Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus

Laporan Kasus: Pengaruh Obat Pada Pembesaran Gingiva-Bahayanya


Terhadap Gingiva

Abstrak
Sebuah kasus pembesaran gingival yang dilaporkan pada bagian Periodonsia dan Implantologi
dengan keluhan mastikasi dan estetis yang buruk. Riwayat medis pasien telah diambil dan
keadaan klinis pasien telah dievaluasi. Setelah pemeriksaan, pasien didiagnosa dengan kasus
pembesaran gingiva karena konsumsi obat tertentu. Dengan persetujuan dokter, phenytoin
diganti dengan Valprocic acid. Terdapat penurunan pembesaran gingival setelah penggantian
obat akan tetapi tidak berubah/sembuh secara sempurna. Kemudian 6 bulan setelah itu dilakukan
prosedur Gingivektomi, tindakan ini memberikan hasil yang baik. Kami telah berhasil
melakukan perawatan terhadap pasien pada kasus ini. Obat Antiepilepsi dapat menyebabkan
pembesaran gingiva. Jadi apabila terjadi pembesaran, harus ada pertimbangan pergantian obat
yang diberikan dengan obat lainnya yang tidak menyebabkan pembesaran gingival atau memiliki
prevalensi yang rendah yang menyebabkan pembesaran gingival. Jika pembesaran tidak sembuh
secara keseluruhan setelah pergantian obat, kemudian diperlukan tindakan bedah untuk
menghilangkannya.
Kata Kunci
Pembesaran gingival, pengaruh obat, gingivektomi, phenytoin, tuberkuloma

pembesaran gingival pada pasien yang

Pendahuluan
Seperti yang telah kita ketahui

mengkonsumsi phenytoin adalah sekitar

konsekuensi dari kalsium channel blockers,

50%,

imunosupresan dan antikonvulsan dapat

melaporkan range insidensi mulai dari 3%

menyebabkan pembesaran gingival. Terlepas

sampai dengan 84.5%. Golongan Hydantoin

dari target utama jaringan, pengaruh dari

lain

obat-obatan tersebut juga langsung melalui

pembesaran

jaringan ginginva yang yang menyebabkan

Mephenytoin dan Ethotoin.

abnormalitas

klinis

dan

histopatologis.

Kesulitannya ialah pada menghubungkan


kelebihan pertumbuhan gingiva, estetis,
erupsi gigi, mastikasi, gizi buruk, penyakit
mulut dan periodontitis.

meskipun

yang

penulis

yang

meningkatkan
gingival

berbeda

insidensi

termasuk

juga

Usia dan plak telah diketahui sebagai


faktor predisposisi yang penting terhadap
perkembangan pertumbuhan gingival yang
berlebihan. Hal ini sering kali terjadi pada
usia muda dan kejadian dan keparahan tidak

Epilepsi merupakan penyakit syaraf

selalu berhubungan dengan dosis yang

yang paling sering ditemui pada manusia.

melewati ambang batas dosis obat. Ciri

Pilihan pengobatan, perawatan kelenjar mal,

klinis dari pembesaran gingival adalah

psikomotor dan epilepsy lobus temporal

pembesaran

ialah phenytoin (dilantin) dan ini telah

menghasilkan nodular atau bentuk lobules

diperkenalkan pada tahun 1938 oleh Merritt

biasanya mencapai marginal dan gingiva

dan Puttman. Dilantin adalah golongan

cekat. Dan kebanyakan lebih sering terjadi

Hydantoin

yang

pada region anterior bawah. Karena terdapat

dilaporkan mengalami pembesaran gingival

pembesaran kontrol plak menjadi sulit dan

disebabkan

proses inflamasi sekunder dapat terjadi.

dan

oleh

kasus

pertama

phenytoin.

Prevalensi

papilla

interdental

dqan

Karena efek samping phenytoin terhadap


jaringan

periodonsium

dan

keseluruhan sejak bulan (Gambar 1a dan 1b)

komplikasi

sekunder yang terjadi, kami fokus pada


kasus pembesaran gingival. Pada laporan
kasus baru yang telah kami diskusikan
gambaran klinis dan perawatan pembesaran
gingival yang disebabkan oleh phenytoin.

Laporan Kasus
Seorang anak laki-laki berusia 13
tahun diketahui memiliki gangguan kejang
selama dua tahun, telah dirujuk ke bagian
Periodonsia
keluhan

dan

bengkak

Implantologi
pada

gusi

dengan
secara

Gambar 1a, 1b gambaran pra


operasi pasien menunjukkan pembesaran
gingival general.

