Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
PARIWISATA

PENANGANAN SPRAIN DAN


STRAIN

Disusun oleh :
1. Bambang sutopo
2. Yato
3. Lilik suprasno
4. Agus sunartono
5. Umi fadilah

PROGRAM STUDI NERS

STIKES KARYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2016/2017
SPRAIN DAN STRAIN

A. LATAR BELAKANG
Pada jaman sekarang ini kebutuhan yang bersifat rekreatif sudah
menjadi prioritas. Hal ini juga didukung dengan tersedianya aneka sarana
dan fasilitas rekreasi yang beragam. Ada yang hanya sekedar rekreasi alam,
berbagai wahana maupun yang bersifat ekstrim dan menantang. Kadang
saat kita menjalani aktifitas rekreasi tersebut tanpa didasari persiapan yang
matang. Sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab terjadi
kecelakaan ditempat wisata. Ataupun pengelola wisata yang kurang
menyadari
betapa pentingnya antisipasi dalam penanganan kecelakan
dalam obyek wisata. Pembangunan area wisata yang aman dan nyaman juga
penting untuk mengurangi resiko terjadinya cidera yang lebih lanjut. Dalam
bahasan spesifik yang ingin penulis bahas adalah kecelakaan dalam obyek
wisata utamanya Strain dan Sprain. Strain dan sprain merupakan bentuk
cidera pada sistem muskuloskeletal. Meskipun ini merupakan dua kata yang
dapat dipertukarkan dalam penggunaanya, strain dan sorain merupakan dua
tipe cidera yang berbeda. Cidera ini biasanya sering terjadi saat aktivitas
olah raga. Berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadianya Strain dan
Sprain ditempat wisata adalah:
1. Tempat yang licin
2. Tidak tersedianya fasiitas keamanan dan kenyamanan ygang memadai
(pegangan)
3. Kurang tersedianya rambu rambu peringatan
4. Kurangnya penjelasan dari panitia tempat wisata
5.
Pembangunan obyek wisata yang kurang memperhatikan fator
keselamatan
6. P emakaian sarana yang tidak sesuai dengan lingkungan misal
pemilihan sepatu
Tujuan dibahasnya masalah ini adalah untuk meminimalkan atau
mengurangi terjadinya angka kecelakaan pada tempat wisata. Karena kita
tahu bahwa seseorang ketempat wisata adalah untuk bersenang senang.
Sehingga resiko yang tidak diinginkan dapat dihindarkan.

B. TINJAUAN TEORI
1. PENGERTIAN
Sprain adalah cidera stuktur ligamen di sekitar sendi,akibat gerakan
menjepit atau memutar.(Brunner & Suddarth. 2001. KMB. Edisi 8 hal 2355.
Jakarta: EGC)
Sprain adalah trauma pada ligamentum,struktur fibrosa yang
memberikan stabilitas sendi,akibat tenaga yang diberikan ke sendi dalam
bidang abnormal atau tenaga berlebihan dalam bidang gerakan sendi.
(Sabiston.1994.Buku Ajar Bedah.Bagian 2.Halaman 370.Jakarta:EGC)
Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan,
peregangan berlebihan, atau stres yang berlebihan.( Brunner & Suddarth.
2001. KMB. Edisi 8 hal 2355. Jakarta: EGC)
Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplet dengan perdarahan
kedalam jaringan. Pasien mengalami rasa sakit atau nyeri mendadak dengan
nyeri tekan lokal pada pemakaian otot dan kontraksi isometrik.

2. ETIOLOGI
a. Strain
1) Strain akut
Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak.
2) Strain kronis
Terjadi secara berkala oleh karena pemggunaan yang
berlebihan / tekanan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis
(peradangan pada tendon).
b. Sprain
Penggunaan daya yang tidak semestinya, pemelintiran atau
mendorong / mendesak sendi pada saat berolahraga atau aktivitas.
3. TANDA DAN GEJALA
a) Tanda dan gejala strain adalah: kelemahan, mati rasa, perdarahan
yang ditandai dengan (perubahan warna, bukaan pada kulit,
perubahan mobilitas,stabilitas dan kelonggaran), nyeri dan odema.
b) Tanda dan gejala sprain adalah: Sama dengan strain tapi lebih
parah,edema, perdarahan dan perubahan warna yang lebih nyata,
ketidak mampuan menggunakan sendi, otot dan tendon, tidak dapat
menyangga beban.

