BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat, dalam
pekerjaan sehari-hari melibatkan sumber daya manusia, dalam hal ini adalah
perawat memiliki peran penting dalam pengelolahan layanan keperawatan,
khususnya ketersediaan jumlah dan kualitas sumber daya manusia, mengingat
salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efisien adalah
tersedianya SDM yang cukup dengan kualitas yang tinggi, profesional sesuai
dengan fungsi dan tugas setiap personel, terutama kebutuhan tenaga keperawatan.
Perencanaan tenaga keperawatan atau staffing merupakan fungsi organic
manajemen yang merupakan dasar atau titik tolak dari kegiatan pelaksanaan
kegiatan tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi (Arwani, 2006).
Ketersediaan SDM rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan
rumah sakit
berdasarkan tipe rumah sakit dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Untuk itu ketersediaan SDM di rumah sakit harus menjadi perhatian pengelolah.
Salah satu upaya penting yang harus dilakukan pengelolah rumah sakit adalah
merencanakan kebutuhan SDM secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan setiap
unit, bagian, dan instalasi rumah sakit (Ilyas, 2004)
Dalam laporan WHO tahun 2006, Indonesia termasuk salah satu dari 57
negara yang menghadapi krisis SDM kesehatan, baik jumlahnya yang kurang
maupun
distribusinya.
Berdasarkan
penelitian WHO
( 2009 ) , beberapa
yang bekerja di rumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih
mengalami kekurangan jumlah perawat.
Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target
yang ditetapkan sampai dengan tahun 2010. Sampai dengan tahun 2008, rasio
tenaga kesehatan untuk perawat 157,75 dibanding target 158. Dengan
memperhatikan standard ketenagaan rumah sakit yang berlaku, maka pada tahun
2010 masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit milik
pemerintah (Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah), sejumlah 6.677
perawat/bidan. (Kepmenkes, 2010)
Berdasarkan data dari Pusat Data PERSI tanggal 29 Oktober 2013
menyatakan Tempat Tidur RS di Jawa Timur belum ideal dibandingkan populasi
penduduk 37 jiwa. Menurut data jumlah tempat tidur di Jawa Timur tahun 2013
baru 35.656 unit, sementara kebutuhan idealnya 37.000 - 40.000 unit.
Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 5
Desember 2014 Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang memiliki 10 ruangan
dengan 3 unit khusus
perawat 145 tenaga keperawatan dan jumlah BOR mengalami peningkatan pada 3
bulan terakhir yaitu pada bulan Agustus 56%, September 62% dan Oktober 67%.
Dalam penghitungan tenaga perawat di Rumah Sakit Siti Khodijah ini belum
memiliki patokan pasti dalam menghitung kebutuhan tenaga keperawatan.
Berdasarkan pengelompokan unit kerja dirumah sakit kebutuhan tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja yang ada di
rumah sakit (Depkes RI 2011, dalam Nursalam,2014). Menurut SK Menteri
Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XII/1992 terdapat seksi ketenagaan dan
pengembangan
mutu
pelayanan.Pelayanan
keperawatan
memerlukan waktu 5-6 jam (Douglas 1984, dalam Nursalam 2014).Belum ada
penelitian secara khusus di rumah sakit wilayah Surabaya, terkait pendistribusian
tenaga keperawatan di ruang rawat inap sebagai efisiensi untuk dapat
memperkirakan keseimbangan tingkat ketergantungan pasien dengan jumlah
tenaga perawat. Sehingga peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul
Analisis kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien .
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk :
1.3.1
Tujuan Umum
Mempelajari kebutuhan tenaga perawat dengan tingkat ketergantungan
Tujuan Khusus
tenaga
perawat
berdasarkan
Manfaat Penelitian
tingkat
1.4.1
Manfaat Teoritis
Dapat memberikan gambaran dan informasi tentang kebutuhan tenaga
perawat dapat di pengaruhi dengan tingkat ketergantungan pasien.
1.4.2
Manfaat Praktis
1.
2.
Bagi Peneliti
Meningkatkan
atau
mengembangkan
pengalaman
dalam
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
daya
insane
adalah
pendayagunaan,
pengembangan,
penilaian,
manajemen
ketenagaan
mencakup
perencanaan,
penyusunan,
3. Total care
a. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawat yang lebih lama :
1. Butuh dua orang atau lebih untuk mobilisasi
2. Butuh latihan pasif
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan lewat parenteral atau NGT
4. Dimandikan dan kebersihan mulut
5. Berpakaian dan berdandan dibantu sepenuhnya
6. Inkontinensia, terpasang kateter.
b. 24 jam operasi mayor
c. Pasien tidak sadar
d. Keadaan pasien tidak stabil
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti pakaian.
Makan, dan minum dilakukan sendiri.
Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
Observasi tanda vital setiap sif.
Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
Persiapan prosedur pengobatan.
Catatan :
Dilakukan satu kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya
10
11
12
dikerjakan.
Perencanaan
merupakan
proses
yang
proaktif
dan
13
pengawasan,
yaitu
mencocokkan
pelaksanaan
dengan
perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan sekesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik
kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas tenaga
dan waktu
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat
6.
7.
8.
9.
14
kualitas jasa layanan yang diberikan oleh rumah sakit menjadi sangat
penting. Keberadaan SDI rumah sakit sangat berperan dalam menentukan
kualitas jasa pelayanan rumah sakit, baik yang berbentuk medis, non
medis, maupun penunjang. Terkait dengan hal tersebut, kualitas dan
kuantitas SDI rumah sakit berperan kritis dalam meningkatkan dan
menjaga kualitas pelayanan kesehatan, sehingga harus direncanakan
dengan sebaik-baiknya (Ilyas 2004 dalam Fikriyah 2013).
1. Rumah Sakit bersifat padat karya
Organisasi rumah sakit adalah padat karya dengan variasi status
dan keahlian yang sangat luas. Rumah sakit berbeda dengan organisasi
lainnya dalam hal proporsi professional SDI rumah sakit yang relative lebh
tinggi sehingga membutuhkan keahlian tersendiri dalam mengelolanya.
Permasalahan yang timbul adalah pemberian imbalan dan insentif
berdasarkan kinerja sangat sulit untuk dilakukan karena terbatasnya dana
dan
penilaian
kinerjayang
efektif.
Pada
demikian,
sangat
sulit
15
16
Formula Douglas
Douglas (1984, dalam
Swansburg
&
Swansburg,
1999)
17
Parsial
Total
Pagi = 0,17
Pagi = 0,27
Pagi = 0,36
Sore = 0,14
Sore = 0,15
Sore = 0,30
Malam = 0,10
Malam = 0,07
Malam = 0,20
A X B X 365
(365-C) X jam kerja/hari
18
jumlah
rata-rata
pasien
per
hari,
jam
perawatan
yang
diperlukan/hari/pasien, jam kerja efektif dari perawat yakni 7 jam per hari.
Table 2.6.2 : Jenis/Kategori sesuai dengan Ruangan
N
o
Jenis / Kategori
Rata-rata
Rata-rata jam
Jumlah jam
pasien
perawatan
perawatan/har
perhari
Pasien Interne
10
3,5
Pasien Bedah
8
4
Pasien Gawat
1
10
Pasien Anak
3
4,5
Pasien Kebidanan
1
2,5
Jumlah
23
Sumber : Departemen Kesehatan, 2002
Jumlah Jam Perawatan
= 93 = 13 perawat
Jam kerja efektif per shift
7
Perhitungan jumlah perawat perlu ditambah faktor koreksi yaitu
1
2
3
4
5
i
35
32
10
13,5
2,5
93
19
Jenis / Kategori
Rata-rata
Rata-rata jam
Jumlah jam
pasien
perawatan
perawatan/har
perhari
Askep minimal
7
2
Askep sedang
7
3,08
Askep agak berat
11
4,15
Askep maksimal
1
6,16
Jumlah
26
Sumber : Departemen Kesehatan, 2002
i
14
21,56
45,65
6,16
87,37
20
Faktor Klien
Faktor Tenaga
Kebutuhan
SDM
Faktor Lingkungan
3
1.
