: Usman Ismail
NIM
: 03051181320023
2. Tempat pelaksanaan
3. Waktu pelaksanaan
Menyetujui,
Inderalaya,
Maret 2016
Jacket
Plat farm atau deck
Living quarter
Semua alat-alat ini dipakai dalam proses pengeboran minyak lepas pantai,
tetapi perusahaan ini tidak tahan lama, karena pada tahun 1972 PT Inggram
Constraction ini tutup, kemudian dibeli oleh McDermott Indonesia di Batam dan
mulai berjalan tahun 1972, dan merupakan Joint Venture antara Indonesia dan
Amerika. Kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak negara khususnya
Indonesia, di samping sebagai karyawan juga sebagai ahli teknologi. PT.
McDermott Indonesia (PTMI) adalah salah satu anak perusahaan dari McDermott
Incorporated. McDermott Internasional Incorporated bergerak dibidang usaha
besar:
1.
2.
3.
Management proyek
2.
Engineering / rekayasa
3.
4.
Pengadaan Material
5.
Sejak didirikan PT. McDermott Indonesia (PTMI) pada tahun 1972 hingga
sekarang, perusahaan ini menjadi perusahaan fabrikasi terbesar di pulau Batam
yang terletak di Jalan Bawal No. 1, Kelurahan Batu Merah, Kecamatan Batu
Ampar. Lokasi tersebut berjarak sekitar 19 kilometer atau 11,8 mil arah tenggara
Singapura dengan luas total area fabrikasimencapai kurang lebih 120 Ha. Area
tersebut terdiri atas:
1.
2.
Areal tertutup untuk unit perakitan dan pemasangan sebesar 3,0 hektar
3.
4.
5.
6.
C. PENDAHULUAN
C.1 Latar Belakang
Kerja praktek merupakan suatu satu mata kuliah wajib di Jurusan Teknik
Mesin Universitas Sriwijaya yang harus ditempuh oleh mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin sebagai salah satu syarat penyelesaian kurikulum. Dalam pelaksanaan kerja
praktek ini mahasiswa diharapkan dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang
didapat untuk diterapkan dalam perusahaan dan industri. Melalui pengalaman ini
diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa sehingga memiliki daya nalar
dan pemahaman mengenai pengetahuan Teknik Mesin yang terarah, sehingga
selanjutnya mahasiswa dapat membuat suatu perencanaan secara teknis, mencari
solusi masalah keteknikan dalam lingkungan suatu perusahaan.
Untuk mempersiapkan tenaga ahli tersebut, sangat diperlukan kerja sama
yang erat antara perguruan tinggi dengan instansi perusahaan, dalam hal ini
industri yang bersangkutan adalah PT. McDermott. Kerjasama tersebut
diwujudkan dengan adanya kerja praktek bagi mahasiswa teknik mesin
Universitas Sriwijaya di perusahaan industri yang bersangkutan.
Tri Dharma Perguruan Tinggi, Yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian
serta Pengabdian terhadap Masyarakat yang merupakan landasan mahasiswa
dalam mencari, menekuni, dan mengembangkan ilmu yang di dapat dalam
meningkatkan kualitas profesionalisme serta kaitannya untuk terjun ke dalam
masyarakat.
C.3 MANFAAT
Adapun manfaat yang diperoleh nantinya :
C.3.1 Bagi Mahasiswa, yaitu :
a. Membantu memberikan perbekalan dan pengetahuan serta keterampilan
kepada setiap mahasiswa tentang kondisi yang terdapat di lapangan
secara nyata.
b. Membuka wawasan setiap mahasiswa dan mendapatkan pengetahuan
melalui praktek di lapangan.
c. Perwujudan program keterkaitan dan kesepadanan antara dunia
pendidikan dan dunia industri/kerja.
d. Menjadi fasilitator bagi pengembangan minat dan bakat mahasiswa
yang bersangkutan.
C.3.2 Bagi PT. McDERMOTT, yaitu :
a. Dapat saling menukar informasi perkembangan teknologi antara
institusi pengguna teknologi dengan lembaga perguruan tinggi.
b. Peserta kerja praktek dapat membantu melaksanakan pekerjaan
operasional
yang
rutin
dilaksanakan,
maupun
memecahkan
2.
3.
Operation, tujuannya adalah Mahasiswa dapat Mengoperasikan MesinMesin yang digunakan di PT McDERMOTT.
4.
5.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
berkembanglah material teknik seperti logam dan paduannya, plastik dan karet,
keramik,
bahkan
sekarang
dikenal
material
maju
seperti
komposit,
a. Logam (metals)
Logam dapat bersifat murni dan panduan.Logam merupakan gabungan dari
beberapa unsur/elemen. Logam paduan akan lebih kuat dari logam murni.
Sifat logam adalah berat, kuat dan keras, mengkilap, penghatar panas dan
listrik, serta dapat dibentuk.
b. Keramik (ceramics)
Keramik adalah senyawa antara logam dan non logam seperti oksida logam,
nitrida, dan karbida.Yang memiliki sifat tahan temperatur tinggil/panas,
sangat getas, sebagai isolator listrik dan panas.
c. Polimer (polymers)
Polimer seperti halnya plastik dan karet merupakan senyawa organik
karbon, hidrogen dan logam lainnya.Sifatnya ringan, fleksibel, sebagai
isolator listrik, dan tidak tahan panas.
d. Komposit (composites)
Komposit adalah gabungan dari beberapa jenis material teknik. Material
logam dapat digabung dengan polimer seperti polimer dengan matrik logam
seperti penggunaan serat whiskers pada polimer (metal matrix polymer),
logam yang dipadu dengan keramik seperti konkret, paduan yang diperkeras
secara dispersi. Bahkan polimer juga dapat dipadu dengan keramik seperti
polimer yang diperkuat dengan serat. gelas GFRP (gelas fiber reinforced
polymer), serat karbon CFRP (Carbon fiber reinforced polymer), serat
kevlar aramid, serat optik.Yang kesemuanya itu merupakan kemajuan pesat
dibidang material teknik.
Jadi muncul dan berkembangnya material komposit disebabkan oleh adanya
pemikiran bahwa logam bersifat kuat namun berat, dan juga polimer bersifat
ringan. Sehingga muncullah ide untuk mencoba untuk menggabungan kedua
material tersebut sehingga diperoleh material yang kuat tapi ringan.
Disamping itu dikenal juga material-material semikonduktor dan material
superkonduktor yang pemakaiannya banyak dibidang elektronika serta material
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Gambar 1. Material Teknik dan hubungan satu sama lain (Smallman, R.E. 1991)
2. Pengertian Pengelasan
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
10
11
Tabel 1 menunjukan berbagai macam proses las yang ditinjau dari kelompok SSW
dan LSW, disamping itu juga dilihat dari jenis sumber panas yang digunakan
beserta kode proses las berdasarkan standar ISO. (Djamiko, R.D. 2008
12
megakibatkan terjadinya reaksi kimia antara logam tersebut dengan Oksigen dan
Nitrogen yang ada dalam udara. Jika selama proses las cairan logam las (welding
pool) tidak dilindungi dari pengaruh udara, maka logam akan bereaksi dengan
Oksigen dan Nitrogen membentuk Oxides dan Nitrides yang dapat menyebabkan
logam tersebut menjadi getas dan keropos karena adanya kotoran (slag
inclutions), sedangkan kandungan unsur Karbon dalam logam akan membentuk
gas CO yang dapat mengakibatkan adanya rongga dalam logam las (caviety).
Reaksi kimia lainnyapun bisa terjadi dalam cairan logam las (welding pool). Gas
Hydrogen dan uap air juga dapat menyebabkan cacat las (welding defect).
Hydrogen yang bereaksi dengan Oxides yang ada dalam logam dasar dapat
menyebabkan terjadinya uap yang mengakibatkan terjadnya porositas pada logam
lasan. (Djamiko, R.D. 2008)
5. Melindungi Cairan Logam Las dari Pengaruh Udara Luar
Type energi panas yang digunakan untuk pencairan logam dan teknik
pelindungan cairan logam las sangat berpengaruh terhadap perubahan komposisi
kimawi dalam deposit logam lasan. Ketika nyala oksidasi dalam las Karbit (Oxyacetylene welding/OAW) akan merubah besi menjadi Oxides sehingga deposit las
keropos karena Oxides tersebut tercampur di dalamnya. Untuk mengelas baja
karbon akan lebih baik bila digunakan nyala Netral. Pengelasan logam dengan
OAW, cairan logam dilindungi dari udara luar oleh reduksi gas hasil pembakaran
gas Acetylene. Dalam teknik pengelasan SMAW, proses pelindungan logam lasan
dilakukan dua tahap. Ketika logam las dalam kondisi cair dilindungi oleh
bermacam-macam gas hasil pembakaran elektroda las dan ketika sedang
membeku cairan ini dilindungi oleh lapisan terak yang terbentu dari fluks yang
membeku.
