Anda di halaman 1dari 5

Mengukur Idealitas Jadwal Kompetisi

Banyaknya kompetisi dalam satu musim ini akan menguji kapabilitas semua pihak yang
berkecimpung di dalamnya. Klub dan pemainnya akan memiliki performa yang baik jika terlatih
dalam suasana kompetitif yang tinggi. Sementara itu bagi federasi, pengaturan jadwal akan
menjadi hal yang sangat krusial. Untuk Tim Nasional, padatnya kompetisi ini banyak menimbilkan
plus dan minus.

Suasana kompetitif dalam waktu yang panjang akan membuat mereka siap tempur di akhir musim,
yang biasanya terdapat turnamen besar. Di sisi lain, padatnya jadwal kompetisi akan sangat riskan
terhadap kondisi pemain, baik fisik maupun psikologis. Padatnya jadwal ini memang menjadi fokus
bagi federasi untuk mengatur agar kondisi ideal pemain tetap terjaga.

UEFA pernah merubah format Champions League babak kedua menjadi knock out round di
musim 2003/04 diakibatkan buruknya performa sebagian besar pemainnya di Piala Dunia 2002,
imbas dari jadwal kompetisi yang sangat padat. Idealitas kompetisi dari sisi olahraga memang
sangat bertentangan dari segi komersil, yang menuntut lebih banyak pertandingan di setiap
musimnya.

Jika ingin mengarah kepada idealitas kompetisi, Eropa adalah negara yang patut diambil sebagai
contoh. Keseimbangan sepakbola sebagai olahraga dan sebagai industri sangat terjaga sehingga
kompetisi di Eropa sangat mendekati definisi ideal.

Bayern Muenchen di musim 2013/14 mungkin bisa merepresentasikan buah dari kompetisi ideal

sebuah federasi sepakbola. Mereka berhasil melaju sampai semifinal Champions League,
menjuarai Kejuaraan Dunia Antar Klub, dan 7 pemainnya mewakili Jerman untuk tampil di Piala
Dunia yang akhirnya menjadi juara.

Melihat performa Bayern Muenchen, menarik untuk melihat struktur waktu berkompetisi yang
diarungi oleh Bayern Muenchen. Total Bayern mengarungi 5 kompetisi resmi dan melakukan 55
pertandingan resmi dalam 285 hari. Secara rata-rata mereka melakukan pertandingan 1 kali
dalam 5 hari (lihat infografis).

Di Asia Tenggara, definisi idealnya sebuah kompetisi mungkin masih sedikit abstrak. Belum
matangnya industri di region ini mungkin menjadi penyebabnya. Jika ingin mengukur idealitas
kompetisi, Indonesia dan Thailand, 2 negara yang senantiasa bertarung di tingkat Tim Nasional
bisa menjadi parameter yang cukup pas.

Perbandingan antara Persib Bandung (Juara ISL 2014) yang menyumbang 8 pemain di skuad
sementara AFF Cup dan Muantong United yang 11 pemainnya (terbanyak dibandingkan dengan
klub lain) ikut ambil bagian dalam 5 pertandingan terakhir Timnas Thailand, akan memberikan
gambaran liga mana yang lebih mendekati definisi ideal-nya Bayern Munchen di Eropa.

Dilihat dari jumlah kompetisi yang diikuti dan hari/ pertandingan, Muangtong United lebih
mendekati definisi ideal yang dibuat oleh Bayern Munchen dan Bundesliga-nya. Muangtong United
bermain dalam kompetisi sebanyak 4, yaitu Thailand Premiere League, Thailand FA Cup dan
League Cup dan AFC Asian Champions League, lebih banyak dibandingkan Persib Bandung,

yang hanya bermain pada kompetisi Indonesia Super League.

Secara total pertandingan, 49 pertandingan Muangtong, hampir 2 kali jumlah pertandingan yang
dilakoni Persib Bandung. Jumlah pertandingan ini akan menguji kemampuan pemain dalam
beradaptasi pada penerapan rotasi danjuga akan lebih menguji kekuatan fisik para pemain
(Bayern 5.18 day/ match, Muangtong 5.49 day/ match, Persib 9.9 day/ match).

Hal lain yang menarik dari 3 federasi berbeda ini adalah jarak antar pertandingan. Muangtong dan
Bayern melakoni lebih dari setengah laganya dengan jarak kurang 5 hari dari pertandingan
sebelumnya. Sedangkan Persib hanya 39% pertandingannya yang berjarak kurang dari 5 hari.

Hal yang unik dari Indonesia adalah banyaknya jeda kompetisi yang lebih dari 14 hari. Persib
Bandung mendapatkan jeda sebanyak 4 kali berturut-turut 21, 35, 61 dan 31 hari dalam satu
musim kompetisi. Ini menyebabkan pemain kehilangan sentuhan kompetitif atau dalam istilah
sepakbola sudah dingin, sehingga membutuhkan waktu lagi untuk mencapai peak performance.
Tidak terjadwalnya kompetisi yang jelas dari awal adalah sebabnya. Berbeda dengan Bundesliga
dan Thailand Premier League yang hanya mempunyai 1 kali jeda lebih dari 14 hari sehingga tim
bisa menghitung waktu untuk mendapatkan peak performance dari tiap pemain.

Imbas dari tidak terstrukturnya waktu kompetisi dengan baik adalah waktu persiapan untuk Tim
Nasional yang menjadi sangat sempit. Dari pertandingan terakhirnya, para pemain Indonesia yang
bermain untuk Persib hanya mempunyai waktu 15 hari untuk persiapan AFF Suzuki Cup,
sementara para pemain Thailand dan Muangtong punya ekstra 5 hari. Sebagai perbandingan,

ketika Jerman menjadi juara dunia, para pemain Bayern punya waktu 25 hari untuk melakukan
persiapan untuk tim nasionalnya.

KESIMPULAN

Jika asumsi bahwa idealnya kompetisi ala Bundesliga bisa membawa para pemain Bayern
Muenchen berprestasi di kompetisi Eropa dan Jerman juara Piala Dunia 2014, maka secara linear
akan mudah mengatakan bahwa Thailand, jika tidak juara, akan paling tidak memberikan prestasi
yang lebih baik dari Indonesia di AFF Suzuki Cup 2014.

Kualitas dan kejelasan jadwal yang dimilik Thailand sangat jelas terlihat dibandingkan dengan
Indonesia, dengan catatan faktor lain seperti kondisi geografis dikesampingkan dalam
mendefinisikan idealitas tadi. Jika dilihat dari struktur jadwal kompetisi maka bisa dibilang para
pemain Indonesia kurang tangguh secara fisik, teknis dan psikologis bila dibandingkan dengan
Thailand. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan Indonesia digulung habis oleh Thailand di
Asian Games lalu.

Ketidakjelasan kompetisi ini harus diatasi oleh PSSI jika tidak mau tertinggal jauh dari negara Asia
Tenggara lain, seperti Thailand. Tim Nasional yang baik adalah hanya konsekuensi logis dari
kompetisi yang baik di semua level dalam segala aspek. Di AFF Suzuki Cup edisi ini, sebagai
orang Indonesia harapan untuk Indonesia menjadi juara pasti selalu terbersit. Namun tidak akan
begitu heran, jika Indonesia tidak dapat berbuat banyak melihat begitu carut marutnya
pengelolaan kompetisi di negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai