Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
IMPLEMENTASI SPM
Kelompok 1:
Ayu Novitasari
(13080694035)
(13080694053)
Dyah Trisnaning
(13080694077)
(13080694089)
(13080694099)
Shinta Desyderia
(13080694105)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan
di Indonesia, sehubungan dengan peranan dan kedudukan puskesmas sebagai
ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Peran puskesmas sebagai
sarana pelayanan kesehatan diharapkan mampu memberkan pelayanan kesehatan
yang bermutu keada masyarakat, untuk menjamin terlaksananya pelayanan
kesehatan yang bermutu setiap puskesmas perlu mengembangkan standar
pelayanan minimal (SPM).
Kebijakan pemerintah perihal standar minimal bidang kesehatan di Indonesia
diatur dalam Permenkes No.741/Menkes/Per/VII/2008 tentang standar pelyanan
miniml bidang kesehatan dan selanjutnya disingkat SPM Kesehatan adalah tolok
ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Jenis pelayanan yang
wajib diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota ada 6 (enam) jenis, yaitu; Pelayanan
Kesehatan Dasar, Pelayanan Kesehatan Rujukan, Penyelidikan Epidemiologi dan
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), serta Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJM) 2010-2014, pada tahun 2014 Implementasi SPM sudah harus
memasuki tahap monitoring dan evaluasi.
Laporan peneliian ini adalah hasil dari penelitian tentang implementasi
SPM di Puskesmas Gayungan. Penulis memilih puskesmas Gayungan sebagai
objek penelitian karena Puskesmas tersebut merupakan salah satu Puskesmas
terbesar di Surabaya dan meraih ISO dari Worldwide Quality Assurance (WQA).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi SPM di Puskesmas Gayungan
2. Menganalisis keberhasilan Puskesmas atas pencapaian SPM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan
menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat diemban oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya
kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan
untuk masyarakat luas guna mencapai kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Selain itu pusekesmas juga
berperan sebagai unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
Secara umum, puskesmas harus memberikan pelayanan preventif,
promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan
perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Untuk menunjang
itu semua disetiap puskesmas harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai,
program program penting yang diperuntukan untuk masyarakat dan informasi
yang berguna untuk internal maupun eksternal puskesmas. Untuk dapat diketahui
oleh masyarakat maka terdapat laman ini untuk memberikan informasi tentang
fasilitas-fasilitas apa saja yang terdapat di puskesmas setempat.
2.2 Standar Pelayanan Minimal
Standar Pelayanan Minimal (selanjutnya disingkat SPM) disusun dan
diterapkan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan
pelayanan dasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. SPM disusun
sebagai alat Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin akses dan mutu
pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan
urusan wajib. Dalam penyusunan SPM ditetapkan jenis pelayanan dasar, indikator
SPM dan batas waktu pencapaian SPM.
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Kunjungan disini bukan hanya ibu hamil yang datang ke tempat pelayanan tetapi
juga setiap kontak dengan tenaga kesehatan dan diberikan pelayanan antenatal
sesuai standar baik di Posyandu, Polindes, atau kunjungan rumah oleh tenaga
kesehatan.
Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah sebanyak
empat kali yang dikenal dengan istilah K1, K2, K3, dan K4. Satu kali pada
triwulan pertama (sebelum 14 minggu), satu kali pada triwulan kedua (antara 14
28 minggu), dan dua kali pada triwulan ketiga (antara minggu 28 36 dan
sesudah minggu ke 36) (Depkes RI, 2004 : 47).
Adapun uraianya sebagai berikut :
1. K1 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester I (sebelum usia kehamilan 12 minggu) dengan jumlah kunjungan
minimal satu kali dan mendapatkan pelayanan 7T yaitu timbang berat badan,
ukur tekanan darah, imunisasi Tetanus Toxoid, periksa fundu uteri, pemberian
tablet tambah darah, tes PMS, dan temu wicara. K1 ini mempunyai peranan
penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu sebagai indikator
pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan
antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes
RI, 2001).
2. K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester II (usia kehamilan 12 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1.
3. K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan 28 36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1 dan K2.
4. K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada
trimester III (usia kehamilan >36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T
setelah melewati K1, K2, dan K3.
2.5. Neonatus
Masa neonatus adalah dapat dikatakan dengan singkat masa usia anak dari
sejak lahir kedunia sampai dengan 4 minggu (0-28 hari). Anak mengalami tubmuh
dan berkembang tidak hanya di mulai dari masa neonatus, namun sejak dalam
kandungan.
2.6. Universal Child Immunization
Universal Child Immunization adalah adalah tercapainya imunisasi dasar
secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur dan anak
sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi yang meliputi 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak. Pada ibu
hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar
rneliputi 1 dosis DT, I dosis campak dan 2 dosis TT.
2.7. Alpha-fetoprotein (AFP)
Alpha-fetoprotein (AFP, -fetoprotein, alpha-1-fetoprotein, alphafetoglobulin, atau alpha fetal protein) adalah suatu protein yang pada kondisi
normal diproduksi olehhati (liver) dan kantung kuning telur (yolk sac) ketika
terjadi pembentukan bayi selama proses kehamilan.[1] Pengukuran AFP di dalam
tubuh manusia umumnya dilakukan untuk membantu mendeteksi adanya kelainan
atau penyakit hati, pemantauan terapi atau pengobatan beberapa jenis kanker, dan
juga uji saring kelainan pada perkembangan bayi selama masa kehamilan
2.8. Pneumonia Balita
Pneumonia balita adalah penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang
ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau napas sesak pada usia balita (0
- < 5tahun). Penyebab utama pneumonia 50% adalah streptococcus pneumoniae
dan 20% disebabkan haemophilus influenze tpe B (Hib).
2.9. TB BTA Positif
Penyakit TB-paru dengan BTA positif itu artinya: penyakit tuberculosis paru
dengan jenis bakteri yang tahan asam positif. Tuberkulosis paru BTA positif,
apabila memenuhi minimal 1 kriteria berikut ini:
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Wawancara
Lokasi : Puskesmas Gayungan, Surabaya.
Waktu : 29 Oktober 2015, pukul 8:45- 09:15.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
3.2.1. Wawancara
Dengan melakukan wawancara langsung dengan narasumber
selaku Plt. Kepala Puskesmas Gayungan yaitu Ibu dr. Atiek Tri Arini,
M.Kes.
3.3. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dilah dengan teknik pengolahan secara
deskriptif kualitatif. Dimana kualitatif ini dilakukan terhadap data
berupa informasi uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan
dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasannya terhadap suatu
kebenaran atau sebaliknya, sehingga memperoleh gambaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
NO
NAMA INDIKATOR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
TARGET
2014
92
80
94
PENCAPAIAN
2014
95,29
95,73
96,45
95
75
96,45
102,00
90
95
96,71
100,00
83
100
95,92
100,00
100
100
100,00
100,00
70
57,71
2
80
0,00
27,03
75
87,00
100
100
50
12
80
88
100,00
100,00
100,00
12
96,10
102,00
mayoritas
dari
pasien
bukan
sekedar
hanya
ingin
mendapatkan buku KIA, Rujukan dari BPJS, USG, namum pasien tersebut
melakukan pemeriksaan kehamilan dilakukan secara menyeluruh. Selain
itu faktor pendukung sebagai pertimbangan oleh beberapa masyarakat
diare.
Point 14 Cakupan desa siaga aktif
Target 2014 : 50 , Pencapaian 2014 : 100%
Pelayanan cakupan desa siaga aktif tahun 2014 adalah 100%, jauh
melampaui target yang hanya diperkirakan 50%. Menurut koordinator
Promkes Puskesmas Gayungan, seluruh desa di wilayah Puskesmas sudah
menjalankan desa siaga aktif.
Gayungan.
Point 17 KN1
Target 2014 : 88% , Pencapaian 2014 : 102%
Pencapaian KN1 pada Puskesmas Gayungan tahun 2014 mencapai
102% diatas target sebesar 88%. KN1 merupakan pelayanan kesehatan
neonatal dasar yaitu berupa kunjungan ke-1 pada 6-24 jam setelah lahir.
Menurut Koord. Bidan Puskesmas Puskesmas Gayungan, hal ini selalu
dilakukan pada ibu-ibu yang melakukan persalinan di Puskesmas
Gayungan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini
sebagai
berikut:
1. Implementasi standar pelayanan minimal di bidang kesehatan di Puskesmas
Gayungan belum terlaksana dengan baik sesuai dengan Kebijakan Pemerintah
perihal Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Indonesia (Permenkes
No. 741 Tahun 2008) karena sesuai dengan petunjuk teknis SPM ada 17
Indikator yang harus tercapai, sedangkan di Puskesmas Gayungan terdapat 3
indikator yang tidak mencapai target diantaranya adalah Cakupan peserta KB
aktif, Penemuan penderita AFP serta Penemuan dan penanganan penderita
pneumonia balita.
2. Indikator yang tidak mencapai target SPM di Puskesmas Gayungan
diantaranya: Cakupan peserta KB aktif, faktor penghambatnya adalah karena
sebagian dari peserta KB aktif melakukan program kehamilan, sehingga
peserta KB aktif yang rendah sedangkan target pencapaian terlalu tinggi.
Indikator yang tidak tercapainya lainnya adalah Penemuan penderita AFP,
faktor penghambatnya karena memang tidak ditemukan pasien yang menderita
penyakit tersebut. Sedangkan untuk Penemuan dan penanganan penderita
pneumonia balita, faktor penghambatnya adalah hal ini dikarenakan tidak
berjalannya berjalannya poliklinik MTBS dimana semua pasien akan
diidentifikasi secara mendalam.
3. Sumberdaya manusia di Puskesmas Gayungan cukup dan sangat memadai
seperti tenaga bidan, tenaga administrasi serta sarjana komputer untuk
menunjang pelayanan kesehatan di Puskesmas Gayungan. Sumberdaya non
manusia atau sarana-prasarana di Puskesmas Gayungan juga cukup memadai,
LAMPIRAN FOTO