Anda di halaman 1dari 28

BAB I

KUTIPAN DAN RUJUKAN

Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran,definisi, atau


hasil penelitian orang lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan
akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari
pendapat berbagai tokoh merupakan resensi dalam sinteisis. Kutipan dilakukan
apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap.
Ada beberapa cara mengutip yang dapat diterapkan secara bervariasi dalam
tulisan. Jenis kutipan itu adalah sebagai berikut :
A. Kutipan Langsung
Kutipan langsung pernyataan yang kita tulis dalam susunan kalimat
aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Apabila seorang penulis
mengungkapkan suatu pernyataan atau pendapat yang di gali dari sumber
lain dengan tidak mengubah apapun yang ada,apa adanya atau disebut
kutipan langsung.
Suatu karya ilmiah yang terlalu syarat dengan kutipan langsung dapat
berdampak negatif terhadap penilaian orang atas karya tersebut. Karya yang
demikian berkesan seolah-olah penulisannya kurang memiliki pendirian dan
kurang mampu memahami pustaka yang dirujuknya,dengan demikian,
munculah suatu penulisan yang berkesan sebagai parade pendapat orang
tanpa menyertakan pendapat penulisannya sendiri. Kutipan langsung
sebaiknya hanya memiliki itensitas 30% dari semua kutipan yang kita ambil
untuk mempertahankan keotentikan data atau bahan tulisan,kutipan langsung
sangat tepat dilakukan. Hal tersebut sangat membantu untuk menjaga
keaslian tulisan orang lain yang jika kita ubah bentuk pernyataanya akan
mengubah keotentikan datanya. Misalnya dalam mengutip rumus-rumus ,
ayat-ayat dari kitab suci, karya sastra, pernyataan ilmiah,peraturanperatuaran hukum, dan sebagainya.
Prinsip yang harus diperhatikan pada saat mengutip langsung
adalah sebagai berikut :
1. Tidak boleh mengadakan perubahan terhadap teks asli yang
dikutip.
2. Harus menggunaan tanda [sic!], jika ada kesalahan dalam teks
asli.
3. Menggunakan tiga titik berspasi [. . .] jika ada bagian dari
kutipan yang dihilangkan.
4. Mencantumkan sumber kutipan dengan sistem MLA, APA, atau
sistem yang berlaku sesuai dengan selingkung bidang.
Ada dua cara melakukan kutipan langsung, yaitu kutipan langsung
pendek dan kutipan langsung panjang.
1. Kutipan Langsung Pendek (tidak lebih dari empat baris) dilakukan
dengan cara :
diintegrasikan langsung dengan teks,
diberi berjarak antarbaris yang sama dengan teks,

diapit oleh tanda kutip, dan


disebut sumber kutipan.
2. Kutipan Langsung Panjang (lebih dari empat baris) dilakukan
dengan cara :
dipisahkan dari teks dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari
teks,
diberi berjarak rapat antarbaris dalam kutipan,
disebut sumber kutipan, dan
boleh diapit tanda kutip, boleh juga tidak.
5. Kutipan Tak Langsung
Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan hasil
penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang penyajiannya tidak sama
dengan teks aslinya, melainkan menggunakan bahasa atau kalimat
penulis/peneliti sendiri. Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus disebutkan,
baik dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman. Paling sedikit ada dua
jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara dalam mengutip secara tidak
langsung. Pertama, dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokokpokok pikiran orang lain.
Kutipan Tak Langsung (Inti Sari Pendapat) adalah. Kutipan tidak langsung
dapat dibuat secara panjang maupun pendek dengan cara :
diintegrasikan dengan teks,
diberi jarak antarbaris yang sama dengan teks,
KEGUNAAN KUTIPAN
(1) untuk menegaskan isi uraian,
(2) untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh
penulis,
(3) untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang digunakan
penulis,
(4) untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang
digunakan,
(5) untuk menunjukkan bagian atau aspek topik yang akan dibahas, dan
(6) untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain
sebagaimilik sendiri (plagiat).

Langkah-langkah Membuat Kutipan


Aturan penulisan kutipan dan sumber kutipan yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
adalah menggunakan sistem Harvard sebagai berikut:
1. Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik jika kutipan ini
merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan itu
diambil dari kutipan diambil dari sebuah kutipan, maka kutipan tersebut
ditulis dengan menggunakan satu tanda petik.
2. Jika kalimat yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, maka kutipan
ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai ketentuan pertama) dan

penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan


diketik dengan jarak spasi sesuai teknik pengetikan (dua spasi).
Contoh :
Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah kemampuan memberi
dan menerima cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau
memberikan perlindungan yang berlebihan, melainkan cinta dalam arti ... a
relationship that nourish us as we give, and enrich us as we spend, and
permits ego and alter ego to grow in mutual harmony (Cole, 1993: 832).
3. Jika kalimat yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan
ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak baris satu spasi. Baris
pertama diketik mulai pada pukulan keenam dan baris kedua diketik mulai
pukulan keempat.
4. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan
bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contohpenulisannya dapat dilihat
pada butir kedua diatas.
5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa alternatif, yaitu :
a. Jika sumber kutipan ditulis sebelum kutipan, cara penulisannya adalah
nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan dan halaman yang dikutip
yang keduanya diletakkan didalam.
Contoh :
Sebagaimana dikemukakan oleh Stenberg (1984: 41) bahwa In Piagets
theory, childrens intelectual functioning is represented in term of
symbolic logic.
b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun
penerbitan, dan halaman yang dikutip semuanya diketakkan di dalam
kurung. Contoh cara penulisan ini dapat dilihat pada butir kedua diatas.
c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain, maka sumber kutipan yang
ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan
menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut. Dengan kata
lain, saat kita merujuk pada sumber A, sedangkan A sendiri merujuk
sumber B (sumber asli/buku asli) maka penulisannya tetap menyebut
sumber asli (B) tetapi sumber A juga disebut.

Contoh :
Achmad membuat skripsi tahun 2007 dengan di dalamnya ada pendapat
Hamalik dari bukunya (Hamalik) tahun 1986 tentang media pembelajaran halaman
21 (di skripsi), maka penulisan kutipannya adalah:
Hamalik (dalam Achmad
pembelajaran adalah... .

2007:

21)

mengemukakan

bahwa

definisi

media

Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis harus
disebutkan. Misalnya Sharp and Green (1996: 1). Jika penulisnya lebih dari dua
orang, maka yang disebutkan nama keluarga penulis pertama dan diikuti oleh et al.
Misalnya, Clelland et al. (1960: 35). Perhatikan titik setelah al. Adalah sebagai
singkatan dari ally dan kedua kata itu ditulis dengan huruf miring.

Jika masalah dibahas oleh oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda, maka
contoh penulisan sumber kutipannya adalah sebagai berikut:
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey,
1972:Miggs, 1976: Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa ... (tulis intisari rumusan
yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut)
Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama dan
pada tahun yang sama, maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a,
b, dan seterusnya setelah tahun penerbitan. Contoh : (Bray, 1998a, 1998b)
Jika sumber kutipan tidak mencantumkan nama penulis (tanpa nama), maka contoh
penulisannya adalah (Tn. 1972: 18).
Jika yang diutaran pokok-pokok pikiran seorang penulis, maka tidak perlu ada
kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.
1.2.1 Membuat Kutipan
A. Kutipan Langsung
Contoh Kutipan Langsung Pendek (kurang dari 3 baris)
Pelayanan prima harus didukung dengan fasilitas yang baik.
Namun, "Pelayanan prima sangat bergantung pada kemauan dan
kemampuan (skill) staf perpustakaan" (Septiyantono, 1999:154).
Contoh Kutipan Langsung Panjang (lebih dari 3 baris)
a) Pustaka Java berisi ribuan (lebih dari 5000) kelas beraneka ragam
keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan tersembunyi bahwa
penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan ini
hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat
solusi sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah
diselesaikan (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman
Java, 2007, Hal. 37-38)

b) Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan


komponen untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan
antara lain format keluaran benar-benar sangat kaya melebihi yang dapat
diperoleh di C++ (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa
Pemrograman Java, 2007, Hal. 78).

