Anda di halaman 1dari 13

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merajuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pendekatan dengan
cakupan teoritis tertentu. penggunaan

pendekatan keterampilan proses pada

pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan karakteristik materi IPA yang akan
dipelajari siswa juga harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai siswa (Devi, 2010).
Ada beberapa istilah dalam pembelajaran yang perlu untuk dibedakan
batasan atau pengertiannya, yaitu: pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan
model pembelajaran. Masing- masing istilah tersebut memiliki batasan yang
berbeda. Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2009) adalah suatu titik
tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum
berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi
dua yaitu student centered approach pendekatan yang berpusat pada siswa dan
teacher centered approach pendekatan yang berpusat pada guru (Nurhidayati,
2011).
2. Pendekatan Keterampilan Proses
Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang
digunakan ilmuwan dalam melakukan8 penelitian ilmiah. Proses merupakan

FMIPA Universitas Negeri Makassar

konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponenkomponen yang harus


dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif
untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian
Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam
pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan

kemudian

mengkomunika-sikan

perolehannya.

Keterampilan

memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir


(psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik). Banyak pakar-pakar pendidikan
yang mengklasifikasikan keterampilan proses IPA, diantaranya yang bergabung di
dalam American Association for the Advancement of Science

(1970)

mengklasifikasikan keterampilan proses menjadi keterampilan proses dasar dan


keterampilan proses terpadu (Daud, 2009).
Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,
membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan
sikap ilmiah siswa sendiri. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses
dilaksanakan dengan maksud karena IPA merupakan alat yang potensial untuk
membantu mengembangkan kepribadian siswa. Kepribadian yang berkembang
merupakan prasyarat untuk melangkah ke profesi apapun yang diminati siswa
(Daud, 2009).
Tabel 1. Berbagai jenis keterampilan proses

FMIPA Universitas Negeri Makassar

10

Keterampilan Proses Dasar


- Pengamatan
- Pengukuran
- Menyimpulkan
- Meramalkan
- Menggolongkan
- Komunikasi

Keterampilan Proses Terpadu


- Pengontrolan variabel
- Interpretasi data
- Perumusan hipotesa
- Pendefinisian variabel secara
operasional
- Merancang eksperimen

Keterampilan proses terdiri dari dua kelompok keterampilan yaitu: (1)


keterampilan proses dasar, dan (2) keterampilan proses terintegrasi. Mengajarkan
keterampilan proses kepada peserta didik adalah memberikan kesempatan kepada
mereka untuk melakukan kegiatan ilmu pengetahuan alam dan tidak memberikan
pengetahuan alam itu. Peserta didik harus benar-benar melakukan observasi,
mengukur, menarik kesimpulan dan seterusnya. Singkatnya setiap peserta didik
harus bentindak sebagai seorang ilmuwan (Nurhayati, 2011).
Menurut Nurhayati (2011), ada beberapa kegiatan yang termasuk
keterampilan proses dasar, yaitu sebagai berikut :
1. Observasi, kegiatan observasi adalah peserta didik melakukan pengamatan
terhadap objek dan fenomena alam dengan menggunakan indera penglihatan,
perabaan, pembauan, pendengaran dan pengecapan.
2. Klasifikasi, klasifikasi adalah keterampilan proses yang merupakan inti
oembentukan konsep. Untuk dapat memahami berbagai macam objek,
peristiwa, makhluk hidup, dan sebagainya, kita memerlukan penataan dan
keteraturan. Keteraturan dapat kita ciptakan, jika kita mengenal persamaan,
perbedaan,

kemudian

kita

menggolong-golongkan

objek

dengan

memperhatikan adanya saling berhuibungan antara satu objek dengan objek


yang lain.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

11

3. Komunikasi, kemampuan melakukan komunikasi dengan oaring lain


merupakan dasar dari segala hal yang kita kerjakan. Komunikasi dapat kita
lakukan secara lisan maupun tulisan.
4. Pengukuran, untuk dapat melakukan observasi kuantitatif, diperlukan
keterampilan pengukuran. Satuan pengukuran yang paling sering digunakan
dalam kehidupan sehari-hari adalah meter, kilogram, atau jabarannya. Para
peserta didik perlu dilatih melakukan pengukuran dengan menggunakan
berbagai alat.
5. Penarikan kesimpulan, penariakan kesimpulan adalah penjelasan atau
interpretasi

suatu

observasi.

Penarikan

kesimpulan

merupakan

suatu

pernyataan atau anggapan mengenai sesuatu sesuai dengan bukti-bukti yang


ada.
6. Prediksi, prediksi adalah ramalan berdasarkan analisis hasil observasi untuk
masa yang akan dating. Prediksi sangat berkaitan dengan observasi, penarikan
kesimpulan, dan klasifikasi.
Menurut Azhar (1993 dalam Alpiah, 2009) bahwa keterampilan proses
adalah keterampilan siswa untuk mengolah hasil (perolehan) yang didapat dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberi kesempatan yang seluas-luasnya
kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian dan mengkomunikasikan hasil perolehan
tersebut.
Keterampilan proses IPA yang terintegrasi meliputi observasi, menafsirkan
hasil pengamatan, mengelompokkan, berkomunikasi, berhipotesis, mengajukan
pertanyaan, menerapkan konsep, merencanakan dan melakukan. Melalui
pendekatan keterampilan proses anak belajar untuk mengembangkan konsep dan
proses secara bersamaan (Alpiah, 2009).

FMIPA Universitas Negeri Makassar

12

Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi


membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan
proses sains, sikapilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap.
Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk
belajar (basic learning tools) yaitunkemampuan yang berfungsi untuk
membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and
Evans 1990). Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa model-model
pembelajaran yang menempatkan aktivitas siswa sebagai yang utama, lebih
banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bersentuhan dengan
berbagai objek belajar, dan adanya hubungan baik antara guru dan siswa, dapat
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dan mendorong
penggunaan analitis kritis dan partisipasi aktif siswa (Haryono, 2006).
Keterampilan proses merupakan sejumlah keterampilan
memungkinkan

siswa

memproses

lebih

lanjut,

misalnya

yang

keterampilan

menggolongkan atau klasi fikasi, keterampilan menafsirkan infor masi atau


interpretasi,

keterampilan

me

rancang

percobaan,

keterampilan

meng

komunikasikan, mengajukan dugaan, me nerapkan konsep, mengajukan pertanya


an dan sebagainya. Kesemuannya itu perlu diintegrasikan dalam pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar sehingga siswa dapat berkembang secara dinamis,
kreatif dan mandiri ( Padilla dan Michael, 1990 dalam Latief, 2011 ) .
Menurut Mulyasa (2005) Pendekatan keterampilan proses merupakan
pendekatan pembelajaran yang menkankan pada proses belajar, aktivitas dan
kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan nilai dan
sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam prose

FMIPA Universitas Negeri Makassar

13

pembelajaran yang menggunakan keterampilan proses ,melibatkan fisik, mental,


dan social dari peserta didik. Pendapat tersebut didukung oleh Semiawan dkk
dalam Nasution Noehemi dan Ketut Budiastra (2000) keterampilan proses adalah
keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang
mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah
sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru (Aspini, 2009).
Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses siswa memiliki
keterampilan dalam menemukan suatu konsep melalui keterlibatan langsung dan
konsep itu akan lama diingan yang akhirnya bermuara pada peningkatan hasil
belajar siswa. Hasil belajar sains merupakan pencapaian sejumlah kompetensi
dasar dalam mata pelajaran sains dan implementasinya dalam kehidupan seharihari. Guru harus mampu mengalokasikan waktu yang seimbang antara teori dan
praktek (Aspini, 2009).
Pendekatan keterampilan proses

adalah suatu pendekatan dalam

pembelajaran IPA yang beranggapan bahwa IPA itu terbentuk dan berkembang
bahwa IPA itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah yang juga
harus dikembangkan pada peserta didik sebagai pengalaman yang bermakna yang
dapat digunakan sebagai bekal perkembangan diri selanjutnya (Memes, 2000).
Pendekatan keterampilan proses menenkankan bagaimana siswa belajar,
bagaimana mengelaolah perolehannya sehingga mudah dipahami dan dugunakan
dalam kehidupan di masyarakat. Dalam proses pembelajaran diusahakan agar
siswa memperoleh pengalaman dan pengetahuan sendiri, melakukan penyelidikan
ilmiah, melatih kemampuan-kemampuan intelektualnya, dan merangsang

FMIPA Universitas Negeri Makassar

14

keingintahuan serta dapat memotivasi kemampuannya untuk meningkatkan


pengetahuan baru yang diperolehnya.
Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan

memproseskan

perolehan anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan
konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak
penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta menumbuhkan dan
pengembangan sikap dan nilai (semiawan, 1992 dalam subagyo, 2012).
Kaharni (1998 dalam Bukit (2008), keterampilan proses adalah
keterampilan kognitif yang lazim melibatkan keterampilan penalaran dan fisik
seseorang untuk membangun suatu gagasan/pengetahuan baru untuk meyakinkan
dan menyempurnakan suatu gagasan yang sudah terbentuk.
Model pembelajaran keterampilan proses menumbuhkan aktivitas siswa
selama kegiatan belajar. Dalam belajar seseorang tidak akan menghindari diri dari
suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan
kemudian. Situasi manapun dan kapanpun memberikan kesempatan seseorang
untuk belajar (Bukit, 2008).
Menurut Paul B, diedrich (dalam Bukit, 2008), mengelompokkan jenisjenis aktivitas belajar sebagai berikut :
a. Visual aktivitas seperti membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi,
percobaan pekerjaan orang lain.
b. Oral aktivitas seperti merumuskan, bertanya, memberikan saran, memberikan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
c. Aktivitas menulis seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, dan
menyalin.
d. Aktifitas mendengarkan seperti uraian percakapan, diskusi, music , dan pidato.
e. Aktifitas menggambar seperti menggambar grafik dan peta diagram.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

15

f. Aktifitas motorik seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model


reparasi, bermain, berkebun dan berternak.
g. Aktifitas mentas seperti menganggap,

mengingat,

memcahkan

soal,

menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.


h. Aktifitas emosional seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
3. Prinsip-prinsip Pendekatan Keterampilan Proses
Dalam membahas pendsekatan keterampilan proses dasar, prinsip-prinsip
tentang pendekatan tersebut menjadi hal mutlak yang harus dipahami.
Pembelajaran yang dilakukan orientasinya tidak hanya produk belajar, yakni hasil
belajar yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran saja, melainkan lebih dari itu.
Pembelajaran yang dilakukan juga diarahkan pada bagaimana memperoleh hasil
belajar atau bagaimana proses mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
terpenuhi.
Untuk mencapai tujuan diatas, terdapat sejumlah prinsip yang harus
dipahami (Conny, 1992), yang meliputi :
1. Kemampuan mengamati,
2. Kemampuan menghitung,
3. Kemampuan mengukur,
4. Kemampaun mengklasifikasi,
5. Kemampuan menemukan hubungan,
6. Kemampuan membuat prediksi (ramalan),
7. Kemampuan melaksanakan penelitian,
8. Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data,
9. Kemampuan menginterpretasikan data, dan
10. Kemampuan mengkomunikasikan hasil.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

16

4. Belajar, Hasil Belajar dan Faktor yang mempengaruhi hasil belajar


a. Defenisi Belajar
Menurut Degeng (dalan Riyanto 2009), menyatakan bahwa belajar
merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki
si belajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan
menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam
memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan yang baru.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2001).
Belajar itu terjadi bila seseorang menghadapi sesuatu yang di dalamnya ia
tak dapat menyesuaikan diri dengan menggunakan bentuk-bentuk kebiasaan untuk
mengahdapi tantangan-tantangan, atau apabila ia harus mengatasi rintanganrintangan dalam aktivitasnya. Dengan demikian, dapat didefinisikan sebagai suatu
proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama
sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri
terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya (Sahabuddin, 2007).
b. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum (TIU)
yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari
tujuan umum mata kuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa
yang dapat dilakukan atau dikuasai oleh siswa sebagai hasil pelajaran itu
(Nasution, 2006). Pengertian ini sejalan dengan pengertian yang menyatakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

FMIPA Universitas Negeri Makassar

17

kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untukmemperoleh suatu bentuk perubahan perilakuyang relative
menetap. Dalam kegiatan belajar terprogram dan terkontrol yang disebut dengan
kegiatan pembelajaran atau kegaiatan instruksional. Tujuan belajar telah
ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang
berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional
(Abdurrahman, 2003).
Menurut Suprijono (2009), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan.
Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan
lambang
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Slameto (2008), Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Adapun uraian dari faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Faktor Internal

FMIPA Universitas Negeri Makassar

18

Faktor internal meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor


kelelahan. Faktor Jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
kelelahan dibedakan dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis).
Faktor psikologis terdapat tujuh faktor yang tergolong kedalamnya yang
mempengaruhi belajar, seperti: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan. Adapun uraian dari ketujuh faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar yaitu Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan
menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,
metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat yang berpengaruh terhadap
belajar siswa yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul
dan bentuk kehidupan masyarakat.
B. Kerangka Pikir
Pada umumnya para guru masih menggunakan metode ceramah tanpa
memvariasikan model-model pembelajaran yang inovatif sehingga pada proses
belajar mengajar hanya guru yang aktif menjelaskan dengan bantuan papan tulis

FMIPA Universitas Negeri Makassar

19

dan buku ajar saja, sehingga proses pembelajaran berpusat pada guru yang aktif
menjelaskan sedangkan siswa bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan
mencatat saja. Siswa cenderung belajar secara individual, kurang membantu
temannya yang memiliki kemampuan kurang dalam menerima materi dan
mengerjakan

tugas

kelompok.

Akhirnya

berdampak

pada

siswa

yang

kemampuannya kurang. Oleh karenanya maka diterapkanlah pendekatan


keterampilan proses dasar untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar
mengajar sehingga proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru (Teacher
Centerred). Dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses ini maka
diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan
akan berdampak kepada peningjatan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran biologi.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

20

Faktor yang mempengaruhi hasil


belajar

Internal

IQ Siswa, Kesehatan
siswa

Eksternal

Metode, model, strategi,


pendekatan pembelajaran

Pendekatan keterampilan
proses dasar

Hasil belajar

C. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
Ada pengaruh penerapan pendekatan keterampilan proses dasar (PKP)
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sungguminasa.

FMIPA Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai