Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ORTODONSIA IV

APLIKASI ALAT ORTODONSI MYOFUNGSIONAL (TONGUE


CRIB, LIP BUMPER, ORAL SCREEN) UNTUK MENGOREKSI
KEBIASAAN MENGHISAP JARI

Disusun oleh kelompok 4:


Happy Maharani Putri
Dian Fachrunnisa
Kholifastia Imanusti
Hilaria Sekar Seruni T
Khansa Beta I.F
Zahratul Iftikar J
Eliana Kurnia Dewi
Yunita Dyah Wulandari
Hanindita Kusumaningtyas
Putri Rezqita

Tazkia Munasyifa
Ananda Nan Fitrah
Bagus Darmawan
Siti Fatimah W
Sekar Ayu Arini
Putri Ramelia
Hasna Syifa Y
Dahmar Luciana
Leow Ji Gui
Lardawan S
BAGIAN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 TONGUE CRIB
1. Definisi
Tongue crib merupakan alat yang dapat mengubah posisi dan fungsi dari lidah, dan
terbukti merupakan salah satu metode yang efektif seabgai perawatan untuk tongue thrusting.
Tongue crib terbukti dapat mengurangi kebiasaan mengisap jari, bibir, dan objek lainnya. Alat ini
membuat hasil perawatan open bite parsial menjadi stabil dan bertahan lama. Tongue crib dibagi
menjadi beberapa jenis yaitu:
1

Komponen dari elemen tambahan untuk plat seperti wire crib, acrylic crib dan tongue

practice beads
Komponen dari self-standing element yang disatukan pada ring ortodontik dan dipasang

pada gigi molar pertama permanen


Komponen dari self-standing element yang ditempelkan secara langsung pada gigi
incisivus rahang atas dan bawah. (Osiewacz, 2015)
Tongue crib terbuat dari metal atau akrilik atau berbentuk tongue bead yang tertanam

pada alat lepasan pada plat rahang atas atau bawah sesuai dengan kebutuhan pasien. Tongue crib
terbuat dari kawat 0,8 mm dan berdasarkan bentuknya membentang dari gigi kaninus kanan ke
gigi kaninus kiri. Tongue crib terdiri dari 6 hingga 8 lekukan dengan tinggi 15-25 mm, tingginya
tergantung dengan kondisi rongga mulut individual. Tongue crib dibuat dengan bentuk yang
tidak mengganggu fungsi oklusi dan tidak menyebabkan luka pada mukosa. Perawatan
menggunakan tongue crib dengan bentuk bead dipakai selama 18 jam atau lebih per hari. Alat ini
disarankan dilepas saat makan dan saat menggosok gigi. Waktu perawatan minimal dengan
tongue crib berbentuk bead adalah sekitar 14 bulan.(Osiewacz, 2015)
Crib digunakan dengan tujuan untuk menghentikan kebiasaan menghisap ibu jari atau
kebiasaan mendorong lidah ketika menelan. Untuk jenis tongue crib lebih menjurus kepada
kebiasaan mendorong lidah ketika menelan.Alat ini diaplikasikan dengan cara disemenkan ke
dalam mulut sehingga akan terus berada di rongga mulut. Lamanya perawatan akan berbeda di
antara satu individu dengan individu yang lain, bergantung dari kompleksitas kasus.Hal yang
dapat dilakukan oleh pasien untuk menunjang perawatan :
Fokuskan lidah untuk selalu berada di belakang crib
Antiinflamasi dapat digunakan untuk menghindari rasa
Menghindari makanan keras, lengket dan manis ketika sedang menggunakan alat

Membersihkan gigi sekaligus alat (bands and gate)


Mengecek bands setiap hari untuk memastikan tidak ada yang terlepas
Menginformasikan kepada operator jika terdapat kerusakan pada alat

2. Indikasi
Tongue crib dapat digunakan sebagai perawatan open bite anterior dan open bite lateral
pada periode gigi desidui, gigi bercampur, dan gigi permanen. Pada tongue crib dengan fiksasi
yang permanen menunjukkan efek terapeutik yang secara signifikan efektif dan stabilisasi
dengan jangka panjang. Tongue crib yang dipasang pada alat lepasan walaupun harus dengan
kooperasi dari pasien yang tinggi, alat ini juga menunjukkan hasil yang memuaskan. (Osiewacz,
2015)
1 Psikologi pasien sehat
2 Gigitan terbuka anterior atau open bite anterior. Yang terjadi pada periode gigi campur
biasanya lebih sulit dilakukan dibandingkan gigi susu, karena sudah ada riwayat etiologi
3

kebiasaan buruk yang menetap dari periode gigi susu.


