I. Identitas Pasien
Nama
: Tn. S.
Jenis Kelamin
: Laki-laki.
Usia
: 30 Tahun.
Agama
: Islam.
Alamat
Suku Bangsa
: Minang
Pendidikan terakhir
Status pernikahan
: Belum Menikah
Pekerjaan
: Pegawai Swasta
: 30 Mei 2015.
Tanggal pemeriksaan
: 03 Juni 2015.
Tempat wawancara
Rawat jalan
: -
Rawat Inap
: 03 Juni 2015
Nama (inisial)
: Ny. W
Pendidikan terakhir
: SMA
Pekerjaan
STATUS PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Pasien memukul hingga melukai anggota keluarganya tanpa sebab 5 jam
sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
B. Keluhan Tambahan
Mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh untuk memukul kedua
keponakannya
Melihat keponakan menyerupai teman pasien di kampung halaman yang
di RS. Menurut pasien, pasien melihat wajah kedua orang tersebut seperti
sepupunya yang pernah bertengkar dengannya. Karena tindakan pasien
tersebut, pasien sempat di amankan oleh pihak kepolisian selama satu
malam. Keesokan harinya pasien dilepaskan oleh pihak kepolisian untuk
kembali dibawa ke RSJ.
Setelah keluar dari rumah sakit, pasien termasuk rajin untuk minum
obat, namun setelah kondisi mulai membaik, pasien mulai malas untuk
minum obat. Setiap kali keluarganya mengingatkan untuk minum obat,
pasien menjadi marah karena merasakan sudah membaik.
b. Medik
Pasien mengaku pernah mengalami operasi hernia 3 tahun yang
lalu. Pasien mengaku tidak pernah mengalami kecelakaan, terjatuh atau
terbentur yang mengakibatkan luka/cedera pada daerah kepala. Pasien juga
mengatakan tidak pernah mengalami demam tinggi sampai kejang ataupun
penyakit berat lainnya seperti diabetes melitus maupun darah tinggi.
c. Penggunaan Zat
Pasien merokok sejak usia 16 tahun, sehari dapat menghabiskan
satu bungkus rokok karena terpengaruh teman-teman sekolah. Pasien
menyangkal menggunakan obat-obatan seperti shabu, ganja dan obatobatan terlarang lainnya. Pasien juga menyangkal meminum minuman
beralkohol.
E. Riwayat Hidup
a. Masa prenatal dan perinatal
Menurut keterangan kakak pasien, selama kehamilan ibu pasien
dalam sehat, tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun
psikis. Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan lahir secara normal
dibantu oleh bidan. Pada saat lahir bayi langsung menangis. Pasien
merupakan anak yang dikehendaki orangtuanya. Pasien merupakan anak ke 4
dari 4 bersaudara. Tidak pernah ada sakit kejang demam atau penyakit
lainnya yang bermakna.
b. Masa kanak - kanak ( 0 3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya dan diberikan ASI hingga usia 2
tahun. Tidak ada cacat bawaan yang ditemukan. Perkembangan fisik pasien
cukup baik, pola perkembangan motorik tidak ada hambatan, seperti
3
kebanyakan anak yang normal. Pasien dapat berjalan saat berumur kurang
lebih dua tahun dan tidak pernah ada keterlambatan berbicara. Tidak ada
kebiasaan buruk pasien, seperti membenturkan kepala atau menghisap jari.
Kakak pasien mengatakan pasien mulai belajar untuk ke kamar mandi sendiri
pada usia 3 tahun. Pasien mulai masuk TK saat usia 5 tahun. Pasien dapat
tumbuh normal, tidak ada riwayat kejadian trauma kepala dan kecelakaan
saat itu, tidak ada riwayat kejang yang muncul tibatiba. Pada usia ini pasien
tidak pernah dirawat di rumah sakit.
c. Masa kanak-kanak pertengahan ( 3 11 tahun)
Menurut penuturan kakak kandung pasien, perkembangan fisik
pasien umumnya baik. Secara keseluruhan pasien adalah anak yang periang,
mudah bergaul, baik dan memiliki banyak teman. Pasien mulai masuk
sekolah dasar (SD) ketika berusia 6 tahun. Semasa SD, pasien dinilai tidak
banyak bertingkah laku buruk di sekolah. Menurut kakak pasien, pasien tidak
pernah
terlibat
perkelahian
dengan
temannya
di
sekolah.
Pasien
II.
Riwayat pekerjaan
Setelah tamat SMK, pasien tidak berkuliah melainkan
langsung bekerja di perusahaan obat selama kurang lebih 2
bulandikarenakan terkena penyakit paru-paru. Kemudian pasien
bekerja di salon milik kakak pasien hingga sekarang. Pasien
merasa tidak sesukses saudara-saudaranya. Pasien juga memiliki
keinginan untuk membuka usaha sendiri.
III.
Riwayat perkawinan/berpasangan
Pasien belum menikah, dan sempat empat kali menjalin
hubungan dengan lawan jenis pada saat sekolah . Hubungan
pasien terkahir dengan lawan jenis adalah dengan perempuan
yang berusia lebih muda 10 tahun dari pasien selama 4 tahun.
Namun, hubungan tersebut berakhir 6 bulan yang lalu.
IV.
