Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KONSEP ASKEB
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang berfokus pada pasien.
Langkah I : Pengumpulan Data
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yan akurat dan lengkap dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pengumpulan data
dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka
mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan.
I.

DATA SUBYEKTIF

Biodata mencakup identitas klien :

No. Register
Nomor rerister diberikan kepada pasien saat pertama kali datang. Untuk data
rekamedik. Selain itu nomor regrister juga dapat dijadikan pembeda antara
pasien satu dan pasien yang lain jika data pasien secara umum sama.

Nama
Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan nama penggilan seharihari, nama yang klien suka. Nama yang jelas agar tidak keliru atau salah
dengan klien lain.

Umur
Dicatat dalam hitungan tahun. Umur penting, karena ikut menentukan
prognosa kehamilan. Kalau umur terlalu lanjut atau terlalu muda maka
persalinan lebih banyak resikonya (Obstetri Fisiologi:154)

Agama

Agama ditanyakan untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk


membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Ambarwarti dkk, 2009;
h.131-132).

Pendidikan
Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya. Sehinggga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya (Ambarwarti dkk, 2009; H.131-132).

Pekerjaan
Pengkajian pekerjaan dilakukan untuk mengetahui dan mengukur tingkat
social ekonomi karena itu, berpengaruh juga terhadap gizi pasien
(Ambarwarti dkk, 2009; h.131-132).

Penghasilan
Pengkajian penghasilan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan ibu
dalam memenuhi gizi ibu hamil.

Suku/Bangsa
Suku pasien berpengaruh pada adat istiadat atau kebisaan sehari-hari
(Ambarwarti dkk, 2009; h.131-132).

Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan untuk
mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Amabarwarti dkk, 2009;
h.131-132).

Riwayat Penyakit Lalu


Penyakit yang diderita merupakan penyakit yang berhubungan dengan
penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat di pengaruhi oleh
penyakit klien saat ini.
Riwayat Penyakit Keturunan

Kondisi tertentu dapat karena genetic, sedangkan yang lainnya bersifat


familial atau erkaitn dengan etnisitas, dan beberapa berkaitan dengan
lingkungan fisik atau social tempat keluarga tersebut bertempat tinggal
misalnya, diabetes dan hipertensi. (Rusmiati, dkk. 2006; h.134)
Riwayat Kesehatan
Selama hamil baik ibu dan janin di pengaruhi oleh kondisi medis, atau
kondisi medis dapat di pengaruhi oleh kehamilan. Kondisi lain seperti asma,
epilepsy, infeksi, dan gangguan psikiatrik memerlukan pengobatan.
(Rusmiati, dkk. 2006; h.134)
II.

DATA OBYEKTIF
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk menegakkan

diagnose. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui pemeriksaan


inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang
dilakukan secara berurutan (Sulisiawati dkk, 2010; h.226)
1

Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum
Dilakukan untuk mengetahui keadaan umum kesehatan klien (Tambunan
dkk, 2011; h.7)
-

Kesadaran
Apakah komposmentis, apatis, latergi, somnolen, spoor (Tambunan dkk,
2011; h.7)

Keadaan emosional
Dilakukan untuk mengetahui tingkat keadaan emosional ibu hamil. Pada
ibu hamil tingkat emosinya cenderung tinggi disebabkan oleh hormone
esterogen.

Tekanan darah
Tekanan darah harus diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan. Adanya
pemeriksaan sistolik melebihi 30 mmHg, dan diastole 15 mmHg atau

tekana darah melebihi 140-90 mmHg garus diwaspadai sebab keadaan itu
merupakan salah sat gejala preeklamsi (Aprilia Nurul, 2012; h.3).
-

Suhu tubuh
Suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui keadaan suhu klien. Normal suhu
pada ibu hamil yaitu 36,5C

Denyut Nadi
Denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi oleh
pekerjaan, makanana, umur, dan emosi. irama dan denyut jantung yang
sesuai dengan siklus jantung. Pada orang dewasa jumlah denyut jantung
sekitar 60-80 per menit.

