Anda di halaman 1dari 5

Definisi Audit

Audit identik dengan seseorang yang meneliti dan melakukan pengecekan berbagai macam hal
yang terutama berkaitan dengan keuangan. Pernyataan ini memang benar karena audit merupakan sebuah
proses pemerikasaan. Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak
memihak, yang disebut auditor.
Ada beberapa pengertian dan definisi audit secara umum seperti berikut ini:

Wishnu AP
Audit adalah proses pemeriksaan yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui bagaimana
sesungguhnya pelaksanaan kualitas diterapkan. hasil audit akan didokumentasi dan evaluasi secara
berkala

Frans M. Royan
Audit bertujuan untuk mempermudah pemilik melakukan kontrol dan menghindari penyelewengan
serta manipulasi data

Agung Darono
Audit merupakan tindakan pengujian yang bertujuan untuk menyatakan apakah suatu laporan
keuangan telah disajikan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum

Jeffrey Liker
Audit merupakan praktek manajemen yang bersifat memaksa, yang menekankan anggapan bahwa
pekerjaan terstandarisasi merupakan kerangka kerja dari suatu birokrasi yang kaku

ISO 9000
Audit adalah suatu proses sistematis, amndiri, dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit telah dipenuhi

James A. Hall
Audit adalah pembuktian independen yang dilakukan oleh auditor, yang menyatakan opini mengenai
kewajaran laporan keuangan perusahaan

Audit ada berbagai jenis, salah satunya yaitu audit energi. Proses manajemen energi yang efektif
haruslah berdasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan dan harus diuraikan secara rinci tindakantindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memberi batasan suatu program
manajemen energi diindustri, perlu ditentukan secara teliti jenis dan jumlah energi yang digunakan di
setiap tingkat proses manufaktur.

Oleh karena itu, diperlukan suatu prosedur pencatatan penggunaan energi secara sistimatis dan
berkesinambungan. Pengumpulan data kemudian diikuti dengan analisa dan pendefinisian kegiatan
konservasi energi yang akan dilaksanakan. Gabungan antara pengumpulan data, analisa data dan definisi
kegiatan konservasi disebut sebagai audit energi. Sehingga audit energi memiliki definisi proses evaluasi
pemanfaat energi dan identifikasi peluang penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi
pada suatu perusahaan.
Tujuan Audit
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal upah
material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. Dengan melihat tujuan audit spesifik tersebut, auditor akan dapat mengidentifikasikan bukti apa
yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut. Audit perlu dilakukan karena
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan
standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima
Audit dikembangkan dan dilaksanakan karena audit memberi banyak manfaat bagi dunia bisnis.
Pelaksaanaan audit mempunyai tujuan yang berbeda, beberapa tujuan audit secara umum adalah :
1. Penilaian Pengendalian ( Appraisal of Control ) Pemeriksaan operasional berhubungan dengan
pengendalian administratif pada seluruh tahap operasi perusahaan yang bertujuan untuk menentukan
apakah pengendalian yang ada telah memadai dan terbukti efektif serta mencapai tujuan perusahaan.
2. Penilaian Kinerja ( Appraisal of Performance ) Penilaian, Pelaksanaan dan Operasional serta hasilnya.
Penilaian diawali dengan mengumpulkan informasi kuantitatif lalu melakukan penilaian efektifitas,
efisiensi dan ekonomisasi kinerja. Penilaian selanjutnya menjadi informasi bagi manajemen untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Membantu Manajemen ( Assistance to Manajement ) Dalam pemeriksaan operasional dan ketaatan
maka hasil audit lebih diarahkan bagi kepentingan manajemen untuk performansinya. Dan hasilnya
merupakan rekomendasi-rekomendasi atas perbaikan-perbaikan yang diperlukan pihak manajemen.
Secara khusus, audit energi bertujuan untuk:
1. Mengkaji bentuk, sumber, dan aliran energi pada proses produksi khususnya pada produksi pupuk
urea di PT Pupuk Kujang 1A
2. Menghitung jumlah energi yang dibutuhkan untuk memproduksi per kg urea
3. Menghitung efisiensi penggunaan energi di tiap seksi pada proses produksi pupuk urea
4. Mengidentifikasi seksi atau proses yang kurang efisien
Usaha-usaha untuk menghemat energi di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin
terbatasnya sumber-sumber energi yang tersedia dan semakin mahalnya biaya pemakaian energi.
Usaha-usaha penghematan energy pada suatu bangunan komersial seperti suatu pabrik yang hanya
dapat dilakukan jika telah diketahui untuk apa energi tersebut digunakan dan berapa besarnya
pemakaian energi di tiap-tiap bangunan gedung atau pabrik tersebut.
Manfaat audit dikelompokkan menjadi tiga kelompok dasar yang menikmati manfaat audit,
yaitu :
A. Bagi Pihak yang diaudit

1. Menambah Kredibilitas laporan keuangannya sehingga laporan tersebut dapat dipercaya untuk
kepentingan pihak luar entitas seperti pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.
2. Mencegah dan menemukan fraud yang dilakukan oleh manajemen perusahaan yang diaudit.
3. Memberikan dasar yang dapat lebih dipercaya untuk penyiapan Surat Pemberitahuan Pajak yang
diserahkan kepaada Pemerintah.
4. Membuka pintu bagi masuknya sumber- pembiayaan dari luar.
5. Menyingkap kesalahan dan penyimpangan moneter dalam catatan keuangan.
B. Bagi anggota lain dalam dunia usaha
1. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan para kreditur atau para rekanan untuk mengambil
keputusan pemberian kredit.
2. Memberikan dasar yang lebih meyakinkan kepada perusahaan asuransi untuk menyelesaikan klaim
atas kerugian yang diasuransikan.
3. Memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor untuk menilai prestasi
investasi dan kepengurusan manajemen
4. Memberikan dasar yang objektif kepada serikat buruh dan pihak yang diaudit untuk menyelesaikan
sengketa mengenai upah dan tunjangan.
5. Memberikan dasar yang independen kepada pembeli maupun penjual untuk menentukan syarat
penjualan, pembelian atau penggabungan perusahaan.
6. Memberikan dasar yang lebih baik, meyakinkan kepada para langganan atau klien untuk menilai
profitabilitas atau Audit Finansial, Audit Manajemen, Dan Sistem Pengendalian Intern 45
rentabilitas perusahaan itu, efisiensi operasionalnya, dan keadaan keuangannya.
C. Bagi badan pemerintah dan orang-orang yang bergerak di bidang hukum
1. Memberikan tambahan kepastian yang independen tentang kecermatan dan keandalan laporan
keuangan.
2. Memberikan dasar yang independen kepada mereka yang bergerak di bidang hukum untuk
mengurus harta warisan dan harta titipan, menyelesaikan masalah dalam kebangkrutan dan
insolvensi, dan menentukan pelaksanaan perjanjian persekutuan dengan cara semestinya.
3. Memegang peranan yang menentukan dalam mencapai tujuan Undang-Undang Keamanan Sosial.
Internal Audit
Internal Audit adalah aktivitas independen, objektif dan konsultasi yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu organisasi mencapai tujuannya
secara sistematis, pendekatan secara disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian intern, dan proses tata kelola
Internal audit merupakan suatu fungsi penilaian yang independen, yang ditetapkan dalam suatu
organisasi untuk menguji dan menilai aktivitas-aktivitas organisasi sebagai suatu jasa terhadap organisasi
tersebut (Tunggal,2000:2). Sedangkan Bambang (1999:20) mengemukakan bahwa internal audit adalah
suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai
kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen.
Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa internal audit adalah :
1. Pemeriksaan dilaksanakan oleh karyawan perusahaan

2. Pemeriksa berfungsi sebagai staf pembantu manajemen


3. Pemeriksa menilai dan membahas prosedur dan keuangan serta pembukuan.
4. Pemeriksa haruslah independen terhadap bendahara dan kepala pembukuan tetapi juga harus siap
untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan semua unsur pimpinan.
5. Pemeriksaan terhadap berbagai aktivitas perusahaan adalah terus menerus.
6. Pemeriksaan terhadap operasi dan pengendalian intern dilaksanakan untuk melakukan perbaikan serta
untuk mendorong ketaatan pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan ( tidak terbatas pada
masalah keuangan ).
Pada dasarnya, audit internal melibatkan beberapa langkah dan proses yang berulang-ulang dalam
pendekatan, tetapi menghasilkan hasil audit yang berbeda tergantung pada sifat dan jenis area yang
diaudit. Langkah-langkah dasar dalam proses audit internal adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Melakukan penilaian risiko formal bagi organisasi/perusahaan


Menyusun audit universe (berpotensi untuk dapat dilakukan audit)
Menyusun rencana audit berbasis risiko
Pelaksanaan rencana audit tahunan
Peninjauan kembali dan mereformasi

Menurut Hiro Tugiman (2006:11) tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota
organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, pemeriksaan internal
akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula
pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:222), tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh internal auditor
adalah membantu semua pimpinan perusahaan (manajemen) dalam melaksanakan tanggungjawabnya
dengan memberikan analisa, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya.
Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan
keefektifan pelaksanaan struktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil berupa
saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang akan dijadikan landasan
mengambil keputusan atau tindak selanjutnya.
Fungsi internal audit dilaksanakan oleh Internal Auditor perusahaan. Dalam perkembangan, hampir
seluruh perusahaan telah memiliki fungsi internal audit yang dilaksanakan oleh internal auditor
perusahaan tersebut, meskipun terkadang hanya berada di level holding company atau di kantor pusat
grup perusahaan. Namun demikian, tidak sedikit pula perusahaan yang memilih outsourcing pihak
eksternal (konsultan) untuk melaksanakan seluruh fungsi internal audit tersebut. Mekanisme lain adalah
sebagian fungsi internal audit dilakanakan oleh staf intern perusahaan (misalnya perencanaan dan
pelaksanaan) dan sebagian pelaksanaan fungsi audit lainnya (misalnya supervise dan review)
dilaksanakan melalui outsourcing. Mekanisme ini umumnya disebut internal audit co-outsourcing.
Internal auditor, Internal audit co-outsourcing atau internal audit outsourcing masing-masing memiliki
pertimbangan sisi keuntungan dan kelemahan.
Secara garis besar dan tanggungjawab seorang auditor internal di dalam melaksanakan tugasnya
adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan saran-saran kepada manajemen atas kelemahan-kelemahan yang


ditemukannya.
2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan audit dan
tujuan organisasi atau perusahaan.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:243-246), ada empat alternatif kedudukan internal auditor dalam
struktur organisasi yaitu:
a.
b.
c.
d.

Bagian internal audit berada dibawah direktur keuangan (sejajar dengan bagian akuntansi keuangan),
Bagian internal audit merupakan staf direktur utama,
Bagian internal audit merupakan staf dari dewan komisaris,
Bagian internal audit dipimpin oleh seorang internal audit director.

Program audit internal merupakan perencanaan prosedur dan teknik-teknik pemeriksaan yang ditulis
secara sistematis untuk mencapai tujuan pemeriksaan secara efisien dan efektif. Selain itu berfungsi
sebagai alat perencanaan yang juga penting untuk mengatur pembagian kerja. Memonitor jalannya
kegiatan pemeriksaan. Menelaah pekerjaan yang telah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai