Anda di halaman 1dari 50

1.

Yasa Paramita Singgih

Yasa Paramita Singgih lebih dikenal dengan sebutan Yasa Singgih


merupakan Seorang pengusaha muda sukses yang saat ini memiliki
penghasilan
ratusan
Juta
perbulan.
Yasa Paramita Singgih lahir di Bekasi 23 April 1995. Dia adalah anak ke
tiga dari tiga bersaudara, Prajna, Viriya dan Yasa sendiri. Ayanya
bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta.
Pendidikan dasarnya ia sepesaikan di SD Ananda dan SD Surya
Dharma, lalu melanjutkan di sekolah menengah dan akhir di SMA
Regina
Pacis
Jakarta.
Saat Yasa duduk di bangku 3 SMP, ayahnya menderita sakit jantung.
Penghasilan sang ayah saat itu digunakan untuk membiayai sekolah
anak-anaknya daripada membiayai pengobatan sakit sang ayah.
Melihat keadaan tersebut hatinya terketuk untuk mencari penghasilan
sendiri untuk membantu orang tua. Ia pun mulai menjadi pembawa
acara guna mencari uang jajan sendiri. Usaha pertamanya adalah
melamar sebagai Master of Ceremony, bekerja sebagai pembawa
acara di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam seminggu ia menerima
uang
Rp.350.000
setiap
kali
tampil
sehari.
Selepas masuk SMA Regina Pacis, Jakarta, barulah dimulai usahanya
sendiri untuk mencari uang. Selepas kontrak sebagai pembawa acara
selesai, ia mulai berbisnis lampu hias warna- warni selama enam bulan.
Sebuah buku berjudul "the Power of Kepepet" karya Jaya Setiabudi,
membuatnya terbakar berbisnis mandiri. Kala itu Yasa langsung
menghubungi temanya yang memiliki usahan konveksi (milik
ayahnya).
Ia mulai mencoba membuat desain gambar untuk kaos, setelah jadi
cuma beberapa yang kejual, akhirnya ia mencoba pergi ke Tanah

Abang, membeli selusin pakaian kaos hingga menghabiskan 4 juta.


Bisnis
inipun
ia
tinggalkan
dengan
tanpa
untung.

Selanjutnya ia mulai menata strategi bisnisnya yang ia rancang dengan


matang.
Mulai serius berbisnis
Dia membuka bisnis minuman yang diberi nama "Ini Teh Kopi" di tahun
2012, sebuah usaha kedai menjual minuman kopi duren di kawasan
Kebun Jeruk. Usahanya tersebut bisa dibilang sukses besar ditambah
dengan namanya yang dikenal. Tak lama kemudian, sekitar enam
bulan kemudian ia sudah membuka cabang baru tepatnya di Mall
Ambassador Jakarta Selatan.
Namun ternyata bisnis baru yang ia kelola tersebut mengalami
kebangkrutan yang membuatnya malah menderita kerugian.
Pada tahun 2013 ia memutuskan untuk menutup kafenya, dan bahkan
bisnis kaosnya pun juga turut dihentikan. Menurutnya, jika dihitung
kerugian yang ia derita mencapai 100 juta dari kegagalan yang ia
alami.

Mens Republic
Setelah UN usai, ia kembali lagi terjun ke dunia bisnis, kali ini dengan
sebuah konsep yang jelas dengan dilengkapi bisnis plan yang tersusun
rapi.
Dia kembali mengibarkan bendera Mens Republic yang menjual
perlengkapan mode khusus pria. Pada awalnya, Yasa Singgih hanya
menjual sepatu kasual untuk pria. Namun semakin besar usahanya
membuat brand yang ia kelola semakin menawarkan produk yang
beragam. Saat ini Mens Republic menjual produk celana dalam, jaket
dan juga sandal untuk pria.
Kini, produk Men's Republic telah menjual 500 buah pasang sepatu perbulan. Tanpa ada pabrik Yasa mampu menghasilkan omzet ratusan juta
rupiah. Dari usaha tersebut ia mampu mendapatkan laba bersih 40% .
Tak puas pada produknya sekarang, masih ada pemikiran dibenaknya
untuk menjual produk ikat pinggang, dan celana. Yang paling pasti

adalah ia akan terus mematangkan konsep bisnis sambil berjalan.


Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau memberikan training.
Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda agar
selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu "Never too Young to Become
Billionaire" atau tidak ada kata terlalu muda untuk menjadi seorang
miliarder.
"Men's Republic" adalah bisnis ketiganya yang berfokus pada penjualan
secara online. Dia menjual produk yang dikhususkan untuk pria. Dia
menjual baik produk miliknya sendiri atau produk milik orang lain. Ia
juga berencana membangun "Bilionary Versity, yaitu sekolah bisnis
non- formal untuk para pengusaha muda.
Yasa telah mendapatkan berbagai macam penghargaan dan telah
diliput oleh berbagai macam majalah, radio & stasiun TV. Ia juga telah
diundang oleh banyak komunitas dan universitas untuk memberikan
sharing seputar bisnis, inspirasi dan pengembangan diri.
Sampai dengan sekarang ia masih sering kali gagal, gagal dan gagal
dalam setiap hal yang ia lakukan, karena Yasa percaya bahwa gagal =
belajar. Bahkan ia telah menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk
mengikuti seminar, training dan workshop pengambangan diri dan
bisnis. When you stop learning, you stop growing.

2. Eka Lesmana

Masa Kecil Eka Lesmana


Eka Lesmana dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah, ketika artikel ini ditulis usia
beliau sekitar 21-22 tahun. Ia berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Ketika

kelas 4SD Eka Lesmana sudah menjadi anak piatu, sang ibu telah meninggal
dunia.
Eka kemudian diasuh oleh kakek dan neneknya. Sedang ayahnya menikah lagi.
Ayahnya sangat jarang sekali menengok dirinya. Praktislah Eka Lesmana harus
benar-benar berjuang untuk hidupnya.
Kesehariannya , Eka Lesmana membantu mencari nafkah kakek dan nenenknya
dengan angon bebek atau beternak itik.
Kakek dan Nenek Eka Lesmana hanya bisa menyekolahkan Eka sampai SMP.
Karena terbentur biaya akhirnya Eka Lesmana hanya mengenyam pendidikan
hingga SMP saja.
Setamat SMP, Eka Lesmana bekerja serabutan asal dapat uang dan halal. Mulai
dari kuli bangunan , angon bebek (memelihara itik) ya intinya apapun itu asal
halal dan dapet uang. Namun dalam benaknya Eka Lesmana tetap memendam
keinginan untuk maju.
Suatu hari sang bibi (saudara dari ibunya) mengajak Eka Lesmana ke Solo untuk
bekerja. Eka Lesmana bekerja sebagai buruh. Karena kerja Eka bagus, sang
mandor mengajak Eka untuk pindah ke Jogja dengan gaji yang agak besar yaitu
1,3jt per bulan.
Di Jogja Eka bekerja di sebuah toko. Suatu hari Eka berbincang dengan seorang
pelanggan toko yang selalu membeli banyak sekali. Begini isi percakapannya
yang diambil dari blog tetangga (kayak nama judul lagunya republik ya he he he)
Eka
Pelanggan
Eka
Pelanggan
Eka
Pelanggan
Eka
Pelanggan
Eka
Pelanggan

: "Punya toko sendiri ya mbak..?"


: "Iya mas tapi kecil-kecilan"
: "Belinya banyak gitu, pasti toko gede"
"Saya jualan online kok mas, jadi lumayan banyak yang beli,
: rata-rata dari luar pulau jawa."
: "Pake facebook itu ya mbak jualnya?"
: "Facebook iya, tapi mayoritas pake website mas."
: "Website itu apa tho mbak?"
"Ya kayak toko gini mas, tapi online. Coba masnya browsing
: cari tahu apa itu website "
"Oke dech mbak , carinya di google itu ya?" (he he he mas
: eka ini polos banget ya)
: " Iya mas."

Itulah percakapan yang membuka wawasannya seorang Eka Lesmana akan dunia
online. Sepulang kerja ia akhirnya sering bertengger ke warnet untuk belajar apa
itu website, apa itu online shop.

Biografi Eka Lesmana Belajar Bisnis Online

Akhirnya setelah belajar bagaimana membuat website, Eka pun membuka took
online. Lima bulan lamanya akhirnya ia bisa membuat took onlinenya ramai.
Namun Eka jenuh dengan aktifitas online shop karena memang rutinitas
onlineshop hanya itu-itu saja, ia mulai belajar bisnis online model lain. Akan
tetapi Eka Lesmana sering kena tipu.
Suatu hari Eka berbincang dengan kawannya yang berbisnis adsense. Saat itu Eka
mencoba untuk menjajal adsense namun hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
Beberapa bulan kemudian sang teman tadi datang lagi dan menceritakan
suksesnya bermain adsense, bahkan temannya itu sudah berpenghasilan
100juta/bulannya.
Eka pun kembali bersemangat belajar adsense, toko online ia jual dan focus ke
adsense. Eka mulai focus di adsense tahun 2012. Ditahun 2013 adsense nya sudah
membuahkan hasil. Ia berhasil meraup beberapa ratus dolar.
Makin kenceng saja Eka membuat blog dan memonitize-nya dengan adsense.
Hingga di 2014 Eka berhasil meraup lebih dari 10ribu dollar US tiap bulannya
dari adsense. Woww jumlah yang besar sekali itu. Kalau dirupiahkan bisa lebih
dari 100juta/bulannya.
Sampai saat ini Eka Lesmana terus menghasilkan pundi pundi dolar dari blognya.
Patinya angkanya diatas 100 juta rupiah ya.
Rahasia sukses Eka Lesmana adalah kerja keras, sabar, mau belajar, dan jujur.
Walau disadari memang aktifitas blogging juga menjenuhkan tapi karena sudah
tekad ingin sukses, maka harus konsisten menjalankannya.
Itulah Biografi Eka Lesama, seorang tamatan SMP yang dulunya hanya kerja
angon bebek, kuli bangunan, namun dengan tetap memegang mimpi untuk sukses
dan terus berusaha keras mewujudkannya akhirnya bisa menemukan jalannya
untuk sukses.
Bagaimana? Menginspirasi buakn Kisah Sukses Eka Lesmana menjadi publisher
adsense? Kalau teman-teman sekalian apa impiannya? Sudah seberapa keras
mewujudkannya/ Jangan kalah ya dengan Eka Lesmana yang hanya tamatan SMP.
Jika mau berkomentar silahkan tulis di kolom bawah ini ya, mohon jangan
spamming dan tetap menjunjung tinggi kesopanan ya. Trimakasih sudah
berkunjung di blog kami. Sukses untuk kita semuaaaaaa.

3. Hamzah Izzulhaq

Biografi Hamzah Izzulhaq Pengusaha Muda Sukses Pemilik Bimbel


Bintang Solusi dan Pengusaha Sofabed
Nama : Hamzah Izzulhaq
Tgl. Lahir : 26 April 1993
Tempat Lahir : Jakarta
Pekerjaan : Franchise Entrepreneur CEO Hamasa Indonesia
Corp.
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jakarta

Pendahuluan ( Latar Belakang Pengusaha )


Hamzah adalah panggilan akrab seorang enterperneur dengan nama lengkap
Hamzah Izzulhaq, Hamzah adalah salah satu contoh enterperneur muda yang
sukses dengan usaha membangun Franchase atau dalam bahasa indonesia disebut
dengan Waralaba, yaitu sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa,
dia juga sebagai Direktur di CV Hamasa yang bergerak dalam bidang kerajinan
sofa bed.
Hamzah terlahir dari keluarga menengah sederhana. Sang ayah berprofesi sebagai
dosen sementara ibunda adalah guru SMP. Secara ekonomi Hamzah tak
kekurangan, dia senantiasa menerima uang saku dari orangtuanya, namun karena
terdorong oleh rasa ingin mandiri dan memiliki uang saku yang lebih banyak,
maka Hamzah rela menghabiskan waktu senggangnya di masa SMP untuk
mencari penghasilan bersama dengan teman-temannya yang secara ekonomi
masuk dalam kategori kurang mampu.

Masa SD ( Sekolah Dasar )


Dia sudah mulai belajar bisnis sejak masih duduk di bangku kelas 5 SD dengan
menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan, dan berbagai
macam permainan yang sangat digemari anak-anak, tidak hanya itu, dia juga
pernah menjual koran, layanan ojek payung saat hujan dan mengamen besama
teman-temannya. Dia senang bergaul dengan teman-temannya dari kalangan tidak

mampu atau menengah kebawah, sebab mereka tidak gengsi atau malu-malu
untuk diajak ngamen atau jualan koran. Dia dan teman-temannya melakukan hal
itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya, sehingga ketrampilannya
dalam mencari duit berlanjut sampai ke jenjang SMP.

Masa SMP ( Sekolah Menengah Pertama )


Pada waktu SMP dia senang bermain di warnet sehingga uang saku yang
diberikan orang tuanya kurang sehingga dari situ dia mulai mencari duit sendiri.
Hobinya dalam bermain game online ternyata membuahkan nilai rupiah juga,
pasalnya dia sering meraih level paling tinggi dalam suatu permainan game,
kemudian ketika dia sudah meraih level game tertinggi, maka dia jual akunnya
kepada rekan atau lawan permainannya secara online, dari hobi tersebut dia
pernah menjual level atau untuk satu akun gamenya senilai Rp 1,2 juta.

Masa SMA ( Sekolah Menengah Atas )


Mulai beranjak dewasa pada usia 18 tahun atau pada waktu masih di jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA), Hamzah sudah mulai merintis untuk berbisnis
secara serius dalam bidang penjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian
semester dengan cara melobi kepada pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah
toko buku besar di jakarta untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30%
per buku. Buku itu kemudian dia jual ke teman-teman dan kakak kelasnya,
setrategi yang dia lakukan adalah dengan memberikan diskon kepada mereka
10%, sehingga dari usahanya tersebut Hamzah mendapatkan keuntungan 20% dari
setiap buku yang berhasil dia jual dan jika di kalkulasi pendapatannya selama 1
semester adalah Rp950.000,- sebagai seorang pelajar SMA menurut saya (penulis)
ini sungguh luar biasa.
Setelah Hamzah merasa cukup mempunyai modal dari hasil usahanya di sekolah
maka dia mencoba melakukan terobosan konter pulsa tetapi sayangnya dalam 3
bulan gulung tikar karena beberapa faktor seperti rekannya yang kerap gunakan
pulsa namun tak bayar, dan masih ditambah lagi dia sering merasakan bahwa
pulsanya sering habis dikonsumsi sendiri, sehingga saat itu dia merasa down, tapi
pada akhirnya dia kembali bangkit setelah membaca buku-buku bisnis dan
motivasi pengembangan diri seorang entrepreneur.
Dari sisa tabungannya Hamzah menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan
membeli alat pembuat pin pada waktu kelas 2 SMA, tapi masih saja dia
mengalami kerugian dari usahanya tersebut, dikarenakan dia tidak menguasai
teknik dalam pembuatan pin, sehingga produksinya banyak yang gagal dan
Ayahnya marah besar.
Hamzah tidak putus asa dan kembali lagi merenungi kesalahannya dan membaca
biografi pengusaha-pengusaha besar tak lama kemudian ia berjualan snack-snck
roti dan meraup keuntungan 5 jutaan dan setelah itu ia ketemu dengan mitra bisnis
yang menjual Franchise Bimbel seharga 175 juta tetapi hamzah tidak punya uang
sebesar itu kemudian di harus pinjam ayahnya yang sebagai dosen teapi ayahnya

meminjami uang 70 juta yang semestinya untuk dibelikan mobil. Hamzah melobi
untuk membayar 75 juta dulu sisanya yang 100 juta untuk dicicil.
Dari situlah usahanya berkembang dengan pesat sehingga Hamzah mempunyai 3
lisensi bimbel. Dia memperoleh omset sebesar Rp360 juta / 6 bulan dari 200
jumlah siswa yang ada dengan keuntungan sekitar Rp180 juta / 6 bulan. Setelah
sukses mengelola bisnis tersebut, Hamzah lalu mengembangkan bisnisnya dengan
melirik usaha sofabed, hingga sekarang, bisnis Hamzah telah resmi berbadan
hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Dia resmi menjadi direktur muda di
perusahan kerajinan sofa setelah lulus SMA 2011 omsetnya sekarang mencapai
mencapai Rp100 juta per bulan.

Faktor Faktor Penunjang Kesuksesan Hamzah :


1. Bergabung di komunitas pengusaha
Tawaran franchise bimbel juga bisa datang karena Hamzah dan rekannya
bergabung rajin mengikuti pertemuan Community of Motivator and Entrepreneur.
2. Take Over
Franchise bimbel dan sofabed, dua sumber uang Hamzah sekarang ini adalah
bisnis yang tidak dimulai dari nol. Melainkan dia telah membeli sistemnya sudah
terbukti bekerja.
3. Talk Less Do More
Yang membuat Hamzah atau pengusaha muda ini berbeda dengan pengusaha
senior lainnya adalah dikarenakan dia langsung dengan cepat beraksi, dalam hal
ini dia menerapkan konsep learn by doing, sehingga dia lebih cepat dalam
mempelajari dan menguasai pola dan bidang tersebut, akan tetapi dia juga sadar
akan resiko yang akan dia hadapi. Bukan karna tanpa alasan, yang mendorong
Hamzah memberanikan diri dalam mengambil resiko lebih besar ini adalah karena
dia telah mendapatkan dorongan-dorongan bisnis yang didapatnya dari buku-buku
dan seminar-seminar yang dia ikuti. Namun saat yang lain biasanya semangatnya
berhenti usai seminar bubar, Hamzah nekat langsung terjun ke lapangan meskipun
hanya melakukan hal-hal kecil seperti yang pernah ia lakukan saat masih sekolah
dulu.
4. Perbaiki hubungan dengan Tuhan dan orang tua
Hal ini mungkin personal, tapi terbukti bahwa dengan dia menjaga hubungannya
dengan Tuhan dan Orang tua, coba bayangkan, jika Hamzah bukanlah anak yang
berbakti kepada orang tua, tentu dia tidak bisa meminjam dana 70 juta dari
ayahnya yang sebelumnya digunakan untuk membeli mobil.

Prestasi :

Entrepreneur Muda Terbaik versi Ciputra Entrepreneurship pada tahun


2011.

4.

Lima besar Nasional Pertandingan Ekonomi Bidang Usaha UI tahun 2011.

Menjadi Finalis Nasional Entrepreneur Muda Mandiri pada tahun 2012


versi INDOSAT.

Owner Franchise Bimbel

Owner Picanto SofaBed.

Pembicara Muda Nasional, selengkapnya ada disini

Reza Nurhilman

merupakan sosok yang melekat pada Reza Nurhilman yang akrab di panggil
"AXL". Kerja keras dan inovasinya yang sangat luar biasa ini menjadikan
produknya menjadi sangat fenomenal dan heboh di Indonesia. Pasar
marketing yang dibidikpun unik dan inovatif, sangatlah mengikuti
perkembangan jaman yang memanfaatkan jejaring sosial twitter untuk media
informasi pkeberadaan produknya.
Pengusaha muda yang sukses merupakan impian banyak remaja yang ada di
Indonesia. Semoga kisah perjalanan bisnis Reza Nurhilman bisa
menginspirasi kita semua, dan semakin membakar semangat kita untuk
berjual keras di bidang wirausaha. Yang harapan akhirnya menjadikan
terciptanya ribuan pengusaha muda yang mandiri dan mengharumkan nama
bangsa karena bisa membantu peluang pekerjaan bagi rakyat Indonesia. Mari
kita simak selengkapnya kisah perjalanan Reza Nurhilman (AXL) untuk
menjadi pengusaha muda yang sukses.

Reza Nurhilman (AXL)


Tokoh yang Sukses memanfaatkan marketing melalui media Jejaring Sosial
Biodata Owner Maicih :
1) Nama
: Reza Nurhilman
2) Panggilan : Axl
3) TTL
: Bandung, 29 September 1987
4) Alamat
: Jl.Padaringan 40 A, Kompleks KPAD,GegerKalong,
Bandung
5) Pendidikan
: SMPN 1 Cimahi 2002
SMAN 2 Bandung 2005
Univ. Kristen Maranatha , Jur
Manajemen 2009
Profil Produk
1.
2.
3.
4.

Keripik singkong pedas ( level 3,5,10)


Baso Goreng
Gurilem
Seblak

Profil Bisnis
Dengan Tagline : For Ichiher With Love maicih ingin tampul dekat
dengan para penggemarnya, selalu memanjakan penggemarnya di seantero
nusantara dengan cita rasa yang berkualitas.
Awal Usaha :
Dimulai pada pertengahan 2010
Dengan modal 15 juta

Produksi 50 bungkus per hari


Varian awal yang keluar keripik dan gurilem
Memproduksi level 1 sampai level 5
Dipasarkan dengan cara kelililing
Maicih Masa Kini
Membuat varian sampai level 10
Demand konsumen sangat tinggi
Kapasitas produksi hingga kini 2000 bungkus / hari
Omset per bulan 800 900 Juta ( 30 jt / day )
Memiliki 20-an jenderal as a marketer
Pemasaran di Jakarta, Bandung, Jogja, Surabaya, dll melalui jenderal
Pegawai Produksi yang dimiliki 30-an

Belum genap setahun, 'keripik setan' bermerek Maicih menjadi ikon jajanan yang
fenomenal di Bandung. Bak tersihir, saat ini banyak orang yang penasaran akan cemilan
pedas yang satu ini. Sosok dibalik kesuksesan Maicih adalah Reza Nurhilman atau yang
akran disapa Axl. Laki-laki berumur 23 tahun inilah yang menemukan resep keripik dari
seorang nenek-nenek.Axl bertemu sosok emak-emak (Nenek-nenek ) yang memang
mempunyai resep keripik lada atau keripik setan yang rasanya enak. Sosok emak-emak
tersebut bukan bernama Maicih. Axl sendiri membuat nama tersebut agar lebih nyeleneh
dan mudah diingat orang. Sosok emak-emak ini identik dengan ke-icihan. Dia pake selalu
pakai ciput. Nama aslinya bukan Mak Icih, biar nyeleneh saja jadi beri nama Maicih.
Pertemuan Axl dengan Si Emak tersebut terjadi sekitar 3 tahun lalu di daerah Cimahi.
Menurut Axl, Emak tersebut tidak menjual keripik setannya secara komersil. Keripik
hanya diproduksi saat momen-momen tertentu saja. Sehingga pada tahun 2010.
Kunci sukses pada bisnis yang dilakukan Axl adalah terletak pada bagaimana cara dia
berfikir out of the box . hal ini ternyata ampuh dilakukannya terbukti dengan usaha yang
ia jalani sekarang sangat menjadi bahan perbincangan di kalangan anak muda. Orang
penasaran ingin mencoba apa itu maicih, yang digembar-gemborkan orang di twitter. Axl
suskses karena berkat ketekunan dan keyakinan nya akan bisnis yang ia jalankan.
Menjadi sukses adalah kewajiban dan hak setiap orang. Suskes tidak mungkin datang
sendiri , tetapi melalui sebuah perjuangan yang gigih pantang menyerah. Suatu
kegagalan itu adalah sangat wajar , orang mengalami kegagalan belum berarti dia
menjadi orang yang gagal total, namun sesungguhnya ada hikmah dibalik semua itu yaitu
Keberhasilan.
Strategi Pemasaran
Ini merupakan titik berhasilnya maicih dimana dilakukan dengan strategi pemasaran yang
out of the box. Axl memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini yaitu dengan media
twitter dan Facebook. Axl sengaja membuatn produknya eksklusif agar orang penasaran.
Dia tidak membuka toko seperti layaknya kebanyakan penjual, namun dijual dengan
memanfaatkan media twitter sebagai informasi lokasi dimana para Jenderal ( agen )
maicih mangkal menjajakan dagangannya.
Pemasaran produk ini berbeda dengan kudapan unik kota Bandung lainnya. Calon
pelanggan hanya bisa mengetahui dimana Maicih gentayangan tiap harinya melalui situs
microblogging Twitter. Tiap hari @InfoMaicih akan memberi kabar di mana produk Maicih
bisa didapatkan. Tim pemasaran Maicih yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual

produk Maicih di lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor atau tempat keramaian
lainnya. Pendek kata, tak ada yang abadi sebagai tempat membeli produk Maicih.
Mereka selalu mobile sesuai posisi para jenderal. Cara pemasaran yang cukup unik ini
terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat twitter. Banyak yang penasaran seperti apa
produk Maicih gara-gara membaca kicauan pengguna Twitter yang bersliweran tiap saat.
Dan biasanya mereka yang sudah merasakan kripik setan Maicih pastinya bakal tericihicih alias kepedasan.
Yang membuat pemasaran produk ini berbeda dengan produk produk lainnya
Twitter Ma Icih bambangworld.blogspot.com
. Hanya dengan berkampanye lewat social media twitter, Maicih, merek keripik pedas
asal Bandung, berhasil menaklukkan hati para Icihers. Bahkan, tak sedikit dari mereka
yang ingin naik kelas menjadi Jendral Maicih. Efeknya, baru satu setengah tahun,
omzet Maicih menembus Rp 7 miliar per bulan. Bagaimana cara Republik Maicih
membuat kalangan anak muda urban di Tanah Air bisa tericih-icih?
Siapa sih yang gak kenal kenal dengan Maicih? Itu loh, keripik pedas asal Bandung yang
sekarang sedang happening dan tengah digilai-gilai kaum muda. Gak gaul kalau belum
tahu dan nyoba Maicih sampai tericih-icih (tergila-gilared), demikian diungkapkan para
icihers, sebutan untuk para penggemar keripik Maicih. Ruar biasa memang. Dalam
seminggu terakhir misalnya, tak kurang 3800 percakapan di Twitter membicarakan
Maicih.
Ya, salah satu yang membuat unik dari Maicih adalah sebutan atau istilah yang
dilemparkan manajemen Maicih ketika berkomunikasi dengan para calon konsumen dan
pelanggannya melalui Twitter. Ada Emak (nenek) untuk pembuat keripik Maicih dan
Cucu untuk konsumennya. Kemudian, ada Jendral untuk reseller-nya, Icihers
sebutan gaul penggemar Maicih, Republik Maicih untuk manajemen, hingga istilah
tericih-icih untuk menggambarkan ketagihan akan pedasnya Maicih.
Sejak diluncurkan akhir Juni 2010 lalu, keripik Maicih memang menjadi salah satu hot isu
dan fenomenal di kalangan anak muda urban, terutama para peselancar dunia maya.
Maklum saja, cara memasarkan keripik Maicih memang beda dengan keripik pedas
lainnyayang notabene sudah lebih dulu beredar di Bandung. Awalnya kami
memasarkan tiga varian Maicih, keripik, seblak, dan gurilem, lewat jaringan pertemanan
dan kekeluargaan, cerita Reza Nurhilman, pemilik sekaligus President Keripik Maicih
yang akrab disapa Axl (baca: Axel).
Melalui jaringan kekerabatan, Axl mencoba menciptakan isu atau word of mouth (WOM).
Salah satunya, dengan tingkat kepedasan keripik. Keripik yang kami jajakan memiliki
tingkat kepedasan yang berbeda. Mulai dari level satu sampai lima, dan langsung ke
level 10 yang tingkat pedasnya paling tinggi, lanjutnya.
Walhasil, dengan diferensiasi seperti itu, produk pun direspon positif oleh lingkar
kekerabatan Axl. Mereka pun tak segan-segan meng-endorse keripik Maicih lewat
kicauan mereka di akun twitter masing-masing. Dua bulan berjalan, permintaan untuk
level tiga dan lima melonjak tajam. Oleh karena itu, produksi keripik pun lebih
diperbanyak untuk dua level tersebut.
Melihat efektivitas kicauan teman-temannya di dunia maya, maka Axl pun memutuskan
untuk fokus hanya berkomunikasi lewat twitter @infomaicih, facebook #maicih, dan situs

www.maicih.co.id. Diterangkan Axl, jumlah follower Maicih saat ini sudah mencapai lebih
dari 354 ribu, sedangkan jumlah fanpage mencapai 49.000-an.
Untuk itu, jangan harap Anda akan menemukan gerai fisik Maicih. Kami memang
sengaja tidak membangun gerai fisik. Dari sisi biaya operasionalnya sangat tinggi. Dan
yang terpenting, gerai fisik tidak mampu menciptakan interaksi antara brand Maicih
dengan konsumen, ungkap Axl beralasan.
Lantas, bagaimana cara Maicih dikomunikasikan dan dijajakan? Rupanya, Maicih punya
sederet jendralsebutan untuk pasukan penjual atau reseller Maicih. Jendral
tersebutlah yang bertugas berkicau di akun twitter mereka masing-masing tentang lokasilokasi mana saja yang bakal disambangi mobil yang membawa keripik Maicih untuk
dijajakan. Dan, tiap harinya lokasi yang disambangi berpindah-pindah, alias nomaden.
Konsep jualan nomaden itu rupanya justru menggelitik rasa penasaran sekaligus memicu
antusiasme konsumen. Dampaknya, tak sedikit anak-anak muda justru menunggununggu kicauan dari para jendral Maicih plus berharap lokasi kampus atau rumah mereka
bisa disambangi mobil Maicih.
Melalui konsep nomaden itu, urai Axl, Kami ingin mencapai misi pertama kami, yaitu
menciptakan gengsi di dalam diri konsumen kalau bisa mengkonsumsi Maicih. Bahkan,
punya gengsi jika bisa menjadi icihers. Itu artinya, jika belum tahu dan mencoba Maicih,
boleh dibilang mereka belum masuk kategori bergaul.
Kini, misi berikut dari Axl dan kawan-kawan adalah menciptakan gengsi profesi seorang
jendral. Menjadi seorang jendral Maicih jelas tidak mudah. Seleksi dilakukan sangat
ketat. Ada tiga batch yang kami tawarkan kepada para calon jendral, imbuhnya. Ketiga
batch itu dibedakan berdasarkan pembelanjaan keripik Maicih.
Untuk batch pertama, nilai pembelanjaan para jendral minimal Rp 5 juta per minggunya.
Batch dua, nilai pembelanjaan produk Maicih minimal Rp 10 juta per minggunya.
Sementara batch tiga, kategori baru, nilai pembelanjaan minimal Rp 100 juta per
minggunya. Para jendral dibebaskan untuk berinovasi dalam memasarkan produk
Maicih, ungkap Axl.
Selain syarat pembelanjaan, yang terpenting adalah calon jendral Maicih harus datang ke
Bandung untuk interview dan mengikuti Akademi Jendral Maicih. Di sana, calon jendral
di-training seputar team work, inovasi, character building, dan soft skill lainnya.
Pendeknya, para calon jendral harus mampu menjadi Independent Bussiness Owner
(IBO), tegas Axl.
Jangan heran, jika para jendral Maicih dituntut untuk inovatif memikirkan cara-cara efektif
dalam memasarkan keripik Maicih di area mereka masing-masing. Kami tidak mensupport dana sepeser pun untuk para jendral. Mereka sendirilah yang harus mampu
membangun brand Maicih dan memasarkannya di wilayahnya masing-masing, ia
menambahkan.
Axl mencontohkan, area Cirebon memiliki karakteristik yang berbeda dengan wilayah
Jakarta. Di Cirebon, komunikasi jauh sangat efektif menggunakan medium radio. Maka,
jendral di sana pun bekerja sama dengan sejumlah radio lokal untuk menggelar talkshow
seputar Maicih. Sementara di Jakarta, ketika Axl diundang hadir di salah satu program
Metro TV dan Trans7, permintaan Maicih langsung booming. Beda lagi dengan Bekasi.
Pendekatan di sana justru sifatnya harus personal, tuturnya.
Kerja keras para jendralyang merupakan anak-anak muda kelahiran era 80-anitu tak
percuma. Kini, Maicih sudah sampai seantero Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Bahkan, Maicih juga sudah menjangkau mancanegara. Sebut saja Jepang dan
Singapura. Tak mengherankan, dengan modal awal yang hanya Rp 15 juta, kini omzet
Maicih membengkak. Per bulan, omzet Maicihyang didapat dari pembelanjaan keripik
para jendralsudah menembus Rp 7 miliar.
Untuk jendral batch dua, tak sedikit pembelanjaan mereka tiap minggunya Rp 200 jutaRp 300 juta. Kontribusi tertinggi memang masih di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Jogja, dan Semarang, ia mengaku.
Lantas, berhasilkah Axl pada misi keduanya: membangun gengsi menjadi jendral Maicih?
Jawabannya, jelas berhasil. Ini dibuktikan dengan membludaknya anak-anak muda yang
ingin menjadi jendral Maicih. Dalam sehari, lebih dari seribu orang yang ingin mendaftar
menjadi jendral Maicih. Dan, ada dari kalangan artis muda yang sudah menjadi jendral
Maicih, terang Axl.
Namun, Axl mengaku tidak bisa sembarangan menerima para jendral. Lantaran, di
tangan para jendral-lah reputasi dan nasib brand Maicih digantungkan. Selain reseller,
para jendral juga menjadi endorser sekaligus talker brand Maicih. Oleh karena itu, seleksi
para jendral dilakukan sangat ketat. Selain harus memiliki mindset Independent
Bussiness Owner dan lulus Akademi Jendral Maicih, kami lebih mendahulukan wilayahwilayah yang masih kosong pemain dan memiliki potensial market, jelasnya.
Setelah sukses dibincangkan di jejaring sosial serta diliput banyak media elektronik,
cetak, maupun online, diakui Axl, Maicih mulai kedatangan kompetitor. Di daerah asalnya
di Bandung, tak kurang dari 30 brand keripikdengan jenis varian yang serupamulai
agresif memasarkan produknya.
Oleh karena itu, Axl mengaku, tidak bisa tinggal diam. Dalam waktu dekat, tepat di awal
tahun 2012, diungkapkan Axl, Kami akan re-packaging dan meluncurkan varian baru,
seblak keju. Jika saat ini kemasan Maicih masih terlihat biasa, bahkan terkesan jadul
(jaman dulured), tahun depan akan segera berganti. Untuk re-packaging dan
peluncuran varian baru itu, saat ini Axl dan tim sedang menggodok konsep event-nya.
Tak cukup, Republik Maicih pun akan jauh lebih agresif menjadi pembicara di acara
seminar atau workshop, menjadi narasumber di media elektronik, cetak, maupun online,
hingga menggelar program corporate social responsibility. Bahkan, untuk menunjukkan
bahwa Maicih adalah sang pionir, tak segan-segan Republik Maicih memasang reklame
Maicih di papan bilboard akbar di wilayah Bandung.(Dwi Wulandari Majalah MIXMarketingCommunications, Desember 2011)
Hasil pemasaran dari keripik MAICIH
Produk Maicih hasil kerja sama Reza (pemilik keripik MAICIH) dan kawan-kawan
bersama warga setempat. Penduduk di sebuah kampung di Bandung, Jawa Barat,
membuat kripik ini dibantu sejumlah orang. Ibu Ade, ditunjuk Reza menjadi mitra produksi
rumahan maicih. Mereka mencari cara bagaimana mengemas jajaran kampung yang
tradisional ini agar bisa naik kelas. Berkat pemasaran yang dikemas secara professional
dengan metode gentayangan dimana pembeli yang mencari keripik, Ibu Ade merasakan
perubahan yang signifikan. Penjualan yang dahulu hanya 100 biji tapi setelah sekarang
sudah bermitra dengan maicih, sehari sekarang mencapai 2.000 per bungkus. Dalam
sebulan omzet yang dikantongi bisa mencapai Rp 800 juta sampai Rp 900 juta. Di mana
sehari saja, bisa mencapai keuntungan Rp 30 juta.

Cerita Dibalik sukses Maicih


Keripik pedas sering diidentikan dengan makanan kampung. Produk popular ini biasanya
gampang ditemukan di warung dan dijual secara eceran. Namun, ada pula keripik pedas
yang dapat dipesan melalui jejaring sosial Twitter atau Facebook. Reza Nurhilman,
menyulap keripik pedas biasa menjadi keripik pedas yang dicari-cari oleh banyak
konsumen. Dengan brand Maicih, keripik produksi Reza sedang digandrungi oleh
masyarakat Bandung, terutama anak muda.
Nama brand Maicih diambil dari kisah masa lalu yang selalu teringat olehnya, Maicih itu
terlahir waktu saya masih kecil. Biasanya, kalau saya dibawa mama ke pasar, suka ada
ibu-ibu tua pake ciput dengan baju alakadarnya. Setiap belanja dia ngeluarin dompet,
bonus dari toko emas yang ada resletingnya untuk masukin receh. Mama saya bilangnya
itu dompet Maicih.
Ungkapnya.Beberapa tahun lalu, ia ketemu ibu-ibu yang sosoknya menyerupai Maicih
dalam memorinya. Ibu-ibu paruh baya yang pakaiannya tradisional membuat bumbu
kripik pedas. Kemudian ia terinspirasi untuk membuat brand Maicihdan ternyata orang
lain sangat menyukainya, karena nyeleneh dan unik.
Maicih mampu diproduksi 75 ribu bungkus per minggu. Pada semua varian dari kripik,
jeblak, gurilem. Dan, selalu habis. Ia mematok harga maicih di daerah Bandung, keripik
level 3-5, gurilam dan jeblak itu Rp11 ribu, untuk keripik yang level 10 Rp15 ribu. Di luar
Bandung, keripik level 3-5, gurilam dan jeblak Rp15 ribu, yang level 10 itu Rp18 ribu.
Memilih rasa pedas karena memberikan efek kecanduan untuk yang mencobanya.
Namun konsumen tidak perlu khawatir karena dalam komposisi Maicih tidak memakai
bahan pengawet dan bisa awet sampai delapan bulan. Rasa pedas Maicih dari rempah
pilihan dan cabai yang segar. Dan produk ini sangat baik untuk kesehatan, fungsi
jantung, dan detoksifikasi. Keripik Maicih juga enak dimakan pakai nasi, atau dicampur di
lotek, mi rebus. Maicih lebih enak kalau dikombinasikan dengan makanan-makanan
lainnya.
Awalnya, pemasaran Maicih melalui teman-teman saja yang bertestimoni di media sosial
twitter. Kemudian ia lebih fokus untuk memasarkannya. Mereka yang sudah merasakan
Maicih punya testimoni masing-masing. Jadi, saya tidak usah capek-capek promosi.
Dengan Twitter, promosi seperti bola salju, terus membesar. Ujarnya. Alasan pemasaran
hanya melalui Twitter dan Facebook. Selain gratis, promosi di Twitter bisa menjadi gong
karena kekuatan marketingnya dibuat orang-orang yang beli Maicih. Orang yang belum
tahu Maicih akan bertanya dan mereka yang nge-tweet soal Maicih akan dengan
antusias menjelaskan.
Strategi itu sukses. Keripiknya menjadi barang buruan. Konsumen harus mengantre
berjam-jam demi mendapatkan keripik superpedas itu. Bahkan, antrean pernah
memanjang hingga satu kilometer. Mereka rela mengantre walau hujan badai. Di setiap
kota juga ngantre. Sekarang Jenderal-jenderal punya fans dan komunitasnya masingmasing.
Waktu awal-awal, ia masih memakai sistem cash on delivery (COD), ia mau mengantar
walau satu bungkus. Waktu itu Ia percaya, Sekarang saya ngejar-ngejar konsumen, tapi
nanti suatu waktu konsumen yang ngejar-ngejar saya. Dan, sekarang terbukti. Karena,
memang pemasaran addicted.

Ia tidak mempunyai karyawan yang banyak, untuk segi pekerja itu sendiri sekitar 10
orang termasuk bagian packing, masak, pembuat bumbu, dan distribusi. Selebihnya
agen, yang disebut jenderal maicih. Ia membuat bahasa marketing dengan nuansa yang
berbeda supaya lebih menarik. Menurutnya, kalau saya sebutnya, ya ini agen maicih,
sepertinya kurang keren. Kalau disebut agen, seperti agen minyak dan kurang menjual.
Bukan bermaksud mendeskritkan pekerjaan diluaran sana. Disebut jenderal agar valuenya bertambah, karena produk saya cuma keripik. Kami juga punya menteri
perhubungan, yang megang jalur distribusi dan penjualan ke luar pulau. Ia seperti ingin
membangun kerajaan sendiri.
Syarat untuk menjadi jenderal orang yang menjadi jenderal dipilih yang memiliki
intelektual baik, dan berkompeten. Dari segi SDM, kami nggak hanya asal menerima
jenderal, tetapi ada proses interview dan training. Kualitas mereka harus yang terbaik.
Jenderal bukan karyawan tapi mitra usaha. Mereka membeli lisensi untuk izin usaha. Jadi
istilahnya, mereka adalah distributor atau agen resmi yang menjual kripik Maicih. Jadi
bisa dipertanggung jawabkan.
Karena banyak yang mengatasnamakan Maicih atau memakai nama maicih dengan cara
yang tidak baik. Banyak konsumen yang dirugikan karena tertipu. Sementara maicih yang
asli itu hanya diinfokan oleh akun twitter @infomaicih dan yang hanya dijual oleh para
jenderal.
Training jenderal seputar caracter building, knowledge, sikap, serta bagaimana
menyikapi bisnis ini ke konsumen. Karena, mereka tidak hanya menjual keripik, tetapi
juga education. Ia sendiri sering sharing knowledge di training. Dengan mengikuti training
mereka akan siap menjadi pengusaha dari segi mental. Mereka tidak hanya jual beli
putus, tapi juga bisa dibilang independent bussiness owner (IBO). Jadi, merasa sebagai
pemilik Maicih di kotanya masing-masing. Dan setiap bulan ia dan para jenderalnya
mengevaluasi penjualannya dengan mengadakan event-event.
Harapan kedepannya, ia ingin pemasaran tidak hanya nasional tetapi go internasional.
Sekarang sudah masuk sampai singapura dan jepang. Tetapi masih sistem kirim,
jendralnya para TKI di sana.
Anak-anak muda itu harus jauh lebih yakin. Jika ingin menekuni sesuatu harus konsisten
dan antusias. Kita harus yakin dan semangat jika kita mempunyai cita-cita dan tujuan.
Untuk menuju puncak itu memang tidak mudah, tidak semudah membalikkan telapak
tangan, tapi ketika kita mengejarnya dengan yakin dan percaya, pasti akan tercapai.
Namanya berkibar di dunia maya berkat strategi pemasaran lewat jejaring sosial Twitter.
Ketenaran keripik pedas Maicih menimbulkan rasa penasaran bagi mereka yang belum
mencoba, dan rasa ketagihan bagi mereka yang sudah. Maicih ingin mengangkat jajanan
kampung untuk bisa naik kelas. Bungkus keripiknya saat itu pun masih sederhana, polos
tanpa sablonan logo. Berapa pun jumlah pesanan keripik, ia akan mengantarnya sendiri.
Awalnya, Axl memasarkan keripik pedas Maicih dengan lima level atau tingkat
kepedasan, mulai dari level 1 hingga 5. Setelah dua bulan, tes pasar menunjukkan
bahwa keripik level 3 dan 5 adalah yang paling laris. Kini, dua level keripik itulah yang
diproduksi massal.
Januari 2011, Maicih kembali berinovasi dengan menciptakan keripik Maicih edisi spesial,
level 10. Ada orang-orang yang merasa tertantang, wah, level 5 ternyata kurang pedas
dan mencari yang lebih. Berkat inovasi marketing cerdasnya itu, kini Maicih diproduksi
sekitar 2.000 bungkus per hari untuk semua varian produknya. Ia memberi harga satu

bungkus keripiknya sebesar Rp11 ribu. Axl pun ketiban rezeki, bisa meraih keuntung an
per hari antara Rp1,5 juta hingga Rp 2 juta. Tentu saja penghasilan itu lebih besar jika
dibandingkan dengan gaji pejabat selevel menteri sekalipun. Mimpi Axl untuk terus
memopulerkan Maicih pun tak tanggung-tanggung. Pemasaran luar kota akan
diprioritaskan. Karena di Bandung sudah cukup happening, jadi kita akan ke luar kota,
luar pulau, bahkan luar negeri. Kita mengenal Sumedang dengan tahu, Bandung dengan
peuyeum. Axl ingin Bandung juga bisa dikenal sebagai kota asal Maicih.
Pada bulan mei 2011 , tepatnya tanggal 07 mei 2011 maicih melaunching produk
terbarunya yaitu seblak, sejenis krupuk pipih pedas, dengan varian level yang berbedabeda. Axl akan terus melakukan inovasinya tetapi dengan tidak meninggalkan ciri khas
mengangkat camilan kelas rendahan menjadi berkelas dan diminati orang banyak.
Kemungkinan pada masa mendatang akan muncul produk-produk lain yang lebih Inovatif
lagi. (Sumber : bambangsulistio.web.id)
Wow..wow sungguh luar biasa, perjalanan pengusaha muda sukses Indonesia ini
pantang menyerah, pekerja keras dan sangatlah inovatif. Besar harapan
saya agar semua pembaca bisa menambah ide-ide baru dan memperkuat usaha
masing-masing untuk bisa lebih berkembang dan maju lagi. Semangat
kewirausahaan ini semoga bisa mewabah dan menular bagi generasi muda
lainnya sehingga majulah bangsa ini dengan banyaknya bermunculan para
pengusaha muda yang Sukses di Indonesia, Amin. Jaga selalu semangat
kewirausahaan kita, salam sukses!

5.

Profil Pengusaha Muda Lambertus


Darian

Meski sempat ditipu beberapa kali, Lambertus Darian masih terus bersemangat berbisnis.
Panggilan hatinya untuk menjadi sukses membuatnya kuat dan semangat terus. Darian memulai
bisnis menjadi sales perusahaan importir berhasil menjual 95 juta dalam waktu 1 bulan di umur 16
tahun. Ia mendapatkan penghargaan sebagai Top New Sales 2010. Dia hanya berbekal semangat

untuk berbisnis dan menjual lebih banyak. Diumur 17 tahun, ia mendirikan komunitas pengusaha
muda melalui Twitter.
Dia membuat forum bernama komunitas bisnis anak muda (@BisnisAnakMuda), tempat berbagi
pikiran berbisnis. Ia menjadi distributor tunggal sticky jelly se- Jakarta, namun naas ketika menapati
dirinya ditipu patner bisnisnya. Setelah lulus SMA, Darian masih sibuk dengan berbagai bisnis lalu
mulai tertarik berbisnis kuliner. Ia pernah membuka kafe roti bakar tapi kurang berjalan.

Kemudian membuka bisnis empek- empek tapi tetap tidak berhasil. Setelah itu, ia membuka Sop
Iga Bakar Sarap di Muara Karang yang kemudian diubah menjadi Iga & Konro Bakar Legi. Akhir
2012, bisnisnya sudah berjalan lancar hingga membuka warung tenda; tahun 2013, Darian sudah
memindahkan bisnisnya di ruko. Ia berpikir bisnis lainnya yaitu bisnis mie yang diberi nama Bakmie
Cukong. Selain bisnis makanan, Darian membuka warung minuman sahat.
Dia mencoba menggabungkan cincau dengan berbagai macam rasa. Dia juga bekerja sebagai
distributor jea merah instant, Cap Cangkir Emas. Di umurnya ke 19, ia bertekat berbisnis properti
yang telah direncanakan sejak umur 17 tahun. Dia sedang mencari- cari patner usaha untuk yang
satu ini. Darin sepertinya tidak bisa duduk diam kecuali menjalankan usaha. Ia kini menjadi
pemegang saham 25% di PT. Trijaya Mekar Mandiri. Bisnisnya meliputi peralatan dan
perlengkapan untuk rumah dan taman.
Dia juga menjual produk pembersih kamar mandi. Melalui segudang bisnisnya, dia masih dikenal
sering untuk berbagi ilmu melalui acara televisi seperti MNC TV, ANTV, dan pernah muncul
diberbagai majalah bisnis.

Prestasinya yang menonjol meliputi:


1. Pendiri Komunitas Bisnis Anak Muda. Komunitas ini memiliki puluhan ribu followers di Twitter.
2. Ketua Komunitas Bisnis Anak Muda
3. Sudah dapat memiliki omset penjualan 95 Juta dalam waktu 1 bulan di umur 16 Tahun
4. Berhasil menjadi Top New Sales 2010 di salah satu perusahaan importir di umur 16 Tahun
5. Pemegang 25% saham PT. Trijaya Mekar Mandiri
6. Distributor Jahe Merah Instant Cap Cangkir Mas
7. Distributor Stick Jelly Food
8. Owner produk cairan pembersih kamar mandi
Menurutnya bisnis adalah komunitas dan membangun jaringan merupakan solusinya.
Meski pernah ditipu orang, dia tetap percaya kekuatan komunitas melalui kumunitas, buktinya ya,
melalui forum Bisnis Anak Muda (@BisnisAnakMuda). Bisnis Anak Muda juga mengadakan
seminar bisnis dan motivasinya sendiri. Dia mengundang pembicara sesama pebisnis muda
melalui Twitter. Ini bukti bahwa komunitasnya tumbuh mengenal orang- orang hebat. Buat kalian
yang pengen belajar banyak tentang ide- ide bisnisnya.

6. Nicholas Kurniawan
Profil Pengusaha Muda Nicholas Kurniawan

Siapa Nicholas Kurniawan, adalah termasuk anak muda yang keras


kepala soal berbisnis. Keras kepalanya ya karena dia selalu berusaha
walau halangan menghadang.
Sebagai entrepreneur, pengusaha muda, karirnya terbilang termasuk
cukup unik dibanding pengusaha muda lain, yakni bermodal sebuah
thread situs Kaskus. Sekarang, setiap bulannya, anak muda yang akrab
disapa Niko ini, bisa menjual seribu ekor ikan hias berbagai jenis
hingga ke luar negeri, yakni Singapura, Thailand, Taiwan, Hong Kong,
serta beberapa negara Eropa seperti Yunani, Belanda dan Inggris.
Ketika itu, tahun 2003 -an, mulailah ia iseng menjual ikan melalui
forum jual beli Kaskus. Sedikit seperti dongeng, dia kala itu masih
duduk di bangku SMA, mulai aktif menjual ikan hias di situs tersebut
sendiri. Awalnya sih cuma coba- coba tapi, eh, sukses itu nyata sampai
keterusan. Pernah berbisnis bermacam model, pernah ikut MLM, semua
dilalui sepanjang karir. Ini membangun mental menjadi pedagang
tangguh.
Pemuda kelahiran Jakarata, 29 Januari 1993, yang mana bukanlah
seorang anak yang manja. Dia ingat betul bagaimana keluarganya
yang sering bertengkar hingga terdengar kata cerai. Semua itu apalagi
kalau bukan masalah ekonomi, dia bahkan pernah mendapat surat
teguran karena menunggak uang bulanan sekolah. Tapi Niko masih
memiliki kesadaran, dia tak mau tergoda godaan khas anak remaja
yang datang silih berganti.

Niko tidak mau menjadikan hal negatif sebagai pelarian. Dia yang
selalu melihat pertangkaran, yakin walau sering terjadi pertengkaran di
rumah. Ia yakin kedua orang tuanya sangatlah menyayangi anak- anak
mereka. Inilah alasan yang menjauhkannya dari pergaulan bebas. Dia
memilih bekerja membantu meringankan beban keluarga saja.
Keadaan serba terbatas malah membimbing Nicholas Kurniawan
mandiri.
Niko lantas mulai memilih berusaha sendiri sebagai wirausaha. Sejak
masih kelas 2 SD, di usia 7 tahun sudah berjualan mainan untuk
membeli mainan baru. Dia pernah menjual aneka baju, donat, hingga
kue buatan mama disaat masih duduk di bangku SMP. Niko pernah pula
ikut bisnis MLM saat SMA, tetapi seperti sudah- sudah, dia sadar betul
MLM bukan sumber baik dan gagal ditengah jalan.
Sampai mengenal Kaskus di Februari 2010!
Nicholas mengaku hanya iseng menjual ikan therapy dari mamanya.
Dia hanya merasa kurang suka untuk ikan macam itu; lalu dijualanya
ke forum Kaskus. Hal iseng tersebut berbuah respon yang sangat baik.
Otak bisnisnya memilih untuk mencari supplier bukanya memilih
berhenti. Ia lalu mendapatkan bantuan seorang teman untuk menjual
ikan gura rafa lagi. Tapi, tak cukup, Niko mencari- cari lagi hingga ke
dunia maya.
Satu per- satu supplier ikan didekatinya. Niko bergeriliya di toko- toko
ikan dimanapun itu. Caranya ada yang langsung nimbrung saja. Ada
pula yang dia dekati melalui pengajuan proposal, intinya biar agar dia
bisa tetap berjualan. "Awalnya mereka tidak begitu gampang percaya.
Saya buat proposal, saya kirim ke 100 orang, yang respons hanya 10.
Dari 10, yang jadi belum tentu satu," ungkapnya kala diwawancara
oleh SWA di penangkaran ikan hiasnya di kawasan Jakarta Barat.
Lewat Kaskus, dia mulai berjual ke berbagai fish therapy ke Mall, dari
Blok M, Point Square, Pulit Junction. Tidak ketinggalan, Niko mengaku
pernah menjual ke sebuah hotel, Hotel Alexis, beberapa rumah
anggota DPR partai Demokrat dan PAN. Guna mensuport toko ikan
kecilnya ia tak ragu langsung membeli domain atau alamat situs.
Caranya pun ada khusus. Niko memulai melakukan riset kata kunci
agar ikan yang dijual laris melalui mesin pencarian Google.
Susah memang persaingan bisnis online, tapi dia berhasil. Pria yang
kini tengah kuliah di Jurusan Pemasaran Prasetiya Mulya Business
School ini, lantas membuat situs web jitu buat bejualan di alamat

www.tropicalfish-indonesia.com. Alasannya memilih nama tersebut,


karena memang agen atau penggemar ikan hias di luar negeri kerap
menggunakan kata "ikan tropis" dalam bahasa Inggris kala mencari
ikan buruannya di dunia maya.
Sekali tembak dua target kena: pembeli lokal dan luar negeri.
Kepercayaan toko ikan hias mulai diraihnya saat kualitas kiriman
produk mampu memuaskan mereka. Pembayaran lancar ke para
pemasok ikan dari sejumlah penangkar di Pulau Jawa, Kalimantan,
sampai ke tanah Papua, turut melambungkan namanya. Berkat
pasokan besar itulah jumlah kliennya mulai beranak pinak.
Niko juga tak segan- segan beriklan di internet agar situsnya mudah
ditemukan.
Gagal berbisnis
Alasannya memilih bisnis iklan hias karena memang prospeknya
bagus, jelasnya. Di bisnis ikan, Nicholas juga pernah mengalami
beberapa kali kegagalan berbisnis loh. Dia pernah 3x rugi besar.
Kisahnya Niko dulu pernah mengambil keputusan salah, membuat
pelanggan kecewa, namun tidak berhenti berusaha. Sebagai contoh,
dia pernah mendapatkan order besar ikan hias dan gagal kirim.
Saat itu ia mengalami kesulitan mengirim ke Medan. Pembeli
membatalkan ordernya, dan rugi besar karena tidak sanggup mencari
cara. Melalui kegagalan itulah, ia menemukan ide baru dan cara baru.
Dia mencari pedagang ikan garra rufa (ikan therapy) di sekitaran
Medan sebagai supplier. Ia tinggal telpon, mengantarkan barang, dan
membayarnya. Tetapi mencari supplier bukan perkara mudah, tidak
berjalan seperti harapan.
Dia tidak bisa mencari cepat justru tetap mencari di Jakarta. Itu semua
tentang dana yang tidak menutupi pengeluarannya. Tetapi, ia mengaku
mulai berhubungan akrab dengan penjual ikan karena masalah
tersebut, dari sana dia mulai dipercaya masalah pembayaran. Niko
belajar bahwa mungkin jika bukan ada kerena keadaan yang sulit
tersebut, ia tidak akan kenal dengan penjual di Medan.
Dia tidak akan mengenal bisnis tersebut lebih dalam seperti halnya
soal pengepakan. Kelas tiga SMA, Niko sudah mampu mengekspor ikan
hias untuk pertama kali. Bisnisnya mulai bergulir lebih pesat hingga
akhirnya mampu mengirim seribu ekor ikan hias ke berbagai negara.
Berbagai jenis ikan hias, diakuinya, tersedia di toko online, mulai ikan
gara rufa, arwana, jenis ikan hias lain, serta ikan predator seperti

spatula dan aligator.


Dia memulai bisnis ikan lain seperti arwana, pari air tawar, ikan importseperti seperti arapaima, acipenser, poliodon, hingga booming axolotl.
Intinya, Niko itu bukanlah orang yang suka berdiam diri. Dia selalu
melihat peluang yang ada serta fokus menjalaninya. Bisnis itu tentang
melihat pasar atau peka terhadap permintaan pasar. Namun, dia lebih
menyarankan fokus di satu produk yang menjadi keahlian kita.
Selanjutnya? kita bisa berekspansi produk sejenis, atau bahkan
memulai bisnis lain.
Hanya masalah waktu hingga sukses itu datang dari fokus serta
ketekunan. Hingga sekarang usahanya yang kini bernaung di bawah CV
Venus Aquarium tidak hanya berpusat pada jual beli ikan, tetapi juga
merambah dekorasi akuarium hingga perawatan ikan hias. Niko
mengungkapkan, orang banyak salah sangka mengenai bisnisnya.
Bisnis ini memang dianggap tidak mampu menghasilkan uang besar.
"Orang pikir ini bisnis kecil, tidak keren. Bisnis minyak, batu bara, baru
keren. Kalau bisnis ini, tidak keren. Tapi ternyata uangnya besar juga,"
ujarnya seraya tersenyum.
Namun, ketika ditanya omsetnya, Niko terkesan malu-malu
menjawabnya. "Cukup besar, tetapi tidak enak menyebutnya. Sekitar
ratusan jutalah," ujar pemuda yang kini menuliskan perjalanan
usahanya dalam bentuk yang berjudul Die Hard Antrepreneur itu.

7. Michael Yo (23 thn)

Spoiler for "Michael Yo":

Michael Yo LUAR BIASA.. Apa yang disampaikan sangat menginspirasi dan


memotivasi para UKM untuk maju dan berkembang inilah perkataan
singkat dari Ibu Nurhayati Subakat, CEO dari Wardah Cosmetics
Michael Yo adalah tokoh Entrepreneur dan Motivator Muda Sukses yang
ada di Indonesia, Pada usia yang ke 23 Michael Yo Sukses memimpin 5
Bisnis yang terdiri dari Sekolah dan Komunitas Bisnis, Event Organizer,
Coaching Bisnis, Tour and Travel dan IT & Design. Beliau juga merupakan
seorang Motivator yang telah diundang menjadi narasumber di radio
ternama di Indonesia serta diundang oleh banyak perusahaan baik
perusahaan Nasional dan Multi-Nasional.
Be Outstanding In Life! inilah Prinsip Michael Yo, Pemuda yang dilahirkan
di Jakarta 12 Februari 1991 adalah anak pertama dari dua bersaudara.
Michael berasal dari keluarga yang sederhana. tumbuh menjadi anak
yang sangat Introvert (sangat tertutup), minder sehingga tidak
mempunyai banyak teman dan hanya suka bermain game online. Tidak
ada prestasi apapun yang menonjol ketika sekolahnya.
Hal ini bertambah parah ketika Michael Yo lulus dari Sekolah kenyataan
pahit yang harus dihadapinya adalah karena masalah ekonomi kedua
orang tuanya bercerai dan memaksa Michael Yo harus bisa mandiri dalam
hidupnya, serta menghidupi Ibu dan Adiknya.
Michael Yo yang bercita-cita untuk melanjutkan kuliah terpaksa harus
kuliah malam bermodalkan pinjaman uang dari saudara dan bekerja
keras menjadi karyawan sebagai staff administrasi di sebuah perusahaan,

tetapi Michael Yo sadar bahwa gajinya yang standar UMR sebagai


karyawan sangat tidak mungkin untuk membiayai kuliahnya, oleh karena
itu Beliau berinisiatif untuk mendapatkan beasiswa. Dengan tekat dan
kerja keras, Michael Yo berhasil mendapatkan Nilai hampir cumlaude dan
mendapatkan beasiswa untuk kuliah dan berhasil menjadi sarjana
ekonomi pada usia ke 21.
Pekerjaan sebagai karyawan hanya bertahan 3 bulan, Di usia 18 tahun,
Michael Yo mulai memberanikan diri untuk merintis bisnisnya sendiri.
Pada saat merintis, Michael Yo banyak mendapatkan penolakan, ejekan
dan hinaan dari orang disekitarnya. Tetapi penolakan-penolakan yang
dialami membuat Michael Yo tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih
kuat dan bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya bisa sukses.

Berawal mendirikan Event Organizer (MY Training) yang sudah


memberikan jasa training (Pelatihan Entrepreneur) lebih dari 21 kota di
Indonesia dan bekerjasama dengan Kedubes Indonesia (Australia) untuk
memberikan Training di Melbourne, Australia. Kemudian Michael Yo
mempunyai VISI untuk membangkitkan Generasi Muda di Indonesia,
Michael Yo membuat kurikulum sekolah bisnis terlengkap di Indonesia
dan mendirikan Sekolah Bisnis (MY Billionaire Academy) dan Komunitas
Bisnis (MY Billionaire Community) untuk remaja 12-19 tahun. tidak hanya
itu berbekal pengalamannya, Michael membantu pengusaha pemula dan
pengusaha yang sedang mengalami kesulitan dalam bisnisnya melalui
personal coaching, Coaching Bisnis (MY Coach).
Hobby Michael Yo salah satunya adalah Travelling, dengan berbekal
hobby dan kesukaan maka Michael Yo mendirikan sebuah perusahaan Tour
and Travel (MY Travel) yang menyediakan layanan penjualan tour and
travel terlengkap dengan harga yang sangat murah, sehingga banyak
mitra perusahaan yang bekerjasama. Tidak hanya sampai disitu, Michael
Yo melihat perkembangan teknologi yang sangat luar biasa, maka Michael
Yo membuat usaha di bidang IT & Design (MY Web) yaitu menyediakan
jasa pembuatan Web dan design dengan harga yang sangat terjangkau
yaitu mulai dari Rp 300rb. Sekarang semua bisnis Michael Yo sudah
bergabung dalam Group bisnis yaitu MY Group, Dalam beberapa waktu
kedepan Michael Yo akan meluncurkan Group Bisnis barunya (MY

Culinary). Profil lengkapnya bisa dibaca di www.michael-yo.com


Selain sebagai seorang Entrepreneur, Michael Yo adalah seorang
Motivator, Outstanding Motivator itulah julukannya, karena Michael Yo
selalu membawakan seminar lebih dari yang diharapkan oleh audience
Di usianya yang masih muda, Michael Yo sudah bekerjasama lebih dari 80
Perusahaan yang ada di Indonesia, diantaranya
- Kementrian Dalam Negeri
- Bank Central Asia
- Bank Papua
- Radio Ternama di Indonesia (Smart FM, Cakrawala FM, Sonora FM, RPK
FM, Pas FM)
- Dan masih banyak lagi

8. R Agung Nugroho Susanto ( Raja loundry kiloan )

Apakah setiap pengusaha yang sukses pernah mengalami kegagalan?


Sebuah pertanyaan sederhana dilontarkan salah seorang juri nasional
Wirausaha Mandiri kepada R Agung Nugroho Susanto (25), pemilik bisnis

Simply Fresh Laundry saat proses penjurian Wirausaha Mandiri Tingkat


Nasional di Hotel Sultan, Jakarta pada akhir tahun 2009.
Dihadapan para juri, dengan jelas, alumnus Universitas Gadjah Mada ini
mengiyakan. Bahkan Agung menambahkan, jika ingin sukses
berbisnis,seorang pewirausaha harus mengenyam pengalaman kegagalan
terlebih dahulu.
Pengalaman kegagalan dalam menjalankan bisnis, menurut Agung, adalah
ongkos belajar yang sangat penting bagi pembelajaran bisnis berikutnya.
Perjalanan Agung untuk memulai bisnis sejak masih mahasiswa telah
membuktikannya. Setidaknya, sejak mahasiswa tingkat pertama, Agung
yang kelahiran Lampung dan sejak sekolah menengah tingkat pertama
sudah merantau ke Yogyakarta ini,telah mencoba memulai berbagai
usaha, mulai dari usaha distro,- hingga membuka gerai jual beli
handphone. Namun dua usaha yang sudah dijalani ini tidak berkembang
seperti yang diharapkan. Persaingan yang ketat,- dan juga menjamurnya
bisnis serupa membuat Agung kelelahan mengelola usahanya.
Tahun 2006 saat bisnis laundry kiloan menjamur di Yogyakarta, Agung
mencoba bisnis laundry kiloan, Simply Fresh Laundry. Dipilihnya bisnis
laundry kiloan, karena bisnis jasa ini relatif mudah mengelolanya, tidak
memerlukan modal yang besar, dan memiliki pangsa pasar yang besar.
Tenaga kerja yang diperlukan juga tidak perlu pendidikan yang tinggi.
Saat itu, sudah jamak jika di Yogyakarta para mahasiswa, bahkan
masyarakat umum lebih memilih mencuci pakaiannya di laundry kiloan
daripada mencuci sendiri. Perubahan gaya hidup masyarakat yang
memilih mendatangi laundry kiloan daripada mencuci pakaian sendiri
adalah sebuah prospek bisnis yang sangat menjanjikan. Belum lagi pasar
yang lain, seperti rumah sakit, hotel, spa, restoran, hingga pemilik club
olah raga, dan lainnya.
Bisnis dari Modal Kecil

Berapa modal yang diperlukan untuk mendirikan bisnis ini? Tidak banyak,
untuk membuat usaha laundry kiloan, Agung hanya memerlukan 1 mesin
cuci, 1 mesin pengering, dan sewa tempat usaha di lokasi yang strategis.
Modal yang diperlukan saat itu kira-kira mencapai Rp30jutaan. Modal ini ia
peroleh dari pinjaman kredit dengan menggadaikan BPKB motor
miliknya,sebagian pinjaman dari orangtua, pinjam ke teman, dan sebagian
dari sisa modal usaha sebelumnya.
Dengan tekad yang kuat Agung mengelola usaha laundry ini. Dan seperti
yang diproyeksikan sebelumnya bahwa gerai jasa laundry miliknya ini
diminati banyak pelanggan, sehingga dalam waktu hanya satu bulan saja,
outlet Simply fresh Laundry miliknya merupakan outlet laundry kiloan
paling ramai di Yogyakarta, meskipun di jalan yang sama terdapat 5 gerai
laundry kiloan dengan merek berbeda.
Salah satu kunci untuk memperoleh pelanggan banyak, lanjut Agung
adalah dengan selalu melakukan inovasi-inovasi dalam mengembangkan
usahanya, diantaranya gerai laundry nya hanya menggunakan deterjen
ramah lingkungan (limbah deterjen yang dapat menyuburkan tanaman),
menggunakan teknologi ultra violet (air yang digunakan bebas bakteri),
memberikan garansi produk, menggunakan alat pengepak press plastik,
memberikan pelayanan delivery service kepada pelanggan serta memiliki
jaringan keagenan yang merata di lingkungan pelanggan.
Bahkan di beberapa tempat tertentu gerainya juga menempatkan
pelayanan drive thru dan buka 24 jam. Selain itu, Simply Fresh Laundry
juga memberikan pelayanan cuci kilat hanya 4 jam sudah jadi, mencuci
berdasarkan washing care label tips, membuat membership khusus,
komputerisasi dengan sofware khusus, menggunakan barcode scanner,
packaging ekslusif dan, pelayanan yang ramah. Selain itu, ia juga
menyediakan tujuh pilihan aroma pewangi pakaian sehingga konsumen
dapat memilih jenis pewangi yang diinginkan. Bahkan harganyapun sangat
bersaing, hanya Rp2500/kg.
Langkah pemasaran dengan menggandeng media, menjadi sponsor event,
menciptakan personal branding dengan wawancara di berbagai media
cetak maupun elektronik, menyebar brosur di sasaran tertentu,

memasang balon udara di atas outlet hingga memberikan hadiah dan


bonus, voucher bagi pelanggan loyal, serta mengembangkan sistem
keagenan dengan menggandeng minimarket, warnet, gerai handphone
dengan sistem bagi hasil merupakan strategi pemasaran yang membuat
Simply Fresh Laundry terus berkembang hingga kini.
Pertaruhan Untuk Menjadi Wirausahawan
Usai lulus kuliah dari Fakultas Hukum UGM tahun 2007, Agung
menghadapi sebuah dilema. Sisi lain ia ingin menjadi pebisnis, tetapi
kedua orangtuanya menginginkan ia menjadi karyawan disebuah instansi
bonafid.
Orangtua saya melarang saya melanjutkan bisnis laundry kiloan, padahal
saya sudah memiliki 3 gerai laundry dan sedang ramai-ramainya, ujar
Agung yang ayahnya berprofesi sebagai pengacara hukum, sedangkan
kakak laki-lakinya berprofesi sebagai jaksa, dan kakak perempuannya
adalah seorang dokter.
Hanya karena ingin menyenangkan kedua orangtuanya, Agung mencoba
mengikuti tes penerimaan pegawai Bank Indonesia di Yogyakarta yang
disarankan ayahnya. Ia lulus berbagai tes tertulis dan wawancara, dengan
menyisihkan 8000 kandidat calon lainnya. Ketika itu, hanya tinggal satu
langkah untuk menjadi pegawai Bank Indonesia yang banyak diidamidamkan oleh lulusan baru, yaitu wawancara di Jakarta.
Di tengah kegalauan untuk meneruskan usahanya, Agung meyakinkan
kedua orangtuanya bahwa ia ingin menjadi pewirausaha. Ia memohon
tidak melanjutkan mengikuti tes tahap wawancara ke Jakarta untuk masuk
menjadi pegawai Bank Indonesia, karena ingin melanjutkan usahanya, dan
mohon diberi waktu satu tahun untuk membuktikan usaha yang
dirintisnya.
Saat itu saya berjanji, jika dalam waktu satu tahun tidak berhasil, saya
siap bekerja dimanapun, cetusnya .
Mengembangkan Bisnis

Perjalanan baru telah ia putuskan. Setelah melihat gerai laundry kiloannya


tumbuh dan berkembang, Agung memutuskan untuk meminjam modal
dari bank untuk mengembangkan usahanya. Modal ini digunakan untuk
menciptakan sistem dan meningkatkan performa usahanya.
Di saat yang sama, ketika usahanya telah memiliki sistem yang kuat,
Agung mengembangkan dan membiakkan Simply Fresh Laundry dengan
cara waralaba. Akhir tahun 2007, gerainya sudah mencapai 18 outlet
dengan 87 agen, tahun 2008 gerainya meningkat menjadi 42 outlet
dengan 125 agen, dan akhir tahun 2009 outletnya telah mencapai lebih
dari 110 outlet dengan 203 agen yang tersebar di kota-kota Sumatra,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua, dengan omzet mencapai Rp3
miliar per bulan.
Dihadapan dewan juri Wirausaha Mandiri di Jakarta, Agung memaparkan
prospek bisnisnya yang akan merambah ke berbagai negara, seperti
Malaysia, Singapura, Australia dan bahkan ke Timur Tengah.
Proyeksi outlet, yang dikembangkan melalui sistem waralaba juga tak
tanggung-tanggung, mencapai 285 outlet pada tahun 2010, meningkat
menjadi 525 outlet di tahun 2011, dan mencapai 850 outlet di tahun 2012,
dan diharapkan pada tahun 2013 outlet Simply Fresh Laundry telah
memiliki 1200 outlet, dengan kebutuhan sumber daya manusia mencapai
ribuan lapangan kerja.
Langkah yang dilakukan untuk mencapai proyeksi tersebut dilakukan
dengan menciptakan inovasi mesin cuci sendiri yang mampu
menyelesaikan pekerjaan cuci hanya dalam waktu 10 menit saja.
Selain itu, inovasi mesin cuci yang akan dibuat sendiri nantinya mampu
menekan biaya franchise sehingga semakin banyak orang yang tertarik
membuka bisnis laundry kiloan dalam jaringan bisnis waralaba Simply
Fresh Laundry dibawah bendera perusahaan PT.Sushantco Indonesia.
Saya memiliki misi menjadikan produk Indonesia bisa merambah ke pasar
dunia seperti layaknya jaringan waralaba Starbucks ataupun Mc Donalds,
cetusnya.

9. RIEZKA RAHMATIANA

BIODATA
RIEZKA RAHMATIANA
Mataram, 26 Maret 1986
Email: riezkarahmatiana@gmail.com
PENDIDIKAN:
2004 Sekarang Mahasiswa Fakultas Komunikasi, Universitas Padjajaran Bandung
NAMA USAHA:

CV. Ezka Giga Pratama


(JustMine Pisang Ijo, Ezka Cell & Laundry) Alamat: Ruko MTC Blok C-6
Telp: 0818 642699, 022 92300888
PENGHARGAAN:
2008 Finalis Wirausaha Muda Mandiri kategod Mahasiswa Diploma dan Sarjana
LAIN-LAIN
2007 News Editor PT Radio Garuda Bandung
2007 Distributor of Tiens Group
2005 Announcer Radio Mora FM

Meski ditentang orang tuanya, di olok-olok rekan kuliahnya, bahkan sempat ditipu
rekan bisnisnya. Riezka Rahmatiana pantang menyerah dan terus berusaha, inovasi
dan kemitraan menjadi kunci suksesnya untuk mengembangkan bisnis Saya
bermimpi bangsa ini bangkit bersama sehingga kemiskinan tak ada lagi. Katanya.

SIAPA BILANG BISNIS harus dimulai dengan modal besar? Riezka Rahmatiana, 23
tahun, telah membuktikannya. Ia memulai usahanya hanya dengan mengandalkan
uang jajannya sebagai modal awal, sekitar Rp 150.000. Saya memulainya dari
paling bawah, dengan berjualan pulsa elektronik, ujar gadis berdarah India
kelahiran Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 21 Maret 1986 ini.
Target pasarnya adalah rekan-rekan kuliahnya sendiri. Ternyata peminat pulsanya
begitu banyak. Tak sampai dua jam, deposit pulsa saya sudah habis, katanya.
Hasil penjualan ini langsung diputarkannya untuk membeli deposit kembali,
sehingga lama kelamaan jumlah depositnya ternus bertambah. Bahkan ia bisa

membuka outlet pulsa elektronik, fisik, dan kartu perdana yang diberinya nama
Ezka Cell, di Jl. Raflesia H7, Perumahan Antapani, Bandung.
Kali ini target pasarnya adalah orang-orang yang satu komplek perumahan
dengannya. Lagi-lagi hasilnya mengejutkan, omzetnya dalam sebulan bisa
mencapai Rp 9.600.000. Sadar akan besarnya potensi bisnis pulsa ini Riezka pun
berani mengibarkan bendera usaha. Pada 26 Maret 2007 ia mendirikan bendera CV
Ezka Giga Pratama, perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan dan jasa.
Dari berdagang pulsa ia naik pangkat dipercaya menjadi master pulsa
yangmengelola server pulsa elektronik yang membawahi sejumlah agen dan outletoutletkecil.
Pelan tapi pasti bisnisnya terus merayap naik. Satu per satu bidang usaha
dirambahnya. Karena tempat usaha pulsanya yang berada di komplek ramai
didatangi konsumen salah seorang rekan bisnisnya mengajak bekerja sama di
bidang laundry & dry clean dengan pola bagi hasil. Pada awalnya ia sempat ragu
apakah jasa ini dibutuhkan, mengingat umumnya tiap rumah telah memiliki
pembantu rumah tangga. Namun setelah mengamati sejumlah gerai laundry & dry
clean di kompleks perumahan lainnya, ia memberanikan diri masuk ke sektor ini.
Maka, tahun itu, Riezka membuka gerai Prima Laundry. Di luar dugaan, Di bulan
pertama saya bisa mendapat bagian bersih Rp 2 juta, katanya.

Dari berdagang pulsa ia naik pangkat dipercaya menjadi master pulsa yang
mengelola serves pulsa elektronik yang membawahi sejumlah agen dan outletoutlet kecil.

Pada tahun berikutnya, Maret 2008, Riezka kembali melebarkan usahanya dengan
mencoba merambah ke usaha makanan dan minuman. Menurut buku-buku yang
dibacanya, margin keuntungan di usaha makanan dan minuman bisa mencapai 50%
lebih. Maka ia pun menyewa ruang di Food Court & Cafe di daerah Cihampelas,
Bandung, dan membuka kafe DGreen House. Di sins ia menyajikan aneka macam
makanan dan minuman. Sayang, usaha ini kandas karena omzet sangat minim.

MENGEMBANGKAN PRODUK DENGAN INOVASI


Rizka tahu jika ingin sukses ia harus bisa menampilkan produk yang berbeda dengan
yang dijual orang lain, harga yang sesuai dengan segmen yang dibidik, serta

memilih lokasi yang tepat, serta melakukan promosi untuk memperkenalkan


produknya. Dengan kata lain, ia harus menerapkan empat bauran pemasaran (4P)
yang disebutkan Philip Kottler: Product, Price, Place, dan Promotion.

Saya melakukan inovasi produk dan mencari lokasi baru, katanya. Kali ini ia
menyajikan menu tradisional, yaitu tahu Sumedang dan sop urat, resep favorit
ibunya. Untuk itu ia menyewa gerai di Jl. Cihanjuang, Bandung, yang dinamainya
Dapur Kuring, yang berasosiasi dengan masakan tradisional rumahan. Untuk modal
awal Riezka cukup mempersiapkan bahan baku dan peralatan, senilai sekitar Rp. 6
juta. Tempatnya disewa dengan pola bagi hasil, 25% untuk pemilik tempat dan 75%
untuk Riezka.
Kali ini Dewi Fortuna menghampirinya. Tahu Sumedang dan sop urat laris manis
disukai pelanggan dan pesanan. Apalagi sop uratnya, yang bisa dikatakan tak
memiliki pesaing. Lokasinya yang di kawasan wisata membuat peminatnya bukan
hanya dari kawasan Bandung dan sekitarnya, namun juga dari luar kota, seperti
Jakarta, Bogor, Purwakarta. Para pelanggan yang puas ini pun
menjadi evangelist yang dengan sukarela mempromosikan gerai makannya.
Agar semakin memikat perhatian konsumen, Riezka sengapi meletakkan tempat
menggoreng tahunya di luar ruangan sehingga konsumen dapat melihat cars
pembuatannya. Aromanya yang hariiiii mampu membujuk konsumen mampir ke
gerai Dapur Kuring. Alhadulillah, penggemarnya terus bertambah, katanya.

FOKUS DI BISNIS MAKANAN DAN MINUMAN


Tampaknya Riezka sangat serius menekuni bisnis makanan dan minuman (food &
beverage).Namun untuk bisa tampil bersaing dengan banyak sekali pemain di sektor
ini, pelaku industri ini harus tel. us-menerus menggelar inovasi dan meluncurkan
produk baru, serta mengemasnya secara menarik. Dan itulah yang dilakukan
mahasiswa Jurusan Komunikasi Pemasaran Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjadjaran, Bandung ini.
Awal 2009 ini, misalnya, ia meluncurkan produk baru Pisang Ijo JustMine. Produk
ini dikembangkannya dari makanan tradisional khas Makassar terbuat dari bahan
dasar pisang raja yang dibalut dengan tepung beras, dan diberi warna hijau alami
dari daun suji. Di tangan Riezka, pisang ijo ini diberi cita rasa baru dengan berbagai
varian rasa, yaitu fla cokelat, vanila, stoberi, durian dan rasa orisinal pisangijo khas
Makassar. Lagi-lagi produk jajan pasar kreasi baru Riezka ini disukai para pencinta

kuliner. Sebelum dipasarkan, saya memberikan sampel produk Pisang Ijo kepada
teman-teman, rekan bisnis, dan keluarga. Ketika di awal mereka mengatakan
rasanya kurang enak, Riezka dan timnya mencoba lagi sampai semua mengangguk
puas. Syukur akhirnya kami bisa menghasilkan produk yang optimal dan disukai
banyak orang, katanya.

MENGEMBANGKAN USAHA LEWAT KEMITRAAN


Sambutan konsumen yang sangat bagus membuat permintaan kerja sama dan
waralaba berdatangan. Riezka pun menyambut ajakan ini. Jika bisa membantu
orang lain sambil sekaligus mengembangkan usaha sendiri, kenapa tidak? pikirnya.
Untuk franchise, ia menawarkan satu paket booth lengkap Justmine Pisang Ijo
seharga Rp 6,5 juta. Paket ini meliputi sistem penjualan dengan SOP (standard
operating procedure) agar kualitas produknya tetap dijaga, training karyawan, dan
perlengkapan penjualan. Tapi untuk periode promosi sampai bulan Juli, saya jual
hanya dengan harga Rp 5,5 juta, katanya.
Melihat gaga bisnisnya, ada beberapa hal yang menarik pada pengusaha belia ini.
Riezka memulai bisnisnya dengan modal yang relatif kecil, dengan menjual produk
yang banyak dibutuhkan orang sehingga risiko kegagalan lebih kecil.
Hal kedua, setiap kali mengembangkan bisnisnya, Riezka selalu menerapkan sistem
kemitraan. la membuka diri untuk menggandeng mitra bisnis untuk bersama-sama
memadukan kekuatan guna mengembangkan usaha. Riezka mengaku sangat ingin
menularkan semangat berwirausaha kepada semua orang sejak dini. Saya
bermimpi bangsit ini bangkit bersama sehingga kemiskinan tak ada lagi, katanya.
Dengan strategi kemitraan ini, Riezka juga bisa memiliki waktu lebih banyak.
Faktanya, sambil terus mengembangkan usahanya, ia bisa menyelesaikan kuliahnya
dengan nilai yang baik. IPK saya tidak pernah kurang dari 3, ujarnya sambil
tersenyum. Orang tuanya yang dulu menentang usahanya, kini berbalik mendukung
dan menyemangatinya.
Dengan kejelian membaca peluang pasar dan mengembangkan inovasi produk,
Rizka mampu mengembangkan bisnisnya dengan relatif cepat. Dalam tempo tak
sampai dua tahun, Ezka Giga Pratama yang didirikannya dengan modal awal sangat
minimal ini kini telah memiliki aset sekitar Rp 500 juta ibaratnya dari kilobyte
menjadi giga. Berkat sistem franchise dan jaringan kemitraan yang dibangunnya,
jangkauan usahanya juga terus membesar dan beranak-pinak.

JATUH BANGUN MENGHADAPI TANTANGAN


Jika kini terlihat perjalanan usaha Riezka berlangsung begitu mulus dan pesat,
jangan menyangka ia tak pernah menghadapi rintangan. Tantangan pertama justru
berasal dari lingkar dalam keluarganya sendiri. Orangtua Riezka menentang
keinginan anak pertama mereka ini untuk mengembangkan potensi sebagai
wirausaha dan memintanya agar fokus kepada kuliahnya.
Namun si sulung bersikukuh pada pendiriannya. Ia ingin menjadi pengusaha,
sehingga memiliki keleluasaan mengelola waktu dan pendapatan sendiri. Saya
ingin mempunyai kebebasan waktu, tidak terikat dengan pekerjaan atau bos di
kantor, katanya.
Maka sambil kuliah, pada 2006-2007, Riezka mencoba berusaha dengan menjadi
distributor dari Tiens Group, perusahaan multilevel marketing produk makanan
kesehatan. Dengan tekun ia menawarkan dagangannya kepada teman-teman
kuliahnya. Hasilnya? Lebih banyak penolakan dan ejekan ketimbang dibeli,
ujarnya.

Pada tahun 2007 Riezka pernah ditipu mitra bisnisnya sendiri, yang membawa
kabur barang dagangan bernilai puluhan juta yang diambilnya dari Riezka.

Tantangan rupanya tak cukup sampai di situ. Pada tahun 2007 Riezka pernah ditipu
mitra bisnisnya sendiri, yang membawa kabur barang dagangan bernilai puluhan
juta yang diambilnya dari Riezka. Untuk menutup kewajiban pembayaran seluruh
tabungan saya ludes. Bahkan saya masih harus berutang kesana-kemari, katanya.
Hingga kini, mitra bisnisnya raib dan tak mempertanggungjawabkan kewajibannya.
Sementara Riezka kehilangan kepercayaan dari teman-temannya, bahkan
mengalami hinaan yang menyakitkan, dari downline-nya.
Toh mantan penyiar Radio Mora FM (2005) dan redaktur berita Radio Garuda (2007),
keduanya di Bandung, ini pantang menyerah. Ia kembali bangkit dan siap melata
dari anak tangga terbawah, dengan menjajakan pulsa tadi. Lalu sedikit demi sedikit
mengumpulkan modal untuk berbisnis kembali. Hasilnya, Riezka kini bisa
menegakkan kepada dan membuktikan bahwa jika ada kemauan, selalu ada jalan
mencapai keberhasilan. Ia juga telah membuktikan, jika dilakukan bersama-sama,
tak ada kata tidak bisa.

10. Farah Farce

Profil Pengusaha Online 17 Tahun

Siapa Farah Farce, hanya seorang gadis berumur 16 tahun ketika memulai bisnisnya dari nol
besar. Remaja kelahiran 22 April 1995 ini memiliki nama asli Farah Kemala Qurratu'ani, berbisnis
sejak duduk di bangku kelas 9 Sekolah Menengah Pertama. Hebatnya nih, ia melakukan semua
bisnisnya sendiri yaitu bisnis impor produk- produk fashion dari berbagai negara di kawasan Asia.
Dan hebatnya lagi, ia mengerjakannya tanpa modal apapun.

Kisahnya berawal dari kesukaanya sepatu sneakers. Dia bahkan berburu produk tersebut
diberbagai negara. Dia menginginkan produk- produk terbaik, dan tentunya yang tidak bisa
ditemukan di Indonesia. Ketika itu, dia menginginkan sneaker pertamanya dari seorang teman
menawari. Dia menggunakan sistem pre- order melalui seorang teman yang baru dikenalnya di
sebuah bimbingan belajar. Farah harus menunggu cukup lama, rasa kesal dan geram membuatnya
menanyakan hal ini langsung.
Bukannya sebuah solusi, dia hanya disuruh untuk menghubungi si penjualnya sendiri, dan dia itu
ternyata juga tinggal di Jakarta.
"Akyu kaget, aku pikir orangnya perantara langsung dari sana. Tapi ternyata dia juga perantara
disini," jelas Farah. Ia hanya mengembangkan senyumnya ketika pesanannya tiba ditangannya.
Dia senang karena sepatu tersebut tidak ada di Indonesia. Meski begitu terbersit keganjilan dan
berpikir tentang bisnis yang dilakukan temannya tersebut.

Pengalaman itulah membawanya memutuskan untuk menghubungi sang importir itu sendiri. Dia
menawarkan dirinya untuk menjadi perantara, menjualnya langsung ke pembeli seperti yang
dilakukan temannya. "Kenapa gak gue jualin juga disini," pikirnya kala itu. Dia yakin meski kala itu
statusnya sebagai pelajar SMP dan belum berpenghasilan. Bekalnya hanyalah satu yaitu
pengalaman ketika SD, menjual produk secara online, membuatnya cukup PD menego si importir
tersebut.
Farah lantas pernah memajang foto- foto barang importir tersebut. Ia kemudian menuliskan katakata khas anak muda. Dia kemudain menjual produknya itu melalui Facebook. Ia pun berhasil
menjual sepatu- sepatu tersebut hingga kurang lebih 15 pasang hari itu juga.

Bisnis Dropship
Farah menawarkan sistem dropship kepada sang importir tersebut. Dropship sendiri ialah sebuah
sistem alternatif perdagangan dimana para pemilik barang hanya menerima pesanan, lantas
mengirim produknya lewat paket, tentu setelah pembayaran oleh sang parantara dari pembayaran
pembeli. Istilahnya mungkin mirip broker tanah. Perantara akan mendapatkan pesanan dan
menerima uang untuk disetorkan. Tak lup perantara harus menambahkan untung sedikit.
Ini merupakan sistem yang lazim dijalankan oleh pebisnis online masa kini. Dropship memberikan
kemudahan bagi penjual online yang memiliki modal atau pun tidak. Mereka hanya akan
menawarkan produk tersebut besar- besaran. Saat pesanan datang, mereka akan meminta
pembeli untuk membayar dimuka dulu. Ketika pesananan masuk dan uang telah diterima, para
penjual online meminta si pemilik barang mengirimkan ke alamat pembeli.

Pengemasan dan pengiriman hanya dilakukan oleh pemilik barang saja. Berbeda sedikit dari
biasanya, Farah memilih mengontrol kualitas barang sebelum dikirim ke alamat pembeli sendiri.
"Gimanapun semua barang harus transit dulu di rumah aku dulu. Setelah aku cek barang ini bagus,
baru aku kirim ke alamat pembeli. Kalau barangnya jelek, aku kembalikan kesana. Jadi prosesnya
ke supplier di luar negeri, ke rumah aku, baru ke alamat pembeli. Aku engga mau jualan barang
jelek sampe mengecewakan pelanggan," tegasnya.
Meski terdengar beresiko baginya karena bisa "tombok". Buktinya ini dijalankan oleh Farah baikbaik saja. Bermodal selain uang, ia sendiri memiliki kemampuan untuk mengamati kualitas produk.
Serta paham akan kebutuhan pasarnya.

Belajar bisnis
Tentunya bisnis miliknya punya resiko tinggi yaitu menyangkut kepercayaan. Ditambah, ia harus
membayari pengiriman sendiri ke pembeli. Dia harus memastikan dulu agar produknya bagus atau
dikirim kembali ke supplier. Farah juga harus memiliki kemampuan negosiasi tingkat tinggi. Ia tidak
hanya pandai berbisnis tetapi juga pandai bergaul. Tak hanya di dunia nyata, ia pandai bergaul di
dunia maya.
Ia ingin tau bagaimana orang sukses berusaha. Farah aktif menggunakan akun Twitter nya
(@farcee), iseng mencari tau timeline Twitter milik miliarder muda, Bong Chandra. Dari timeline
Twitter Bong Chandra, ia pun berkenalan dengan pengusaha muda seperti Putu Putrayasa,
Nyoman Sukadana, Joe Hartanto, dan Citra Hafiz melalui Twitter. Setelah mencoba berkenalan
dengan mereka, ia diperkenalkan kepada Jaya Setiabudi, Director of Young Entrepreneur Academy
melalui Citra Hafiz.
Perkenalan singkatnya dengan Jaya Setiabudi memberikan pengalaman tersendiri. Dia mampu
membuatnya terpukau akan semangat berbisnisnya sejak kecil. Jaya Setiabudi, sang pengarang
buku best seller "The Power of Kepepet", akhirnya mau menjadi mentornya. Farah pun semakin
percaya diri dengan bisnisnya, dan bercita- cita berkuliah ke Eropa tanpa bantuan orang tua.
Kini, dia mengeluarkan merek sepatunya sendiri yaitu "Farce". Dia juga berjualan secara online di
Farceee Online Shop yaitu toko online yang menjual barang- barang original dari luar negeri dan
produknya sendiri. Ia telah memiliki pengalaman berdagang dengan pemasok asal China, Inggris,
Singapura, Vietnam, dan yang terakhir Thailand. Berkat kerja kerasnya pula, ia mendapatkan
banyak tawaran seminar menjadi pembicara serta tampil di berbagai majalah.
Terkakhir, dia pernah diberi kesempatan menjadi event organizer pesta sweet seventen.

11. RAHMAT L. BIALANGI

Rahmat Latief Bialangi (24), pemilik Biro Perjalanan Wisata yang bernama Andrasta
Tour & Travel yang berkantor di Pinrang, Sulawesi Selatan lahir di sebuah Desa kecil di
Limboto. Di usianya yang masih muda, Rahmat berhasil menjadi seorang pengusaha
muda di rantau orang. Anak sulung dari empat bersaudara ini sejak kecil bercita-cita ingin
jadi seorang pengusaha. Sayangnya cita-cita mulia itu jadi bahan olok-olok sebagian
orang. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan Ia hanya anak dari seorang pedagang
kami lima. Sementara ibunya merupakan pegawai di Kementerian Agama di Kabupaten
Gorontalo. Olok-olokan itu tak membuatnya patah arang.
Setelah tamat dari jenjang Sekolah Menegah Atas di Pondok Pesantren Al Falah Limboto
Barat, Rahmat memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di luar daerah. Keputusan itu
ternyata tidak semudah yang dia bayangkan. Bapaknya menentang keras niatnya. Bukan
tanpa alasan, penghasilan orangtuanya yang pas-pasan menjadi biang
permasalahannya. Apalagi adik-adiknya yang masih duduk di bangku sekolah juga butuh
biaya. Anak yang pernah Juara I lomba pidato Bahasa Inggris tingkat MA se Provinsi
Gorontalo tahun 2005 itu tak lantas putus asa. Ia berusaha meyakinkan kedua
orangtuanya dan akhirnya orangtuanya pun luluh. Ia pun melanjutkan pendidikan di Kota
Makassar, tepatnya di Universitas Muslim Indonesia.
Hidup di rantau orang ternyata tidak mudah. Berbagai rintangan yang harus dihadapi.
Berbekal cita-cita yang tertanam dalam hati, Rahmat tak pernah mengeluh meski harus
jalan kaki setiap hari ke kampus. Di Kota Makassar, Ia bertemu dengan teman-teman
yang berasal dari Gorontalo. Berbeda dengan Rahmat, sebagian mereka punya fasilitas
lengkap, dari kost yang nyaman, ada tv, meja belajar, hingga falitas sepeda motor. Meski
demikian Ia tidak minder, karena ia yakin semua akan indah pada waktunya selagi
berusaha. Dengan penuh kesabaran Ia melewati getirnya hidup sendiri di tanah rantau.
Cucuran keringat yang membasahi bajunya dikala panasnya matahari membuatnya
tambah bersemangat.
Seiring berjalannya waktu, Rahmat berinisiatif mencari kerja sampingan dengan tujuan
agar bisa meringankan beban orangtuanya. Lagi-lagi niatnya tersebut malah dijadikan
bahan tertawaan teman-temannya. Namun ia tak mengindahkan tertawaan itu. Baginya
itu ibarat api yang membakar semangatnya. Alhasil pemuda kelahiran 28 Maret 1989 ini
pun diterima sebagai Wartawan bagian pendidikan di Harian Fajar Makassar.
Sejak bergabung di Fajar, Ia mengaku banyak mendapatkan pengalaman yang luar
biasa. Diantaranya, bisa bergaul dengan para pejabat Kota Makassar bahkan pejabat
Provinsi Sulsel. Tak hanya itu, dengan mudahnya ia bisa bertemu dan bercanda ria
dengan para artis Indonesia. Pengalaman yang tidak pernah terbayang sebelumnya. Di
tengah kesibukkannya, pemuda yang pernah mewakili Provinsi Sulsel di Jambore

Penganugerahan Pemuda Berprestasi 2010 di Jawa Barat ini juga aktif dibeberapa
organisasi kepemudaan diantaranya sebagai Pengurus KNPI Provinsi Sulsel periode
2010-2013 dan HIPMI Pinrang. Satu hal yang paling ia syukuri adalah saat ia
menyelesaikan studi sarjananya dalam kurun waktu tiga tahun empat bulan dengan
predikat cumlaude.
Setelah meraih gelar sarjana, Rahmat menyudahi karirnya di dunia jurnalistik, dan beralih
ke perbankan. Kebetulan Ia diterima di salah satu Bank dan di tempatkan di Pinrang,
Sulawesi Selatan. Namun baru enam bulan berkiprah di perbankkan, Ia mulai bosan
dengan rutinitas yang Ia jalani. Dari sinilah cikal-bakal Rahmat menjadi seorang
pengusaha. Kebosanannya kerja di Bank, membawa Ia melihat peluang untuk berbisnis
travelling. Ia pun nekat resign dari Bank dan membuka usaha Biro Perjalanan Wisata
yang diberi nama Andrasta Tour & Travel . Sepak terjangnya di bisnis travelling masih
tergolong muda. Namun demikian usaha yang Ia geluti mulai membuahkan hasil yang
mengejutkan. Walaupun baru berdiri satu tahun, Ia berhasil meraup omset yang fantastis
sebanyak 1,5 milyar rupiah. Predikat pengusaha muda yang melekat pada dirinya, tak
lantas membuatnya sombong. Rahmat tetap menjadi pribadi yang rendah hati.

12. David Yuwono

MESKI masih belia, David Yuwono akrab dengan dunia bisnis. Sejak usia 19 tahun,
dia bertekad untuk mencari uang sendiri. Tapi siapa sangka, kebulatan tekad untuk
berpenghasilan ini lantaran terpicu celetukan sang ayah.
Alkisah, pada awal masuk kuliah, David mulai menjalin kisah cintanya. Lantas ayah
bilang, pacaran kok pakai duit orangtua, kenang dia. Merasa tertantang, David yang
saat itu duduk di semester tiga lantas berniat untuk mencari duit sendiri. Dia juga
ingin mendapat pengalaman bagaimana susahnya mencari uang.
Awalnya, David menjual spageti, yang dimasak oleh pembantunya, di kampus. Jadi,
teman-teman tak perlu pergi ke kantin, ujar pria yang baru lulus dari Universitas
Prasetiya Mulya, Desember 2013.
David juga pernah menjajal profesi sebagai agen asuransi dan broker properti. Dia
pun tak segan jualan saringan air ke toko-toko bangunan dan jualan buku.
Pokoknya, apa yang bisa menjadi duit, saya jalanin, kata dia. Bahkan, ia pernah
juga berjualan kue bersama teman-teman, walau akhirnya bubar.
Berbagai pengalaman berbisnis itu, ternyata memupuk kejelian David untuk mencium
peluang. Ketika melihat anak-anak muda gemar memakai celana jins berbahan dry
denim, tebersitlah ide untuk membuat tas dari bahan serupa.
Kebetulan, saat itu, memang belum ada produsen tas yang memanfaatkan dry
denim. Ini adalah sejenis kain jins mentah, yang membentuk corak dan warna unik
sebelum pencucian pertama kali. Jadi, semakin lama dipakai, justru makin keren.
Tas itu, kan, juga jarang dicuci, jelas David.
April 2011, dengan modal Rp 800.000 dari tabungannya, David membuat delapan
tas sebagai contoh. Karena mengandalkan bahan yang sedang populer, David
memilih bikin model tas ransel yang simpel.

Sesuai dengan bahan yang dipakai, David menyematkan merek Dry Bag pada
produknya. Tak lupa, dia menciptakan tagline ?makin brutal kamu pakai, makin
keren? untuk mengokohkan brand Dry Bag.
Karena sudah mengenyam pengalaman sebagai penjual, David tak kesulitan
menerapkan strategi pemasaran. Intinya, saya harus menciptakan orang-orang yang
seperti saya sebagai penjual, cetus dia yang juga membawa sendiri tasnya.
Dimulai dari lingkaran terdekat, David meminta sejumlah teman untuk memakai
tasnya. Tak ketinggalan, lulusan SMA Gonzaga ini juga minta tolong adik kelasnya di
sekolah tersebut menjadi kepanjangan tangan. Tentu saja, ada iming-iming komisi
jika mereka berhasil menjual tas tersebut.
Selain mahasiswa, David memang membidik pasar dari pelajar SMA. Karena itu, dia
menetapkan harga yang tak mahal, yakni Rp 140.000 per tas.
Saya harus menyesuaikan harga ini sesuai dengan kantong mereka, ujarnya.
Ternyata, tas David mendapat respons cukup baik, terutama dari pelajar SMA. Tiga
hari di Gonzaga, bisa laku 130 tas. Mereka suka bahan dry denim, meski terlihat
lusuh, cetus David. Sepanjang 2011 itu, dia berhasil mencicipi untung hingga Rp 12
juta.

Harga yang pas


Sayang, roda bisnis yang siap berlari ini harus menghadapi rintangan. Pada akhir
2011, David melihat kualitas tasnya menurun. Terutama, pada aksesori pengait tas,
kata dia.
David memang tak membuat sendiri produknya. Dia mengajak penjahit
langganannya menjadi pemasok tas. Jadi, saya hanya menunjukkan bahan dan
model, lantas penjahit itulah yang membuat tas sekaligus mencari bahan dan
aksesori-nya, terang pria berpenampilan low profile ini.
David pun sempat bingung ketika kualitas Dry Bag-nya semakin menurun. Dia tak
ingin mengecewakan para distributor dan konsumennya. Lantas, dengan pinjaman
modal dari sang ayah, sebesar Rp 20 juta, David memutuskan untuk membuat
workshop sendiri. Rumah sang orangtua di Cinere disulapnya menjadi workshop,
sekaligus kantor.

Beruntung, seorang penjahit berpengalaman mau bergabung dalam workshop David.


Alhasil, David tak menemui kesulitan di saat-saat awal merintis produksi tas sendiri
pada Januari 2012. Dia pun kembali kembali fokus memperluas penjualan dan
pengembangan usahanya.
Tak terbatas dengan bahan dry denim, David juga mulai merambah bahan jeans
japan dan cordura. Model tas pun terus berkembang. Kini, dia juga membuat tas
slempang dan tas ransel berkapasitas besar untuk kebutuhan traveling.
Bukan hanya tas, David yang kian lincah berbisnis ini juga mengendus peluang untuk
menjual sepatu. Sejak pertengahan 2012, dia mulai berbisnis sepatu kulit dengan
merek SuedeShoe. Namun, dia hanya mengincar konsumen pria untuk produk alas
kaki ini. Arena, perempuan lebih pandai berbelanja, celetuk dia beralasan.
Produk berkualitas dan harga yang pas menjadi senjatanya untuk bergerilya merebut
pasar. Khususnya, dalam soal harga, David mengaku, pertimbangannya harus benarbenar matang. Itu salah satu kunci merebut pasar, ujar dia. Karena itu, meski
berbahan kulit asli, banderol sepatunya hanya berkisar Rp 200.000-an.
Seiring dengan perkembangan bisnisnya, David juga kembali menjalin kerjasama
dengan pemasok. Bahkan, hampir 80% produknya dipesan dari para supplier-nya,
sehingga dia tetap bisa berkonsentrasi dalam pemasaran. David ingin
mengembangkan pasarnya hingga ke luar negeri. Itu sebabnya, selain penjualan
lewat reseller dan distributor, dia rajin menggarap media-media penjualan online.
Produknya pun terpampang di sejumlah gerai online, semacam Lazada dan Kaskus.
Tak heran, setelah tiga tahun menjadi pengusaha, salah satu pemenang lomba
pengusaha muda yang diadakan salah satu bank ini mampu mendulang omzet
berkisar Rp 800 juta sepanjang 2013 lalu.

Modal irit
Membagi waktu antara kuliah dan bekerja bukan perkara yang mudah. Apalagi, jika
itu harus dilakukan di masa muda, saat seseorang cenderung menghabiskan waktu
untuk bersenang-senang bersama teman-temannya.
David Yuwono, yang merintis bisnisnya sejak semester tiga duduk di bangku kuliah,
pun harus merelakan sebagian waktunya untuk bermain bersama teman. Sebab, dia
harus pandai membagi waktu, supaya bisa menjalankan bisnis sembari
menyelesaikan kuliah.

David pun bercerita, dulu, dia kerap mengorbankan waktu bermain bersama temanteman. Kalau istirahat, saya jalan kaki, mengambil pesanan tas ke penjahit yang
kebetulan tak jauh dari kampus, ujar dia.
Dia memilih mengorbankan waktu bermain, karena tetap ingin menyelesaikan
kuliahnya tepat waktu. Nyatanya, David lulus tepat waktu, yakni empat tahun, dengan
indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,09. Saya juga tak pernah mengulang mata kuliah,
ujar dia.
Selain memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dengan menjalani usaha sewaktu
kuliah, David juga lebih menghargai nilai uang. Sebab, dengan menghasilkan uang
sendiri, dia sadar sulitnya mencari uang. Dorongan saya untuk punya penghasilan
sendiri juga karena terlintas pikiran jika sudah tidak ada orangtua yang menopang
hidup saya, kata dia.
David enggan menggelontorkan banyak uang untuk memodali bisnisnya. Ia
memegang teguh prinsip: sebisa mungkin mengeluarkan modal bernilai kecil, bila
perlu nol rupiah. Kalau perlu modal dengkul, seandainya jatuh tidak sakit. Tapi,
dengan modal sedikit dan perusahaan bangkit, itulah yang sulit, ujar dia.
Lantaran itu pula, David tidak pernah berhenti belajar. Setiap terjun ke bisnis baru
merupakan tahap pembelajaran baginya. Enggak perlu takut jika produk awalnya
kurang bagus. Jika tekun, pasti akan memperoleh hasil lebih baik, kata dia.
Dia belajar untuk membuat gerai penjualan online sendiri. Dengan membuat sendiri,
akan lebih fleksibel untuk menambah produk-produk baru, kata David yang
membuat sendiri lapak situs di m.newtasdry-denim.com. | J. Ani Kristanti

13. Elang Gumilang

Biografi Elang Gumilang Pengusaha Properti


Sukses Di Usia Muda
Monday, February 8, 2016

Biografi Pengusaha - Bagi Anda yang bergerak di bidang bisnis pasti tidak asing
dengan Elang Gumilang. Pribadi yang dikenal sebagai sosok mandiri dan tidak suka
bermanja-manjaan. Ketertarikan terhadap dunia usaha semakin terasah ketika Elang
memasuki bangku SMA yaitu targetnya memiliki uang sebesar 10 juta rupiah untuk
biaya kuliah. Target ini semata-mata dilakukannya untuk melatih kemandirian dan
tanggung jawabnya sebagai seorang anak.
Berjualan kue donat adalah langkah awal yang dilakukan Elang untuk mencapai
target tersebut. Namun ketika kedua orangtuanya mengetahui bisnis ini, Elang
diminta berhenti dan berkonsentrasi menghadapi UN. Setelah berhenti berjualan
donat dan memasuki bangku kuliah, jiwa bisnis dan semangat Elang tidak pernah
surut. Melalui berbagai perlombaan Elang mengumpulkan uang untuk membiayai
kuliahnya di Institut Pertanian Bogor.
Elang kemudian menyalurkan kembali hobi bisnisnya dengan berjualan sepatu
dengan modal awal 1 juta rupiah. Berjalan tiga tahun bisnisnya mendapatkan
kendala berupa kualitas sepatu dari pemasok yang turun dengan alasan
penghematan biaya. Kegagalan pada bisnis sepatu tidak mematahkan semangat
Elang, Ia kemudian menjajal beberapa usaha lain seperti bisnis pengadaan lampu
bersama sebuah perusahaan besar serta bisnis minyak goreng. Karena menemukan
beberapa kendala akhirnya Elang mengambil keputusan untuk menghentikan bisnis
tersebut.
Setelah mengalami berbagai kegagalan, Elang terus mencari ide bisnis berpeluang
besar. Walaupun terbilang cukup mapan ketika berada dibangku kuliah, Elang tidak
pernah berhenti untuk terus berkarya. Menganalisis pasar property yang semakin
tinggi maka Elang memutuskan untuk memulai usaha bisnis property. Memiliki
strategi pemasaran berupa pengadaan objek-objek properti dengan harga terjangkau
dan angsuran yang ringan bisnis ini dapat dengan mudah diterima masyarakat dari
berbagai kalangan.
Bisnis property yang dijalankan pria kelahiran 6 April 1985 ini diawali dengan
mendirikan perumahan sederhana dengan harga yang relatif terjangkau untuk

kalangan menengah dan menengah kebawah. Melakukan promosi melalui surat


kabar local adalah cara yang dipilih Elang sekaligus untuk menghemat biaya
promosi. Walaupun perumahan yang dibangunnya mengarahkan target kepada
kalangan mengengah kebawah namun Elang tetap memberikan fasilitas umum yang
lengkap seperti kemudahan akses kendaraan umum, lapangan olahraga, lokasi
dekat sekolah dan klinik 24jam. Kelengkapan fasilitas tersebut membuat bisnis
perumahan Elang ludes terjual dengan cepat.
Melanjutkan bisnis perumahan dan property, Elang kini terus mengembangkan
dibawah naungan perusahaan Elang Group (www.elanggroup.co.id). Kerja keras
terus diupayakan Elang untuk membesarkan usahanya. Berbagai strategi dilakukan
mulai dari pemilihan kawasan, target pasar hinga penentuan harga. Saat ini Elang
berupaya untuk mewujudkan cita-citanya membuka lapangan pekerjaan untuk
100.000 orang yang diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran. Prestasi
dari Elang adalah penghargaan berupa Wirausaha Muda Mandiri dan Indonesia Top
Young Entrepeneur (2007-2008).

Biodata Elang Gumilang


Nama Lengkap : Elang Gumilang
Tempat Lahir : Bogor, 06 April 1985
Pendidikan : S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
Pekerjaan : Pengusaha, CEO Elang Group
Website: elanggroup.co.id
PENGHARGAAN

Pemenang I Wirausaha Muda Mandiri (2007)

Top Youth Entrepreneur versi Warta Ekonomi ( 2008)

Man of the Year 2008 versi Group Jawa Pos

Pemuda Pilihan 2008 Versi TV One

Juara Lelaki Sejati Pengobar Inpirasi 2009 versi Bentoel

Tokoh Pilihan Majalah Tempo (2009)

Penghargaan Ernst & Young Indonesian Entrepreneur Of The Year 2010

Pemuda Andalan Nusantara (2010)

Demikian biografi Elang Gumilang pengusaha kontraktor perumahan khusus orang


miskin raih kesuksesan di usia muda. Semoga dengan
pembahasan biografipengusaha.com anda dapat belajar dari kisah mulai usaha
sampai meraih kesuksesan

14. Victor Giovan Raihan

Pelajar SMA asal Indonesia yang sukses berbisnis. Kisah kali ini tentang Victor Giovan Raihan
pengusaha Teh Kempot. Kelahiran 26 September 1994 sukses berbisnis sendiri. Semua cuma
berawal keisengan melihat maraknya minuman cepat saji. Usaha aneka minuman memang sedang
ngetren. Mulai susu, cincau, teh, kopi atau jus buah.
Dia melihat peluang di yogurt. Meracik minuman teh berbahan yogurt. Ide awalnya iseng membuat
minuman yang memadukan teh dan yogurt (susu fermentasi). Ternyata rasanya nikmat juga
mengundang banyak orang ingin mencoba. Uang sebesar Rp.3 juta lantas dikeluarkan Giovan.
Uang pinjaman milik orang tuanya sekitar 2012 -an.
Teh Kempot sendiri muncul lewat pengamatan iseng. Dia mengamati ketika orang tengah minum
minuman pake sedotan. Maka keliatan pipinya kempot tetap menyedot walau minuman sudah
habis. Jika teh terasa enak pasti nagih dan kempot lah pipi mereka lagi. Harapan Giovan dari nama
tersebut ialah minuman miliknya yummy.
Dulu sekali, ternyata dia pernah berbisnis bakso sebelum jualan Teh Kempot. Bisnis bakso miliknya
lumayan berkembang punya 5 cabang. Semua outlet berada di Kota Malang hingga sekarang.
Cuma penemuan Teh Kempot membuatnya pindah fokus.

"...kuliner seperti, Bakso Mercon yang sedang saya kelola, marjin keuntungannya cuma 100
persen," jelas dia. Tenang dia masih berjualan bakso tetapi juga minuman. Mudahnya orang makan
bakso butuh minuman itulah Teh Kempot.
Hal paling mengejutkan adalah, secara blak- blakan, ia menyebut Teh Kempot marginnya 350
Memang bisnis minuman cepat saji tidak ada matinya. Giovan sendiri waktu itu belum berniat
memfranchisekan. Putra sulung dalam keluarga, yang juga siswa SMA N 1 Kepanjeng, masih ingin
fokus

mengerjakan

10

cabangnya.

Untuk omzet sendiri sudah mencapai paling sedikit 2 juta per- bulan/outlet. Meski begitu dia masih
anggap ini sebagai bisnis pemula. Ia belum lekas puas atas hasil. "Saat ini per outlet paling apes
menghasilkan Rp 2 juta per bulan. Outlet lain yang ramai bisa lebih dari itu," aku Giovan.

Awal teh kempot


Semua bermula dari sebuah rumah di Jalan Panji II Kepanjen. Pemuda 18 tahun dari pasangan Sri
Winarsih dan Bambang Hermanto ini, memulai membuat minuman teh sederhana. Caranya cukup
membeli teh yang sudah setengah matang. Ia lantas mencampurnya dengan yogurt. Aneka
minuman

pun

lahir

berasa

lemon

tea,

stroberi,

dan

cokelat.

Untuk kemasan dijual per- 250 ml seharga Rp.2000- 2.500. Jumlah karyawan juga sudah banyak
yakni 50 orang. Ini termasuk karyawan warung Bakso Mercon yang masih terus bertahan. Setiap
harinya diakui bisa memproduksi 70 gelas. Kemudian bahan gula dibutuhkan Teh Kempot ialah 4kg
per-

outlet/hari.

Meski sudah sukses berbisnis minuman, Giovan mengaku tetap mengerjakan bisnis bakso. Ini
adalah bisnis core atau bisnis utamanya. Dia menyebut karena omzetnya besar. Karena teh
merupakan bisnis sampingan, maka dia berencana menggaet mitra kerja kedepan. Entah
konsepnya

franchise

ataupun

bukan

belum

dia

tentukan.

"Saya akan menambah mitra di kota- kota besar, seperti Surabaya dan Sidoarjo," paparnya.
Bekerja keras Giovan merguk keberuntungan ketika masih muda. Beruntunga dia mampu
mengikuti

kata

hati.

Dia

mampu

meyakinkan

kedua

orang

tuanya.

Usut- punya usut dia pernah direncanakan harus masuk polisi. Beruntungnya dia sudah berbisnis
sejak masih di usia belia. Sekarang Giovan bisa nyeletuk kalau jadi polisi apa omzetnya bisa
puluhan juta. Jujur keluarga memang berasal dari jalur bersenjata. Itulah kenapa nama depannya
Victor

yang

berarti

kemenangan,

yang

menang

berusaha.

Perluasan usaha dilakukan lewat mengajukan kredit kemana- mana. Semua masih memakai modal
pribadi dan orang tua. "Toh bapak saya dapat fasilitas kredit dari bank, yakni kredit kepolisian. Saya
pinjam

dari

situ

juga,"

candanya.

Awal membuka bisnis Teh Kempot modalnya Rp.3 juta. Ia membuka satu outlet dulu. Terus
berkembang, ia mampu membuka banyak lagi. Total 10 outlet dikelola sendiri dan 17 milik
mitranya. Untuk bermitra Teh Kempot cukup mengeluarkan Rp.3,5 juta. Kamu mendapatkan grobak
serta

modal

100

gelas

kemasan

dan

alat

masak.

Mitra terbanyak datang dari Kota Malang, dan dua mitra lainnya berasal dari Palembang dan
Jakarta.
Kedua orang tua Giovan mengaku bangga. Mereka mendukung sepenuhnya usaha milik sang
anak. Mereka percaya membuka usaha sendiri akan membentuk mentalnya. Ia telah menjadi
sosok yang mandiri tidak bergantung kepada orang tua. Diumur 18 tahun apakah dia masih mau
menjadi polisi. Mungkin bisa menjadi polisi pengusaha.

15. Valentina Meiliyana

Valentina Meiliyana masih berusia 17 tahun ketika berbisnis pakaian dan sepatu pesanan (custom
shoes). Kini, ia memiliki merek fasionnya sendiri yaitu Selkius Maxwell, dengan produk andalan
yaitu Valentina Meiliyana Shoes. Dia sendiri terilhami oleh karya perancang dan juga pengusaha
sepatu, Manolo Blahnik.
Jaringanya meliputi para desainer fasion serta selebriti- selebriti asli Indonesia. Valentina jadi salah
satu perancang sepatu koleksi Eunika Joso di Jakarta Fashion Week 2011. Dia juga mendapatkan
pesanan sepatu khusus dari girl band yang sedang naik daun, Cherry Belle. Lebelnya berasal dari
ketekunan serta kegigihannya untuk mendesain baik pakaian dan sepatu.
Di 2008, ia iseng merombak pakaian bekas dengan bantuan seorang penjahit depan rumah.
"Saya sempat ganti penjahit beberapa kali, sampai akhirnya bertemu penjahit bagus lulusan
sekolah Inti Mode," terangya.

Sambil menjalani usaha sebagai perancang amatiran, dia juga menjadi agen penjualan sepatu
secara online. Ia tergoda akan desain sepatu unik lalu mengusulkan untuk menjualnya secara
online. Pada 1 Januari 2011, ia resmi menanda tangani kontrak kerja sama dengan si perajin
tersebut. Valentina mulai menjual produknya melalui situs jejaring sosial, kala itu melalui sosial
media Facebook. Dia memasang foto- foto produknya kemudian menawarkannya kebeberapa
orang.
Lambat laun, produknya itu mulai dilirik tidak hanya oleh pembeli baru, Valentina mendapatkan
perhatian dari majalah model DRESSCODE, dan sepatunya mulai tersebar ke penjuru Indonesia.
Seketika itu juga membuat bisnisnya melonjak jauh pendapatannya. Dia yang biasanya hanya
menjual 20 pasang sepatu per- bulan, kini membuat 200- 300 pasang. Ramaja kelahiran 13 Maret
1995 ini menjual produknya dengan berbagai macam harga sesuai kualitas produk.
Ia menjual dari harga Rp.200- 300 ribu. Dia lantas memutuskan keluar dari sekolah lalu
melanjutkan home schooling. Alasannya, "Dia sulit membagi waktu antara bisnis dan sekolah.
Sering terlambat," kata Hellen, ibunya.
Ia hanya belajar secara otodidak dari majalah dan televisi. Dia pernah dilibatkan sebagai
perancang sepatu saat peragaan busana kelulusan sekolah mode, La Selle Graduation Show
2011. Lagi, ia pun tersanjung mendapatkan pengalaman lagi merancang sepatu untuk siswa- siswa
di La Selle. Saat usinya menginjak 17 tahun, Valentina sudah senggup menggaji menejer
pemasaran.
"Omset perbulan Rp.45 juta hingga Rp.50 juta," kata Valentina.
Apa rahasia suksesnya hanyalah satu yaitu berani menembus batas. Dia menunjukan dirinya
sebagai desainer fasion meski secara akademisnya, dia bukanlah lulusan sekolah mode. Ia juga
dikabarkan telah melanjutkan pendidikannya kejenjang lebih tinggi. Bermodal bisnisnya sekarang
ia tak perlu lagi pusing memikirkan biaya kuliah seperti anak muda biasanya.

Anda mungkin juga menyukai