dan malam terhadap bibit lele sangat riskan dan sering ada kematian.
Pada musim hujan, ada masalah sering terjadi kuning pada lele, ada
bercak-bercak pada sirip. Belum ada kepastian dengan obat, dikendalikan
dengan air. Pada musim hujan, air digunakan dari pertanian, kebun, jalan.
Jika ada penyakit kuning, akan banyak kematian. Pengamatan terhadap
air, langkah pertama pemakaian air dengan menggantikan air. Air pada di
kolam disedot, dengan menggunakan probiotik untuk membantu
pencernaan makanan. Penghematan pakan dan menghambat kelainan
pada lele.
Dideplang dan kampung lele merupakan kolam yang alami. Ada yang
menggunakan semi permanen, penanganan lebih banyak. Jika permanen,
kotoran ikan makin banyak. Biotlok dengan diberikan blower.
Dari kegagalan bibit, bibit dicoba satu sampai lima hari tidak diberi
makan. Setelah diberikan pakan dari sedikit, dan ada banyak mati.
Dikoreksi apa kah ada terlalu banyak pemberian makan, karena ada
pengembangan makan. Optimal diberikan pakan setelah remaja yaitu 1
bulan. Sambil lihat masa pasar, dalam waktu 1 minggu bisa dikejar
dengan memberikan pakan sebanyak-banyaknya. Pemberian pakan pagi
hari dan sore hari. Malam hari lebih baik dalam pemberian pakan, akan
lebih cepat pengembangan pakannya.
Dalam kondisi tidak diberikan pakan, dapat dikatakan bibit dalam kondisi
sehat. Ada permasalahan setelah pemberian pakan, jadi ada masalah. Ada
lele yang kuning.
Modal awal relatif, modal sekitar 10 juta dalam satu kolam ukuran 40
sampai 50 meter persegi. Pakan yang protein sekitar 30-32%, lemak
minim 6%, serat kasar 4,3% , abu 11% air minimal 12 %. Setelah panen
akan dipilah, antara konsumsi 7-10 ekor. I kg 12-14 ekor dimasukkan ke
kolam untuk dibesar. Ikg 5 -6 kg digunakan untuk konsumsi lain misalnya
untuk pedangang dipasar, pemancing. I kg ada 2 -1 ekor untuk
pemancingan. Untuk pelayanan ke pemancingan kecil, maka diadakan
pengolahan. Lele yang lewat dari masa konsumsi dikumpulkan untuk
dibuat keripiki lele dari daging, sirip dan kulit. Kepala lele diproduksi untuk
dibuat nugget.