Riwayat beragama
Pasien adalah seorang yang beragama Islam. Pasien selalu
mengerjakan shalat 5 waktu.
V.
Aktivitas sosial
Pasien terkenal baik, humoris, ramah dan mudah bergaul
dengan teman dan tetangganya.
VI.
o
o
o
o
o
Visual
Taktil
Olfaktorik
Gustatorik
Ilusi
: Ada
(Pasien mengaku mendengar suara bisikan
yang menyuruhnya untuk memukul anggota
keluarganya)
: Tidak ada.
: Tidak ada
: Tidak ada.
: Tidak ada.
: Ada
(Kakak kandung pasien mengatakan pasien
pernah melihat pembantu rumah sebagai
almarhumah kakak dan melihat keponakan
sebagai teman pasien yang pernah bermasalah
o Depersonalisasi
o Derealisasi
dengan pasien)
: Tidak ada.
: Tidak ada.
D. Gangguan Pikir
i.
ii.
Proses pikir
Blocking
Asosiasi Longgar
Inkoherensi
Flight of idea
Word Salad
Neologisme
Sirkumstansialitas
Tangensialitas
Hendaya berbahasa
Isi pikir
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran :
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak Ada
: Tidak ada
Waham Kejar
: Tidak ada
Waham Rujukan
: Tidak ada
Thought Echo
: Tidak ada
Thought Broadcasting
: Tidak Ada
Thought Withdrawal
: Tidak Ada.
Thought Insertion
: Tidak ada.
8
Thought Control
: Tidak Ada
Delusion Of Passivity
: Tidak Ada
: Tidak ada
Obsesi
: Tidak ada
pewawancara ajukan).
Daya ingat yang pendek baik (pasien dapat mengingat menu
iii.
iv.
ke RSJI-Klender)
Daya ingat jangka panjang baik (pasien dapat mengingat tempat
sekolah pasien ketika SD, SMP, dan SMA).
Status generalis
Keadaan umum
: Tampak sehat
Kesadaran
: Composmentis (E4M6V5)
Tanda vital
- Tekanan darah
: 120/70 mmhg
- Suhu
: 36,6 c
- Nadi
: 88 x/menit
- Pernafasan
: 20 x/menit
Kepala
: Normocephal, rambut hitam tidak mudah dicabut
Thorax
:
-
Abdomen
: Tidak ada kelainan
Ekstermitas
: Tidak ada kelainan
2. Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : tidak ada
Mata :
gerakan baik
: Kelumpuhan tidak ada, nistagmus(-)
Persepsi
: Baik
10
I.
V.
Bentuk Pupil
Rangsang Cahaya
Motorik
Tonus
Turgor
Kekuatan
Koordinator
Refleksi
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
RTA
Proses pikir
Gangguan persepsi
Gangguan isi pikir
Tilikan
Reabilitas
:
:
:
:
:
:
Terganggu
Tidak ada gangguan
Halusinasi auditorik dan Visual
Tidak ada gangguan
Derajat 2
Dapat dipercaya
FORMULASI DIAGNOSIS
Ditemukannya distress antara lain:
1. Mengamuk tiba-tiba setelah mendengar suara bisikan
2. Mengamuk saat melihat seseorang dengan menyerupai orang yang
pernah bermasalah dengannya.
hal ini disebabkan adanya hendaya yang berat pada jiwa seseorang. Isi pikiran
berupa halusinasi dan, emosi yang sulit dikontrol dan mudah marah sehingga
mengakibatkan perilaku mengamuk tanpa sebab. Temuan-temuan ini masuk ke
dalam kelompok yang anehRTA terganggu. Hal ini identik dengan gejala
Psikotik. Sesuai denganPedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa
11
di Indonesia III (PPDGJ III)adanya tanda dan gejala ini masuk ke dalam
Skixofrenia Paranoid yang di tatalaksana dengan Antipsikotik.
VII. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia Paranoid
o Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yaitu halusinasi
auditorik yang berlangsung selama kurang lebih 9tahun.
o Di temukan juga gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan
visual. Menurut PPDGJ III ini termasuk skizofrenia paranoid dimana
memenuhi kriteria umum skizofrenia dan ditambah dengan gejala:
Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu bulan atau lebih.
Halusinasi auditorik yang berulang kali (banyak bisikan-bisikan yang
tidak jelas) dan halusinasi visual (melihat almarhum kakak pasien)
Respon emosional yang tidak wajar
Aksis II
:
Tidak ditemukan
Aksis III : Tidak ditemukan
Aksis IV :
Masalah
dengan
primary
VIII.
IX.
DIAGNOSA
Diagnosa kerja : Skizofrenia Paranoid
RENCANA TERAPI
1. Rencana Psikoterapi :
a. Psikoterapi Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan hilang
dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat secara teratur agar
12
Religius
Memotivasi pasien agar selalu rajin beribadah, seperti shalat, puasa, dan
berdzikir.
2. Rencana Farmakoterapi :
a. Trihexyphenidil 25 mg 2 x 1
b. Risperidon 1 x 2mg
c. Clobazam 1 X 10 mg
X.
DAFTAR MASALAH
-
XI.
PROGNOSIS
Dubia
Faktor yang memperberat :
Sering Relaps.
13
Dukungan dari keluarga dari segi motivasi untuk sembuh sangat baik.
14