Anterior thrust. Gigi incisivus atas sangat menonjol dan gigi incisivus bawah tertarik ke
dalam oleh bibir bawah.

Unilateral thrust. Secara karakteristik, ada gigitan terbuka pada satu sisi

Bilateral thrust. Gigitan anterior tertutup namun gigi posterior dari premolar pertama ke
molar dapat terbuka pada kedua sisinya

Bilateral anterior openbite, dimana hanya gigi molar yang berkontak

Closed bite thrust menunjukkan protrusi ganda yang berarti gigi-gigi rahang atas maupun
rahang bawah mengalami gigitan yang terbuka lebar (Magdalena, 2008)

3. Kontra Indikasi
Terapi alat myofungsional mungkin tidak sesuai untuk kasus-kasus seperti Ketidaksesuaian
skeletal dimana tidak dapat diubah dengan hanya menggunakan alat pelindung oral saja. Jika
pola morfogenetik dan arah pertumbuhan tidak normal, perubahan terapeutik dari kondisi
lingkungan lokal tidak dapat mencegah ekspresi pola endogen displastik.(Osiewacz, 2015)
Jenis gigitan terbuka anterior seperti ini sulit dirawat dan tidak dapat diperbaiki hanya
dengan terapi myofungsional. (Zen, 2014)

4. Cara Kerja
Tongue thrusting dapat didefinisikan sebagai pola perilaku manusia dimana lidah
dijulurkan melalui gigi anterior selama menelan, berbicara dan saat istirahat. Mengisap jari
(thumb sucking) biasanya menempatkan ibu jari ke dalam mulut secara berirama dan
mengulanginya untuk jangka waktu lama dan dianggap menenangkan dan terapi bagi orang
tersebut. Kedua kebiasaan ini dianggap normal hingga 4-5 tahun. Tetapi kebiasaan ini dapat
menyebabkan efek buruk dalam rongga mulut jika kebiasaan ini terus berlanjut setelah erupsi
gigi permanen. (Abraham, 2013)
Tongue thrust dapat menjadi faktor etiologi primer yang meliputi perilaku, tonsil
hiperplastik, mengisap jari berkepanjangan, nasal congestion (hidung tersumbat) dan
macroglossia. Tongue thrust dapat menjadi faktor etiologi sekunder bila terjadi ekstraksi awal
gigi decidui (premature loss) atau open bite anterior. (Abraham, 2013)
Posisi anterior lidah saat istirahat memiliki dampak yang lebih besar daripada tekanan
lidah saat menyodorkan lidah. Oleh karena itu, tujuan dari pengobatan terutama adalah untuk
melatih lidah untuk beristirahat dalam posisi superior normal. Penghilangan faktor etiologi
merupakan hal yang paling penting dalam mengoreksi kebiasaan tongue thrusting. Apabila
penyebab telah ditentukan dan dihilangkan, kebiasaan tongue thrusting ini dapat ditangani dalam
dua cara: (1) Muscle retraining: teknik latihan yang melatih otot dengan gerakan penelanan; (2)
metode menahan mekanik (mechanical restraining), dimana sebuah alat yang ditempatkan di
mulut yang akan mencegah lidah dari menjulur ke depan, dan dengan demikian akan menahan
lidah di posisi normal.(Abraham, 2013)
Tongue crib merupakan alat yang sangat efektif dalam menghilangkan kebiasaan tongue
thrust. Tongue crib digunakan untuk mengembalikan lidah ke posisi normal. Fixed tongue crib
memiliki berbagai design bentuk. Variasi tersebut antara lain: hybrid habit correcting appliance
(HHCA), tongue crib with cold cured acrylic, tongue shield, fixed palatal crib with transpalatal
arch, fixed tongue loops, tongue fence, dan upper hay rake.(Abraham, 2013)
Hybrid Habit Correcting Appliance (HHCA)

HHCA adalah alat hibrida jangka panjang, satu alat ini dapat digunakan untuk memebantu
menghilangkan kedua kebiasaan sekaligus, yaitu tongue thrust serta thumb sucking. HHCA
terdiri dari:
a Tongue beads
b Palatal crib
c U-loop

Tongue beads
Tongue beads bertindak sebagai perangkat pelatihan dalam kasus tongue thrust, yang
mencegah lidah pada posisi rendah dan membantu memposisikan lidah di daerah papilla
incicivus. Dalam kasus thumb sucking, beads dapat berfungsi sebagai pengingat. Beads akan

menggantikan keinginan untuk menghisap jempol.


Palatal crib
Palatal crib bertindak sebagai penghalang saat lidah akan menjulur, sehingga berfungsi

sebagai mechanical restrainer.


U-loop
U-loop di daerah premolar yang memungkinkan bagian anterior direposisi ke posterior.
U-loop ini memungkinkan alat yang akan digunakan selama tahap pencabutan dalam terapi

ortodontik cekat. Oleh karena itu, koreksi dari maloklusi serta kebiasaan buruk dapat dilakukan
secara bersamaan.Tongue crib harus dipertahankan selama enam bulan setelah koreksi dari
kebiasaan.(Abraham, 2013)
5. Hasil Perawatan
Tongue thrust, infantile swallowing yang menetap, reverse swallowing adalah merupakan
bentuk dari fungsi lidah yang tidak normal. Dan kelainan ini secara umum dianggap
berhubungan erat dengan anterior dental open-bite (Siregar, 1995).
Kebiasaan menggigit jari dapat menyebabkan suatu maloklusi yaitu anterior open bite.
Pada umumnya, suatu anterior open-bite sering disertai adanya pola penelanan abnormal.
Kebiasaan mengisap ibu jari yang diperberat dengan kebiasaan buruk yaitu tongue thrust dapat
mengakibatkan gigitan dianterior menjadi terbuka, gigi terdorong ke depan (protrusi) dan banyak
terdapat celah antar gigi geligi (Siregar, 1995).
Kebiasaan menjulurkan lidah (tongue thrusting) berperan penting dalam menghambat
dan menggangu pertumbuhan gigi secara normal dan sering menyebabkan beberapa maloklusi
yang serius, diantaranya adalah gigitan terbuka. Terdapat teori lain yang menekankan bahwa
tongue posture sebagai penyebab dibandingkan tonguethrust swallowing, dikarenakandurasi
tongue thrust swallowing lebih singkat untuk dapat memberikan dampak pada posisi gigi (Zen,
2014).
Gambar 1. Gambaran
model pasien anterior
open-bite yang disertai
kebiasaan

buruk

tongue thrust (Siregar,


2015).
Untuk menghilangnya kebiasaan tongue thrust, pasien dilatih untuk menempatkan lidah
pada posisi yang benar sewaktu proses menelan. Digunakan alat tongue crib untuk
menghilangkan kebiasaan tersebut. Dalam sebuah kasus anterior open bite dapat dipastikan
berhentinya kebiasaan buruk tongue thrust adalah merupakan kunci keberhasilan dari perawatan
ortodonsi. Alat yang dipakai untuk mengkoreksi tongue thrust, sebaiknya digunakan sejak awal
perawatan, dan bukan pada saat perawatan selesai (Siregar, 1995).

Gambar 2. Hasil perawatan pasien anterior open-bite dengan tongue thrusting. Perawatan
pada pasien yang juga disertai dengan alat tongue crib (Siregar, 1995).
Tahap paling penting pada perawatan gigitan terbuka adalah periode retensi karena
kecenderungan relapsnya sangat kuat dan sulit diperkirakan. Faktor utama dalam perawatan
adalah mengeliminasi faktor etiologi gigitan terbuka anterior untuk menunjang stabilitas hasil
perawatan. Stabilitas hasil perawatan merupakan kriteria yang utama dalam menentukan cara
perawatan gigitan terbuka anterior (Zen, 2014).
6. Foto