Riwayat medis pasien menunjukkan

Gambar 2 tampak tuberkuloma pada

riwayat epilepsy sejak dua tahun dan telah

lobus parietal kanan yang ditunjukkan

diobati selama dua tahun. Rincian riwayat

dengan panah.

medis dan laporan medis di dokumentasikan


Setelah serangan pertama tidak ada
bahwa pasien memiliki riwayat serangan
riwayat

serangan

kejang

lain

tetapi

kejang dua tahun belakangan dan pada saat


pengobatan untuk epilepsy dan tuberculosis
serangan terdapat kaku rahang selama 15
telah dimulai. Pasien mengkonsumsi obat
sampai 20 menit.
anti tubercular (INH 150mg dan rifampicin
Pembesaran Gingiva akibat Obat

250gr) selama satu tahun setelah di diagnose


tuberkuloma dan obat anti tubercular telah

Pasien segera dibawa ke rumah sakit


dihentikan. Untuk epilepsy, pasien telah
dan dilakukan CT-Scan dan MRI serta
mengkonsumsi obat anti epilepsy (phenytoin
pemeriksaan

yang

menunjukkan
50mg

3xsehari)

dan

pengobatan

anti

tuberkuloma dari lobus parietal kanan


epilepsy masih berlanjut. Gejala yang
dilaporkan

pada

pasien

termasuk

diantaranya mastikasi, estetik yang buruk


dan

pasien

memerlukan

pengobatan

terhadap masalah tersebut. Tidak terdapat


riwayat perdarahan gusi dan tidak terdapat
rasa sakit pada daerah pembengkakan. Pada
pemeriksaan,

jaringan

gingival

tegas,

fibrotic, warna merah muda pucat dengan


pembesaran stipling.

Pada pemeriksaan yang dilakukan di


lembaga

kami,

ulang

setelah

pemeliharaan

diantaranya

kebersihan dan penggantian obat, terdapat

Orthopantamograf dan pemeriksaan darah

sustansi pembesaran jaringan gingival yang

lengkap. Pada pemeriksaan darah lengkap

merusak atau mengganggu estetik pasien.

dilaporkan adanya nilai dibawah batas

Dokter

normal. Berdasarkan uji klinis dan rincian

mengkonsultasikan dan telah melaporkan

riwayat medis pasien dan setelah diketahui

tidak terdapat riwayat sistemik yang dapat

penyebab lain dari pembesaran gingival

menjadi kontra inidikasi prosedur bedah

generalisata pasien anak di diagnose sebagai

(Gingivektomi). Persetujuan tertulis telah

hipertrofi

diperoleh dari pasien untuk dilakukannya

gingival

masuk

kunjungan

akibat

phenytoin.

Persetujuan dari dokter telah di dapat untuk

pada

pasien

ini

telah

pembedahan.

mengganti pengobatan anti epylepsi pasien


Prosedur bedah- pada pemeriksaan
tersebut dengan valproic acid (100mg tds).
klinis
Profilaksis oral secara lengkap telah

pada

kunjungan

enam

bulan

pembesaran gingival hanya terdapat pada

didapatkan dan pasien diresepkan obat

region

anterior

rahang

kumur (chlorhexidin) selama tujuh hari.

sebelum

Pasien datang kembali setelah lima belas

dilakukan uji sensitifitas anesthesi lokal dan

hari dan terlihat perbaikan kondisi pada

tidak terdapat sensitifitas. Dalam keadaan

gingival. Pasien diminta untuk menjaga

asepsis yang ketat, 2-3 ml anesthesia lokal di

kebersihan mulut dan diingatkan untuk

infiltrasi pada region anterior rahang bawah

dilakukan perawatan pendukung periodontal

dan

setelah satu bulan, tiga bulan dan enam

pocket marker digunakan untuk menandai

bulan. Juga pada enam bulan dilakukan

titik

dilakukan

gingivektomi

terdalam

dari

bawah.

Sehari

pembedahan

dilakukan.

tiap

telah

Pertama,

pocket

pada

permukaan radikular dan interproximal.


Rangkaian bleeding point diperoleh setelah
menandai pocket sebagai garis bantu untuk
inisial insisi bevel eksternal (menggunakan
blade no.15) (Gambar. 3)

Gambar. 4 jaringan yang mengalami


pembesaran

telah

disingkirkan

pada

region anterior rahang bawah.


Dressing periodontal digunakan pada
area bedah, lakukan dilakukan instruksi
Gambar. 3

rangkaian

penandaan

pasca bedah, analgetik (ibuprofen 400 mg


dan paracetamol 325 mg BID setelah makan

bleeding point.

selama tiga hari) dan antibiotic (amoxcicillin


Insisi ini diikuti oleh insisi sirkular

500 mg BID selama lima hari), lalu

dan menggunakan pisau orband untuk

diresepkan dan pasien datang kembali

menyingkirkan

setelah delapan hari. Setelah delapan hari,

Setelah

jaringan

menyingkirkan

interproximal.
jaringan

yang

daerah bedah menunjukkan penyembuhan

mengalami pembesaran, gingivoplasti telah

yang baik. Sampel jaringan yang telah

dilakukan dengan pisau bedah.

disingkirkan dikirim untuk biopsy dan


pemeriksaan

histopatologi

yang

menunjukkan hiperplasi gingival dengan

infiltrasi sel inflamasi dan predominan


komponen fibrotic (Gambar. 5)

Gambar 5 preparat histolpatologi


menunjukkan hiperplasi gingival.
Pasien datang kembali satu bulan
setelah

dilakukan

pembedahan

untuk

melihat penyembuhan dan keadaan jaringan


gingival (Gambar 6a, 6b)

Gambar. 6a, 6b foto menunjukkan tidak


ada tanda pembesaran setalah dilakukan
pembedahan.

Diskusi
Phenytoin

yang

mempengaruhi

pembesaran gingival sering kali dijumpai


pada kelompok usia muda. Proliferasi
fibroblast
distimulasi

seperti
oleh

sel

dan

phenytoin.

ephitelium
Terdapat

produksi kolagenase fibroblastic in aktif dan


penurunan pada degeredasi kolagen. Uji

infitro

juga

menunjukkan

terdapat

Tipe 1 hiperplasi non inflamasi. Pada

peningkatan sintesis glikosamino glikan

pergantian terhadap obat anti epilepsy lain,

(GAGs) oleh fibroblast pada pembesaran

pembesaran gingival hilang dalam beberapa

gingival. Banyak fibroblast aktif pada

bulan.

gingival yang tidak terinflamasi dan yang


Tipe 2- inflamasi pembesaran gingiva
tidak bereaksi terhadap sirkulasi phenytoin.
kronis. Tidak terkait dengan efek phenytoin
Sedangkan pada jaringan yang inflamasi
dan dapat disebabkan oleh iritasi lokal. Hal
terdapat fibroblast aktif karna terdapat faktor
tersebut dapat terjadi sebagai inflamasi
pertumbuhan dan mediator inflamasi.
pembesaran
Pathogenesis

yang

tepat

pada

gingiva

yang

menyerupai

pembesaran akibat phenytoin.

pembesaran gingival akibat phenytoin tidak


Tipe 3- pembesaran gingiva kombinasi.
diketahui akan tetapi tanda klinis yang
Hiperplasi disebabkan oleh inflamasi yang
ditemukan sebagai efek langsung yang
disebabkan oleh iritasi lokal dan efek
spesifik, subpopulasi yang telah ditentukan
phenytoin.
secara genetic dari fibroblast, in aktifasi dari
kolagenase, dan pengaruh inflamasi plak.

Pengaruh obat terhadap pembesaran

pembesaran gingival tidak ditemukan pada

gingiva pada individu yang rentan dapat

semua

diperbaiki dengan kontrol plak yang ketat

pasien

phenytoin.

Ketika

yang

mengkonsumsi

pembesaran

gingival

dan penyingkiran iritasi lokal akan tetapi hal

terjadi akibat dari efek samping phenytoin

tersebut tidak dapat dicegah. Sehingga

dapat dibagi menjadi tiga tipe.

individu yang rentan dapat terus melakukan


terapi pemeliharaan periodontal yang tepat
dengan kunjungan tiap tiga bulan sekali

untuk mengurangi prevalensi pembesaran


gingiva dan perawatan yang optimum.
Pasien dengan pembesaran gingiva yang
disebabkan oleh obat-obatan dapat dikelola
dengan langkah yang bijak dan konsultasi
terhadap dokter dan pasien dengan tepat,
penggantian obat, profilaksis oral dan
kontrol plak yang ketat dan perawatan bedah
jika dibutuhkan.

Kesimpulan
Pembesaran gingiva muncul sebagai
hasil

dari

interaksi

antara

keratinosit,

kolagen, dan fibrblas yang di dapat pada


gingiva dengan metabolisme phenytoin.
Penggantian obat harus dilakukan pada
pasien

untuk

mengurangi

pembesaran

gingiva diikuti dengan terapi bedahjika


dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai