METODE PROMETHEE
(Studi Kasus pada STMIK El Rahma Yogyakarta)
Edi Faizal
Program Studi Manajemen Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta
e-mail: edsoftku@gmail.com
Abstract
Choosing a course at a college is an important decision. As a first step is to adjust the interest and
talent. It is also to note is expected career, whether the courses that will be selected in accordance with the
career projection. Problems of decision making requires precision and special methods that the decision was
the right decision. There have been many studies done in determining a computer-based decision. method of
determining a decision that can be used is Promethee (Preference Ranking Organization Method for
Enrichment Evaluation). The Results of the analysis showed that the Promethee method can be used as an
alternative method in determining the selection of courses on STMIK El Rahma appropriately. Promethee
method of use based on a sample survey of data shows that the courses most in interest of students is IT
(Teknik Informatika).
Keywords SPK, pemilihan jurusan, Promethee
PENDAHULUAN
Memilih jurusan kuliah adalah satu keputusan penting. Sebagai langkah awal
memilih jurusan harus disesuakan dengan minat dan bakat. Hal lain yang perlu di
perhatikan adalah menentukan karier yang diinginkan selanjutnya apakah jurusan yang
dipilih sesuai proyeksi karier tersebut. Beberapa jurusan bisa jadi mengharuskana belajar
ekstra keras, melakukan banyak praktikum atau membaca banyak buku, sehingga
diperlukan untuk mengetahui persyaratan kuliah di jurusan tersebut. [1]
STMIK El Rahma Yogyakarta adalah sebuah perguruan tinggi yang memiliki visi
menjadi perguruan tinggi komputer yang unggul, mandiri dan qurani di tingkat nasional.
Misi yang di emban STMIK El Rahma adalah (1) Menyelenggarakan tridharma perguruan
tinggi yang berkualitas sesuai dengan standar akreditasi (2) Menyiapkan lulusan yang
mandiri, berani mengembangkan potensi diri, kreatif dan bertanggungjawab dan (3)
Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berlandaskan pada nilai-nilai Al quran.
Sedangkan tujuan yang akan dicapai dari penyelenggaraan STMIK El Rahma adalah (1)
Berkembangnya potensi mahasiswa dan dihasilkannya lulusan yang memiliki kompetensi
dan keunggulan bidang teknologi informasi, berjiwa wirausaha dan berakhlak qurani (2)
Menghasilkan penelitian yang mendukung pengembangan teknologi informasi dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dan (3) Terwujudnya pengabdian masyarakat berbasis
penalaran dan karya penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat [2].
Saat ini STMIK El Rahma memiliki lima jurusan, terdiri dari dua jurusan program
Sarjana (S1) dan tiga jurusan program Diploma 3 (D3). Mahasiswa yang memilih untuk
melanjutkan pendidikan pada STMIK El Rahma, baik S1 maupun D3 berasal dari berbagai
daerah di Indonesia. Tidak sedikit dari mahasiswa yang merasa memilih perguruan tingginya
dengan tepat, tetapi masih terdapat beberapa mahasiswa yang merasa salah pilih jurusan.
Dampak negatif yang terjadi adalah kualitas berlajar yang tidak maksimal bahkan terkesan
ogah-ogahan. Hal ini sangat disayangkan mengingat visi, misi dan tujuan pendidikan
tinggi dan harapan keberlangsungan Bangsa dan Negara terletak di tangan generasi muda.
Berbagai permasalahan yang terkait dengan penentuan keputusan memerlukan
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 13, No. 2, Mei 2015
ketelitian dan metode khusus agar keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat.
Berbagai metode yang dapat di gunakan dalam menentukan keputusan telah banyak di teliti
dan kembangkan, terutama penentuan keputusan berbasis komputer (Computer Based
Decision Making). Salah satu metode penentuan keputusan yang dapat di gunakan adalah
metode Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation).
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
metode Promethee antara lain penelitian [3], yang membahas tentang rancang bangun sistem
pendukung keputusan pemilihan mahasiswa berprestasi menggunakan metode AHP dan
Promethee. Metode AHP dan Promethee digunakan untuk membantu bagian kemahasiswaan
dalam menentukan mahasiswa berprestasi untuk dikirim ke sebuah event. Penelitian yang
berbeda dilakukan [4], yang membahas tentang sistem pendukung keputusan untuk
penentuan pemenang tender, dalam hal ini metode Promethee digunakan sebagai program
aplikasi yang dapat dioperasikan dan digunakan untuk menentukan pemenang tender secara
lebih efektif, transparan dan akuntabel. Data berupa nilai-nilai kriteria, tipe preferen dan
parameter yang digunakan disusun dalam matriks analisa Promethee terlebih dahulu.
Sedangkan [5], membahas tentang sistem pendukung keputusan penentuan pendirian
SPBU berbasis web dengan menggunakan metode Promethee yang mana metode ini
diusulkan sebagai model dan acuan tambahan yang disajikan dengan menggunakan sistem.
Sistem menghasilkan untuk menunjukan bahwa sistem bekerja dengan baik dalam
membuat keputusan.
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diuraikan terkait pemilihan jurusan
pada sebuah perguruan tinggi dan mempelajari beberapa penelitian sebelumnya, maka
penelitian ini dilakukan untuk menemukan model analisis pemilihan jurusan kuliah
menggunakan metode Promethee. Data dan kriteria yang digunakan berdasarkan studi kasus
pada STMIK El Rahma Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini melibatkan dua hal utama yaitu pengembangan sistem
pendukung keputusan dan metode promethe untuk mengetahui jurusan yang tepat.
1. Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan
untuk membantu menejemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan
persoalan yang bersifat semi terstruktur. Sistem pendukung keputusan merupakan Computer
Based Information System (CBIS) yang interaktif, fleksibel, mudah disesuaikan (dapat
beradaptasi) yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung penyelesaian dari
masalah yang tidak tertruktur untuk meningkatkan pembuatan keputusan.
Dalam suatu sistem pendukung keputusan ada tiga komponen utama yang
menentukan kapasitas teknis sistem pendukung keputusan tersebut yaitu sub sistem
manajemen basis data, sub sistem manajemen basis model dan sub sistem perangkat lunak
penyelenggara dialog [6].
a. Subsistem Manajemen Basis Data
Dalam sub sistem ini sumber data ada dua macam, yaitu eksternal dan internal. Ada
beberapa perbedaan antara database untuk sistem pendukung keputusan dan non sistem
pendukung keputusan dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses
pengambilan keputusan, terutama dalam level manajemen puncak sangat berrgantung
pada sumber data dari luar, seperti data ekonomi.
b. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management System)
27
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 10, No. 2, Mei 2012
(1)
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 13, No. 2, Mei 2015
a1
a2
ai
an
f1(.)
f1(a1)
f1(a2)
fi(ai)
fi(an)
Tabel 1
f2(.)
f2(a1)
f2(a2)
f2(ai)
f2(an)
fk(.)
fk(a1)
fk(a2)
fk(ai)
fk(an)
Keterangan:
a1, a2,.. an = alternatif potensial
f1, f2,.., fj, fk = kriteria evaluasi
Struktur preferensi yang dibangun atas dasar kriteria [7], sebagaimana yang
ditunjukan pada persamaan (2).
(2)
Dominasi kriteria
Nilai f merupakan nilai nyata dari suatu kriteria:
:K
, dan tujuan berupa prosedur optimasi
Untuk setiap alternatif a K, (a) merupakan evaluasi dari alternatif tersebut untuk suatu
kriteria. Penyampaian intensitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap b sedemikian rupa
sehingga:
1. P(a,b) = 0, berarti tidak ada beda antara a dan b, (tidak ada preferensi).
2. P(a,b) ~ 0, berarti lemah preferensi a lebih baik dari b.
3. P(a,b) ~ 1, berarti kuat preferensi a lebih baik dari b.
4. P(a,b) = 1, berarti mutlak preferensi a lebih baik dari b.
Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang
berbeda antara dua evaluasi [7], sebagaimana yang ditunjukan pada persamaan (3).
P(a,b) = P(f(a) f(b))
(3)
Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria
yang lebih baik ditentukan oleh f dan akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi
atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.
Rekomendasi fungsi preferensi untuk keperluan aplikasi
Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama
digunakan fungsi selisih nilai kriteria antar alternatif H(d). Hal ini mempunyai hubungan
langsung dengan fungsi preferensi P. Dalam Promethee disajikan enam fungsi preferensi
kriteria:
a. Kriteria biasa (usual criterion)
Kriteria biasa adalah tipe dasar, yang tidak memiliki nilai threshold atau
kecenderungan dan tipe ini jarang digunakan. Pada tipe ini dianggap tidak ada beda antara
alternatif a dan alternatif b jika a=b atau f(a)=f(b), maka niliai preferensinya bernilai 0 (nol)
atau H(d)=0. Apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda,
maka pembuat keputusan membuat preferensi mutlak benilai 1 (satu) atau H(d)=1 untuk
29
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 10, No. 2, Mei 2012
alternatif yang memiliki nilai lebih baik [7]. Sebagaimana yang ditunjukan pada persamaan
(4).
(4)
Keterangan:
1. H(d) : fungsi selisih kriteria antar alternatif
2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) f(b)
Fungsi H(d) untuk fungsi preferensi ini disajikan pada Gambar 2.
30
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 13, No. 2, Mei 2015
Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama ini selisih memiliki nilai
yang lebih rendah dari P, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan
nilai d [7]. Sebagaimana yang ditunjukan pada persamaan (6).
(6)
Keterangan :
1. H(d) : fungsi selisih kriteria antar alternatif
2. d : selisih nilai kriteria {d = f(a) f(b)}
3. p : nilai kecenderungan atas
Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak,
fungsi kriteria ini digambarkan pada Gambar 4.
pembuat
keputusan
telah
menentukan
kedua
31
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 10, No. 2, Mei 2012
32
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 13, No. 2, Mei 2015
(11)
dimana :
d = A 1 - A2
p = Nilai kecenderungan atas preferensi
Begitu juga untuk mencari nilai ditunjukan pada persamaan (12).
(12)
dimana :
= Deviasi standar populasi huruf yunani sigma
Ai = Nilai variabel
= Rata-rata nilai variabel A
n = Jumlah nilai
Indeks preferensi multikriteria
Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi P, dan i untuk
semua kriteria fi (i=1,2,,k) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot (weight) i
merupakan ukuran relatif dari kepentingan kriteria fi, jika semua kriteria memiliki nilai
kepentingan yang sama dalam pengambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah
sama.
Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi
Pi, sebagaimana yang ditunjukan pada persamaan (13) [7].
33
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 10, No. 2, Mei 2012
(13)
Pada persamaan diatas (a, b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan
yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik daripada alternatif b dengan pertimbangan
secara simultan dari seluruh kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara 0 dan 1,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. (a, b) = 0, menunjukan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari alternatif b
berdasarkan semua kriteria.
2. (a, b) = 1, menunjukan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari alternatif b
berdasarkan semua kriteria.
Indeks preferensi ditentukan berdasarkan nilai hubungan outranking pada sejumlah
kriteria dari masing-masing alternatif. Hubungan ini dapat disajikan sebagai grafik nilai
outranking, node-node merupakan alternatif berdasarkan penilaian kriteria tertentu.
Pemeringkatan dalam Promethee
Untuk setiap node a dalam grafik nilai outranking ditentukan berdasarkan Leaving
flow, dengan persamaan [7] sebagaimana yang ditunjukan pada persamaan (14).
( ) =
1
n1
( , )
(14)
Dengan (x,a) menunjukan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x.
Leaving flow adalah jumlah dari nilai garis lengkung yang memiliki arah menjauh dari node a
dan hal ini merupakan karakter pengukuran outranking.
Entering flow dapat ditentukan dengan persamaan [7] sebagaimana yang ditunjukan
pada persamaan (15).
( ) =
1
n1
( , )
(15)
Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow diperoleh dengan persamaan [7]
sebagaimana yang ditunjukan pada persamaan (16).
(a) = +(a) -(a)
(16)
Promethee I
Nilai terbesar pada Leaving flow dan nilai kecil dari Entering flow merupakan alternatif
yang terbaik.
Promethee I menampilkan partial preorder, partial preorder ditujukan kepada
pembuat keputusan, untuk membantu pengambilan keputusan masalah yang dihadapinya.
Dengan menggunakan metode Promethee I masih menyisakan bentuk incomparible atau
dengan kata lain hanya memberikan solusi partial preorder (sebagian).
Promethee II
Pada kasus complete preorder adalah penghindaran dari bentuk incomparible, melalui
complete order informasi bagi pembuat keputusan lebih realistik.
34
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 13, No. 2, Mei 2015
35
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 10, No. 2, Mei 2012
Jurusan
Biaya
Matakuliah
Kriteria
Jenjang
Fasilitas
Akreditasi
Lulusan
TI
SI
MI
TK
KA
Setelah hasil kuisioner didapat maka data tersebut dimasukan kedalam beberapa kriteria
yang sudah ditentukan, adapun kriterianya sebagai berikut: f1(.) : Biaya, f2(.) :
Matakuliah, f3(.) : Jenjang, f4(.) : Fasilitas, f5(.) : Akreditasi, f6(.) : Lulusan. Data dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Nilai kriteria masing-masing alternatif data hasil kuisioner
Alternatif
Tipe
Min/Ma
Paramete
Kriteria
TI SI MI TK KA Preferens
x
r
i
Biaya
Max
6
2
1
1
1
3
p = -188
Matakulia Max
8
6
1
4
3
3
p = -232
h
Jenjang
Max
7
4
2
3
2
2
q = 0,8
Fasilitas
Max
6
2
1
2
2
2
q = 1,1
Akreditasi Max
5
3
1
2
3
3
p= -218
Lulusan
Max
9
4
2
2
2
2
q = 0,6
36
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 13, No. 2, Mei 2015
TI
SI
MI
TK
KA
0.766
0.283
-0.356
-0.029
-0.065
f. Penentuan Promethee I
Selanjutnya adalah menentukan Promethee I, untuk Leaving flow dan Entering flow biasa
disebut dengan Promethee I. Dimana dalam Leaving flow nilai terbesar merupakan nilai
yang terbaik sedangkan pada Entering flow nilai terkecil merupakan nilai yang terbaik,
datanya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Promethee I
Alternatif
Leaving flow
Rank
Entering flow
Rank
TI
0.854
8
0.088
6
SI
0.547
26
0.264
25
MI
0.126
51
0.482
47
TK
0.347
33
0.376
31
KA
0.318
35
0.383
33
g. Penentuan Promethee II
Setelah proses Promethee I selesai maka dilanjutkan dengan menghitung Promethee II, yang
mana pada Promethee II merupakan hasil dari nilai Leaving flow di kurang nilai Leaving flow
dan biasa disebut net flow. Pada net flow nilai terbesar merupakan nilai terbaik, datanya
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Promethee II
Alternatif
Net flow
Rank
37
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 10, No. 2, Mei 2012
TI
SI
MI
TK
KA
0.766
0.283
-0.356
-0.029
-0.065
7
26
49
32
35
Sehingga berdasarkan contoh Tabel 3 sampai dengan Tabel 7 dapat diketahui jurusan
favorit yang paling diminati sesuai dengan perankingan menggunakan Promethee II adalah
Jurusan TI (Teknik Informatika).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa penentuan keputusan pemilihan jurusan dapat diketahui
bahwa metode Promethee dapat di gunakan sebagai alternatif metode dalam menentukan
pemilihan jurusan pada STMIK El Rahma dengan tepat. Hasil analisa menggunakan
Promethee berdasarkan data sampel hasil survey menunjukan bahwa jurusan yang paling
banyak di minati mahasiswa adalah jurusan TI (Teknik Informatika).
SARAN
Analisa penentuan keputusan ini hanya menggunakan satu metode, yaitu metode
Promethee sehingga tidak dapat di bandingkan tingkat efektifitas dan efisiensi dengan metode
yang lain. Sehingga untuk mengetahui perbedaan dengan metode lain, pada penelitian
selanjutnya perlu menambahkan metode yang berbeda untuk dapat melihat perbedaan atau
persamaan hasil analisa dengan data yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim,
2015,
Cara
tepat
milih
jurusan
kuliah,
http://www.jurnalasia.com/2015/01/23/cara-tepat-milih-jurusan-kuliah/ , diakses
tanggal 22 Juni 2015.
[2] Tim Penyusun, 2010, Kebijakan Mutu, STMIK El Rahma, Yogyakarta.
[3] Lemantara, J., 2013, Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan Promethee, Tesis S2, Ilmu
Komputer UGM, Yogyakarta.
[4] Setiawan, M. A., 2006, Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode Promethee Untuk
Penentuan Pemenang Tender (Studi Kasus Pengadaan Bahan Habis Pakai di
Politeknik Negeri Malang), Tesis S2, Ilmu Komputer UGM, Yogyakarta.
[5] Tampake, F. M., 2007, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pendirian SPBU
Berbasis Web dengan Menggunakan Metode Promethee, Tesis S2, Ilmu Komputer UGM,
Yogyakarta.
[6] Turban, E., Aronson, J.E. dan Liang, T.P., 2005, Decision Support System and Inteligent
System,edisi 7 jilid 1, Andi, Yogyakarta.
[7] Suryadi, K. dan Ramdhani, A., 1998, Sistem Pendukung Keputusan: Suatu Wacana
Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
38
FAHMA Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 13, No. 2, Mei 2015
39