1 PB
1 PB
Abstrak
Jaringan FTTH merupakan jaringan yang menggunakan media transmisi serat optik yang digelar dari Stasiun
Telepon Otomat (STO) sampai ke pelanggan. Pada penerapannya, teknologi yang digunakan adalah GPON.
Tulisan ini membahas perancangan jaringan FTTH berbasis teknologi GPON dari STO Cinta Damai sampai ke
perumahan Pesona Nabila, Jl. Sei Mencirim, Sunggal Medan. Setelah menentukan lokasi perancangan,
dilakukan identifikasi komponen dan konfigurasi jaringan, kemudian dilakukan analisis kelayakan jaringan
dengan menghitung nilai link power budget dan rise time budget. Berdasarkan perhitungan link power buudget
dengan jarak terjauh 5,23 km, total redaman untuk uplink adalah 24,1755 dB dan untuk downlink adalah 23,8094
dB. Nilai nilai tersebut sesuai standar, dimana nilai maksimal total redaman adalah 28 dB. Hasil perhitungan
rise time budget untuk uplink adalah 0,250 ns dan untuk downlink adalah 0,26024 ns. Nilai nilai ini terhitung
baik dilihat dari nilai maksimal yang diijinkan untuk sistem ini, yaitu sebesar 0,563 ns untuk uplink dan 0,2814
ns untuk downlink.
Kata Kunci : Jaringan FTTH, GPON, Link Power Budget, Rise Time Budget
6. Pendahuluan
Media transmisi mempengaruhi kinerja
jaringan. Media transmisi tembaga tidak
mampu untuk mengatasi kebutuhan trafik yang
semakin meningkat disebabkan keterbatasan
bandwidth kabel tembaga. Sehingga banyak
operator jaringan beralih menggunakan media
transmisi serat optik yang digelar dari Stasiun
Telepon Otomat (STO) sampai ke pelanggan,
yang dikenal dengan istilah jaringan FTTH.
Pada penerapan jaringan FTTH teknologi
yang digunakan adalah teknologi GPON.
Jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON
ini memang lebih baik dibandingkan jaringan
tembaga yang sebelumnya, namun dalam
pentransmisian masih terdapat rugi rugi
transmisi yang juga harus diperhitungkan untuk
kelayakan jaringan.
7. Tinjauan Pustaka
Media serat optik seukuran 1 mm untuk dua
puluh helai serat yang terbuat dari bahan kaca
murni, kemudian dibuat bergulung gulung
panjangnya sehingga menjadi sebentuk
gulungan kabel[1]. Tipe serat optik G.652
adalah tipe serat yang digunakan untuk
perancangan ini. Saat ini tipe dari jenis serat
single-mode ini dapat digunakan pada STM-1
(155Mbps) untuk mencakup jarak lebih dari
113
SINGUDA ENSIKOM
114
SINGUDA ENSIKOM
3. Metodologi Penelitian
Adapun alur penelitian perancangan
jaringan FTTH berbasis teknologi GPON yang
dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.
115
3,37
dBm
Downlink Wavelength
1490
Nm
Uplink Wavelength
1310
Nm
Spectrum Width
Nm
Downstream Rate
2.488
Gbps
Upstream Rate
1.244
Gbps
150
Ps
150
Ps
45
-5
-48
SINGUDA ENSIKOM
b. Konektor
Redaman dari konektor serat optik
didefinisikan pada persamaan (1) sebagai
berikut[5]:
P
(1)
Loss 10 log out
Pin
dimana:
Pin = daya optik sebelum titik koneksi (Watt)
Pout= daya optik setelah titik koneksi (Watt)
Pada perancangan ini jenis konektor yang
digunakan adalah SC/UPC. Spesifikasi
konektor dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Spesifikasi konektor SC[7]
Parameter Spesifikasi Unit
Tipe Serat
SM 24/4T Insertion Loss
0.25
dB
c. Splitter
Spesifikasi splitter dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Redaman passive splitter
Rasio
1:2
1:4
1:8
1:16
1:32
Redaman
2,8 4,0 dB
5,8 7,5 dB
8,8 11,0 dB
10,7 14,4 dB
14,6 18,0 dB
M pt pr total SM
(3)
dimana:
Pt = Daya keluaran optik (dBm)
Pr = Sensitivitas daya receiver (dBm)
SM = Safety margin, berkisar 6 8 dB
2. Rise Time Budget
Rise time Budget merupakan sebuah metode
untuk menetukan batasan dispersi dari suatu
link serat optik. Tujuannya yaitu untuk
116
SINGUDA ENSIKOM
2 1/ 2
No
1
2
3
(4)
dimana :
ttx
= Rise time transmitter (ns)
trx
= Rise time Receiver
(ns)
tchromatic =Rise time chromatic dispersion (ns)
tmodal = tidak bernilai atau nol karena
menggunakan kabel serat optik single mode
Nilai tchromatic dapat dicari dengan
Persamaan (5).
= ( ) .
(5)
No
3
4
5
6
7
8
9
10
11
(6)
dimana :
D() =chromatic
dispersion
coefficient
(ps/nm.km)
So
=dispersion
slope
parameters
2
(ps/nm .km)
0,7
(7)
br
Persamaan (8) digunakan untuk menentukan
kelayakan nilai total rise time (tsys) dengan
melihat nilai batasan rise time (tr), yaitu:
12
13
Layak
>0 dB
tsys < tr
Layak
Layak
Parameter
Nilai
Panjang kabel serat
5,23
optik
Redaman serat optik
(G.652) untuk uplink
0,35
(1310 nm)
Redaman serat optik
(G.652) untuk downlink 0,28
(1490)
Jumlah konektor
8
Redaman konektor
0,25
Jumlah sambungan
1
Redaman sambungan
0,1
Redaman splitter 1:4
7,25
Redaman splitter 1:8 10,38
Redaman instalasi
0,5
Daya Keluaran optik
3,54
Sensitivitas daya
-29
maksimum receiver
Safety Margin
6
Satuan
km
dB/km
dB/km
buah
dB/konektor
Sambungan
dB/sambungan
dB/splitter
dB/splitter
dB/km
dBm
dBm
dB
tr
tsys < tr
(8)
Batasan nilai kelayakan parameter jaringan
dapat dilihat pada Tabel 7.
< 28 dB
4
o3
Layak/Tidak
layak
So
4
Nilai
dimana :
Dt
= total chromatic dispersion (ps)
D() =chromatic
dipersion
coefficient
(ps/nm.km)
S
= Lebar Spektral Laser
(nm)
L
= Panjang Jarak
(km)
Parameter
117
SINGUDA ENSIKOM
7. Daftar Pustaka
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam merancang jaringan FTTH berbasis
teknologi GPON, spesifikasi perangkat
yang dipakai dan penempatannya sangat
mempengaruhi kualitas jaringan yang akan
dibangun.
2. Parameter link power budget untuk uplink
dan downlink memiliki nilai yang layak
karena memiliki hasil total redaman
dibawah 28 dB yaitu 24,1755 dB untuk
uplink dan 23,8094 dB untuk downlink.
Serta nilai margin lebih besar dari 0 dB
118