Anda di halaman 1dari 62

BAB2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian


2.1.1

Proyek LB - Labuan Banten


Proyek ini berupa tanggul pemecah gelombang (breakwater) di
Pelabuhan Banten. Kendala yang timbul pada proyek ini adalah tanah
yang Iunak sehingga dapat menyebabkan penurunan yang cukup besar.
Oleh karena itu, perlu direncanakan pemecah gelombang (breakwater)
yang dapat berdiri stabil walaupun di atas tanah lunak dengan penurunan
yang relatiftidak terlalu besar.

2.1.2

Proyek CL- Sudirman Jakarta


Proyek ini terletak di Jalan KH Mas Mansyur Jakarta Proyek ini
berupa pembangunan jalan barn untuk keluar masuk kendaraan yang
parkir di basement. Jalan tersebut akan dibangun di sebelah bangunan
sehingga posisi jalan keluar untuk parkir berada di belakang bangunan.
Elevasi

jalan

menurun sehingga diperlukan penggalian. Dikarenakan

terdapat lahan parkir milik gedung tetangga yang berada di belakang


bangunan, maka

dalam

proses

penggalian harus

dipasang dinding

penahan berupa soldier pile dan strut sebagai pendukung agar ketika pada
proses penggalian tanah lahan parkir gedung tetangga tidak mengalarni

gedung
tetangga

gedung

CL
strut
f---

penggalian

soldier pile

Gambar 2.1 Potongan Melintang Proyek CL- Sudirman

2.2

Landasan Teori
2.2.1

Partikel Tanah
Tanah pada umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir
(sand), lanau (silt), atau lempung (clay) yang bergantung pada ukuran
partikel tanah tersebut. Kerikil (gravel) adalab kepingan-kepingan dari
batuan yang terkadang pula mengandung partikel mineral quartz (kuarsa)
dan feldspar (basil dari kristalisasi ion garam alkali seperti natrium dan
kalium). Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari mineral quartz dan
feldspar, ukuran partiker dari pasir lebih kecil dari kerikil. Lanau (silt)
sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis (berukuran amat kecil) dari
tanab yang terdiri dari butiran quartz yang sangat halus, dan sebagian
partikel pipih yang rnerupakan pecaban dari mineral mika Lempung
(clay) sebagian terdiri dari partikel miskropkopis dan sub-miskropkopis

3
Tabel2.1

Batasan- batasan Ukuran GoIongan Tanah

Massachusetts
Institute of
Technology (MIT)

>2

0,06-2

0,002- 0,06

<0,002

U.S Department
of Agriculture
(USDA)

>2

0,05-2

0,002-0,05

< 0,002

2 -76,2

O,o75 - 2

0,002- 0,075

< 0,002

4,75 -76,2

0,075-4,75

American
Association of
State Highway
and
Transportation
Officials
IAASHTO\
Unified Soil
Classification
System

2.2.2

< 0,0075

Konsolidasi
Konsolidasi adalah proses merapatnya partikel tanah selama satu
satuan waktu sebagai akibat pembebanan secara kontinu yang diterapkan
pada tanah. Biasanya disertai oleh terdisipasinya air tanah.
Kecepatan konsolidasi satu dirnensi (arah vertikal) untuk tanah
lempung pertarna kali dikemukakan oleh Terzaghi (1925) dengan asumsi:
Tanah (sistem lempung-air) adalah homogen
Tanah benar-benar jenuh

Air tidak dapat tertekan (incompressible)


butiran tanah tidak dapat tertekan (incompressible)

Hukum Darcy Berlaku


Dalam
diperhatikan

menganalisa
yaitu besarnya

settlement
penurunan

ada
serta

dua

hal

kecepatan

yang

perlu

penurunan.

Disipasi tegangan air pori teJjadi bersamaan dengan terperas keluarnya


air pori yang bersangkutan. Oleh sebab itu waktu yang diperlukan untuk
proses konsolidasi tergantung pada:
Panjang lintasan tempuh air pori untuk keluar
Permeabilitas tanah
Suatu

lapisan

lempung

jenuh

air

yang

mampumampat

(compressible) diberi penarnbahan

tegangan,

maka penurunan

akan

terjadi

rembesan

lempung

kecil

dengan

segera.

Koefisien

sangat

dibandingkan dengan koefisien rembesan pasir sehingga penambahan


tegangan air pori yang disebabkan oleh pembebanan akan berkurang
lambat laun dalam waktu yang sangat lama. Jadi untuk tanah lempung
lunak, perubahan volume yang disebabkan oleh keluarnya air dari dalam
pori akan teJjadi sesudah penurunan segera (deformasi elastis tanah tanpa
...

adanya perubahan kadar air). Konsolidasi pada lempung jauh lebih besar
dan lebih lambat dibandingkan penurunan segera.
Dalam perhitungan cor.solidation settlement dikenal dua istilah
normally consolidated dan over consolidated, kedua istilah ini dipakai
untuk menggambarkan sifat pentir,g dari lapisan lempung endapan.

konsolidasi dan

penurunan akibat

tekanan dari

lapisan-lapisan yang

kemudian mengendap di atasnya. Lapisan yang di atas ini lama kelamaan


akan menghilang lagi oleh kejadian geologi, seperti erosi air atau es. Ini
berarti lapisan tanah bawah pada suatu saat dalam sejarah geologinya
pernah mengalarni konsolidasi akibat tekanan yang lebih tinggi daripada
tekanan yang berlaku dimasa sekarang. Lapisan semacam ini disebut over
consolidated. Sedangkan lapisan yang belum pernah mengalami tekanan
diatasnya lebih tinggi dari pada tekanan yang berlaku dirnasa sekarang
disebut normally consolidated (Wesley, 1977) .
Pengujian

konsolidasi

dilakukan

dengan

maksud

untuk

mengetahui kondisi dan perilaku tanah jika dibebani yang diwakili oleh
parameter-parameter sebagai berikut :
1.

mv ( koefisien kompresibilitas volume ) adalah perubahan volume


per satuan volume per perubahan tegangan. Sering disebut sebagai
modulus perubahan volume. Dalam kaitannya dengan

Poisson

Ratio (v) dan modulus elastisitas tanah (E), maka:


_ (1 + v).(l- 2v)
mv......................................................(2.1)
E (1 - v)
dirnana:
2

mv

koefisien kompresibilitas volume (m /kN)

poisson ratio

modulus elastisitan tanah (kN/m

2.

Cc ( indeks kompresibilitas ) disebut juga kurva kompresibilitas


asli lapangan (virgin compression curve) adalah hubungan antara
angka pori dengan tegangan efektif untuk tanah di lapangan.

Cc =

!1e
.:::..:...

log(

0' ' 2

................................................(2.2)
0' ' 1 )

dimana:
Cc = indeks kompresibilitas
!1e = angka pori
2

!1cr = tegangan (kN/m

Dalam hubungannya dengan LL (liquid limit) didapat persamaan


lain:
Cc = 0.009 (LL- 10%).............................................................(2.3)
3.

Cc'

(indeks

kompresibilitas

kompresibilitas untuk

tanah

remoulded)

yang

adalah

indeks

terbentuk kembali akibat

gangguan (misalnya pada tanah galian yang telah berubah dari


kondisi aslinya) dimana:

Cc

Cc'=

.............................................(2.4)

dimana:
Cc ' = indeks kompresibilitas remoulded
Cc

indeks kompresibilitas

!1e = angka pori

atau kaitannya dengan LL (liquid limit), maka:


Cc' = 0.007 (LL- 10%).............................................(2.5)
dimana:
LL = liquid limit

4.

