Anda di halaman 1dari 36

CASE BASED DISCUSSION

MODUL 4

GIGI TIRUAN CEKAT

( BRIDGE )

Oleh :

NILA PERMATA SARI


0910070110021

Pembimbing : drg. Resa Ferdina

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PAD AN G
2016

GIGI TIRUAN CEKAT

Nama Pasien

Ilham

Umur

16 Tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki

Pekerjaan

Pelajar

Alamat

Binuang Kampuang Dalam

Tanggal Pemeriksaan

Maret 2016

Dosen Pembimbing

drg. Resa Ferdina

Formulasi Gigi & Klasifikasi

12,11,21 (fixed fixed bridge)

12
11
21

: sebagai abutment (tipe extra korona retainer)


: pontic (tipe ridge lap pontic)
: sebagai abutment (tipe intra radikular retainer)

ii

PROSEDUR KERJA
Dowel Crown
( Intra radikular retainer )

JENIS PEKERJAAN

TGL

PARAF

KETERANGAN

1. Anamnesa & indikasi


2. Membuat studi model
3. Diskusi
4. Preparasi saluran akar +
Model Pasak
5. Preparasi gigi Abutment
6. Retraksi Gingiva
7. Membuat Work Model
8. Menentukan warna gigi
9. Pemasangan crown
sementara
10. Insersi (pemasangan) GTC
11. Kontrol

Pembayaran

Dosen Pembimbing

( )

drg. Resa Ferdina

iii

PROSEDUR KERJA
Fixed Fixed Bridge
JENIS PEKERJAAN

TGL

PARAF

KETERANGAN

1. Anamnesa & indikasi


2. Membuat studi model
3. Diskusi
4. Preparasi gigi Abutment
5. Retraksi Gingiva
6. Membuat Work Model
7. Menentukan warna gigi
8. Pemasangan crown
sementara
9. Insersi (pemasangan) GTC
10. Kontrol
Pembayaran

Dosen Pembimbing

( )

drg. Resa Ferdina

iv

PROSEDUR KERJA
JACKET CROWN
(Extra corona retainer )
JENIS PEKERJAAN

TGL

PARAF

KETERANGAN

1. Anamnesa & indikasi


2. Membuat studi model
3. Diskusi
4. Preparasi gigi Abutment
5. Retraksi Gingiva
6. Membuat Work Model
7. Menentukan warna gigi
8. Pemasangan crown
sementara
9. Insersi (pemasangan)
GTC
10. Kontrol

Pembayaran

Dosen Pembimbing

( )

drg. Resa Ferdina

I. PENDAHULUAN
Hilangnya satu atau beberapa gigi merupakan salah satu masalah yang
dapat mengganggu. Oleh karena itu, mereka yang kehilangan giginya ingin
mengganti dengan pemasangan gigi tiruan. Perbaikan keadaan ini perlu dilakukan
mengingat arti pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi seseorang.
Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi
yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Gigi yang hilang perlu diganti untuk mencegah terjadinya :
1. Tilting pada gigi sebelahnya
2. Hilangnya kontak gigi
3. Elongasi pada gigi antagonis
4. Traumatik oklusi
5. Gingiva poket
6. Sakit pada sendi temporo mandibular joint
7. Karies pada gigi sebelahnya.
Secara umum tujuan pembuatan gigi tiruan cekat adalah :
1. Memulihkan daya kunyah yang berkurang karena hilangnya satu atau
lebih gigi asli.
2. Untuk memperbaiki estetika
3. Mencegah terjadinya perpindahan tempat gigi sekitar ruangan yang
kosong karena hilangnya gigi.
4. Untuk memelihara dan mempertahankan gusi
5. Untuk memulihkan fungsi fonetik

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan untuk menggantikan satu atau lebih
gigi yang hilang, tidak dapat dilepas oleh pasien sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Gigi tiruan cekat diklasifikasikan menjadi dua yaitu crown
dan bridge.
Crown prosthetics adalah cabang ilmu prothesa yang mempelajari tentang
penggantian gigi asli sebagian atau seluruhnya dengan suatu crown pengganti.
Crown adalah suatu restorasi berupa crown penuh atau sebagian dari satu gigi
yang terbuat dari logam, porselen, akrilik atau kombinasinya.
Macam-macam crown
1. Mahkota Tiruan Penuh, terdiri dari
a. Mahkota Tiruan Penuh Logam
Indikasi
-

Gigi vital/nonvital yang telah dirawat saluran akar

Gigi posterior yang tidak berpengaruh terhadap estetis.

Frekwensi karies tinggi

Sebagai mahkota solitaire atau retainer bridge

Memperbaiki anatomi gigi

Kontra Indikasi
-

Kerusakan gigi yang masih dapat di tambal

Gigi anterior atau gigi yang berpengaruh terhadap estetis


2

b. Mahkota Tiruan Penuh Akrilik


Indikasi
-

Memperbaiki fraktur atau kerusakan pada gigi anterior pada usia


muda.

Untuk mahkota sementara

Kontra Indkasi
-

Untuk gigi posterior.

c. Mahkota Tiruan Penuh Porselen


Indikasi
-

Untuk gigi anterior


tidak kurang dari setengah mahkota
proksimal karies yang luas
perubahan warna pada gigi
kelainan bentuk atau posisi

Penderita Dewasa

Gigitan anterior normal

Kontra Indikasi
-

Padi pasien dengan usia muda karena ruang pulpa masih lebar

Gigitan dalam atau mahkota klinis pendek

Abrasi hebat pada bagan servikal

Gigi posterior

d. Mahkota Tiruan Penuh Logam Kombinasi Akrilik


Indikasi :
-

Retainer bridge pada usia dewasa muda

Gigi yang berpengaruh untuk estetis

Edge to edge atau deep bite

e. Mahkota Tiruan Penuh Logam Kombinasi Porselen


Indikasi
-

Gigi posterior untuk estetis

Gigi anterior, untuk gigi deep bite atau edge to edge

Kelainan bentuk gigi

Retainer Jembatan

Kontra Indikasi
-

Usia muda karena ruang pulpa masih lebar

2. Mahkota Tiruan Sebagian


Indikasi :
-

Restorasi tunggal

Retainer bridge pada karies proksimal dan palatal tapi tidak sampai bukal

Gigi vital

Mahkota klinis panjang, bentuk anatomi normal dan jarak labiopalatal


cukup tebal

Frekwensi karies rendah

Mahkota sebagian terdiri dari :

Mahkota sebagian anterior

Mahkota sebagian posterior

Mahkota sebagian modifikasi

3. Mahkota Tiruan Penuh dengan Pasak : pin crown, post crown, dowel crown
Indikasi:
-

Restorasi tunggal / retainer bridge pada gigi anterior atau posterior

Gigi nonvital yang telah dilakukan perawatan saluran akar (PSA)

Memperbaiki gigi yang mengalami kelainan letak atau malposisi

Kontra Indikasi:
-

Gigi vital

Gigi dengan morfologi akar dan kelainan jaringan periodontal

Kerusakan gigi masih dapat ditambal

Macam-macam mahkota pasak

Deattached dowel crown : core dengan mahkota terpisah, yang kemudian


dilekatkan dengan semen.

Attached dowel crown : core dengan mahkota merupakan suatu kesatuan


yang tidak dapat dipisahkan.

Untuk pembuatan GTC diperlukan rontgen foto yang berguna untuk mengetahui :
1. Keadaan tulang alveolar di daerah yang kehilangan gigi.
2. Akar yang tertinggal di alveolar
3. Perbandingan panjang dan tinggi mahkota
4. Ukuran, bentuk dan posisi akar
5

5. Tebal dan kontinuitas lapisan periodontal


6. Adanya kelainan apeks akar
Indikasi Pembuatan GTC menurut Ewing (1959) :
1. Pasien berusia 20 50 tahun
2. Karies yang besar khususnya apabila melibatkan sudut insisal gigi anterior
3. Kavitas permukaan labial yang besar atau klas V, khususnya apabila
berhubungan dengan karies aproksimal atau restorasi klas II
4. Pit yang hipoplastik
5. Perubahan pada warna (staining tetrasiklin)
6. Gigi yang mengalami kelainan bentuk (gigi insisivus lateral yang conus)
7. Diperlukan perubahan pada posisi aksial kurang dari 1 mm
8. Atrisi yang berat, abrasi atau erosi (biasanya mengenai beberapa gigi atau
kemungkinan seluruh rahang)
9. Kesehatan umum dan sosial indikasi baik
10. Oklusi dan jaringan periodonsium baik
11. Hygiene mulut baik
Kontra Indikasinya adalah :
1. Pasien dengan kebersihan mulut dan motivasi yang buruk
2. Gigi dengan tambalan yang sangat besar, gigi mungkin telah ditambal
berulang

kali

dan

memperlihatkan

vitalitas

yang

dibandingkan dengan gigi antagonis serta gigi sebelahnya.

