CBD GTC 3 Kasuskkk
CBD GTC 3 Kasuskkk
MODUL 4
( BRIDGE )
Oleh :
Nama Pasien
Ilham
Umur
16 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Pekerjaan
Pelajar
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
Maret 2016
Dosen Pembimbing
12
11
21
ii
PROSEDUR KERJA
Dowel Crown
( Intra radikular retainer )
JENIS PEKERJAAN
TGL
PARAF
KETERANGAN
Pembayaran
Dosen Pembimbing
( )
iii
PROSEDUR KERJA
Fixed Fixed Bridge
JENIS PEKERJAAN
TGL
PARAF
KETERANGAN
Dosen Pembimbing
( )
iv
PROSEDUR KERJA
JACKET CROWN
(Extra corona retainer )
JENIS PEKERJAAN
TGL
PARAF
KETERANGAN
Pembayaran
Dosen Pembimbing
( )
I. PENDAHULUAN
Hilangnya satu atau beberapa gigi merupakan salah satu masalah yang
dapat mengganggu. Oleh karena itu, mereka yang kehilangan giginya ingin
mengganti dengan pemasangan gigi tiruan. Perbaikan keadaan ini perlu dilakukan
mengingat arti pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi seseorang.
Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi
yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Gigi yang hilang perlu diganti untuk mencegah terjadinya :
1. Tilting pada gigi sebelahnya
2. Hilangnya kontak gigi
3. Elongasi pada gigi antagonis
4. Traumatik oklusi
5. Gingiva poket
6. Sakit pada sendi temporo mandibular joint
7. Karies pada gigi sebelahnya.
Secara umum tujuan pembuatan gigi tiruan cekat adalah :
1. Memulihkan daya kunyah yang berkurang karena hilangnya satu atau
lebih gigi asli.
2. Untuk memperbaiki estetika
3. Mencegah terjadinya perpindahan tempat gigi sekitar ruangan yang
kosong karena hilangnya gigi.
4. Untuk memelihara dan mempertahankan gusi
5. Untuk memulihkan fungsi fonetik
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan untuk menggantikan satu atau lebih
gigi yang hilang, tidak dapat dilepas oleh pasien sendiri maupun dokter gigi
karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung
utama dari restorasi. Gigi tiruan cekat diklasifikasikan menjadi dua yaitu crown
dan bridge.
Crown prosthetics adalah cabang ilmu prothesa yang mempelajari tentang
penggantian gigi asli sebagian atau seluruhnya dengan suatu crown pengganti.
Crown adalah suatu restorasi berupa crown penuh atau sebagian dari satu gigi
yang terbuat dari logam, porselen, akrilik atau kombinasinya.
Macam-macam crown
1. Mahkota Tiruan Penuh, terdiri dari
a. Mahkota Tiruan Penuh Logam
Indikasi
-
Kontra Indikasi
-
Kontra Indkasi
-
Penderita Dewasa
Kontra Indikasi
-
Padi pasien dengan usia muda karena ruang pulpa masih lebar
Gigi posterior
Retainer Jembatan
Kontra Indikasi
-
Restorasi tunggal
Retainer bridge pada karies proksimal dan palatal tapi tidak sampai bukal
Gigi vital
3. Mahkota Tiruan Penuh dengan Pasak : pin crown, post crown, dowel crown
Indikasi:
-
Kontra Indikasi:
-
Gigi vital
Untuk pembuatan GTC diperlukan rontgen foto yang berguna untuk mengetahui :
1. Keadaan tulang alveolar di daerah yang kehilangan gigi.
2. Akar yang tertinggal di alveolar
3. Perbandingan panjang dan tinggi mahkota
4. Ukuran, bentuk dan posisi akar
5
kali
dan
memperlihatkan
vitalitas
yang
kecil
apabila
Resin akrilik
Keuntungan :
-
Bahan ini memiliki sifat estetis yang sama bagusnya dengan porselen
Kerugian :
-
Dengan adanya koefisien ekspansi termik yang tinggi dan sifat plastis
resin akrilik di bawah pembebanan, hilangnya kontak marginal, semennya
Warna yang mula-mula bagus dari resin akrilik akan berubah karena
keausan yang tersebut diatas dan kebocoran pinggir.
Karena adanya radang tepi gusi dan strukturnya yang poreus, dapat timbul
fetor ex ore.
Porselen
Keuntungan :
-
Memiliki koefesien ekspansi yang kurang lebih sama dengan jaringan gigi
Kerugian :
-
Kontak marginal lebih buruk dari pada mahkota cor sehingga terdapat
kemungkinan yang lebih besar terhadap iritasi gingiva pada daerah sub
gingiva
Logam
Keuntungan :
-
Kuat
Dapat dibuatkan pada gigi posterior dimana jarak service oklusal relative
pendek
Kerugian :
Murah
Kerugian :
-
Retensi kurang karena ikatan akrilik dan logam adalah ikatan mekanis.
Preparasi bagian labial dan bukal yang banyak dapat membahayakan pulpa
10
Estetis baik
Retainer bridge
Kerugian :
-
Pengambilan
jaringan
bagian
labial/bukal
yang
banyak
dapat
membahayakan pulpa
-
11
a. Harus mengikuti bentuk gigi asli yang telah direstorasi dalam bentuk
lebih kecil harus menyediakan cukup ruangan dan merata untuk bahan
crown / bridge pada bagian servikal bervariasi antara 0,5-2,0 mm.
b. Bahan harus mempunyai dukungan yang baik pada setiap bagian
c. Pundaknya sedapat mungkin berada pada bidang horizontal
d. Daya yang bekerja pada palatal disalurkan dengan membuat bidang
palatal konkaf dalam dua jurusan
e. Preparasi incisal harus memberi dukungan sebanyak mungkin.
Preparasi yang terlalu pendek akan mudah patah. Bidang incisal sejajar
dengan dataran incisal dan tegak lurus pada daya yang dikenakan oleh
antagonisnya
f. Sudut luar harus dibulatkan untuk mengurangi terjadinya ketegangan
bahan
Penyelesaian preparasi dilakukan pencetakan work model.
Gigi tiruan telah dipreparasi harus dilindungi dengan crown / bridge
sementara (martanto, 1981) yang berfungsi untuk :
a. Melindungi gigi dari rangsangan mekanis, khemis dan termis
b.
c.
d.
Memelihara estetik
3. Prosedur laboratorium
Informasi yang selengkap-lengkapnya sangat penting diberikan kepada
teknisi untuk hasil yang lebih baik. Informasi yang diberikan adalah :
12
13
2. Fixed movable bridge : salah satu konektor bersifat rigid dan konektor
lainnya bersifat non rigid. Dapat digunakan untuk gigi anterior dan
posterior
3. Spring bridge : pontic jauh dari retainer dan dihubunhgkan dengan palatal
bar. Digunakan pada kasus diastema / space yang mengutamakan estetis.
4. Cantilever bridge : satu ujung bridge melekat kaku pada retainer sedang
ujung lain bebas/menggantung
5. Compound bridge : jembatan yang terdiri atas lebih dari satu macam
jembatan sederhana tersebut diatas
Bagian-bagian dari bridge:
1. Pontic, yaitu bagian dari GTC yang menggantikan gigi asli yang hilang dan
untuk memperbaiki fungsinya. Beberapa macam bentuk pontic :
Saddle pontic
Disain menyerupai gigi asli yang menggantikan seluruh gigi yang
hilang tanpa mengubah bentuk anatomi.
Hygiene pontic
Menggantung atau tidak berkontak.
Conical pontic
Bentuk dan dasar pontik yang berkontak dengan mukosa lebih
kecil daripada ridge lap pontic.
14
2. Connector, yaitu bagian dari Bridge yang menghubungkan retainer dan pontic.
Macam-macam bentuk connector:
3. Retainer, yaitu bagian dari Bridge yang diletakkan pada penyangga atau
menghubungkan gigi tiruan dengan gigi penyangga.
Macam-macam retainer:
4. Abutment, yaitu mahkota gigi asli yang telah dipreparasi untuk penempatan
retainer dan mendukung bridge. Untuk memperkirakan berapa gigi yang akan
dipakai sebagian abutment untuk suatu jembatan digunakan Hukum Ante
luas permukaan selaput periodontal dari gigi abutment hendaknya sama
dengan atau lebih besar dari luas selaput periodontal gigi yang diganti
15
III.
LAPORAN KASUS
A. IDENTIFIKASI PASIEN
Nama Pasien
Ilham
Umur
16 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Pekerjaan
Pelajar
Alamat
Tanggal Pemeriksaan
Maret 2016
B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
Pasien ingin dibuatkan gigi palsu depan atas. Pasien telah melakukan
perawatan saluran akar gigi dan ingin dibuatkan gigi palsu agar penampilan lebih
baik.
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
General Jasmani : sehat
Rohani : komunikatif dan kooperatif
Lokal :
EO : Muka : Simetris
IO : Palatum : Normal
Pipi
: Simetris
Mukosa : Normal
Bibir
: Simetris
Gingiva : Normal
16
Formula gigi
PSA
1 8 1 7 1 6 1 5 1 4 1 3 1 2 11
21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41
31 32 33 34 35 36 37 38
pro perio
pro prostho
pro endo
17
2
3
B
Keterangan :
A. Desain pasak
B. Pasak yang telah dipasangkan ke gigi
1. Pasak (post)
2. Inti (Core)
3. Mahkota Tiruan
C. Gigi dengan mahkota pasak
18
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
Abutment
Pontic
Conector
Retainer intra radikular
Retainer extra coronal
Keterangan :
1. Crown
2. Shoulder Step
1
19
Tahap I
1. Evaluasi rontgen foto untuk mengetahui kondisi gigi dan jaringan
periodontium dan perawatan endodontic.
2. Membuat cetakan study model :
Sendok cetak
Bahan cetak
alginate
Metode mencetak :
mucostatik
Tahap II
Preparasi gigi 21 untuk dijadikan intra radikular retainer
Pada gigi 21 pemotongan giginya partial core.
Tahap-tahap :
Bahan pengisian saluran akar dibuang kira-kira 2/3 dengan
menggunakan gates glidden.
1. Gunakan jarum reamer yang memperbesar saluran akar
2. Gunakan k-file untuk menghaluskan saluran akar
3. Pembuatan key way di di bagian mesial distal 2 4 mm
4. Proof untuk melihat preparasi saluran akar baik/belum
5. Modeling dowel dengan menggunakan wax biru
6. Pembuatan post dengan memasukkan modeling dowel ke dalam saluran
akar kemudian dibuatkan core dengan cara menambah lagi wax biru yang
20
Siapkan api bunsen, lelehkan wax dengan api bunsen, setelah wax
meleleh mofel dibalik sampai wax keluar semua sehingga terbentuk
cetakan untuk logam
Tahap III
1. Pemasangan dan penyemenan dowel dengan Semen tipe I
2. Preparasi gigi untuk dowel crown (intra radikular retainer/core)
Tahap-tahap preparasi
a.
Pengurangan incisal dengan batu intan berbentuk fisur yang berujung datar
diameter 1,2 2,0 mm yang dimulai dari permukaan incisal 1- 2 mm
menuju arah gingival sampai batas cemento enamel junction untuk
mendapatkan retensi yang cukup
21
b.
c.
Pengurangan bagian proksimal dengan batu fisur yang lebih kecil (0,8
1,0 mm) dan batu fisur lebih panjang supaya dapat mencapai servikal
interdental dengan kekonusan 5-6 o
d.
permukaan
cembung
menggunakan
bur
fissure/silindris,
f.
Tahap IV
Preparasi gigi 12 untuk dibuatkan full crown (extra corona retainer)
Tahap-tahap:
Anastesi lokal pada gigi 12
Preparasi gigi 12
Tahap-tahap preparasi gigi 12
a. Labial groove
22
anatomi,
permukaan
cembung
menggunakan
bur
Caranya :
-
Retraksi Gingiva
Retraksi gingival dengan menggunakan benang retraksi selama 5
10 menit
Cara retraksi gingiva :
Benang yang sudah tersedia yaitu benang yang telah direndam
dalam adrenalin 10% dimasukkan ke dalam sulkus gingiva di sekeliling
gigi yang akan dicetak, benang dipertahankan dalam sulkus gingival
selama 10 menit kemudian diperiksa apakah retraksi sudah cukup, jika
belum cukup ulangi retraksi selama 5 menit. Keberhasilan retraksi gingival
terdapat tanda-tanda memucat pada gingival selama waktu 15 menit dan
daerah step akan terlihat.
Pembuatan cetakan dari gigi yang telah dipreparasi untuk
mendapatkan model kerja, yaitu dengan bahan cetak double impression
dengan teknik one phase (direct)
Caranya :
24
Putty di aduk
Buat gulungan pada sendok cetak dan cetakkan ke dalam mulut pasien
dengan tekanan Buka cetakan
25
Sepertiga bahan cetak dimasukkan ke dalam alat suntik lalu injeksikan ke gigi
dan sisa bahan cetak dimasukkan ke dalam cetakan putty Lalu cetakkan ke
mulut pasien Tahan 6 menit
Pemilihan warna gigi
Menentukan warna gigi tiruan sesuai dengan warna gigi tetangga
dengan bantuan pedoman warna (shade guide) untuk menentukan value,
chroma dan hue dengan cara shade guide dalam keadaan basah dan dalam
ruangan yang cukup cahaya. Value yaitu tingkat warna gelap ke terang,
chroma yaitu kepekatan warna, sedangkan hue yaitu merah atau kuning
Pembuatan dan Pemasangan Bridge Sementara
Tahap V PEMASANGAN / INSERSI
1. Try in bridge yang harus diperhatikan adalah keadaan estetis (warna dan
bentuk), retensi, stabilisasi, kontak proksimal antara tepi mahkota jacket
dengan gigi sebelahnya dan tidak boleh menekan ginggiva serta pemeriksaan
kontak oklusal dan kontak marginal.
2. Penyemenan bridge.
a. Mahkota bridge dibersihkan dan disterilkan lalu dikeringkan gigi yang
akan dipasangi mahkota bridge juga dikeringkan.
b. Semen tipe I diaduk sesuai konsistensinya dan dioleskan pada gigi yang
dipreparasi dan bagian dalam mahkota bridge.
c. Mahkota bridge dipasang dengan tekanan maksimal, gulungan kapas
diletakkan diatas mahkota jacket dan pasien disuruh menggigit beberapa
menit.
26
warna
gigi
tiruan
dengan
gigi
tetangga.
Pada
Pemeriksaan subjektif
Ada atau tidaknya keluhan pasien tentang gigi tiruannya
2.
Pemeriksaan objektif
Memeriksa keadaan jaringan mulut serta keadaan oklusi, retensi dan
stabilisasi bridge.
27
V. DISKUSI
28
VI. PROGNOSA
Prognosa baik karena tidak ada kelainan sistemik dan penyakit alergi
lainnya, tidak adanya kelainan periapikal, kelainan periodontal kesehatan mulut
yang baik serta pasien masih muda, komunikatif dan kooperatif.
29
VII. KESIMPULAN
Kasus dimana pasien akan dibuatkan gigi tiruan cekat dengan tipe fixedfixed bridge pada gigi 12, 11 dan 21. Pada gigi 21 telah dilakukan PSA pengisian
yang hermetis akan digunakan sebagai retainer bridge yaitu intra radikular
retainer (deattached dowel crown). Metode yang digunakan direct custom dowel
dengan tipe partial core, bahan pasak yang digunakan berupa logam non mulia.
Pada gigi 11 yang missing akan digantikan sebagai pontic berupa ridge lap pontic.
Pada gigi 12 sebagai penyangga dijadikan extra corona retainer (full crown).
Bahan yang digunakan adalah porcelain fused to metal karena lebih memenuhi
fungsi estetis.
Keberhasilan perawatan dapat dicapai dengan diagnosa rencana perawatan
yang tepat, keterampilan dan pengalaman operator serta komunikasi dan
kooperasi yang baik antara pasien dan dokter gigi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Alan DN, Foreman PC, Petunjuk Bergambar Mahkota dan Jembatan, Hipokrates,
Jakarta, 1994, 36 48
Johson, J.F., 1960, Modern Pracice in Crown and Bridge Prosthodontic, WB.
Saunders, Philadelphia
Martanto, P., 1981, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Bridge, Alumni,
Bandung
Prajitno, H.R., 1994, Ilmu Geligi Tiruan jembatan, Pengetahuan Dasar dan
Rancangan Pembuatan, EGC, 1991.
31