Anda di halaman 1dari 24

Presentasi UU Minerba

Mulyana Safina Abrar Advocates


In conjuction with
Center for Indonesian Energy and Resources
Law (CIERL)

Penggolongan Bahan Galian


1. Pertambangan Mineral
2. Pertambangan Batubara

Tambang Mineral terdiri dari:


a. Mineral Radioaktif
b. Mineral Logam
c. Mineral Non-logam
d. Batuan

Konsep Wilayah Pertambangan (WP)


WP ditetapkan berdasarkan perencanaan

tata ruang BUKAN keterdapatan mineral >>


IUP/IUPK tidak boleh terbit sebelum ada
WP
Prosesnya melibatkan Pemerintah, Pemda
dan DPR
Tujuannya agar tidak terjadi lagi konflik
tumpang tindih dengan sektor lain (WP bukan
domain sektoral)

Konsep Wilayah Pertambang - Lanjut


Sentralisasi penetapan WPN >> Pemerintah

dengan persetujuan DPR


Sentralisasi penetapan WUP >> Pemerintah

koordinasi dengan Pemda


Desentralisasi hanya untuk penetapan WPR

>> Wewenang Walikota/Bupati

Bagan Manajemen WP
Lihat tabel/matriks

Pembagian Kewenangan
Lihat Tabel

Sistem Pengelolaan Tambang


Rezim kontrak pertambangan ditiadakan
Menggunakan konsep perizinan (dengan

muatan ketentuan yang lebih jelas dan pasti)


Equal treatment : tidak ada lagi perbedaan
asing dan nasional/lokal
Diberikan berdasarkan mekanisme lelang

WPN
WPN dicadangkan untuk komoditas tertentu

dan untuk konservasi


Pengusahaan WPN menjadi WUPK
mensyaratkan persetujuan dari DPR
WUPK diprioritaskan bagi BUMN dan BUMD
Badan usaha swasta boleh mendapatkan
WUPK melalui lelang

Beberapa Aspek Hak dan Kewajiban


Larangan IUP/IUPK untuk leverage

IUP/IUPK tidak boleh dialihkan >> tidak


boleh lagi praktik jual beli perizinan (paper
trading)

IUP/IUPK tidak boleh dijadikan semata


mata leverage (komoditas) cari uang atau
dijadikan security (jaminan) untuk project
financing

Aspek Hak & Kewajiban - lanjutan


Saham Boleh Dialihkan
Dengan pemberitahuan kepada Menteri,
Gubernur atau Walikota/Bupati

Artinya: boleh dialihkan kepada asing


maksimal sesuai ketentuan BKPM (kini
PMA bisa hingga 100%) >> wajib divestasi
5 tahun setelah produksi

Boleh jual saham via pasar modal (go public)

bila telah ada discovery 2 wilayah prospek >>


financing hanya setelah eksplorasi dilakukan

Kewajiban Pengolahan
Semua hasil tambang wajib diolah di dalam

negeri >> tujuannya membangun industri hilir


Boleh menggunakan fasilitas pengolahan
pihak lain
Ada izin pengolahan khusus >> tidak harus
terintegrasi dengan izin hulunya
Khusus bagi perusahaan KK/PKP2B
diberikan waktu 5 tahun untuk membangun
pabrik permurnian

Kewajiban Local Content


(Penting dan Relevan Buat PTSI)
Pemegang IUP/IUPK wajib menggunakan dan

mengutamakan kontraktor lokal/nasional


PTSI mempunyai peluang besar untuk masuk

sebagai penyedia jasa pertambangan termasuk


untuk survey, pengujian dll
Larangan Operator outsourcing pekerjaan tambang

kepada afiliasinya

USAHA JASA PERTAMBANGAN


Manufaktur
Industri Penunjang

Lembaga Hukum
Usaha jasa
Penunjang

Industri Migas
EKSPLORASI
Lembaga
Keuangan &
Non-Keuangan

EKSPLOITASI

Lembaga
Asuransi

Teknologi
Informasi

Transportasi

Lembaga Pendidikan
(Jalur Akademis & Profesional)

Kewajiban Fiskal dan Keuangan


1. Hak Pemerintah Pusat
a. Pajak dan bea masuk;
b. Iuran Tetap dan Iuran Produksi
c. Kompensasi Data
2. Hak Pemerintah Daerah
a. Pajak daerah;
b. Retribusi;
c. Pendapatan lain yang sah sesuai undangundang

Kewajiban Fiskal - lanjutan


Tambahan Kewajiban Baru

Pemegang IUP/IUPK yang telah berproduksi


diwajibkan membayar royalti sebesar 10%
dari keuntungan bersih (net profit):

4% untuk Pemerintah Pusat;


6% untuk Pemerintah Daerah:
1% bagian Provinsi;
2,5% bagian Kabupaten penghasil;
2,5% bagian Kabupaten/Kota tetangga.

Kewajiban Lingkungan
Lingkungan
Wajib sedia dana jaminan reklamasi dan jaminan
pascatambang
Kegiatan dapat disuspensi bila ada masalah
lingkungan atas permohonan masyarakat >>
bagaimana dengan perusahaan yang telah
memperoleh Amdal?
Dalam masa suspensi kewajiban tetap jalan
Kewajiban strict liability kepada masyarakat yang
terkena dampak langsung pertambangan

Kewajiban Pengembangan Masyarakat


Sesuai Pasal 74 UUPT perusahaan tambang

wajib menyisihkan dana untuk CSR >> yang


dapat diperhitungkan sebagai biaya
Berdasarkan Pasal 108 UU Minerba,
pemegang IUP/IUPK (kecil maupun besar)
wajib menyusun program CSR yang
dikonsultasikan dengan stakeholders lain

Sanksi sanksi
SANKSI ADMINISTRATIF DAN PIDANA

Tidak melakukan pengolahan dalam negeri dapat dikenai


sanksi administratif (peringatan, suspensi kegiatan hingga
pencabutan izin)

Kegiatan illegal mining (tambang tanpa izin) diancam pidana

Kegiatan penampungan, pengolahan dan penjualan hasil


illegal mining diancam pidana

Sanksi sanksi
Hukuman pidana bagi pelaku indvidu dan
pelaku korporasi (Direksi/Komisaris)
Jenis sanksi sanksi pidana:
Pidana kurungan;
Pidana denda;
Pidana tambahan (pencabutan izin usaha dan status badan

hukum);
Perampasan inventory yang digunakan;
Perampasan keuntungan hasil tindak pidana;
Kewajiban bayar ganti rugi biaya (liquidated damages)

Sanksi - lanjutan
Kepala Daerah Harus Memberikan Sanksi

terhadap pemegang IUP/IUPK bermasalah


>> Bila tidak Menteri dapat men-suspen
kegiatan atau mencabut izinnya
Kepala Daerah yang menerbitkan izin yang
melanggar UU atau menyahgunakan
wewenang dapat dipidana

Ketentuan Peralihan (Pasal 169 - 172)


KK/PK2B tetap dihormati dan berlaku hingga berakhir
Penyesuaian dengan ketentuan baru dalam 1 tahun -

---TAPI Tidak ada sanksi bila kesepakatan gagal


dicapai
Pemegang KK/PKP2B wajib mengerjakan seluruh
wilayahnya >> Atau luas wilayah disesuaikan dengan
ketentuan UU, maksimal 100.000 (utk tahap
eksplorasi) dan maksimal 25.000 (utk tahap produksi)
Tidak mengatur soal status KP >> dapat
menimbulkan misinterpretasi terutama mengenai luas
dan jangka waktu KP

Ketentuan Peralihan - lanjutan


Luas wilayah KK/PKP2B akan dikurangi

(sesuai dengan ketentuan UU Minerba) bila


perusahaan tidak mengajukan rencana
kegiatan untuk SELURUH wilayah kerja
kepada Pemerintah
Aplikasi KK/PK2B yang telah diajukan 1
tahun sebelum UU ini akan diproses izinnya
tanpa melalui lelang

Kesimpulan
1. UU Minerba memberikan peluang terbuka

bagi PTSI sebagai BUMN untuk masuk


sebagai penyedia jasa yang dominan dalam
industri pertambangan
2. Perlu pengamanan yang lebih detail dalam
Peraturan Pelaksana dan Kebijakan
Pemerintah yang lebih detail
3. Perlu kerja kolaborasi antara BUMN sektor
Hulu dan Hilir untuk meningkatkan peran
BUMN dalam pelaksanaan UU Minerba

SELESAI

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai