Ryynnen M, Kirkinen P. Etiology and outcome of second trimester non-immunologic
fetal hydrops. Acta Obstet Gynecol Scand. Jan 2000;79(1):15-8. [Medline].

12. Bukowski R, Saade GR. Hydrops fetalis. Clin Perinatol. Dec 2000;27(4):1007-31.[Medline].
13. Vautier-Rit S, Dufour P, Vaksmann G, et al. [Fetal arrhythmias: diagnosis, prognosis, treatment;
apropos of 33 cases] [French]. Gynecol Obstet Fertil. Oct 2000;28(10):729-37.[Medline].

14. Castillo RA, Devoe LD, Hadi HA, Martin S, Geist D. Nonimmune hydrops fetalis: clinical experience
and factors related to a poor outcome. Am J Obstet Gynecol. Oct 1986;155(4):812-6. [Medline].

15. Harper A, Kenny B, O'Hara MD, Nelson J. Recurrent idiopathic non-immunologic hydrops fetalis: a
report of two families, with three and two affected siblings. Br J Obstet Gynaecol. Aug
1993;100(8):796. [Medline].

16. Sahn DJ, Shenker L, Reed KL, et al. Prenatal ultrasound diagnosis of hypoplastic left heart syndrome
in utero associated with hydrops fetalis. Am Heart J. Dec 1982;104(6):1368-72. [Medline].

17. Salmaso R, Franco R, de Santis M, et al. Early detection by magnetic resonance imaging of fetal
cerebral damage in a fetus with hydrops and cytomegalovirus infection. J Matern Fetal Neonatal Med.
Jul 2007;20(7):559-61. [Medline].

18. Favre R, Dreux S, Dommergues M, et al. Nonimmune fetal ascites: a series of 79 cases.Am J Obstet
Gynecol. Feb 2004;190(2):407-12. [Medline].

You might like:

FERTILISASI & PROSES KEHAMILAN

BIOSINTESA HORMON STEROID

HIPERTENSI dalam KEHAMILAN

GANGGUAN VOLUME CAIRAN AMNION

[?]

Diposkan oleh Bambang W di 06.55


Label: Komplikasi Antepartum, Obstetri

2 komentar:
1.
sandi4 November 2014 11.03
solusi
jika
terjadi
kondisi
hidrop
fetalis
seperti
apakah
bayi
bisa
di
lahirkan
apakah tumbuh kembang bayi nantinya perlu perawatan khusus?

apa?
normal?

Balas
Balasan

1.
Tips Terbaik22 Januari 2016 20.06
BEST

SELLER

PRODUK

> TOKO

ACHONG

- alat

bantu

HUA <

sex

pria

- alat

bantu

- cream

pembesar

payu

dara

- kapsul

pembesar

payu

dara

- kapsul

sex

peninggi

wanita

badan

- kecantikan
- kesehatan
- kondom
- minyak
- obat

silikon
pembesar
kuat

- obat

penis
pria
pelangsing

- obat

pembesar

penis

- obat

penggemuk

badan

- obat

penumbuh

rambut

- obat

penyubur

sperma

- obat
- penghilang
- vakum

perangsang
tatto
pembesar

permanen
penis

- vakum

pembesar

payu

- TOKO ACHONG - HUA


Balas

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
MENGENAI SAYA

Bambang W
Lihat profil lengkapku
CUACA JAKARTA

Weather in
Jakarta - Indonesia

26C
Fair
Humidity is 84%
Wind is SSW 2 m/s
Visibility is 7 km
Pressure is 1011 mbar
FOLLOWERS
ARSIP BLOG

2015 (2)
2012 (5)
2011 (87)
Oktober (15)
September (33)
GANGGUAN VOLUME CAIRAN AMNION
INDUKSI dan AKSELERASI PERSALINAN
DIABETES MELITUS dalam KEHAMILAN
RUPTURA UTERI dalam KEHAMILAN
VASA PREVIA
TROMBOSITOPENIA dalam KEHAMILAN
ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT
ANEMIA dalam KEHAMILAN
INKOMPATIBILITAS RHESUS dan KEHAMILAN
HIDROP FETALIS

dara

PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT


PENYAKIT RESPIRASI
KEHAMILAN KEMBAR
PRESENTASI SUNGSANG
DISTOSIA AKIBAT GANGGUAN pada JALAN LAHIR
DISTOSIA AKIBAT GANGGUAN pada TENAGA PERSALINAN
TRIKOMONIASIS
VAGINOSIS BAKTERIAL
DISMENOREA
NYERI PANGGUL
KEHAMILAN EKTOPIK
KARSINOMA SERVIK UTERI
DISPLASIA dan KOLPOSKOPI
ABORTUS HABITUALIS
SINDROMA OVARIUM POLIKISTIK
AMENOREA
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL
TEKNOLOGI REPRODUKSI DENGAN BANTUAN
INDUKSI OVULASI
PASANGAN INFERTILITAS
FISIOLOGI dan MIKROEKOLOGI VAGINA
INKONTINENSIA URINE
PROLAPSUS ORGAN PANGGUL
Agustus (39)
2010 (4)
2009 (94)

FOLLOW BY EMAIL
Submit

BILA ANDA INGIN MENGIRIM PESAN EMAIL

KUNJUNGAN BLOK
PETA PENGUNJUNG BLOG

SLIDE PRESENTASI

Share This Article

609 0Google +0 0 0 0

INFORMASI REPRODUKSI'S FAN BOX

FACEBOOK BADGE

Informasi Reproduksi on Facebook

Bambang Widjanarko | Create Your B

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

See all
8 References
Share

Download Full-text PDF

Pemeriksaan Laboratorium pada


Antiphospholipid Syndrome (APS)
Conference Paper (PDF Available) August 2015with452 Reads
Conference: Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik 2015, At Jakarta

1st Sri S Adiyanti


0.91 University of Indonesia
Abstract
Diagnosis Laboratorik pada Antiphospholipid Syndrome (APS) Antiphospholipid syndrome merupakan
penyebab trombosis vena yang paling umum dan merupakan suatu kondisi otoimun yang didapat. Gejala
klinisnya meliputi trombosis (pada vena, arteri dan mikrovaskular) dan abortus berulang. Sangat penting
untuk mengenali sindrom ini untuk segera memberikan penanganan yang tepat sehingga mengurangi
risiko kejadian berulang dan komplikasinya. Antiphospholipid syndrome didiagnosis pada pasien dengan
trombosis dan/atau abortus berulang/gangguan pada kehamilan yang mempunyai antibodi
antiphospholipid (aPL) yang persisten. Terdapat kriteria klinis dan laboratorik dalam mendeteksi APS yaitu
kriteria klinik mencakup Trombosis vaskular , dengan satu atau lebih episode klinis trombosis arteri, vena
atau pembuluh darah kecil dan gangguan kehamilan dengan satu atau lebih kematian janin normal yang
tak dapat dijelaskan di kehamilan di atas 10 minggu, satu atau lebih kelahiran prematur janin normal
sebelum kehamilan 34 minggu yang disebabkan oleh : (i) pre eklampsia atau pre-eklampsia berat (ii)
insufisiensi plasenta dan tiga atau lebih kejadian keguguran spontan secara berturutan sebelum masa
kehamilan 10 minggu dengan pengecualian sebab kelainan anatomi maternal atau kelainan hormonal dan
kromosom paternal dan maternal. Kriteria laboratorik meliputi terdapatnya lupus anticoagulant (LA) dalam
plasma, pada 2 kali atau lebih pemeriksaan sedikitnya dengan perbedaan waktu 12 minggu dan terdapat Ig
G dan/atau Ig M Anticardiolipin antibody (aCL) dalam serum atau plasma, dengan titer sedang atau tinggi
( >40 GPL atau MPL, atau > persentil 99) pada 2 kali atau lebih pemeriksaan, sedikitnya dengan
perbedaan waktu 12 minggu. APS dapat didiagnosis jika terdapat sedikitnya 1 kriteria klinik dan 1 kriteria
laboratorik terpenuhi. Kriteria laboratorik ini memerlukan prosedur tiga tahap yaitu prosedur skrining tes
pertama sebaiknya dilute Russell viper venom test dan yang kedua adalah APTT dengan silika sebagai
aktivator dan dengan kandungan fosfolipid yang rendah, Prosedur mixing. Jika waktu pembekuan dari
mixing test ini lebih panjang dari persentil 99 dari distribusi clotting time yang dicatat dari sampel plasma
donor sehat, maka prosedur konfirmasi harus dilakukan. Jika waktu pembekuan masih dalam rentang
distribusi sampel plasma normal maka adanya LA dapt disingkirkan. Prosedur konfirmasi. Antikoagulan
yang dideteksi dalam plasma mixing harus terbukti berlawanan dengan fosfolipid dan bukan terhadap
faktor pembekuan. Hal ini dapat dicapai dengan mengulang tes skrining yang abnormal dengan
peningkatan konsentrasi fosfolipid. Adanya LA dikonfirmasi ketika persentase koreksi waktu pembekuan
lebih tinggi dari local cut off value.

pemeriksaan
secara
in
vitro,
pembekuan
seseorang
dengan
antibodi
aPL
perdarahan,
adanya
aPL
meningkatkan
namun
arteri
risiko
trombosis
pada
1990an
kemudian
diketahui
bahwa
aPL
antibodi
anion
phospholipid
namun
binding
terhadap
protein.
Antibodi
aPL
ini
dalam
berikatan
kompleks
atau
dengan
fosfolipid,
antibodi
termasuk
glikoprotein,
protrombin,
Protein
F
VII.
Antibodi
C,
Protein
apL
S,
ini
dan
juga
dapat
tertentu
mikobakteria,
seperti
dan
malaria,
organisme
lainnya
dan
parasit
obat
obatan
seperti
klorpromazine,
neuroleptik,
kuinidin,
prokainamid.
ini
mencakup
yaitu
3
mendeteksi
yang
koagulasi
yaitu
LA,
untuk
mendeteksi
imunologi
aCL,
yang
a2GP1
mendeteksi
sehingga
hasil
selalu
LA
harus
profil
aPL
lengkap
lainnya
yaitu
dan
anti2
anticardiolipin
glikoprotein
(aCL)
I
Laboratorik
Diagnosis
pada
Syndrome
Antiphospholipid
(APS)

1,2
1-3
1,4
3,4
Sri
Suryo
Adiyanti
Klinik
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia/
Ciptomangunkusumo
Nasional
Pendahuluan
(APS)
merupakan
vena
penyebab
yang
paling
umum.
terdeteksi
pemeriksaan
pada
lupus
antikoagulan
antikardiolipin.
dan
antibodi
umumnya
terikat
secara
langsung
protein
phospholipid
pada
beberapa
Antiphospholipid
syndrome
suatu
kondisi
merupakan
otoimun
yang
didapat
yang
trombosis
arteri
dan
mikrovaskular
baik
pada
vena,
danuntuk
abortus
berulang
untuk
ini
mengenali
segera
sindrom
memberikan
penanganan
mengurangi
risiko
kejadian
komplikasinya.
berulang
dan
pasien
didiagnosis
dengan
abortus
dan/atau
mempunyai
antibodi
antifosfolipid
persisten.
Trombosis
(aPL)
yang
pada
APS
tungkai
Deep
Vein
bawah
Thrombosis
berupa
(DVT)
dan/atau
emboli
mana
vena
termasuk
saja
pada
vena
sistem
superfisial,
portal,
renal,
intrakranial.
sering
Tempat
terjadinya
adalah
arteri
pada
dapat
menyebabkan
iskemia
stroke
transient.
serebral
atau
tanpa
ada
lainnya
penyakit
disebut
APS
primer
sedangkan
terjadi
karena
adanya
otoimun
penyakit
lainnya,
yang
umum
erythematosus
(SLE).
pertama
ditemukan
pasien
sifilis
dengan
yang
terjadi
karena
aPL
mengenali
dalam
reagen
kardiolipin
untuk
tes
serologi
sifilis.
(aPL)
pada
juga
ditemukan
penyakit
kemudian
SLE
dan
Antikoagulan
(LA).
Secara
walaupun
paradoks,
antibodi
ini
mengakibatkan