kecil

apabila

3. Gambaran radiografi pada gigi memperlihatkan kalsifikasi saluran akar


serta pembentukan dentin sekunder.
4. Pasien terlalu muda atau tua
5. Oklusi abnormal
6. Kesehatan umum jelek
7. Tidak terjalin kooperasi dari pasien dan operator
8. Mempunyai bad habbit
9. Gigi hipersensitif walaupun sudah dianestesi
Bahan Mahkota Tiruan
Bahan mahkota tiruan yang digunakan biasanya adalah resin akrilik atau
porselen. Kedua bahan ini masing-masing mempunyai keuntungan dan
kelemahan.
-

Resin akrilik
Keuntungan :
-

Bahan ini memiliki sifat estetis yang sama bagusnya dengan porselen

Jarang sekali mengalami pecah

Dapat diperbaiki dengan baik dan mudah

Memiliki kontak marginal yang lebih baik

Tidak menimbulkan keausan dari antagonis

Kerugian :
-

Dengan adanya koefisien ekspansi termik yang tinggi dan sifat plastis
resin akrilik di bawah pembebanan, hilangnya kontak marginal, semennya

akan larut dan mahkota menjadi bocor. Akibatnya adalah gingivitis,


pewarnaan gigi dan karies sekunder.
-

Ketahanannya rendah terhadap keausan, mengakibatkan mahkotanya


kehilangan bentuk aslinya, yang dapat terjadi oleh karena atrisi ataupun
oleh penyikatan gigi.

Warna yang mula-mula bagus dari resin akrilik akan berubah karena
keausan yang tersebut diatas dan kebocoran pinggir.

Karena adanya radang tepi gusi dan strukturnya yang poreus, dapat timbul
fetor ex ore.

Porselen
Keuntungan :
-

Bahan ini memiliki sifat-sifat estetis yang baik dan awet

Endapan sukar melekat pada permukaan porselen yang dipolis dengan


baik

Bahan ini merupakan pengantar suhu yang kurang baik

Memiliki koefesien ekspansi yang kurang lebih sama dengan jaringan gigi

Kerugian :
-

Memiliki daya resiliensi yang rendah

Dalam hubungan dengan dukungan yang sangat diperlukan, preparasinya


harus memenuhi persyaratan yang tinggi, sehingga banyak jaringan gigi
yang harus diambil

Kontak marginal lebih buruk dari pada mahkota cor sehingga terdapat
kemungkinan yang lebih besar terhadap iritasi gingiva pada daerah sub
gingiva

Porselen dapat bertindak agresif terhadap antagonis, sehingga dapat


bertahan dalam beberapa bulan saja.

Logam
Keuntungan :
-

Kuat

Pengambilan jaringan mahkota sedikit

Frekuensi karies tinggi dan OH rendah

Dapat dibuatkan pada gigi posterior dimana jarak service oklusal relative
pendek

Kerugian :

Sekunder karies pada tepi servikal sulit dideteksi

Penggunaannya terbatas hanya pada gigi molar

Logam kombinasi akrilik


Keuntungan :
-

Murah

Mudah, tidak setebal lapisan poeselen

Jika pecah masih dapat doperbaiki

Kerugian :
-

Mudah berubah warna

Retensi kurang karena ikatan akrilik dan logam adalah ikatan mekanis.

Preparasi bagian labial dan bukal yang banyak dapat membahayakan pulpa

10

Logam kombinasi porselen


Keuntungan :
-

Estetis baik

Kuat menahan tekanan kunyah

Retainer bridge

Kerugian :
-

Jika porselen rapuh bias pecah

Pengambilan

jaringan

bagian

labial/bukal

yang

banyak

dapat

membahayakan pulpa
-

Jika pengambilan jaringan kurang bisa menyebabkan over counter


mahkota tiruan bagian labial/bukal.

Pembuatan Crown / Bridge


Aspek yang harus diperhatikan pada saat pembuatan crown / bridge adalah :
1. Penentuan warna dan bentuk
Penentuan warna dan bentuk harus sesuai dengan warna dan bentuk gigi
asli atau gigi tetangganya. Penentuan warna dapat dilakukan dengan
bantuan alat pedoman warna (shade guide). Sumber cahaya sangat penting
sewaktu melakukan penentuan warna. Bentuk gigi diambil dari gigi asli
pada study model atau ditentukan dengan bantuan gigi yang sama dalam
lengkung gigi sisi lainnya
2. Preparasi
Syarat-syarat preparasi adalah :

11

a. Harus mengikuti bentuk gigi asli yang telah direstorasi dalam bentuk
lebih kecil harus menyediakan cukup ruangan dan merata untuk bahan
crown / bridge pada bagian servikal bervariasi antara 0,5-2,0 mm.
b. Bahan harus mempunyai dukungan yang baik pada setiap bagian
c. Pundaknya sedapat mungkin berada pada bidang horizontal
d. Daya yang bekerja pada palatal disalurkan dengan membuat bidang
palatal konkaf dalam dua jurusan
e. Preparasi incisal harus memberi dukungan sebanyak mungkin.
Preparasi yang terlalu pendek akan mudah patah. Bidang incisal sejajar
dengan dataran incisal dan tegak lurus pada daya yang dikenakan oleh
antagonisnya
f. Sudut luar harus dibulatkan untuk mengurangi terjadinya ketegangan
bahan
Penyelesaian preparasi dilakukan pencetakan work model.
Gigi tiruan telah dipreparasi harus dilindungi dengan crown / bridge
sementara (martanto, 1981) yang berfungsi untuk :
a. Melindungi gigi dari rangsangan mekanis, khemis dan termis
b.

Mencegah terjadinya elongasi dan migrasi

c.

Melindungi gingival daerah servikal dan marginal

d.

Memelihara estetik

3. Prosedur laboratorium
Informasi yang selengkap-lengkapnya sangat penting diberikan kepada
teknisi untuk hasil yang lebih baik. Informasi yang diberikan adalah :

12

a. Study model yang menggambarkan bentuk dan hubungan oklusi gigi


b. Cetakan preparasi, minimal seluruh gigi anterior
c. Registrasi hubungan dalam oklusi maksimal, bila perlu dilengkapi
dengan gigitan artikulasi
d. Warna gigi
4. Pengepasan dan penyemenan
Crown/bridge dipaskan dari mulut dengan hati-hati untuk mencegah
patahnya restorasi. Pengepasan dilakukan tanpa tekanan. Kontak marginal
dinilai dengan menggunakan sonde. Penyemenan crown /bridge dilakukan
dengan zinc phospat cement atau polykarbonat cement
Bridge adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan satu atau lebih
gigi asli yang terbatas dan tertentu, dilekatkan secara permanen dengan semen
serta didukung sepenuhnya oleh 1 atau lebih gigi atau akar gigi yang telah
dipersiapkan.
Pada pembuatan gigi tiruan cekat bridge terdapat beberapa keuntungan :
1. Karena dilekatkan pada gigi asli tidak mudah lepas atau tertelan
2. Dirasakan sebagai gigi sendiri oleh penderita
3. Melindungi gigi terhadap tekanan
4. Menyebabkan tegangan fungsi keseluruhan gigi sehingga menguntungkan
jaringan pendukungnya.
Ada beberapa tipe GTC :
1. Fixed-fixed bridge : kedua konektor bersifat rigid dapat digunakan untuk
gigi anterior dan posterior

13

2. Fixed movable bridge : salah satu konektor bersifat rigid dan konektor
lainnya bersifat non rigid. Dapat digunakan untuk gigi anterior dan
posterior
3. Spring bridge : pontic jauh dari retainer dan dihubunhgkan dengan palatal
bar. Digunakan pada kasus diastema / space yang mengutamakan estetis.
4. Cantilever bridge : satu ujung bridge melekat kaku pada retainer sedang
ujung lain bebas/menggantung
5. Compound bridge : jembatan yang terdiri atas lebih dari satu macam
jembatan sederhana tersebut diatas
Bagian-bagian dari bridge:
1. Pontic, yaitu bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan
untuk memperbaiki fungsinya. Beberapa macam bentuk pontic :

Saddle pontic
Disain menyerupai gigi asli yang menggantikan seluruh gigi yang
hilang tanpa mengubah bentuk anatomi.

Ridge lap pontic


Bentuk pontik berkontak dengan dasar mukosa bagian labial atau
bukal saja dan bagian palatal atau lingual menggantung.

Hygiene pontic
Menggantung atau tidak berkontak.

Conical pontic
Bentuk dan dasar pontik yang berkontak dengan mukosa lebih
kecil daripada ridge lap pontic.
14

2. Connector, yaitu bagian dari Bridge yang menghubungkan retainer dan pontic.
Macam-macam bentuk connector:

Rigid connector: connector kaku, tidak ada pergerakan.

Non rigid connector: connector yang geraknya terbatas, umumnya


berbentuk kunci/ male dengan female yang disemenkan.

3. Retainer, yaitu bagian dari Bridge yang diletakkan pada penyangga atau
menghubungkan gigi tiruan dengan gigi penyangga.
Macam-macam retainer:

Extra corona retainer : Retainer yang meliputi bagian luar mahkota


gigi.

Intra corona retainer : Preparasi dan badan retainer sebagian besar


ada didalam dentin atau didalam badan mahkota.

Intra radikular retainer : Preparasi dan retensi sebagian besar dalam


saluran akar.

4. Abutment, yaitu mahkota gigi asli yang telah dipreparasi untuk penempatan
retainer dan mendukung bridge. Untuk memperkirakan berapa gigi yang akan
dipakai sebagian abutment untuk suatu jembatan digunakan Hukum Ante
luas permukaan selaput periodontal dari gigi abutment hendaknya sama
dengan atau lebih besar dari luas selaput periodontal gigi yang diganti

15

III.

LAPORAN KASUS

A. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama Pasien

Ilham

Umur

16 Tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki

Pekerjaan

Pelajar

Alamat

Binuang Kampuang Dalam no 12

Tanggal Pemeriksaan

Maret 2016

B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pasien ingin dibuatkan gigi palsu depan atas. Pasien telah melakukan
perawatan saluran akar gigi dan ingin dibuatkan gigi palsu agar penampilan lebih
baik.

C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
General Jasmani : sehat
Rohani : komunikatif dan kooperatif
Lokal :
EO : Muka : Simetris

IO : Palatum : Normal

Pipi

: Simetris

Mukosa : Normal

Bibir

: Simetris

Gingiva : Normal

16

Formula gigi
PSA

1 8 1 7 1 6 1 5 1 4 1 3 1 2 11

21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41

31 32 33 34 35 36 37 38

Rencana Perawatan Awal


RA / RB
11
21

: calculus / stain 2/3


: missing
: PSA

pro perio
pro prostho
pro endo

Rencana Perawatan Akhir


1. Gigi 12, 11 dan 21 akan dibuatkan 3 unit fixed fixed bridge menggunakan
abutment pada gigi 12 dan 21 dengan bahan porselen fused to metal.
2. Pada gigi 21 akan dijadikan sebagai abutment dengan tipe intra radikular
retainer dengan bahan cavex dibuatkan secara direct custom dowel dengan
tipe partial core.
3. Pada gigi 12 sebagai abutment dengan tipe extra corona retainer.
4. Pada gigi 11 kita gunakan pontik dengan tipe ridge laps pontik dan bahan
yang digunakan porcelain fused to metal.

D. PEMERIKSAAN RONTGEN FOTO


Tidak ada kelainan pada saluran akar, apeks, tulang alveolar, tulang
kortikal dan jaringan periodontal di sekitar gigi 12 dan 21.

17

E. DESAIN DEATTACHED DOWEL CROWN

2
3

B
Keterangan :
A. Desain pasak
B. Pasak yang telah dipasangkan ke gigi
1. Pasak (post)
2. Inti (Core)
3. Mahkota Tiruan
C. Gigi dengan mahkota pasak

18

E. DESAIN FIXED-FIXED BRIDGE

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.

Abutment
Pontic
Conector
Retainer intra radikular
Retainer extra coronal

F. DESAIN FULL CROWN

Keterangan :
1. Crown
2. Shoulder Step

1
19

IV. RENCANA PERAWATAN

Tahap I
1. Evaluasi rontgen foto untuk mengetahui kondisi gigi dan jaringan
periodontium dan perawatan endodontic.
2. Membuat cetakan study model :
Sendok cetak

Perforated stock tray No. 1

Bahan cetak

alginate

Metode mencetak :

mucostatik

Tahap II
Preparasi gigi 21 untuk dijadikan intra radikular retainer
Pada gigi 21 pemotongan giginya partial core.
Tahap-tahap :
Bahan pengisian saluran akar dibuang kira-kira 2/3 dengan
menggunakan gates glidden.
1. Gunakan jarum reamer yang memperbesar saluran akar
2. Gunakan k-file untuk menghaluskan saluran akar
3. Pembuatan key way di di bagian mesial distal 2 4 mm
4. Proof untuk melihat preparasi saluran akar baik/belum
5. Modeling dowel dengan menggunakan wax biru
6. Pembuatan post dengan memasukkan modeling dowel ke dalam saluran
akar kemudian dibuatkan core dengan cara menambah lagi wax biru yang

20

tingginya lebih kurang 2/3 panjang crown dengan penampang melintang


berbentuk trapesium.
7. Proses lab:
-

Aduk investment gips

Masukkan dalam mofel

Masukkan pasak yang telah dimodelir

Investment dikerok sampai batas sprue (setengah nukleus)

Tunggu keras untuk proses slinger

Siapkan api bunsen, lelehkan wax dengan api bunsen, setelah wax
meleleh mofel dibalik sampai wax keluar semua sehingga terbentuk
cetakan untuk logam

Masukkan mofel ke dalam tempatslinger

Masukan logam, lelehkan cavex

Setelah logam keras, keluarkan pasak semen

Tahap III
1. Pemasangan dan penyemenan dowel dengan Semen tipe I
2. Preparasi gigi untuk dowel crown (intra radikular retainer/core)
Tahap-tahap preparasi
a.

Pengurangan incisal dengan batu intan berbentuk fisur yang berujung datar
diameter 1,2 2,0 mm yang dimulai dari permukaan incisal 1- 2 mm
menuju arah gingival sampai batas cemento enamel junction untuk
mendapatkan retensi yang cukup

21

b.

Pengurangan bagian labial dengan bur silindris dengan kedalaman bagian


servikal 1 mm,bagian labial 1,5 mm, bagian insisal 2 mm.

c.

Pengurangan bagian proksimal dengan batu fisur yang lebih kecil (0,8
1,0 mm) dan batu fisur lebih panjang supaya dapat mencapai servikal
interdental dengan kekonusan 5-6 o

d.

Pengurangan permukaan palatal menggunakan bur yang sesuai bentuk


anatomi,

permukaan

cembung

menggunakan

bur

fissure/silindris,

permukaan cekung menggunakan bur ellips.


e.

Cervical line : dibuat berbentuk shoulder yang terletak 1 mm pada


sub gingival (cement enamel junction) dengan bur fissure berujung datar.

f.

Finishing line : pembuangan bagian undercut dan penghalusan tepi-tepi


preparasi pada cervikal line yang berbentuk shoulder yang terletak 1 mm
pada sub gingival (cemento enamel junction)

Tahap IV
Preparasi gigi 12 untuk dibuatkan full crown (extra corona retainer)
Tahap-tahap:
Anastesi lokal pada gigi 12
Preparasi gigi 12
Tahap-tahap preparasi gigi 12
a. Labial groove

Sebagai pedoman kedalaman dan arah preparasi dengan kedalaman


1 2 mm menggunakan bur fisur.

22

b. Pengurangan incisal (gigi 12)

Pengurangan dilakukan dengan batu intan berbentuk fisur yang


berujung datar atau round edge well bur.

