Anda di halaman 1dari 13

TELAAH JURNAL

MODUL 6
MALOKLUSI

PERAWATAN GIGI BERJEJAL DENGAN EKSTRAKSI GIGI


INSISIVUS RAHANG BAWAH PADA PASIEN KELAS I ANGLE
Diajukan untuk Memenuhi Syarat dalam Melengkapi
Kepaniteraan Klinik Modul Maloklusi

Oleh:
MARGARETA RIZWIS SUKMADEWI
1010070110030

Pembimbing :
drg. Kornialia M.Biomed

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PAD AN G
2016

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah disetujui translet jurnal yang berjudul Perawatan Gigi Berjejal


dengan Ekstraksi Gigi Insisivus Rahang Bawah Pada Pasien Angle Kelas I
dengan judul asli Treating Dental Crowding With Mandibular Incisor
Extraction in an Angle Class I Patient

Padang,
Juni 2016
Disetujui Oleh
Pembimbing

( drg. Kornialia M.Biomed)

PERAWATAN GIGI BERJEJAL DENGAN EKSTRAKSI GIGI


INSISIVUS RAHANG BAWAH PADA PASIEN KELAS I ANGLE

Gislana Braga Machado1


Abstrak
Gigi Berjejal pada mandibula sering mendorong pasien
untuk

mencari

perawatan

ortodontik.

Dokter

gigi

harus

memutuskan penonjolan gigi seri atau penurunan volume gigi


sehingga mencapai keselarasan dan meratakannya. Penelitian ini
melaporkan perawatan gigi berjejal pada pasien wanita remaja
maloklusi Angle Kelas I dengan bentuk wajah bracial dengan gigi
berjejal mandibular yang parah, peningkatan kurva dari Spee
serta overbite yang dalam. Pasien ditangani dengan ekstraksi
gigi insisivus rahang bawah. Kasus ini telah disampaikan kepada
Dewan Ortodontik Brasil dan dentofacial Ortopedi (BBO) sebagai
persyaratan untuk gelar disertifikasi oleh BBO.
Kata kunci: maloklusi Angle Kelas I. Ekstrak gigi. Gigi seri.
PENDAHULUAN
Penelitian ini melaporkan kasus seorang pasien wanita
Kaukasia yang menjalani perawatan ortodontik pada usia 12
tahun dan 5 bulan, dengan kesehatan umum baik dan keluhan
utama adalah gigi berjejal rahang bawah. Catatan medisnya
tidak signifikan, sedangkan catatan giginya mengungkapkan
trauma dengan fraktur kecil pada tepi insisal dari gigi insisivus
sentral atas kanannya.

DIAGNOSA
Tampak depan dari analisis wajah mengungkapkan pertiga
wajah yang seimbang dengan sedikit kemiringan bibir bawah.
Tampak Lateral dari analisis mengungkapkan adanya profil
cembung, kekurangan mandibular ringan dan penonjolan bibir
bimaxillary ringan (Gambar 1). Dari perspektif gigi, pasien
diklasifikasikan mengalami maloklusi Angle Kelas I, dengan 3,5
mm overbite, 1-mm overjet, peningkatan kurva dari Spee, 3,5
mm crowding atas dan crowding bawah 7-mm (Gambar 1, 2).
Radiografi panoramik mengungkapkan adanya akar gigi dengan

integritas root (Gambar 3). Cephalometrically (Gambar 4 dan


Tabel 1), pasien memiliki pola brachyfacial skeletal Kelas II,
dengan kekurangan mandibular (SNA = 78; SNB = 73.5; ANB =
4.5),

posisi

yang

baik

untuk

gigi

seri

rahang

atas

dan

penanganan penonjolan pada mandibula gigi seri (1.NB = 30 dan


1-NB = 7 mm).

RENCANA PERAWATAN
Meskipun gigi berjejal pada rahang bawah (mandibula),
penonjolan dan tipping (pergeseran) gigi seri rahang bawah dan
ruang untuk memperbaiki kurva Spee disarankan untuk ekstraksi
gigi premolar, pola pertumbuhan horisontal wajah dan gigi

berjejal rahang atas pasien mengalami kontraindikasi ringan,


karena kondisi berjejal dapat menyebabkan profil gigi tidak
merata.

Namun

demikian,

meskipun

potensi

stripping

interproksimal pada mandibula, penanganan tanpa pencabutan


gigi dapat dilakukan, namun bisa menyebabkan kelebihan tipping
gigi seri rahang bawah, sehingga menghambat stabilitas bibir.
Oleh karena itu, kemungkinan pemecahan masalah dengan
ekstraksi lokal gigi insisivus rahang bawah dianggap perlu,
meskipun disadari bahwa overjet tidak bis signifikan diperbaiki.
Untuk tujuan ini, ekstraksi gigi insisivus rahang bawah ini penting
untuk menghindari kelebihan tipping gigi seri rahang atas,
meningkatkan mahkota gigi insisivus tengah pada rahang bawah
yang lainnya dan menunggu tonjolan mandibula anterior terjadi
sebagai hasil dari pertumbuhan.
Berdasarkan

proposal

ini,

rencana

pengobatan

dikembangkan dengan maksud untuk menjaga maloklusi Kelas I


pada molar dan kaninus, menyesuaikan dengan pedoman lateral
dan menyelaraskan gigi rahang atas sehingga terhindar dari
peningkatan tonjolan, menyelaraskan dan meratakan gigi rahang
bawah sehingga kurva gigi dapat diperbaiki dan mengurangi
overbite, selain itu menjaga tonjolan dan tipping gigi seri rahang
bawah agar tidak mengalami perubahan hingga posisi bibir
benar-benar bagus. Untuk tujuan ini, penggunaan alat ortodontik
cekat dapat dipilih, tidak melibatkan gigi seri rahang atas sampai
tersedianya ruang untuk posisi taring sebagai akibat dari
stripping interproksimal pada segmen posterior (dari permukaan
mesial gigi premolar kedua ke permukaan distal gigi taring).
Perencanaan perawatan juga termasuk penggunaan bar palatal
dengan menahan lengkungan Nance untuk anchorage atas;

ekstraksi gigi #31 karena resesi gingiva; dan menambah


ketinggian mahkota gigi # 41 (0,5 mm distal dan mesial).
Setelah pengobatan konvensional berakhir, perencanaan
termasuk penggunaan Hawley retainer selama 24 jam sehari
dalam 12 bulan dilakukan dan pemakaian pada malam hari juga
dianjurkan selama 12 bulan. Pada lengkung rahang bawah,
retainer tetap terikat pada gigi # 33 dan 43. Perhatian khusus
juga harus diberikan kepada proses pengembangan molar ketiga.

KEMAJUAN TERAPI
Perawatan dimulai

dengan menempatkan

bar

palatal

menggunakan penahan lengkungan Nance, dilas ke cincin


ortodontik dan melekat pada gigi # 16 dan # 26, diikuti oleh
ikatan dari alat cekat (resep Roth, 0.022 x 0.028-in slot, Kawat
Lurus) pada kedua lengkung. Mandibula molar kedua juga
dimasukkan pada tahap ini, berbeda dari gigi seri rahang atas
yang akan dimasukkan setelah gigi taring benar-benar sudah
berada di tempatnya. Urutan stripping proksimal dimulai dengan
premolar pertama dan kedua serta gigi taring rahang atas,
dengan hight speed, setelah daerah interproksimal gigi tersebut
dipisahkan dengan bantuan pemisah elastis.
Distalisasi premolar pertama dan gigi taring dilakukan
dengan modul elastomer. Selama fase keselarasan rahang atas,
ada kebutuhan untuk stripping proksimal antara gigi # 11/21 dan
21/22. Keselarasan dan pemerataan gigi dimulai dengan kawat
NiTi 0,12 hingga menggunakan kawat stainless steel 0.020.
Lengkung mandibula dipertahankan dengan metode tie-back
(mengikat ke belakang) sehingga dapat mengontrol lingkar
lengkungan. Lengkung Rahang atas dan bawah XR persegi
panjang ditempatkan sebelum stainless steel persegi panjang
dipasang

0,019

0,025-pada

lengkung.

Setelah

angulasi

mahkota-akar gigi # 41, pasien dirujuk untuk memiliki tinggi

mahkota gigi meningkat menjadi 0,5-mm dengan menempatkan


resin pada setiap permukaan proksimal. Perawatan finishing
Kelas

II

mekanik

intermaxillary

dapat

diberikan

dengan

menggunakan metode elastis dan kawat stainless steel 0,018-in


yang dipasang terus menerus untuk interkupasi. Untuk retensi,
retainer Hawley digunakan 24 jam sehari selama 12 bulan dan
pada malam hari selama 12 bulan. Pada lengkungan rahang
bawah, stainless steel 0,028 dipasang pada retainer diikat dari
gigi # 33 ke # 43. Seperti yang diharapkan, pengembangan dan
erupsi gigi molar ketiga terus dipantau

HASIL

Tujuan pengobatan dinilai kembali sambil mempersiapkan


catatan akhir (Gambar 5-9) dan ditemukan bahwa penanganan
maloklusi kelas I sudah dapat diatasi sepenuhnya. Terapi molar
Kelas I bersifat tetap, sedangkan terapi kaninus kelas I bersifat
kontinyu dengan penanganan gigi lateral lainnya seperti; gigi
rahang atas yang sejajar tanpa mengubah tip dan tonjolan
secara signifikan; gigi rahang bawah yang selaras dan telah
diratakan; kurva Spee diperbaiki; overbite diminimalkan; dan
meningkatkan tipping mandibula insisivus (3 derajat peningkatan
sudut NB dan 6 derajat IMPA), tetapi tidak pada protrusif, dengan
pengurangan 1 mm nilai linear sudut 1.NB (Gambar 9 dan Tabel
1). Selain itu, ada penurunan 0,5 mm lebar inter rahang atas dan
1,2 mm lebar inter rahang bawah (Tabel 1).
Tabel 1 Awal A dan Akhir B nilai cephalometric

Hasil akhir estetika yang sangat memuaskan, dengan garis


tengah atas bertepatan dengan garis tengah wajah dan sumbu
panjang gigi # 41 (Gambar 5 dan 6) Seal bibir pasif dan
tercapainya senyum bibir yang selaras. Dari perspektif gigi, akar
gigi seri rahang bawah sejajar dengan spasi simetris di antara
akar-akar gigi lainnya (Gambar 7).
Tabel 2 Pengukuran jarak transversal awal (A) dan akhir
(B) lengkung dental

Superimposisi
mengungkapkan

cephalometrik

adanya

parsial

pertumbuhan

dan

jumlahnya

mandibula

ekspresif,

meskipun terjadi pengurangan sudut ANB (Gambar 9 dan Tabel


1).
PERTIMBANGAN AKHIR
Berdasarkan hasil

penelitian ini, adalah wajar untuk

menyimpulkan bahwa pencabutan gigi insisivus rahang bawah


pada pasien memberikan kontribusi positif untuk memperbaiki
gigi berjejal rahang bawah dan mengatasi keluhan utama yang
dialami pasien. Perubahan minor disebabkan oleh perubahan
lebar inter mandibula yang dapat dianggap sebagai faktor yang
memberikan
keselarasan

kontribusi
jangka

meningkatnya
pertumbuhan

untuk

panajng.

overjet,
mandibula

meningkatkan

Meskipun

risiko
yang

ini

ada

stabilitas

potensi

diminimalisir

signifikan

untuk
dengan

(Gambar

9).

Pertumbuhan alveolar vertikal di wilayah geraham mandibula


paling sering dikoreksi dari kurva Spee dan overbite, tanpa perlu
instrusi gigi seri, yang ditingkatkan melalui paparan gigi seri
bawah dan estetika senyuman. Profil perataan ini tidak ada,
tetapi pola perawatan ini bisa dilakukan sebagai akibat dari
ekstraksi premolar. Pertumbuhan mandibula dapat mengurangi
konveksitas wajah dan penempatan bibir dengan tepat. Kasus
klinis yang dilaporkan telah menguatkan temuan bahwa dalam
banyak literatur yang menyoroti ekstraksi gigi insisivus rahang
bawah

mungkin

telah

menjadi

solusi

yang

baik

untuk

memperbaiki gigi berjejal rahang bawah. Mempertimbangkan


diagnosis melalui semua isu yang terlibat. Pengaturan ini
mungkin berguna untuk membantu pendekatan ini dengan
tampilan yang dapat menilai implikasi pencabutan sebuah gigi
insisivus rahang bawah serta untuk menghindari peningkatan
overjet.

Anda mungkin juga menyukai