Objek dalam karya sinematografi adalah pantulan cahaya. Memang objek yang diambil adalah benda-benda yang kasat mata. Perlu
dicatat bahwa benda-benda tersebut tampak berwarna-warni adalah karena bendabenda tersebut memantulkan cahaya. Karenanya,
perlu sumber cahaya. Tata cahaya tidak selalu identik dengan tata lampu. Sumber cahaya bisa lampu, bisa matahari. Cahaya matahari
bisa langsung, bisa direfleksikan (dipantulkan).
Benda-benda tampak berwarna-warni karena benda tersebut memantulkan gelombang cahaya yang berbeda-beda.
Pencahayaan Alami
Ialah penerangan atau pencahayaan yang diakibatkan oleh benda-benda alam yang memancarkan sinar seperti matahari, rembulan, dan
lain-lain.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemanfaatan cahaya alami adalah:
1. Kapan dan berapa lama sinar tersebut masuk dan mengganggu aktifitas kerja di dalam hunian. Hal ini dipengaruhi juga oleh letak
bangunan terhadap garis lintang bumi. Misalnya di Surabaya yang berada di sebelah selatan garis katulistiwa, sehingga matahari akan
memancarkan sinarnya sepanjang tahun lebih banyak di sebelah Utara. Dengan demikian bukaan di sebelah selatan akan sangat
menguntungkan karena kita tidak perlu memberi shading pada jendela.
2. Pada jendela perlu dipertimbangkan jarak, letak, luas, ketinggian dari permukaan bidang tangkap terhadap arah datangnya sinar.
3. Untuk jendela atau pintu kaca harus mempunyai absorbsi (daya serap langsung), difuse (bias) maupun berefleksi (pantul) terhadap
sinar matahari yang masuk ruang.
Beberapa bahan dan efek reaksinya terhadap cahaya:
-Kaca rayban, one way glass dapat mereduksi sinar matahari yang masuk ruang sehingga terasa sejuk dan nyaman.
-Kaca berwarna seperti stained glass (kaca patri), cahaya yang menerobos melalui kaca tersebut menimbulkan efek cahaya dengan
bias yang indah berwarna-warni sehingga membuat suasana ruang menjadi meriah, cerah dan unik.
-Glass bloci, kaca es dan kaca matts, menimbulkan efek cahaya yang translucent (bias) sehingga suasana menjadi sejuk, namun tetap
privat dan pribadi.
Bangunan bergaya tropis mempunyai overstek cukup panjang sehingga sinar matahari yang masuk menjadi terhalang dan kesejukan
ruang dapat dijaga. Letak dan luas bidang pembukaan terhadap arah datanya sinar juga menimbulkan efek cahaya khusus, misalnya
pada gereja kuno (gaya klasik) dengan adanya sorot cahaya yang masuk melewati ventilasi atau jendela atas menjadikan kesan sakral,
agung dan religius.
Teknik Pencahayaan
1. Fungsi Pencahayaan
Dalam kehidupan sehari-hari cahaya berfungsi membantu identifikasi objek oleh indra penglihatan/mata. Di bidang sinematografi
pencahayaan memiliki fungsi fungsi berikut:
menyinari obyek yang akan berhadapan dengan camera,
menciptakan gambar yang artistik,
membuat efek khusus,
menghilangkan bayangan yang tidak perlu / mengganggu.
2. Jenis Cahaya
Penjeniasan cahaya pada sinematografi dan fotografi didasarkan pada fungsi pencahayaan tersebut. Berdasarkan fungsinya jenis
cahaya terdiri atas (1) cahaya kunci/cahaya utama (key light), (2) cahaya pengisi (fill light), dan (3) cahaya belakang (back light).
Key light adalah cahaya yang lengsung mengenai objek dan bersifat dominan. Kebanyakan key light searah dengan kamera. Untuk
tujuan menciptakan efek tertentu key light dapat ditempatkan di samping kamera sehingga cahaya mengenai sebagian objek.
Fill light adalah cahaya yang berfungsi mengisi. Key light yang mengenai salah satu sisi menimbulkan bayangan di sisi lain. Fill light
berfungsi menimpa/menghilangkan bayangan key light. Fill Light juga berfungsi meratakan intensitas sinar pada ruangan. Jumlah fill
light biasanya lebih dari satu disesuaikan dengan kebutuhan penghilangan bayangan. Back Light berasal dari belakang obyek, dan
biasanya digunakan sebagai pembentuk gambar artistik dan memperkuat kesan (siluet, angker, misterius).
Ada 4 model pencahayaan yang sepatutnya kita kenal.
1. Ambient lighting, yaitu pencahayaan seluruh ruang. Secara teknis ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah,
untuk seluruh ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah satu bagian dari ambient lighting. Tetapi bila ada
sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient lighting. Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah
cukup fleksibel untuk berbagai situasi atau peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan. Tidak mungkin ruang makan selalu romatis.
2. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar,
memasak, berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak cepat lelah.
3. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Selain contoh di atas, pencahayaan jenis ini bisa dipakai sudut
tertentu, barang tertentu menjadi menonjol. Pencahayaan seperti ini dapat membimbing pengunjung untuk melihat suatu barang atau
koleksi tertentu.
4. Natural lighting, alias sinar matahari bahkan cahaya bulan. Bila di desain sejak awal, pemanfaatan cahay matahari juga dapat
membuat ruangan menjadi terang.
Macam pencahayaan
Berikut ini macam - macam Peralatan Tata Cahaya untuk studio foto maupun video yang saya peroleh dari web blog seberang.
1. PAR 64 (Parabolic Aluminized Reflector 64)
Bohlam PAR sendiri terdiri dari 3 (tiga) macam, yaitu CP 60 (very narrow spot), CP 61 (medium/narrow spot), dan CP 62
(flood)
Penggunaan macam bohlam PAR ini biasanya ditentukan dari posisi peletakan dan keperluan dari acara tersebut
2. Flood halogen/CYC
3. Fresnel
Berisi bohlam fresnel dengan kapasitas 1000 Watt atau 2000 Watt
Penggunaan lampu jenis ini sebagai lampu netral dan biasanya dipakai untuk keperluan studio TV, yang membutuhkan
kejernihan hasil gambar yang dihasilkan oleh kamera video
4. Effect lights
Salah satu komponen dari peralatan tata cahaya yang akhir-akhir ini sering dipergunakan adalah lampu efek yang terbagi dalam 2
(dua) jenis, yaitu scanner dan moving light. Sama seperti peralatan tata cahaya yang lain, berbagai merek lampu efek dapat kita jumpai
di pasaran. Kapasitas bohlam biasanya lebih bervariasi, seperti mulai dari kapasitas 250 Watt, 575 Watt, 1200 Watt, bahkan yang
terbaru ada yang berkapasitas 1500 Watt dan 2000 Watt.
Peralatan ini dikendalikan secara otomatis melalui komputer atau lighting console
5. Scanners
Gerakan horisontal: 75
Alat ini mempunyai gerakan yang cepat karena reflektor berupa cermin dan sekaligus memiliki kelemahan yaitu jangkauan
area yang terbatas
6. Moving lights
Lampu jenis ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu moving light wash dan moving light profile/spot. Perbedaan kedua jenis ini
terletak pada gobo
Memiliki beberapa fasilitas yang lebih lengkap daripada scanner, misal pada fungsi iris, zoom atau frost.
Gerakan alat ini relatif lebih lambat daripada scanner tetapi memiliki jangkauan area yang lebih luas
7. Smoke machine
Efek asap yang dipergunakan untuk memperjelas garis-garis sinar yang dipancarkan oleh lampu PAR dan lampu efek
Dapat dikendalikan secara otomatis melalui program komputer atau lighting console, atau manual
8. Follow spot
Alat ini dipergunakan untuk menyorot penampil yang ada dipanggung yang menjadi sorotan utama, seperti MC, bintang
tamu atau seseorang yang spesial dalam acara tersebut
Kapasitas bohlam beragam, mulai dari 575 Watt hingga 5000 Watt. Demikian juga dengan jenis bohlam.
Salah satu peralatan yang cukup sering dipergunakan adalah city light color/wash
Dipakai untuk membuat nuansa warna pada suatu area acara. Sering difungsikan sebagai alternatif pengganti lampu PAR.
5. Kabel Sinkronisasi
Kabel ini berfungsi sebagai pemicu agar lampu studio menyala yang mana kabel ini menghubungkan
kamera dengan lampu studio.
6. Triger dan receiver
Alat ini dipasang di kamera dan lampu studio agar lampu studio bias menyala saat tombol rana kamera
ditekan, pemasangan alat ini dimaksudkan agar fotografer dapat leluasa bergerak tanpa direpotkan oleh
kabel sinkronisasi yang terpasang dikamera.
7. Alat Pengukur Cahaya/Flash Meter / Light meter
Alat ini mengukur cahaya yang dikeluarkan oleh lampu studio dan digunakan untuk menentukan bukaan
diafragma yang seharusnya di pakai dikamera, Sebelum menggunakan alat ini dilakukan penyetelan
kecepatan rana dan iso yang digunakan
8. Alat pengukur Suhu warna / Color Meter
Untuk mengetahui suhu warna/white balance yang tepat dari sumber cahaya yang digunakan pada saat
pemotretan berlangsung digunakan alat pengukur suhu warna atau color meter. Alat ini menginformasikan
mengenai tinggi rendahnya suhu warna sehingga bias didapat nilai dari white balance yang akan disetting
di kamera atau penggunaan filter warna yang tepat untuk kamera.
Suhu warna atau white balance dari lampu studio yang masih baru biasanya berkisar 5500 Kelvin atau
lebih sehingga hasil yang didapat menjadi kebiru-biruan dan seiring dengan pemakaian dari lampu flash
studio tersebut suhu warna berangsur-angsur turun hingga bisa mencapai 4300 Kelvin dan menjadi
kekuning-kuningan. Dengan alat pengukur suhu warna tersebut maka akan bisa didapat suhu warna yang
tepat.
9. Standar Reflektor
Biasanya setiap pembelian lampu flash studio dillengkapi dengan standar reflector yang menghasilkan
cahaya yang langsung dan keras.
10. Reflektor
Reflektor digunakan untuk memberikan cahaya tambahan yang merupakan pantulan dari cahaya utama,
reflector dipasaran terdiri dari 3 warna yaitu putih, perak dan emas dimana masing-masing warna
mempunyai karakter dari pentulannya tersebut.
11. Payung Studio
Payung Studio digunakan untuk menghasilkan efek bayangan yang lebih halus serta pancaran cahaya
yang lebih luas di bandingkan dengan standar reflector. Alat ini sangat efektif digunakan pada pemotretan
yang membutuhkan cakupan area cahaya yang luas, namun dibanding dengan standar reflector pancaran
cahaya dari payung ini lebih sulit di arahkan.
White Convertible Umbrella
Shoot Throught Umbrella/Transparance Umbrella
12. Softbox
Softbox digunakan untuk menghasilkan efek cahaya yang lebih halus lagi dibandingkan dengan payung,
cahaya yang dihasilkan lebih terarah karena cakupan cahaya yang dihasilkan softbox lebih terbatas,
ukuran softbox juga mempengaruhi hasil yang didapat, semakin besar ukuran softbox akan semakin
lembut cahaya yang dihasilkan. Softbox dapat menghasilkan efek bayangan persegi pada mata model.
13. Octo Dome
Octo Dome sama seperti Softbox menghasilkan efek cahaya yang lebih halus dan cahaya yang terarah,
selain itu octodome menghasilkan efek bayangan segi delapan pada pupil mata model.
14. Snoot
Snoot digunakan untuk mengarahkan pencahayaan ke bagian tertentu saja agar mendapatkan efek spot,
Alat ini biasanya digunakan di diatas dan dibelakang objek untuk menyinari rambut sehingga objek
terpisah dengan latar belakang. misalnya untuk Hairlight
Kualitas cahaya merupakan bagian terpenting dalam dunia fotografi sehingga sifat-sifat cahaya tersebut harus dipahami agar
dapat menangkap momen di saat cahaya berbeda dalam kondisi terindah di alam memilki keterbatasan, baik dalam hal kualitasnya
maupun timing atau waktu yang sangat tidak dapat diprediksi. Oleh karena cahaya alam akan tersebut sangat sulit diperkirakan
kualitasnya, dikembangkan cahaya buatan agar mampu memberikan kepastian kepada fotografer dalam mengekspresikan keindahan
cahaya.
Kecanggihan teknologi telah banyak membantu para fotografer untuk menangkap momen-momen dalam keadaan yang minim cahaya
sekalipun. Teknologi digital saat ini semakin meningktkan kemampuan dasar kamera dalam menangkap cahaya serta memudahkan
penggunanya. Namun demikian, pemahaman akan kualitas cahaya beserta sifat-sifatnya tentunya akan semakin meningkatkan kualitas
hasil fotgrafi anda. Jika anda selalu mengandalkan pencahayaan dari alam , maka pemahaman timing godel moment akan cahaya alam
yang tepat merupakan modal utama untuk menghasilkan kualitas gambar yang baik. Pencahayaan alam mencapai puncak optimal
justru saat matahari terbit dan menjelang tenggelam. Waktu tersebut sangat terbatas untuk menentukan momen pengambilan gambar
yang tepat.
1.
3.
Sedangkan aperture, sebuah situs Dasar Fotografi Digital yang memuat tips-tips memilih kamera digital merekomendasikan bahwa
dengan lebih lamanya eksposur, Anda harus menggunakan aperture yang lebih kecil untuk menghindari setiap over-exposing dari
lampu stasioner. dalam gambar. Sebaliknya, jika Anda menembak dengan shutter-speed yang lebih singkat, gunakan aperture yang
lebih besar untuk menghindari noise gerak foto Anda
6. ISO. Secara umum, Anda ingin kamera anda menggunakan nomor ISO yang lebih tinggi untuk mengimbangi kekurangan cahaya.
Tetapi harus diingat, cek terus menerus hasil foto Anda, apakah tidak ada tekstur kasar atau grainy di sana.
7. Matikan fitur Anti-Shake. Karena sebelumnya kita sudah sarankan memakai Tripod, maka sebisa mungkin fungsi Anti-Goyang
dinon-aktifkan. Karenajika kamera stabil, fungsi-fungsi ini dapat memberikan efek goyang yang otomatis ketika fungsi Anti-shake ini
berusaha untuk melawan sesuatu yang sebenarnya tidak ada.
8. Perhatikan Keamanan. Dalam arti keseluruhan. Memotret di luar ruangan pada malam hari, tentu lebih tidak aman dari pada di
siang hari atau di dalam ruangan. Anda harus pertimbangkan ketika ada barang-barang perlengkapan yang jatuh atau lebih jauh
amankan dari tangan-tangan jahil. Apalagi kamera Anda adalah kamera yang berkualitas yang kadang bernilai mahal. Membawa
senter atau lampu penerang pembantu dan asisten mungkin lebih bijaksana. Anda akan lebih berkonsentrasi dengan kegiatan fotografi
Anda
B. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemotretan malam hari antara lain :
1. Gunakan Tripod
Tripod adalah peralatan penting jika kita ingin mendapatkan ketajaman gambar yang maksimal, sangat banyak berguna dalam
mengurangi getaran pada kamera , terutama yang berasal dari getaran tangan, memang tidak selamanya kita bisa menggunakan tripod,
tapi saat bisa kita gunakan, pergunakanlah..
2. Pemilihan Lensa.
Sebagai perlengkapan utama sebaiknya gunakan lensa yang dapat mencakup sudut pandang yang luas, misalnya lensa sudut lebar 24
mm, mungkin juga yang bersudut 20 mm. Meskipun kadang-kadang lensa sudut lebar tak terlalu diperlukan, tetapi sebaiknya lensa
tersebut selalu dibawa menyertai lensa jenis tele-zoom menengah seperti 70-210 mm.
3. Gunakan self timer atau Cable Release ( jika ada )
Mengatur self timer untuk mengambil gambar bisa mengurangi getaran pada saat menekan tombol shutter, sehalus apapun kita
menakan tombol shutter, selalu ada resiko gerakan kecil yang mengurangi ketajaman gambar. Pada Alpha 550 self timer bisa dipilih
dengan waktu jeda selama 10 detik.
Cara lain mengurangi transfer getaran tangan adalah penggunaan Cable release, sebuah alat yang sambungkan pada kamera yang
berfungsi mirip remote control untuk melakukan aksi shutter secara eksternal, dengan ini shutter akan bekerja tanpa harus menekan
langsung tombol shutter pada kamera. Untuk yang satu ini saya belum pernah mencobanya karena masih belum punya alatnya.
4. Shutter Speed
Gunakan shutter speed sesingkat mungkin jika bisa, sebagai gambaran bisa menggunakan rumus : 1/focal length. Contoh pada lensa
kit 18-55mm, yang di set pada focal length 55mm, shutter speed bisa diatur selama 1/55 sekon atau 1/60 sekon juga bisa dijadikan
pilihan.
5. ISO Speed
Set ISO Speed seminimal mungkin, (ISO 200 pada Alpha 550). Ubah nilai ISO hanya jika terpaksa, atau saat seting Aperture dan
Shutter speed tidak bisa menolong lagi.
C.
4.
Flash terdiri dari flash unit tersendiri serta menyatu dengan kamera yang memiliki fungsi dasar yang sama, yaitu memberikan buatan
pada objek. Tegangan dari baterai akan disimpan dalam kapasitor, dan akan dilepaskan saat pengambilan gambar terjadi melalui
tabung lampu yang berisi gas tertentu yang menghasilkan cahaya kilat. Sinar itu seolah-olah meledak dan menghasilkan sinar dengan
kecepatan antara 1/500 detik hingga 1/10000 detik tergantung jenisnya.
Terdapat tiga tipe lampu kamera, yaitu manual, otomatis, dan terdedikasi. Pada flash manual cahaya lampu memiliki intensitas 100%
yang dapat diatur melalui kamera. Secara otomatis, sinar akan memnyesuaikan denggan bukaan yang sedang digunakan serta dapat
diatur pula dengan kamera. Flash yang terdedikasi memiliki sitem komunikasi tersendiri antara lamu kilat dengan kamera serta dapt
diatur secara mandiri antara flash dengan kameranya.
Memanfaatkan Lampu Kilat
Lampu kilat elektronnik merupakan sumber cahaya yang ideal untuk pemotrettan. Anda dapat membawanya kemana saja dan
menempatkan sesuka anda, tidak tergantung cuaca atau waktu, durasinya yang singkat mampu meminimalkan efek dari kamera dan
objek yang bergerak, tidak membuat model kepanasan, dan memiliki banyak kemungkinan untuk membuat foto dengan efek khusus.
Jenis-Jenis Lampu Kilat (Flash)
1.
Makro Flash
Untuk pemotretan close-up, ruang tajamnya amat sempit. Jadi anda harus memotret dengan bukaan kecil jika keinginan ruang tajam
yang lebih luas dan tentu akan menimbulkan efek blur jika kamera goyang atau objek bergerak sehingga anda harus menggunakan
kecepatan tinggi. Lampu kilat elektronik adalah sumber cahaya yang ideal untuk pemotretan makro karena dapat memecahkan dua
masalah yaitu : cukup terang untuk pemotretan close-up dengan bukaan kecil, dan durasinya yang sangat singkat dapat mengatasi
gambar yang kabur akibat goncangan kamera atau gerakan objek.
2.
Flash Meter
Pengukuran cahaya kilat TTL yang ada pada kemera-kamera Digital SLR keluaran baru sangat canggih, membuat situasi pemotretan
dengan lampu kilat sesulit apapun jadi mudah dilakukan. Tapi tidak demikian halnya dengan lampu studio. Beberapa kamera tidak
memiliki fasilitas pengukuran TTL pada lampu kilatnya untuk melakukan bounce atau pemotretan dengan lebih dari satu lampu kilat
menjadi sulit untuk dilakukan. Solusi yang paling tepat adalah menggunakan flash meter. Gambar flash meter didepan subjek,
arahman sensornya pada lensa kamera tekan tombolnya sehingga akan terbaca beberapa diagfragma yang dibutuhkan. Biasanya flash
meter juga dapat digunakan untuk pengukuran cahaya selain lampu kilat.
3.
Fill Flash
Lampu kilat yang menempel pada bagan kamera baik untuk digunakan sebagai cahaya pengisi. Kenyataanya mungkin penggunaan
lampu kilat diluar ruang adalah untuk mengisi bagian bayangan yang tidak terkaena cahaya yang ditimbulkan oleh sinar matahari yang
keras. Kebanyakan kamera yang memiliki lampoon kilat bawaan sudah dilengkapi fasilitas otomatis, dan beberapa diantaranya dapat
mengukur pencahayaan lampu kilat pada objek serta latar belakang secara otomatis.
4.
5.
Menggunakan Payung
Cahaya langsung kurang begitu baik untuk objek manusia. Karakter cahaya yang keras menimbulkan bayangan yang keras dan
memunculkan salah satu cara pemecahan yang mudah adalah dengan menggunakan reflector paying. Paying membuat cahaya menjadi
lebih lembut jika menerangi bagian bayangan. Semakin besar ukuran paying (dan semakin dekat ke subjek), semakin lembut
cahayanya. Payung ada yang berwarna putih lembut, silver (keras), dan emas (hangat), juga yang tembus cahaya, sehingga anda dapat
lebih dekat ke objek dan dapat menggunakan cahaya dengan lebih efisien.
6.
Membekukan Gerak
Lampu kilat yang menyala dengan cepat apabila digunakan dalam jarak pemotretan dekat pada mode auto dapat membekukan gerak
karena lampu kilat yang memiliki durasi 1/20000 atau lebih singkat. Untuk melakukan hal itu, atur lampu kilat pada mode otomatis
atau manual dengan bukaan lensa atau diagfragma 1/16 atau lebih kecil.
5.
Ketika anda mengikuti kursus fotografi anda akan diajarkan beberapa teknik fotografi tentang pencahayaan yang merupakan
kunci keberhasilan untuk mendapatkan hasil gambar yang diinginkan. Teknik fotografi tentang Pengaturan pencahayaan ini sangat
berkaitan dengan pengaturan diafragma (aperture) dan kecepatan (shutter speed).
1. Over Exposure
Yang dimaksud over exposure adalah Teknik fotografi tentang pencahayaan yang berlebih. Penyebar kelebihan pencahayaan ini
adalah pengaturan aperture dengan shutter speed yang tidak sesuai. Jika dilihat di garis matering, posisi jarum matering berada di areal
plus (+). Akibat dari kelebihan pencahayaan, foto yang dihasilkan tampak didominasi warna putih/terang.
2. Under Exposure
Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan pencahayaan. Penyebabnya pun sama, tidak sesuainya pengaturan shutter speed
dan aperture (-). Under exposure biasanya juga disebabkan oleh sambaran flash yang terlalu lemah. Hal ini bisa terjadi jika jarak
antara objek dengan flash terlalu jauh atau si pemotret terlalu minim mengatur output flash.
Bounce flash dilakukan dengan cara memantulkan flash ke satu bidang yang luas sehingga cahaya datang dalam sudut yang lebih luas.
Kita bisa menggunakan langit-langit atau dinding yang ada dalam ruangan. Jika flash eksternal yang terpasang pada kamera digital
terhubung melalui hot shoe, maka flash tersebut harus memiliki fasilitas tilt untuk memantulkan cahayanya. Jika terpasang melalui
kabel synchro, maka kita bisa memasang flash pada bracket dengan posisi sedikit menghadap ke atas/samping atau memegangnya
dengan posisi demikian.
Posisi memantulkan yang tepat agar cahaya jatuh tepat pada obyek adalah dengan menghadapkan flash tersebut pada langit-langit di
tengah fotografer/flash dan obyek.
Beberapa hal perlu kita perhatikan dalam memanfaatkan bounce flash ini adalah:
1. Jarak untuk menghitung f/stop berubah bukan menjadi jarak kamera dan obyek tetapi berubah menjadi jarak yang dilalui oleh
cahaya flash tersebut. Normalnya pada sudut tilt 45 kita akan melebarkan aperture 1 stop dan pada sudut tilt 90 kita melebarkan
aperture sebesar 2 stop. Tentunya ini hanya panduan ringkas. Pada pelaksanaan tergantung teknis di lapangan.