Preparasi dimulai dengan permukaan incisal 1- 2 mm menuju


arah ginggiva sampai batas cemento enamel junction untuk
mendapatkan retensi yang cukup.

c. Pengurangan Permukaan Labial (gigi 12)

Menggunakan alat yang sama seperti langkah pertama.

d. Pengurangan permukaan Proksimal ( gigi 12 )

Menggunakan batu fisur datar yang lebih kecil (0,8-1 mm)

Batu fisur datar lebih panjang supaya dapat mencapai servikal


interdental

Derajat kekonusan bagian proksimal 5-6.

e. Pengurangan permukaan palatal ( gigi 12 )

Pengurangan permukaan palatal menggunakan bur yang sesuai


bentuk

anatomi,

permukaan

cembung

menggunakan

bur

fissure/silindris, permukaan cekung menggunakan bur ellips.


f. Cervical line gigi 12

Pembuatan cervical line didaerah sub ginggiva berbentuk shoulder,


menggunakan bur fisur berujung datar.

g. Finishing Line gigi 12


Akhiran dari preparasi. Pembuangan bagian undercut dan penghalusan
tepi preparasi menggunakan bur fisur atau silindris.
23

Caranya :
-

Membulatkan sudut-sudut preparasi.

Pembuangan bagian yang undercut

Penghalusan tepi-tepi preparasi pada cervikal line berbentuk


shoulder yang terletak 1 mm pada sub gingival (cemento enamel
junction.)

Retraksi Gingiva
Retraksi gingival dengan menggunakan benang retraksi selama 5
10 menit
Cara retraksi gingiva :
Benang yang sudah tersedia yaitu benang yang telah direndam
dalam adrenalin 10% dimasukkan ke dalam sulkus gingiva di sekeliling
gigi yang akan dicetak, benang dipertahankan dalam sulkus gingival
selama 10 menit kemudian diperiksa apakah retraksi sudah cukup, jika
belum cukup ulangi retraksi selama 5 menit. Keberhasilan retraksi gingival
terdapat tanda-tanda memucat pada gingival selama waktu 15 menit dan
daerah step akan terlihat.
Pembuatan cetakan dari gigi yang telah dipreparasi untuk
mendapatkan model kerja, yaitu dengan bahan cetak double impression
dengan teknik one phase (direct)
Caranya :

Putty diaduk dengan tangan, 1 sendok base (biru) : I sendok katalise


(kuning) homogeny menjadi warna hijau.

24

Masukkan ke dalam sendok cetak

Buat cekungan di daerah yang akan dicetak.

Bahan light body diaduk dengan menggunakan semen spatel diatas


glass plate

Masukkan ke dalam injeksi

Injeksikan light body gigi yang telah dipreparasi

Kelebihan light body masukkan ke dalam cetakan putty

Cetak ke dalam mulut pasien.

Tunggu hingga mengeras lebih kurang 6 menit

Cor cetakan dengan hard stone.

Untuk rahang bawah dilakukan pencetakan dengan menggunakan


alginate, kemudian dicor dengan gips biru. Tujuannya untuk
mendapatkan antagonisnya.

Bahan cetak double impression teknik two phase (indirect)

Pasang bridge sementara

Putty di aduk

Buat gulungan pada sendok cetak dan cetakkan ke dalam mulut pasien
dengan tekanan Buka cetakan

Buka bridge sementara

Siapkan pasta light body sepanjang 10 cm Aduk sampai homogen.

25

Sepertiga bahan cetak dimasukkan ke dalam alat suntik lalu injeksikan ke gigi
dan sisa bahan cetak dimasukkan ke dalam cetakan putty Lalu cetakkan ke
mulut pasien Tahan 6 menit
Pemilihan warna gigi
Menentukan warna gigi tiruan sesuai dengan warna gigi tetangga
dengan bantuan pedoman warna (shade guide) untuk menentukan value,
chroma dan hue dengan cara shade guide dalam keadaan basah dan dalam
ruangan yang cukup cahaya. Value yaitu tingkat warna gelap ke terang,
chroma yaitu kepekatan warna, sedangkan hue yaitu merah atau kuning
Pembuatan dan Pemasangan Bridge Sementara
Tahap V PEMASANGAN / INSERSI
1. Try in bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan
bentuk), retensi, stabilisasi, kontak proksimal antara tepi mahkota jacket
dengan gigi sebelahnya dan tidak boleh menekan ginggiva serta pemeriksaan
kontak oklusal dan kontak marginal.
2. Penyemenan bridge.
a. Mahkota bridge dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan gigi yang
akan dipasangi mahkota bridge juga dikeringkan.
b. Semen tipe I diaduk sesuai konsistensinya dan dioleskan pada gigi yang
dipreparasi dan bagian dalam mahkota bridge.
c. Mahkota bridge dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas
diletakkan diatas mahkota jacket dan pasien disuruh menggigit beberapa
menit.
26

d. Pemeriksaan oklusi dan estetis.


Pemeriksaan oklusi dilakukan dengan menggunakan articulating paper,
jika terjadi trauma oklusi maka dilakukan pengasahan pada gigi
antagonisnya. Sedangkan untuk pemeriksaan estetis dilakukan dengan cara
membandingkan

warna

gigi

tiruan

dengan

gigi

tetangga.

Pada

pemeriksaan ini operator juga memerlukan penilaian langsung dan


kepuasan pasien.
e. Instruksi pada pasien untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta
untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada
keluhan rasa sakit segera kontrol.
Tahap VI
Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi
tindakan yang perlu dilakukan.
1.

Pemeriksaan subjektif
Ada atau tidaknya keluhan pasien tentang gigi tiruannya

2.

Pemeriksaan objektif
Memeriksa keadaan jaringan mulut serta keadaan oklusi, retensi dan
stabilisasi bridge.

27

V. DISKUSI

Pasien ingin dibuatkan gigi palsu untuk memperbaiki penampilan pada


gigi depan atas. Pada gigi 11 yang missing dibuatkan fixed fixed bridge dengan
gigi pegangan pada gigi 12 dan 21 karena berdasarkan hukum Ante Seluruh luas
ligament periodontal gigi penyangga harus sama atau melebihi seluruh ligament
periodontal gigi yang hilang dengan jenis extra corona retainer pada gigi 12.
Telah dilakukan PSA pada gigi 21 akan dibuatkan intra radikular retainer tipe
deattached dowel crown dengan bentuk partial core menggunakan teknik direct
custom dowel dari bahan logam non mulia seperti cavex. Porcelain fused to metal
dipilih sebagai bahan bridge karena dinilai lebih baik estetisnya serta diharapkan
mempunyai prognosa yang baik.
Pada kasus ini jenis pontik yang digunakan adalah ridge laps pontic untuk
mendapatkan self cleansing dan estetis yang baik, dimana pontic ini bagian labial
atau bukal berkontak dengan sadel atau jaringan, sedangkan palatalnya
menggantung.

28

VI. PROGNOSA

Prognosa baik karena tidak ada kelainan sistemik dan penyakit alergi
lainnya, tidak adanya kelainan periapikal, kelainan periodontal kesehatan mulut
yang baik serta pasien masih muda, komunikatif dan kooperatif.

29

VII. KESIMPULAN

Kasus dimana pasien akan dibuatkan gigi tiruan cekat dengan tipe fixedfixed bridge pada gigi 12, 11 dan 21. Pada gigi 21 telah dilakukan PSA pengisian
yang hermetis akan digunakan sebagai retainer bridge yaitu intra radikular
retainer (deattached dowel crown). Metode yang digunakan direct custom dowel
dengan tipe partial core, bahan pasak yang digunakan berupa logam non mulia.
Pada gigi 11 yang missing akan digantikan sebagai pontic berupa ridge lap pontic.
Pada gigi 12 sebagai penyangga dijadikan extra corona retainer (full crown).
Bahan yang digunakan adalah porcelain fused to metal karena lebih memenuhi
fungsi estetis.
Keberhasilan perawatan dapat dicapai dengan diagnosa rencana perawatan
yang tepat, keterampilan dan pengalaman operator serta komunikasi dan
kooperasi yang baik antara pasien dan dokter gigi.

30

DAFTAR PUSTAKA

Alan DN, Foreman PC, Petunjuk Bergambar Mahkota dan Jembatan, Hipokrates,
Jakarta, 1994, 36 48
Johson, J.F., 1960, Modern Pracice in Crown and Bridge Prosthodontic, WB.
Saunders, Philadelphia
Martanto, P., 1981, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Bridge, Alumni,
Bandung
Prajitno, H.R., 1994, Ilmu Geligi Tiruan jembatan, Pengetahuan Dasar dan
Rancangan Pembuatan, EGC, 1991.

31

Anda mungkin juga menyukai