Cv

adalah parameter yang

menghubungkan perubahan pada

tegangan air pori selama satu satuan waktu dengan jumlah air
yang terdisipasi dari rongga pori akibat konsolidasi.

Cv =

mvrw

......................................................(2.6)

dimana:
k

permeabilitas tanah (rnlday)


2

mv = koefisien kompresibilitas volume (m 1kN)

'Yw

s.

berat jenis air (10 kN/m

U (%) adalah persen konsolidasi yaitu perbandingan antara besar


konsolidasi yang telah dicapai saat ini dengan besar konsolidasi
total keseluruhan jika telah se1esai. Konsolidasi pada suatu lapisan
tanah dianggap telah selesai jika mencapai U = 90%..

6.

Tv

(faktor

waktu)

adalah

parameter

yang

menghubungkan waktu, Cv, dan H teballapisan yang terdrainase.


Berdasarkan persen konsolidasi (U ) nilai Tv dapat ditetapkan
sebagai berikut :

u (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
95
100

c .t

Tv= H

Tv
0.000
0.008
0.031
0.071
0.126
0.196
0.286
0.403
0.567
0.848
1.129
<X)

(2.7)

dimana:
Tv

fuktor waktu
2

Cv = koefisien konsolidasi ( m /s)


t

waktu (day)
teballapisan (m)

Dalam kaitannya antara Tv dengan U, maka:


untuk U = 0 sampai 52.6 %,

Tv=

( 10 )

2 (2.8)

dirnana:
Tv

faktor waktu

derajat konsolidasi (%)

untuk U > 52.6%,


Tv= 1.781-0.933 {Jog (100-U)}............................................(2.9)
dimana:

7.

Tv

faktor waktu

derajat konsolidasi (%)

NCC (Normally Consolidated Clay) adalah tanah Jempung yang


belum pemah mengalami tegangan lebih besar dari tegangan yang
dialami saat ini (cr' 1 = cr'c)

8.

OCC (Over Consolidated Clay) adalah tanah Jempung yang


pernah terkonsolidasi akibat tegangan Jebih besar dari tegangan
yang dialami saat ini (cr' 1 < cr'c).

9.

OCR (Over Consolidated Ratio) adalah rasio perbandingan antara


tegangan pra-konsolidasi dengan tegangan yang sekarang dialami.

Dalam menghitung konsolidasi pada tanah Iunak akibat timbunan,


perlu diketahui terlebih dahulu distribusi penyebaran beban pada masingmasing Iapisan tanah (bila Iapisan tanah > 1). Semakin dalam kedalaman
lapisan tanah yang ditinjau, maka beban yang bekerja pada kedalaman itu
semakin kecil pula.

B -- ------BJ------

q.

. . .. .
.

. ., .

.A

,..

.....

0.1

0.2

j
Gambar 2.2 Pembebanan Timbunan

Berikut ini adalah contoh gambar pembebanan pada timbunan


yang berbentuk trapesium Pembebanan diambil hanya dari setengah
timbunan (dianggap simetris) karena pada gambar ini ditinjau kedalaman
(z) yang terletak tepat di tengah bentang timbunan sehingga besar gaya
yang timbul akibat geometri dari sisi kiri maupun kanan sama (simetris).

Distribusi pembebanan dibagi menjadi 2 yaitu akibat timbunan yang

berbentuk segiempat dan segitiga. Oleh karena itu,

panjang bentang

timbunan dibagi menjadi 2 yaitu B1 dan B2.


Pada dasar timbunan, distibusi pembebanan akibat rnasing-masing
timbunan disebar dengan sudut deviasi (a) terhadap kedalaman tanah (Z).
Akibat beban timbunan segitiga sepanjang B2, sudut deviasinya adalah
sebesar a1 . Sedangkan akibat beban timbunan segiempat sepanjang B ,
sudut deviasinya adalah sebesar a2.
Pada permukaan tanah (Z = 0), besar beban (qo) yang bekerja adalah:
q0

y.H ..................................................................(2.10)

dimana:

qo

besar beban timbunan (kN/rrt)

berat jenis timbunan (kN/m

tinggi timbunan (m)

Setelah memperoIeh nilai qo, maka perlu dihitung besarnya sudut deviasi
a1 dan a2 yaitu:

tan

_, (B,)
--.........................................................(2.11)

dimana:
a2

besar sudut deviasi akibat B1 (radian)

B1

panjang bentang pertama (m)

kedalaman yang ditinjau (m)

a.,= tan

-t

(BI + Bz)z

Ct.z ............................................(2.12)

dimana:

az

= besar sudut deviasi akibat Bt (radian)

a,

besar sudut deviasi akibat Bz (radian)

Bt

panjang bentang pertama (m)

Bz

panjang bentang kedua (m)

kedalaman yang ditinjau (m)

Setelah mendapatkan nilai q0, at, dan az maka dapat dihitung besarnya
gaya yang bekerja pada kedalaman (z) yaitu:
ll p = [( B I + B 2 ).( a. I + a. 2) - B I .a. 2 ] ........................

(2.13)
1t

B2

B2

dimana:
llP = besar gaya yang bekerja pada kedalaman (kN/m
2

qo

az

= besar sudut deviasi akibat Bt (radian)

a1

= besar sudut deviasi akibat B2 (radian)

Bt

panjang bentang pertama (m)

Bz

panjang bentang kedua (m)

besar beban timbunan ( kN/m

Setelah mendapatkan nilai llP, perlu di cari nilai llPavg (rata-rata). Nilai
llPavg diperoleh dari rata-rata tegangan yang bekerja pada lapisan atas

15
diperoleh akan digunakan sebagai nilai tegangan untuk menghitung
penurunan.

Po

Zo

--------------------,

Povgl

------------------ Pi

Povg2

Z2-

Povg3

Gambar 2.3

Distribusi Besar Tegangan Pada Kedalaman

Setelah memperoleh nilai tU'avg maka dapat dihitung nilai penurunan (Sc)
yaitu:
Sc

=mv

H . Ll.Pavo

(2.14)

dimana:
=

koefisien kompresibilitas volume (m /kN)

teballapisan tanah (m)

tegangan rata-rata di tengah lapisan (kN/rrt)

Pavg

2.2.3

mv

Tekanan Tanah Lateral


Tekanan tanah lateral berupa gaya horizontal yang besarnya
bergantung pada:
Karakteristik kekuatan geser tanah
Tekanan air pori
Dinding dan bentuk permukaan tanah
Kondisi regangan lateral
Status kesetimbangan tanah (state of equilibrium of soil)
Pada kondisi diam, dalam artian tidak ada pergerakan tanah.
Basement slab
///

basetnent v. all
(at rest cond!tiOn)

zero mollement

Gambar 2.4 Kondisi Normal Tekanan Tanah Lateral


(sumber: Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa, Karl Terzahi, 1995)

Dalam tekanan tanah lateral terdapat dna buah tekanan yaitu


tekanan tanah

aktif dan tekanan

tanah pasif. Tekanan tanah aktif

17
pasif cenderung menahan dinding dan gaya yang timbul akibat tekanan
tanah akti

n.---- *'"""'""""""""
active soil

I I
I I
I

pasive soil

Gambar 2.5

I
I

Tekanan Tanah Aktif dan Tekanan Tanah Pasif

Pada kondisi diam, tegangan tanah yaitu:

cr 'ho

K0

.cr 'vo

............................(2.15)

dimana:

cr\ 0

tekanan tanah horisontal dalam keadaan diam (kN/m

cr'vo

tegangan vertikal keadaan diam (kN/m

Ko

koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam

Pada saat pembebanan tetjadi, nilai

Ko

konstan. Ketika beban

hilang (unloading) maka nilai OCR (over consolidation ratio) akan


meningkat dan tetjadi peregangan dan nilai

Ko tidak

lagi konstan.

cr'

- _h_
0 - cr' ..................................................................(2.16)
v

dimana:
2
)

cr\ 0

tekanan tanah horisontal dalam keadaan diam (kN/m

cr'vo

tegangan vertikal (kN/m

cr'h

unloading (OCR increase)


/

re-loading

\loading
cr'v
Gambar 2.6 Graflk Pengukuran Nilai

Pada

kondisi

lempung

yang

Ko

terkonsolidasi

consolidated, cr'v > cr'h ) dan pasir lepas, nilai

normal

(normally

Ko dapat dihitung dengan

menggunakan Rumus Jack yaitu:


K

= 1- sin cp' ......................... (2.17)

dimana:

Ko
cp

koefisien tekanan tanah dalam keadaan diam


= sudut geser butiran tanah (")

Sedangkan untuk kondisi lempung yang over consolidated (cr\ > cr'v
maka perhitungan

0, oc

Ko menjadi:

0, nc

.(OCR) O.S .........................................(2.18)

dimana:
Ko ,oc = koefisien tekanan tanah over consolidated
Ko ,nc = koefisien tekanan tanah normally consolidated

OCR

over consolidated ratio

OCR dipengaruhi oleh tegangan vertikal maksimum berbanding dengan


tegangan vertikal awaL

cr'

max
v
OCR =--'-a-'-........................................................(2.19)
vo
dimana:
OCR

cr'vmax

cr' vo

over consolidated ratio


....

tegangvertikal maksimum (kN/m )


2

tegangan vertikal awal (kN/m

Selain itu dapat digunakan rumus Broker dan Ireland untuk menghitung
Koyaitu:
K

KO

= 0.40
=

+ 0.007PI

0.64 + 0.001 PI

dimana:
PI

Plastic Index

(0 5: PI 5: 40) ............................(2.20)

(0 5: PI 5: 80) ...........................(2:21)

Plastic Index (PI) adalah suatu nilai plastisitas dari tanah. Nilai plastisitas

tanah merupakan ukuran dari kadar air, selisih antara batas cair dengan
batas

plastis.

Tanah

lempung

memiliki

nilai plastis

yang tinggi,

sedangkan tanah lanau memiliki nilai plastis yang rendah


Rumus Sherif dan Ishibashi:

='A+ et(OCR-1) ................................................(2.22)

K
0

'A = 0.54 + 0.00444 (LL - 20)


a; =

0.09 + 0.00111 (LL- 20)

('A= 1.0; a= 0.19)

LL > 110%
dimana:

Ko

A,

= modified compression index

= modified compression index

LL

= liquid limit

Tabel2.2

Daftar Nilai Ko Berdasarkan Nilai OCR

SoU Type
Loose Sand
Medium Dense Sand
Dense Sand
Silt
Lean Clay, CL
Hif{h Plastic Clay, CH

koefisien tekanan tanah

OCR-1
0.5
0.4
0.35
0.5
0.6
0.65

OCR-2
0.65
0.6
0.55
0.7
0.8
0.8

OCR,.-5
1.1

1.05
I
1.1

1.2
1.1

OCR-10
1.5
1.55
1.5
1.6
1.65
1.4

Teori Rankine (I857) yang merupakan teori perhitungan tegangan


tanah aktif dan pasif mengasumsikan bahwa tanah tidak kohesiJ;

tidak

dinding tegak lurus, bidang keruntuhan tanah bersifat planar, dan resultan
gaya sejajar dengan permukaan tanah.
Teori Rankine tekanan tanah aktif,

= cr'v .K a

cr'ha

- 2c'

K a =tan (45-

z)
$'

Fa..........................................

(2.23)

+sin ljl' ....................................(2.24)


1-sinljl'
1
=

dimana:
2
)

cr'ha

tekanan tanah horisontal aktif (kN/m

cr'v

tegangan timah efektif (kN/m

K.

koefisien tekanan tanah aktif Rankine

c'

kohesi tanah (kN/m

cp'

sudut gesek (")

2
)

2
)

Akibat adanya tekanan tanah lateral maka dinding penahan tanah akan
mengalarni deformasi. Besarnya deformasi yang terjadi pada dinding
tergantung dari jenis tanah.
Pada tanah kohesif (lempung),
Ax

= 0.01 - 0.04 H ...........................................................(2.25)


.
active

Pada tanah granular/berbutir kasar (pasir)


Ax

0.001 - 0.004 H ..........................................

(2.26)
act1ve

-2c'...fK.
Zc

cr'v.K.

tension crack
depth

cr\a = cr'.K. - 2c'...fK.

Gambar 2.7 Diagram Tekanan Tanah AktifRankine

zc = y

Fa .....................................................................
2c'

dimana:

z.,

= tension crack depth (m)

K. = koefisien tekanan tanah aktif Rankine


2

c'

kohesi tanah (kN/m

beratjenis tanah (kN/m

)
3
)

(2.27)

ground suiface

Gambar 2.8 Tegangan Pada Permukaan Tanah yang Tidak Horisontal


Pada kondisi permukaan tanah yang tidak horisontal, maka nilai K. dapat
dihitung dengan rumus:

= cos a..
a

cos a.- Jcos


cos a.+ cos

a.- cos

a.- cos

.......................(2.28)

Teori Rankine tegangan tanah pasit;

cr'hp

=cr'v.K p + 2c'.JK: .........................................(2.29)

= tan

(45

2) =

1 +sin f
_sin ...................................(2.30)
1

dimana:
2
)

cr\p

tekanan tanah horisontal pasif (kN/m

cr'v

tegangan tanah efektif (kN/m

Kp

koefisien tekanan tanah pasifRank:ine

c'

kohesi tanah (kN/m

<p'

sudut gesek (")

2
)

2)

Gambar 2.9 Diagram Tekanan Tanah PasifRankine

Tekanan

tanah

pasif akan

menahan

dinding

penahan

tanah

yang

berdeformasi akibat adanya tegangan tanah aktif. Besamya tanah pasif


yang tertekan (t.x) bergantung dari jenis tanah itu sendiri.
Tabe12.3

Daftar Nilai

t.x Berdasarkan Jenis Tanah

Soi den loosl Type Ax Passive


stif
0.005 H
se sand
sqf
O.Ql H
e sand
O.Dl H
f clay
0.05H
t clay

Pada kondisi permukaan tanah yang tidak horisontamaka nilai Kp dapat


dihitung dengan rumus:

2
2
cos a+ cos a- cos

K = cos a.-----i=======
p
2
2
.......................(2.31)
cos a - Vcos a -cos

Teori Coulomb (1776) merupakan teori pertama yang mengemukakan


tentang tegangan tanah aktif dan pasi Diasumsikan bahwa tanah adalah
isotropik dan homogen yang mempunyai gesekan dalarn beserta kohesi,
bidang runtuh adalah sebuah bidang rata, adanya gesekan dinding serta
dinding tidak harus vertikal.

Gambar 2.10

Tekanan Tanah AktifCoulomb

Untuk tanah kohesif (cohesive soil),


teori Coulomb iekanan tanah aktif yaitu;

cr'ha

= cr' v.K a

- 2c'

.JK:...........................................

(2.32)

.
]2 ....(2.33)
sm( $'+8). sin( $'-u)
sin(l3- 8).sin(l3 + u)
dimana:
2
cr'ha = tekanan tanah horisontal aktif (kN/m )
cr'v = tegangan tanah efektif (kN/m

2
)

K.

koefisien tekanan tanah aktif Coulomb

c'

kohesi tanah (kN/m )

cp'

sudut gesek (")

teori Coulomb untuk tanah pasifyaitu:

cr'hp

=cr'v.Kp +2c'.JK; ............................................................(2.34)

---- [ ======::;-]22.. . . (2.35)


sin

Kp

sin 2 l3.sin (l3 + ) _


8 1

(13 - $')

sin($'+8).sin($'+u)
sin( 13 + 8).sin( 13 + u)

dimana:
cr'hp = tekanan tanah horisontal pasif (kN/m

2
cr'v = tegangan tanah efektif ( kN/m )

Kp

c'

= kohesi

cp'

koefisien tekanan tanah pasifCoulomb


2
)

tanah (kN/m

sudut gesek (")

2.2.4

Kekuatan Geser (Shear Strength)

strip footing

..

\
failure siir.Jace

Gambar 2.11 Keruntuhan Tanah


Pada saat keruntuhan, gaya geser tanah mencapai nilai maksimum
pada permukaan keruntuhan. Pada saat keruntuhan, terjadi gesekan antara
partikel tanha yang kohesif yang arahnya berlawanan dengan arah bidang
runtuh.

Nilai

gaya

geser

(t) sud!!h mencapai

maksimum

keruntuhan terjadi.

Gambar 2.12 Detail Keruntuban Pada Tam:h

ketika

e11-:\le\01?/e""'-

_L_<p_'

1:V-fe

1(.1,\

I
I
I
I

j -rr

c'

ILGambar 2.13

_L ------------------------

Grafik Model Keruntuhan Mohr-Coulomb

Pada dasarnya tanah adalah material yang memiliki gesekan. Gaya geser
pada tanah terdiri dari komponen kohesif (c') dan komponen gaya gesek
( cr 1 tan $')yang bergantung pada pembebanan normal.

Nilai c' dan

cr'
merupakan parameter komponen kuat geser tanah yang tidak konstan
karena bergantung pada keadaan tanah (Over Consolidated Ratio atau

Index Density) dan tipe pembebanan (drained atau undrained). Kuat


geser dipengaruhi oleh tegangan efektif tanah yang bergantung pada
tegangan air pori tanah.

Kerangka tanah (soil skeleton) dapat dianalogikan

dengan

menggunakan percobaan pegas seperti yang ditunjukkan me1alui Gambar


2.14, dimana pada rangkaian percobaan tersebut kran merupakan analogi
dari permeabilitas tanah, pegas sebagai partikel tanah, dan ruang didalam
bejana merupakan ruang pori-pori tanah (void/soil pores), air yang
mengisi ruang bejana adalah gambaran dari air tanah yang mengisi pori poritanah.

Gambar 2.15

Analogi Pembebanan Pada Tanah Kondisi Undrained

Apabila ada pemberian beban (P), maka pada saat pemberian


beban awabeban dipikul sepenuhnya oleh air (Gambar 2.15), dirnana
pada saat tersebut tidak ada tegangan air pori yang terdisipasi. Karena
kondisi ini dianalogikan dengan kran yang tertutup (tidak ada tegangan
air pori yang terdisipasi keluar), maka akan ada deforrnasi secara vertikal
yang disertai dengan pelebaran secara horisontal sehingga tidak ada

perubahan volume (6V =0). Kondisi ini terjadi pada rentang waktu yang
relatif singkat.
Pembebanan dengan analogi keran

yang tertutup (tidak ada

permeabilitas) disebut juga dengan pembebanan pada kondisi undrained.


Pada kondisi ini teijadi penurunan yang dikenal dengan penurunan
seketika Pada tanah yang jenuh sempurna, saat teijadi Penurunan
Seketika, beban masih sepenuhnya dipikul oleh air pori, dalam kondisi ini
tegangan air pori menjadi bertambah dikenal pula dengan istilah Excess

Pore Water Pressure (tegangan air pori berlebih). Apabila tanah yang
memiliki permeabilitas rendah maka tegangan air pori berlebih hanya
akan terdisipasi keluar dengan waktu yang sangat lama. Pada umumnya,
penurunan seketika dominan terjadi pada tanah pasir sedangkan pada
tanah

lempung jarang

teijadi sehingga dalam

perhitungan

sering

diabaikan.

pemberian beban

pem berian bebe.n

pernberian beban

p
kron tcrbuka

t O;u P

t = tx U
tegangan air pori

mulai terdisipasi

ts ;u o tegangan
air pori terdisipasi
seluruhnya

Gambar 2.16 Analogi Pembebanan Pada Tanah Kondisi Drained

Seiring berjalannya waktu, maka air dalam pori-pori tanah yang


tertekan akibat pembebanan (dalam geoteknik air yang tertekan ini
disebut sebagai teka.'lan air pori berlebih - excess pore water pressure),
akan

berusaha

mencari

keseimbangan

untuk

kembali

ke tekanan

hidrostatik. Jadi, air dalam pori-pori tanah ini akan berusaha keluar dari
pori-pori tanah. Kecepatan keluarnya tegangan air pori berlebih ini sangat
tergantung

kepada besarnya permeabilitas tanah, proses ini disebut

sebagai terdisipasinya tegangan air pori berlebih.


Kondisi ini dianalogikan dengan membuka kran sehingga air yang
tertekan dapat keluar dari dalain sistem bejana tersebut dan pada saat
yang sama teijadi transfer beban dari air ke pegas yang artinya pegas
mulai memikul beban. Tergantung pada besarnya bukaan kran (besaran
permeabilitas tanah), peristiwa ini terus berlangsung sampai tegangan air
pori berlebih didalam tanah seluruhnya terdisipasi keluar (.!lu=O) dan air
kembali ke tekanan hidrostatik (Gambar 2.16). Dan pada saat itu beban
akan sepenuhnya tertransrer dari air ke pegas (butiran tanah).
Pembebanan

dengan

analogi

..keran

.yang

terbuka

(ada

permeabilitas) sehingga tegangan air pod berlebih terdisipasi seluruhnya


disebut juga pembebanan dalam kondisi drained. Pada kondisi ini teijadi
penurunan yang dikenal dengan penurunan konsolidasi
Jika tanah dibebani (dengan pengukuran tegangan air pon) hingga
mencapai keruntuhau, maka berlaku tegangan efektif dimana c' dan cp'

sebagai parameter efektif (drained). Sehingga rumus kuat geser tanah


pada kondisi ini yaitu:
tf

= c'+cr'tan $' ...........................................................(2.36)

dimana:
2

tr

= nilai

gaya geser maksimum (kN/m )

c'

= kohesi tanah (kN/m )

cr

gaya normal (kN/m )

Akan tetapi, apabila tanah dibebani hingga runtuh tanpa ada tegangan air
pori yang terdisipasi (undrained), maka berlaku tegangan total dimana.

Cu

dan !f>u sebagai parameter total. Sehingga rumus k:uat geser tanah pada
kondisi ini yaitu:

't f

= cu

+ cr tan u .................................................

(2.37)

dimana:
2
)

tr

k:uat geser undrained (kN/m

Cu

kohesi undrained(kN!m

q>u

sudut gesek undrained (")

cr

= tegangan

2
)

2
)

total (kN/m

Nilai Cu dan !f>u tidak konstan dan bergantung pada kadar air dalam tanah.
Kuat geser pada kondisi undrained ini hanya

relevan pada tanah

2.2.6

Analisa Timbunan dan Galian


Konstruksi

timbunan

untuk

tanggul

pemecah

gelombang

(breakwater) direncanakan pada tanah lunak yang memiliki muka air

tanah di atas permukaan tanah. Pembebanan untuk timbunan dilakukan


bertahap yaitu dengan cara meletakan beban secara perlahan dan merata.
Beban timbunan dapat berupa batu yang diletakkan di atas material
geosintetik, yaitu material polimer pelapis.
Konstruksi dinding penahan tanah dalam galian dapat berupa
turap, dinding diafragma atau soldier pile. Konstruksi galian ini berfungsi
untuk menahan tegangan lateral tanah yang dapat runtuh (longsor) karena
adanya perbedaan tinggi permukaan tanah ketika melakukan penggalian.
Soldier pile

merupakan

rangkaian

bored

pile yang berderet

memanjang untuk menahan gaya lateral akibat perbedaan tinggi pada


galian.

Pada

urnumnya

digunakan

strutt

berupa

angkur

untuk

memperkuat daya tahan struktur soldier pile terhadap galian tanah.


Dinding

diafragma

merupakan

sebuah

struktur

yang

pada

umumnya terbuat dari cor-an beton, .rangkaian susunan dinding sebagai


penahan akibat adanya tekanan lateral tanah. Dinding diafragma harus
didisain mampu menahan momen guling dan sliding (geser) akibat
adanya tekanan tanah.

2.2.7

PLAXIS 2D
PLAXIS merupakan sebuah program dalam bidang geoteknik.
Pengembangan PLAXIS dimulai pada tahun 1987 di Universitas Delft
(Delft University of Technology) atas inisiatifDepartemen Tenaga Kerja
dan Pengelolaan Sumber Daya Air Belanda (Dutch Department of Public

Works and Water Management /Rijkswaterstaat).


Tujuan awal dari pembuatan Program PLAXIS adalah untuk
menciptakan sebuah program komputer berdasarkan

metode elemen

hingga dua dimensi yang mudah digunakan untuk menganalisa tanggul


tanggul yang dibangun di atas tanah lunak di dataran rendah Holland.
Pada tahun-tahun berikutnya, PLAXIS dikembangkan lebih lanjut hingga
mencakup hampir seluruh aspek perencanaan geoteknik lainnya.
Plaxis

2D

adalah

program

Plaxis

yang

dirancang

untuk

menganalisa konstruksi suatu galian dan timbunan. Pada program Plaxis


pemodelan pondasi dibagi menjadi dua, yaitu menerus (plane strain) dan
axysimetri.

Prosedur

pembuatan

model secara

grafis yang

mudah

memungkinkan pembuatan suatu model elemen hingga yang rumit dapat


dilakukan dengan cepat, sedangkan berbagai fasilitas yang tersedia dapat
digunakan untuk menampilkan hasil perhitungan secara mendetail.
Program

Plaxis yang digunakan

pada penelitian

ini adalah

program Plaxis versi 8. Program Plaxis versi 8 ini merupakan program


pengembangan dari Plaxis versi 7 dimana sudah ada pengembangan

dalam proses perhitungan stage construction. Berikut detail metodenya:

I. Model dan Input Parameter Tanah

1.

Material Properties

y dry

= berat

jenis tanah di atas muka air tanah (kondisi unsaturated)

y wet

= berat

jenis tanah di bawah muka air tanah (kondisi saturated)

kx

= permeabilitas tanah arah x

ky

= permeabilitas

2.

Interj'ace

tanah arah y

Inteiface adalah daerah interaksi antara permukaan material (tanah)


dengan material lain (baja, beton, kayu, etc).
Strength :

Rigid (option 1)
Manual (option 2)

Pilihan rigid berarti kekuatan material di daerah interj'ace tetap (tidak


terganggu), sementara pilihan

manual berarti

ada

gangguan yang

menyebabkan penurunan kekuatan tanah di daerah interj'ace.


R-ioter :

Faktor reduksi besar kekuatan tanah pada daerah interj'ace

jika option 2 (Manual) diambil. R-inter = 0.5 (clay- steel), 0.67 (sand

steel), 0.75 (clay- concrete), 0.8-1.0 (-1and- concrete).


0-inter:

tebal daerah interface.

Permeability : permeabilitas pada daerah interface.

Option:
Neutral. Aliran air normal I tidak terganggu pada daerah interface

Impermeable. Aliran air tidak dapat menembus daerah interface


dirnana kn

= 0.001

k dan ks

= 0 (tidak

ada aliran).

Drain. Air mengalir bebas di arah longitudi<1al pada daerah interface


dirnana kn

3.

= 100

k dan ks = 100 k.

Material Strength and Model Behaviour

a. Linear Elastic Model


Untuk setiap kenaikan tegangan dengan

besar tertentu, regangan juga

bertambah dengan besar tertentu, dirnana nilai keduanya membentuk


garis yang tinier sesuai dengan prinsip hukum dari Hooke.
Required parameter :

Modulus Elastisitas Young E

.
,
.
sh
Pmsson s ratw v = -

s,

= l:!.u

1:!.&

(konstan pada model ini).

Ko
u'
=
Ko=-h
l+Ko
u'

Nilai u bervariasi antara 0.3 - 0.4.

'

Semakin kecil nilai u berarti

semakin kecil regangan arah horizontal, tanah semakin padat I kaku.


Advanced options
Increment
Jika E tidak konstan (meningkat atau menurun) disediakan pilihan
pada Advanced Option dirnana terdapat E increment dan y ref. E
increment menunjukkan besarnya peningkatan atau penurunan E pada
ketebalan y ref. Contoh: jika

Eincreement =

150 kPalm dan

Yretf =

2 m,

berarti E meningkat sebesar 150 kPa setiap pertambahan kedalaman 2


meter pada tanah tersebut.
Tension cutoff
Saat tanah dibebani atau digali, timbul tegangan. Beberapa tempat
mendapatkan tegangan tekan, dan sebagai akibatnya ada beberapa
tempat yang mendapatkan tegangan tarik. Kadang tanah mengalami
failure akibat tension, bukan shear. Dengan mengambil option tensile
cutoff, tegangan-tegangan utama tidak

diizinkan untuk bernilai

negatif, sehingga tegangan tarik tidak teljadi. Atau jika diizinkan


teljadi, diberikan pilihan berupa tegangan tarik maksimum (tensile
strength) yang boleh terjadi, yang diisi secara manual.

b. Mohr Coulomb Model

Pendekatan yang umum terhadap sifat tanah, dimana tanah bersifat elastis
sampai mencapai suatu kondisi tertentu, kemudian sifatnya berubah
menjadi plastis sempurna
Required parameter :
Modulus Elastisitas Young E
Ada 3 kondisi E yang berbeda, yang digunakan sesuai dengan kondisi
lapangarmya

Eo disebut sebagai E inisial, digunakan jika tanah

memiliki rentang elastis yang besar. Untuk tanah yang elastis Eo


berimpit dengan E5o sehingga Eo = E5o. Eso adalah modulus elastisitas

yang mengacu pada nilai 0.5 crf (crf adalah tegangan yang membuat

-- --------

--

-------

---

--

40
tanah menjadi bersifat plastis sempurna). Eso digunakan jika kondisi
tanah

di lapangan dibebani (pembangunan upper

structure, jalan,

embankment, etc). Sebaliknya, E.,, digunakan jika kondisi tanah di


lapangan digali

(terowongan, pembuatan basement, etc).

E yang

digunakan didapat dari basil uji TX drained.


Poisson's ratio u

Cohesion c dan angle of friction <P


Untuk <P yang biasanya besar pada tanah granular, ambil batasan
terbesar <P = 35 (umumnya pasir padat). Alasannya adalah karena
kecenderungan pelemahan kuat geser setelah melewati kuat geser
puncak (post-peak softening) pada tanah pasir.

Dilatancy apgle 1J1


Jika tanah menerima beban vertikaL butiran tanah akan bergulir ke
samping pada kondisi failure. Jika sudut geser dalam <P adalah sudut
gaya gesek antar butir, maka IJI adalah sudut saat butir bergulir
terhadap sumbu horizontal.
Pada tanah kohesif (kecuali HOC) umurnnya IJI = 0, sementara untuk
tanah granular dapat diambil sebesar IJI = <P - 30. IJI bernilai negatif
hanya realistis pada tanah pasir dalam kondisi yang sangat lepas.

42
c. Hardening Soil Model
Merupakan pemodelan yang lebih mendekati sifat tanah sebenamya.
Tanah yang telah memasuki fase plastis jika mengalami stress relieved I

unloading akan kembali mengembang, namun tidak dapat kembali ke


volume aslinya sebelum dibebani. Jika tanah tersebut dibebani kembali
(reload), proses fase elastis-plastis kembali teljadi, namun nilai tegangan
(yield stress) dimana tanah berubah dari elastis ke plastis (yielding)
menjadi lebih tinggi dari yield stress saat tanah pertama kali dibebani
Sifat ini disebut hardening. Secara umum ada 2 macam hardening, yaitu

shear dan compression. Pada shear hardening, strain yang teljadi adalah
akibat deviatoric loading (TX drained test), sementara pada compression

hardening strain yang

teljadi

adalah

akibat

primary compression

(Oedometer test). Ingat bahwa 2 test lab yang berbeda akan menghasilkan
regangan yang berbeda, oleh karena itu harus disesuaikan dengan kondisi
sebenamya di lapangan. Tujuan utama dari test lab dan pemodelan adalah
mendekati kondisi lapangan semirip mungkin. Pemodelan ini cocok
untuk simulasi tanah pasir, gravel dan OCC.

Required parameter :
Modulus Elastisitas Young Eso (dari TX drained test).

Modulus Elastisitas Young

Power (m
kekakuan.

Eooo (dari Oedometer test).

0.5 by default) adalah

hubungan tegangan terhadap

Dilatancy angle II'.


Advanced options :
Modulus Elastisitas Eur . Jika tidak ada data uji ambil Eur

Eso Poisson's ratio Our . Jika tidak ada data uji ambil Our= 0.1 0.2. Reference stress p. Ambil p = 100 kPa
KoNC =I -sin$ (dihitung secara otomatis).
Failure ratio Rf = crr I cro (tegangan failure I tegangan initial). Biasa
diambil sebesar 0.9 (default).
Increment.
Tension cutoff. Idem.
Dilatancy cutoff.
Tanah yang mengalami tegangan geser yang besar, akan mencapai suatu
kondisi dimana tanah

tidak lagi berdilatansi

(mengembang) secara

volumetrik (Bvoi) dan II' = 0. Hal ini dimodelkan pada hardening soil
dengan option dilatancy cutoff. Input yang diperlukan adalah e0 (initial
void ratio) dan Cmax (maximum void ratio). Dilatansi dihentikan begitu
Cmax

tercapai. Advanced option ini hanya berlaku pada hardening soil

model.

d. Soft Soil Model

Pemodelan tipe Cam-Clay

yang digunakan untuk memodelkan tanah

lunak seperti NCC dan tanah gambut. Sifat-sifatnya meliputi : tegangan


yang tergantung

pada kekakuan,

perbedaan

antara primary loading

dengan unloading reloading, adanya tegangan

pra konsolidasi,

dan

perilaku keruntuhan yang mengikuti kriteria dari Mohr-Coulomb.

Required parameter :
Modified

compression

index

'A*

(Oedometer

test)

dimana

test)

dimana

Cc
- 2.3(1 +e)"

A,*-

Modified
K*

swelling

index

K*

(Oedometer

= 1.3 I- u., Cr .

!+u., !+e

Cohesion c, angle of friction dan dilatancy angle 1Jf .


Advanced options:
Poisson's ratio

Uur

I
'

M = 3-2.8 KoNc. Dihitung secara otornatis berdasarkan nilai KoNc.

e. Soft Soil Creep Model


Merupakan pengembangan dari hardening soil model, dimana pada soft

soil creep diperhitungkan juga adanya creep I secondary compression.


Karak:teristik

dari

soft soil creep model

meliputi: tegangan yang

tergantung pada kekakuan, perbedaan antara primary loading dengan

unloading reloading, adanya tegangan pra konsolidasi, adanya secondary


compression

tergantung wak:tu, dan perilaku

yang

keruntuhan yang

mengikuti kriteria dari Mohr-Coulomb.


Required parameter :

Modified compression index A,*.


Modified swelling index K*.
Modified creep index J.l* (Oedometer test) dimana p*=

Ca
2.3(1 +e)"

Cohesion c, angle of friction $ dan dilatancy angle 'I'

Advanced options :
Poisson 's ratio

Uur

KoNc = cr'xx I cr'YY


M = 3-2.8 KoNc. Dihitung secara otomatis berdasarkan nilai KoNc.

II. Model dan Input Parameter Material


1.

Tipe Perilaku Material

Drained
Hanya menghitung tegangan pori initial Uo Tegangan pori ekses t.u tidak
akan dihitung pada kondisi ini. Digunakan untuk memodelkan tanah yang
kering, tanah yang memiliki porositas besar (tanah granular) dan tanah
yang telah mengalami konsolidasi penuh dalam jangka waktu lama (air
pori telah terdisipasi semua sehingga t.u = 0).

Undrained
Perhitungan meliputi Uo dan t.u bahkan untuk material yang berada di
atas muka air tanah Gangan lupa untuk memasukkan parameter efektif,
bukan parameter jenuh untuk material di atas GWT). Untuk perhitungan
konsolidasi (Plastic calculation) dimana t.u adalah pemeran utarnanya,
diharapkan semua material yang mengalami konsolidasi berada dalam
kondisi undrained baik tanah granular di bawah GWT maupun tanah
kohesif yang berada di atas GWT. Ambil nilai permeabilitas yang
representatifuntuk pemodelan tersebut.

Non-porous
Pada tipe ini tidak ada tegangan air sama sekali, baik 11o maupun 8u .
Digunakan untuk material yang diasumsikan kedap air seperti baja, batu
atau beton. Biasa dipasang pada interface material yang dimodelkan
sebagai kedap air.
Untuk berbagai kondisi lapangan yang dimodelkan, kita akan dihadapkan
pada 2 model analisis, undrained dan drained. Masing-masing kondisi
membutuhkan input parameter serta sifat pemodelan yang tepat, untuk
mendapatkan hasil yang reliable serta mendekati kondisi lapangan. Untuk
mendapatkan perilaku undrained maka pilihan tipe material yang dipilih
adalah undrained, dengan parameter yang diinputkan adalah parameter
efektif. Jika parameter yang diinputkan adalah parameter undrained,

maka tipe material yang dipilih adalah Non-Porous, dimana tegangan


tanah dan air tidak dipisahkan. Namun

begitu, semua

output yang

merujuk pada tegangan efektifharus dianggap sebagai tegangan total dan


tegangan air harus 0. Jika output yang diinginkan berupa grafis, maka tipe
material yang dipilih harus berupa Drained, dengan catatan tidak boleh
ada tegangan air yang muncul di setiap cluster.

III.

Pemodelan Beban dan Boundary Element

Pemodelan boundary element :


Prescribed Displacement
Boundary ditentukan untuk bergerak dengan nilai yang kita input
untuk arah x dan y.

Jika pilihan Free direction diaktifkan maka

berarti pergerakan boundary bebas, tidak berdasarkan nilai yang kita


input. Nilai input Prescribed
untuk

kemudian

displacement

diatur

ditentukan

Displacement dapat diambil sebesar 1


pada

disini

M-disp,
sementara

atau

sebaliknya

M-disp

diambil

besar
sama

dengan 1. Urutan prioritas perintah pada PLAXIS adalah sebagai


berikut:
Full fzxities - Prescribed displacement - Traction loads. Untuk itu
jika pada suatu boundary terdapat perintahfull fixities dan prescribed
displacement sekaligus, maka perintah full fzxities didahulukan (pada
full fzxities
prescribed

boundary tidak dapat


displacement

diabaikan.

bergerak)

sehingga perintah

Demikian

juga

halnya pada

perintah prescribed displacement dan traction loads, maka prescribed


displacement didahulukan.
Fixities
Pada boundary yang memiliki fzxities atau sendi maka boundary
tersebut tidak akan bergerak. Horizontal fzxities berarti Ux = 0,
vertical fzxities adalah Uy = 0 dan Total fzxities berarti Ux = Uy = 0 .

Moment fiXities
Moment fiXities diberikan pada beam dimana pada titik tersebut beam

tidak dapat berotasi (sama seperti perletakan jepit jika digabung


dengan total fiXities).
Standard fiXities adalab pilihan otomatis dimana vertical boundary

(koordinat x = koordinat x terendab dan koordinat x tertinggi)


diberikan horizontal fiXities (Ux

= 0),

horizontal boundary (koordinat

y = koordinat y terendab) diberikan total fiXities (Ux = Uy = 0),


beams yang menyentuh atau berpotongan dengan boundary yang
memiliki fiXities otomatis akan diberikan fiXed rotation pada titik
potong tersebut.
Behan
Ada 2 tipe beban yang diberikan PLAXIS, masing-masing adalah
beban merata dan beban terpusat. Behan merata ditaruh dari titik ke
titik sementara beban terpusat pada suatu titik saja. Letak titik
tersebut tidak barus pada titik nodal karena akan terbentuk titik baru
begitu beban terpasang. Untuk masing-masing tipe beban disediakan
2 macam A dan B jika membutuhkan pembebanan yang besarnya
berbeda

IV.

Pemodelan dan Aliran Muka Air

1.

Phreatic Line

Phreatic line adalah garis permukaan air dimana tegangan air adalah 0 (Uo

= Yw * z = 0 karena z = 0). Tegangan air akibat phreatic line adalah


tegangan air hidrostatik. Secara umum phreatic line dapat kita tempatkan
dimana saja, namun agar lebih akurat sebisa mungkin harus melewati 2
titik nodal atau suatu garis antar elemen. Ini dikarenakan tegangan air
dihitung per titik nodal juga. Dalam PLAXIS phreatic line dapat juga
ditempatkan secara khusus per cluster, untuk menggambarkan kondisi
dimana beberapa elemen merniliki phreatic line yang berbeda rnisalnya
sebagai akibat dewatering pada pembuatan basement.
Caranya adalah dengan memilih dahulu cluster-cluster yang akan
diberikan phreatic line tertentu, sehingga tegangan akibat phreatic line
tertentu hanya akan berlaku pada cluster-cluster yang dipilih saja.
Kemudian klik dua kali pada masing-masing cluster untuk mendapatkan
option pilihan. Berlakukan user defined phreatic lines untuk tiap cluster,
jika tidak maka perhitungan secara otomatis akan menggunakan general
phreatic line yang berada pada boundary elemen bawah.
Pilihan lain berupa interpolate acfjacent cluster or lines digunakan jika
ada lapisan impermeable yang terletak di antara 2 lapisan permeabel yang
memiliki tinggi energi h yang berbeda. Untuk itu tegangan yang bekerja
pada lapisan impermeable dihitung berdasarkan interpolasi.

2. Groundwater Flow
Groundwater flow adalah pemodelan aliran air dalam tanah. Secara
teoritis aliran terjadi jika ada perbedaan tinggi energi (h). Dalam PLAXIS
ini dimodelkan dengan memberikan tinggi energi h yang berbeda pada
boundary element, sehingga akan terjadi aliran air. Input h dilakukan
dengan klik 2 kali pada garis boundary yang bersangkutan.
Untuk kasus-kasus yang memiliki permanent seepage, seperti dam,
timbunan, retaining wall dll disarankan untuk menggunakan

pilihan

Manual Control karena kita tidak mengetahui apakah aiiran bersifat


confined atau unconfined walaupun seringkali Standard Setting sudah
cukup memadai.
Input-input pada manual Control adalah:
Tolerate error (default= 5%)
Over relaxation (default= 1.2) disarankan maksimum 2
Permeability ratio (defuult = 0.005) yaitu rasio perbandingan antara k
saturated soil dengan k pada dry soil.
Range transition zone yaitu Iebar I tebal daerah transisi antara saturated
dengan dry soil. Besarnya tergantung besar mesh dimana

untuk 6 nodes element dan

f:J = }

.JAI 3

f:J = -.J A/12 untuk 15 nodes element dengan


3

A adalah luas mesh element yang terbesar.

Onset transition zone. Biasa diambil 0.5 13.

3. Closed Consolidation Boundary


Kondisi boundary pada PLAXIS selalu menganggap bahwa tegangan pori
u pada boundary adalah 0, atau dengan kata lain air bebas mengalir keluar
dari boundary.

Dengan

perintah

Closed

Consolidation Boundary,

boundary ditutup sehingga air tidak dapat mengalir keluar dan u

* 0.

Kondisi ini biasa digunakan untuk pemodelan struktur yang sirnetris


(pada struktur simetris, pemodelan cukup dilakukan Y. nya saja. Batas
boundary pemodelan simetri tidak boleh dianggap bahwa air mengalir
bebas (u

0) sehingga harus diberi closed consolidation boundary). Input

groundwater h yang berbeda masih dapat dilakukan pada perintah closed


consolidation boundary.

4. Closed Flow Boundary


Pada prinsipnya sama seperti closed consolidation boundary, dengan
prinsip bahwa debit air q
Penggunaannya

0 pada boundary yang ditutup alirannya.

pada pemodelan yang membutuhkan kondisi dimana

aliran air memang tidak dapat terjadi.Pada analisis konsolidasi, lebih


diutarnakan pilihan closed consolidation boungary daripada closed flow
boundary.