2.2 ORAL SCREEN


1. Pengertian

Oral screen adalah selembar resin akrilik yang digunakan di dalam bibir dan di luar gigi
yang berguna untuk mengoreksi kebiasaan bernafas lewat mulut, menghisap ibu jari, menggigit
bibir atau menggigit pipi. (Rao, 2012).
Oral screen merupakan alat ortodontik fungsional karena tidak memiliki elemen aktif
yang didesain untuk menghasilkan gaya. Oral screen membuat efek dengan mengalihkan tekanan
otot dan jaringan lunak seperti bibir dan pipi (Premkumar, 2008)
2. Indikasi
Oral screen merupakan suatu alat yang dipasang pada bagian vestibula yang menutup
jalan udara melalui mulut dan secara langsung berkontraksi dengan bibir yang berlawanan
dengan gigi anterior dalam keadaan labioversi. Alat ini digunakan untuk melatih kembali bibir,
untuk memperbaiki labioversi pada gigi anterior rahang atas dan sebagai alat untuk membantu
melatih kembali dan memperkuat gerakan bibir.
Oral screen juga digunakan untuk mencegah defisiensi pada postur bibir dan fungsinya
dengan penutupan gigi geligi anterior dan jaringan gingiva disekitarnya dan untuk mencegah
bernafas melalui mulut, apabila seal mulut posterior dan anterior tidak baik. Alat ini tidak bisa
digunakan jika anak tersebut sulit bernapas atau pernapasannya terhalang. Oral screen bukan alat
yang digunakan untuk memperbaiki maloklusi kelas II (Moyers, 1988).
3. Kontraindikasi
A. Bila pasien sulit bernafas atau pernafasannya terganggu
B. Oral screen bukan alat untuk memperbaiki maloklusi klas II. (Moyers, 1988)
C. Oral screen kontraindikasi untuk kebiasaan bernafas melalui mulut karena nasal
obstruction, disarankan untuk konsultasi kepada dokter spesialis THT terlebih dahulu.
D. Kontra indikasi bagi pasien yang tidak koperatif (Kar, 2015)

4. Cara Kerja alat

Oral Screen digunakan pada daerah bibir dan bagian labial lengkung gigi untuk
mendapatkan hasil perawatan yang baik dan hal inilah efek pemakaian Oral Screen dapat
dilihat dengan tepat dan objektif (Adams, et.al., 1990).
Aksi mekanis Oral Screen adalah menghasilkan tekanan lingual pada gigi insisif
rahang atas dan inklinasi lingual dari gigi geligi jika tidak ada hambatan mekanis pada saat
pergerakan. Kemungkinan terjadinya perubahan hubungan oklusal yang lebih besar, seperti
mengurangi overbite, overjet dan memperbaiki oklusi postnormal. Aksi mekanis oral screen
secara pasif, alat ini dapat meneruskan tekanan dari otot secara merata ke gigi geligi. Aksi
mekanis oral screen secara aktif, alat ini hanya berkontak dengan gigi-gigi insisif rahang atas
sehingga tekanan otot terkumpul pada gigi insisif rahang atas. (Adams, et.al., 1990 ; Moyers,
1988).
Alat ini digunakan pada daerah bibir dan segmen labial lengkung gigi untuk mendapatkan
hasil perawatan yang baik. Di sinilah efek pemakaian oral screen terlihat dengan tepat dan
objektif. Mekanisme kerja alat ini yaitu bila insisivus atas proklinasi dan berongga, ada overjet
oral screen di buat sedemikian rupa hanya menyentuh insisivus yang proklinasi dan tidak
berkontak dengan gigi-gigi di segmen buka (CST, et al. 2008)
5. Hasil Perawatan
Tujuan dari research yang dilakukan adalah untuk mengetahui efek dari perawatan
dengan oral shield terhadap aktivitas orofacial dan morfologi wajah dari anak dengan disfungsi
bibir. Perawatan dilakukan terhadap 9 orang anak dari umur 7 sampai 12 tahun dan diperiksa
pada bulan ke 3, 6 dan 12 pada masa perawatan. Radiologi lateral cephalogram dilakukan pada
waktu pertama kali sebelum perawatan dan setelah 12 bulan perawatan. Otot bibir menunjukkan
aktivitas yang dominan ketika subjek menghisap sedotan kosong dan selama menelan, hal ini
terjadi paling kuat saat 3 bulan pertama. Otot mentalis, buccinators dan digasticus secara umum
menunjukkan aktivitas yang melemah. Otot temporal anterior menunjukkan aktivitas yang
dominan selama gigitan maksimal namun setelah 3 bulan pertama menunjukkan adanya
penurunan aktivitas. Setelah 1 tahun perawatan tidak terdapat perubahan yang signifikan pada
overjet dan over bite. Kebanyakan perubahan pertumbuhan craniofacial normal untuk untuk dari
masing masing subjek. Hasil ini menunjukkan bahwa perawtan dengan oral screen menyebabkan

penurunan aktivitas pada otot orofacial selama mulut kita bekerja. Meskipun terdapat pergerakan
retraksi dari incisivus maksila, namun perubahan dari posisi tersebut tidaklah signifikan.
6. Foto Oral screen

Oral screen (Holtz modification)


Oral screen (Holtz modification)

Cara pemakaian oral screen

2.3 Lip Bumper


1 Pengertian
Lip bumper adalah alat fungsional yang terbuat dari 0.45 inch kawat stainless steel yang
terkadang memiliki pelindung yang terbuat dari plastik atau akrilik dibagian depan. Kawat dari
lip bumper difiksasi pada band yang dipasang di gigi molar satu dengan jarak 2-3 mm dari gigi
incisivus dan 2 mm dari gigi premolar serta memiliki lengkung pengaturan pada sisi mesial tube.
Lip bumper dapat memperbaiki kondisi kekurangan ruang dengan mempertahankan lee way
space pada tahap akhir gigi bercampur atau dengan mengembangkan lengkung rahang bawah.
Konsep dari alat ini berdasar pada gangguan keseimbangan disekitar daerah pertumbuhan gigi
dengan menjaga muskulatur dari bibir bawah dan pipi menjauhi gigi rahang bawah, hal ini
menyebabkan gaya dari lidah menjadi tidak stabil, menyebabkan ekspansi ke anterior dan lateral
lengkung gigi rahang bawah. Selain itu tekanan dari bibir bawah terhadap lip bumper selama
penelanan ditransmisikan pada saat penelanan langsung ke gigi molar rahang bawah. Tekanan ini
mengakibatkan distalisasi dan tipping kearah distal dari gigi molar menyebabkan penambahan
panjang lengkung. Selain meningkatkan dimensi lengkung, lip bumper juga menambah adaptasi
jaringan lunak (bibir dan pipi) terhadap ekspansi, yang dapat menyediakan stabilitas jangka
panjang (Mohimd dkk., 2016).

Indikasi Penggunaan Lip Bumper


Berikut adalah Indikasi penggunaan lip bumper menurut Phulari (2011) ; Premkumar

(2015); Srivastava (2011) :

Digunakan untuk mengghilangkan kebiasaan menghisap-hisap bibir


Digunakan untuk mengghilangkan kebiasaan menggigit-gigit bibir

Digunakan sebagai penjangkar molar (molar anchorage)


Digunakan untuk koreksi atau eliminasi lip trap
Mengeliminasi pertumbuhan mentum yang berlebihan
Digunakan untuk menegakkan molar
Dapat digunakan sebagai space regainer pada kasus gigi molar pertama mengalami

drifting ke mesial
Mereduksi overjet dengan proklinasi gigi-gigi insisivus ahang bawah
Menambah panjang lengkung gigi dengan menggerakkan molar ke distal bila terdapat
gigi yang drifting ke mesial sekaligus menggerakkan gigi-gigi insisivus ke anterior.