5,6
5
2,5,7
menggunakan
metode
solid
Adanya
phase
ELISA.
sedang/tinggi
dari
aCL
isotype
(biasanya
yang
Ig
G)
sama
dengan
hasil
yang
pemeriksaan
positif
LA
mempunyai
risiko
tinggi
untuk
trombosis.
pada
APS
trombosis
terjadinya
pada
APS
telah
adanya
diusulkan
seperti
faktor
(TF)
pada
monosit
endotel,
interferensi
dan
sel
pada
jalur
antikoagulan
fibrinolisis,
dan
penghambatan
annexin
V
terhadap
ikatan
fosfolipid.
difokuskan
2-GPI
yang
kepada
terdapat
anti
dalam
plasma
2mengubah
bentuk
dalam
open
form.
Beta2glycoprotein
suatu
glikoprotein
merupakan
dengan
berat
reseptor
permukaan
sel
dan
bermuatan
permukaan
negatif.
5
domain
(I-V).
Anti
telah
diketahui
epitop
(Gly40-Arg43)
perubahan
bermakna
setelah
bentuk
secara
yang
spesifik
berhubungan
yang
dengan
erat
paparan
dari
terjadinya
epitop
diketahui
berikatan
tadinya
Interaksi
tersembunyi.
dengan
bahwa
dengan
permukaan
setelah
permukaan
2GP1
dari
bentuk
akan
anionik
sirkular,
maka
bentuk
domain
berikatan
IItiter
yang
yang
bermakna,
tadinya
domain
sehingga
V
epitop
terjadi
yang
paparan
tadinya
menjadi
bentuk
permukaan
epitop
fishhook
akan
anionik
dari
terpapar
otoantibodi.
bentuk
terhadap
sirkular,
2GP1
domain
dan
menstabilkan
bentuk
terbuka
sehingga
2GP1
domain
terbuka,
2GP1
tersebut
dapat
V
dan
menjadi
fishhook.
permukaan
bentuk
sel.
terdapat
pada
pasien
dengan
menstabilkan
APS
dapat
2GP1
bentuk
yang
paparan
tersembunyi
epitop
tadi
yang

terlaluberbagai
jawab
atas
lama
bertanggung
antibodi
2GP1
dan sel
peningkatan
trombosis
dan
risiko
fetal
loss.
Kompleks
pada
reseptor
jenis
termasuk
platelet
sel
endotel,
memicu
terjadinya
respons
intrasellular
signalling
dan
inflamasi.
terhadap
2GP1
1,3,9
2
8
1,5,7,10
APS
dapat
in
vitro,
melalui
aPL
TF.
Secara
aktivitas
TF
pada
monosit
darah
sel
normal.
endotel
Secara
pembuluh
meningkat
pada
SLE
ekspresi
APS.
Pada
TF
monosit
pasien
berhubungan
kuat
dengan
pasien
APS
aPL.
dan
Serum
IgG
yang
telah
dimurnikan
peningkatan
menunjukkan
TF
pada
netrofil
Lupus
antikoagulan
yang
normal.
Ca
dependent
protrombin
binding
dan
dari
X
terhadap
menghambat
kompleks
fosfolipid
aktivitas
yang
diperlukan
mengkonversi
untuk
trombin.
Hasil
pemanjangan
abnormal
dapat
tes
terjadi
yang
PT,
APTT,
venom,
secara
langsung
karena
LA
bekerja
tidak
melawan
suatu
faktor
fosfolipid.
yang
disebabkan
terjadi
oleh
dapat
trombosis
dan
pada
plasenta
kecenderungan
abortus
pada
pembentukan
fase
awal
plasenta.
Antibodi
langsung
pada
efek
trofoblas
terdapat
bukti
bahwa
komplikasi
kehamilan
APS.
Hal
ini
pada
pasien
menjelaskan
efektivitas
pencegahan
loss
pada
APS.
early
fetal
Diagnosis
berdasarkan
kriteria
Sapporo
adalah
adanya
tahun
1999
antikardiolipin
dan/atau
terdeteksinya
dalam
pemeriksaan,
dalam
jarak
6
sedikitnya
minggu.
Walaupun
2
antibodi
anti
termasuk
dalam
kriteria
diagnostik
APS,
laboratorik
namun
APS.
Pemeriksaan
harus
mengikuti
kriteria
yang
Scientific
on
Lupus
Subcomittee
Anticoagulant
and
Antiphospholipid
Anticoagulant
Antiphospholipid
and
Antibodies
International
of
Society
the
Haemostasis.
Interpretasi
tes
laboratorium
antikoagulan
untuk
sulit
dilakukan
antikoagulan,
heparin.
misalnya
APS
Sydney
kemudian
tahun
2006
direvisi
yaitu
diG,
adanya
antibodi
komponen
untuk
menegakkan
yang
esensial
diagnosis.
antibodi
Adanya
oto
kadar
yang
tinggi
isotype
(>12
Ig
M
minggu)
atau
Ig
dideteksi
immunosorbent
(ELISA)
mencakup
assay
anti
atau
2
glikoprotein
I on
lupus
antikoagulan.
Pemeriksaan
antikoagulan
lupus
mendeteksi
mempunyai
kemampuan
memperpanjang
pembekuan
secara
waktu
in
vitro.

5,10
o
9
2,6,10
2,5,10
dan
laboratorik
dalam
mendeteksi
APS
yaitu
:
jika
1
kriteria
terdapat
klinik
sedikitnya
dan
1
kriteria
terpenuhi.
laboratorik
paling
prediktif
untuk
trombosis
aCL
atau
IgG
dan
antiadanya
IgG
positif
meningkatkan
5
spesifisitasnya.
ada
gunanya
untuk
Tidak
menyarankan
pasien
trombosis.
dengan
Tes
harus
diulang
12
minggu
dengan
untuk
interval
menunjukkan
persistensinya.
Persiapan
laboratorium
plasma
tabung
yang
mengandung
trisodium
citrat.
0.109
Platelet
mol/l
Poor
sentrifugasi
melakukan
ganda
pada
2
2000
pada
g
selama
15
menit
15-22
menghasilkan
plasma
dengan
<10
x
10
jumlah
platelet
/L.
Hal
ini
dapat
memisahkan
plasma
setelah
pertama
sentrifugasi
ke
tabung
plastik
yang
kemudian
Ketika
dipisahkan
plasma
kembali
ke
diperhatikan
sekunder
maka
trombosit
sisa
yang
terkumpul
saat
pada
dasar
disentrifugasi.
Sampel
berulangkali.
dibekukan
klinik
:
1.
Trombosis
vaskular
klinis
vena
atau
trombosis
pembuluh
arteri,
darah
2.
Gangguan
kecil.
kehamilan
kematian
janin
normal
dijelaskan
tak
dapat
di
kehamilan
di
atas
10
kelahiran
prematur
janin
normal
kehamilan
sebelum
34
minggu
yang
eklampsia
atau
berat
pre(ii)
insufisiensi
plasenta.
kejadian
spontan
secara
abortus
berturutan
masa
kehamilan
sebelum
10
pengecualian
sebab
kelainan
maternal
anatomi
atau
kelainan
hormonal
dan
Kriteria
maternal.
laboratorik
antikoagulan
(LA)
dalam
atau
lebih
pada
pemeriksaan
2
kali
perbedaan
waktu
12
minggu.
dan/atau
Anticardiolipin
Ig
M
antibody
(aCL)
plasma,
dalam
serum
atau
(sampel
>40
GPL
atau
MPL,
>
2
persentil
kali
atau
99)
lebih
perbedaan
2GP1
12
kemudian
minggu.
juga
Anti
kriteria.
biasanya
ditemukan
akan
pemanjangan
waktu
tes
pembekuan
adanya
mixing
test
inhibitor
dan
adanya
dengan
phospholipid
dependence
mendeteksi
memenuhi
kriteria
LA
harus
diagnostik
oleh
dan
direvisi
Standardizatin
Committee
of
Society
the
International
on
Thrombosis
and
Haemostasis.
prosedur
tiga
tahap.
Prosedur
Skrining
bukti
bahwa
yang
hasil
menyatakan
phospholipid
screening
test
di
atas
donor
penting
yang
dari
sehat.
prosedur
Hal
tes
adalah
kualitas
digunakan
dan
ada
atau
tidaknya
antagonis
heparin
vitamin
atau
K
dalam
Trombosit
terdapat
dalam
residual
plasma
diminimalisir
sensitivitas
karena
efek
LA
fosfolipid
menggunakan
dari
trombosit
lisis
proses
Hal
ini
freezing-thawing.
dapat
dicapai
double
melakukan
pemeriksaan
dengan
prinsip
harus
digunakan
yang
berbeda
untuk
memastikan
dapat
untuk
meningkatkan
dideteksi
dan
spesifisitas
pasien
walaupun
dengan
hanya
1
tes
yang
positif.
skrining
Penggunaan
yang
tidak
lebih
tes
Tes
pertama
sebaiknya
dilute
test
(DRVVT)
Russell
viper
dan
yang
venom
silika
sebagai
aktivator
kandungan
dan
fosfolipid
dengan
rendah.
dipenuhi
menyingkirkan
maka
penting
Heparin
Unfractioned
melanjutkan
langkah
selanjutnya.
dicapai
Hal
dengan
ini
melakukan
akan
memanjang
UFH
namun
kalau
bila
terdapat
LA.
Weight
mempengaruhi
Heparin
(LMWH)
test.
dependent
mixing
mengenali
untuk
adanya
inhibitor
setelah
terdapat
dan
dikerjakan
dari
terkoreksi
skrining
dengan
tidak
penambahan
jumlah
sama.
Jika
pembekuan
dari
persentil
99
dari
distribusi
clotting
dari
sampel
time
plasma
yang
dicatat
konfirmasi
dilakukan.
pembekuan
Jika
masih
normal
LA
dapat
maka
disingkirkan.
kriteria
untuk
LA
dan
memperbaiki
namun,
adanya
spesifisitas,
faktor
membuat
sampel
LA
menjadi
nampak
lemah
negatif.
dan
Bila
tidak
ada
pemanjangan
menyebabkan
waktu
pembekuan
ini
dianggap
maka
LA
dan
konfirmasi
pada
plasma
diencerkan
yang
memberi
tidak
hasil
positif
segar.
konfirmasi
(menggunakan
konsentrasi
tinggi,
platelet
fosfolipid
neutralizing
reagent
reagent)
menunjukkan
diperlukan
adanya
dependence.
phospholipid
Jika
5
5,6
2
2,6
5
adanya
DRVVT
negatif
LA
namun
maka
hasil
langkah
diperlukan
konfirmasi
pada
kriteria
LA.
dideteksi
mixing
harus
dalam
terbukti
plasma
berlawanan
fosfolipid
dengan
faktor
pembekuan.
Hal
mengulang
dicapai
tes
dengan
skrining
peningkatan
fosfolipid.
Adanya
konsentrasi
LA
dikonfirmasi
persentase
ketika
lebih
tinggi
local
cut
off
bila
value.
percent
LA
correction
dipastikan
konfirmasi
>
nilai
potong
lokal
Percent
(>
correction
99
persentil)
adalah
waktu
konfirmasi)
100.
:dari
skrining
x. ini
direkomendasikan
pasien
yang
menerima
pada
antagonis
karena
vitamin
K
problematik
ketika
INR
berada
terapeutik.
dalam
Ketika
range
pemeriksaan
LA
antikoagulan,
menerima
maka
terapi
kegunaan
diperdebatkan
dRVVT
dilakukan
pada
plasma
tidak
memberi
diencerkan
hasil
yang
keliru.
skrining
jumlah
dan
konfirmasi
volume
yang
sama
plasma
dalam
campuran
normal
dapat
memberi
banyak
pada
tes
informasi.
penyaring
Jika
hasilnya
dapat
dasar
disingkirkan
trombin
untuk
dianggap
time
dengan
yang
sebagai
negatif
hasil
bahwa
mempertimbangkan
pada
prosedur
terdapat
Plasma.
PL
:yang
Phospholipid.
akan
phospholipid
menunjukkan
dependence.
efek
Adanya
uji
mixing
negatif
menyingkirkan
LA.
menerima
jika
pasien
terapeutik
heparin,
unfractioned
menyebabkan
hasil
yang
tidak
Unfractionated
tepat.
heparin
subkutan
dosis
rendah
weight
kurang
heparin
mempunyai
(LMWH)
efek
umumnya
dRVVT
dan
heparin
neutralizing
cukup
reagent
untuk
menutupi
dosis
platelet
harus
dihindari
neutralization
pada
sampel
mengandung
yang
heparin
hasil
LA
yang
positif
palsu.
diperoleh
Jika
dari
hasil
positif
aCL
cukup
diagnosis
untuk
APS.
menegakkan
deteksi
5,10
6
6
sebaiknya
hanya
dilakukan
yang
mempunyai
untuk
pasien
kemungkinan
menderita
mempunyai
APS
hasil
atau
pemanjangan
tidak
dapat
APTT
yang
kriteria
klinisnya
maka
probabilitas
mendiagnosis
untuk
LA
dapat
dibagi
dan
rendah
th
tinggi.
adalah
Kriteria
bila
terdapat
vena
atau
tromboemboli
lanjut.
Kriteria
sedang
adalah
APTT
yang
bila
memanjang
terdapat
hasil
pada
asimptomatik,
spontan
pada
kehamilan
abortus
muda
yang
berulang,

