Anda di halaman 1dari 14

Model Konseptual Data Bencana

Kebakaran di Provinsi DKI Jakarta


Riki Sulistyo W1, Darmawan Lahru R2, Hary Susila3
1

Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya


Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3
Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email: darmwan.lahru@gmail.com
2

Abstrak

Bencana

kebakaran

dapat

memberikan

suatu

informasi

merupakan salah satu bencana yang

untuk menentukan kebijakan/keputusan

sering terjadi di Provinsi DKI Jakarta,

bagi instansi terkait di pemerintahan

baik kebakaran permukiman penduduk

DKI

maupun bangunan umum.

Kejadian

infrastruktur pada suatu daerah rawan

kebakaran di DKI Jakarta sebagian

bencana kebakaran agar lebih efektif,

besar dikarenakan oleh hubungan arus

yang

pendek listrik, kompor yang meledak,

menanggulangi

puntung

Jakarta

rokok

yang

dibuang

Jakarta

untuk

bertujuan

membangun

mencegah

kebakaran
sesuai

di

dan
DKI
dengan

sembarangan dan tidak jarang juga

prioritas/pembobotan nilai kerawanan

akibat dari posisi pembakaran sampah

terjadinya kebakaran.

yang salah. Dengan adanya ancaman


bahaya

kebakaran

yang

dapat

menyebabkan banyaknya kerugian ini,

Kata Kunci : Bencana kebakaran, DKI


Jakarta, Model data

tentunya harus menjadi perhatian lebih


bagi pemerintah DKI Jakarta dan semua
instansi

terkait.

Untuk

mengatasi

masalah tersebut, penelitian ini akan


membuat suatu model data yang dapat
mencegah

dan

menanggulangi

kebakaran yang terjadi di DKI Jakarta.


Hasil dari model data nantinya akan

1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bencana (disaster) menurut UU
No.24 Tahun 2007 didefinisikan sebagai
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan

serta

penghidupan

[1].

adanya ancaman bahaya kebakaran yang

Kebakaran merupakan salah satu bencana

dapat menyebabkan banyaknya kerugian

yang dikarenakan timbulnya api yang tidak

ini, tentunya harus menjadi perhatian exstra

terkendali. Kebakaran dapat mengakibatkan

bagi pemerintah DKI Jakarta dan semua

suatu kerugian yang sangat besar baik

instansi terkait. Solusi yang efektif dan

kerugian

efisien guna meminimalisir dan mengatsi

materiil

masyarakat

maupun

kerugian

immateriil. Sebagai contoh kerugian nyawa,

kebakaran

harta, dan terhentinya proses atau jalannya

pemerintah DKI Jakarta. Oleh karena itu

suatu produksi / aktivitas.

diperlukan suatu model data yang dapat

Provinsi DKI Jakarta adalah Ibu


Kota Republik Indonesia yang memiliki

sangat

diperlukan

bagi

mencegah dan menanggulangi kebakaran


yang terjadi di DKI Jakarta.

permasalahan kebencanaan yang komplek.

Seiring perkembangan teknologi IT

Salah satu bencana yang sering terjadi di

dewasa ini yang semakin cepat, peran IT

Provinsi

bencana

juga sangat dibutuhkan disemua kalangan

bangunan

dan semua aspek masalah. Demikian halnya

DKI

kebakaran,

Jakarta

baik

adalah

kebakaran

perumahan maupun bangunan umum.


Data
Kebakaran

histori

Dinas

untuk membantu Provinsi DKI Jakarta

Pemadam

DKI Jakarta mencatat, dalam

dalam

mengatasi

dan

meminimalisir

bencana kebakaran. Pada penelitian ini

kurun waktu enam bulan selama tahun 2015

bertujuan

total sudah 560 rumah baik bangunan

perancangan

perumah dan bangunan umum terbakar dan

penanggulangan bencana kebakaran di DKI

mengalami kerugian sebesar 269 juta rupiah

Jakarta. tentunya hal ini juga selaras dengan

[5]. Banyak faktor yang menjadi penyebab

rencana

terjadinya

Masih

Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2017[7].

berdasarkan Data histori Dinas Pemadam

Diharapkan pada penelitian ini menjadi

Kebakaran

DKI Jakarta Sebagian besar

langkah awal diciptakanya sistem informasi

kebakaran disebabkan oleh hubungan arus

kebakaran di Provinsi DKI Jakarta, yang

pendek listrik, kompor yang meledak,

nantinya

bisa

membantu

puntung rokok yang dibuang sembarangan

Provinsi

DKI

Jakarta,

dan tidak jarang juga akibat dari posisi

stakeholder terkai dalam menanggunalangi,

pembakaran sampah yang salah. Dengan

meminimalisir kebakaran dan memetakan

bencana

kebakaran.

untuk

mengajukan

data

strategis

gagasan

model

(renstra)

untuk

pemerintah

pemerintah
dan

semua

anggaran bagi Provinsi DKI Jakarta yang

kebakaran yang tidak merata masih belum

efisien.

mendukung terhadap operasi pemadaman

1.2 TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah

kebakaran yang efektif. Partisipasi dari


stakeholder/pihak terkait dalam pencegahan

untuk mengajukan gagasan perancangan

dan penanggulangan bencana kebakaran

model konseptual data untuk mencegah dan

masih rendah dan belum optimal.

penanggulangan bencana kebakaran di DKI


Jakarta.
1.3 MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah

1.5 RELATED WORKS


Pada penelitian sebelumnya oleh
Indrianawati, Hakim M, Deliar A pada
Tahun 2013 mengenai Penyusunan Basis

untuk mengetahui lokasi prioritas rawan

Data untuk Identifikasi Daerah Rawan

kebakaran

memudahkan

Banjir Dikaitkan dengan Infrastruktur Data

Jakarta

dan

Spasial [2]. Penelitian ini mengidentifikasi

untuk

daerah rawan banjir dengan menggunakan

penanggulangan

teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)

pemerintah
seluruh

sehingga
Provinsi

DKI

stakeholder

pengalokasian

dana

terkait

bencana dan membangun infrastruktur yang

dan

dibutuhkan

data

dasar

spasial.

tepat dan sesuai kebutuhan.

Permasalahn yang terjadi adalah tidak

1.4 PERMASALAHAN
Bencana
kebakaran

tersedianya informasi keberadaan data dasar


senantiasa

tersebut sehingga menyulitkan pengguna

terhadap

untuk mengumpulkan dan menganalisa data

keselamatan jiwa manusia dan kerugian

tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah

harta benda. Kebakaran yang sering terjadi

untuk

di permukiman padat penduduk

dengan suatu Infrastruktur Data Spasial

mengakibatkan

bahaya

biasanya

mengatasi

permasalahn

tersebut

berawal dari permasalahan seperti belum

(IDS).

semua

plan

mengkaji keberadaan data dasar, hal ini

penanganan kebakaran, sementara penduduk

dikaji untuk mengetahui apakah data dasar

kota semakin padat sehingga permukiman

yang

akan menjadi padat dan rentan terhadap

digunakan sebagai identifikasi daerah rawan

bahaya kebakaran. Infrastruktur Kota seperti

banjir.

Kota

memiliki

master

sumber air untuk pemadaman, hydrant, jalan


lingkungan dan letak kantor pemadam

Implementasi

diperlukan

IDS

tersedia

ini

dan

2. METODE PENELITIAN

adalah

dapat

2.1

Pengumpulan Data
Pada tahap awal

ini

adalah

pengumpulan data dan informasi dari


pemerintah provinsi DKI Jakarta dan
instansi terkait. Adapum instansi terkait
tersebut diantaranya adalah Walikota
DKI Jakarta, PDAM, PLN, Dinas
Penanggulangan

Bencana

dan

Kebakaran, Dinas Tata Ruang dan


Perumahan, Dinas Pekerjaan Umum,
Dinas Kependudukan dan Masyarakat
DKI Jakarta. Data yang diperoleh dari
seluruh stakeholder di provinsi DKI
Jakarta adalah data yang sesuai dengan
kebutuhan dari sistem informasi dan
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 1 Diagram alir diatas
menjelaskan

bagaimana

standarisasi dari masing-masing instansi


terkait.

proses

penelitian ini, langkah pertama yang


kita lakukan adalah mengumpulkan
kebutuhan data dan informasi dari
semua stakeholder pemerintah provinsi
DKI Jakarta. Setelah pengumpulan data
langkah selanjutnya adalah analisa data
dan informasi yang telah diperoleh, hal
ini dilakukan guna mengidentifikasi

2.2. Analisa Kebutuhan Data


Setelah data dan informasi
terkumpul langkah selanjutnya adalah
menganalisa data dari masing-masing
instansi terkait. Dari PLN hasil analisa
kami yaitu sistem sambungan listrik
karena sebagian besar kebakaran di
provinsi DKI Jakarta disebabkan oleh

setiap kemungkinan yang akan terjadi.

hubungan arus pendek listrik.


Selanjutnya dari Dinas

Setelah data dan informasi dianalisa

Ruang dan Perumahan hal yang dapat

langkah selanjutnya adalah dilakukan

kita analisa adalah bagaimana kondisi

inplementasi perancangan database dari

bangunan disetiap perumahan maupun

sistem.

Tata

bangunan

umum

lainya.

Kondisi

seluruh

analis

kebutuhan

bangunan juga merupakan salah satu

diinplementasikan

kebutuhan yang harus kita analisa

Conceptual Data Model (CDM).


CDM adalah model yang dibuat

karena hal ini berkaitan langsung


dengan proses evakuasi dari pemadam
kebakaran.
Dari PDAM yang merupakan

kedalam

akan
bentuk

berdasarkan anggapan bahwa dunia


nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek
dasar yang dinamakan entitas (entity)

salah satu stakeholder dari penelitian ini

serta

hal yang dapat kita analisa adalah

entitas-entitas itu. Selanjutnya setelah

dimana letak hydrand, tentunya letak

model data CDM yang dibuat selesai

hydrand yang efektif dan efisien dapat

adalah mengubahnya kedalam bentuk

memudahkan

Physical Data Model (PDM).


PDM adalah suatu implementasi

pemadam

kebakaran

untuk mengambil air jika kehabisan.


Dinas
Kependudukan
dan
Masyarakat

DKI

antara

database secara spesifik dari CDM

juga

yang merupakan konsumsi komputer

merupakan salah satu stakeholder

yang mencakup detail penyimpanan

tujuanya untuk informasi didaerah

data di komputer yang direpresentasikan

mana yang mempunyai kepadatan

dalam bentuk record format, record

penduduk dan pemukiman yang rawan

ordering

kebakaran. Solusi dari pemerintah

menjelaskan

DKI

bisa

disimpan di dalam media penyimpanan

memindahkan mereka kerusun yang

yang digunakan secara fisik. Sasarannya

sudah dibuatkan oleh pemerintah DKI

adalah menciptakan perancangan untuk

Jakarta. Setelah mereka direlokasi hal

penyimpanan data yang menyediakan

ini tentunya dapat mengurangi korban

kinerja yang baik dan memastikan

kebakaran didaerah padat pemukiman

integritas, keamanan, serta kemampuan

dan penduduk.

untuk dipulihkan.

Jakarta

Jakarta

hubungan (relationship)

mungkin

dan

access

bagaimana

path. Dan
data

itu

2.3. Perancangan Model Database


Setelah semua kebutuhan dan

2.4. Pembahasan dan Pengujian


Pada tahap ini setelah

informasi

diimplementasi yang dapat kita lakukan

kita

analisa

langkah

pembahasan

dan

data

selanjutnya adalah perancangan model

adalah

pengujian

konseptual database. Pada proses ini

terhadap konsep database yang sudah

dibuat. Pengujian ini sifatnya meriview

4. Dinas Penanggulangan Bencana dan

desain apakah sudah sesuai dengan

Kebakaran
Dinas Tata Ruang dan Perumahan
Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kependudukan
Masyarakat DKI
Dari sembilan stakeholder yang

kebutuhan dan alur kerja dari sistem


yang dibuat.
Hal ini

penting

mengingat

perancangan konsep database yang baik


merupkan keberhasilan pula dari sistem
informasi yang dibuat. Apabila desain
kita anggap

belum sesuai

dengan

kebutuhan akan kita desain ulang sesuai


kebutuhan sistem.

5.
6.
7.
8.

ada,

nantinya

dari

masing-masing

stakeholder akan diambil data yang


dapat dijadikan suatu informasi untuk
penyusunan

sebuah

pencegahan

dan

data

model

penanggulangan

bencana kebakaran.
3. HASIL PENELITIAN
Untuk menyusun sebuah data

3.2 Penyusunan Requirement


Requirement yang digunakan pada

model diperlukan beberapa data dari

penyusunan data model pencegahan dan

stakeholder/pihak

penanggulangan

yang

terkait,

requirement dan identifikasi resiko yang


saling berhubungan untuk menghasilkan
suatu

data

model

memberikan
pencegahan

yang

informasi
dan

dapat
untuk

penanggulangan

bencana kebakaran di DKI Jakarta.


3.1 Penyusunan

Stakeholder/Pihak

Terkait
Stakeholder/pihak

yang

terkait

yang berhubungan dengan pencegahan


dan penanggulangan bencana kebakaran
di DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Walikota DKI Jakarta
2. PDAM
3. PLN

bencana

adalah sebagai berikut:


1. Sistem sambungan listrik
2. Penggunaan lahan
3. Kondisi bangunan
4. Kondisi Jalan
5. Kepadatan bangunan
6. Kepadatan penduduk
7. Ketersediaan
pos

kebakaran

pemadam

kebakaran
8. Ketersediaan hydrant/sumber air
9. Ketersediaan ruang terbuka
Sistem sambungan listrik adalah
kondisi

sambungan

listrik

pada

permukiman. Sambungan listrik yang


tidak baik menjadi salah satu penyebab
kebakaran yang sering terjadi di DKI
Jakarta.
Penggunaan lahan adalah jenis
penggunaan lahan pada permukiman

seperti contoh lapangan, tanah kosong

semakin padatnya bangunan dan resiko

dan

terjadi bencana kebakaran akan tinggi.


Ketersediaan
pos
pemadam

lainnya.

Jika

terjadi

bencana

kebakaran penggunaan lahan ini dapat


dijadikan tempat untuk evakuasi korban
bencana kebakaran.
Kondisi bangunan adalah jenis
bangunan

yang

permukiman

terdapat
seperti

pada
contoh

semipermanen, permanen dan bedeng.


Kondisi

bangunan

mempengaruhi

sangat

terjadinya

kebakaran

dan cepatnya api merambat.


Kondisi jalan adalah jenis kondisi

kebakaran. Persebaran pos pemadam


kebakaran

yang

mengakibatkan

tidak

merata

lambatnya

dalam

pemadaman kebakaran.
Ketersediaan hydrant/sumber air.
Ketersediaan infrastruktir ini sangat
berpengaruh

dalam

pemadaman

kebakaran.

Persebaran

letak

hydrant/sumber air di lokasi yang dekat


dengan permukiman padat penduduk

jalan pada permukiman seperti contoh

akan

gang, jalan besar, jalan sempit dan

kebakaran berkerja secara optimal.


Ketersediaan ruang terbuka pada

lainnya.

Kondisi

jalan

ini

mempengaruhi untuk pemadaman api


karena jika jalan yang sempit akan
membuat mobil pemadam kebakaran
akan mengalami kesulitan menjangkau
lokasi kebakaran.
Kepadatan
bangunan

membuat

petugas

pemadam

permukiman akan membantu dalam


proses pengevakuasian korban dan juga
dapat digunakan sebagai tempat parkir
mobil pemadam kebakaran.

adalah

3.3 Penyusunan Identifikasi Resiko


Penyusunan identifikasi resiko

suatu

berfungsi untuk mengetahui resiko-

permukiman. Kepadatan bangunan ini

resiko yang dapat terjadi pada data

mempengaruhi bencana kebakaran yang

model yang akan dibuat. Identifikasi

semakin besar karena jika terlalu padat

resiko pada penyusunan data model

api akan cepat menyambar bangunan

pencegahan

disekitarnya.
Kepadatan

bencana

kondisi/rasio

bangunan

Penduduk

jumlah/kondisi
permukiman.

di

penduduk
Jika

semakin

adalah
pada

dan

kebakaran

berikut:
a. Ketidaklengkapan

penanggulangan
adalah

sebagai

informasi

data.

padat

Untuk mengatasi ketidaklengkapan

penduduk maka akan mengakibatkan

data pada saat penginputan, diberi

validasi/peringatan bahwa data tidak

Bencana

boleh kosong. Jika data belum

Jakarta
Dari
penyusunan

tersedia dapat diganti dummy dan


jika data sudah ada maka akan di
update kembali.
b. Data letak daerah

Kebakaran

penyusunan

dapat

DKI

stakeholder,

requirement

penyusunan
yang

di

identifikasi

dan
resiko

dibuatkan sebuah model data untuk

berubah. Pada suatu daerah bisa

pencegahan

terdapat suatu pemekaran daerah,

bencana kebakaran di DKI Jakarta.

jika data daerah ini tidak di update

Model data dapat dilihat pada gambar 2.


Pada gambar 2 dapat dilihat ada

maka dapat menimbulkan kesalahan


dalam penentuan keputusan. Untuk
mengatasi resiko tersebut maka data
harus di update setiap 6 Bulan atau 1

penanggulangan

sepuluh

tabel

yaitu

Terbuka,

Guna

Lahan,

tabel

Lahan

Sambungan

Listrik, Lahan Permukiman, Kondisi


Bangunan, Kepadatan Bangunan, Pos

Tahun sekali.

Pemadam
3.4 Penyusunan

dan

Data

Model

Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran,

Ketersediaan

Hydrant dan Lokasi dan tabel nilai.

Gambar 2. Data Model Pencegahan dan Penanggulangan Bencana Kebakaran DKI Jakarta
kebakaran dan lokasi hydrant) yang
4. ANALISIS DAN DISCUSION
4.1 Analisis
Data model pencegahan dan
penanggulangan

bencana

kebakaran

DKI Jakarta adalah suatu data model


yang
rawan

menyajikan
kebakaran

informasi
di

daerah

Jakarta

dan

dilengkapi dengan kemampuan untuk


menentukan

lokasi

infrastruktur

pemadaman kebakaran (pos pemadam

terbaik.
Dalam penyusunan data model
pencegahan

dan

penanggulangan

bencana kebakaran ditentukan beberapa


entitas

yang

terkait

dengan

permasalahan dan data yang didapat


dari

stakeholder

dan

requirement.

Entitas yang ada seperti Lahan Terbuka,


Guna Lahan, Sambungan Listrik, Lahan
Permukiman,

Kondisi

Bangunan,

Kepadatan Bangunan, Pos Pemadam

Kebakaran, Ketersediaan Hydrant dan

Sambungan Listrik memiliki atribut

Lokasi.

seperti tabel 3.
Tabel 3. Atribut Entitas Sambungan

Setelah

terdefinisi,

maka

semua

entitas

entitas

saling

dihubungkan antar entitas dan dibuat


sebuah Conceptual Data Model, seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Entitas Lahan Terbuka digunakan
untuk menyimpan data yang berkaitan

Listrik
Atribut
Tipe Data
ID Sambungan Listrik Char
(PK)
Sambungan

dengan informasi letak lahan terbuka

Tanah
Jumlah

yang terdapat di permukiman. Entitas

Pasang

ini memiliki atribut seperti tabel 1.


Tabel 1. Atribut Entitas Lahan Terbuka

Entitas

Bawah Boolean
Pelanggan Integer

Lahan

Atribut
Tipe Data
ID Lahan Terbuka Char

digunakan

(PK)
ID Guna Lahan (FK)
Luas Lahan
Nama Lahan
Alamat Lahan
Kecamatan
Kota

di DKI Jakarta. Entitas ini memiliki

Char
Integer
Char
Char
Char
Char

menyimpan

informasi

jenis

seperti tabel 2.
Tabel 2. Atribut Entitas Guna Lahan
Tipe Data
Char
Char
Char

Sambungan

mengenai lahan permukiman yang ada

ID

lahan. Entitas ini memiliki atribut

Entitas

data

Lahan

Permukiman

penggunaan lahan dan ijin penggunaan

Atribut
ID Guna Lahan (PK)
Izin Guna Lahan
Jenis Lahan

menyimpan

atribut seperti tabel 4.


Tabel 4. Atribut Entitas

Entitas Guna Lahan digunakan


untuk

untuk

Permukiman

Listrik

Atribut
Tipe Data
Lahan Permukiman Char

(PK)
ID Guna Lahan (FK)
Char
ID Sambungan Listrik Char
(FK)
Nama Permukiman
Luas Permukiman
Kecamatan
Kota
Jumlah Rumah
Jumlah KK
Jumlah Anggota KK
Jumlah Penduduk
Entitas

Kondisi

Char
Integer
Char
Char
Integer
Integer
Integer
Integer
Bangunan

digunakan untuk menyimpan informasi

digunakan untuk menyimpan informasi

jenis sambungan listrik dan jumlah

mengenai jenis bangunan yang ada di

pelanggan

listrik.

Entitas

dari

DKI Jakarta. Entitas ini memiliki atribut


seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Atribut

ID
Entitas

Kondisi

Bangunan
Atribut
Tipe Data
ID Kondisi Bangunan Char
(PK)
ID Lahan Permukiman Char
(FK)
Jumlah Permanen
Jumlah Semi Permanen
Jumlah Bedeng
Entitas

Integer
Integer
Integer

Kepadatan

Bangunan

digunakan untuk menyimpan informasi


mengenai kepadatan bangunan di suatu
permukiman.

Entitas

ini

memiliki

atribut seperti pada tabel 6.


Tabel 6. Atribut Entitas Kepadatan
Bangunan
Atribut
Tipe Data
ID Kepadatan Bangunan Char

Atribut
Tipe Data
Pos
Pemadam Char

Kebakaran (PK)
Alamat Pos Pemadam
Kecamatan
Kota
Entitas

Char
Char
Char

Ketersediaan

Hydrant

digunakan untuk menyimpan data letak


tersedianya hydrant di DKI Jakarta.
Entitas ini memiliki atribut sperti pada
tabel 8.
Tabel 8. Atribut Entitas Ketersediaan
Hydrant
Atribut
ID Hydrant (PK)
Alamat Hydrant
Kecamatan
Kota
Status Aktif

Tipe Data
Char
Char
Char
Char
Boolean

Entitas Lokasi berfungsi untuk


memberikan suatu informasi lokasi

(PK)
ID Lahan Permukiman Char

prioritas

(FK)
Luas Daerah
Luas Bangunan
Lahan Tersisa

kebakaran dan Hydrant) dengan nilai

Integer
Integer
Integer

Entitas Pos Pemadam Kebakaran


digunakan untuk menyimpan informasi

penyediaan

infrastruktur

pemadam kebakaran (Pos pemadam


pembobotan yang sudah ditentukan.
Entitas ini memiliki atribut seperti pada
tabel 9.
Tabel 9. Atribut Entitas Lokasi

Jakarta. Entitas ini memiliki atribut

Atribut
Tipe Data
ID Lokasi (PK)
Char
ID Kepadatan Bangunan Char

seperti pada tabel 7.


Tabel 7. Atribut Entitas Pos Pemadam

(FK)
ID Kondisi Bangunan Char

Kebakaran

(FK)
ID Lahan Terbuka (FK)

letak pos pemadam kebakaran di DKI

Char

ID

Pos

dapat memberikan informasi tentang

Pemadam Char

kerawanan suatu daerah, semakin besar

Kebakaran (FK)
ID Hydrant
Nama Lokasi
Alamat Lokasi
Entitas

Char
Char
Char

Nilai

digunakan

nilai bobot semakin besar pula tingkat


kerawanan bencana kebakaran. Dari
untuk

menyimpan nilai bobot suatu lokasi


dimana

nilai

bobot

tersebut

menggambarkan semakin besar nilai


lokasi tersebut semakin besar rawan
kebakaran. Entitas ini memiliki atribut
sepert pada tabel 10.
Tabel 10. Atribut Entitas Nilai
Atribut
ID Nilai
Nilai
Keterangan

Tipe Data
Char
Integer
Char

informasi tersebut para stakeholder


diharapkan mampu untuk memberikan
keputusan

membangun

sebuah

infrastruktur pemadam kebakaran agar


dapat

mengurangi

dan

mencegah

terjadinya bencana kebakaran.


4.2 Discusion
Sebelumnya
penelitian

[4]

sudah

dilakukan

tentang

pemetaan

persebaran titik api dan hasilnya cukup


bagus karena pada aplikasi yang dibuat

Dengan ketersediaan data yang

sudah

menampilkan

peta

secara

lengkap, akan memberikan informasi

lengkap. Akan tetapi pada penelitian

mengenai lokasi dimana saja yang harus

tersebut belum memeberikan solusi

diprioritaskan

membangun

untuk mengatasi kebakaran tersebut

infrastruktur pemadam kebakaran yang

seperti yang sudah kita lakukan pada

efektif. Dari data kepadatan bangunan,


data kondisi bangunan, data lahan

penelitian ini.
Penelitian serupa [1] juga pernah

terbuka, data pos pemadam kebakaran

dilakukan oleh tri joko wahyu adi.dkk

dan data hydrant akan didapatkan

hasil pada penelitian tersebut sangat

sebuah

daerah

bagus yaitu berhasil mengidentifikasi

mana saja yang rawan terhadap bencana

faktor-faktor penyebab kebakaran selain

kebakaran tetapi infrastruktur pemadam

itu pada penelitian ini juga sudah

kebakaran

pemadam

memberikan solusi tentang penempatan

kebakaran dan hydrant belum tersedia

posko pemadam kebakaran.


Akan tetapi pada penelitan tersebut

untuk

informasi

seperti

mengenai

pos

di daerah tersebut. Ditambah lagi


dengan adanya pembobotan nilai yang

baru memberikan satu solusi berbeda

dengan penelitian kita yang sudah

untuk

memberikan solusi yang lebih lengkap,

Kebakaran

seperti

BBN-Kriging. KoNTekS 7.

penempatan

hydrand

yang

efektif dan efisien sesuai dengan letak

Memprediksi

Risiko

Menggunakan

Hirid

[2] Indrianawati., Hakim. D., Deliar. A.

solusi yang sulit dijangkau. Solusi

(2013). Penyusunan Basis Data

lainya adalah memetakan kepadatan

untuk Identifikasi Daerah Rawan

penduduk dimana lokasi yang terdapat

Banjir

kelebihan penduduk dan rawan terjadi

Dikaitkan

dengan

Infrastruktur Data Spasial (Studi

kebakaran maka akan diusulkan untuk

Kasus: Provinsi Jawa Barat).

direlokasi ke rusun.

Jurnal Itenas Rekayasa ISSN: 1410-

Jadi dengan adanya beberapa solusi

3125.

yang kami berikan ini diharapkan


pemprov DKI Jakarta akan lebih efektif
dan

efisien

Anggaran

dalam

mengalokasikan

Pendapatan

dan

Belanja

[3]

Mantra.

W.

(2005).

Penanggulangan
Kebakaran

pada

Kajian
Bahaya

Perumahan

(Suatu Kajian Pendahuluan di

Daerah (APBD).

Perumahan Sarijadi Bandung).


5. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian ini, didapat
sebuah

data

model

yang

mampu

memberikan sebuah informasi untuk

Jurnal Permukiman Natah Vol. 3


No. 1:1-61.
[4] Barus Sonita., Sitanggang Imas.

menentukan kebijakan/keputusan bagi

(2014)

pemerintah

untuk

Geografis Persebaran Titik Api di

membangun infrastruktur pada suatu

Indonesia Menggunakan OpenGeo

daerah rawan bencana kebakaran yang

Suite 3.0. Jurnal Ilmu Komputer

lebih efektif,

Agri-Informatika Voume 3 No. 1

DKI

Jakarta

yang bertujuan untuk

mencegah kebakaran di DKI Jakarta


sesuai

dengan

prioritas/pembobotan

nilai kerawanan terjadinya kebakaran.


6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Tri Joko Wahyu A., Mirnayani.
(2013). Pemodelan Probabilistik

Sistem

Informasi

Hal. 48-57. ISSN: 2089-6026.


[5] Dinas Penanggulangan Kebakaran &
Penyelamatan Prov. DKI Jakarta.
(2015).http://www.jakartafire.net/h
ome/index.php.
Nopember 2015.

Diunduh

[6] Kejadian Kebakaran di DKI Jakarta


(2015).http://data.go.id/dataset/keja
dian-kebakaran-dki-jakarta.
Diunduh 9 Desember 2015.

[7] Pemerintah DKI Jakarta. (2015).


http://www.jakarta.go.id/. Diunduh
21 Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai