BAB 1 Kanker Lidah
BAB 1 Kanker Lidah
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karsinoma lidah adalah tumor agresif dengan prognosis buruk. Dalam onkologi sel
skuamosa kanker kepala dan leher sering dianggap bersama-sama karena mereka berbagi
banyak kesamaan - di kejadian, jenis kanker, faktor predisposisi, fitur patologis, pengobatan
dan prognosis. 1
Sampai dengan 30% dari pasien dengan satu kepala primer dan tumor leher akan
memiliki rongga mulut kedua primer malignancy. Rongga mulut terdiri dari dua bagian:
bagian depan-yang merupakan ruang antara bibir dan pipi dan gigi dan gusi, dan mulut yang
tepat-yang bersifat internal ke gigi. Rongga mulut mengacu pada seluruh isi bidang ini termasuk pipi, gusi, lidah gigi, dan langit-langit. Fungsi daerah ini termasuk konsumsi dan
fase pertama dari pencernaan makanan (kerusakan mekanis oleh gigi melalui mengunyah),
rasa, respirasi dan fungsi pidato (gerakan rongga mulut dan komponennya bentuk suara yang
dihasilkan oleh laring dalam kata-kata). 1
Lidah adalah organ berupa otot yang sangat mobile yang, saat istirahat, mengisi sebagian
besar rongga mulut. Ini memiliki banyak peran termasuk rasa, mengunyah (pengunyahan),
menelan (deglutition), berbicara dan membersihkan rongga mulut. peran utama adalah untuk
mendorong bolus makanan ke belakang dan ke faring untuk memulai menelan dan
membentuk kata-kata untuk mengaktifkan komunikasi.
sebagian di orofaring, dan terdiri dari otot tertutup oleh selaput lendir. 2
1.2 Tujuan
Memberikan gambaran tentang penyakit karsinoma tonsil bagi para pembaca.
1.3 Manfaat
Menambah pengetahuan tentang penyakit karsinoma lidah sehingga para dokter muda
kelak dapat dengan mudah mendiagnosis dan member terapi awal sehingga prognosis
penyakit lebih baik.
BAB 2
PEMBAHASAN
1
papillae ini terdapat kuncup-kuncup pengecap sehingga kita dapat menerima / merasa cita
rasa. Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini bersifat licin, elastis
dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan lidah ini mudah bergerak, serta pada
mukosa dasar mulut tidak terdapat papillae. Dasar mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan
otot-otot dasar mulut yang insertionya disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam
mandibula ini terdapat kelenjar-kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis.
Otot-otot Pada Lidah
Lidah adalah satu organ otot dengan kekenyalan yang baik sekali sewaktu bergerak,
hal ini dapat dilihat pada waktu mengunyah. Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok
otot. Otot intrinsik lidah melakukan semua gerakkan halus, sementara otot ekstrinsik
mengaitkan lidah pada bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakkn-gerakkan kasar yang
sangat penting pada saat mengunyah dan menelan.
Otot-otot Instrinsik:
- M. Longitudinalis superior.
- M. Longitudinalis inferior.
- M. Transversus linguae.
- M. Verticalis linguae.
Otot-otot ekstrinsik:
- M. Genioglossus
- M. Hyoglossus.
- M. Chondroglossus
- M. Palatoglossus.
- M.Styloglossus
Persarafan Pada Lidah
Persarafan pada lidah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Saraf sensoris, utuk mempersarafi :
a. Duapertiga anterior oleh nervus lingualis cabang nervus mandibularis untuk sensasi
umum dan chorda tympani cabang nervus facialis yang menuju ke lidah untuk
gustasi (pengecap).
b. Sepertiga posterior lidah dan papillae valatae disarafi oleh ramus Lingualis nervus
glossopharyngeus (nervus cranialis IX) untuk sensasi umum dan gustasi cabang3
Pembuluh ini berjalan dari ujung lidah ke bawah melalui otot miloihioid dan berakhir
pada nodus submental.
Histologi
Lidah terdiri corpus (bagian dorsum dan bagian ventral) dan radix.
Pada bagian corpus lidah terdiri dari:
1. Tunika mukosa yang terdiri atas epitel berlapis pipih, lamina propia dan papila
lingualis.
2. Tunika Submukosa yang terdiri atas jaringan ikat fibroelastis dan kelenjar lidah
3. Tunika Muskularis
2.2. Definisi
Tumor ganas lidah adalah keganasan yang terdapat pada lidah. Bentuk yang paling
banyak ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa lidah. Karsinoma sel skuamosa lidah
merupakan salah satu bentuk karsinoma rongga mulut yang mempunyai presentase paling
banyak dari seluruh keganasan rongga mulut (90-97%).3
1. Energi radiasi
Sinar ultraviolet, sinar-x dan sinar gamma merupakan unsur mutagenik dan
karsinogenik.
Radiasi
ultraviolet
dapat
menyebabkan
terbentuknya
dimmer
6
pirimidin.
Kerusakan
pada
DNA
diperkirakan
menjadi mekanisme
dasar
sel
2.
3.
4.
5.
6.
Patogenesis tumor ganas merupakan proses biasanya memakan waktu yang cukup lama.
Pada tahap awal terjadi inisiasi karena ada inisiator yang memulai pertumbuhan sel yang
abnormal. Inisiator ini dibawa oleh zat karsinogenik. Bersamaan dengan atau setelah inisiasi,
terjadi promosi yang dipicu oleh promoter sehingga terbentuk sel yang polimorfis dan
anaplastik. Selanjutnya terjadi progresi yang ditandai dengan invasi sel-sel ganas
membrane basalis.
Semua
proses
ini
terjadi
ke
dapat
atau gen supresor tumor. Sedangkan penyusunan ulang kromosom dapat berubah menjadi
aktivasi karsinogenik.9
Perubahan genetik pada karsinoma sel skuamosa kepala dan leher belum diketahui
secara pasti.
Califano
dkk mengemukakan
hilangnya
3p
8
menyebabkan perubahan dini pada mukosa kepala dan leher sehingga mengakibatkan
munculnya karsinoma sel skuamosa. Namun, teori lain menyatakan bahwa hilangnya
kromosom 17p pada gen supresor tumor juga turut berperan tethadap keganasan kepala
dan leher. Selain itu, hilangnya kromosom 3p21 men yebabkan perubahan hyperplasia dan
displasia, sedangkan hilangnya kromosom 6p, 8p, 11q, 14q, dan 4q26-28 menyebabkan
terjadinya invasi ke jaringan sekitar.8,9
2.7. Diagnosa
2.7.1. Biopsi langsung
10
merupakan metode baku untuk memperoleh jaringan dari lesi dirongga mulut dan
orofaring.
2.7.2 Sitologi
Pemeriksaan sitologi eksfoliatifa dari spesimen kerokan atau inprint dari tumor primer
dikerjakan pada lesi yang berupa bercak/superficial. Bila hasilnya :
Klas I- III : lakukan ulangan sitologi 3 bulan lagi.Bila 2x ulangan sitologi tetap klas IIII maka perlu dibiopsi
2.7.3. Panendoskopi
Dilakukan untuk menentukan perluasan lesi yang besar dan terletak disebelah
posterior dan untuk menyingkirkan adanya tumor primer simultan.
2.7.4 Biru toluidine
Sebuah zat pewarna yang dibubuhkan in situ sebagai salah satu cara diagnostik
tambahan dalam mendeteksi karsinoma sel skuamosa yang akan memberi warna biru pada sel
kanker. Jaringan normal tidak mengisap warna, sedang lesi pra-ganas atau non neoplasma
tidak konstan mengisap warna.Menurut Mashberg tehnik memberi warna rongga mulut
sebagai berikut:
1. Kumur dengan larutan asam asetat 1% : 20 detik
2. Kumur dengan air : 20 detik, 2 x
3. Kumur dengan larutan toluidine blue 1% : 5-10 cc
4. Kumur lagi dengan larutan asam asetat 1% : 1 menit
5. Kumur dengan air.
Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan 24 jam kemudian, pemeriksaan ini memiliki
sensitivitas dan spesifisitas sebesar 90%.Adapun larutan toluidine biru terdiri dari :
1.Toluidine chlorida : 1 gr
2. Asam asetat : 10 cc
3. Alkohol absolut : 4,2 cc
4.Aquadest: 100 cc
2.7.5 PET (Positron Emission Tomography)
11
Pemeriksan
imaging
dengan
PET
Pemeriksaan
Positron
Emission
kulit wajah).
T4b: Tumor menginvasi ruang masticator atau pterygoid plate.
N: Nodul
M: Metastasis
Stadium Keganasan
2.9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari karsinoma sel skuamosa tergantung dari ukuran, bentuk, dan
lokasi dari tumor, serta kedalaman jaringan yang diinvasi oleh tumor tersebut. Sebaiknya
pemilihan cara pengangkatan karsinoma sel skuamosa ini tidak mengakibatkan cacat dan
gangguan pada pasien yang seminimal mungkin. Ada 4 metode yang biasanya dilakukan
dalam penatalaksanaan karsinoma sel skuamosa, yaitu bedah listrik, bedah eksisi, radiasi, dan
kemoterapif,g. Prinsip tujuan pengobatan adalah untuk menyembuhkan pasien dari kanker.
Pilihan pengobatan tergantung pada faktor-faktor seperti jenis sel dan tingkat diferensiasi,
ukuran, dan lokasi dari lesi primer, status kelenjar getah bening, adanya keterlibatan tulang,
kemampuan pasien dalam berbicara, fungsi menelan, status fisik dan mental pasien, evaluasi
menyeluruh terhadap potensi komplikasi setiap terapi, dan radioterapi.
Untuk sebagian besar lesi T1 dan T2 yang terbatas pada lidah, dapat dengan mudah
dilakukan eksisi wedge horizontal peroral. Untuk lesi yang lebih besar dan gangguan
mobilitas lidah, dengan asumsi adanya infiltrasi di lidah yang dalam atau penyebaran pada
dasar rongga mulut, diperlukan penanganan yang lebih radikal. Jika tumor sudah menyebar
hingga gusi, perlu dipertimbangkan untuk melakukan reseksi dari mandibula.
Pembedahan atau radiasi yang digunakan bertujuan kuratif dalam pengobatan kanker
mulut. Kemoterapi merupakan tambahan untuk modalitas terapi utama radiasi dan
pembedahan. Baik pembedahan atau radiasi dapat digunakan untuk berbagai lesi T1 dan T2 ,
namun, operasi dan radiasi yang dikombinasikan biasanya diperlukan untuk penyakit stadium
lanjut. Untuk stadium lanjut, kemoterapi digunakan dalam kombinasi dengan salah satu atau
kedua modalitas pengobatan primer.
Pembedahan dapat sebagai pengobatan primer atau dapat menjadi bagian dari terapi
kombinasi dengan terapi radiasi . Pembedahan diindikasikan ( 1 ) untuk tumor yang
melibatkan tulang , ( 2 ) ketika efek samping dari operasi yang diharapkan lebih mnimal
dibandingkan terapi lain yang terkait dengan radiasi , ( 3 ) untuk tumor yang kurang peka
terhadap radiasi, dan ( 4 ) untuk tumor berulang pada daerah-daerah yang sebelumnya telah
menerima dosis maksimum radioterapi . Pembedahan bisa gagal karena eksisi yang tidak
lengkap ,tepi reseksi yang tidak adekuat , tumor menginvasi luka , penyebaran limfatik atau
hematogen yang tidak diketahui, invasi saraf , atau penyebaran perineural. Pembedahan
13
lokal, kemoradioterapi simultan, dan sebagai kemoterapi adjuvan setelah pengobatan lokal.
Gabungan kemoterapi dan protokol radioterapi diteliti, regresi tumor telah terlihat, namun
tidak ada perbaikan dalam ketahanan hidup 5 tahun telah terlihat secara konsisten.Tujuan
penambahan kemoterapi adalah untuk meningkatkan reduksi tumor awal dan memberikan
pengobatan dini pada mikrometastasis. Potensi efek toksik kemoterapi adalah mukositis,
mual, muntah, dan supresi sumsum tulang. Agen utama yang telah diteliti tunggal atau
kombinasi adalah metotreksat, bleomycin, taxol dan turunannya, cisplatin dan turunannya,
dan 5-fluorouracil. Respon awal suatu lesi premalignan terhadap kemoterapi sebelum
radioterapi dapat memprediksi respon tumor terhadap radiasi.
Kombinasi Radiasi dan Pembedahan
Keuntungan dari radioterapi adalah kemampuannya dalam membasmi sel tumor yang
teroksigenasi baik di pinggiran dan untuk mengelola penyakit subklinis regional.
Pembedahan dapat lebih mudah mengelola massa tumor dengan sel hipoksik yang relatif
tahan radiasi dan tumor/lesi premalignansi yang mengarah ke keganasan. Dengan demikian,
terapi kombinasi dapat menghasilkan perbaikan kelangsungan hidup dalam kasus tumor/lesi
premalignan lanjutan dan yang menunjukkan perilaku agresif biologis.
Keuntungan dari radiasi pra operasi adalah rusaknya sel-sel tumor perifer, kontrol
potensi penyakit subklinis, dan kemungkinan untuk mengubah lesi yang tidak dapat dioperasi
menjadi lesi yang dapat dioperasi. Kerugiannya meliputi kesulitan dalam menentukan tingkat
yang tepat dari tumor, lambatnya penyembuhan pascaoperasi.Bedah sebelum radioterapi
dapat digunakan untuk menghilangkan sebagian besar tumor yang mengandung sel-sel
hipoksik. Radioterapi pasca operasi dapat digunakan untuk mengobati sel-sel yang tersisa
pada tepi reseksi dan untuk mengendalikan penyakit subklinis. Dalam beberapa seri, kejadian
metastasis lebih rendah pada kelompok pasca operasi. Uji klinis terkontrol dengan baik
diperlukan untuk memandu pilihan radioterapi pra-operasi dibandingkan pasca operasi.
2.10. Komplikasi
Tumor ganas pada lidah yang tidak ditangani segera akan melakukan penyebaran ke
jaringan di dalam rongga mulut dan leher yang lebih dalam. Akhirnya, menyebar ke kelenjar
getah bening di sekitarnya. Pada tingkat lanjutan ini, penderita akan mengalami komplikasi
akibat dari penyebaran itu.
Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul termasuk :7
15
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sulit menelan
Nyeri tenggorok
Perdarahan
Sumbatan jalan nafas
Gangguan fonasi suara
Glossitis
Mulut kering
Penurunan berat badan akibat kurangnya nafsu makan
Kekambuhan
2.11. Prognosis
Seperti pada kasus-kasus tumor lainnya, deteksi dini dan pengobatan yang tepat serta
adekuat menunjukkan prognosis yang baik. Namun ada beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi prognosis yaitu :8
1. Ukuran massa tumor
Ukuran yang kecil dari massa bisa dieksisi dan ditangani dengan mudah justru
menurunkan angka kematian berbanding massa yang lebih besar.
2. Metastasis
Tumor ganas lidah menyebar ke organ-organ sekitar seperti mulut, tenggorokan,
leher, mandibula, dan kelenjar getah bening dengan cepat jika tidak sekitar segera
ditangani. Akibatnya, gejala-gejala lain akan timbul dari komplikasi tersebut.
Penderita dengan keadaan ini menunjukkan prognosis yang buruk.
3. Gaya hidup
Mengkonsumsi alkohol dan merokok merupakan faktor predisposisi untuk
terjadinya tumor ganas pada lidah. Kebiasaan mengambil bahan-bahan ini dalam
kehidupan sehari-hari memperburuk prognosis penyakit.
16
BAB 3
KESIMPULAN
Tumor ganas lidah adalah keganasan yang terdapat pada lidah. Bentuk yang paling
banyak ditemukan adalah karsinoma sel skuamosa lidah. Karsinoma sel skuamosa lidah
merupakan salah satu bentuk karsinoma rongga mulut yang mempunyai presentase paling
banyak dari seluruh keganasan rongga mulut.
Hal ini jarang terjadi sebelum usia 40 dan insiden tertinggi penyakit ini dalam dekadedekade 6 dan 7 dengan perbandingan pria dan wanita 3 : 1. Faktor risiko untuk
pengembangan dasar karsinoma lidah termasuk alkohol kronis dan penggunaan tembakau,
usia lebih tua, lokasi geografis, dan sejarah keluarga atas kanker saluran aerodigestive.
Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka) seperti sariawan yang
tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah Bagian tengah ulkus relatif
lembut dan mudah berdarah. Perdarahan terjadi ketika tekanan diberikan pada tempat kanker,
saat mengunyah, minum atau menelan.
Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan hasil biopsi histopatologi jaringan lidah.
Penanganan kanker lidah ini sebaiknya dilakukan secara multidisipliner. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam penanganan kanker lidah ini ialah eradikasi dari tumor,
pengembalian fungsi dari rongga mulut, serta aspek kosmetik /penampilan penderita.
Tumor ganas pada lidah yang tidak ditangani segera akan melakukan penyebaran ke
jaringan di dalam rongga mulut dan leher yang lebih dalam. Akhirnya, menyebar ke kelenjar
getah bening di sekitarnya. Pada tingkat lanjutan ini, penderita akan mengalami komplikasi
akibat dari penyebaran itu. Seperti pada kasus-kasus tumor lainnya, deteksi dini dan
pengobatan yang tepat serta adekuat menunjukkan prognosis yang baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
1
American Cancer Oral. Tounge Cancer. 2007. Avalaible from: http://american cancer
oral.blogspot.com/2011/05/tumor-ganas-rongga-mulut.html (diakses tanggal 18 Meir
2011)
Yohannes, S. Tongue Carcinoma. Available from: www.emedicine.com Last update 10
3
4
JAYPEE BROTHERS.
Anonim. Tongue Carcinoma Available from: www.onlinecancerguide.com Last update
pp 131-2.
Murray, K Robert. Kanker, Gen Kanker dan Faktor Pertumbuhan dalam Biokimia
18