B. Kutipan Tidak Langsung


Contoh Kutipan Tidak Langsung

a. Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan


konsep pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua objek atau
lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang
identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang
Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357).
b. Bahasa Java tidak lagi hanya untuk pemanis di web sebagai applet yang
membikin Duke berdansa. Java adalah kakas, tetap hanya perangkat,
bagaimanapun tetap hanya orang hebat yang dapat memberi arti
penting kakas seperti dikatakan James Gosling, tokoh terpenting di Java :
All along, the language was a tool, not the end. (Bambang Hariyanto,
Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 7-8).
c. Seperti dikatakan oleh Gorys Keraf (1983:8) bahwa argumentasi pada
dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar
y akin akan mendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang
dikatakan penulis.
d. Alquran memerintahkan umat islam agar menggunakan akalnya dalam
mengamati hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya
termaktub dalam surrah arrum [30] ayat 22.
e. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi
dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi
pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010
halaman 1 ).
f. Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus
untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru
pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program
bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk
memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh
kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa
identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java,
2007, Hal. 174)
g. Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan
konsep pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua objek atau
lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang
identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang
Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357)
h. Dinyatakan oleh Septiyantono (2002:154), "Pelayanan prima sangat
bergantung pada kemauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan".
Meskipun demikian, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa
pelayanan prima tidak terletak pada skill seseorang, tetapi terletak pada
sistem yang digunakan (Lasa Hs, 2004:25)
2.1.2 Rujukan
Rujukan adalah sesuatu yang digunakan pemberi informasi (pembicara)
untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas.Rujukan
mungkin menggunakan faktual ataupun non faktual. Rujukan faktual terdiri
atas kesaksian, statistik contoh, dan obyek aktual. Rujukan dapat berwujud
dalam bentuk bukti, nilai-nilai, dan/ atau kredibilitas. Sumber materi rujukan
adalah tempat materi tersebut ditemukan. (Wikipedia)

Ada dua cara melakukan rujukan yaitu:


1. Merujuk kutipan langsung
Dalam merujuk kutipan langsung dapat dilakukan dengan 2 cara,yakni
:
a. Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata
b. Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih
2. Merujuk kutipan tidak langsung
Kutipan yang disebut tidak langsung atau dikemukakan dengan
bahasa sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks.

FUNGSI RUNJUKAN
Sebagai bukti bahwa penulis mengetahui sumber bacaan.
Sebagai pendukung gagasan atau argumentasi.
Sebagai penjelas istilah-istilah kunci.
Untuk merumuskan kerangka teori.
Untuk menjelaskan posisi studi anda di antara studi-studi lain.
Untuk menunjukkan pentingnya hasil/temuan studi anda.
Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karya ilmiah itu bukan
hasil pemikiran penulis.
untuk memberikan informasi selengkapnya tentang sumber kutipan

Langkah-langkah membuat daftar rujukan :


Menggunakan nama akhir dan tahun diantara tanda kurung
Jika ada dua penulis, perujukan dengan menyebut nama akhir kedua penulis
Jika penulis lebih 3 orang, cukup ditulis penulis pertama diikuti dkk
Jika nama penulis tidak disebutkan, yang disebutkan adalah nama lembaga
yang menerbitkan
Untuk terjemahan, perujukan dengan menyebut penulis aslinya

Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis adalah yang
berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai
pemisahnya.
Cara merujuk kutipan langsung
Perujukan dilakukan dengan menuliskan nama akhir pengarang dan tahun
terbit. Jika ada dua pengarang atau lebih, penulisan rujukan dilakukan
dengan cara menulis nama pertama dari pengarang tersebut diikuti dengan
dkk, dan jika nama pengarang tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam
rujukan adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang
diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dengan
cara menyebutkan nama pengarang aslinya. Rujukan dari dua sumber atau
lebih yang di tulis oleh pengarang yang berbeda dicantumkan dalam satu
tanda kurung dengan titik koma seagai tanda pemisahnya (Dpdikbud, 1996)
Kaidah Merujuk kutipan langsung
a. Kutipan yang kurang dari 40 kata, maka harus ditulis di antara tanda kutip
(..) sebagai bagian terpadu dalam teks utama dan diikuti nama penulis,
tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam
teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.

Contoh:
Soebroto (1990:123) menyimpulkan ada pengaruh antara tegangan input
dengan tegangan output suatu penguat.
B. Kutipan lebih dari 40 kata ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari
teks yang mendahului, ditulis 1,2 cm dari garis tepi sebelah kiri dan kanan,
dan diketik dengan spasi tunggal. Nomor halaman juga ditulis
Smith (1999:276) menarik kesimpulan sebagai berikut:

The placebo effect, which had been
to placebo effect.
Kaidah Merujuk kutipan tidak langsung
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa
penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. Nama
penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam tek, atau disebut dalam
kurung bersama tahun penerbitnya. Jika memungkinkan nomor halaman
disebutkan
Cara merujuk kutipan tidak langsung
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan
bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks.
Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam tek, atau
disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Jika memungkinkan
nomor halaman disebutkan. Contoh:

Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih


baik dari pada mahasiswa tahun keempat
Atau

Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik dari pada mahasiswa tahun
keempat (Salimin, 1990:13)

BAB II
MENJELASKAN TOPIK KTI
A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah merupakan suatu karya ilmiah atau dapat diartikan sebagai
suatu hasil karya yang dipandang memiliki kadar ilmiah tertentu.
Karya Tulis Ilmiah dikemukakan berdasarkan suatu pemikiran, kesimpulan,
serta pendapat atau pendirian penulis yang dirumuskan setelah mengumpulkan
dan mengolah berbagai informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber,
baik teoretik maupun empirik
Tiga aspek yang diperlukandalam menjuruskan ke dalam berpikir ilmiah,
diantaranya :
1.
2.
3.

perlu penjelasan ilmiah


pengertian atau definisi operasional
berpikir kuantitatif

B. Pengertian Topik
Hal tertentu yang menjadi pokok pembicaraan, pokok pembahasan, atau
pokok permasalahan, dalam komunikasi lisan atau tulis inilah yang disebut
dengan topik .Topik bisa berupa peristiwa atau fenomena yang terekam oleh
indra kita atau hal-hal yang terbayang oleh pikiran kita.
Beberapa langkah untuk dapat menentukan topik, antara lain :
1. bacalah buku referensi atau buku teori yang berkaitan dengan bidang studi
2. bacalah laporan hasil penelitian atau hasil eksperimen baik yang dilakukan
oleh pakar atau mahasiswa kakak tingkat Anda
3. cermati isu-isu yang muncul di media cetak, media elektronik, atau yang
muncul di masyarakat
4. ingat dan cermati pengalaman Anda ketika mengamati lapagan atau praktik
kerja lapangan
Syarat-Syarat Topik Karya Tulis Ilmiah
1.
2.
3.
4.
5.

Topik yang dipilih harus aktual


Topik yang dipilih harus bisa memperluas wawasan bidang studi
Topik yang dipilih harus dikuasai
Topik yang dipilih harus diminati
Topik yang dipilih harus bisa merangsang Anda untuk mengadakan penelitian
atau percobaan
6. Topik yang dipilih harus tersedia bahan teoritis atau data empiris
7. Topik yang dipilih harus memfokuskan atau mengkhusus
8. Topik harus menarik perhatian penulis.
9. Diketahui oleh penulis.
10.Jika ingin menulis topik sebaiknya jangan sebagai pemula atau penulis topik
baru
11.Topik yang dipilih harus bermanfaat
12.Jangan terlau luas
13.Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita.
14.Topik yang dipilih harus menarik.
15.Topik yang dipilih mencakupv ruang lingkup sempit dan terbatas.
16.Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
17.Topik yang dipilih harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya
18.Topik yang dipilih jangan terlalu baru
19.Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.
C. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam bentuk laporan penelitian, artikel
ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa, makalah seminar, buku,
diktat, modul, maupun karya terjemahan
Karya tulis ilmiah dapat dilihat dari bentuk penyajian atau bahasa dan
kajiannya.Dari segi bentuk penyajiannya, sebagian karya tulis ilmiah memang
disajikan ilmiah teknis yang umumnya dipahami oleh kalangan tertentu.Karya

tulis seperti ini disebut karya tulis ilmiah akademis atau pendidikan.Sedangkan
dari segi kajiannya, karya tulis ilmiah dapat diangkat dari penelitian ilmiah yang
dilakukan.
Ciri-ciri sebuah karya ilmiah dapat dikaji dari minimal empat aspek, yaitu
struktur sajian, komponen dan substansi, sikap penulis, serta penggunaan
bahasa
Merdanu berpendapat bahwa proses berpikir ilmiah terdiri atas :
1.
2.
3.
4.
5.

Identifikasi masalah
Pembatasan masalah
Penyusunan hipotesis
Pengujian hipotesis
Penarikan simpulan
Kelima proses berpikir ilmiah tersebut nanti akan diuraikan penempatan
dan penggunaannya dalam sistematika makalah.
Merdanu berpendapat bahwa proses berpikir ilmiah terdiri atas :
1.
2.
3.
4.
5.

Identifikasi masalah
Pembatasan masalah
Penyusunan hipotesis
Pengujian hipotesis
Penarikan simpulan
Kelima proses berpikir ilmiah tersebut nanti akan diuraikan penempatan
dan penggunaannya dalam sistematika makalah.
Dilihat dari cara berpikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam :
Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori
tertentu. Dengan kata lain makalah jenis ini menerapkan teori tertentu untuk
memecahkan masalah yang dipilihnya. Jika menulis makalah jenis ini, maka
harus berangkat dari teori tertentu dan menerapkan dalam pembahasan
masalah.
Hal itu berbeda dengan makalah hasil berpikir induktif.Makalah jenis ini
membahas masalah dengan menyajikan deskripsi gejala, fakta dan data dari
pengamatan di lapangan.Gejala fakta dan data tersebut diperbincangkan sesuai
masalah yang dipilih, kemudian disimpulkan. Simpulan itu kemudian
dibandingkan dengan teori yang relevan
Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah
1.
2.
3.

Laporan praktikum
Artikel
Tugas akhir

Topik Karya Tulis Ilmiah dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis :


1. Topik yang berjenis kajian pustaka
2. Topik yang berjenis penelitian lapangan
3. Topik yang berjenis pengembangan

Sebagai tulisan yang bersifat ilmiah terdapat beberapa ciri yang


menunjukkan kesamaan, diantaranya:
1.
2.
3.
4.

Hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan


Kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
Kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
Tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya

D. Perbedaan Judul dan Topik


Topik berasal dari bahasa Yunani topoi yang berarti tempat, dalam tulis
menulis bebarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan
penulisan suatu artikel.Misalnya pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah,
karangan.
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala
berita, dan lain-lain. Identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat
menjelaskan diri dan yang menarik perhatian serta adakalanya menentukan
wilayah (lokasi).Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
BAB III
SistematikaPenulisan KTI
A. SistematikadanPenulisanKaryaTulisIlmiah
Sistematika penulisan terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut :
a. Bagian Pembuka
Cover
Halaman judul.
Halaman pengesahan.
Abstraksi
Kata pengantar.
Daftarisi.
Ringkasan isi.
b. Bagian Isi Pendahuluan
Latar belakang masalah.
Perumusan masalah.
Pembahasan/pembatasan masalah.
Tujuan penelitian.
Manfaat penelitian.
Kajian teori atau tinjauan kepustakaan
Pembahasan teori
Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
Pengajuan hipotesis Metodologi penelitian
Waktu dan tempat penelitian.
Metode dan rancangan penelitian
Populasi dan sampel.
Instrumen penelitian.
Pengumpulan data analisis data.

Hasil Penelitian
Jabaran varibel penelitian.
Hasil penelitian.
Pengajuan hipotesis.
Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis
tentang hasil yang didapatnya.
c. Bagian penunjang
Daftar pustaka.
Lampiran- lampiran antaralain instrument penelitian.
Daftar Tabel
SyaratPengetikan
1. Kertas HVS berukuran kuarto/letter (21,59 X 27,94 cm) atau
kertasberukuran A4 (21 X 29,7 cm). Pengetikan hanya pada satu sisi
halaman setiap lembarnya dan tidak bolak-balik.
2. Batas margin tepiatas 4 cm ,kiri 4 cm, bawah 3 cm, dankanan 3 cm.
3. Huruf penulisan naskah diantaranya pika, arial, atau times new roman
pada MS Word computer. Font untuk penulisan judul antara 16 s.d. 20
sesuai dengan panjang-pendek judul.
4. Margin diusahakan lurus antara kiri dan kanan,tidak merusak kaidah
bahasa, pemenggalan kata,serta memperhatikan tanda hubung,dan jarak
antar kata. Jarak tajuk dan judul bab dari tepi atas 6,5 cm.
5. Jarak spasi antar baris dua spasi, antar paragraf tigas pasi, antar teks dan
contoh tiga spasi, antara tajuk dan uraian empat spasi, jarak antara
uraian dan sub judul di bawahnya tiga spasi.
B. PenulisanKutipan KTI
Cara menyajikan gagasan orang lain untuk memperkuat gagasan
penulis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Sebaiknya pengutipan dilakukan secara tidak
langsung (lebihdianjurkan), yaitu dengan cara menulis ringkasan atau
simpulan gagasan yang ingin dikutip tadi.
Perhatikan contoh - contoh di bawah ini untuk melihat bagaimana kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung ditulis pada artikel atau laporan karya
ilmiah.
a. Kutipan langsung:
Contoh kultipan langsung kurang dari 40 kata:
Mangkunegara (2007:86) menyatakan bahwa benefit adalah nilai
keuangan (moneter) langsung untuk pegawai yang secara cepat
dapat ditentukan.
b. Contoh kutipan tidak langsung:
Suharno(1973)menyatakan bahwa kecepatan terdiri dari
gerakan kedepan sekuat tenaga dan semaksimal mungkin,
kemampuan gerakan kontraksi putus putus otot atau segerombolan

otot , kemampuan reaksi otot atau segerombolan otot dalam tempo


cepat karena rangsangan.
Catatan : lebih disarankan untuk menggunakan kutipan tidak
langsung daripada kutipan langsung.
C. PenulisanPustakaAcuanKaryaTulisIlmiah
a. Pada prinsipnya, unsur yang ditulis dalam Daftar Pustaka meliputi
sebagai berikut, yaitu:
Nama pengarang,yang ditulis dengan urutan berbalik dan tanpa
kalender akademik;
Tahun penerbitan, yaitu tahun terakhir sumber diterbitkan;
Judulyaitu redaksi lengkap nama sumber sebagaimana yang
tertulis;
Kota penerbitan, yaitu tempat dimana sumber itu di terbitkan
Nama penerbit, yaitu label perusahaan yang menerbitkan sumber
tersebut.
Kelima unsure itu dapat bervariasi penulisannya tergantung
pada jenis sumber pustakanya.
b. Cara Penulisan Daftar Pustaka
Beberapa contoh penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber :
1. Jurnal
:
Hidayat, Dedy N. 1999. Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi. Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,Vol. 3,
April.
2. Buku / Textbook :
Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis .Cetakan Kelima. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
3. Skripsi/Thesis/Disertasi:
Johar. 2005. Pembelajaran Kontekstual dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Tesis Tidak
Diterbitkan. Jakarta: Universias Pendidikan
Indonesia.Pascasarjana.Universitas Negeri Jakarta.
4. Majalah / Buletin :
MBS Mendobrak Kebakuan Berfikir Anak Didik. Kompas,
18September 2005. Hlm. 4
5. PenerbitanBadanatauLembagaResmi :
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1975. Pedoman
Umum
Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
6. Materi Elektronik :
Suparjo. 2013. Manfaat Strawberry. (online)
http://pusatpengobatan.com/manfaat-strawberry/.Diakses
tanggal 14 November 2013
Catatan: Apabila nama penulis tidak diketahui, maka nama penulis
diisi dengan Anonimous. Contoh:

Anonimous. 2013. Manfaat Strawberry. (online)


http://pusatpengobatan.com/manfaat-strawberry/.
Diaksestanggal 14 November 2013
a. Penyajian Tabel dan Gambar dalam Karya Tulis Ilmiah
a. Tabel (daftar)
1. Nomor tabel atau daftar seluruhnya ditulis dengan huruf besar
(capital), penempatannya di atas tabel. Nama tabel yang terdiri dari
lebih satu baris, digunakan spasi tunggal. Penempatannya di tengahtengah halaman naskah. Nomor tabel ditempatkan pada sudut kanan
atas di luar tabel tanpa diakhiri dengan titik.
2. Kolom tabel Kolom kolom dalam tabel diberi nama dan dijaga
simetrisnya agar pemisahan masalah satu dengan masalah lainnya
dapat jelas. Untuk itu, pemisahan masalah dalam kolom-kolom perlu
diberi garis horizontal atau vertikal.
3. Tabel besar yang ukurannya melebihi satu halaman, dapat dibuat
dalam halaman ganda(doublepage), tetapi penempatannya tetap
sesuai dengan nomor halaman . Tidak dibenarkan memisah tabel
besar menjadi beberapa halaman.
4. Judul kolom tabel harus tepat di tengah, sehingga ruang yang kosong
dalam tabel dapat memberi pandangan yang lebih luas lagi.
5. SumbertabelSumbertabel yang terdiri dari tulisan sumber serta
narasumber, diberi tempat di bawah tabel berjarak sekitar 2 spasi.
b. Gambar
1. Nomor gambar yang diikuti dengan judul ditempatkan secara
simetris di atas gambar. Kata-kata dalam judul gambar tidak perlu
diberi titik.
2. Penempatan gambar tidak boleh dipenggal, tetapi bisa dilipat dan di
tempat dan sesuai dengan nomor urut halaman ini.
3. Keterangan gambar dituliskan di tempat yang kelihatan kosong di
dalam gambar.
c. Grafik
Agar dapat membuat grafik yang baik hendaknya dibuat berdasarkan
pedoman sebagai berikut:
1. Garfik terdiri dari 2 sumbu, yaitu horizontal yang disebut absis
(sumbu x) dan vertical disebut ordinat (sumbu y). Variabel bebas
diletakkan di sumbu x dan variabel terikat diletakkan disumbu y.
2. Sebaiknya tidak menampilkan angka dalam grafik.
3. Grafik harus diawali dari titik nol agar tidak terjadi kesalahan
interprestasi.
4. Judul grafik ditulis dengan jelas, singkat dan sederhana (dapat
diletakkan di bagian atas atau bawah).
5. Pembuatan grafik harus menarik dan bila perlu diberi warna.
d. Penulisan Tabel dan Gambar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan tabel dan gambar
(peta dan grafik), yaitu :
1. Jarak antara teks dengan judul tabel adalah 2 spasi
2. Tabel diberi nomor urut dengan angka arab
Contoh :Tabel 4.2 (tabel ini berada di Bab IV dan merupakan tabel
kedua).
3. Tabel diberi judul diatas tabel dengan jarak 1 (satu) spasi. Jarak
antara judul tabel dengan tabel 2 spasi.
4. Judul dan keterangan tabel diketik dengan huruf kecil, kecuali awal
keterangan dan kata nama yang diketik dengan huruf besar.
5. Bila tabel atau gambar yang disajikan diambil atau dikutip dari suatu
sumber tertetu, maka tabel ditulis di bawah tabel atau gambar
dengan jarak 1(satu) spasi dengan huruf yang lebihkecil. Jarak antara
teks berikutnya adalah 2 spasi.
6. Tidak dibenarkan melakukan pemutusan tabel, kecuali untuk
lampiran, dapat dilanjutkan padahal halaman berikutnya dengan
ketentuan sebagai berikut:
Pada batang atas bidang pengetikan dicantumkan identitas tabel
diikuti keterangan (lanjutan), yaitu dalam tanda kurung. Dua spasi
dibawahnya diketikan keterangan kolom-kolom tabel, seperti
tercantum pada awal dihalaman sebelumnya.
Gambar diberi judul di bawah gambar dengan jarak 1 (satu) spasi

BAB IV
MAKALAH AKADEMIK
Makalah adalah tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk
dibacakan atau disajikan di muka umum (seminar, diskusi, panel) dan yang sering
disusun untuk diterbitkan.
Ragam makalah akademik
Secara umum, baik dalam kegiatan akademik maupun nonakademik, dikenal
dua jenis makalah yaitu makalah biasa (common paper)dan makalah posisi
(position paper).
Makalah Biasa (common paper)
Makalah biasa adalah makalah yang dibuat seseorang (mahasiswa) untuk
menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Penulis
makalah hanya mendeskripsikan berbagai aliran teori atau pandangannya
terhadap masalah yang dikaji atau dibicarakan. Penulis pada umumnya member
tanggapan, kritik, atau saran mengenai aliran tertentu atau pendapat yang
dikemukakan orang lain, tetapi tidak memihak pada salah satu aliran teori
tertentu atau pendapat orang lain tersebut. Di samping itu, makalah biasa bisa
juga berisi pendeskripsian suatu kebijakan, gagasan atau temuan penulis
makalah kepada masyarakat.

MakalahPosisi (Position Paper)

Makalah posisi, biasa disebut juga makalah position paper.Adapun dalam


makalah posisi, penulis tidak hanya dituntut mempelajari aliran teori tertentu,
tetapi juga berbagai aliran dan pandangan orang yang berbeda-beda. Dari
aliran yang bermacam-macam dan pandangan yang berbeda-beda itulah,
penulis dapat memihak salah satu aliran dan pendapat orang tertentu, atau
dapat membuat suatu sintesis dari beberapa aliran dan pandangan orang lain
tersebut. Jadi, dalam membuat makalah jenis ini, penulis harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan analisis, sintesis dan evaluasi.
Karakteristik makalah yang baik
Suatu makalah tidak hanya menjelaskan dan mendiskusikan secara mendalam
topiknya. Tetapi juga menunjukan usaha dan keterampilan yang anda miliki dalam
mengumpulkan,memilih dan mengorganisasikan informasi dan bahasa secara tepat
dalam makalah.jika makalah anda baik, itu menunjukkan usaha dan pengetahuan
anda cukup tinggi menurut standar akademik.

Syarat menulis makalah yang baik sebagai berikutini :


1. Fokus pada topik (judul) yang telah Anda pilih
2. Mencerminkan secara kritis dan luas bacaan artikel, buku dan
lainnya yang relevan.
3. Menyajikan penjelasan yang masuk akal dan ilmiah.
4. Menulis dengan gaya yang jelas.
5. Menulis dengan bahasa benar dan tepat.
6. Mencantumkan semua sumber informasi secara tepat (misalnya dalam
paragraf/ bukan hanya pamer pustaka)
Komponen utama makalah
Seperti kebanyakan format penulisan dokumen lain, makalah memiliki tiga
komponen berbeda:
1. bagianawal (pendahuluan)
2. bagiantengah (isimakalah) dan
3. bagianakhir (kesimpulan).
Ada kalanya tiga komponen ini tidak secara eksplisit disebutkan, tetapi dapat
diidentifikasikan melalui isi dan gaya penulisan.
Penulisan makalah memiliki sistematika yang berbeda-beda, tergantung pada
ketentuan lembaga atau editor yang akan menerbitkan makalah tersebut.
Namun, selain itu dapat juga ditambahkan pokok-pokok bahasan lainnya.
Misalnya abstrak, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka.
Dapat pula, makalah memuat judul, abstrak, pendahuluan, bahan dan
metode, hasil dan pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih, dan daftar
pustaka.
Langkah-langkah menulis makalah akademik

1. Mempelajari, menganalisis topik yang akan ditulis


2. Menyusun polapilar yang meliputi :
a. Pokokmasalahdalam topic
b. Menentukantujuandanruanglingkup
3. Menulisdanmenyusunmakalahdituntut :
a. Penggunaanbahasa Indonesia yang baikdanbenar
b. Susunankalimat yang mudahdipahami
c. Rangkaianuraian yang berkaitan
d. Singkat, padat, tegas, dan jelas didalam uraian
e. Menulis, menyusun makalah secara tidak membatasi banyak atau panjang
kalimatnya tanda isi yang jelas
f. Menyunting sendiri draf makalah
g. Menyempurnakan makalah

Tujuan Pembuatan Makalah


Melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitian
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa
Wahana transformasi pengetahuan
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian
Manfaat Membuat Makalah
Mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis
Memperoleh kepuasan intelektual
Memperluas pengetahuan
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
Proses Dalam Berpikir Ilmiah
1) identifikasi masalah,
(2) pembatasan masalah,
(3) penyusunan hipotesis,
(4) pengujian hipotesis, dan
(5) penarikan simpulan

Bab V
Menjelaskan bagaimana ciri-ciri bahasa ilmiah dalam
KTI , penggunaan kata dan istilah
1. Ciri-ciri bahasa ilmiah dalam KTI
Fakta atau Data sebagai Dasar sebuah tulisan dapat dianggap sebagai hal
yang sifatnya ilmiah karena dasar pokoknya adalah fakta atau data.
Bahasanya jelas, lugas, logis, dan runtut . Kelogisan terlihat pada pemakaian
kalimat yang bisa diterima oleh akal sehat. Sedangkan keruntutan bisa dilihat
dari rangkaian kalimat dalam paragraf.
Objektif

Objektif yaitu penyampaian yang menonjolkan objek yang dibahas. Ciri ini
terlihat pada penggunaan bentuk kalimat pasif, bukan kalimat aktif.Juga
menghindari penggunaan kata saya, kami, dan yang sejenisnya.
Bahasa baku
Bahasa baku yaitu bahasa dengan kata yang penulisannya sesuai
dengan kaidah ejaan yang berlaku(EYD).
Tidak emosional
Karangan ilmiah tidak boleh bernuansa emosional. Maka, bahasa yang
digunakan juga tidak boleh penuh dengan nuansa dan perasaan yang
penuh dengan keharuan. Bahasa emosional disajikan dengan nuansa kata
yang berberlit-belit, tidak langsung pada persoalan, dan lain sebagainya.
Penggunaan tata cara penulisan yang benar sesuai dengan kaidah penulisan
ejaan yang berlaku.
Misalnya penggunaan tanda baca, singkatan, rujukan, jenis huruf (besar,
kecil, tegak, miring, tebal, tipis) sangat diperhatikan dalam penulisan karya
tulis ilmiah.
2. Penggunaan kata dan istilah dalam KTI
Pilihan kata atau diksi dalam sebuah karya tulis ilmiah akan mempengaruhi
kesan dan makna yang ditimbulkan. Hal ini merupakan salah satu unsur dalam
artikel ilmiah. Pemilihan kata dalam satu ragam bahasa berkaitan dengan ketepatan
pemilihan kata dan kesesuaian pemilihan kata.Berikut beberapa hal yang berkaitan
dengan ketepatan dan kesesuaian pemilihan kata dalam artikel ilmiah, yaitu:
1. Sinonim
Contoh: air kencingair pipisair seniurin
Air kencing adik berwarna keruh.
Air pipis adik berwarna keruh.
Air seni adik berwarna keruh.
Urin adik berwarna keruh.
Sinonim merujuk pada kata-kata dengan makna yang (hampir) serupa. Pada
contoh penggunaan sinonim di atas, bahasa yang standar (baku) adalah air
seni dan atau urin (dalam bidang kedokteran).
2. Kata umumkata khusus
KendaraanKendaraan bermotorKendaraan (bermotor) umum
Angkot
a. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan dianggap berhasil.
b. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan bermotor dianggap
berhasil.
c. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan umum dianggap
berhasil.
d. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan angkot dianggap berhasil.
Setiap kata yang digunakan pada kalimat-kalimat di atas, semakin lama
semakin khusus.Hal ini terlihat dari semakin khusus (sempit) makna yang
digunakan pada kata-kata di atas (sesuai urutannya).Kata yang semakin
sempit tujuannya itulah yang disebut dengan kata khusus.
3. Kata indria
Kata indria merupakan kata yang menunjukkan perasaan/ pengalaman
dengan pancaindra, seperti panas, manis, keras, apak, desing, dan

mengilat. Penggunaan kata-kata indria ini dapat saling tumpang tindih.


Gejala seperti ini disebut dengan sinestesia.Perhatikan contoh berikut.
a. Ibu membuat teh manis.
b. Gadis itu manis sekali.
4. Kelangsungan pilihan kata
Kelangsungan pilihan kata berkaitan kata demi kata yang dipilih sehingga
dapat menyampaikan gagasan secara tepat, efektif, dan efisien.Hal ini
menyangkut penghamburan kata, ambiguitas makna, kesalahan ejaan.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
SALAH = BENAR
Praktek= Praktik
Analisa= Analisis
Merubah= Mengubah
Multi media= Multimedia
Dia punya nama= Namanya
5. Istilah dan jargon
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang ilmu tertentu. Sementara itu, jargon adalah kata-kata teknis
atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni,
perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya
(Keraf, 2005: 107).Antara istilah dan jargon, terdapat ketumpangtindihan
makna.Pada dasarnya, jargon merupakan bahasa atau kata yang khusus
sekali.
6. Kata populer dan ilmiah
Kata populer adalah kata yang lazim digunakan oleh masyarakat luas
dalam kegiatan sehari-hari.Kata ini tentu berbeda dengan kata ilmiah yang
merujuk pada bahasa ilmiah. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan contoh berikut:.
a. orang sakitpasien (kata populerkata ilmiah)
b. pecahanfraksi (kata populerkata ilmiah)
c. kolotkonservatif (kata populerkata ilmiah)
7. Kata slang
Kata slang adalah kata yang digunakan pada ragam percakapan yang
khas. Misalnya, bahasa gaul. Bahasa seperti ini tidak bisa digunakan dalam
karya tulis ilmiah karena merupakan bahasa nonstandar.
8. Idiom
Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah
bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak
bisa diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada
makna-makna yang membentuknya (Keraf, 2005: 109) Contohnya, makan
garam, banting tulang.
Selain itu, dalam menulis karya tulis ilmiah perhatikan pula penggunaan kata
depan yang dilekatkan secara idiomatis pada kata kerja tertentu, seperti
berbahaya bagi, selaras dengan, terdiri atas
5. Penyusunan kalimat dalam Karya Tulis Ilmiah
Kalimat yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah harus
merupakan kalimat efektif.Kalimat efektif yaitu kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca.

Syarat-syarat kalimat efektif :


1. Kesatuan Gagasan
2. Koherensi yang baik dan kompak.
3. Penekanan
4. Variasi
5. Paralelisme
6. Penalaran atau Logika
6. Penyusunan paragraf,dan penggunaan ejaan dalam KTI
Paragraf merupakan gagasan dari suatu topik. Oleh sebab itu hubungan
antara kalimat satu dengan yang lain harus jelas hubungannya sehingga
dapat terbentuk paragraf yang baik.
Syarat Isi Paragraf Karya Tulis Ilmiah.
Kesatuan
Yaitu semua kalimat dalam paragraf itu secara bersama-sama mendukung
ide paragraf.
Kepaduan
Yaitu hubungan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain itu koherensi
atau kompak.
Pengembangan
Pengembangan atau rincian dalam paragraf diperlukan agar paragraf
memiliki isi yang memadai untuk mendukung gagasan utama.Pengembangan
atau rincian dalam paragraf yang berlebihan dapat menyulitkan pembaca
untuk memahami isi paragraf.Oleh sebab itu, rincian yang singkat dan berisi
sering kali lebih berkesan bagi pembaca.
Dalam menyusun karya tulis ilmiah diperlukan beberapa jenis
paragraf yang dapat dibedakan menurut tujuannya yaitu, paragraf pembuka
yang berfungsi sebagai penghantar pembaca memasuki materi yang akan
diuraikan dalam paragraf. Paragraf isi yang merupakan paragraf yang berisi
pokok persoalan yang sedang dibahas.Sedangkan paragraf yang terakhir
yaitu paragraf penutup yang digunakan untuk menutup pembahasan dalam
karya tulis ilmiah dan biasanya berisi kesimpulan, harapan, atau saran.
Cara pengetikan paragraf dalam karya tulis ilmiah dapat dibedakan
menjadi dua cara yaitu sistem indentasi dimana cara penilisan awal paragraf
diketik masuk atau menjorok beberapa ketukan dari garis tepi kiri dan sistem
blok, dimana penulisan awal paragraf diketik pada garis tepi kiri dengan
membuat spasi antara paragraf tersebut dengan garis diatasnya lebih besar
daripada spasi yang digunakan dalam pengetikan naskah.
Penggunaan Ejaan dalam dalam KTI
Dalam bahasa tulis, penggunaan ejaan sangat memegang peranan,
sebab ejaan sebagai lambang ucapan.Oleh karena itu, pemakaian ejaan
dalam bahasa tulis harus mendapatkan perhatian, termasuk dalam karya
tulis ilmiah. Penggunaan ejaan dalam karya tulis ilmiah memiliki ramburambu sebagai berikut:
1 Huruf capital(besar)
a. Huruf kapital tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti namanya.
Contoh : Hasanudin adalah sultan Makasar.
b.Huruf kapital tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang.
Contoh: Pangkatnya adalah letnan jenderal.

c.Huruf kapital tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama bangsa,
suku, dan bahasa yang bukan merupakan nama diri.
Contoh: Bahasa Inggris merupakan bahasa asing bagi orang Indonesia.
d.Huruf kapital tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama khas dalam
geografi yang bukan nama diri.
Contoh: Para pecinta lingkungan berlayar ke teluk.
e.Huruf kapital tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama nama resmi
badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi yang tidak diikuti nama diri.
Contoh: Hal ini bertentangan dengan undang-undang kita.
f.Huruf kapital tidak dipakai dalam penulisan huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh : Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
2 Singkatan
Pada dasarnya dalam karya tulis ilmiah tidak boleh menyingkat kata, kecuali
dalam tulisan cepat dan bersifat pribadi.Tetapi apabila kata/ungkapan itu
sudah sangat terbiasa disingkat, singkatan itu boleh dipakai dalam karya tulis
ilmiah.
Misalnya: atas nama disingkat a.n.
dan sebagainya disingkat dsb.
halaman disingkat hlm.
tanggal disingkat tgl.
Yang perlu diperhatikan sehubungan dengan singkatan kata ini adalah:
Apabila singkatan itu terdiri atas dua huruf, tanda titik diletakkan pada
setiap akhir huruf
Apabila singkatan itu terdiri atas tiga huruf atau lebih, tanda titik hanya
dipakai pada akhir deretan huruf itu.
Sehubungan dengan itu, singkatan berikut ini adalah contoh penulisan
singkatan yang salah:
a/n
d/a
ub.
up.
Tentang singkatan nama orang, sapaan, dan pangkat/gelar/jabatan diatur
sebagai berikut :
Apabila singkatan itu berupa pengambilan huruf awal kata, tanda titik dipakai
pada setiap akhir huruf itu.
Contoh: G. Pontjo P, Masnur M.
oApabila singkatan itu berupa pengambilan suku kata pada suatu kata, huruf
awal suku kata pada suatu kata, atau campuran keduanya, tanda titik dipakai
pada akhir deretan huruf itu.
Contoh: Kep. (kepala)
Yth. (yang terhormat)
3 Tanda Baca
a.Tanda Koma
Apabila suatu perincian terdiri atas dua unsur, cukup memakai kata
dan di antara unsur itu, tanpa tanda koma di depannya.
Sehubungan dengan pemakaian tanda koma dalam kalimat majemuk
diatur sebagai berikut.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan klausa setara yang satu dari
klausa setara berikutnya yang didahului kata seperti tetapi dan melainkan.
Contoh: ia pergi, tetapi saya tidak

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang


mendahului induk kalimat.
Contoh: kalau kamu sudah ke rumahku, aku ke rumahmu.
b.Tanda Hubung
Tanda hubung menyambung suku suku kata dasar yang terpisah
dalam pergantian baris.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian
baris.
Misalnya: ada cara baru mengukur panas
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya: 17-8-1945
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian
bagian ungkapan.
Misalnya: ber-evolusi
Kata hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan
an, dan (iv) singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya: se-Indonesia, sinar-X, hadiah ke-2
Kata hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing
Misalnya: di-booming-kan, di-charter
c.Tanda Kurung
Masalah pemakaian tanda baca yang sering muncul dalam penulisan
karya tulis ilmiah adalah pemakaian tanda kurung.Ada tiga fungsi tanda
kurung dalam EYD.
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri
keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Misalnya :

DAU (Dana Alokasi Umum) untuk tahun anggaran 2006 masih


diusulkan lagi

Sultan Takdir Alisjahbana (pengarang Tatabahasa Bahasa


Indonesia Baru) pengarang segala zaman.

Pimpinan suatu organisasi paling tidak mempunyai (a) seorang


ketua, (b) seorang sekretaris, (c) seorang bendahara.
4 Penggunaan Istilah Asing
Dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (2003) telah dijelaskan bahwa huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya Hal ini menujukkan bahwa

penggunaan kata atau ungkapan asing dalam artikel ataupun karya


tulis lainnya diperbolehkan.
5 Lambang
Ada banyak karya tulis yang menggunakan satuan.Mien E. Rifai
(1995) menyatakan, Satuan dasar yang dianut secara universal
memakai Satuan Sistem Internasional (biasa disingkat SI dari Systeme
international dunites). Contoh SI adalah:
kilogramkg 5 kg
meterm 10 m
ampereA 2 A
Penulisan satuan tidak diawali dengan huruf kapital. Namun, jika
satuan tersebut diambil dari nama orang, penulisan dalam bentuk
singkatnya menggunakan huruf kapital. Penulisan satuan dalam
bentuk singkat tidak menggunakan titik.
Sama seperti satuan dasar, penulisan satuan mata uang tidak
diawali dengan huruf kapital.Namun, penulisan satuan mata uang
dalam bentuk singkat, menggunakan lambang dan huruf
kapital.Perhatikan contoh berikut.
10.000 rupiah Rp10.000,00
80.5 dolar Amerika US$80.5
25 yen Y25
Catatan: dalam bahasa Indonesia, desimal ditunjukkan dengan
penggunaan koma. Sebaliknya dalam bahasa Inggris, desimal
ditunjukkan dengan penggunaan titik.
Lambang unsur zat (kimia) dituliskan berdasarkan aturan yang
sudah berlaku internasional. Penulisan unsur zat dalam bahasa
Indonesia tidak ditulis dalam cetak miring kecuali jika tidak
menggunakan ejaan Indonesia. Contoh:
karboncarbon C
kuprum Cu
6 Penulisan Nama Latin
Penjelasan mengenai penulisan nama Latin ini dijelaskan Mien A.
Rifai (1995:14), huruf miring digunakan pada nama ilmiah, marga,
jenis, anak jenis, varietas, dan forma makhluk. Akan tetapi, nama
ilmiah takson di atas tingkat marga tidak ditulis dengan huruf miring.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh-contoh berikut:
Oryza sativa Linnaeus
Oryza sativa Linn
Oryza sativa merupakan nama Latin untuk padi.
Sebagaimana dijelaskan pada EYD, penulisan nama diawali
dengan huruf kapital. Oleh karena itu, huruf O pada Oryza kapital.
Namun, berbeda dengan tata cara penulisan nama orang, huruf kapital
hanya dipakai pada huruf pertama kata pertama. Jadi, huruf s pada
kata sativa tidak kapital.Huruf L pada kata Linnaeus dan Linn.mengacu
pada nama orang (penemu). Oleh karena itu, tidak ditulis dengan huruf
miring.
Felis domesticus strain Himalaya
Pada contoh di atas, kata Himalaya tidak menunjuk pada penemu
jenis kucing tersebut. Kata himalaya mengacu pada tempat/ daerah

asal kucing tersebut. Petunjuk mengenai hal itu adalah adanya kata
strain sebelum himalaya.
Oryza sp.
Felis sp.
Pongo spp.
Untuk menyingkat penulisan nama Latin, dapat dituliskan sp. atau
spp. di belakang kata pertama nama Latin. Penulisan sp. dan spp. ini
merujuk pada spesies dan subspesies. Tata cara penulisannya tidak
dalam cetak miring.

Bab VI
MenjelaskanPengertianSantunBertuturkepadamitratu
turdanpenendapemakaianbahasa Indonesia
1. Pengertiansantunbertuturkepadamitratutur
Santunkepadamitratuturadalahtingkahlakusopankepadalawanbicarabaikbu
dibahasanyaatautingkahlakunya.Dalamsantunkepadamitratutur,
pemakaianbahasasecarasantunberdampakpositif, perludipahamkan pula
penandadankaidahbahasa yang santun.
2. Penandapemakaianbahasa Indonesia yang santun
Pemakaian BI yang santundapatdiidentifikasisebagaiberikut:
Penuturberbicarawajardenganakalsehat
Penuturmengedepankanpokokmasalah yang diungkapkan.
Penuturselaluberprasangkabaikkepadamitratutur.
Penuturterbukadanmenyampaikankritiksecaraumum.
Penuturmenggunakanbentuklugas,
ataubentukpembelaandirisecaralugassambilmenyindir.
Penuturmampumembedakansituasibercandadengansituasi
serius.
3. Menganalisisberbagaikasuskebahasaan
Bahasamerupakanalatkomunikasi,
berkomunikasimerupakaninteraksiataupenutupdenganmitratutur. Ada
tigahalpentingketikapenuturberinteraksidenganmitratutur.Pertama,
mitratuturdiharapkandapatmemahamimaksud yang
disampaikanolehpenutur.Kedua, setelahmitratuturmemahamimaksudpenutur,
mitratuturakanmencariaspektuturan yang lain. Ketiga,
tuturanpenuturkadang-kandangjugadisimakoleh orang lain ( orangketiga)
yang
sebenarnyatidakberkaitanlangsungdengankomunikasiantarpenuturdenganmit
ratutur. Berbahasadanberperilakusantunmerupakankebutuhansetiap orang,
bukansekedarkewajiban.Secarateoretis, semua orang
harusberbahasasecarasantun.Setiap orang
wajibmenjagaetikadalamberkomunikasi agar
tujuankomunikasidapattercapai.Bahasamerupakanalatuntukberkomunikasida
nsaatmenggunakanbahasajugaharusmemperhatikankaidahkaidahberbahasabaikkaidahlinguistikmaupunkaidahkesantunan agar
tujuanberkomunikasidapattercapai.Kaidahberbahasasecaralinguistik yang
dimaksudantaralaindigunakannyakaidahbunyi, bentuk kata, strukturkalimat,
tatamaknasecarabenar agar komunikasiberjalanlancar. Setidaknya,

jikakomunikasisecaratertibmenggunakankaidahlinguistik,
mitratuturakanmudahmemahamiinformasi yang disampaikanolehpenutur.
Santuntidaknyapemakaianbahasadapatdilihatsetidaknyademilikidariduahal,y
aitupilihan kata (diksi) dangayabahasa. Pilihan kata yang
dimaksudadalahketepatanpemakaian kata
untukmengungkapkanmakanadanmaksuddalamkontekstertentusehinggameni
mbulkanefektertentupadamitratutur.Setiap kata,
disampingmemilikimaknatertentujugamemilikidaya (kekuatan)
tertentu.Kesanggupanmenggunakangayabahasaseorangpenuturdapatterlihat
tingkatkesantunannyadalamberkomunikasi. .
4. Penandapemakaianbahasa yang tidaksantun
Ada pemakaian BI yang terjadiseringtidaksantun.Komunikasi yang
tidaksantunditandaidengan :
1.Penuturmenyatakankritiksecaralangsungdengan kata-kata kasar.
2.Penuturdidorong rasa emosiketikabertutur.
3.Penutursengajainginmemojokkanmitratuturdalambertutur.
4.Penuturmenyampaikantuduhanatasdasarkecurigaanterhadapmitratutur.
BAB VII
KARAKTERISTIK DAN ETIKA PERAN DALAM FORUM ILMIAH
2.1 Pengertian Forum Ilmiah
Forum ilmiah merupakan suatu pertemuan yang biasanya dilakukan
oleh mahasiswa ataupun pelaku pelaku-pelaku ilmiah lainnya, yang berfungsi
sebagai sarana penyebaran informasi ilmiah, baik secara konseptual maupun
prosedural. Dalam forum ilmiah, presentasi ilmiah merupakan suatu kegiatan
yang pasti dilakukan.Presentasi ilmiah dalam forum ilmiah selalu diikuti
diskusi ilmiah yang membahas mengenai permasalahan dan solusi masalah
yang sedang dikaji.
Kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah merupakan suatu
kebutuhan. Agar presentasi ilmiah dapat berjalan dengan efektif, ada kiatkiat yang perlu diterapkan yaitu: (Mussarafah, 2012).
1. Menarik perhatian dan minat pelaku ilmiah
2. Menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas
3. Menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah
4. Mempertahankan perhatian minat dan perhatian peserta
2.2 Jenis-Jenis Forum Ilmiah
Forum ilmiah terbagi menjadi beberapa jenis yang dibedakan
berdasarkan tujuan forum, jumlah penyaji meupun pendengar dan proses
penyajian forum tersebut. Berikut ini adalah beberapa jenis forum ilmiah
(Mussarafah, 2012):
a. Diskusi Panel
Diskusi Panel merupakan suatu diskusi yang terdiri atas seorang
pemimpin, sejumlah peserta, dan beberapa pendengar.
b. Seminar
Pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh
sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya,
dan umumnya di bawah bimbingan seorang dosen atau ahli.

c.

d.

e.

f.
g.

h.

i.

j.

k.

l.
m.
n.

Simposium
Pertemuan ilmiah untuk mengetengahkan atau membandingkan
berbagai pendapatatau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan
oleh sebuah panitia.Uraian pendapat dalam simposium ini
diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan prasaran.Dan beberapa
prasaran yang disampaikan dalam simposioum harus berhubungan.
Konferensi
Pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan
resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Konferensi biasanya
dilakukan untuk mengambil keputusan dan akan dilakukan tindakkan
dari pengambilan keputusan tersebut.
Lokakarya (Academic Workshop)
Suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk memecahkan
masalah tertentu dan mencari solusinya.Sebuah lokakarya adalah
pertemuan ilmiah yang kecil. Lokakarya dimulai dengan pandangan
umum tentang masalah yang akan dipecahkan.
Whole Group
Bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal, paripurna dan
sebagainya).
Buzz Group
Diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (4-5) orang.Diskusi ini biasanya
dilakukan jika peserta berjumlah banyak dan materi yang didiskusikan
bermacam-macam.
Syndicate Group
Bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa
kelompok kecil yangterdiri dari (3-6) orang yang masing-masing
melakukan tugas-tugas yang berbeda.
Brain Storming
Diskusi iuran pendapat, yakni kelompok menyumbangkan ide baru
tanpa dinilai, dikritik, dianalisis yang dilaksanakan dengan cepat
(waktu pendek).
Informal Debate
Diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang pro dan
kontra yangdalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata
tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan
kedalamannya tinggi.
Fish Bowl
Diskuasi dengan beberapa orang peserta dipimpin oleh seorang ketua
mengadakan diskusi untuk mengambil keputusan.Diskusi model ini
biasanya diatur dengan tempat duduk melingkar dengan 2 atau 3 kursi
kosong menghadap peserta diskusi.Kelompok pendengar duduk
mengelilingi kelompok diskusi sehingga seolah-olah peserta melihat
ikan dalam mangkok.
Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan
singkat menjelang pelaksanaan suatu kegiatan.
Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai
suatu masalah yang dihadapi bersama.
Diskusi Kelompok

Diskusi dengan anggota kelompok dalam suatu organisasi.


o. Bedah Buku
Kumpulan pakar-pakar ilmuwan untuk membicarakan hal-hal yg
menyangkut ilmu pengetahuan tertentu yg ada pada sebuah buku yg
dianggap sumber.
2.3 Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat
dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau
evaluasi terhadap sesuatuyang telah dilakukan.Etika dimulai bila manusia
merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat- pendapat spontan kita
2.3.B. Macam-macam etika
1) Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai
fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia
sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam
penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan
dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara
etis.

2) Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan
oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika
Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia
bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai
dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

2.3.C. Manfaat Etika


Beberapa manfaat Etika adalah sebagai berikut ,
1. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
2. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
3. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.

2.4 Pengertian Estetika


Kata estetika berasal dari kata aesthesis yang artinya perasaan atau
sensitifitas, karena memang pada awalnya pengertian itu berhubungan
dengan lidah dan perasaan.Dalam pengertian teknis, estetika adalah ilmu
keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara
umum.
2.5

Forum ilmiah

Forum ilmiah adalah wadah berbagai wawasan akademik dan media


persebaran ilmu.

2.6 Etika dan Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah

Kegiatan ini bertujuan untuk merangsang dan mengembangkan


kemampuan berkomunikasi secara ilmiah yang menjadi denyut nadi
kehidupan masyarakat akademik. Kegiatan penalaran dan keilmuan ini
kemudian ditumbuh suburkan melalui berbagai wadah aktivitas di
antaranya adalah seminar, diskusi panel, diskusi kelas, semlok, debat,
lokakarya, simposium, dan lain-lain.
Berikut adalah contoh teknik dan etika komunikasi yang baik dalam
forum ilmiah :
1.Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan
lingkungan.
2.Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara.
3.Menatap mata lawan bicara dengan lembut.
4.Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum.
5.Menggunakan gerakan tubuh/gesture yang sopan dan wajar.
6.Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara.
7.Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai dengan situasi.
8.Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara.
9.Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi.
10. Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai
dengan karakteristik lawan bicara.
11. Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara
yang baik.
12. Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang
berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat atau
semacamnya.

2.7 Etika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah


Etika forum ilmiah pada dasarnya berkaitan dengan etika peran dalam
forum ilmiah. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang
penggunaannya selalu menaati kaidah baku bahasa Indonesia. Penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam forum ilmiah bermakna
memahami secara baik kaidah bahasa Indonesia dan memahami benar
situasi dan karakteristik forum yang dihadapi sehingga mampu merumuskan
ungkapan kebahasaan yang sesuai. Ungkapan bahasa yang solusif dan
argumentatif dalam menentang gagasan atau konsep dapat pula dikatakan
etis.
Etika berkomunikasi dalam forum ilmiah:
1. Jujur, tidak berbohong
2. Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan
3.Lapang dada dalam berkomunikasi
4.Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5.Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.Tidak mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9.Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10.Bertingkah laku yang baik.
2.8 Estetika Berbahasa Indonesia dalam Forum Ilmiah
Pemakaian gaya bahasa sebagai bagian dari estetika berbahasa
Indonesia bukan dimaksudkan untuk menyembunyikan atau menyamarkan
kebenaran. Bukan pula ditujukan untuk melebih-lebihkan atau mengurangi
fakta. Pemakaian gaya bahasa merupakan upaya etis dan estetis untuk
mempertahankan dan memelihara hubungan interaktif yang sehat di antara
peserta forum. Dengan cara seperti ini, penghargaan terhadap diri sendiri
dan individu yang lain dapat diwujudkan. Estetika bahasa selanjutnya
menghendaki ungkapan bahasa Indonesia yang bertenaga, selektif,
dinamis (tidak arkhais), dan tidak klise.

Anda mungkin juga menyukai