3. Cara Kerja Alat


Cara kerja alat ini yaitu dengan mempengaruhi keseimbangan antara pipi, bibir, dan lidah
dengan meneruskan gaya dari otot perioral ke gigi-gigi dimana alat tersebut digunakan. Alat ini
akan menahan bibir bawah menekan gigi anterior bawah dan menyalurkan tekanan reaksi secara
langsung pada gigi molar. Dengan alat ini gigi anterior bawah bebas dari tekanan otot-otot labial
dan bukal yang berlebihan, selain itu tekanan yang tersalurkan pada alat akan menggerakkan gigi
molar ke distal segingga dapat mengubah hubungan molar atas dan bawah. Sebaiknya lip
bumper digunakan pada pasien-pasien yang memiliki otot-otot bukal dan labial yang kuat
(Yuniasih dan Soenawan, 2006).
Lip bumper memiliki bagian yang lepas dan bagian yang cekat. Bagian yang cekat terdiri
dari 2 molar band yang disemenkan pada gigi molar dengan tube sebesar 0,045 inci. Tube ini
memiliki kemiringan kurang lebih 4 derajat untuk memudahkan pemasangan dan pelepasan.
Bagian yang dapat dilepas terdiri dari kawat stainless steel berukuran 0,045 inci yang
mengelilingi vestibulum bagian bawah dari molar ke molar diantara gigi dan pipi (Yuniasih dan
Soenawan, 2006).
Pada saat di dalam mulut, lip bumper harus dapat menjaga bibir dan pipi agar menjauh dari
daerah dento alveolar dan efek perlindungan harus diperiksa setiap kunjungan. Posisi kawat
harus berada 2 mm dari permukaan labial dan pada arah vertikal harus berada di 1/3 mahkota
premolar dan kaninus. Alat ini harus dipakai 24 jam sehari, dan harus mudah dipasang dan
dilepas agar dapat dibersihkan (Yuniasih dan Soenawan, 2006).
D. Hasil perawatan dengan lip bumper

Evaluasi tahap I. Pada akhir tahap I terapi ortodontik , kebiasaan mengisap bibir lebih
rendah , musculus mentalis hiperaktif , dan ketegangan labiomental tersingkir.

( A) foto wajah ekstraoral pada akhir fase I.


( b ) ekstraoral foto lateral pada akhir tahap I

Gigi seri bawah telah pindah ke labial , lengkung dan daerah anterior bawah yang berjejal
secara spontan diselesaikan dengan overjet berkurang . Taring rahang bawah bergerak maju ke
hubungan Kelas I dan ada space antara taring bawah dan premolar pertama . Gigi seri atas telah
pindah palatal dan diastemata berkurang

(A-e) foto intraoral di akhir tahap I

(A-e) model studi di akhir tahap I

Superimposisi pretreatment dan pasca-tahap I cephalometrik radiografi lateral


menunjukkan tidak ada perubahan signifikan dalam pengukuran kerangka, sedangkan beberapa
perubahan gigi terdeteksi

Penelusuran
pasca-tahap I

Superimposisi pretreatment dan


Cephalometri

Gigi insisivus atas yang sedikit uprighted dan erupsi dan gigi seri yang lebih rendah
secara signifikan cenderung ke labial (4,5 mm). Molar bawah pertama kanan dan kiri yang
sedikit uprighted (2 dan 3 , masing-masing) dan keduanya bergeser ke distal (satu mm).
Overbite dipertahankan, dan overjet itu menurun menjadi empat mm. Pasien dibuat -2 mm jarak
bidang estetik bibir bawah dengan peningkatan sudut labiomental dan tonjolan bibir bawah.
Model studi menunjukkan bahwa lebar maxillary intercanine meningkat sedikit menjadi
33,7 mm. Lebar intermolar dan kedalaman lengkung menurun menjadi 48,1 dan 30 mm, masingmasing. Pada mandibula, lebar intercanine menurun menjadi 25,6 mm dan lebar intermolar
dipertahankan, sedangkan kedalaman lengkung meningkat menjadi 25,4 mm

Superimposisi pre treatment and post fase 1 model studi mandibular pada kedalaman
lengkungnya menunjukkan distalisasi molar pertama kanan dan kiri sebanyak 1mm
Evaluasi tahap II. Pada akhir terapi alat cekat, perbaikan yang bagus di estetika wajah dan
keseimbangan wajah yang baik dicapai

(A) foto wajah ekstraoral pada akhir fase II.


(B) ekstraoral lateral di akhir tahap II

Oklusi Kelas 1 dengan overjet ideal (tiga mm) dan overbite (satu mm) terbentuk. Lengkung gigi
bawah tidak crowding crowding lagi.

(A-e)

foto intraoral pada akhir fase II (A-e) studi model akhir fase II
(B) Cephalometri superimposisi pasca-tahap I dan pasca-tahap II ( Gigi insisivus atas yang lebih
uprighted dan gigi insisivus bawah yang lebih cenderung ke labial)
(A) fase II. radiografi Panoramic pada akhir

- Model studi gigi menunjukkan bahwa lebar inter rahang atas meningkat
menjadi 34,4 mm, lebar intermolar dipertahankan, dan kedalaman
lengkungan menurun ke 28,1 mm. intercanine mandibula dan lebar
intermolar meningkat menjadi 26,5 dan 40,8 mm, masing-masing.
kedalaman lengkungan mandibula menurun ke 24,3 mm

DAFTAR PUSTAKA
Abraham, R., Kamath, G., Sodhi, J. S., Sodhi, S., Rita, C., Kalyan, S. S., 2013, Case report:
emesHabit Breaking Appliance for Multiple Corrections, Hindawi Publishing
Corporation, vol. 2013.
Adams, C.P. & Kerr, W.J. 1990. The Design, Construction and Use of Removable Orthodontic
Appliances. 6th Edition . Thomson Litho Ltd. East Kilbride. Scotland. h. 99-102.
Ben Mohimd, H., Benyahia, H., Taleb, B., Zaoui, F., 2016, Management of space in mixed
dentition : the use of lip bumper, International Journal of Pediatric Research, Vol. 3
(6) : 440-445.
Germe, D. Taner, T.U. 2005. Lower Lip Sucking Habit Treated with a Lip Bumper Appliance.
The Angle Orthodontist. Vol. 75, No. 6, pp. 1071-1076.
Kar, S., 2015, Sudipta Kars Modification of Oral Screen, European Journal of Pharmaceutical
and Medical Research, 2(5): 18351393
Magdalena, Lesmana, 2008, Ketidaknyamanan tongue crib sebagai faktor resiko keberhasilan
perawatan ATTS, Indonesian Journal of Dentistry 15 (1)
Moyers, R.E. 1988. Handbook of Orthodontics. 4th Edition. Year Book Medical Publishers, Inc.,
Chicago, London, Boca Raton. h. 533-537.
NG CST, Wong WKR, URBAN HAGG. Orthodontic treatment of anterior open bite.
International Journal of Peadiatric Dentistry,2008; 18: 78-83

Osiewacz, S., Jurecka, M., dan Pawlowska, E., 2015, Tongue Function Correction Appliances
The Current State of Knowledge and Therapeutic Possibilities Including a Device of
Own Design Review of the Literature, Dent. Med. Probl., 52(2): 227234.
Phulari, B. S., 2011, Orthodontics Principles and Practice, Jaypee Brothers Medical Publisher,
New Delhi.
Premkumar, S., 2015, Textbook of Orthodontics, Elsevier, New Delhi.
Premkumar, S., 2008, Prep Manual for Undergraduate Orthodontics, Elsevier, New Delhi
Rao, A., 2012, Prinsiples and Practice od Pedodontics, Jaypee Brothers Medical Publisher, New
Delhi
Siregar, E., 1995, Perawatan Maloklusi Anterior Open-Bite (Laporan Kasus), Jurnal Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia (JDUI), 2(2): 18-30.
Sumber : http://www.alignortho.com/File%20Library/Appliances/CRIB.pdf diakses pada tanggal
22 Agustus 2016 pukul 16.52
Srivastava, V. K., 2011, Modern Pediatric Dentistry, Jaypee Brothers Medical Publisher, New
Delhi.
Tallgren, A., dkk., 1998, Effect of a myofunctional appliance on orofacial muscle activity, The
Angle Ortodontist, Vol 68 No 3
Yuniasih, E. N. dan Soenawan, H., 2006, Menghilangkan Kebiasaan Menghisap Bibir dengan
Alat Lip Bumper, Indonesian Journal of Dentistry, No. 14 : 427-430.
Zen, Y., 2014, Studi Pustaka Perawatan Ortodontik Gigitan Terbuka Anterior, Maj Ked Gi, 21(1):
1-8.

Anda mungkin juga menyukai