2. Berkaitan dengan no. 1 di atas, maka jarak langit-langit/dinding tidak boleh terlalu jauh atau akan jadi percuma.
3. Gunakan selalu bidang pantul berwarna putih dan tidak gelap. Warna selain putih akan menyebabkan foto terkontaminasi warna
tersebut sedangkan warna gelap akan menyerap cahaya flash tersebut.
4. Perhatikan bisa terjadi kemunculan bayangan pada sisi lain cahaya. Misalnya jika kita memantulkan ke langit-langit maka kita akan
mendapatkan bayangan di bawah hidung atau dagu dan jika kita memantulkan ke dinding di kiri maka akan ada bayangan di sebelah
kanan. Untuk mengatasinya kita dapat menyelipkan sebuah bounce card di bagian depan flash tersebut sehingga ketika kita
memantulkan cahaya ke atas/samping kita tetap memiliki cahaya yang tidak terlalu kuat yang mengarah ke depan dan menetralisir
bayangan yang muncul.
Untuk mengambil foto secara vertical, akan mudah kalau kita menggunakan koneksi kabel karena kita dapat dengan mudah
menghadapkan flash ke atas jika menggunakan bracket atau dipegang. Tetapi jika koneksi kita adalah hot shoe maka pastikan flash
kita memiliki fasilitas swivel head sehingga dapat kita putar menghadap ke atas. Lebih bagus lagi jika kita memiliki flash yang dapat
di-tilt dan swivel. Ini akan mengakomodasi sebagian besar kebutuhan kita.
Cara lain melunakkan cahaya adalah dengan memperluas dispersinya. Caranya gunakan flash diffuser. Flash diffuser akan
menyebarkan cahaya yang keluar dari flash ke segala arah sehingga cahaya yang keluar tidak keras. Umumnya tersedia diffuser
khusus untuk flash tertentu mengingat head flash berbeda-beda. Dapat juga kita membuat sendiri diffuser untuk flash kita
menggunakan bermacam-macam alat.
Ketika kita menggunakan diffuser, sebenarnya kita menghalangi area tertentu dari arah cahaya flash dan membelokkannya ke tempat
lain. Ini mengurangi kekuatan flash yang kita gunakan tersebut. Jika diffuser yang kita gunakan adalah hasil beli, maka kita dapat
membaca berapa kompensasi aperture yang kita perlukan ketika menghitung eksposur. Biasanya terdapat pada kotak atau kertas
manual. Jika kita memutuskan membuat sendiri, maka kita bisa melakukan eksperimen berkali-kali agar mendapatkan angka yang pas
untuk kompensasi yang diperlukan kali lainnya.
Outdoor Flash
Sekilas jika kita berpikir tentang penggunaan flash, maka kita akan tahu kalau itu berlaku untuk suasana pemotretan yang kekurangan
cahaya. Karenanya, kita umumnya tidak memikirkan tentang perlunya penggunaan flash pada pemotretan luar ruangan (siang hari, of
course) karena sinar matahari sudah sangat terang. Di sinilah kesalahan kita dimulai. Flash sangat dibutuhkan pada pemotretan
outdoor, terutama pada:
1.
Kondisi obyek membelakangi matahari. Pada kondisi seperti ini, meter kamera akan mengira suasana sudah cukup terang
sehingga akan menyebabkan obyek yang difoto tersebut gelap/under karena cahaya kuat tersebut percuma karena tidak
direfleksikan oleh obyek. Cara mengakalinya adalah dengan melakukan fill in pada obyek sehingga walaupun latar sangat
terang tetapi obyek tetap mendapat cahaya.
2.
Matahari berada di atas langit. Ini akan mengakibatkan muncul bayangan pada bawah hidung dan dagu. Gunakan flash untuk
menghilangkannya. Untuk melembutkan cahayanya gunakan bounce card atau diffuser.
3.
Obyek berada pada open shade (bayangan). Flash digunakan untuk mendapatkan pencahayaan yang sama pada keseluruhan
obyek karena bayangan akan membuat gradasi gelap yang berbeda-beda pada bagian-bagian obyek apalagi wajah manusia.
4.
Langit sangat biru dan menggoda. Jika kita tidak tergoda oleh birunya langit dan rela mendapat foto langit putih ketika
memotret outdoor maka silahkan lakukan metering pada obyek tanpa menggunakan flash atau dengan flash. Jika kita rela
obyek kekurangan cahaya asalkan langit biru silahkan lakukan metering pada langit. Nah, jika kita ingin langit tetap biru
sekaligus obyek tercahayai dengan baik, gunakan metering pada langit dan fill flash pada obyek. Ini akan menghasilkan
perpaduan yang tepat dan pas.
5.
