Anda di halaman 1dari 9

INDUSTRI KIMIA

Pembuatan Amonia dengan Proses Haber Bosch


Reaksi yang terjadi adalah kesetimbangan antara gas N2, H2, dan NH3 ditulis sebagai berikut:
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g) H = 92 kJ
Untuk proses ini, gas N2 diperoleh dari hasil penyulingan udara, sedangkan gas H2 diperoleh dari
hasil reaksi antara gas alam dengan air. Pada suhu kamar, reaksi ini berlangsung sangat lambat maka untuk
memperoleh hasil yang maksimal,reaksi dilakukan pada suhu tinggi, tekanan tinggi, dan diberi katalis besi.
Reaksi pembentukan ammonia merupakan reaksi eksoterm. Menurut Le Chatelier kesetimbangan akan
bergeser ke arah NH3 jika suhu rendah. Masalahnya adalah katalis besi hanya berfungsi efektif pada
suhu tinggi, akibatnya pembentukan amonia berlangsung lama pada suhu rendah. Berdasarkan
pertimbangan ini proses pembuatan amonia dilakukan pada suhu tinggi 450C (suhu optinum) agar reaksi
berlangsung cepat sekalipun dengan resiko kesetimbangan akan bergeser ke arah N 2dan H2. Untuk
mengimbangi pergeseran ke arah N2 dan H2 oleh suhu tinggi, maka tekanan yang digunakan harus tinggi
sampai mencapai antara 200400 atm. Tekanan yang tinggi menyebabkan molekul-molekul semakin rapat
sehingga tabrakan molekul-molekul semakin sering. Hal ini mengakibatkan reaksi bertambah cepat,
sehingga NH3semakin banyak terbentuk. Selain itu untuk mengurangi NH3 kembali menjadi N2dan H2 maka
NH3 yang terbentuk segera dipisahkan. Campuran gas kemudian didinginkan sehingga gas NH 3 mencair.
Titik didih gas NH3 lebih tinggi dari titik didih gas N2 dan H2, maka gas NH3 akan terpisah sebagai cairan.
Gas nitrogen dan gas hidrogen yang belum bereaksi dan gas NH 3 yang tidak mencair diresirkulasi, dicampur
dengan gas N2 dan H2, kemudian dialirkan kembali ke dalam tangki.
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke
kanan (pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Reaksi ke kanan eksoterm,
penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula dilangsungkan pada suhu
sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu serbuk besi dicampur dengan
Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Seiring dengan kemajuan teknologi, digunakanlah tekanan yang jauh lebih
besar, bahkan mencapai 700 atm. Mula-mula campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi
(dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang diinginkan. Kemudian campuran gas dipanaskan dalam
suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haberbosch untuk sintesis amonia :

1.
Suhu: Reaksi bersifat eksoterm; Suhu rendah akan menggeser kesetimbangan kekanan;
Kendala:Reaksi berjalan lambat 400-600Oc
2.
Tekanan: Jumlah mol pereaksi lebih besar dibanding dengan jumlah mol produk; Memperbesar
tekanan akan menggeser kesetimbangan kekanan; Kendala Tekanan sistem dibatasi oleh kemampuan alat
dan faktor keselamatan pada 150-300 atm
3.

Konsentrasi: Pengambilan NH3 secara terus menerus akan menggeser kesetimbangan kearah kanan

4.
Katalis: Katalis tidak menggeser kesetimbangan kekanan, tetapi mempercepat laju reaksi secara
keseluruhan
Fe dengan campuran Al2O3 KOH dan garam lainnya. Pengaruh katalis pada sistem
kesetimbangan adalah dapat mempercepat terjadinya reaksi kekanan atau kekiri, keadaan
kesetimbangan akan tercapai lebih cepat tetapi katalis tidak mengubah jumlah kesetimbangan dari
spesies-spesies yang bereaksi atau dengan kata lain katalis tidak mengubah nilai numeris dalam tetapan
kesetimbangan. Peranan katalis adalah mengubah mekanisme reaksi kimia agar cepat tercapai suatu produk.
Katalis yang dipergunakan untuk mempercepat reaksi memberikan mekanisme suatu reaksi yang lebih
rendah dibandingkan reaksi yang tanpa katalis. Dengan energi aktivasi lebih rendah menyebabkan maka
lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk mengatasi halangan energi aktivasi
sehingga jumlah tumbukan efektif akan bertambah sehingga laju meningkat.

ASAM NITRAT
Sifat-sifat
Asam nitrat adalah cairan jernih tidak berwarna jika masih baru, akan menjadi kekuning-kuningan jika
terkena cahaya atau sering terbuka botolnya karena sebagian kecil memecah :
4 HNO3 2 H2O + 4 NO2 + O2
Pembuatan

1.

Metode Valentiner :
NaNO3(s) + H2SO4(l) NaHSO4 + HNO3(g) (berasap)

2.

Metode Oswald Oksidasi amoniak dengan Pt sebagai katalis


4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O
4 NO + 2 O2 4 NO2
4 NO2 + 2 H2O 2 HNO2 + 2 HNO3 (pada suhu rendah)
2 HNO2 NO2 + NO + H2O

3.

Metode Birkeland & Eyde Nitrogen direaksikan dengan oksigen pada suhu 3.000 oC melalui busur
listrik
N2 + O2 2 NO
2 NO + O2 2 NO2 (pada suhu 600 oC)

3 NO2 + H2O 2 HNO3 + NO (pada suhu tinggi)


Proses Ostwald berkaitan erat dengan proses Haber, yang menghasilkan bahan baku yang diperlukan,
ammonia (NH3). Ammonia diubah menjadi asam nitrat dalam dua tahapan. Ammonia dioksidasi (dalam arti
dibakar) melalui pemanasan dengan oksigen dengan adanya katalis seperti platinum dengan 10% rhodium,
untuk membentuk oksida nitrat dan air. Langkah ini sangat eksotermis, sehingga sumber panas berguna
sekali untuk dimulai:
4 NH3 (g) + 5 O2 (g) 4 NO (g) + 6 H2O (g) (H = 905.2 kJ)
Tahap dua melibatkan dua reaksi dan dilakukan dalam peralatan absorpsi yang mengandung air. Oksida
nitrat awalnya dioksidasi lagi untuk menghasilkan nitrogen dioksida: Gas ini kemudian mudah diserap oleh
air, menghasilkan produk yang diinginkan (asam nitrat, meskipun dalam bentuk encer), sekaligus
mengurangi sebagian kembali ke oksida nitrat:
2 NO (g) + O2 (g) 2 NO2 (g) (H = 114 kJ/mol)
3 NO2 (g) + H2O (l) 2 HNO3 (aq) + NO (g) (H = 117 kJ/mol)
NO didaur-ulang, dan asam dipekatkan sampai kekuatan yang diperlukan melalui penyulingan.
Alternatifnya, bila tahap akhir dilakukan dalam udara:
4 NO2 (g) + O2 (g) + 2 H2O (l) 4 HNO3 (aq)
Kondisi khas untuk tahap pertama, yang berkontribusi pada hasil keseluruhan sekitar 98%, adalah:

Tekanan antara 4 dan 10 atmosfer (sekitar 400-1010 kPa atau 60-145 psig) dan;
Suhu sekitar 500 K (kira-kira 217 oC atau 422,6 oF).

Sebuah komplikasi yang perlu dipertimbangkan melibatkan reaksi-samping pada langkah pertama yang
mengalihkan oksida nitrat kembali ke N2:
4 NH3 + 6 NO 5 N2 + 6 H2O
Ini adalah sebuah reaksi sekunder yang diminimalisir oleh pengurangan waktu campuran gas yang berada
dalam kontak dengan katalis.
ASAM SULFAT

Pembuatan Asam
Sulfat
Salah satu cara
pembuatan asam
sulfat secara
industri yang
produknya cukup
besar adalah
dengan proses kontak. Bahan yang digunakan pada proses ini adalah belerang dan prosesnya berlangsung

sebagai berikut.
1. Belerang dibakar di udara sehingga akan bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan gas belerang dioksida.
Reaksi: S(s) + O2(g) SO2(g)
2. Belerang dioksida direaksikan lagi dengan oksigen dan dihasilkan belerang trioksida.
Reaksi: 2 SO2(g) + O2(g) 2 SO3(g) H = 196,6 kJ.
Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm sehingga suhu tidak dilakukan pada suhu tinggi
tetapi 450C, untuk menghindari kesetimbangan ke arah SO2 dan O2.
3. Reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat dengan katalis. Katalis yang digunakan adalah vanadium
pentaoksida (V2O5).
4. Tekanan seharusnya lebih tinggi, tetapi pada prakteknya karena ada katalis maka SO 3 sudah cukup banyak
terbentuk sehingga tekanan dilakukan pada keadaan normal yaitu 1 atm.
5. SO3 yang dihasilkan segera dipisahkan sehingga kesetimbangan bergeser terus ke arah SO 3. SO3 yang
dihasilkan direaksikan dengan H2SO4 pekat dan membentuk asam pirosulfat (H2S2O7). Asam pirosulfat akan
direaksikan dengan air sampai menghasilkan asam sulfat 98%.
Reaksi:
SO3(g) + H2SO4(aq) H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq) + H2O(l) 2 H2SO4(l)
PERANCANGAN INDUSTRI ASAM SULFAT (PRODUK INTERMEDIET)
PENDAHULUAN
a. Katalis
Fungsi katalis dalam setiap reaksi katalitik adalah meningkatkan laju reaksi. Katalis konversi sulfur dioksida
ini biasanya terdiri dari tanah diatomea , yang disusupi dengan lebih dari 7 % V2O5 katalis komersial
mengandung garam kalium ( sulfat , pirosulfat dan sebagainya ) disamping V2O5. Pada suhu operasi
pewaris aktif ialah garam lebur yang terdapat pori pori pelet silika.
Katalisator yang dapat digunakan untuk reaksi pembentukan belerang trioksida antara lain Pt, V2O5, Fe2O3,
Cr2O3, Mn2O3 dan Mn3O4.katalisator yang baik adalah Pt dan V2O5, tapi yang paling banyak dipakai
adalah Vanadium Pentoksida, karena :
V2O5 lebih murah harganya
Pt lebih sensitiv terhadap racun
V2O5 daya tahan terhadap suhu tinggi lebih baik
Konversi relatif lebih tinggi`
(Fairlie, Sherve, Kirk Othmer)
Sifat kimia sulfur trioksida :
1. Dengan air membentuk asam kuat
Reaksi : SO3 + H2O H2SO4
2. Dengan udara lembab sulfur trioksida membentuk uap putih tebal
dengan bau yang menyengat.
SYNTHESIS STEPS
1. Proses Kontak
Pembuatan asam Sulfat Menurut Proses Kontak Industri lainnya yang berdasarkan reaksi kesetimbangan
yaitu pembuatan asam sulfat yang dikenal dengan proses kontak. Secara garis besar tahapan proses kontak
yang terjadi diuraikan sebagai berikut :

1. Pencairan belerang padat di melt tank


2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi
3. Pengeringan udara proses
4. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur dioksida (SO2)
5. Reaksi oksidasi lanjutan SO2 menjadi SO3 dalam empat lapis bed konverter dengan menggunakan katalis
V2O5
6. Pendinginan gas
7. Penyerapan SO3 dengan asam sulfat 93%-98,5%
(Fairlie, 1951) :
Reaksi yang terjadi dapat diringkas sebagai berikut:
Pertama, belerang dibakar menjadi belerang dioksida.
S(s) + O2(g) ----> SO2(g)
Belerang dioksida kemudian dioksidasi lbh lanjut jd belerang trioksida.
2SO2(g) + O2(g) <====> 2SO3(g)....... H= -98 kJ
Reaksi ini berlangsung pd suhu sekitar 500 oC, tekanan 1 atm dgn katalisator V2O5. Kemudian gas SO2
dilarutkan dalam asam sulfat pekat hingga menjadi asam sulfat pekat berasap (dsb oleum, H2SO4.SO3 atau
H2S2O7).
SO3(g) + H2SO4(l) -------> H2S2O7(l)
H2S2O7(l) + H2O(l) ------> 2H2SO4(l)
Dari proses kontak ini lalu akan terbentuk asam sulfat pekat dengan kadar 98%
Tahap penting dalam proses ini adalah reaksi (2). Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan dan eksoterm.
Sama seperti pada sintesis amonia, reaksi ini hanya berlangsung baik pada suhu tinggi. Akan tetapi pada
suhu tinggi justru kesetimbangan bergeser ke kiri.
Pada proses kontak digunakan suhu sekitar 500oC dengan katalisator V2O5. sebenarnya tekanan besar akan
menguntungkan produksi SO3, tetapi penambahan tekanan ternyata tidak diimbangi penambahan hasil yang
memadai. Oleh karena itu, pada proses kontak tidak digunakan tekanan besar melainkan tekanan normal, 1
atm.
2. Proses Chamber
Sulfur dioksida dihasilkan dengan membakar unsur belerang atau pemanggangan bijih piritik dalam udara:
S8 + 8 O2 8 SO2
3 FeS2 + 8 O2 Fe3O4 + 6 SO2
Nitrogen oksida dihasilkan oleh dekomposisi niter yang mengandung asam sulfat atau hidrolisis asam
nitrosylsulfuric:
2 NaNO3 + H2SO4 Na2SO4 + H2O + NO + NO2 + O2
2 NOHSO4 + H2O 2 H2SO4 + NO + NO2
Dalam ruang reaksi, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida larut dalam reaksi liquor. Nitrogen dioksida hidrat
untuk menghasilkan asam nitrit yang kemudian mengoksidasi belerang dioksida menjadi asam sulfat dan
oksida nitrat. Reaksi ini tidak dikategorikan baik tetapi diketahui bahwa asam nitrosylsulfuric merupakan
produk intermediate. Reaksi keseluruhan utama adalah:
2 NO2 + H2O HNO2 + HNO3
SO2 (aq) + HNO3 NOHSO4
NOHSO4 + HNO2 H2SO4 + NO2 + NO

SO2 (aq) + 2 HNO2 H2SO4 + 2 NO


Nitrat oksida keluar dari reaksi liquor dan kemudian reoxidized oleh oksigen molekuler menjadi nitrogen
dioksida. Ini menentukan langkah dalam proses [3]:
2 NO + O2 2 NO2
Nitrogen oksida diserap dan regenerasi dalam proses, dan dengan demikian berfungsi sebagai katalis untuk
reaksi keseluruhan:
2 SO2 + 2 H2O + O2 2 H2SO4
3. Proses Wet Sulfuric Acid (WSA)
Proses WSA merupakan salah satu kunci proses desulfurisasi gas di pasaran saat ini. Sejak Perusahaan
Danish catalyst mematenkan teknologi ini pada akhir 1980. Proses ini telah dikenal sebagai proses yang
efisien dalam recovery sulfur dari bermacam macam pemrosesan gas dan menghasilkan kualitas asam sulfat
yang komersil. Proses ini juga dapat menghasilkan banyak steam tekanan tinggi. WSA proses diterapkan
pada banyak industry dimana penghilangan sulfur dibutuhkan.
Proses katalis basah biasanya lebih tepat digunakan untuk memproses satu atau lebih aliran yang
mengandung sulfur seperti :
Gas H2S dari unit pengolahan gas amin (amine gas treating unit)
Off-gas from Sour Water Stripper (SWS gas)
Off-gas from Rectisol
Spent acid from e.g. Alkylation
Claus process tail gas
Heavy residue or petcoke-fired utility boiler off-gas
Boiler flue gases from various processes SNOX flue gas desulfurisation
Metallurgical process gas
Production of sulfuric acid
Reaksi Utama pembentukan Asam Sulfat dengan Wet Sulfuric Acid adalah :
Pembakaran: H2S + 1.5 O2 = H2O + SO2 + 518 kJ/mole
Oksidasi: SO2 + O2 = SO3 + 99 kJ/mole (in the presence of a vanadium (V) oxide catalyst)
Hidras : SO3 + H2O = H2SO4 (g) + 101 kJ/mole
Kondensasi: H2SO4 (g) = H2SO4 (l) + 90 kJ/mole
Energi yang diproduksi dari reaksi diatas digunakan untuk produksi steam. Energi nya mendekati 2-3 ton
steam tekanan tinggi/ton asam yang di produksi.
Perbandingan Proses Pembuatan Asam Sulfat
Proses Kontak Proses Chamber Proses WSA
1. Tekanan 1 atm
2. Suhu 450-500 oC 400-600C 420-440 C
3. Konversi Mencapai 99,5 % (dari sulfur dioksida menjadi sulfur trioksida) Konversi mencapai 78% Lebih
dari 99%
4. Cost Rendah , karena dalam satu kali proses
meningkatkan
konsentrasi asam, Tinggi; karena, dengan kondisi yang hampir sama (exothermic)hanya bisa menghasilkan
konversi yang rendah Harga Plant murah karena recovery sulfur tinggi dan laju recovery panas tinggi
sehingga kebutuhan cooling water rendah
5. Katalis V2O5 Nitrogen oxides V2O5

Proses kontak mempunyai banyak keunggulan di bandingkan dengan proses Lead Chamber dan
WSA.

ANA
LISIS PROSES
Setelah dibandingkan antara proses kontak dengan proses kamar timbal, maka untuk perancangan pabrik
asam sulfat ini dipilih Proses Kontak dengan pertimbangan :
a. Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat.
b. Biaya produksi lebih murah.
c. Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal.
d. Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan konsentrasi asam.

Pada sintesis proses dapat disimpulkan bahwa proses kontak merupakan proses yang paling potensial dan
banyak digunakan di industri. Karena itu analisa proses yang akan dijelaskan adalah dari proses kontak.
Berikut adalah Heuristic yang dipilih dalam proses kontak:
Dalam proses kontak, ada spesies yang sulit untuk diseparasi (absorbsi) maka spesies tersebut di
keluarkan dalam fase uap
Dalam proses kontak digunakan T= 5000C dan P= 1 atm yang merupakan kondisi operasi optimal
untuk mendapatkan yield yang tinggi.
Dalam flowsheet pembuatan asam sulfat dengan proses kontak digunakan absorbsi sebagai proses
separasi
Untuk mengalirkan udara dari filter udara ke menara pengering digunakan blower turbo. Hal ini
menunjukkan tekanan gas berkisar antara 10,1 kPa -206 kPa.
Pada plant asam sulfat terdapat tiga pompa cair, pemilihan pompa, disarkan pada heuristic 37,
tergantung pada flowrate dan ketinggian.
Asumsi pressure drop pipa aliran cair adalah 2 Psi per 100 ft, dan pada control valve paling rendah 10
Psi. Heuristic ini penting untuk perhitungan yang membutuhkan pressure drop aliran pipa.
Heuristic ini penting untuk memperkirakan Teoritical Horsepower untuk pompa zat cair.

Anda mungkin juga menyukai