NIM
:112014237
Universitas
Dokter Penguji :
:Tn. S
:Jeddah, 15 Januari 1992
:24 tahun
:Laki-laki
:Gambir, Jakarta
: Islam
: Indonesia, Sumbawa
:Belum menikah
:SMA
:Karyawan Swasta
:dr. Safyuni, Sp.KJ
:Merak
:27 Juli 2016
Riwayat Perawatan
Pasiendi rawat di RSJSH:
1. Tahun 2011, rawat inap
2. Tahun 2015, rawat inap
3. Tahun 2016, rawat inap di ruang Merak.
III.
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesis :
Tanggal 5 Agustus 2016, pukul 17.00 WIB, di Ruang Merak
Tanggal 6 Agustus 2016, pukul 16.30 WIB, di Ruang Merak
Tanggal 7 Agustus 2016, pukul 10.30 WIB, di ruang Merak
Alloanamnesis :
Tanggal 5 Agustus2016, pukul 20.00, dilakukan pada Ibu kandung pasien. (via telepon)
A. Keluhan Utama
Pasien ngamuk-ngamuk sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang diantar oleh ibu dan adiknya ke IGD RSJSH dengan keluhan ngamuk-ngamuk
tanpa alasan yang jelas sejak satu hari SMRS.Saat sedang mengamuk, pasien mengambil perabotan
rumah dan membantingnya kemudian pasien marah-marah. Pembicaraan pasien juga kacau. Menurut
pengakuan Ibu pasien, pasien gelisah karena pasien mendengar suara suara yang sering
mengomentari apapun yang pasien lakukan.
Saat dirumah, pasien seringkali bertingkah yang menurut keluarga pasien aneh, salah satunya
pasien sering sekali terlihat berbicara sendiri, tangannya bergerak-gerak seperti sedang berhitung.
Terkadang pasien melihat bayangan-bayangan hitam yang sering berjalan ke arah pasien.
Pasien mengatakan dirinya sering merasa curiga bahwa keluarganya membicarakannya di
belakang pasien, namun pasien tidak terlalu yakin karena menurut pasien ibunya adalah orang yang
baik sehingga tidak akan memperlakukan pasien seperti itu.
Obat-obatan yang seharusnya diminum oleh pasien sudah habis dan pasien sudah sekitar dua
bulan tidak meminum obatnya dengan teratur. Pasien merasa sering malas untuk meminum obatnya
sehingga pasien hanya meminum obat kira-kira dua sampai tiga hari sekali. Pasien mengatakan obatobatan yang seharusnya diminum adalah merlopam yang diminum saat malam hari, risperidon 2 mg
yang diminum pagi dan malam, serta THP 2 mg yang diminum juga pagi dan malam hari.
Saat di RSJSH pasien mengatakan suara-suara dari telinganya sudah berkurang dan selalu
mengatakan bahwa ketika pasien mendengar suara, pasien akan menutup telinganya dan mengatakan
suara-suara itu palsu. Sebelum masuk RSJSH pasien mengatakan mendengar suara-suara yang tidak
dapat didengar atau melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain cukup sering sehingga
pasien merasa kebingungan dan sangat terganggu. Pasien juga mengatakan bahwa dulu ia merasa
orang-orang disekitarnya seperti memperhatikan dirinya dan ia sempat berpikir orang-orang
disekitarnya mengomentari yang buruk tentang dirinya. Namun saat ini pasien mengatakan bahwa itu
hanya perasaanya saja. Pasien mengatakan perasaannya akhir-akhir ini terkadang senang terkadang
biasa saja, tidak terlalu bahagia ataupun sedih.
Keluhan gangguan tidur saat di RSJSH disangkal oleh pasien. Nafsu makan baik dan teratur,
dalam sehari tiga kali makan. Pasien dapat menceritakan dengan baik aktivitas apa saja yang sudah ia
jalani dalam seharian di RSJSH seperti menu makan pada pagi hari, minum obat berapa macam, dan
aktivitas lainnya yang sudah di kerjakan seperti senam dan mengobrol dengan teman-temannya, dan
mengaku bahwa ia selalu meminumobat setelah makan. Pasien menunjukkan sikap sopan, perilaku
yang tenang, dan kooperatif ketika dilakukan wawancara, saat berbicara juga pasien dapat melihat
lawan bicaranya. Pada saat wawancara pasien menjawab pertanyaan dengan baik dan pasien memiliki
cukup ide.
C. Riwayat Gangguan Dahulu
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada tahun 2010, saat pasien berusia 18 tahun. Pasien mulai menunjukkan perilaku yang aneh.
Menurut keluarga, hal itu muncul pada saat pasien mengetahui bahwa dirinya tidak lulus SMA. Saat itu
pasien setiap harinya mengurung diri di kamar, kemudian berbicara sendiri, nampak kebingungan dan
mondar-mandir tanpa sebab yang jelas. Pasien mengatakan bahwa dirinya sempat melihat bayangan
dan mendengar suara-suara yang mengomentarinya. Namun saat itu keluarga pasien tidak
membawanya ke rumah sakit, namun membawa pasien ke pesantren agar jiwa pasien lebih tenang.
Tahun 2011, saat keluarga pasien mengunjungi pasien di pesantren, pasien tampak menyendiri,
tidak mau berbicara sepatah kata pun dan pandangannya seperti kosong. Saat itu dari pihak pesantren
mengatakan bahwa pasien beberapa hari terakhir terlihat mengurung diri di kamar dan tidak mau
bertemu dengan siapapun. Keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit. Saat di
rumah sakit, pasien dirujuk untuk dibawa ke rumah sakit jiwa karena pasien mendengar suara-suara
yang tidak dapat didengar oleh orang lain, melihat hal yang tidak dilihat oleh orang lain. Selain itu,
pasien yakin bahwa orang-orang disekitarnya membicarakan dirinya. Di RSJSH pasien dirawat selama
kurang lebih tiga bulan. Setelah itu pasien pulang dan diperbolehkan untuk kontrol, namun ibu pasien
menganggap anaknya sudah sehat sehingga tidak lagi kontrol rutin dan meminum obat secara tidak
teratur. Keluarga pasien lupa obat apa saja yang diminum.
Pada 2015 pasien dirawat inap lagi di RSJSH karena menurut ibu pasien keluhannya kembali
kambuh. Pasien mulai berbicara sendiri, pembicaraan kacau kemudian tidak dapat mengurus dirinya
sendiri, serta sering mengamuk lagi. Namun keluhan saat ini tidak separah kondisinya empat tahun
yang lalu. Pasien dirawat selama 1 bulan. Pada saat pulang, pasien diberikan Merlopam 1x1 mg untuk
malam hari, Risperidon 2x2 mg dan THP 2x2mg. Namun, pasien malas untuk meminum obat-obatan
karena ia merasa rumahnya jauh dengan apotik yang menyediakan obat tersebut, sehingga pasien hanya
meminum obat 2-3 hari sekali.
Kemudian pada tahun 2016 ini adalah ketiga kalinya pasien di rawat inap di RSJSH dengan
keluhan yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya, yaitu mengamuk dan berbicara sendiri serta
mendengar suara-suara yang tidak didengar oleh orang lain dan melihat bayangan yang tidak dapat
dilihat oleh orang lain. Selain itu, pasien sudah tidak meminum obatnya selama dua bulan terakhir ini.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien pernah jatuh saat pasien berusia kurang lebih 2 tahun, dan kepalanya berdarah, namun ibu
pasien menyangkal adanya kejang, sakit kepala dan gangguan lain seperti tidak sadarkan diri. Pasien
tidak pernah memiliki riwayat hipertensi, riwayat diabetes, dan alergi obat.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak merokok, dan tidak pernah meminum alkohol ataupun mengkonsumsi obat - obat
terlarang seperti NAPZA.
Progresivitas
Penyakit