Pernapasan
Tingkat Pernapasan adalah jumlah napas per menit atau, lebih formal,
jumlah gerakan indikasi dari inspirasi dan ekspirasi per satuan
waktu. Dalam prakteknya, tingkat pernapasan biasanya ditentukan dengan
menghitung berapa kali dada mengembang atau mengempis

per

menit. Dengan cara apapun, tujuannya adalah untuk menentukan apakah


respirasi normal, abnormal cepat (takipnea), abnormal lambat (bradipnea),
atau tidak ada (apnea). (Kamus Kesehatan)
-

Berat badan
Berat badan ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak setiap kali
kunjungan pemeriksaan kehamilan. Selama trimester ke dua dan ke tiga
pertambahan berat badan kurang lebih kg perminggu (Aprilia Nurul,
2012; h.3).

Tinggi badan
Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tingi karena kemungkinan besar
memiliki panggul yang sempit. Pengukura tinggi badan cukup dilakukan 1
kali yaitu pada pemeriksaan pertama (Aprilia Nurul, 2012; h.2).

Lila

Pentingnya dilakukan pengukuran Lila pada ibu hamil dapat digunakan


untuk memberi gambaran tentang status gizi ibu hamil, pakah ibu tersebut
mengalami KEP atau tidak (Aprilia Nurul, 2012; h.3).
Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan. Misalnya pada kasus ibu mengatakan merasa pusing
sehari hari dan

ibu merasa lemah letih disertai pandangan kabur. ( Ari

Sulistyawati : 2009, hal : 167)


Riwayat Menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan masa nifas, namun dari
data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar
keadaan organ reproduksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari
riwayat menstruasi antara lain sebagai berikut:

Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita
Indonesia pada umumnya mengalami menarche sekitar 12 sampai 16
tahun. (Ari Sulistyawati : 2009, hal : 167 )

HPHT
Hari pertama haid terakhir pada ibu hamil untuk mengetahui usia
kehamilan klien.

Tafsiran persalinan
Untuk mengetahui prediksi persalinan klien agar kita bisa memantau agar
tidak terjadi kehamilan postdate pada klien.

Siklus
Siklus mentruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam hitungan
hari. Dalam kasus ini klien mengalami siklus 30 hari.

Lamanya

Lamanya menstruasi setiap orang berbeda-beda.

Keluhan
Keluhan pada menstruasi bisa menunjuk pada diagnosis tertentu. Semisal,
pada saat haid mengalami nyeri hebat sampai pingsan bisa diindikasikan
adanya kelainan. (Ari Sulistyawati : 2009, hal : 167 )

Riwayat Kehamilan,Persalinan, dan Nifas, yang lalu


G (gravid), P (para), A (abortus), H (hidup). Klien mengalami hamil
pertama dan tidak pernah mengalami keguguran.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Klien tidak sedang menstruasi dan mengatakan ada gerakan janin.
Pemeriksaan Khusus

Rambut. Pemeriksaan rambut dilakukan untuk menilai warna,


kelebatan, distribusi, dan karakteristik lainnya dari rambut. Rambut
yang kering, rapuh dan kurang pigmen dapat menunjukkan adanya
kekurangan gizi. Kondisi rambut yang kurang tumbuh dapat
menunjukkan adanya malnutrisi, penyakit hipotiroidisme, efek obat

dan lain-lain
Warna
Rambut ibu hamil bisa berubah dengan cara yang di luar dugaan
selama kehamilan. Banyak ibu hamil yang tidak memperhatikan
bahwa telah terjadi perubahan pada rambutnya selama kehamilan.
Warna rambut pada ibu hamil bisa berwarna merah jika ibu
kekurangan energi kronik. Sehingga ibu membutuhkan nutrisi
seimbang.

Rambut rontok
Ketika kulit kepala tidak mendapatkan makanan yang cukup dari
tubuh, maka ibu hamil akan mengalami penipisan rambut dengan
cepat. Perubahan ini sifatnya sementara, jika kehamilan telah selesai,
maka kondisi rambut akan kembali normal.

Tekstur rambut
Perubahan pada rambut terjadi biasanya berupa semakin sulitnya
rambut untuk di tata dan disisir atau mudah kembali kusut ketika sudah
disisir. Sehingga tekstur nya berubah sedikit kasar.

Penyebaran rambut
Untuk mengetahui adanya kerontokan yang berlebih parah akibat
anemia sehingga membuat penyebaran rambut tidak merata.

Keadaan rambut
Untuk mengetahui bagaimana kebersihan rambut ibu. Rambut yang
bersih dapat mengindikasikan bahwa ibu menjaga kebersihan dirinya
sehingga ibu termasuk peduli pada kesehatannya.

a.

Muka
Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah kulitnya
normal atau tidak, pucat/tidak, atau ikhterus dan lihat apakah terjadi
hiperpigmentasi. Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi
alat-alat tertentu, pigmentasi ini disebabkan pengaruh Melanophore
stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. (Wiknjosastro, 2005 : h. 9798).
Sehubungan dengan tinngginya kadar hormonal, terjadi peningkatan
pigmentasi selama kehamilan. (Vivian Dewi dan Sunarsih,2011;hal.99)
Topeng kehamilan (cloasma gravidarum) adalah bintik-bintik pigmentasi
kecoklatan

yang

tampak

di

kulit

kening

dan

pipi.

( Sulistyawati,2009;h.65).
b.

Mata
Pemeriksaan mata dilakukan untuk menilai adanya visus atau ketajaman
pengelihatan. Pemeriksaan skelera bertujuan untuk menilai warna, apakah
dalam keadaan normal yaitu putih. (Mufdilah,dkk.2008;h. 168-169).

c.

Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan atau bentuk dan
fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian dalam

kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada


polip dan kebersihannya. (Priharjo,2006;h.67)
d.

Pemeriksaan mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan agar mendapat perhatian kesehatan gigi dan
mulut, terutama saat hamil karena dapat menjadi sumber infeksi atau fokal
infeksi terhadap organ lainnya. Organ yang besar kemungkinannya terkena
infeksi terutama ginjal kanan. Kebersihan mulut dan gigi serta jaringan
penyangganya akan mengurangi kemungkinan pembentukan plak yang
secara berantai akan menimbulkan peradangan dan menjadi sumber infeksi
(fokal infeksi) bagi organ lainnya. Kerusakan dan radang gusi yang
berkelanjutan akan menjadi periodentitis ginggivitis, radang gigi, dan
memudahkan gigi tanggal. Kerusakan ini dapat makin meningkat karena
kekurangan kalsium yang sangat penting bagi pertumbuhan tulang dan
termasuk gigi. (Ida.2004:hal53)

e.

Telinga
Pemeriksaan telinga dilakukan untuk mengetahui keadaan telinga luar,
saluran telinga, gendang telinga, dan fungsi pendengaran. Yang periksa
adalah bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, integritas, posisi telinga,
warna, liang telinga (cerumen/tanda-tanda infeksi). (Aziz.2008 hal 80)

Leher
Tujuan pengkajian leher secara umum adalah mengetahui bentuk leher
serta organ-organ penting yang berkaitan. Inspeksi kelenjar tyroid
dilakukan untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar tyroid yang
biasanya disebabkan oleh kekurangan garaam yodium (Priharjo,
2006;h.73-74).
Distensi atau bendungan pada vena jugularis dapat mengidentifikasikan
kelebihan cairan atau kegagalan jantung. (Hotma,1999 hal 25)

Payudara
Pembesaran

Buah dada membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi dari


alveoli. (Obstetri Fisiologi :146)

Areola
Penggelapan areola pada wanita hamil disebabkan oleh hormone
kehamilan yaitu hormon progesterone dan esterogen.

Puting susu
Puting susu membesar dan lebih tua warnanya.

Keluaran
Putting susu mengeluarkan cairan kuning yang melengket yang disebut
kolostrum.

Striae
Ada striae Albican dimana striae ini merupakan garis garis berwarna
putih.

Keadaan : Bersih
Inspeksi Abdomen
Pembesaran
Perut membesar kedepan atau kesamping (pada ascites misalnya
membesar kesamping).

Striae
Pada seorang primigravida warnanya membiru dan disebut striae
lividae. Striae ini disebabkan karena kulit perut diregang dan timbul
sebagai akibat dari hyperfungsi gl.Suprarenalis (Obstetri Fisiologi hal
144)

Linea nigra
Garis gelap normal karena pigmentasi yang arahnya longitudinal di
bagian tengah abdomen bawah dan kadang diatas umbilicus.
(Rusmiati, dkk. 2006)

Luka perut
Adanya jaringan parut menunjukkan adanya pembedahan obstetrik
atau abdominal terdahulu. (Rusmiati, dkk. 2006)

Palpasi Abdomen (ummi hanni, dkk. 2014)


Leopold I
Dilakukan dengan tujuan untuk menentukan umur kehamilan
(berdasarkan TFU) dan menentukan bagian apa yang terdapat di
fundus.

Leopold II
Dilakukan dengan tujuan untuk menentukan bagian apa yang ada di
bagian kanan dan kiri perut ibu.

DJJ
Frekuensi normal 120-160x/menit (Ummi Hani, dkk. 2014). Frekuensinya
lebih cepat dari B.J orang dewasa.(Obstetri Fisiologi :169)
Pemeriksaan Laboratorium

a. Darah
Hb

Sel darah merah dengan kadar <10,5 g/dl pada TM 2 ibu hamil
mengalami anemia. Bila tindakan nilainya rendah maka diperlukan
tindakan.

Golongan darah
Golongan darah ibu perlu diketahui untuk mengantisipasi apabila
diperlukan tranfusi darah pada saat persalinan. (Rusmiati, dkk.
2006)

b. Urine
Protein
Selain hipertensi dan oedema, penyebab lain pre eklampsi adalah
proteinuria. Protein 1+ menunjukkan pre eklampsi ringan.
(Rusmiati, dkk. 2006)

Reduksi
Adanya glukosa dalam urin orang hamil harus dianggap sebagai
gejala penyakit diabetes. (Obstetri Fisiologi : 158)

Langkah II : Interpretasi Data Dasar


Pada langkah ini dilakukan indentifikasi terhadap masalah atau
diagnose berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Dirumuskan diagnose yang spesifik, masalah psikososial
berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita tersebut.
1. Data dasar
Data dasar ditemukan dari langkah satu lalu disimpulkan suatu masalah
atau diagnose yang spesifik. Beberapa masalah tidak dapat diselesaikan
seperti diagnose tetapi sengguh membutuhkan penanganan yang
dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
a. Data Subyektif

Termasuk data yang tidak dapat dikaji secara pasti dan


mendapatkan bukti-bukti namun perlu pengkajian lebih lanjut dan
memerlukan penanganan khusus dan perencanaan yang terarah
sehingga wanita ini dapat ditolong dan mendapatkan pelayanan yang
memang ia butuhkan, sehingga masalahnya tidak berlarut-larut.
b. Data Obyektif
Disimpulkan dari data subyektif yang dapat didukung oleh
adanya pemeriksaan obyektif yang sudah dikaji. adanya kecokan
ketidaknormalan atau kenormalan yang terjadi dapat memperkuat
dugaan dan masalah yang terjadi pada wanita hamil. Sehingga jika ada
masalah potensial akan mendapatkan penanganan yang sesuai.
2. Diagnosa Kebidanan
Diambil dari diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek bidan
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur kebidanan
Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose
potensial berdasarkan diagnose/ masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencgah diagnose/ masalah potensial
ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini, penting sekali dalam melakukan
asuhan yang aman.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera, untuk


Melakukan Konsultasi, Kolaborasi Dengan Tenaga Kesehatan Lin berdasarkan
Kondisi klien

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan


untuk di konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien
(Langkah III dan IV tidak dilakukan karena mangkaji ibu hamil fisiologis)
Langah V: Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh di tentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat di lengkapi.

Langkah VI

: Pelaksanaan Langsung Asuhan yang Efisien dan Aman

Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan pelaksanaan


asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh
petugas kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan
sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya memantau rencananya benar-benar terlaksana)bila
perlu berkolaborasi dengan dokter misalnya karena adanya komplikasi
menejement yang efisien berhubungan dengan waktu, biaya serta peningkatan
mutu asuhan. Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan. Menjalin
komunikasi yang baik dengan klien

Langkah VII: Mengevaluasi


Pada langkah ke VII ini dilakukan evalusi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengankebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam

diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaannya.

Anda mungkin juga menyukai