an
UNICEF INDONESIA
OKTOBER 2012
Isu-isu penting
Gizi kurang,
Meskipun
khususnya
Indonesia
stunting
telah
(tubuh
menunjukkan
pendek),
ringkasan
kajian
menghambat
penurunan
perkembangan
kemiskinansecara
anak muda,
tetap,
dengan
tetapi gizi
dampak negatif
kurangyang
padaakan
anak-anak
berlangsung
menunjukkan
dalam sedikit
kehidupan selanjutnya. Studi menunjukkan bahwa
stunting pada
anak-anak sangat berhubungan
50%
dengan kinerja pendidikan yang buruk, lama
pendidikan yang menurun dan pendapatan yang2007
2010
40%
36.8%
35.6%
rendah sebagai orang dewasa. Kemungkinan anakanak yang bertubuh pendek (stunted)untuk tumbuh
30% dewasa yang kurang berpendidikan,
menjadi orang
miskin, kurang sehat dan lebih rentan
terhadap
2007
2010
18.4%besar.
17.9%Oleh
20%menular
penyakit tidak
adalah
lebih
2007
2010
13.6%
13.3%
karena itu, stuntingmerupakan
prediktor buruknya
kualitas sumber
10% daya manusia yang diterima secara
luas, yang selanjutnya menurunkan kemampuan
produktif suatu
bangsa di masa yang akan datang.
0%
Wasting
Underweight
Berat
badan kurang
OkTOBEr 2012
stunting
Intervensi untuk
menurunkanstunting
harus
Figure
1.
of children
under
5 years
old affected
by
gambar
1. Percentage
anak
balita yang
terkena
dampak
gizi kurang
Gambar
1.Prosentase
Prosentase
anak
balita
yang
terkena
moderat &¶h.
indonesia,
2007-2010
. Warnadengan
lebih
gelap menunjukkan
moderate
severe
malnutrition,
indonesia,
2007-2010
. Darkertingkat
colours
dimulai secaratepat
sebelum
kelahiran,
wasting,
berat
badan
kurang
&
stunting
parah.
RISKESDAS,
dampak
moderat
& Source:
parah.
Indonesia,
indicate
levels ofgizi
severekurang
wasting, underweight
& stunting.
RISKESDAS,
Ministry of
Kementerian
Kesehatan,
Indonesia
pelayanan pranatal
dan gizi
ibu,
dan
berlanjut
Health,
Indonesia
2007-2010. Warna lebih
gelap menunjukkan tingkat
hingga usiawasting,
dua tahun.
menjadi
beratProses
badan untuk
kurang
& stunting parah.
seorang anak
bertubuh kurus
yang Kesehatan,
disebut
RISKESDAS,
Kementerian
peningkatan.
Dari tahun 2007
sampai Indonesia
2011, proporsi
kegagalan pertumbuhan (growth faltering) - dimulai di
penduduk miskin di Indonesia mengalami
dalam rahim, hingga usia dua tahun. Pada saat anak
penurunansebesar 16,6-12,5 persen, tetapigizi
melewati usia dua tahun, sudah terlambat untuk
kurang tidak menunjukkan penurunan secara
memperbaiki
kerusakan pada
tahun-tahun awal. Oleh
Perlunya
tindakan
signifikan
(Gambar
1). Prevalensi segera
stunting sangat
karena itu, status kesehatan dan gizi ibu merupakan
tinggi, yang mempengaruhi satu dari setiap tiga anak
Angka anak kurus adalah tinggi. Secara nasional,
penentu penting stunting pada anak-anak.
balita, yang
merupakan
proporsi
yang
menjadi
eskipun Indonesia telah menunjukkan enam persen anak sangat kurus, sehingga
masalah kesehatan
masyarakat
menurut
kriteriatetap, tetapi
penurunan
kemiskinan
secara
menempatkan mereka pada resiko kematian
Untuk mengatasi gizi
kurang, khususnya
sunting,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
diperlukan aksi di lebih
dari satu
Asupan
masalah
gizi sektor.
pada anak-anak
menunjukkan
yang tinggi, situasi yang menunjukkan tidak
makanan yang
tidak
memadai
dan
penyakit
yang
sedikitmempengaruhi
perbaikan. Dari
tahun
sampai
2011,adanya peningkatan antara tahun 2007 dan 2010.
Stunting
jauh
lebih2007
banyak
anakmerupakan proporsi
penyebabpenduduk
langsung gizi
kurang
ibu
dan
Sembilan provinsi memiliki prevalensi anak kurus
di Indonesia
anak miskin. Proporsimiskin
anak yang
menderitamengalami
stunting
anak - adalah karena praktek pemberian makanbayi
dalam
kelompokpenduduk
termiskin
hampir
dua
kali
yang sangat tinggi, sebesar 15 persen atau lebih.
penurunan sebesar 16,6 - 12,5 persen, tetapi masalah
dan anak yang
tidak tepat atau tidak memadai dan,
lipat
proporsi
anak dalamkelompok
kekayaan
gizi
tidak
menunjukkan
penurunan
secara
signifikan
penyakit dan infeksi yang sering terjadi, praktek
tertinggi. Daerah
perdesaananak
memiliki proporsi yang
1). yang
Prevalensi
higiene dan(Gambar
pengasuhan
buruk. Pada pendek sangat tinggi, Enam belas provinsi menunjukkan prevalensi
lebih besar untuk anak stunting (40 persen)
berat badan kurang, yang mempengaruhi 20
gilirannya, semua
ini disebabkan
mempengaruhi
satuoleh
darifaktor-faktor
tiga anak balita, yang
dibandingkan dengan daerah perkotaan (33 persen).
seperti kurangnya
pendidikan
dan
pengetahuan
persen atau lebih anak-anak. Prevalensi berat
merupakan
proporsi
menjadi
masalah
kesehatan
Prevalensi
stunting
padayang
anak-anak
yang
tinggal di
pengasuh anak,
penggunaan
air
yang
tidak
bersih,
masyarakat
menurut
kriteria
Organisasi
Kesehatan badan kurang sangat tinggi di Nusa Tenggara
rumah
tangga dengan
kepala
rumah
tanggayang
lingkungan yang tidak sehat, keterbatasan akses ke
Barat, melebihi 30 persen.
Dunia
(WHO).
tidak
berpendidikan
adalah 1,7 kali lebih tinggi
pangan dan pendapatan yang rendah.
daripadaprevalensi di antara anak-anak yang tinggal
rumah tangga
dengan
kepala rumah tangga yang
Anak pendek sangat menantang karena skala
pendek
mempengaruhi
Anak-anak Anak
menerima
manfaat
terbesar ketikajauh lebih banyak
berpendidikan tinggi.
permasalahan, sifat desentralisasi Indonesia dan
anak
miskin. Proporsi
anak
pendek dalam
intervensi gizi
merupakan
bagian dari
program
pengembangan
anak
usia dini
terpadu.hampir
Misalnya,
kapasitas pemerintah daerah yang terbatas. Perkiraan
kuintil
penduduk
termiskin
dua dan
kali lipat
Data
geografis
menunjukkan
keseriusan
penambahkan
bubuk
gizi
mikro
pada
makanan
anakproporsi
anakmasalah
dalam kuintil
kekayaan
tertinggi. kasar pada tahun 2007 menunjukkan bahwa kira-kira
ruang
lingkup
gizi kurang
dan perlunya
anak atau pemberian
makanan
yang
diperkaya
Daerah perdesaan
memiliki
yang lebih 81 persen kabupaten di Indonesia memiliki prevalensi
aksimendesak.
Klasifikasi
WHOproporsi
(1995) digunakan
dengan vitamin dan mineral, dan pemberian
untuk
menilai
tingkat
keparahan
gizi
kurangdibandingkan
dengan anak pendek yang sangat tinggi.
besar
untuk
anak
pendek
(40
persen)
konseling kepada ibu dan bapaktentang praktek
tingkat
prevalensi
(rendah,
sedang,
tinggi,
sangat
dengan
daerah
perkotaan
persen). Prevalensi
pemberian makan
harus
berjalan
seiring (33
dengan
tinggi)
untuk
setiap
indikator.
Data nasional tentang gizi ibu sangat tidak tersedia,
yang
tinggal
di rumahdan
tangga dengan
pengajaran anak
orangpendek
tua tentang
praktek
kesehatan
higienesecara
optimal,
kegiatan
untuk
meningkatkan
tetapi berat lahir rendah dan anemia memberikan
kepala
rumah
tangga yang
berpendidikan
Stunting
berbeda-beda
di tidak
seluruh
Indonesia
keterampilan
orangtua,
psikososial
adalah
1,7 dan
kali intervensi
lebih
tinggi
daripada
prevalensi sebuah indikasi. Berat anak saat lahir merupakan
dari prevalensi
menengah
sampai sangat
untuk mempromosikan
perkembangan
psikologis
akibat langsung dari status kesehatan dan gizi ibu
di tinggi.
antara Bahkan
anak-anak
yang tinggal
di rumah
di Yogyakarta,
provinsi
dengan
anak. Manfaat program pengembangan anak usia
prevalensi
terendah,
tangga
dengan
kepalastunting
rumah mempengaruhi
tangga yang 23 sebelum dan selama kehamilan. Secara nasional,
dini bagi masyarakatmelebihi biaya tersebut sebesar
persen
anak
balita.
Tujuh
provinsi
memiliki
proporsi anak dengan berat lahir rendah pada
tinggi.
.lima sampaiberpendidikan
tujuh
kali
prevalensi
sangat tinggi (40 persen atau lebih),
OkTOBEr 2012
ringkasan kajian
Central kalimantan
A
(tubuh kurus) sekitar
adalahseperempat
tinggi.
yang mempengaruhi
peremuan kalteng
ngkawasting
aceh
aceh
south sulawesi
sulsel
Secara nasional,
enam
persen
anak mengalami
hamil pada
tahun
2007.
southeast sulawesi
sultra
wasting parah,sehingga menempatkan mereka
Maluku
Maluku
Lampung
Lampung
pada resiko
kematian
yang tinggi,perempuan
situasi yangusia suburCentral
Lebih
dari sepertiga
di sulawesi
sulteng
EastTimur
java
jawa
menunjukkan
tidak adanyapeningkatan
antara
Indonesia
tidak memenuhi persyaratan
nasional
inDOnEsia
inDOnEsia
tahun 2007untuk
dan 2010.
Sembilan
provinsi
asupan
makanan
yangmemiliki
mengandungsouth kalimantan
kalsel
Central
java
jawa
Tengah
prevalensi energi
wastingatau
yangprotein.
sangat tinggi,
sebesar
Di lebih dari sepertiga seluruh
jawa
WestBarat
java
5persen atau
1
lebih.proporsi ini meningkat menjadi lebih dari Banten
Banten
provinsi,
E
nam belas provinsi menunjukkan prevalensi
berat badan kurang, yang mempengaruhi 20
persen atau
lebih anak-anak. Prevalensi berat
Hambatan
badan kurang sangat tinggi di Nusa Tenggara
Barat, melebihi 30
persen.
da tiga hambatan utama terhadap
Gambar 2.
gambar 2. Prevalensi
Figure
2. Prevalence
Prevalensi
stuntingof
stunting moderat & parah
moderate
&
severe
pada
anak-anak
balita,
moderat
& parah
stunting
amongst
menurut
provinsi,children
2010.
pada
anak-anak
under
age
5,
by province,
Sumber:
RISKESDAS,
Kementerian Kesehatan,
2010.
balita,
menurut
Source: RISKESDAS,
Indonesia Ministry
of
Health,
Indonesia
provinsi, 2010.
Sumber: RISKESDAS,
Kementerian Kesehatan,
Indonesia
sumbar
West sumatra
riau
riau
Bengkulu
Bengkulu
jambi
jambi
Maluku
Utara
north
Maluku
Bali
Bali
kaltim
East kalimantan
BangkaBelitung
Belitung
Bangka
Papua
Papua
sulut
north sulawesi
kepri
riau islands
Dkijakarta
jakarta
Dki
DiYogyakarta
Yogyakarta
Di
Ketersediaan
pangan
penyebab utama gizi terburuk (Sulawesi Barat) adalah 65 persen.
Di 14 provinsi,
prevalensi
berat bukan
lahir rendah
Ketiga, pengetahuan yang tidak memadai dan
di Indonesia,
meskipun
meningkat kurang
dari tahun
2007 sampai
2010.kurangnya
Anemia akses
praktek-praktek yang tidak tepat merupakan
pangan karena
kemiskinan merupakan
merupakankemasalah,
yang mempengaruhi
sekitar salah Masyarakat dan petugas kesehatan perlu
hambatan signifikan terhadappeningkatan gizi.
satu
penyebab.
Bahkan
dari dua kuintil memahami pentingnya ASI eksklusif dan
seperempat
peremuan
hamil
padaanak-anak
tahun 2007.
Pada umumnya, orang tidak menyadari pentingnya
kekayaan tertinggi menunjukkan anak pendek dari praktek-praktek pemberian makan bayi dan
gizi selama
kehamilan dan dua tahun pertama
anak yang tepat, dan memberikan dukungan
menengah sampai tinggi, sehingga penyediaan
kehidupan.
Secara lebih khusus:
Lebih dari sepertiga perempuan usia subur di
kepada para ibu. Survei Demografi dan Kesehatan
pangan saja bukan merupakan solusi.
untuk asupan
makanan
yang mengandung
energi dansatu dari tiga
bayi di bawah usia enam bulan
Ketiga,
pengetahuan
yang tidak memadai
mereka sendiri. Misalnya, 81 persen perempuan
atau protein.
Di
lebih
dari
sepertiga
seluruh
provinsi,
praktek-praktek yang tidak tepat merupakandiberi ASI eksklusif dan hanya 41 persen anak
hamil menerima atau membeli tablet besi pada
proporsi inihambatan
meningkatsignifikan
menjadi lebih
dari 40 peningkatan
persen
usia 6-23 bulan menerima makanan pendamping
terhadap
gizi.
tahun
2010, tetapi hanya 18 persen yang
perempuan usia subur.
mengkonsumsi tablet sebagaimana
direkomendasikan minimal selama 90 hari.
Perbedaan antara Yogyakarta dan Sulawesi3
Barat, masing-masing sebagai provinsi dengan
Hambatan
kinerja terbaik dan terburuk, adalah 65 persen.
2
Ada intervensi
Pertama,
tidak
tahu
kecuali
kurus)
diarahkan
wasting
dan
perkembangan
tiga
bahwa
mudah
yang
gizi
yang
hambatan
stunting
secara
kurang
gizi
parah.
parah,
dilihat.Pada
untuk
kurang
tidak
tersebut
Oleh
utama
(tubuh
anak
bukan
menanggulangigizi
tepat
merupakan
karena
diterhadappeningkatan
umumnya,
pendek)
diarahkan
berbentuk
Indonesia.
untuk
itu,upaya-upaya
menangani
sebuah
dan
pada
orang
wasting
kurang
gizi
sistem
masalah,
tidak
ibu
(tubuh
pada
gizi bulan
Masyarakat
memahami
praktek
tepat,
ibu.
2007
tiga
eksklusif
ASI)bayi
direkomendasikan
Survei
yang
menunjukkan
menerima
dan
pemberian
di
dan
sesuai
memberikan
Demografi
bawah
pentingnya
dan
hanya
makanan
petugas
dengan
usia
tentangpengaturan
makan
bahwa
41dan
ASI
enam
persen
dukungan
praktek-praktek
bayi
Kesehatan
pendamping
kurang
kesehatan
eksklusif
bulan
anak
dankepada
dari
diberi
anak
usia
dan
Indonesia
perlu
waktu,
satu
ASI
praktekyang
6-23
ASI
yang
para
dari
(MP-
ringkasan kajian
OkTOBEr 2012
OkTOBEr 2012
ringkasan kajian
Praktek pemberian
makan bayi
dan
anak
yang
epa:(inisiasi(pemberian(Arh(dalam(jam(perama(
Implementasi langkah-langkah untuk merekrut,
kelahiranK(pemberian(Arh(eksklusif(kepada(bayi(
usia(kurang(dari(enam(bulanK(dan(pengenalan(
mengembangkan dan mempertahankan ahli gizi
yang memenuhi syarat, termasuk insentif bagi makanan(pendamping(Arh(sesuai(dengan(prakekprakek(yang(direkomendasikan(pada(usia(6(bulanK(
mereka yang bekerja di daerah-daerah yang kurangdilanjukan(dengan(pemberian(Arh(sampai(usia(
minimal(dua(ahun(
terlayani.
Gizi
mikro bagi
perempuan
hamil dan
bagi
anak
yang(melipui:(
Untuk mengimplementasikan intervensi
gizi
Besi
dan
asam folat
atau
suplementasi gizi
mikro
ganda((bagi(perempuan(hamil
efektif di tingkat kabupaten, diperlukan komitmen
Garam beryodium
yang
memadai
bagi
semua
dari para pemimpin di tingkat kabupaten serta rumah(angga(
dukungan dari tingkat pusat dan provinsi untuk
Suplementasi Vitamin A
bagi
anak-anak
(
usia(6-T9(bulan
melakukan berbagai aksi:
Suplementasi seng
untuk diare pada
anak-anak
di
aas(usia(6(bulan
Perilakukebersihan
yang
baik
dalam kehamilan,
Mengembangkan dan mengimplementasikan
masa(bayi(and(usia(dini(
rencana dan anggaran gizi kabupaten untuk
Pemberantasan penyakit
cacingan
bagi
ibu
dan
intervensi gizi efektif, dengan tugas dan
anak-anak(usia(P-T(ahun
Pengobatan
anak
yang
sangat kurus, dengan
tanggung jawab yang ditentukan dengan jelas
menggunakan(makanan(erapeik(siap(pakai
pada setiap tingkat, khususnya bagi
para
ahli gizi makanan
Pemberian
tambahan
bagi
ibu
hamil
i
di Puskesmas. Bagian-bagian dari paket intervensiyang(kekurangan(energi(dan(proein(bagi(ibu(hamil(
kurang(makan(
gizi efektif berada di luar sektor kesehatan dan
Calcium
supplementation
for
pregnant
women
melibatkan para pemangku kepentingan lain,
Insecticide-treated
bed
nets
for
pregnant
ringkasan kajian
OkTOBEr 2012
gizi sampai ke tingkat masyarakat. Dari tahun What works? Interventions for maternal and child
2000 hingga 2006, jumlah Posyandu mengalamiundernutrition and survival. Maternal and Child
Undernutrition 3: Lancet 371:41740.
peningkatan sebesar 15 persen, sedangkan jumlah
jenis Posyandu yang berfungsi lebih baik dan BPS-Statistics Indonesia and Macro International
lebih berkesinambungan (Purnama dan Mandiri)
(2008): Indonesia Demographic and Health Survey
meningkat sebesar 60 persen, sebuah tren yang
(IDHS 2007). Calverton, Maryland, USA: Macro
layak mendapatkan dukungan. Pengalaman selama
International and Jakarta: BPS.
dekade terakhir dengan model-model seperti Kramer, M. (1987): Determinants of low birth weight:
Taman Posyandu menunjukkan bahwa dukungan
methodological assessment and meta-analysis.
masyarakat bagi Posyandu lebih berkesinambungan
Bulletin of the World Health Organization 65: 663-737
ketika keluarga termotivasi oleh alasan pendidikan
Ministry of Health (2008a): Laporan Nasional: Riset
dan sosial - khususnya PAUD dan kinerja sekolah
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 , Jakarta: National
yang lebih baik daripada oleh alasan kesehatan
Institute of Health Research and Development
atau gizi saja.
Ministry of Health (2008b): Revitalizing Primary
Health Care. Country Experience: Indonesia. WHOMengembangkan cara-cara untuk memotivasi
SEARO Regional Conference on Revitalizing Primary
agen masyarakat dan orang tua. Kabupaten
Health Care, 6-8 August . Jakarta: World Health
perlu merevitalisasi dan memotivasi para relawan
Organization
PKKiv yang memberikan layanan di Posyandu.
Di beberapa kabupaten, pelatihan bagi relawanMinistry of Health (2011): Laporan Nasional: Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 , Jakarta: Ministry
tentang kegiatan yang menghasilkan pendapatan
of Health, National Institute of Health Research and
yang digabungkan dengan dukungan pemerintah
Development.
kabupaten untuk mekanisme kredit memberikan
Pelto, G., Dickin, K. and Engle, P. (1999). A critical link:
insentif kepada relawan yang terlibat dalam
Interventions
for physical growth and psychological
kegiatan promosi pengembangan anak usia dini.
Di
development. Geneva: World Health Organization
kabupaten-kabupaten lainnya, kesempatan untuk
pelatihan itu sendiri (misalnya, konseling gizi) atau
Shrimpton, R., Victora, C.G., de Onis, M., Lima, R.C.,
kompetisi yang baik di antara Posyandu dapat Blssner, M. and Clugston, G. (2001): Worldwide
timing of growth faltering: implications for nutritional
dijadikan sebagai insentif.
interventions. Pediatrics 107: E75
Sumber
Ini adalah salah satu dari serangkaian Ringkasan Kajian yang dikembangkan oleh UNICEF Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi jakarta@unicef.org atau klik www.unicef.or.id