Langit mendung. Ketika langit mendung, jangan segan-segan gunakan flash karena efek yang ditimbulkan awan mendung
akan sama seperti jika kita berada di bawah bayangan.
Untuk Melihat cahaya serta dampaknya terhadap frame kalian, setidaknya sobat harus melihat dan
menilainya pada frame yang ada di viewvinder atau LCD kamera. Sobat harus melihat bagaimana cahaya
berinteraksi dengan elemen-elemen yang ada di dalam frame. Apakah cahaya membuat subyek mudah
dilihat, atau malah mengaburkannya? Apakah cahaya membuat pemandangan menjadi datar? Apakah
cahaya yang datang terlalu keras dan cenderung tidak menarik? Apakah menurut sobat subyek akan
tampak lebih bagus dengan sumber cahaya lain? Apakah cahaya tersebut lembut dan tersebar? atau
apakah cerah serta intens? Apakah cahaya memiliki karakter hangat keemasan, atau bahkan mungkin
memiliki warna yang tidak kalian inginkan?
Gunakan LCD pada kamera kalian (jika punya) untuk melihat apa dampak cahaya pada gambar yang akan
diambil oleh kamera. Ketika Sobat tidak mendapatkan cahaya yang bagus, pertimbangkan cara lain yang
bisa memperbaiki hasil foto kalian, atau jika tidak cari waktu lain untuk kembali memotretnya. Lebih
banyak Sobat mencoba memanfaatkan cahaya, maka lebih baik pula foto yang kalian hasilkan.
Menikmati setiap jepretan pada subyek dengan berbagai karakter cahaya dan kemudidan melihat hasilnya
adalah cara terbaik untuk mempelajari cahaya mana yang tepat bagi subyek foto kalian. Seperti yang kita
ketahui semuanya bahwa salah satu keuntungan fotografi digital adalah kemudahan untuk me-review
ulang foto-foto kita tanpa biaya tambahan dan pemrosesan, dan sobat bisa dengan mudah
membandingkan hasil foto tersebut di LCD atau komputer. Satu hal yang patut diingat adalah cahaya
bagus tidaklah konstan, terkadang Sobat harus menunggu momen yang pas untuk menghasilkan foto
yang sempurna, atau kalian bisa saja kembali ketempat yang sama untuk memotret sebuah subyek,
dikarenakan cahaya kurang bagus ketika pertama kali memotret di tempat tersebut.
Memotret saat Sinar Matahari bersinar terang
Cahaya langsung yang berasal dari matahari bisa membuat sebuah foto tampak sempurna atau bisa jadi
terasa mengerikan ketika menerangi subyek foto kalian. Memotret dengan kondisi cahaya matahari yang
terang sebagai sumber cahaya utama merupakan sebuah tantangan yang besar, mengingat cahaya
matahari cenderung kuat. Bisa dipastikan karakter cahaya seperti ini akan menghasilkan foto yang buruk
pada subyek apapun. Sinar matahari di siang hari bisa mencitakan kontras yang kuat dengan highlight
yang sangat terang serta bayangan gelap. Satu kunci untuk memahami cahaya matahari disiang hari
adalah dengan mengerti pentingnya bayangan. Bayangan di tempat yang tepat bisa menciptakan sebuah
pemandangan yang kuat dan dramatis. Bayangan yang berada di tempat salah bisa mengakibatkan
sebuah subyek atraktif menjadi jelek meskipun dengan komposisi terbaik sekalipun.
Aspek kunci dari sinar matahari siang hari adalah mereka memiliki arah yang sangat kuat. Hal ini berarti
bahwa hanya dengan merubah sedikit saja posisi kamera akan memberikan cahaya baru, karena cahaya
menerangi subyek dari angle berbeda berkaitan dengan posisi kamera. Dalam beberapa kasus hal
tersebut cukup untuk merubah pencahayaan buruk menjadi bagus.
Memotretlah di tempat teduh untuk cahaya lebih lembut
Salah satu cara ketika berhadapan dengan cahaya matahari yang kuat di siang hari serta bayangan jelek
adalah dengan mencari naungan bagi subyek foto kalian. naungan tersebut merupakan cahaya terbuka
tanpa kontras dari cahaya matahari, dan ini berarti cahaya tidak menyebabkan bayangan yang jelas serta
highlight. Arah cahaya akan membuah subyek foto Sobat menjadi terlihat lebih tiga dimensi.
Naungan atau tempat teduh ini biasanya berlaku khususnya bagi orang dan bunga. Sobat bisa dengan
sengaja mencari subyek-subyek potret yang berada di bawah naungan teduh atau juga bisa menempatkan
mereka di bawah naungan, atau jika memungkinan, Sobat bisa menaungi subyek itu sendiri. Mintalah
orang lain berdiri untuk menghalangi sinar matahari, bisa juga sobat menggunakan jaket dan kursi untuk
menciptakan naungan. Cobalah bereksperimen untuk membuat naungan bagi subyek foto kalian ketika
memotret di siang hari yang cerah.
Pastikan Sobat mengatur white balance ke mode 'shade' pada kondisi seperti ini. 'Shade' mengandung
banyak sekali unsur cahaya biru yang berasal dari langit, dimana kamera sering kali menonjolkan warna
ini. Pengaturan white balance ini menghilangkan cahaya biru tersebut, dan pengaturan white balance
'Auto' seringkali tidak konsisten di tempat teduh.
Manfaatkan GOLDEN HOUR
Golden hour merupakan waktu ajaib ketika matahari ada di posisi rendah dekat dengan horizon dan
memberikan cahaya yang memiliki karakter warna keemasan, hangat, tetapi hanya akan ada selama Satu
jam atau kurang sebelum matahari terbenam. Meskipun sunrise dan sunset menawarkan karakter cahaya
seperti ini, biasanya sunset atau matahari tenggelam lebih menawarkan cahaya yang lebih hangat serta
mempesona.
Cahaya seperti ini merupakan cahaya klasik bagi para fotografer profesional yang bekerja di National
Geographic atau para sinematografer di perfilman. Cahaya ini akan tampak bagus di hampir semua angle,
tetapi cahaya yang kaya warna dan tonal terbaik seringkali datang ketika cahaya berada di samping atau
menerangi subyek dari depan. Cahaya siang hari yang menerangi bagian depan pasti akan membuat
subyek foto tidak menarik, sangat bertolak belakang dengan saat matahari hampir tenggelam
Kendalikan cahaya menggunakan REFLEKTOR
Salah satu aksesoris fotografi yang sangat membantu dan jauh dari kata mahal adalah reflektor. Sobat
bisa menggunakan baik itu yang bewarna putih, atau putih abu-abu untuk memantulkan cahaya natural
lembut ke permukaan subyek foto kalian. Reflektor bisa beralih fungsi untuk menghalangi cahaya, dan
membuat naungan yang efektif untuk mengurangi intensitas cahaya serta kontras tinggi yang berasal dari
cahaya langsung siang hari. Reflektor portable yang diperuntukan bagi aktifitas fotografi biasanya bisa
dilipat sampai dengan sepertiga bagian dari ukuran maksimal ketika terbuka penuh. Reflektor biasanya
ada dua sisi, satu sisi bewarna putih dan lainnya bisa bewarna perak, emas atau perunggu
Reflektor digunakan terutama untuk menambahkan cahaya ke wajah subyek pada fotografi portrait. Sobat
selain untuk menambah bayangan bisa juga menggunakan reflektor untuk menambahkan tone warna
yang hangat dengan menggunakan sisi warna emas. Reflektor dengan warna perak bisa digunakan pada
subyek yang backlit dengan memantulkan lebih banyak cahaya ke dalam bayangan guna mengangkat
lebih banyak detail subyek. Reflektor juga bisa digunakan bersama dengan flash serta cahaya yang lain.
FILL FLASH pada bayangan kasar
Cahaya terang matahari bisa menyebabkan cahaya kasar pada wajah, dengan bayangan gelap disekitar
mata atau pinggiran topi. Satu solusi bisa dilakukan ketika menghadapi kondisi subyek yang seperti itu.
Kamera digital saat ini memudahkan kalian untuk memaksa flash digunakan untuk mengisi bayangan
kasar tersebut. Beberapa kamera bahkan memiliki fitur pengaturan "fill flash", tetapi yang harus sobat
lakukan adalah menyalakan saat memotret, dan cahaya flash akan menerangi bayangan gelap tersebut
serta mengangkat detail subyek lebih banyak lagi.
Teknik fotografi ini hanya berlaku pada subyek yang berada cukup dekat dengan kalian, meskipun itu juga
tergantung dari berapa kuat cahaya flash yang dimiliki oleh kamera. Fill flash biasanya bekerja dengan
baik pada jarak kurang dari 8 sampai 10 kaki. Fotografer profesional sering kali menggunakan aksesoris
flash untuk menambah kekuatan flash untuk jarak yang lebih jauh. Fill flash membatasi penggunaan
shutter speed.
Rubah arah cahaya dengan melepas flash dari kamera
Flash pada kamera juga memiliki keterbatasan, dan cenderung menghasilkan cahaya yang datar dengan
bayangan dibelakang subyek, serta seringkali menghasilkan 'red-eye' pada subyek foto kalian. Sobat bisa
menghindari masalah-masalah tersebut dengan melepas flash tersebut dari kamera kalian. Untuk DSLr ini
berarti sobat harus menggunakan aksesoris flash tambahan seperti extention cable atau bisa juga
menggunakan wireless.
Sobat tidak perlu meletakkan flash jauh dari kemera agar menghasilkan foto yangbagus, pegang flash
dengan satu tangan di samping dan arahkan pada subyek, maka bayangan yang dihasilkan akan lebih
atraktif dibandingkan cahaya flash dari depan. Sobat bisa juga mengarahkan flash pada tembok putih atau
sebuah reflektor untuk membuat cahaya dari samping yang lebih soft.