PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem pemipaan pada instalasi perfluidaan sangat rentan terhadap serangan
korosi akibat ekspos dari lingkungan dan senyawa hidrokarbon yang mengalir di
dalam pipa. Dampak korosi tersebut mengakibatkan penurunan ketebalan pipa.
Perbaikan pada pipa yang terkorosi dilakukan dengan memotong dan mengganti pipa
dengan metode pengelasan. Metode ini memerlukan biaya yang besar berupa
pembelian pipa, penyediaan alat angkat, peralatan las dan juru las bersertifikat. Akibat
lain yang terjadi bahwa selama penggantian pipa bahwa jalur pipa harus berhenti dan
resiko keselamatan pekerjaan yang tinggi serta waktu perbaikan yang lama.
Sistem pipa penyalur adalah rangkaian pipa yang digunakan sebagai sarana transportasi
fluida dengan jarak yang cukup panjang. Fluida umumnya memiliki sifat mudah terbakar
bahkan mengandung racun. Kondisi ini mengakibatkan resiko apabila peralatan mengalami
kegagalan. Dampak dari kegagalan yang terjadi akan berpengaruh pada lingkungan dan
kerugian industri karena kehilangan biaya sehingga perlu adanya penghentian peralatan dan
penghentian kegiatan operasi.
Korosi didefinisikan sebagai suatu proses penurunan mutu suatu material logam. Hal ini
dapat terjadi oleh lingkungan dengan peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga timbul
kesetimbangan antara logam dengan lingkunganya.
Korosi memiliki kontribusi yang besar sebagai penyebab adanya kegagalan yang terjadi
pada suatu kontruksi. Akan tetapi, di dunia industri migas manajemen korosi terkadang
dipandang sebagai bagian organisasi yang hanya mengelola beberapa aktifitas rutin terkait
desain, inspeksi dan pemeliharaan peralatan industri. Padahal sistem manajemen seharusnya
dipandang sebagai sebuah metode yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi
lingkungan, keamanan, produktifitas dan kualitas
Karena itu diperlukan pemahaman terhadap pemipaan dan korosi sehingga pipa dapat
bertahan hingga waktu perawatan atau pergantian yang telah ditentukan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pemipaan
Sistem pemipaan adalah pemilihan pipa dan pemasangan pipa yang tepat sehingga dapat
mentransportasikan fluida dengan baik dan dapat bertahan dalam berbagai macam kondisi
hingga batas waktu perawatan/pergantian pipa tersebut. Sedangkan pipa adalah benda
berbentuk lubang silinder dengan lubang di tengahnya yang terbuat dari logam maupun
bahan-bahan lain sebagai sarana pengaliran atau transportasi fluida berbentuk cair,gas
maupun udara Fluida yang mengalir ini memiliki temperature dan tekanan yang berbedabeda.
Berdasarkan zat yang dialirkan,jenis pipa dapat diklasifikasikan,yaitu:
1. Pipa Air
2. Pipa Minyak
3. Pipa Gas
4. Pipa Uap
5. Pipa Udara
6. Pipa Lumpur
7. Pipa Drainase dan lain-lain.
Selain itu ada juga jenis pipa dari bahan khusus antara lain :
1. Pipa Vibre Glass
2. Pipa Aluminium
3. Pipa Wrought Iron (besi tanpa tempa)
4. Pipa Cooper (tembaga)
5. Pipa Nickel Cooper (timah tembaga)
6. Pipa Nickel Chrom Iron / inconnel (besi timah chrom)
7. Pipa Red Brass (kuningan merah)
Kegunaan Pipa
Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair,gas maupun uap
dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek,temperature dan
tekanan fluida yang dialirkan, lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. Selain fungsi di atas
jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai konstruksi bangunan gedung,gudang dan lainlain.
Dalam dunia industri fungsi pipa bisa kita lihat di bawah ini :
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas dan lain-lain.
Komponen-komponen Perpipaan
Dalam sebuah proyek instalasi perpipaan baik migas maupun non migas kita melihat ada
kompponen lain yang selalu berhubungan dan menempel pada pipa.
Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Flanges - alat penggabung ke komponen lain
2. Fittings - sambungan pipa
3. Valves - katup
4. Strainger - saringan
5. Bland
6. Boltings - baut
6. Gasket
7. Special Items
8. Dan lain-lain
6. Blind Flanges
yaitu flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya cap dalam fitting. Jenis
flange ini rata, tidak berlubang karena memang berfungsi untuk menutup.
Dalam beberapa aplikasi, tekanan yang masuk atau line pressure harus dikurangi untuk
rnencapai tekanan service yang diinginkan. Biasanya menggunakan pressure-reducing valve
atau negulator.
5. Untuk pressure relief
Relief valve digunakan jika adanya tekanan yang berlebihan dalam sistem aka
nmenyebabkan kerusakan atau kegagalan.
Safety valve pada umunya menggunakan pegas (springloaded). Valve akan membuka jika
tekanan melebihi batas yang sudah ditentukan.
Jenis khusus safety valvemenggunaka n rupture disk yang akan hancur jika tekanannya
melebihi batas tekanan disk.
Jenis-Jenis Valve
Berikut berbagai macam jenis valve dengan dengan karakteristik dan cara kerjanya masingmasing:
Gate Valve
Jenis ini didesain untuk membuka dan menutup aliran dengan cara tertutup rapat dan
terbuka penuh. Karena sistem kerjanya hanya membuka dan menutup, maka valve ini tidak
cocok untuk mengatur debit aliran karena kurang akurat dalam hal mengontrol volume aliran
di dalam pipa.
Plug Valve
Memiliki fungsi yang sama dengan gate valve yaitu dengan menutup atau membuka aliran
secara keseluruhan. Namun, beberapa pengaplikasian jenis valve ini hanya digunakan untuk
mengontrol aliran gas, seperti transportasi gas melalui pipa.
Ball Valve
Jenis ini dapat dioperasikan pada fluida bertemperatur -450F hingga -500F. Ball valve
merupakan tipe quick opening valve yang hanya memerlukan 1/4 putaran dari posisi tertutup
penuh ke terbuka penuh.
Globe valve
Aliran dalam valve berubah arah sehingga menghasilkan friksi yang cukup besar meskipun
dalam keadaan terbuka lebar. Jenis valve ini cukup penting bila digunakan untuk penutupan
yang rapat terutama pada aliran gas.
Needle Valve
Pada dasarnya, jenis ini digunakan pada instrument, gage dan meter line service. Valve ini
dapat digunakan untuk keperluan proses throttling karena sangat akurat, serta dapat juga
digunakan pada tekanan tinggi dan temperatur tinggi.
Diaphragm Valve
Valve ini memiliki kelebihan yaitu memiliki aliran yang tenang dan fluida akan mengalir
tanpa hambatan, jenis ini sangat baik untuk flow control dan penutupan aliran yang sangat
rapat walaupun di dalam jalur pipa terkandung suspended solid. Diaphragm valve cocok
digunakan untuk fluida yang korosif, viscous material, fibrous materials, sludges, solids in
suspension, gas dan udara bertekanan.
Butterfly Valve
Merupakan jenis valve dengan desain sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk
aliran bertekanan rendah. Desainnya yang sangat sederhana tersebut, sehingga dalam
mengontrol aliran, untuk membuka penuh dan menutup penuh hanya diperlukan 1/4 putaran.
Check valve
Jenis ini didesain untuk mencegah terjadinya aliran balik di dalam pipa. Check valve
terdiri dari beberapa jenis, seperti lift check, swing check dan ball check.
Pressure Relief Device
Jenis ini digolongkan sebagai safety valve, digunakan untuk mencegah terjadinya tekanan
berlebihan pada sistem proses piping dan mencegah terjadinya kerusakan peralatan. Ada dua
jenis safety valve, yaitu relief valve dan pop valve, kedua jenis ini dapat membuka secara
cepat. Relief valve digunakan untuk membebaskan tekanan yang berlebih sedangkan pop
valve digunakan untuk aliran bertekanan tinggi. Namun kedua jenis ini sebaiknya tidak
digunakan bila fluida bersifat korosif, melibatkan back-pressure, melibatkan pressure control
atau bypass valve.
Pressure Reducing Valve
Fungsi utama dari jenis ini adalah untuk menjaga agar tekanan dalam sistem perpipaan
selalu konstan, cara kerjanya yakni dengan menurunkan tekanan dari sumber yang memiliki
tekanan lebih tinggi.
Traps Valve
Fungsi dari trap valve adalah untuk membuang kondensat yang berasal dari perpipaan
steam (uap) tanpa adanya steam yang ikut terbuang. Trap valve terdiri dari tiga jenis, yaitu
float trap, bucket trap dan inverted bucket trap. Ukuran trap disesuaikan dengan kapasitas
discharge aktual atau effective valve area bukan berdasarkan dengan ukuran inlet dan outlet
pada sambungan pipa.
2.2.
Korosi
Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang disebabkan oleh
pengaruh lingkungan dan sekitarnya. Ada pengertian dari pakar lain, yaitu :
3. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air, tanah ), yang
berusaha mencapai kesetimbangan.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang
mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu
berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Rumus kimia
dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi
karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan.
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di
antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena
korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi
itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi
kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub
negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif
(elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah
peristiwa korosi.
Selain air dan oksigen sebagai elektrolit juga gas pembentuk asam (CO2, SO2, NaCl) yang
pada musim penghujan atau pada kelembaban tinggi
Uniform corrosion
Yaitu korosi yang terjadi pada permukaan logam yang berbentuk pengikisan permukaan
logam secara merata sehingga ketebalan logam berkurang akibat permukaan terkonversi oleh
produk karat yang biasanya terjadi pada peralatan terbuka.
2
Pitting corrosion
Yaitu korosi yang berbentuk lubang-lubang pada permukaan logam karena hancurnya film
proteksi logam yang disebabkan oleh laju kecepatan korosi yang berbeda antara satu tempat
dengan tempat yang lainnya pada permukaan logam tersebut.
3
Erossion corrosion
yaitu korosi yang terjadi karena dtercegah pembentukan film pelindung yang disebabkan
oleh kecepatan alir fluida yang tinggi, misalnya abrasi pasir.
6
Galvanic corrosion
Yaitu korosi yang terjadi karena terdapat hubungan antara dua metal yang disambung dan
terdapat perbedaan potensial antara keduanya.
7
Crevice corrosion
yaitu korosi yang terjadi di sela sela gasket sambung bertindih, sekrup-sekrup atau kelingan
yang terbentuk oleh kotoran-kotoran endapan atau timbul dari produk-produk karat.
8
Selective corrosion
Yaitu korosi yang berhubungan dengan melepasnya satu elemen dari campuran logam.
9
Korosi intergranular
adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat terjadinya reaksi antar unsur
logam tersebut di batas butirnya.
10 Fretting Corrosion
akan terjadi jika Interface harus dalam kondisi pembebanan, Getaran atau gerakan relatif
yang berulang diantara dua permukaan harus terjadi, Beban dan getaran aktif dari interface
harus mampu menghasilkan slip atau deformasi pada permukaannya
mekanisme
dari
korosi,
dapat
dilakukan
usaha-usaha
untuk
Proteksi katiodik
Untuk mencegah terjadinya proses korosi atau setidak-tidaknya untuk memperlambat
proses korosi tersebut, maka dipasanglah suatu anoda buatan di luar logam yang akan
diproteksi. Daerah anoda adalah suatu bagian logam yang kehilangan elektron. Ion positifnya
meninggalkan logam tersebut dan masuk ke dalam larutan yang ada sehingga logam tersebut
berkarat.
Terlihat disini karena perbedaan potensial maka arus elektron akan mengalir dari
anoda yang dipasang dan akan menahan melawan arus elektron dari logam yang didekatnya,
sehingga logam tersebut berubah menjadi daerah katoda. Inilah yang disebut cathodic
protection.
Dalam hal diatas elektron disuplai kepada logam yang diproteksi oleh anoda buatan
sehingga elektron yang hilang dari daerah anoda tersebut selalu diganti, sehingga akan
mengurangi proses korosi dari logam yang diproteksi.
Anoda buatan tersebut ditanam dalam suatu elektrolit yang sama (dalam hal ini tanah
lembab) dengan logam (dalam hal ini pipa) yang akan diproteksi dan antara pipa
dihubungkan dengan kabel yang sesuai agar proses listrik diantara anoda dan pipa tersebut
terus menerus. Jadi anoda dikorbankan untuk melindungi katoda.
Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam
Mg. Pipa (besi) akan aman terlindungi selam pelindung masih ada.
Coating
Cara ini sering dilakukan dengan melapisi logam (coating) dengan suatu bahan agar logam
tersebut terhindar dari korosi.
Pemakaian bahan-bahan kimia (chemical Inhibitor)
Untuk memperlambat reaksi korosi digunakan bahan kimia yang disebut inhibitor corrosion
yang bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan metal. Lapisan
molekul pertama yang terbentuk mempunyai ikatan yang sangat kuat yang disebut chemis
option. Corrosion inhibitor umumnya berbentuk fluid atau cairan yang diinjeksikan pada
production line. Karena inhibitor tersebut merupakan masalah yang penting dalam
menangani korosi maka perlu dilakukan pemilihan inhibitor yang sesuai dengan kondisinya.
Material Corrosion inhibitor terbagi 2 (dua), yaitu
Organik inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan yang mengandung unsur karbon dalam
senyawanya. Material dasar organik inhibitor antara lain ; turunan asam lemak alifatik, yaitu
monoamine, diamine, amida, asetat dan oleat.
Inorganik inhibitor
Inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak mengandung unsur karbon dalam
senyawanya. Material dasar ini inorganik inhibitor antara lain kromat, nitrit, silikat, dan
posfat.
Disusun Oleh :
MUHAMMAD AFIF
MK127020