dapat
terpicu
Kriteria
pasien
tinggi
usia
adalah
muda.
yang
spontan
dan
tak
dapat
pasien
dijelaskan
usia
muda
pada
di
bawah
lazim,
tempat
abortus
yang
pada
tidak
kehamilan
trombosis
atau
tua,
pada
pasien
dengan
penyakit
otoimun.
LA
ringkasnya
di
tabel
sebagai
dapat
berikut.
dilihat
palsu
1.
skrining,
konfirmasi
mixing
dan
sesuai
2.
dengan
persentil
99
pengenceran
mixing
saat
uji
3.
pemeriksaan
PL
aPTT
4.
minggu
5.
ada
inhibitor
lain
kelainan
lainnya.
perdarahan
6.
melakukan
dalam
terapi
antikoagulan
oral.
7.
jangan
diperiksa
heparin
atau
dabigatran
8.
saat
acute
CRP)
phase
(cek
pada
(F
phase
VIII
meningkat)
9.
guideline,
Pemantapan
lakukan
Mutu
Internal,
berpartisipasi
mutu
eksternal.
10.
spesifisitas
11.
dan
a
2GP1)
dan
aPL
buat
(LA,
aCL
profil
antibodi.
mencakup
LA,
aCL
dan
2GP1
klasifikasi
sebagai
APS.
Terdapat
lainnya
yang
tidak
termasuk
dalam
untuk
kriteria
menegakkan
antiphosphatidic
antiphosphatidyl-choline,
acid,
-ethanolamine,
-p
-glycerol,
rotrombin,
rin,
antiprotrombin/fosfatidilse
anti
annexin
V,
anti
protein
S
yang
diimplementasikan
kurangnya
standarisasi
karena
adanya
bukti
dan
kurang
klinisnya
pada
pasien
APS
direkomendasikan
maka
belum
memasukkan
panel
tes
standar.
RINGKASAN
syndrome
merupakan
(APS)
penyakit
otoimun
adanya
yang
ditandai
(aPL)
dan
gejala
klinis
berupa
gangguan
trombosis
kehamilan.
dan
adanya
minimal
kriteria
klinis
laboratorik.
1
Kriteria
1999
di
Sapporo
direvisi
kembali
Sydney.
tahun
2006
di
pemeriksaan
Lupus
antikoagulan
3
tahap
yaitu
(LA)
kemudian
juga
anti
cardiolipin
beta2
glikoprotein
(aCL)
dan
anti
menggunakan
prosedur
ELISA
Terdapat
solid
beberapa
phase.
hal
yang
harus
pemakaian
LA
seperti
obat
antagonis
vitamin
K,
Perlu
cara
persiapan
diperhatikan
sampel
juga
sebelum
melakukan
Pemeriksaan
sebaiknya
hanya
APS
dilakukan
risiko
tinggi
yaitu
kelompok
adanya
pada
usia
di
bawah
50
tahun.
DAFTAR
PUSTAKA
MK,
Roubey
RAS.
Venous
Thrombosis
in
Syndrome.
Biol.
2009;29:321-5.
Moore
Greaves
GW,
M.
Greer
Guidelines
IA,
on
the
investigation
and
syndrome.
antiphospholipid
British
Hematology.2012;157:47of
58.
Thrombosis
Antiphospholipid
Syndrome.
Hematol
2003;17:115-47.
Oncol
Clin
N
Am.
Thrombophilia.
In
:Journal
McKenzie
Clinical
Laboratory
SB,
Williams
LJ
Hematology.
2
ed.
731-61.
Pengo
Syndrome:
V.
Antiphospholipid
laboratory
detection,
mechanims
of
Journal
Medicine.
of
Internal
2011:1-10
antibody
Jnl.
Lab.
standardization.
Hem.
Int.
2014;36:352-63
Krilis
Pathogenesis
SA.
The
of
the
Syndrome.N
Engl
Jacute
44.
and
the
Antiphospholipid
Society
Syndrome.American
of
Hematology.2005:462-8.
Mastellos
Giaglis
S,
D,
Magotti
Micheli
P,
A,
Rafail
Sideras
S,
P,
Kartali
G,
C5a
receptor
tissue
factor
neutrophil
cross
links
talk
innate
in
immunity
to
Immunol.2006;177:
802.
4794Reber
G,
Rand
H,
Ortel
L,1
Galli
Update
M,
of
de
the
Groot
guidelines
PG.
for
detection.
Journal
and
of
-40.
Haemostasis.2009;7:1737
Citations0

References8

Venous Thrombosis in the Antiphospholipid Syndrome

[Show abstract]
Article Apr 2009
Mary Katherine Farmer-Boatwright

Robert A S Roubey

Read

Guidelines on the investigation and management of antiphospholipid syndrome


Full-text Article Feb 2012

David Keeling

Ian Mackie

Gary W Moore+1more author...[...]

Read full-text

Antiphospholipid thrombosis syndromes


[Show abstract]
Article Nov 2001

R L Bick
Read
Show more

Recommended publications

Article
Screening for lupus anticoagulants in patients treated with vitamin K antagonists
August 2016 International journal of laboratory hematology Impact Factor: 1.82

Mecki Isert

W Miesbach

G Stoever

+1 more author

Birgit Linnemann

Read more

Article
Lupus Anticoagulants and Anticardiolipin Antibodies in Indian Women with Spontaneous, Recurrent
Feta...
August 2016 Indian Journal of Hematology and Blood Transfusion Impact Factor: 0.20

Akanksha Rawat

Meera Sikka

Usha Rusia

Kiran Guleria

Read more

Article
Both IgG and IgM anti-beta2 glycoprotein I antibodies assays are clinically useful to the antiphosph...
August 2016

Rong Li

Marie-Christine Payen

Francine Vandermijnsbrugge

+1 more author

Brigitte Cantinieaux

Read more

Article
Dry ice exposure of plasma samples influences pH and lupus anticoagulant analysis
August 2016 Clinical Chemistry and Laboratory Medicine Impact Factor: 2.71

Ingrid Hov Odster

Ingrid Lian

Kari Bratberg

Gustav Mikkelsen

Read more
Discover more
Data provided are for informational purposes only. Although carefully collected, accuracy cannot be
guaranteed. The impact factor represents a rough estimation of the journal's impact factor and does not
reflect the actual current impact factor. Publisher conditions are provided by RoMEO. Differing provisions
from the publisher's actual policy or licence agreement may be applicable.
We could not find any SHERPA/RoMEO information. Please check the publication restrictions.
Learn more
Last Updated: 17 Jul 16
2008-2016 researchgate.net. All rights reserved.About us Contact
us Careers Developers News Help Center Privacy Terms | Advertising Recruiting

or
Discover by subject area
Join
for free
Log
in
People
Log in who read this publication also read:
Article: Screening for lupus anticoagulants in patients treated with vitamin K antagonists
Jul 2015 International journal of l...

Article: Lupus Anticoagulants and Anticardiolipin Antibodies in Indian Women with Spontaneous,
Recurrent Fetal Loss
Jun 2014 Indian Journal of Hematolo...

Article: Both IgG and IgM anti-beta2 glycoprotein I antibodies assays are clinically useful to the
antiphospholipid syndrome diag...
Aug 2014

Anda mungkin juga menyukai