V. Pemodelan Perhitungan
1. Plastic Calculation
Analisis defonnasi yang bersifat elastis plastis, tidak dipengaruhi oleh
waktu kecuali pada pemodelan Soft Soil Creep. Jadi kondisi perhitungan
hanya ada 2 macam :fully undrained danfully drained, yang mana diatur
berdasarkan parameter material yang diinput sejak awal. Ada 3 macam
variasi perhitungan dalam plastic calculation:
Load advanced ultimate level
Perhitungan

menggunakan iterasi sampai memenuhi salah satu

kriteria berikut:
a. Jumlah maksimum langkah perhitungan telah tercapai (PLAXIS
menetapkan batas banyaknya iterasi yang dilakukan, jika kurang
dapat menggunakan pilihan additional steps).
b. Behan telah maksimum sehingga tegangan maksimum tercapai, atau
c. Berat beban menyebabkan

keruntuhan (PLAXIS

mengasumsikan

kondisi runtuh jika pada 2 step perhitungan berturut-turut tegangan


akibat beban menurun walaupun beban ditambah).
Loading input :
- Total Multiplier
Pada Total Multipliers input berupa magnitude M dimana besarnya
faktor-faktor

seperti

pergerakan

(M-disp),

kontraksi

untuk

pemodelan tunnel lining (M-contr), beban (M-load), berat sendiri

(M-weight), akselerasi

akibat

gempa

(M-accel)

dan

faktor

Nonnalnya, kita mengambil besar M = 1, kecuali jika kita ingin


mengetahui
Umumnya

efek

jika

Total

beban

atau

.Multiplier digunakan

pergerakan

ditingkatkan.

untuk mengaplikasikan

beban luar (external load) seperti beban hidup jalan dsb.


- Stage Construction
Digunakan untuk memodelkan beban yang diaplikasikan secara
bertahap, seperti misalnya penimbunan secara bertahap, penggalian
secara bertahap dll. Input pembebanan bertahap dilakukan dengan
mengklik tombol Define.
e

Load advanced number of steps


Jumlah step perhitungan iterasi kita tentukan dengan menggunakan
additional steps.
Loading input:
Phi -c reduction
Adalah pengurangan kekuatan tanah yang diinputkan (c dan
sampai kondisi
didapatkan

failure tercapai.

faktor

keamanan

Dari nilai tersebut kemudian

M-sf

dimana

SF =

C.

_!!!!'!'_

dan

C failure

SF=

tanr/Jinnut
r

tan t/Jfailure

Incremental multipliers
Pada incremental multiplier peningkatan beban luar dapat kita atur

dengan menginputkan peningkatan beban pada suatu satuan waktu.

Contoh : Input M-load

= 0.1

dan M-time

10 days, berarti tiap 10

hari besar beban luar ditingkatkan sebanyak 10%.


Manual control
Manual control dilakukan untuk perhitungan yang membutuhkan
ketelitian dan detail dengan besar beban dan model yang spesiflk,
dimana

input

secara

manual

dilakukan

untuk

setiap

langkah

perhitungan (additional step secara default diambil 1, berarti hanya I


perhitungan untuk setiap fase. Loading input sarna dengan Load
advanced number of steps.

2. Consolidation analysis

Analisis konsolidasi yang menganalisis disipasi ekses tegangan pori


sebagai fungsi dari waktu. Variasi perhitungan hanya ada satu, yaitu
Automatic time stepping. Loading input :
Ultimate time

Step rhitungan dihentikan setelah waktu yang diinputkan tercapai.


Minimum pore pressure

Step perhitungan dihentikan setelah tegangan pori minimum yang


diinputkan tercapai.
Incremental multipliers

Step perhitungan dihentikan setelah waktu yang diinputkan untuk


peningkatan beban !uar tercapai.

3. Updated Mesh
Option ini memperhitungkan deformasi yang terjadi pada struktur sebagai
faktor yang mengurangi kekuatan tanah. Pada kenyataannya memang ini
yang teijadi di lapangan, namun deformasi yang kecil biasanya tidak
memberikan dampak yang besar pada kekuatan tanah. Karena itu model
ini dianjurkan pada kasus yang riskan dan kita yakin akan teijadi
deformasi yang cukup besar pada struktur yang kita modelkan. Namun
pilihan perhitungan Updated Mesh tidak dapat dikombinasikan dengan
model perhitungan Plastic Calculation atau Consolidation, sehingga
harus dimodelkan sendiri (seluruh fuse perhitungan harus dalam Updated
Mesh). Variasi perhitungan dan loading input sarna dengan Plastic

Calculation.

4. Lain-lain

Reset displacement to zero


Digunakan untuk mengabaikan displacement I pergerakan yang teijadi
pada fuse perhitungan sebelurnnya, sehinggl,l perhitungan pada fuse ini
.

dirnulai

dengan

'

menganggap belum

pergerakan yang teijadi akibat

berat

ada
sendiri

pergerakan.
biasanya

Contohnya,
tidak

perlu

diperhitungkan.

Ignored undrained behaviour


Semua material yang bersifat undrained menjadi drained. Tegangan pori

ekses yang telah teijadi pada fase sebelurnnya akan tetap ada, namun

pada fase dimana pilihan ini diaktifkan, tidak akan terjadi penarnbahan
tegangan

pori

ekses

baru.

Pilihan

ini

biasanya

digunakan

pada

pembebanan gravity loading (berat sendiri). Berat sendiri material yang


bersifat undrained biasanya menimbulkan tegangan pori ekses yang tidak
realistis (pada kenyataannya tegangan pori ekses timbul akibat beban
luar, bukan berat sendiri material).
Delete intermediate steps
Menghilangkan step-step perhitungan sebelurnnya, hanya menarnpilkan
basil akhirnya saja yang paling relevan.

2.2.8

GEOSTUDIO 2004
Geostudio merupakan sebuah program dalam bidang geoteknik
yang

dikembangkan dari

Kanada.

Analisa menggunakan program

Geostudio dapat dibagi menjadi empat, yaitu: SEEP, SIGMA, SLOPE,


dan QUAKE. Tiap analisa disesuaikan dengan rancangan disain pondasi.

SEEPIW
SEEP digunakan untuk menganalisa stabilitas pondasi yang didisain
karena adanya aliran air.

SIGMNW
SIGMA digunakan untuk menganalisa penurunan, dan konsolidasi,
SIGMA dapat digunakan untuk galian dan tirnbunan.

SLOPEIW
SLOPE digunakan untuk menganalisa stabilitas pondasi terhadap
keruntuhan tanah.

QUAKE/W
QUAKE digunakan untuk menganalisa stabilitas pondasi terhadap
gempa.
Pada

pemodelan

analisa

rnasing-masing proyek,

digunakan

analisa SEEPIW dan SIGMNW. Semua parameter yang berhubungan


dengan air seperti permeabilitas tanah (k), Volume Water Content (n),
koefisien perubahan volume (lllv), serta penurunan muka air tanah akan
dirnasukkan melalui analisa SEEP/W.

58
Sedangkan parameter yang berhubungan dengan tanah seperti
nilai modulus elastisitas (E), berat jenis tanah (r), poisson ratio (v),
kohesi tanah (c), dan sudut gesek tanah (<p) akan dimasukkan di
SIGMA/W ini. Selain itu, input pembebanan dan boundary condition
(kondisi batas) juga dimasukkan dalam SIGMA/W.
Analisa
pemodelan

SEEP/W

masing-masing

dan

SIGMA/W

proyek,

dilakukan

dikombinasikan dalam
perhitungan

kemudian

didapatkan hasil yang akan diambil sebagai hasil perhitungan analisis.


Penjelasan parameter yang ada pada Geostudio 2004, hampir memiliki
kecenderungan yang sama seperti parameter yang dirninta pada Plaxis.

Anda mungkin juga menyukai