Pelindungan deposit logam las dalam pengelasan Metal inert gas (MIG) dan
Tungsten inert gas (TIG), terjadi karena sifat inert gas yang tidak dapat mengikat
elemen lain dalam udara sehingga tidak akan terjadi reaksi kimia. Jika las MIG
menggunakan gas pelindung CO2, akan terjadi proses deoksidasi CO2 ketika
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
13
terbakar dengan busur listrik, gas ini terpecah menjadi Karbon monoksida (CO)
dan Oksigen (O2). Oksigen yang lepas tidak bersentuhan dengan logam lasan,
sedangkan deoxidisers bereaksi dengan Oksigen membentuk lapisan slag yang
sangat tipis di atas permukaan deposit logam lasan. Dalam las OAW deposit
logam lasan dapat dilindungi dari oksidasi dan pengaruh reaksi kimia lainnya
dengan menggunakan Flux. Flux merupakan gabungan berbagai elemen yang
berfungsi meminimalkan terjadinya oksidasi. Komposisi kimia flux bervariasi
tergantung jenis logam yang akan dilas. (Van Vlack, L.H. 1980
6. Perubahan Sifat Logam Setelah Proses Las
Pencairan logam saat pengelasan menyebabkan adanya perubahan fasa
logam dari padat hingga mencair. Ketika logam cair mulai membeku akibat
pendinginan cepat, maka akan terjadi perubahan struktur mikro dalam deposit
logam las dan logam dasar yang terkena pengaruh panas (Heat affected
zone/HAZ). Struktur mikro dalam logam lasan biasanya berbentuk columnar,
sedangkan pada daerah HAZ terdapat perubahan yang sangat bervariasi. Sebagai
contoh, pengelasan baja karbon tinggi sebelumnya berbentuk pearlite, maka
seelah pengelasan struktur mikronya tidak hanya pearlite, tetapi juga terdapat
bainite dan martensite (lihat Gambar 3).
Perubahan ini mengakibatkan perubahan pula sifat-sifat logam dari
sebelumnya. Struktur mikro pearlite memiliki sifat liat dan tidak keras, sebaliknya
martensite mempunyai sifat keras dang etas. Biasanya keretakan sambungan las
bearsal dari struktur mikro ini. Gambar 3 juga mendeskripsikan distribusi
temperatur pada logam dasar yang sangat bervariasi telah menyebabkan berbagai
macam perlakuan panas terhadap daerah HAZ logam tersebut.
Logam lasan mengalami pemanasan hingga termperatur 1500 oC dan daerah
HAZ bervariasi mulai 200 oC hingga 1100 oC (lihat Gambar 3). Temperatur 1500
C pada logam lasan menyebabkan pencairan dan ketika membeku membentk
struktur mikro columnar. Temperatur 200 C hingga 1100 C menyebabkan
perubahan struktur mikro pada logam dasar (Djamiko, R.D. 2008)
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
14
15
pekerjaan,
serta
dapat
menekan
biaya
produksi.
Proses
16
sangat sulit dilakukan. Juru las yang dapat melakukan pengelasan ini adalah juru
las kelas satu yang dilengkapi dengan sertifikat standar internasional.
Dalam dunia industri posisi las diberi kode tertentu agar pada saat
pengelasan dilakukan tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan prosedur
pengelasan. Ada dua sistim pengkodean yang banyak dikenal, yaitu sistim yang
ditetapkan oleh American Welding Society (AWS) dan sistim International
Standard Organisation (ISO). Berdasarkan kode yang ditetapkan oleh AWS,
posisi las dikaitkan pada jenis teknik sambungan las, jika sambungan berkampuh
(groove) maka kode posisinya dengan huruf G, untuk posisi down-hand 1G,
horisontal 2G, vertikal 3G, over-head 4G, pipa dengan sumbu horisontal 5G, dan
pipa miring 45 6G. Jika sambungan las tidak berkampuh/tumpul (fillet) maka
kodenya adalah F, untuk posisi down-hand 1F, horisontal 2F, vertikal 3F, dan
over-head 4F. (Djamiko, R.D. 2008)
Sistim kode posisi las yang ditetapkan ISO berbeda dengan AWS. Kode
posisi las menurut ISO didasarkan pada posisi elektroda saat pengelasan
dilakukan, untuk pengelasan plat diberi kode PA, PB, PC, PD, dan PE, sedangkan
pengelasan pipa naik PF dan pipa turun PG, lihat Gambar 8 dan 9.
1
2
Gambar 5. Kode ISO Posisi Las Flat dan Kode ISO Posisi Las Pipa
(Djamiko, R.D. 2008)
10. Klasifikasi Bentuk Sambungan Las
Ada beberapa bentuk dasar sambungan las yang biasa dilakukan dalam
penyambungan logam, bentuk tersebut adalah butt joint, fillet joint, lap joint edge
17
joint, dan out-side corner joint. Berbagai bentuk dasar sambungan ini dapat dilihat
pada Gambar
18
prosedur-prosedur
tersebut
kepada
profesi
las
yang
19
Kesalahan operator.
20
21
22
23
ual, dye penetrat/dye check, radiography, ultra sonic atau dengan cara-cara lain.
Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak diinginkan dan
mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan alat,
pekerja/user/operator, lingkungan dan perusahaan/industri/instansi. Di samping itu
juga secara ekonomi akan mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan pada
gilirannya
industri/perusahaan/instansi
tersebut
mengalami
kerugian
atau
24
dideteksi dengan metode pengujian sederhana. Selain itu karena struktur yang
dilas merupakan bagian integral dari seluruh badan material las maka retakan
yang timbul akan menyebar luasdengan cepat bahkan mungkin bisa menyebabkan
kecelakaan yang serius. Untukmencegah kecelakaan tersebut pengujian dan
pemeriksaan daerah-daerah las sangatlah penting. Tujuan dilakukannya pengujian
adalah untuk menentukan kualitasproduk-produk atau spesimen-spesimen
tertentu, sedangkan tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah hasil
pengujian itu relatif dapat diterima menurut standar-standar kualitas tertentu atau
tidak dengan kata lain tujuan pengujian dan pemeriksaan adalah untuk menjamin
kualitas dan memberikan kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas. Untuk
program pengendalian prosedur pengelasan, pengujian dan pemeriksaan dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengujian dan pemeriksaan
dilakukan yaitu sebelum, selama atau setelah pengelasan. Pengujian/pemeriksaan
yang dilakukan sebelum pengelasan meliputi: pemeriksaan peralatan las, material
pengelasan yang akan digunakan; pengujian verifikasi prosedur pengelasan yang
harus sesuai dengan prosedur pengelasan yang memadai; dan pengujian
kualifikasi juru las sesuai dengan ketrampilan juru las. Pemeriksaan untuk
verifikasi pemenuhan standar pengelasan meliputi pemeriksaan kemiringan baja
yang
dilas,
dan
pemeriksaan
galur
las
pada
setiap
sambungan.
pemeriksaan
kondisi-kondisi
sebelum
dilakukan
pemanasan;
25
26
27
28
Prinsipnya
adalah
dengan
memagnetisasi
bahan
yang
akan
diuji.Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan
kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya
cacat pada material. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut:
a) Menaburkan partikel magnetik dipermukaan
b) Kemudian amati apakah partikel partikel magnetik berkumpul di suatu
tempat
c) Apabila partikel tersebut berkumpul,hal ini mengindikasikan adanya
kebocoran pada lasan.
3. Uji Zat Penetran (Liquid Penetrant Testing)
Pada umumnya, uji zat penetran ini dilakukan secara manual, sehingga
dapat tidaknya kerusakan itu berhasil dideteksi sangat bergantung pada
ketrampilan penguji.Melalui metode ini, cacat pada material akan terlihat lebih
jelas. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Memberikan cairan berwarna terang pada permukaan yang diinspeksi.
b) Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositas yang
rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material.
c) Selanjutnya, penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan.
Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar
belakang cukup kontras.
d) Seusai inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan
developer.
