BLOK 16
UNIT PEMBELAJARAN 1
SAPI BERMATA KUNING
LEARNING OBJECTIVE
1) Sebutkan dan jelaskan penyakit parasit gastrointestinal ruminansia
(Etiologi, Patogenesis, Gejala Klinis, diagnosa, terapi)!
2) Bagaimana menyidik penyakit endemik dalam suatu populasi?
II.
PEMBAHASAN
1) PENYAKIT PARASITIK GASTROINTESTINAL
-Pada SapiA. PROTOZOA
1) Intestinal Coccidiosis
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Eimeria bovis. Cacing ini
berkembang secara aseksual di ileum, kemudian migrasi ke
sekum dan kolon.
Siklus hidup terdiri dari tiga fase. Fase sporulation, infection and
schizogony dan gametogony dan terbentuknya oosista. Pada
oocysta unsporulated terdiri dari protoplasma bernukleus,pada
kondisi yang menguntungkan pada tenperatur 270C akan terjadi
pembelahan dua kali sehingga menjadi 4, setiap nucleus menjadi
sporoblast, setiap sporoblast mengekresikan dinding sel yang
retraktil dan manjadi sporocyst, kemudian menjadi bentukan
seperti pisang manjadi sporozoid. Jadi setiap oocyst terdiri dari
empat sporocysta dan setiap sporocysta terdiri dari sporozoit
yang disebut dengan sporulated oocyst ini merupakan stadium
infektif. Jika sapi memakan pada fase ini maka sporocyst akan
keluar dan sporozoit akan diaktifkan oleh tripsin, setiap sporozoit
akan melakukan penetrasi pada setiap sel yang sering disebut
trophozoit, setelah beberapa hari akan berkembang menjadi
schizont, terdiri dari nucleus yang memanjang yang disebut
merozoit, setelah schizont matang maka merozoit akan keluar,
kemudian berkembang menjadi female and male gametocyte.
Mikrogamet masuk kedalam makrogamet dan kemudian
minggu
pada
domba
dan
minggu
pada
sapi
(Bowman,D.1999).
Pathogenesis dari haemonchosis, pada dasarnya terjadi hemoragi
anemia akut yang disebabkan oleh menyedotan darah oleh cacing.
Cacing dapat memakan darah 0,05ml per hari sekali makan. Pada
akut haemonchosis anemia terlihat selama 2 minggu setelah
terjadinya
peningkatan
erythropoiesis,
ini
kepada hospes
umumnya
melalui
penetrasi kulit, namun juga bisa karena tertelan L3. Bila tertelan
larva infektif, larva-larva tersebut akan mempenetrasi epitel
buccalis atau oesophagus.
Gejala klinis yang ditunjukkan berupa anorexia, berat badan
turun, diare, dan saat dinekropsi ditemukan erosi epitel usus.
Diagnosanya ialah dengan ditemukannya telur cacing berembrio
atau ditemukannya larva Strongyloides pada feses.
Terapi yang diberikan ialah dengan pemberian Thiabendazole
(Griffits, 1978)
C. CESTODA
1) Monieziasis
1) Coccidioisis
Disebabkan protozoa Eimeria parva, Eimeria ovina. Menyerang
usus halus, sekum, dan kolon. Siklus hidup, patogenesis, dan
pengobatan sama dengan coccidiosis pada sapi akibat infeksi
Eimeria sp. (Griffits, 1978).
B. NEMATODA
Infeksi Haemonchus contortus,
Strongyloides
papillosus,
Trichostrongylus spp.
C. CESTODA
1) Monieziasis
Disebabkan oleh Moniezia expansa dengan predileksi pada usus
halus.
Siklus hidupnya, telur yang dikeluarkan oleh proglotid gravid
dimakan oleh kutu oribatid, telur pecah sehingga kutu menelan
oncosfer, kemudian akan berkembang menjadi cacing muda
berupa sistiserkus, dan menjadi cacing dewasa dalam waktu 40
hari setelah kutu tertelan hospes definitifnya.
Infeksi cacing ini dalam jumlah besar pada domba dapat
menyebabkan diare, anoreksia, pertumbuhan terhambat, dan
penurunan produksi wool.
Diagnosa dan pengobatan yang diberikan sama dengan infeksi
pada sapi (Griffits, 1978).
D. TREMATODA
1) Cotylophoron sp
Sama seperti infeksi Paramphistomum sp pada sapi
2) MENYIDIK PENYAKIT ENDEMIK
Suatu wabah dapat terbatas pada lingkup kecil tertentu (disebut outbreak,
yaitu serangan penyakit), lingkup yang lebih luas (epidemi) atau bahkan
lingkup global (pandemi). Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik pada
suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi
tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.
Suatu infeksi penyakit dikatakan sebagai endemik bila setiap orang atau
hewan yang terinfeksi penyakit tersebut menularkannya kepada tepat satu
orang lain (secara rata-rata). Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan jumlah
orang atau hewan yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial,
suatu infeksi dikatakan berada dalam endemic steady state. Suatu infeksi
yang dimulai sebagai suatu epidemi pada akhirnya akan lenyap atau
mencapai keadaan endemik, bergantung pada sejumlah faktor, termasuk
virulensi dan cara penularan penyakit bersangkutan.
Fasciolosis adalah penyakit cacing penting yang disebabkan oleh dua
trematoda Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica. Penyakit ini
disebabkan oleh trematoda yang bersifat zoonosis. F. hepatica adalah ini
menimbulkan banyak kekhawatiran, karena distribusi dari kedua inang
definitif cacing sangat luas dan mencakup mamalia herbivora, termasuk
manusia Siklus hidup termasuk siput air tawar sebagai hospes perantara
parasit.
Fasciola gigantica
DAFTAR PUSTAKA
Bowman,D.1999. Parasitology For Veterinarians. USA: Elsevier
Griffits. 1978. A Handbook of Veterinary Parasitology. Minnesota University
Press.
Levine, N.D. 1994. Parasitologi Veteriner. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta
Urquhuart, G.M., Duncan, J.L. 1997. Life Cycle of Fasciola hepatica.
Veterinary Parasitology.2nded. New York.