Cahaya Di Balik Tirai Cobaan
Cahaya Di Balik Tirai Cobaan
Cahaya Di Balik Tirai Cobaan
Negeri
Padang
jurusan
Teknik
terus
kesempatan
berjuang
menggapai
ini
ingin
saya
cita-cita.
Pada
menceritakan
secuil
dari
saya
menyelesaikan
sekolah
pendaftaran,
waktunya
untuk
melihat
seluruh
dunia
berbahagia
dan
merayakan
kemenangan.
Mulai saat itu aku bersama adikku Dani berusaha
mencari pekerjaan yang kami bisa. Mulai dari buruh
harian pembersih kebun hingga buruh angkut padi. Di
usiaku 16 tahun dan adikku dani 14 tahun ini kami harus
memikul padi dengan berat 27 kg. Memang bukan
beban yang pantas untuk kami pikul. Tapi memang
begitulah kenyataan yang harus kami lalui. 2 hari, 5 hari
dan 10 hari telah berlalu namun ayah tak kunjung
hidup.
Tidak
kepada
ibu
mungkin
yang
beban
belum
ini
bisa
kami
banyak
setiap
hari.
Terkadang
kakiku
luka karena
seiring
dengan
waktu
dan
banyaknya
penderitaan yang kami lalui hari demi hari. Kini ibu telah
bisa bekerja dengan menanam sayuran di sekitar rumah.
Berharap untuk bisa dimakan nantinya. Aku dan Dani
telah memutuskan untuk bekerja sebagai penjual pisang
berpakaian
seragam
dengan
logo
sebut saja Nia, bahwa saya ingin sekali sekolah lagi. Tak
kusangka beliau mengiziinkannya. Rasa senang yang
terlalu besar membuat tubuh yang lemah ini kembali
bersemangat.
Mulai tanggal 15 juli ini, aku kembali merasakan
indahnya pendidikan. Ini semua berkat doa Ibu dan adikadikku. Allah SWT menjawabnya melalui Mak Ujang.
Walaupun telah dua tahun menganggur aku tetap
semangat untuk belajar. Saat ini satu-satunya alasanku
untuk
tetap
bersemangat
adalah
aku
ingin
perbekalan
dan
pengetahuan
seadanya,
Ketua
memberikan
BAZDA
sebuah
PASBAR.
amplop
yang
Pak
Hermanto
berisi
kertas
bisa
kuliah.
Begitulah cerita tentang perjuanganku untuk dapat
menikmati indahnya menuntut ilmu di Perguruan Tinggi.
Jangan pernah menyerah dalam menggapai mimpi.
Teruslah berdoa kepada sang Pencipta. Bahwa dibalik