4. Eddy Current Testing
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
29
30
c) Kemudian amati hasil rekaman pada film. Hal ini lah yang akan
memeperlihatkan bagian material yang mengalami cacat.
15.3.2 Langkah pengujian
Berikut ini adalah langkah langkah untuk melakukan pengujian non
destructive:
1. Permukaan yang diperiksa kemudian dibersihkan dari kotoran yang mungkin
menyumbat/menutupi celah.
2. Permukaan yang bersih dilapisi oleh cairan penetran dalam waktu tertentu agar
cairan penetran dapat masuk kedalam celah. Pelapisan dapat dilakukan melalui
penyemprotan pengolesan atau pencelupan.
3. Sisa cairan penetran di permukaan yang tidak masuk kedalam celah
dibersihkan.
4. Permukaan dilapisi developer untuk menyedot ke luar cairan penetran yang
berada dalam celah, agar menghasilkan indikasi.
5.
Permukaan diinspeksi secara non destructive test seperti uji visual untuk
31
32
d) Excessive weaving
e) Incorrect welding technique
f)
33
Yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat cairan las mulai membeku
karena luas penampang yang terlalu kecil dibandingkan dengan besar benda kerja
yang akan dilas, sehingga terjadi pendinginan. Cara mengatasi dengan
menggunakan elektroda las low hidrogen yang mempunyai sifat tegang yang
relatif tinggi.
b) Cold Cracking
Cara mengatasinya dengan menggunakan elektroda las low hidrogen,
disamping pemanasan awal yang akan banyak membantu.
c) Underbread Cracking
Terjadi karena adanya hidrogen atau pun karena kuatnya konstruksi
penguat sampingan. Dapat ditanggulangi dengan menggunakan elektroda las low
hidrogen atau pemanasan awal benda kerja sampai 120C.
5. Incomplete Fusion
Cacat ini dapat diakibatkan oleh kesalahan penggunaan besar arus,
kecepatan pengelasan, incorrect electrode manipulation, maupun kesalahan
pengelas.
6. Overlap
Cacat ini dikarenakan:
a) Arus terlalu rendah
b) Kecepatan pengelasan rendah
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
34
35
36
END
Gambar 14. Diagram Alir
37
38
diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan
menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini
mengindikasikan adanya cacat pada material. Langkah pengujiannya yaitu
sebagai berikut:
a) Menaburkan partikel magnetik dipermukaan
b)
c)
39
b) Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang aka n
diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy.
c) Arus Eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet. Medan
magnet pada benda akan berinteraksi dengan medan magnet pada
kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.
5. Ultrasonic Testing
Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara, langkah
pengujiannya yaitu sebagai berikut:
a) Gelombang suara dirambatkan pada spesimen uji
b) Sinyal yang ditransmisi atau dipantulkandiamati dan interpretasikan.
Gelombang ultrasonic yang digunakan memilikifrekuensi 0.5 20 MHz.
Gelombang suara akan terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi pada
material. Gelombang ultrasinic ini dibangkitkan oleh tranducer dari bahan
piezoelektri yang dapat menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik
kemudian menjadi energi listrik.
Intensitas akhir kemudaian direkam pada film yang sensitif. Jika ada
cacat pada material maka intensitas yang terekam pada film tentuakan
bervariasi.
Kemudian amati hasil rekaman pada film. Hal ini lah yang akan
40
Pada akhir kerja praktek penulis harus membuat hasil laporan dari
pengambilan data dan pengkajian yang telah dilakukan. Hasil output
tersebut di antaranya:
1. Tabel spesifikasi material.
2. Grafik pengelasan.
3. Kesimpulan dan saran.
Salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek ini adalah
tugas khusus yang diberikan bersamaan dengan berlangsungnya Kerja
Praktek. Tugas khusus dapat berupa masalah meliputi topik/ruang lingkup
diatas, ataupun dapat disesuaikan dengan permasalahan yang terjadi di
lapangan. Untuk itu penulis memohon diberikan tugas khusus tersebut, di
bawah bimbingan tenaga ahli dari PT. McDERMOTT.
MINGGU KE
KEGIATAN
Orientasi
Studi
kepustakaan
41
3
4
5
Praktek
lapangan
Tugas
Khusus
Penyelesaian
Laporan
V = pelaksanaan kegiatan
- = tidak ada kegiatan
Keterangan