Anda di halaman 1dari 3

Tjokroamidjojo, 1991: 222,mengemukakan bahwa administrasi pembangunan bukan

hanya berarti kemampuan untuk menetapkan strategi pembangunan yang baik, yang kemudia
dirinci dalam rencana-rencana kegiatan dan diterjemahkan dalam pelaksanaan nyata yang
efektif, tetapi juga harus dapat menimbulkan respon dan kerjasama seluruh masyarakat dalam
proses pembangunan tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut maka jelas bahwa
pembangunan seharusnya juga berperan dalam melibatkan masyarakat luas sesuai arah dan
kebijakan yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut tjokroamidjojo (1991: 222 -223) mengemukakan bahwa terdapat empat
aspek penting dalam rangka partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu :
1. Terlibatnya dan ikut sertanya rakyat dalam pembangunan sesuai dengan
mekanisme yang berlaku di negara tersebut, terutama dalam hal ikut serta
menentukan arah, strategi dan kebijakan pembangunan. Dalam masyarakat
demokratis, maka arah, strategi dan kebijakan pembangunan merupakan cermin
kepentingan masyarakat.
2. Pembangunan yang berlangsung harus dapat meningkatkan kemampuan
masyarakat atau kelompok masyarakat terutama dalam merumuskan tujuan-tujuan
dan cara-cara dalam mencapai tujuan. Dengan meningkatnya kemampuan
masyarakat akan lebih menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan.
3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi
dan rencana yang telah ditentukan. Adakalanya pemerintah mengambil
kebijaksanaan yang lebih bersifat mobilisasi daripada partisipasi, seperti pada
kegiatan wajib militer. Untuk kegiatan yang bersifat sosial-ekonomi, mobilisasi
bisa menimbulkan trauma bagi masyarakat untuk berpartisipasi.
4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipastif dalam
pembangunan yang berencana. Program-program ini pada suatu tingkat tertentu
memberi kesempatan secara langsung

pada masyarakat untuk berpartisipasi

dalam rencana yang menyangkut kesejahteraan mereka dan juga secara langsung
melaksanakan sendiri serta memetik hasil program tersebut.
Partisipasi sebagai salah satu unsur dalam pembangunan adalah terlibatnya
masyarakat dalam proses pembangunan sesuai dengan arah dan strategi yang telah
ditentukan. Sedangkan partisipasi sebagai tujuan dalam pembangunan adalah bagaimana

proses pembangunan yang berlangsung dapat menimbulkan perluasan partisipasi masyarakat


(Tjokroamidjojo, 1991: 225).
Terdapat tiga hal penting dalam mewujudkan pembangunan yang dapat memperluas
partisipasi mayarakat, yaitu pertama unsur kepemimpinan, Kapasitas kepemimpinan baik di
tingkat pusat, daerah dan lokal akan sangat menentukan apakah pembangunan yang
berlangsung dapat memperluas partisipasi masyarakat atau tidak. Perluasan partisipasi
masyarakat akan terjadi jika pemimpinnya memiliki sifat demokratis, menerima gagasangagasan pembaharuan dan memiliki legitimasi dimata masyarakat. Kedua unsur komunikasi,
bahwa masyarakat akan semakin berpartisipasi jika gagasan, kebijakan dan rencana
pembangunan yang mencerminkan sebagian atau seluruh kepentingan masyarakat di ketahui,
dimengerti dan diterima oleh masyarakat dan masyarakat yakin bahwa hasilnya (sebagian
atau seluruhnya) betul-betul akan dipetik oleh masyarakat. Komunikasi juga bertujuan untuk
menciptakan iklim yang kondusif bagi terlaksananya pembangunan, mengurangi tekanan dan
konflik dalam masyarakat. Komunikasi disini tidak hanya dari atas (pemerintah) tetapi harus
dari dua arah (timbal balik). Dan ketiga pendidikan, pendidikan disini tidak hanya pendidikan
formal, tetapi juga pendidikan informal. Tingkat pendidikan yang memadai akan memberikan
kesadaran dan kemampuan yang lebih tinggi bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan (Tjokroamidjojo, 1991: 226 - 228).

Berdasarkan resolusi PBB dalam Slamet (1994: 2) partisipasi dalam pembangunan


dapat dilihat dari tiga cara yaitu: Pertama adalah pembagian massal dari hasil-hasil
pembangunan, kedua sumbangan massal terhadap jerih payah pembangunan dan ketiga
adalah pembuatan keputusan di dalam pembangunan. Sedangkan partisipasi sendiri adalah
keterlibatan aktif dan bermakna dari massa penduduk pada tingkatan-tingkatan yang berbeda;
a) di dalam proses pembentukan keputusan untuk menentukan tujuan-tujuan keasyarakatan
dan pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, b) pelaksanaan
program-program dan proyek-proyek secara sukarela dan c) pemanfaatan hasil-hasil suatu
program atau proyek secara merata.
Menurut Korten (dalam Slamet 1994: 66 74) terdapat beberapa faktor yang menjadi
penghambat partisipasi masyarakat yaitu pertama, hambatan dalam badan (agency) yang
meliputi 1) tempat pembentukan keputusan; 2) sikap, nilai dan keahlian; 3) sistem evaluasi
dan 4) stabilitas penempatan pegawai. Kedua hambatan dalam komunitas diantaranya; 1)

kurangnya organisasi lokal yang memadai; 2) kurangnya keahlian berorganisasi; 3) lemahnya


fasilitas komunikasi; 4) perbedaan dalam golongan-golongan dan kepentingan ekonomi dan
5) korupsi. Ketiga hambatan dalam masyarakat yaitu terkait dengan 1) masalah politik; 2)
masalah hukum dan 3) masalah birokrasi.
Partisipasi memiliki arti penting baik bagi anggota ataupun organisasi karena melalui
partisipasi anggota diuntungkan dari hubungan-hubungan yang lebih luas

Anda mungkin juga menyukai