2.
3.
4.
Formula Douglas
Formula Gillies
Formula Ilyas
Formula Depkes RI
Faktor organisasi
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak Diteliti
21
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara menyelesaikan masalah dengan metode
keilmuan (Nursalam, 2003). Dalam bab ini akan diuraikan tentang : (1) Desain
penelitian, (2) kerangka kerja, (3) populasi sampel dan sampling, (4) variabel
penelitian, (5) definisi operasional, (6) pengumpulan dan pengolahan data, (7) etik
penelitian.
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu sumber yang sangat penting dalam
penelitian, yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2008)
Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Deskriptif yang didalmnya terdiri dari atas penelitian studi kasus, survey,
study perkembangan, study lanjut, analisis documenter, analisis kecenderungan.
(Furchan 2004, dalam Hidayat 2010).
Dalam penelitian ini menggunakan metode survey dalam pengambilan
desain deskriptifnya yang pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang variable.(Hidayat 2010)
3.2 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan bagan kerja terdapat kegiatan penelitian yang
akan dilakukan meliputi subjek penelitian, variabel yang akan diteliti dan variabel
yang mempengaruhi dalam penelitian (Hidayat, 2007).
Kerangka kerja dalam penelitian ini dapat digambarkan secara skematis
sebagai berikut:
Populasi :
Teknik sampling:
Ruang Rawat Inap RS Siti Khodijah Sepanjang
Total Sampling
Sampel :
Seluruh Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang
23
Desain penelitian:
Survey Observasional
Variabel :
Kebutuhan Tenaga Perawat
Analisa data :
Deskriptif Analitik
24
25
mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.
3.3.4
Variabel Penelitian
Variabel independent (variabel bebas)
Variabel independent merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan
nama variabel artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Variabel ini
punya nama lain seperti variabel predictor, resiko, atau kausa (Hidayat, 2007).
3.4.2 Variabel Dependent
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena varabel bebas (Hidayat, 2007).
Definisi
Indikator
Instrument
Operasional
Jumlah tenaga Jumlah pasien
Lembar
an
perawat
observasi
tenaga
dibutuhkan di ketergantungan
perawat
ruang
1. Kebutuh
yang berdasarkan
rawat pasien :
cek list
Skala
Rasio
dan
Criteria/skor
Sesuai dengan
perhitungan
tenaga perawat
menggunakan
26
inap
berdasarkan
jam/24 jam)
tingkat
dengan criteria :
1) Kebersihan
ketergantungan
diri,mandi,
pasien
ganti pakaian
dilakukan
sendiri.
2) Makan dan
minum
dilakukan
sendiri.
3) Ambulasi
dengan
pengawasan
4) Observasi
tanda-tanda
vital
dilakukan
setiap jaga
(shift)
5) Pengobatan
natural
dengan status
psikologis
stabil.
b. Parsial (3-4
metode Douglas
27
jam/24 jam)
dengan criteria :
1) Kebersihan
diri dibantu,
makan dan
minum
dibantu.
2) Observasi
tanda-tanda
vital setiap 4
jam
3) Ambulasi
dibantu,
pengobtan
lebih dari
sekali.
4) Klien dengan
kateter urine,
intake dan
output di
catat.
5) Klien dengan
infuse,
persiapan
pengobatan
yang
memerlukan
28
prosedur.
c. Total (5-6 jam/ 24
jam) dengan
criteria :
1) Semua
keperluan
pasien di
bantu
2) Perubahan
posisi,
observasi
tanda-tanda
vital di
lakukan
setiap 2 jam.
3) Makan
melalui
NGT, terapi
intra vena.
4) Dilakukan
penghisapan
lender.
5) Gelisah/disor
ientasi.
29
30
berdasarkan
derajat
ketergantungannya.
Dengan
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap RS Siti Khodijah Sepanjang
dari bulan Maret sampai April 2015. Berbagai alasan yang mendasari peneliti
menggunakan lokasi rumah sakit ini adalah belum ada penelitian seperti ini
sebelumnya. Selain itu diharapkan penelitian dapat dijadikan tolok ukur untuk
pengembangan terkait keperawatan baik terhadap system maupun terhadap upaya
peningkatan mutu pelayanan keperawatan
3.5.3
31
Pada langkah ini dilakukan pemilihan lahan penelitian dan pengurusan ijin
penelitian di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang. Kemudian peneliti
mengadakan studi pendahuluan tentang penelitian yang dilakukan dalam
menentukan masalah, studi kepustakaan, menyusun proposal, konsultasi dengan
pembimbing, pembuatan instrumen. Proses Pengumpulan data diperoleh setelah
peneliti mendapatkan izin dan persetujuan dari pembimbing Skripsi dan bagian
Akademik S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan serta Pihak Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang.
3.5.3.2 Tahap pelaksanaan penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah :
a) Identifikasi data primer dan sekunder. Data yang perlu dikumpulkan
dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer
yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi responden yang
terdiri atas umur, jenis kelamin, alamat rumah, pendidikan dan
pekerjaan . Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini
adalah profil rumah sakit saat penelitian berlangsung dan diperoleh
dari pihak instansi.
Prosedur
pengumpulan
data
dilakukan
oleh
peneliti
setelah
32
acuan
peneliti
untuk
menggolongkan
pasien
dengan
tingkat
ketergantungan minimal, parsial dan total. Dalam prosedur pengumpulan data ini
peneliti menggunakan proses dengan survey observasional secara langsung pada
pasien yang di bantu oleh perawat ruangan. Selain itu lembar observasi juga di
berikan kepada perawat di tiap-tiap ruangan agar perawat ruangan dapat
menggolongkan pasien dengan tingkat ketergantungan minimal, parsial dan total.
3.6 Cara Analisa Data
33
Analisa data merupakan cara mengolah data agar dapat disimpulkan atau
diinterpretasikan menjadi informasi. Dalam melakukan analisis data terlebih
dahulu data harus diolah (Hidayat, 2010). Metode pengumpulan data diperoleh
dari pada pasien dengan tingkat ketergantungan minimal, parsial, total di seluruh
Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang.
3.6.1
Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
Coding
Merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori (Hidayat, 2010). Pada tahap ini merupakan kegiatan
memberikan code pada setiap kegiatan yang dilakukan perawat sesuai yang ada di
instrument.
3.6.3 Scoring
Memberi skor atau nilai padaformat isian sesuai dengan kategori data dan
jumlah item pernyataan dari setiap variable untuk memudahkan proses analisis.
Tidak dilakukan karena tidak ada score untuk tiap kegiatan yang dilakukan.
3.6.4 Tabulating
34
Dalam tabulating ini dilakukan penyusunan dan penghitungan data dari hasil
coding untuk kemudian disajikan dalam bentuk table dan dilakukan evaluasi
(Nursalam., 20013)
35
tenaga perawat yang di butuhkan dalam setiap shift sesuai dengan tingkat
ketergantungannya.
3.7 Etika Penelitian
Persetujuan dan kerahasian responden merupakan hal utama yang perlu
diperhatikan. Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu
mengajukan informed consent (Lembar Persetujuan Menjadi Responden) yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penelitian, agar tidak terjadi
pelanggaran hak-hak (otonomi) manusia yang menjadi subjek penelitian.
Penelitian akan dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari program studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan
atas ijin dari pihak Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang. Penelitian akan dimulai
dengan melakukan beberapa prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian
yang meliputi:
1. Informed consent
Lembar persetujuan di berikan kepada responden yang akan diteliti
yang memenuhi kriteria inklusif dengan memberikan penjelasan
sebelumnya tentang tujuan penelitian. Bila responden menolak maka
peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
2. Anonimity
Untuk menjaga kerahasiaan identitas subjek peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau
kuesioner, cukup dengan memberi nomor kode atau inisial.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek dirahasiakan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau
dilaporkan sehingga rahasianya tetap terjaga.