4. PATHOFISIOLOGI
Strain dapat mencakup robekan atau ruptur jaringan. Inflamasi
terjadi pada cidera otot atau tendon yang menyebabkan nyeri dan
pembengkakan jaringan( Corwin, 2008 ).Adanya tekanan eksternal
berlebih menyebabkan suatu masalah yang disebut dengan sprain yang
terutama terjadi pada ligamen. Ligamen akan mengalami kerusakan
serabut dari kerusakan serabut yang ringan maupun total ligamen akan
mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan
stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah akan terputus
dan terjadilah edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi terasa
sangat nyeri. Drajat stabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2-3 jam
setelah cidera akibat pembengkakan dan pendarahan yang terjadi maka
menimbulkan masalah yang disebut dengan sprain.

5. KLASIFIKASI
a. Strain
1) drajad I / Mild strain adalah adanya cidera akibat penggunaan yang
berlebihan pada penguluran unit muskulotendinous yang ringan berupa
stretching/kerobekan ringan pada otot / ligament.
2) Drajad II / Moderate strain adalah adanya cidera pada unit
muskulotendinous akibat kontraksi / pengukur yang berlebihan.
3) Drajad III / Strain Severe adalah adanya tekanan / penguluran
mendadak yang cukup berat. Berupa robekan penuh pada otot dan
ligament yang menghasilkan ketidak stabilan sendi.
b. Sprain
1) Sprain tingkat I yaitu cidera sprain yang ditandai dengan terdapat
sedikit hematom adalam ligamentum dan hanya beberapa serabut
yang putus.
2) Sprain tingkat II yaitu cidera sprain yang ditandai dengan banyak
serabut ligamentum yang putus.
3) Sprain tingkat III yaitu cidera sprain yang ditandai dengan
terputusnya semua ligamentum sehingga kedua ujungnya terpisah.
6. KOMPLIKASI

Strain dan sprain yang berulang dapat menyebabkan tendonitis dan


perioritis, dan perubahan patologi adanya inflamasi serta dapat menggangu/
atau robeknya jaringan otot dan tendon dari intensitas ringan samapai berat
tergantung tipe strain dan sprain yang didapatkan. Strain dan sprain dapat
mengakibatkan patah tulang karena robeknya ligament membuat tulang
menjadi kaku dan mudah patah bila salah mobilisasi.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang untuk sprain dan strain adalah foto rontgen
untuk membedakan dengan patah tulang.
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidak
mampuan , ditandai dengan ketidak mampuan untuk
mempergunakan sendi, otot dan tendon.
Tujuan :
i. Meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada
tingkat paling tinggi yang mungkin.
ii. Menunjukan teknik kemampuan melaksanakan aktifitas
( ROM aktif dan pasif )
Intervensi

Kaji drajat mobilisasi yang dihasilkan oleh cidera atau


pengobatan dan perhatikan persepei pasien terhadap
mobilisasi.
Ajarkan untuk melaksanakan latihan rentang gerak pasien /
aktif pada ekstremitas yang sehat dan latihan gerak yang
pasif pada ektremitas yang sakit.
Berikan pembalutan , pembebatan yang sesuai
b. Nyeri akut berhubungan dengan peregangan atau kekoyakan
pada otot , ligament atau tendon ditandai dengan kelemahan ,
mati rasa , perdarahan , edema dan nyeri.
Tujuan :
i. Menyatakan nyeri berkurang atau hilang

Intervensi

Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah


baring , gibs dan pembalut.
Tinggikan dan dukung ektremitas yang terkena.
Pemberian kompres dingin dengan kantong Es 24 drajad
celsius.
Ajarkan distraksi dan relaksasi selama nyeri akut.

Berikan individu pereda rasa sakit yang optimal dengan


analgesik.

C. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN PEMBAHASAN


1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENANGANAN SPRAIN DAN STRAIN
NO.Dokumen
SKH.13.05.1
1
PROSEDUR
OPERASIONAL
STANDAR
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PETUGAS
PERALATAN

PROSEDUR
PELAKSANAAN

No.Refisi

Halaman 1

Ditetapkan Oleh
Ketua STIKES Karya Husada Semarang

Tanggal
Terbit 13-052011
Tri Ismu Pujiyanto, SKM.M.Kes.M.Kep
Penanganan Sprain adalah suatu tindakan mengimobilisasi
jaringan sekitar sendi yang mengalami kerusakan.
Penanganan Strain adalah suatu tindakan mengimobilisasi
otot yang mengalami peregangan dan perdarahan.
1. Mengurangi nyeri
2. Mengurangi perdarahan
3. Mengistirahatkan sendi dan otot
Pasien mengalami trauma pada daerah persendian
Perawat komunitas pariwisata
1. Hand scoon
2. Elastic Brandage
3. Alat kompres dingin
a. Air es / air dingin
b. Baskom
c. Handuk
d. Perlak pengalas
A. Fase orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan prosedur pelaksanaan
B. Fase Kerja
1. Proteksi diri menggunakan sarung tangan
2. Pastikan lingkungan sudah aman untuk
memberikan pertolongan
3. Jauhkan kerumunan orang di sekitar pesien
4. Atur posisi klien senyaman mungkin
5. Lakukan kompres dingin untuk mengurangi

perdarahan dalam :
a. Siapkan baskom berisi air es/dingin
b. Basahi handuk dengan air lalu
peras hingga lembab
c. Letakkan di atas area yang bengkak
selama 3-5 menit atau hingga
bengkak berkurang
6. Jika pembengkakan sudah tidak bertambah,
lakukan imobilisasai dengan elastic bandage
7. Evaluasi capillary refill time
8. Bila nyeri bertambah, rujuk pasien ke RS.
C. Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Pemberian informasi tentang proses rujukan

2. PEMBAHASAN
Pada dasarnya semua yang telah dijelaskan pada standar
operasional prosedur sudah sangat lengkap. Namun menurut kami ada hal
hal yang perlu ditambahkan walaupun secara prinsip tidak begitu
mendasar. Misanya :
a) Perlunya membebaskan area cidera dari pakaian ataupun sesuatu
yang
menghalangi proses pertolongan.
b) Belum disediakan alat penghitung waktu pada persiapan alat.
Namun sebagai acuan dalam melakukan tindakan pertolongan
pertama pada kasus cidera ditempat wisata standar operasional ini sudah
sangatlah lengkap dan bermanfaat.

D. PENUTUP
Kesimpulan
Sprain adalah cidera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat
gerakan menjepit atau memutar(keseleo). Sprain terjadi karena adanya
benturan dari benda tumpul atau benda tajam yang terjadi pada ligamen.
Ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan
kemampuan stabilitasnya. Penyebab terjadinya sprain adalah pemuntiran
mendadak dengan tenaga yang lebih kuat dari pada kekuatan
ligamendengan menimbulkan gerakan sendi diluar kisaran gerakan
normal.

Saran
Dengan diberikan tugas ini penulis dapat memahami dan mengerti
tentang bagaimana penyakit sprain dan dapat melakukan perawatan yang
baik dan tepat seraya menegakan asuhan keperawatan yang baik.
Dengan adanya hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bacaan
untuk menambah wawasan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih baik
lagi sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Smeler, Suzanne. C. 2001. Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta : EGC
Wilkinson, judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan : diagnosis NANDA, intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
Kowalak, Jennifer P.2011. Buku ajar pathofisiologi. Jakarta: EGC

FORM PENYUSUNAN KESIMPULAN JURNAL


N
o
1

2
3

4
5
6

7
8

9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4

KOMPONEN
Pengarang dan
tahun
penelitian
Judul
Latar belakang
/ alasan
diteliti

ISI
Sri Sumartiningsih tahun penelitian juni 2012

Cedera Keseleo pada Pergelangan Kaki ( Angkle sprains )


Karena setiap aktifitas fisik khususnya olah raga selalu
dihadapkan pada kemungkinan cedera, dan cedera ini
akan berdampak pada gangguan aktifitas fisik, psikis,
dan prestasi.

Tujuan khusus
Manfaat
Teori utama
Teori tentang Sprain dan Strain
yang
mendasari
Jenis penelitian
Rencana
penelitian atau
desain
Populasi
Semua atlet
Sampel
Teknik
sampling
Pengolahan
data
Hasil dan
kesimpulan
Saran

Anda mungkin juga menyukai