Laporan BP
Laporan BP
TRUFFLE BISCUIT
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Workshop Bussines Plan kelas A
Oleh :
Ajeng Puspitasari
120210301007
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kakao merupakan komoditas perkebunan yang dalam beberapa dekade ini
polifenol pada coklat yang berperan aktif untuk membantu menurunkan tekanan pada
darah.
Sementara bagi kaum muda, coklat dapat dijadikan sebagai moodbooster
dalam kegiatan sehari-hari. Karena kandungan dalam cokelat, yaitu serotonin yang
merupakan anti depresan alami. Coklat juga dapat dijadikan bentuk ungkapan
seseorang kepada orang lain. Banyak produk olahan coklat yang berkembang di
masyarakat. Maka dari itu, sebagai inisiasi produk saya membuat olahan coklat
menjadi Truffle Biscuit yaitu olahan coklat dengan biscuit yang dapat menjadi
camilan menyehatkan tanpa memikirkan lemak yang akan tertimbun dalam tubuh.
Olahan jajanan yang simple ini mendorong saya untuk melakukan
pengembangan produk,. Dengan potensi pasar yang menjanjikan serta potensi
Kabupaten Jember sebagai salah satu penghasil coklat, maka hal ini dapat pula
menjadi sebuah potensi usaha yang menjanjikan.
1.2
Perumusan Masalah
Tujuan
1.4
Manfaat
Truffle adalah salah satu jenis olahan coklat yang digemari oleh seluruh kalangan.
Truffle biasanya terbuat dari adonan tepung terigu, gula, telur, dan coklat sebagai bahan
utama. Tetapi dalam produk yang akan saya buat, saya mengubah bahan truffle dari
biscuit yang harganya relative terjangkau dan mudah diperoleh di pasaran.
Adapun bahan-bahan serta alat yang dibutuhkan dalam pembuatan Truffle
Biscuit antara lain :
Alat
Kompor
Gas
Sendok Adonan
Baskom
Bahan
Cokelat Flamboyan
90 gr
7 sdm
secukupnya
Meises
secukupnya
Cara Pembuatan :
1. Haluskan biscuit mari hingga berbentuk halus
2. Lelehkan tujuh sendok makan margarin dan campur dengan biscuit yang
telah halus
3. Aduk hingga rata, kemudian tambahkan susu kental manis secukupnya
hingga adonan mudah dibentuk
4. Bentuk adonan bulat-bulat kemudian masukkan ke dalam freezer selama
lima menit
setiap pelaku kegiatan. Baik dampak yang dirasakan secara langsung maupun tidak
langsung. Begitu pula kegiatan Business Plan yang berakhir dalam bentuk kegiatan
bazaar tentunya akan berdampak pula terhadap sikap kewirausahaan mahasiswa.
Dalam kegiatan ini juga diajarkan bagaimana memulai usaha dengan konsep Business
Model Canvas yang lebih terstruktur dan terencana.
BMC (Business Model Canvas) dimana didalamnya terdapat : Customer
segment (segmen konsumen), value propositions (nilai dan solusi yang ditawarkan),
channels (saluran distribusi), customer relationships (hubungan dengan konsumen),
revenue streams (aliran omzet), key resources (sumber daya inti), key activities
(aktivitas inti/kunci), key partners (partner dan supplier kunci), cost structure
(struktur pengeluaran). Dengan adanya pengenalan Business Model Canvas kepada
mahasiswa akan mempermudah mahasiswa dalam melakukan kegiatan usahnya agar
tepat sesuai dengan sasaran.
Adapun dampak terhadap sikap kewirausahaan antara lain :
1. Kegiatan ini dengan jelas menumbuhkan sikap kewirausahaan bagi setiap
mahasiswa. Dengan keberhasilan pembuatan dan penjualan produk akan
menantang mahasiswa kedepannya dalam pengembangan produk
2. Menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif. Hal ini karena adanaya inisiasi
bagi mahasiswa dalam mencari ide produk akan secara langsung
berdampak dalam pola pikir mahasiswa. Yaitu tumbuhnya sikap kreatif
dalam mengkreasi produk dan inivasi dalam menemukan hal-hal baru
sebagai peluang wirausaha
3. Mengajarkan mahasiswa untuk memiliki berkomitmen dalam wirausaha.
Pelaksanaan business plan tidak hanya dilaksanakan sekedarnya. Namun
diperlukan perencanaan dan modal usaha yang matang. Sehingga dalam
pelaksanaannya mengajarkan mahasiswa untuk berkomitmen dalam
kegiatan usaha.
4. Menumbuhkan sikap pantang menyerah dan ketekunan. Dalam kegiatan
bazaar mahasiswa dituntut untuk pantang menyerah dalam penjualan
produk. Dengan tujuan agar modal yang telah dikeluarkan tidak sia-sia.
Maka mahasiswa dengan pantang menyerah akan menawarkan dan
menjual produk kepada setiap konsumen. Hal ini secara tidak langsung
akan membentuk sikap ketekunan mahasiswa.
5. Meningkatkan produktivitas mahasiswa. Bentuk bazaar business plan
menuntut mahasiswa untuk lebih produktif dalam menghasilkan barang
maupun jasa. Sehingga mahasiswa memiliki kegiatan positive dalam
mengembangkan kegiatan usaha.
Beberapa dampak diatas memberikan pengaruh secara langsung kepada saya.
Sehingga membentuk rasa keingintahuan yang lebih mendalam dalam kegiatan
wirausaha. Hal ini akan berpengaruh terhadap keberlanjutan usaha nantinya.
2.3
Keberlanjutan Usaha
Dalam pelaksanaan bazaar ini mahasiswa dapat melatih kemampuan
BAB 3. PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dengan kegiatan bazaar sebagai bentuk nyata mata kuliah Workshop Business
Plan, dapat diperoleh berbagai dampak yang dirasakan bagi setiap mahasiswa.
Mahasiswa memperoleh teori selama menempuh mata kuliah dan dilaksanakan secara
nyata dalam bentuk bazaar. Sehingga mahasiswa sebagai pelaku kegiatan pun dapat
merasakan secara langsung manfaat yang diperoleh. Hal ini tentunya akan
berpengaruh juga terhadap berbagai kegiatan usaha yang dilakukan mahasiswa.
Dari pelaksanaan bazaar dapat diperoleh keismpulan menganai keinginan
pasar disesuaikan dengan kondisi pelaksanaan bazaar. Hal ini juga dapat dijadikan
indicator harga pasar yang sesuai dengan pangsa pasar.
3.2
Saran
Dengan melihat dari kendala yang terdapat dalam pelaksanaan bazaar, berikut
DAFTAR PUSTAKA
http://mulaisehat.com/manfaat-coklat-bagi-kesehatan-sangat-berperan-penting/
(diakses pada Jumat, 27 November 2015)
Indonesian Coffee and Cacao Research Institution/iccri.net (diakses pada Jumat, 27
November 2015)
Jembertourism.com (diakses pada Minggu, 29 November 2015)
Lampiran.
1. Proposal MBC
Business Model Canvas
1. Key Partners (Partner dan Supplier Kunci)
Siapa kunci kemitraan kita?
Dalam usaha Truffel Biscuit yang menjadi key partners yang diharapkan
adalah pemasok utama di Jember, yaitu koperasi perkebunan coklat PTPN
XII, Toko Rindang yang menyediakan berbagai kemasan produk,
Supermarket penjual Bisucit dan Margarin
Siapa Supplier anda?
Supplier utama adalah koperasi perkebunan coklat PTPN XII, Kabupaten
Jember.
2. Key Activities (Aktivitas Inti/Kunci)
Aktivitas yang dilakukan antara lain :
a. Pencarian bahan utama yang berkualitas
b. Pencarian supplier kemasan
c. Pembuatan produk
d. Pengemasan produk
e. Pemasaran produk
3. Value Proposition (Nilai dan Solusi yang ditawarkan)
Keunggulan apa saja yang anda tawarkan kepada pelanggan?
a. Truffle Coklat cocok dikonsumsi siapa saja, dimana saja, dan kapan
saja. Dapat disandingkan sesuai kondisi cuaca, apabila musim hujan
dapat dikonsumsi dengan minuman hangat. Juga dapat dikonsumsi
sebagai pelengkap minuman dingin
b. Kemasan yang simple dan menarik mudah dibawa kemana-mana
Rp 7.000
Dark Chocolate
Rp 10.000
Rp 2.500
Meises
Rp 3.000
Margarin
Rp 4.000
Cup
Rp 1.500 +
Rp 28.000
Total baiaya yang dibutuhkan pada produksi pertama Rp 28.000
: 40 buah
= 700/buah
: Rp 2.000/ kemasan
Untung/Rugi :
Harga Jual
Rp 2.000 x 20 kemasan =
Rp 40.000
Harga Produksi
Rp 1.400 x 20 kemasan =
Rp 28.000
Untung
Rp 12.000
2. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Truffle Biscuit
Dalam produksi pertama Truffle Biscuit diperoleh 40 buah. Sehingga
perhitungan harga jual sebagai berikut
Rp 28.000
: 40 buah
= 700/buah
: Rp 2.000/ kemasan
Untung/Rugi :
Harga Jual
Rp 2.000 x 20 kemasan =
Rp 40.000
Harga Produksi
Rp 1.400 x 20 kemasan =
Rp 28.000
Untung
Rp 12.000
3. Foto-foto Kegiatan
Pembukaan Bazaar oleh
Bapak
Umar
selaku
Stand Bazaar
4. Foto/gambar produk
Truffle Biscuit